TREND PERAYAAN TAHUN BARU DI KOTA PONTIANAK: PERSPEKTIF KEGELISAHAN SEORANG REMAJA MUSLIMAH Septi Dwitasari Ridwan Rosdiawan
Abstrak Konflik batin pada tiap individu kerap terjadi diantaranya disebabkan oleh ketidaksesuaian antara informasi konsepsional yang bersifat teoritis atau bahkan ideologis dengan realitas yang ditemui. Idealisme dogma atau jargon yang telah terinternalisasi ternyata tidak terpraktikkan secara empirik. Tulisan ini adalah konstruksi ulang dari tugas observasi mahasiswa terhadap tradisi religious di lingkungan sekitar yang mencerminkan dilemma konsepsional di benak seorang remaja Muslimah dalam menyikapi Perayaan tahun baru Masehi yang dirayakan oleh masyarakat Kota Pontianak yang populasi Muslimnya tergolong mayoritas.
Kata kunci : tahun baru, tradisi A. Pendahuluan
bahkan ideologis. Budaya perayaan tahun
Perayaan malam pergantian tahun dewasa
ini
bisa
dikatakan
sebagai
sebuah tradisi global yang dipraktekkan oleh hampir semua kalangan dari seluruh penjuru dunia. Semua lapisan masyarakat lintas segmentasi geografis dan strata sosial larut dalam sukacita menghabiskan waktu semalam penuh dengan berbagai aktifitas yang menghibur dan suasana kebersamaan. Namun, di balik semua hingar
binger
perayaan tersebut tak
jarang pula mengundang kegundahan
baru yang nota bene berasal dari Barat dan secara historis lekat dengan tradisi kristiani
ini
sedikit
menimbulkan
banyaknya
pertanyaan
juga
seputar
“kepantasan” merayakannya di benak masyarakat yang berada di luar batas kedua tradisi tersebut. Tulisan ini adalah ekspresi dari ke-galau-an seorang remaja Muslimah di Pontianak yang mencoba melakukan
pendekatan
konsepsional
terhadap fenomena perayaan tahun baru di lingkungannya.
berupa benturan konsepsional, normative ﴾ 109 ﴿
Mayoritas
kota
Hal yang sangat miris terjadi di
Pontianak merayakan tahun baru masehi
wilayah Kota Pontianak dan mungkin di
dengan begitu amat semaraknya. Hampir
wilayah-wilayah lainnya adalah fenomena
semua orang beraktifitas di luar rumah.
habisnya stok kondom diberbagai apotek
Bahkan tak jarang masyarakat yang
dan toko-toko swalayan. Laporan sebuah
berasal darin berbagai wilayah lain juga
media cetak terkemuka di Pontianak
turun ke Pontianak untuk merayakannya.
menyebutkan
Semua
kalangan
mulai
orang
dominan dari alat kontrasepsi tersebut
dewasa,
remaja
hingga
anak-anak
justru adalah sebagian anak-anak remaja
melakukan
masyarakat
beragam
dari
aktifitas
hiburan
bahwa
para
pembeli
dan kalangan pelajar maupun dewasa
untuk merayakan hari pergantian tahun
yang
itu. Beberapa diantaranya seperti tradisi
adalah sebuah fenomena transisi budaya
yang tak lepas dari tiap tahunnya yaitu
yang cukup membuat kita menggeleng-
meniup
disimbolkan
gelengkan kepala sebagai masyarakat
sebagai lambang peringatan bahwa tahun
yang kerap dilabeli sebagai “religious”
sudah
selalu
dan pemegang teguh adat-adat “ke-
dibunyikan ketika tepat pukul 00.00 dari
Timur-an” serta membuat resah sebagian
tanggal 31 Desember menuju tanggal 1
warga dan tidak senang akan tingkah laku
Januari.
mereka yang tidak wajar.
terompet
berganti
Tradisi
yang
dan
lain
akan
yang
tak
kalah
belum
menikah. Gambaran ini
Mengamati pola perilaku tersebut
pentingnya adalah tradisi bakar-bakar
lalu
(ayam,ikan,jagung,sosis,dan lain-lainnya).
masyarakat Pontianak yang nota bene
Tradisi ini adalah cara yang paling
mayoritasnya
disenangi karena disamping kebersama-
antusias merayakan malam tahun baru
an
terjadi.
yang berasal dari domain budaya di luar
banyak
agamanya? Sadarkah mereka dengan
ketika
perkumpulan
Persiapannya sehingga
pun
memerlukan
itu
cukup waktu
yang
timbul
plus-minus
pertanyaan
beragama
dari
Islam
begitu
perayaan
tersebut?
mengatur
preskripsi
panjang. Namun ada juga tradisi bakar-
Adakah
bakar lain yang cukup disayangkan juga
panduan
banyak terjadi, yakni “tradisi bakar-bakar
menyikapi perayaan tahun baru tersebut?
duit”. Entah berapa banyak uang yang
Sebelum masuk menjawab pertanyaan-
telah dihabiskan untuk membeli hiburan
pertanyaan tersebut, satu pertanyaan
berupau membakar kembang api, mercon
awal
dan pembuat gaduh lainnya.
diklarifikasi adalah bagaimana asal-usul ﴾ 110 ﴿
Islam
mengapa
bagi
yang
pemeluknya
paling
penting
dalam
untuk
dari
perayaan
pergantian
tahun
itu
sendiri.
Kalender Julian dibuat pada masa Kaisar Romawi
Julius
Caesar
dibantu
oleh
Sosigenes seorang ahli astronomi dari B. Asal-Asul Perayaan Tahun Baru
Iskandariyah
Tahun baru merupakan Pergantian dari tahun yang lama ke tahun yang baru yang diperingati sesuai dengan daur kalender Masehi. Meski bukan berarti bahwa di tahun baru segalanya harus
bahwa yang akan terjadi ke depan harus lebih
baik
dari
Rencana-rencana
tahun dan
sebelumnya. cita-cita
yang
belum terwujud di tahun sebelumnya akan terealisasi di tahun yang baru. Halhal baik yang terjadi di tahun sebelumnya akan kembali terus terulang dan bahkan lebih baik, serta sebaliknya hal-hal buruk di tahun lalu tidak terjadi di tahun yang
1 M yang dianggap sebagai tahun dimana Isa Al-Masih dilahirkan. Sedangkan masa sebelum kelahirannya disebut dengan sebelum masehi. Ada
Tahun
dipegang Muslim
baru
masehi
adalah
perhitungan tahun yang menggunakan kalender Julian dan Gregorian. Dalam bahasa Inggris dan dipergunakan secara internasional, istilah masehi (yang dalam
pendapat oleh
yang
yang
kalangan
banyak
masyarakat
menyebutkan
bahwa
perayaan tahun baru Masehi termasuk praktik
“tasyabbuh”,
yang
artinya
mengikuti atau meniru perilaku atau tradisi dari orang-orang non muslim. Tentu tidak semua aktifitas mengikuti tradisi
non-Muslim
Tasyabbuh
yang
adalah dilarang
terlarang. dalam
Al-
Qur’an dan As-Sunnah secara syar’i adalah
baru tersebut.
Mesir).
Kalender Masehi mulai dihitung dari tahun
serba baru, di pergantian tahun tersebut biasanya sarat denga harapan (wish)
(Alexandria,
menyerupai
orang-orang
kafir
dalam segala bentuk dan sifatnya, baik dalam aqidah, peribadatan, kebudayaan, atau dalam pola tingkah laku yang menunjukkan ciri khas mereka (kaum kafir), terutama dalam hal ritual ibadah.
bahasa Indonesia biasanya disingkat “M”)
Tasyabbuh yang dilarang terutama
disebut “Anno Domini”, disingkat AD,
dalam hal ucapan dan perbuatan kaum
yang berarti “Tahun Tuhan kita”. Adapun
kafir yang merupakan bentuk ibadah
istilah“sebelum Masehi” yang biasanya
(ritual).
disingkat SM disebut sebagai “Before
merujuk pada hadits shahih bahwa umat
Christ” atau B.C. dalam bahasa Inggris
Islam di akhir zaman akan mengikuti jalan
yang berarti sebelum kelahiran kristus.
Larangan
kaum non muslim :
﴾ 111 ﴿
tasyabbuh
selalu
“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.”Lalu ada yang menanyakan pada rasulullah saw,“Apakah mereka itu mengikuti seperti persia dan romawi?“Beliau menjawab,“Selain mereka, lantas siapa lagi?”(HR. Bukhari). “Barangsiapa yang meniru satu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.”(HR. Abu Dawud)
tanggal 1 bulan Muharram. Perayaanperayaan lain dalam Islam pun tak kurang gregetnya apalagi jika jatuh pada hari raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa suatu ketika datang seorang lelaki kepada Rasulullah saw dan meminta fatwa kepada beliau karena ia telah bernazar memotong hewan di Buwanah.
Pertimbangan
menggolongkan
Rasulullah
SAW
kemudian
bertanya
perayaaan tahun baru Masehi sebagai
kepada orang itu:“Apakah disana ada
sebuah contoh dari perilaku tasyabbuh
berhala sesembahan orang jahiliyah?”Dia
yang
paling
nyata
adalah
karena
rasionalisasi bahwa perayaan tahun baru itu ritualnya bangsa Romawi kuno yang menyembah
Dewa
Perang
“Janus”
(Januarius, Januari) yang dipilih sebagai nama bulan pertama di dalam kalender masehi.
Ritual
Romawi
kuno
itu
diteruskan oleh kaum Kristiani, dan pada beberapa sekte Kristen tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat mereka.
menjawab,“Tidak”.
Beliau
pun
lalu
bertanya kembali,“Apakah disana adalah tempat
dirayakannya
mereka?”Dia Nabi
hari
“Tidak”.Maka
menjawab,
SAW
raya
“Tunaikan
bersabda,
Nadzarmu, karena sesungguhnya tidak boleh
melaksanakan
nadzar
dalam
bermaksiat kepada Allah dan dalam hal yang tidak dimiliki oleh anak adam”. (HR.Abu sesuai
Daud dengan
dengan
sanad
yang
syarat
Bukhari
dan
Muslim). C. Perayaan Tahun Menurut Islam
Baru
Masehi
Makna petunjuk
Perayaan
tahun
baru
Masehi
bukanlah termasuk hari raya umat agama Islam, melainkan tahun barunya umat kristiani yang semestinya kurang layak untuk diperingati bahkan dirayakan oleh Muslim. Kaum Muslim pada dasarnya memiliki tahun baru sendiri, yakni tahun baru Hijriyah yang diperingati setiap
hadis
berupa
ini
berimplikasi
larangan
untuk
menyembelih hewan untuk Allah ditempat yang
sama
dengan
tempat
yang
digunakan untuk menyembelih hewan kepada selain Allah, atau ditempat orangorang kafir di mana mereka merayakan pesta atau hari raya. Implikasi makna lain dari
pelarangan
kekhawatiran
﴾ 112 ﴿
di
bahwa
atas
adalah
jika
Muslim
melakukannya maka disadari atau tidak
mengandung
tindakan itu akan berkontribusi dalam
sederhana,
membantu orang kafir dalam menyi’arkan
duniawi
atau memperkenalkan tradisi kekufuran
mendatangkan pahala dan ridho dari
mereka
Allah.
yang
ujungnya
mengantar
ibadah. karena
yang
semua
bernilai
Sedangkan
Alasannya pekerjaan
ibadah
sisi
akan
negatif
dari
kepada suatu perbuatan yang tidak akan
merayakan tahun baru masehi adalah jika
diampuni Allah SWT yaitu syirik, dan
aktifitas tersebut justru jauh dari atau
menghapus keimanan umat islam karena
bahkan tidak ada nilai ibadahnya.
tumbuhnya benih rasa cinta kepada
Jika perayaan tersebut dilakukan
orang-orang kafir karena telah mengikuti
semata karena ingin mendapatkan hal-hal
tradisinya.
berupa kenikmatan yang bersifat duniawi
Hukum merayakan Tahun Baru
maka ridho Allah dan keberkahan dari
sebenarnya merupakan hal yang syubhat,
Nya tidak akan pernah didapati. Bahkan
bersifat
dan
semua itu akan menjadi sebuah kerugian
tidaknya karena aktifitas tersebut bisa jadi
besar jika yang melakukannya adalah
mengandung nilai positif dan sangat
seorang
mungkin juga cenderung negatif. Namun
kewajiban
jika
perayaan
menghindarkan diri dari pekerjaan yang
tahun baru yang dominan terjadi di
sia-sia dan jauh dari keridhaan Allah.
berbagai wilayah dewasa ini, kegiatan
Setiap Muslim juga wajib menasehati
tersebut tampak lebih menonjolkan sisi
serta mencegah orang lain, terutama
negatifnya dalam kehidupan beragama,
keluarga dan kerabatnya, agar tidak
berbudaya dan bermasyarakat. Salah
melakukan hal yang merugi.
satu contoh potensi negatifnya adalah
Sebagaimana
abu-abu
antara
memperhatikan
boleh
tradisi
muslim. setiap
Sebab,
adalah
Muslim
telah
untuk
dijelaskan
kemungkinan menimbulkan perpecahan
didalam Al-Qur’an surah A-Ashr ayat 2-
dan
3:Allah berfirman yang artinya:
kesenjangan
dikarenakan
dominannya yang menyemarakkan tahun baru itu berasal dari kalangan orang kaya dan mampu yang terkadang menimbulkan kecemburuan dari kalangan fakir miskin. Sisi positif merayakan tahun baru bisa timbul jika selama perayaan tahun baru itu ditempuh dengan aktifitas yang mengarah
kepada
nilai-nilai
yang ﴾ 113 ﴿
“Sesungguhnya manusia itu benarbenar dalam kerugian, kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” Dan pada surah At-Tahrim ayat 6 : “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah Swt terhadap apa yang dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
larangan
untuk
sekedar
berkumpul
dengan keluarga, kerabat, sahabat, tetapi dengan syarat harus dalam hal yang positif. Pada dasarnya makna sebenarnya yang dimaksud bukanlah untuk melihat pesta kembang api, suara terompet, atau
D. Perayaan Tahun Pontianak
Baru
di
Kota
yang lainnya. Tetapi akan lebih baik jika momen tersebut dijadikan sarana untuk
Jika
melihat
tradisi
pergantian
tahun Masehi di kota Pontianak dalam beberapa tahun terakhir ini, maka polanya bisa dikatakan cenderung menuju ke sisi yang negative. Apalagi jika menggunakan perspektif
Islam
memandangnya.
sebagai Maka
akan
cara kuat
kesimpulan yang muncul bahwa cara perayaan tahun baru tersebut sangat nonIslami.
Banyak
contoh
yang
bisa
berintrospeksi diri dan bercermin pada diri sendiri apakah sudah bagus kepribadian dan amal perbuatan di tahun yang telah lalu sehingga timbul kesadaran bahwa mulai sekarang di tahun yang baru ini adalah waktunya untuk memperbaiki diri. Ini tentu akan jauh lebih positif daripada kegiatan kemeriahan yang dilakukan dan hanya mengejar kepuasan sementara semata.
disaksikan berupa aktifitas-aktifitas yang tergolong di luar kategori dari hal yang akan mendapat ridho Allah dan bahkan menjurus kepada tipikal perbuatan yang akan mendapat murka Nya. Perayaan tahun baru yang non-Islami tersebut terdeskripsikan
dalam
perilaku
yang
umum tampak seperti berkumpul-kumpul, berfoya-foya, bersenang-senang, bahkan tidak menyadari bahwa semakin tambah umur, semakin sedikitnya peluang untuk hidup.
Lalu mengapa masyarakat kota Pontianak yang mayoritas penduduknya adalah
Muslim
tersebut tentu saja dikhawatirkan akan membawa dampak negatif bagi yang mengikutinya.
Sebenarnya
tidak
ada
terlihat
begitu
semangat merayakan tradisi tahun baru Masehi yang berasal dari luar ajaran agamanya
bahkan
dengan
cara-cara
yang cenderung non-Islami? Terdapat beberapa hipotesa yang mungkin bisa menjelaskan
fenomena
tersebut.
Pertama, bisa jadi itu disebabkan oleh faktor lemahnya akidah umat Islam serta berkurangnya
Perilaku perayaan yang non-Islami
tetapi
semangat agama
atau
untuk
Allah
bahkan
lunturnya
menegakkan
SWT.
Kedua,
ajaran faktor
kurangnya pengetahuan dan pendidikan akhlak Islami bisa juga berkontribusi.
﴾ 114 ﴿
Ketiga,
besarnya
keinginan
untuk
Kekhawatiran tersebut
pandang hedonistic. Keempat, kurangnya
Apalagi jika dampak-dampak negative
kesadaran
dari
untuk
menerapkan
perayaan
sangat
Muslim
bersenang-senang dan merebaknya cara
diri
sungguh
keluarga
tahun
beralasan.
baru
tersebut
semangat hari esok harus lebih baik dari
disandingkan dengan perspektifAl-Qur’an
hari ini. Kelima, adanya faktor kemudahan
dan Hadits sebagai berikut :
dan
dukungan
dari
fasilitator
yang
mempunyai kebijakan dan kewenangan, seperti pemerintah yang mengizinkan kemeriahan
ditahun
menyediakan
baru,
bahkan
beratus-ratus
sampai
beribu-ribu kembang api dan disediakannya
panggung-panggung
Kemudahan
ini
kemudian
hiburan. bersambut
dengan kecenderungan publik luasyang memang
semangat
untuk
bersenang
Banyak kalangan keluarga Muslim yang sudah sangat khawatir melihat fenomena perilaku perayaan tahun baru Masehi di sekitar lingkungan mereka di wilayah kota Pontianak. Kekhawatiran akan terganggunya akidah dan aktifitas dari
anggota
keluarga
mereka menjadi titik perhatian yang utama. Selain itu, kekhawatiran akan terkontaminasinya akhlak-akhlak anakanak dan remaja dalam keluarga mereka pun
juga
Perayaan muslimin
yang
sebetulnya
dimiliki
kaum
sudah
cukup
memadai dalam mewadahi kedahagaan umat terhadap hari-hari besar. Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah hari raya besar dimana umat Islam dapat bersuka ria secara maksimal dalam koridor yang
senang.
keagamaan
a. Merayakan tahun baru berarti merayakan hari besar yang haram hukumnya bagi umat Islam.
semakin
tinggi
karena
Islami.
berbuat gaduh mengganggu orang lain, hingga seks bebas yang kerap menghiasi perayaan malam tahun baru Masehi.
sebuah hadits yang
sanadnya berasal dari Anas bin Malik mengatakan,
“Orang-orang
jahiliyah
dahulu memiliki dua hari raya yaitu hari Nairuz dan Mihrojan dan disetiap tahun mereka bersenang-senang. Tapi ketika Nabi
SAW
tiba
di
Madinah
beliau
mengatakan,“Dahulu kalian memiliki dua hari
raya
untuk
bersenang-senang,
sekarang Allah telah menggantikan untuk kalian dua hari yang lebih baik yakni hari idul fitri dan hari idul adha.” Berdasarkan mafhum Hadits di
merebaknya budaya mencari kesenangan sesaat seperti berfoya-foya, begadang,
Didalam
atas, jika seorang Muslim merayakan hari-hari besar yang berkaitan dengan agama di luar yang dianutnya maka artinya dia telah kembali mengamalkan
﴾ 115 ﴿
perilaku
jahiliyah
sebelum
datangnya
Islam.
b. Merayakan tahun baru berarti telah meniru perilaku atau tradisi orang kafir (Tasyabbuh)
c. Merayakan tahun baru berakibat meninggalkan shalat Menunggu pergantian dipenjuru
detik-detik
tahun dunia
umumnya kewajiban
mayoritas umumnya
waktu manusia
begadang
Merayakan tahun baru termasuk
semalaman. Tentunya dari kalangan umat
meniru-niru orang kafir. Nabi SAW telah
muslim banyak sekali yang lupa bahkan
mewanti-wanti umatnya yang memang
pura-pura
suatu saat akan mengikuti jejak orang
ibadah sholat wajib lima waktu dengan
Persia, Romawi, Yahudi, dan Nasrani.
alasan ketiduran dan keletihan akibat
Kaum muslimin mengikuti mereka baik
bergadang. Sering terjadi ialah mereka
dalam berpakaian atau hari raya.
tidak mengerjakan sholat subuh. Mereka
Dari berkata
Abu
Sa’id
bahwa
Al-Khudri,
Rasulullah
orang-orang
sebelum
untuk
melaksanakan
ia
terlelap tidur nyenyak tanpa merasa
saw
berdosa telah meninggalkan kewajiban
bersabda,“Sungguh kalian akan mengikuti jalan
lupa
yang telah ditentukan Allah SWT.
kalian
Perkara
meninggalkan
sholat
sejengkal demi sejengkal dan sehasta
adalah dosa yang besar.Nabi Muhammad
demi sehasta sampai jika orang-orang
SAW mengancam dengan kekafiran bagi
yang kalian ikuti itu masuk ke lubang
orang yang sengaja meninggalkan sholat
dhob (yang penuh lika liku), pasti kalian
lima waktu. Ini terekam dalam sabda
pun akan mengikutinya.” Kami (para
beliau yang disampaikan kembali oleh
sahabat)
Rasulullah,
Buraidah bin Al-Hushoib Al-Aslamiy. Ia
Apakah yang diikuti adalah Yahudi dan
berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw
Nashrani ?” Beliau menjawab, “Lantas
bersabda,“Perjanjian antara kami dan
siapa lagi?”.
mereka (orang kafir) adalah shalat. Dan
berkata,“Wahai
Apa yang disabdakan oleh Nabi SAW itu benar-benar terjadi saat ini. Berbagai
model
Barat,Yahudi
dan
berpakaian Nasrani
barang siapa meninggalkannya maka dia telah kafir.”
orang
karena
itu
sangat
tidak
telah
pantas seorang muslim meninggalkan
banyak ditiru dan diikuti oleh mereka yang
kewajibannya hanya karena merayakan
mengaku
tahun baru yang mengakibatkan dirinya
beragama
Islam
kini
Oleh
dengan
mengumbar aurat dan bahkan hampir
terjerumus dalam dosa besar.
setengah telanjang. ﴾ 116 ﴿
d. Begadang semalaman membawa efek yang buruk
tanpa batas. Bahkan diantara mereka tak
Begadang adalah hal yang sangat
baru tersebut untuk memisahkan diri
dibenci
oleh
Saw
berdua-duaan (berkhalwat) bahkan tak
yang
jarang yang berperilaku lebih parah dan
mendesak. Diriwayatkan dari Abi Barzah,
terjerumus dalam perzinahan. Betapa
ia berkata, “Rasulullah Saw membenci
hinanya manusia ketika saat itu dengan
tidur sebelum sholat isya dan mengobrol-
momen perayaan tahun baru mereka
ngobrol setelahnya.”
dengan santainya melakukan perbuatan
apalagi
Nabi
tanpa
Dan
Muhammad
jarang memanfaatkan kesempatan tahun
kepentingan
juga
yang keji bahkan termasuk dosa besar
menjelaskan bahwa, “Nabi Muhammad
yang ancamannya akan dimasukkan ke
Saw tidak sukabergadang setelah sholat
neraka jahannam. Sungguh inilah yang
isya
ingin
sering terjadi dimalam pergantian tahun
melaksanakan sholat malam (Tahajud
baru yang pelakunya mayoritas dari
dan witir) dan khawatir apabila sampai
kalangan remaja.
lupa
dari
karena
dan
Ibnu
beliau
luput
dari
Baththal
sangat
sholat
shubuh
berjama‟ah.”
f.
Umar bin Khattab sampai pernah
Mengganggu lingkungan masyarakat sekitar
memukul orang yang bergadang setelah
Suatu
kemungkaran
seringkali
sholat isya, beliau mengatakan,“Apakah
dianggap sebagai sesuatu yang “biasa”
kalian
sekarang
diawal
karena
malam,
nanti
tertidur
pewajaran atau pembenaran terhaadap
lelap?Apalagi dengan bergadang sampai
aksi tersebut. Contohnya adalah kegiatan
melalaikan kewajiban di shubuh hari.
yang
bergadang
diakhir
malam
adanya
dianggap
pembiaran
“rutin”
dalam
bahkan
setiap
perayaan tahun baru seperti menyalakan e. Merayakan tahun baru dikhawatirkan terjerumus dalam perzinahan
mercon,
petasan,
atau
membunyikan
terompet atau suara lainnya. Hal yang
Pada perayaan malam tahun baru
“biasa” ini tanpa disadari sebetulnya bisa
Masehi banyak sekali jenis aktifitas yang
saja menjadi gangguan bagi orang lain
melibatkan para pemuda dan pemudi
yang butuh istirahat seperti orang yang
dalam waktu dan tempat yang sama.
lagi sakit atau orang yang mengalami
Kegiatan
gangguan tidur.
tersebut
memungkinkan
Aktifitas tahun baru
bercampur baurnya antara laki-laki dan
tersebut bisa berubah menjadi “bencana”
perempuan (ikhtilath) secara bebas dan
bagi orang-orang ini dan menimbulkan
﴾ 117 ﴿
kesusahan pada orang lain terutama
dan bukan untuk hal yang sia-sia. Nabi
kalangan muslim tentu saja merupakan
SAW telah memberi nasehat mengenai
hal yang terlarang. Hal ini tertuang dalam
tanda
sabda Nabi Muhammad SAW,“Seorang
tanda kebaikan Islam seseorang adalah
muslim adalah seseorang yang lisan dan
meninggalkan hal yang tidak bermanfaat
tangannya tidak mengganggu orang lain.”
baginya.”
yang dimaksud dengan hadits ini adalah dorongan agar seorang muslim tidak menyakiti kaum muslimin yang lainnya dengan lisan, tangan, dan dengan segala bentuk menyakiti yang lainnya. Al
Bashri
seseorang,
“Diantara
Ibnul Qoyyim juga berkata, “Ketahuilah bahwa menyia-nyiakan waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu (membuatmu lalai) dari Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan penghuninya”.
Ibnu Baththol menjelaskan, bahwa
Hasan
kebaikan
mengatakan,
Seharusnya
bersyukur
kepada
“Orang yang baik adalah orang yang tidak
Allah lah ketika menyambut tahun baru
menyakiti walaupun itu hanya seekor
karena
semut”. Jika semut yang sangat kecil
kesempatan untuk masih bisa menikmati
bahkan tidak tampak jika terinjak saja
keindahan dunia dan diberikan waktu
tidak boleh disakiti, apalagi manusia yang
untuk memperbaiki diri sebelum dipanggil
mempunyai fisik sempurna, punya akal
dan dikembalikan Allah Swt
dan perasaan pastinya sangat tidak boleh
kematian. Cara mensyukuri waktu itu
untuk menyakitinya dengan suara-suara
hanyalah
riuh yang dapat menganggu mereka.
bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah
Allah
dengan
masih
memberikan
melakukan
kepada
semua
Swt, karena itulah yang dimaksud dengan g. Merayakan tahun baru umumnya menyia-nyiakan waktu yang berharga
syukur. Bukan dengan cara bermaksiat
Seperti dalam peribahasa arab “
Qur’an surah Fathir ayat 37, “Dan apakah
kepadanya. Allah berfirman dalam AL-
Al-waqt ka as-saif ” yang artinya waktu itu
kami
ibarat
umum
dalam masa yang cukup untuk berfikir
merayakan tahun baru biasanya diisi
bagi orang yang mau berfikir, dan apakah
dengan
tidak
pedang.
Fenomena
menghabiskan
waktu
yang
bersifat konsumtif dan cenderung kurang
Padahal
waktu
harusnya
digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat ﴾ 118 ﴿
memeanjangkan
datang
peringatan ?”
peka terhadap kesempatan menciptakan kemajuan.
tidak
kepadamu
umurmu
pemberi
h. Perayaan tahun baru cenderung identik dengan pemborosan Pola konsumsi dalam merayakan kegiatan
menyambut
umumnya
meningkat
tahun baru hijriyah. Karena“sebaik-baik manusia itu adalah barang siapa yang panjang umurnya dan baik amalannya”.
tahun
baru
dengan
tajam.
bahaya yang besar jika ia mengucapkan
Aktifitas perbelanjaan semakin intens
selamat pada hari-hari besar orang kafir.
bahkan untuk pembelian komoditas yang
Karena ucapan selamat untuk hari-hari
sebetulnya tidak begitu penting tetapi
besar
menghabiskan biaya yang sangat besar.
bentuk ridha terhadap mereka bahkan
Praktik ini menjurus kepada pemborosan
bisa dipertimbangkan sebagai persetuju-
besar-besaran
waktu
an dan pembenaran terhadap kekufuran
singkat satu malam saja. adahal Allah
mereka, sebagaimana dijelaskan oleh Al-
telah menegaskan dalam firman Nya
Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Ahkam
surah Al-Isro’ ayat 26-27:
Ahlidz Dzimmah (Hukum-hukum tentang
hanya
dalam
“Dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya syaitan.”
Seseorang
orang-orang
yang
umum
juga
dilakukan pada perayaan menyambut pergantian tahun ini adalah menyampaikan ucapan selamat tahun baru. Para ulama salaf berpendapat bahwa memberi ucapan
selamat
tahun
baru
bukan
perkara yang dikenal, bahkan dijauhi karena bukan tahun yang syar’i. Maka oleh karena itu sebaiknya ditinggalkan. Namun, apabila mengucapkan selamat tahun baru itu disertai dengan penuh ketaatan
kepada
Allah
SWT
serta
berharap penuh atas ridha Nya, itu tidak dipermasalahkan terutama dalam lingkup
mendapatkan
kafir
merupakan
kafir Dzimmi).
j. Problematika seputar meniup terompet
i. Problematika hukum mengucapkan selamat tahun baru masehi Kebiasaan
akan
Meniup
terompet
kedudukan
ada
yang
diperbolehkan, dan ada pula yang tidak diperbolehkan. Apabila meniup terompet itu dengan mengingat bahwa itu adalah perintah
Allah seperti didalam
kisah
perintah Allah Swt kepada Nabi Musa, maka tentu saja itu bukan tindakan kafir. Apabila
meniup
terompet
itu
hanya
sekedar senang-senang ataupun komersil itu juga bukan kafir selama tidak melewati batas contoh : Meniup alat musik seruling dan
sebagainya.
Sedangkan
yang
melebihi batas itu adalah apabila meniup terompet tersebut kemudian menimbulkan gangguan
bagi
tetangga
Muslim
﴾ 119 ﴿
orang yang
lain
terutama
berada
di
lingkungan sekitar seperti telah dijelaskan
hal kebajikan agar tiada sia-sia perkara
pada bagian sebelumnya.
yang dilakukan. Ada berbagai acara-acara yang
E. Apa Yang Sepantasnya Dilakukan Pada Tahun Baru
bisa dilakukan oleh kaum muslim dalam
Seperti telah disinggung sebelum-
Seperti beraktifitas dengan berkumpul
nya, tentu saja terdapat sisi positif yang
didalam masjid yang diisi dengan acara
bisa dimanfaatkan dalam rangkaian acara
tausiyah dari para da’i/da’iyah maupun
menyambut tahun baru yang cenderung
ustadz dan ustadzah. Berdo’a, berdzikir
telah menjadi tradisi luas ini dengan
dan bertahlil, serta bermuhasabah dan
menempuh koridor yang Islami. Cara
memanjatkan
perayaan tahun baru menurut Islam bisa
dalam menyambut tahun baru Masehi,
di deskripsikan melalui praktik-praktik
dan acara-acara lainnya yang bernilai
yang sesuai menurut ajaran agama Islam
agama Islam. Islam sama sekali tidak
yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan
membenarkan manusia mengikuti hawa
Sunnah.
nafsunya dengan larut dalam mengumbar
rangka mengisi perayaan tahun baru.
do’a
pergantian
tahun
Banyak ulama yang menyerukan
kesenangan atau berfoya-foya dalam
bahwa daripada mengisi malam tahun
menyambut perayaan tahun baru. Karena
baru dengan hal sia-sia maka akan lebih
pada hakikatnya bagi setiap Muslim
baik
tujuan diciptakannya manusia hanyalah
jika
melewatinya
dengan
jalan
beribadah kepada Allah SWT. Karena
untuk
dengan beralihnya waktu dari tahun yang
Sebagaimana yang tertera dalam Al-
lalu ke tahun yang baru itu berarti
Qur’an surah Adz-Dzariyat ayat 56, Allah
semakin tua umur manusia, dan semakin
berfirman: “Dan Aku tidak menciptakan jin
sedikitnya peluang untuk hidup di dunia.
dan manusia melainkan supaya mereka
Seperti yang telah diajarkan dalam Al-
beribadah (mengabdi) kepada-Ku.”
Qur’an pada potongan surah al-Baqarah
beribadah
Walaupun
kepada
Allah
demikian,
Swt.
meskipun
ayat 148: “Fastabiqul khairaat” (maka
terdapat
berlomba-lombalah kamu didalam hal
dimanfaatkan dari perayaan menyambut
kebajikan).
yang
tahun baru tetap saja jika dibandingkan
dikerjakan itu bukanlah hal kebajikan
dengan resiko negatif yang mungkin
maka
berlomba-
ditimbulkannya jauh lebih banyak dan
lombalah sesama manusia jika itu dalam
lebih kuat potensi yang mengarah ke sisi
Maknanya,
tinggalkanlah,
tetapi
jika
sisi
merugikannya. ﴾ 120 ﴿
positif
yang
Beberapa
bisa
kaidah
ushuliyah yang dipegang teguh oleh para
Memang perkembangan zaman
ulama terdahulu dalam menyikapi satu
dewasa
fenomena yang berpotensi menimbulkan
globalisasinya
dua implikasi yang berlawanan (antara
tradisi yang jauh dari nilai-nilai Islam terus
positif dan negatif) pedoman utamanya
menerus
adalah
Muslim
dan
mencegah timbulnya efek negatif. Dar‟u
Tahun
baru
al-mafasid muqaddamun „ala jalb al-
menjadi perayaan utama yang meriah di
mashalih (mencegah kerusakan lebih
daerah
utama daripada upaya mendatangkan
berpenduduk
keutamaan).
terompet,
mendahulukan
Oleh
pilihan
karena
itu
berupa
dalam
ini
dengan telah
membuat
menginfiltrasi
-
pengaruh
budaya
kemudian Masehi
juga telah
yang
Muslim.
menyalakan
kaum
mendominasi.
kini
daerah
tradisi-
mayoritas
Tradisi
meniup
kembang
fenomena perayaan tahun baru ini akan
panggung-panggung
lebih
menu-menu yang lazim ditemukan.
utama
jika
umat
Islam
justru
berupaya untuk menghindarinya.
hiburan
api,
adalah
Merayakan tahun baru kini seakan
Menjaga diri dari ke-“latah”-an
telah dijadikan suatu kewajiban dan telah
budaya merayakan tahun baru Masehi
mendapat dukungan penuh berupa moral
dapat
serta
menghasilkan
beberapa
material
baik
dari
pemerintah
keuntungan bagi umat Islam. Pertama,
maupun kalangan berkepentingan seperti
dapat lebih mendekatkan diri kepada
yang terjadi diwilayah Kota Pontianak.
Allah SWT. Kedua, dapat meningkatkan
Dari terbukanya peluang dalam mencari
kualitas dan kuantitas keimanan dan
keuntungan
akidah Umat Islam. Ketiga, menjauhkan
massa dan dunia bisnis semua turut
diri dari kesenangan sesaat yang sia-sia
terlibat
dari kehidupan duniawi. Keempat, tidak
melestarikannya.
membantu
kemudian
kaum
yang
dalam
besar
jasa
media
memeriahkan Kemeriahan terus
hingga
pun
Kristiani
dalam
tradisinya
serta
pelosok-pelosok kampung dan spanduk
menimbulkan kesadaran bahwa tradisi
yang bertuliskan “Selamat Tahun Baru”
umat Islam sudah tertinggal jauh dari
terpampang hampir dimana-mana.
mengembangkan
menjalar
ini
dan
ke
tradisi kaum Kristiani sehingga tercipta
Perayaan tahun baru Masehi di
semangat untuk bangkit. Kelima, akan
wilayah yang mayoritas penduduknya
terbentuk pribadi yang kuat akan godaan
beragama Islam initak ayal kemudian
tradisi yang menyesatkan umat Islam.
menimbulkan sebuah kesan ironi. Umat Islam yang ada di daerah tersebut justru
F. Kesimpulan
tampak ikut andil dalam menghapus jejak﴾ 121 ﴿
jejak sejarah peradaban dan tradisi Islam dengan budaya yang berasal dari tradisi agama lain. Tahun baru Masehi jatuh pada waktu yang beriringan dengan hari raya umat Kristiani yaitu Natal. Makanya, umumnya ucapan selamat tahun baru (happy new year) selalu didahului oleh frasa
selamat
hari
Natal
(merry
Christmas).Dengan demikian sangat jelas tahun baru masehi adalah salah satu hari suci umat kristen, serta identik dan tidak bisa dipisahkan dari ajaran Romawi dan agama Kristen. Adalah sebuah langkah yang bijak jika seandainya masyarakat Muslim kota Pontianak sedikit berintrospeksi terhadap kegiatan perayaan tahun baru Masehi yang
mereka
peringati.
Sebuah
kesadaran mestinya timbul dari lubuk hati dan benak mereka bahwa yang mereka lakukan selama ini sebetulnya tak lebih hanya sekedar ikut-ikutan semata tanpa pertimbangan akan segala efeknya bagi masa depam masyarakat Muslim dan agama Islam ke depan.
G. Daftar Pustaka Hamid, Syamsul Rijal, Buku Pintar Agama Islam, (Bogor : Cahaya Salam 2007), Cet. ke-1. Departemen
Agama,
Al-Qur‟an
dan
Terjemahannya.
﴾ 122 ﴿