TRANSFORMASI MANAJEMEN IVIENGHADAPI GLOBALISASI EKONOMI OIeh: Prof. Dr. Mustopadidiaja .AR"t Kq,rutte SpeechPadaSeminardan SarasehanManajemenNasicrnal Ikatan SenatMahasiswaEkonorniIndonesiaOSMEI) Purwokerto, UniversitasJenderalSoedirnan. 10 Juni 1997
1"
Fendahuluan
Giobalisasi neilghadapkan berbaga"i perrnasalahan baik berupa hambatan, ancaman, ataupun harapan dan peluang yang secara keseluruhal merupakan tantangan yang harus kita hadapi bersama. lJntuk itu diperlukan sistem mar.ajernen nasional yang tepat, vang ruernberikan acuan dan motivasi kepada setiap organisasi yang iumbuh dalarn kehidupan bangsakita, untuk secar:amandiri dan bersama-sama be4reranserta daiam pembangunan nasional, sedemikian rupa sehingga masingmasing dapat memberikan kontribusi berarti dan secara sinergis mampu mencapai kinerja y;urg optimal daiam perjuangan panjang rnewujudkan cita-cita bangsa bernegara. Saya katakan sistem manajemennasional, karena dari tema seminar yang dipilih dan dari topik yang diminta dapat disimpulkan bahwa yang akan menjadi pokok bahasan adalah baik manajemen dari perusahaan dan organisasi-organisasi kemasyarakatan,maupun dari aparatur pernerintahanatau birokrasi. I\{asing-masing
*) Guru Besar Luar Biasa dalam llmu Kebijakan Pubjik, Universitas Hasanuddin; Staf pengajar pada Fekultas Paska Sarjana dalam Program Magister Admjnistrasi publik, Universitas Gadjah Mada; program Pengembangan Wilayah, Institut Pertanian Bogor; Program Magister Perencanaan dan Kebijakan publik, Universitas Indonesia; Program Magister Administrasi Negara, iJniversjtas Brawijaya; dan program Magister Pasca Sariana Studi llmu-ilmu Sosiai Bidang Kajian Utama (BKU) KebijakanPublik dan UNPAD-ST|A LAN, Bandung;Seiak 1988 meniabatSekretatis Menteri Negara PPN/Deputi Ketua Bappenas Bidang Aciminisirasi dan s e j a k 1 9 8 9 s e b a g a iK e t u a P e n g a r a hO T o - B a p p e n a sj;u g a K e t u a U m u m p p P E R S A D Im a s a b a k t i 1 9 9 b - t 9 9 9 .
unsaeC-3/ws7
organisasi yang independen lumun memiliki dan memburuhkan dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara; cian kebersamaan komitrnen secara keseluruhan merupakan organisasi yang kompleks yang memerlukan Sistem manajernen nasional dengan pilosofi, visi dan misi yang jelas dan mantap. Hal merupakat
tersebut memang perlu dipelajari secara sistematis dan mendalam, sehingga bangsa kita memitiki wahana yang tepat dalam menghadapinntangail zalnan yang diwarnai dan disemangatitajarnnyapersaingan. Sebabitu, prakarsa Ikatan Senatlv{ahasiswaEkonoini Indoncsia (ISMEI) untuk mengadakan seminal mengenai malajemen nasional dengan memilih tema "GlobalisasiDan l}ansfoi'masi Malajemen" ini, secaraprofesionalsayahargai. Dan sebagai seofang guru, perkenankar saya merryambutnya dengan gembira, karena seminar ini dilaksanakan oleh institusi yang merupakan wadatr genefasi muda. Sebentar lagi kita menasuki abad 27, abad di mana saudara-saudaragenerasi muda harus tarnpii dan dapat rnemikul tanggung ;a.wab rneianjutkan perjuangan bangsa; mengabdikan diri daiam upaya besar mewujudkan cita-cita bangsa bernegara. Abad tersebut diawali dengan era globalisasi yang akan berlangsung daiam beberapa Cek-ade yang harus senantiasa kita cerrnati perkembangan dan konseicrensikonsekuensinya. Dalam konteks rematis dan fokus kajian seminar tersebut, nnarilah kita lebih jauh meiihat pokok permasalaha! pembangunanbangsa kita dewasa ini, berbagai tanranganglobaiisasi yang rlihadapi cianimplikasinya ceriraciapmarnjemen organisasi publik dan bisnis, kebutuhan akan adanya suatu sistem manajemennasional sebagai asuan setiap organisasi dalam menyelenggarakanberbagai kegiatannya, cian langkahlangkah trarrsformasi manajemerr yang perlu dilaliukan dalam menghadapi era elobalisasi. 2.
Permasalahan Pembangunan Dan Thntangan Globalisasi
Marilah kita perhatikan sebentarperkembanganinternal dan eksternal (business environment) yang perlu diperhitungkan oleh setiap organisasi dalam memene.i berbagai kegiatannya di wakfu-wakfu yang akan datang'
unsoed-3/ws7
Menjelang akhir abad 20 dan dalam mema3uki abad 21, dunia mengalami perubahan-perubahanmendasar. Runfuhnya negara-negarakomunis di Soviet Rusia dan Eropa Tirnur, serta iransformasi yang terjadi di RRC; berakhirnya perang dingin; pesatnya kemajuan teknologi transportasi, informatika, dan telekomunikasi memperkuat arus globalisasi dan memperluasnyamenjadi tidak terbataspada tridang ekonomi, investasi, dan perdagangan. Tercapainya perseftijuan GATT disusut dengan pembentukan WTO dan berbagai internasional dan regionai egreements lainnya (AFTA, NAFTA, APEC; dan sebagainya).telah mengantarkat manusia dan bangsa-bangsapada era perdaga-nganbebas, suaru momentusr baru Calam perkembangan sejarah umat flIanusia, sekaligus menempatkannya pada harapanharapan baru, dan tantangan-tantanganbaru. Dalam memasuki era perdagangal bebas tersebut" bangsa-bangsaberupaya untuk mengoptimalkal manfaat dari perkembangan "barderless world econorry" tersebut, dengan kesadaran yang semakin tinggi bahwa unf,.rk itu diperlukan peningkatan "daya saing". Muncul keburuhan rnendesakbagi setiap bangsa untuk meningkatkan daya saing perekonomiannya dalam menghadapi peluang-peluang ekonorni global. Perkeurbadgantersebutrnencuatkanparadigrnabaru yang dapat kita sebut sebagai "nattonai competitivenessparadigm" dalam pernbangunan bangsatralgsa. Hal tersebut mengandung konsekuensi, macam-macam implikasi, dan berbagai persyaratan teknis dan kelernbagaan tertentu yang harus dipenuhi manajemen pemerintahan dan dunia usaha dalam pembangunan negara-negara bcrkcmbang; bukan saja dalam mcnghadapipcrkcmbanganinternasionalterapi juga dalam hubunganperrnasalahaninternalnya (Mustopadidjaja AR, 1996). Dengan demikian, pada abad 21 gerakan perdagangal bebas merupakan kenyataan glcbal yang tidzrk bisa dielakkan lagi. Keberadaan WTO tidak akan banvak mempengaruhinya, bahkan beberapa pakar berpendapat bahwa seandainya pun tidak ada putaran Uruguay-GATT dan WTQ prinsip perdaganganbebas akan tetap mewarnai perdagangan dunia. Contoh yang dapat dikemukakan untuk mendapatkangambaran nyata mengenai kecenderurgan tersebut adalah merebaknya bisrus franchising seperti Kentuclry Fried Chicken, McDonald, Coca Cola dan Sizzler yang sudah merambah sampai ke Mekkah dan Moskow, bahkan ke China. Bertambah gencamya pemberian lisensi karena hak paten mengglobal yang telah
unsaed-3/ws7
disepakati, dan investasi portofolio di luar investasi langsung {foreign direct investment) dapat berpinciah dari satu lokasi ke lokasi pada negara lain dengan cepamya. Sementaraitu, secara iniemai dalam pembangunanbangsakita masih dihadapi masalahkesenjangan,kemiskinan, kuaiitas sumber daya manusia, keadaanprasarana dasar, dan kebutuhan dana yang sangat besar bagi pembiayaan pernbanggnanyang masih belurn bisa dipenuhi dari sumber-sumber pembiayaan cialam negeri dan anggaran n€gara. Jumlah penduduk miskjn yang ada masih cuirup besar, yaitr-i sekitar 26 jvta orang, berarti 14Vo rakyat lndonesia rnasih hidup di bawah garis kerniskinan. Kemudian, dari sensuspenduduk 1990 diketahui 3,2 persen angkatan kerja menganggur, sekitar 36,6 persen dari jumlah penduduk yang bekerja, bekerja kurang dari 35 jam per minggu atau seiengahmenganggur,dan lebih dariTi persen pekerja hanya berpendidikur sarnpaisekolah dasar. Kelemahan-kelemahanmendasar teriihat aniara lain dalam strukfur ekonorni dau dunia usaha, khususnya pada usaha kecil dan menengah. Pada usaha yang trerskala kecil iumla-hnl'a salgat besar, pada umulnnya tingkat pembentukan modalnya masih rendah, manajerneruryajuga masih bersifat seCerhana,teknologi masih mengandalkan keterampilan bukal mesin, dan ruang lin-Ukup pelnasaran umumnya terbatas. Kecuaii kelemahan dalarn infrastruktur. hai lairmya y;urg perlu kita perhatikan adalah beberapafaktor sktruktural yang sering menyebabkan inflasi dan defisit daiam transaksi berjalan. Siruktur indusirr rnasih ditandai dengan iingkat ketergantungantinggi kepada bahan baku dan bahan penolong luar negeri. pada lain pihak beberapa jenis barang konsumsi masih perlu diinrpor, daya saing perekonomian nasional relatif masih rendah, sedangkan persaingan dalam pasar internasional semakin taiam. Di samping jumlah penduduk yang besar, dengan pertumbuhan yang relatif tinggi, kualitas SDM kita memang masih menghadapimasalah besar dan rnendasar. Diukur dari tingkat pendidikan, tingkat kesehatan,penguasaaniptek, sumber ciaya manusia kita dibanding beberapa negara ASEAN saja sudah tertinggal. Perlu pula dicatat besarnya persantase tenaga terdidik yang menganggul Menurut data Sakernas 1994, tenaga terdidik yang menganggur mencapai angka rata-r^ta sekitar
unsoa d- 3/ws 7
13%, terdiri dari trulusanSLTA Umum (16,9%), SIJIA Kejurum $1,A%), Diploma (10,1%), dan Universitas (14,8%). Keadaanyang merupakan paradoks terhadap pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini, disebabkan antara lain oleh ketidaksesuaian antara produk pendidikan dan pasar kerja. Keadaan ini sekaiigus mencerminkan masih lemahnya struktur dan sistem pendidikan kita secara nasional, demikian pula orientasi masyarakat pada umumnya terhadappendidikan. Pada lain pihak besarnya jumlah penduCukyang memerlukan pelayananpendidikan secaramerata, merupakan oportunity cosis bagi upaya peningkatan mutu yang dewasa ini harus ditempatkan puia pada tingkat prioriras utama. Selain dari berbagai ukuran kuantitatif, k--ralitasSDM kita juga dipengaruhi oleh faktor bud.aya, disiplin, dan unsur kelembagaan. Budaya masyarakar rnasih belurn berkernbang secara sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan dan ransformasi ekonomi serta industrialisasi sedangkan dunia sekalang ini akan memasuki masa pasca-industri. Pada abad ke-2i nanti. kegiata;r ekonomi akan semakin berdasarkan ilniu pengetahuan dan teknologi (knautledge econonryi, sebagaimanadiramalkan oleh R.ichard Crowford cialam buk-unya "In the Era o1 Hitman Capital" . Da.lammasyarakatknowiedgeeconotry-sepefii di Amerika Serikat, Jepangdan negara-negaramaju lainnya 213 dari kegiatan ekonomi rnereka adalah cii sektor jasa-jasa. Tenagakerja ,vangbekerja di sektor pertanian sedikit sekaii, namun dapat memberi makan seluruh penduduk bahkan masih rnemiliki kelebihan untuk diekspor. Demikian pula yang bekeria di sektor manufakrur juga sedikit. Kondisi Iptek-, anr-ara iain cie:rgart tersebrrt dapa"t terjadr, ka,rerra,tingginya pengr-'rasaa.n menggunakanrobot-robot. Sebagianbesar tenaga kerja berada di sektor iasa-jasa" Di antara kegiatan jasajasa ini ialah kegiatan di sektor business dan leisure (pariwisata) yang sestrngguhnya Indonesia mempunyai potensi besar sekali. Kondisi terjelek yang dapat kita alami bila tidak waspada ialah: hotel resort nanti dimiliki oleh Jepang yang menjalankannya juga orang-orang Jepang. tamu-tamunya semua orang Jepang, lokasinya saja yang berada di bumi Indonesia. Orang-orang Indonesia paling hanya kebagian untuk mengisi acara-acarakesenian saja, itupun cukup dibayar dengan upah yang sangat murah (Marzuki Usman; 1997).
unsoeC-3/t^/s7
Ironisnya sebagainegara dengandominasi sektor pertanian kitajustru tertinggal dalam pengembangairbioteknologi, agro-industri, dan agrobisnisdibanding beberapa negara berkembang lainnya. Konsekwensinya, seperti diungkapkan di atas, impor konsumsi komoditas perianian sering menekan neraca perdagangandan berdampak inflator (Mustopadidj aja, 1996). semakin parah jika ekonomi kita tidak effisien kar-enakualitas Situasinya a.trran Sumber Da;la Manusianya (SDM) yang rendah, sehiirgga ticiak rnarnpu tampil profesional dan tidak memiliki keahlian yang spesifik sebagai akiLrat sistetn pendiciikan dan pelatihan yang tidak siap untuk menjawab tantangan yang murrcui dalam era perdaganganbebas ini. Kenyataan seperti berikut ini, menurut Marzuki Usman dapat terjadi pada tahun 2020, yaitu; supir dari Sri l-anka, akuntan dari Amerika Serikat, pe.ngacaladari Fiiipina, dan dokter dari India' dan sebagainya. Lebihdariitukitaiugamenjadikonsumensetiaatasbarang-barangbantuanluar negeri. Lalu apa yang tersisa unfrlk generasi mendatang?Kaiau hal-hal seperd ini sampai terjadi, raaka kita bisa disalahkan oleh generasi berikutnya' Alangkah nestapanyahidup mereka nanti (Marzuki Usman; 1997) 3.
knplikasi Terhadap Organisasi Publik dan Bisnis
Untuk menjawab tantangan globalisasi, transformasi manajemen pada organisasi publik maupun bisnis merupakan suatu keharusan. FIal tersebut mau tidali mau dan suka tidak suka harus dilaksanakaa. Negara-negaradi seluruh belahan dunia telah bersiap-siap menyongsong era perdagangan bebas, sehingga selayaknyaiah apabila kita juga melakukan persiapan-persiapanyang mantap unruk menghadapi tantanganpersaingariglobal tersebut. Salah satu kunci utama agar tetap bertahan hidup (sunive) dalam era persaingan global adalah peningkatan efisiensi dan h.raiitas. Setiap produksi dan distribusi barang dan jasa yang tidak berjalan secara efisien Can mutunya di bawah standar interrnsional pastilah akan tersapu persaingal dan gelombang perdagangan jasa bebas yang semakin deras melanda dunia. Produsen dalam negeri dan pemasok bahkan ekspor, melakukan domestik yang tidak efisien jangan berharap untuk dapat biia tidak siap dan waspadaporsi pasarnya di dalam negeri juga akan direbut oleh produsen-produsendan pemasok-pemasokjasa yang berasal dz|Ii luar negeri.
unsoed-3/ws7
I(ondisi terburuk yang mungkin saja dapat dialami oleh dnnia bisnis Indonesia, jika tidak sejak sekarangbekerja keras meningkarkanefisiensi dan kualitas karya dan kinerja usahanya.Dalam hubungan itu, Kenichi Ohrnae (1995) mengindikasikan riga faktor C (3C) dalam dunia bisnis yang turut mengglobal adalah: customer, compefit o r, dan compa.ruy. Sejalan dengrmapa yang dikatakan Ohmae, era perekonomian bebasyang dapat diielaskan sebagai "borderless y,,arld" rnerupakan fenomena perekonornian, politik sosial dan budaya setiap negara, ka.,vasan. antar-nesara, antar-kawasan, dan akhirnya dunia secara keseluruhan. Dengan tatanan ekcnomi yang ban:, terjadi empat perubahzmkontekstual yaitu: Pertamu, yang rneliputi perubahan pola usaha yang sebelumnya berorientasi produk menjadi pola usaha yang bergantung pada selera pelanggan (customization). Dalam hal ini terjadi peningkatan partisipasi tenaga kerja pada kegiatan produksi dan pelayanan pada konsrinren. Mengingat peran pelayanan yang semakin rnenonjoi, manajemen perusahaanperlu melakukan pembinaan yalg lebih menitikberatk-anpada fungsi pelayamandi sa-mping rugas pembinaanIainnya. Kedaa, dalam perekonornian giobal yang tanpa batas, ukurari keberhasilan usaha suanr organisasi bisnis tidak hanya terletak pada kualitas barang dan harganya saja, melainkan juga bagaimana barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen dapat menjangkau konsumen pada saat yang tepat, sehingga dibutuhkan pelayanan yang jarninan keamanan.peiangga-n juga tepar vrakru. Kecuali itu, selain membutuhl.-an memerlukan kenyamanandalam menikmati barang dan jasa yang dibelinya. Selanjutnya, ketiga, kebutuhan akan barang dan jasa membutuhkan suatu dukungan orgalisasi yang fleksibel, yang tidak lagi berpola tradisional dengan hirarkhi dan jenjang yang besar, tetapi lebih ditekankan pada suafu organisasi dengan jaringan kerja (networking) yal;rginovatif dan dapat bergerak cepat dalam mencapai pelanggannya.Keempal, kebutuiran untuk menyesuaikanbarang dan jasa yang diperlukan pelanggan, membutuhkan kerja di dalam kelompok yang mampu beradaptasi dengan cepat dan gesit. Kebutuhan pasar, barang dan jasa yang memenuhi selera pelanggan, tidak akan pernah terpenuhi tanpa didukung oleh kerja kelompok yang ditopang oleh proses kerja berdasar sisrcm informasi yang efekdf.
unsoed-3/ws7
Sistem informasi dimaksuri akan memaksa para karyawan sering berinteraksi, serta melaksanakanfugas dan tanggungjawab bersama. Artinya, kegiatan perekonomian dalam iatanan dunia tanpa batas dalam pelaksanaaruryamenjadi suafu kegiatan yang melibatkan banyak orang dengan disiplin profesi yang berbeda. Karena itulah, kondisi perekonomian baru dengan sendirinya menunfut pola kerja yang sebelumnya dijabarkan melalui deskripsi kerja rinci dan baku menjadi pola kerja yang dijabarkair dalam beniuk tugas dan tanggungjawab bersama(team work). Daiarn si.sternekonomi dunia I'ar.g semakin terbuka den ditandai rnenajamn'ya persaingan tersebut, tidak ada piiihan lain bagi kita kecuali bertekad untuk rnelanjutkan pembangunanekonomi dan membuka pintu bagi penanamanrnodal luar negeri dan domestik, sehinggadapat meraih pertumbuhanyang sangai tinggi, sekitar 7 persen per tahunl). Mobilitas faktor-faktor produk*
untuk
Perubahan-perubahanselaras juga perlu diiakukan pada organisasi publik. Proses pembangunan di negara mana pun pada berbagai belahan dunia, sangat dipengaruhi oleh kondisi dan kinerja birokrasi dan sistem administrasinya. Berdasarkan berbagai studi, Grindle
dan Hilderbrand menunjukkan bahwa
pembangunantidak berjalan sebagaimanasehamsnyakarena birokrasi menghambat dan tidak menunjang pembangunan. Mereka rnenyimpulkan bahwa "Effective
1) T a r g e t p e r t u m b u h a n e k o n o m i l n d o n e s i a d a l a m R e p e l i t a V l a d a l a l ' t7 , 1 y o p e r t a h u n { l i h a t ; L a m p i r a n P i d a t o P r e s i d e nR e p u b l i kI n d o n e s i ad i d e p a n S i d a n gD e w a n P e r w a k i l a nR a k y a t , 1 6 A g u s t u s 1 9 9 6 ; h a l a m a n l / 5 J .
unsoed-3/ws
/'
government performance is central to the creation of market-oriented econom.ies, secure and productive populations, and democratic palilical systems in developing countries" (Grindie, dan Hiiderband; 1995). Oleh karena itu, keberhasilandalam menghadapiberbagai tantangannasional di atas juga hanya bisa terwuju
sepeni bisnis tidak akan menjamin hasil seperli yang dikehendaki. N{isalnya, dalarn sistem publik acapkali bukan efisiensi yarig paiing diperlukan, tetapi adalah efektivitas dalam pelayanan; (4) Mitos imbalan, yaitu bahwa karyawan publik akan bekerja lebih baik kalau uangrryacukup. Dalam kenyataannyatidak seialu demikian, karena menarnbah pendapatan tidak selalu meningkatkan kinerja; dan (5) Mitos kualitas orang, yaitu birokrasi dapat lebih baik kaiau kuaiitas orangnya lebih baik" Dalam kenyataannya, menggunakantenaga-tenagayang berkualitas tidak menjamin peningkatan hasii kerla karena mereka terperangkap dalam sistem yang tidak memberi peiuang kepada orang-orang yang kualitasnya baik. (David Osborne dan Pefer Plastrik, 199-l). Dengan demikian, menurut para penulis, "orientasi dan kualifikasi" dari sistemnyaiah yang trarus diperbaiki. Daiam hubungan ini. Ginandjar Kartasasmita mengemukakan bahwa administrasi publik kita harus malnpu menghadapi tantangani.antangan pokok sebagai berikut: (1) Terciptanya ekonomi pasar dan integra.ri ekonomi regionai dan globai. Ini berarti pemerintah harus manipu mengendalikan ekonomi kita dalam lingkungan yang sangat kompetitif; (2) Pesatnyaperkembangan iimu pengetahuan darr teknologi. yang kecepatan dan danpaknva pada kehidupan individu, rnasyarakat da.n umat manusia sulit diperhitungkan. Administrasi tida.k Iepas clari perkembangan itu, bair,kan berkervajiban untuk ikur merangsang darr mengarahkarurya; (3) Sehubgngan dengan itu. meningkat pula runtutal akan penyempurnaan metode dan mekanisme kerja pemerintah, dengan memaflfaatkan perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi. Proses pengambiian keputusan, dalam situasi kehidupan yang makin kornpleks dan persainga$ yang makin ketat, harus makin dilandaskan paria perhirungan-perhitunganyang matang' dengan dasar data dan pengerahuanyang terukur, dan tidak lagi kepada "infuisi"; (4) Meningkatnya kebutuhan pelayanan rnasyarakat, baik k-ualitas maupun ragamnya' atibat meningkatnya kesejahteraan. Pelayanan tersebut harus tersedia; yang menyediakan dapat pemerintah atau raasyarakat sendiri, tetapi harus ada kebijaksanaan yang mendorong ke arah terpenuhinya kebutuhan-kebutuhanitu; (5) Meningkatnya tuntutan akan partisipasi yang lebih luas, bukan hanya dalam menjalankan kegiatan pembangunan, tetapi sejak tahap pengambilan keputusan; (6) Meningkalrya tuntutan akau keterbukaan (transparancy) dan kebertanggungiawaban (accountability) atas setiap kebijaksanaan atau kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Masyarakat akan menuntut birokrasi yang memiliki dan menghormati edkanya. Kejujuran adalah unsur pokok dari etika birokrasi; (7) Meningkatnya tunrutan akan kualitas kinerja (performance) dari lembaga maupun para individu
unsaed-3/ws7
10
dalam pemerintah. Dengan berkembangnya duiria usaha, maka akan terjadi persaingan untuk memperoleh tenaga-tenagayang terbaik bagi pemerintah; dan (8) Meningkatnya tuntutan dan kebutuhan desentralisasi. dalam tanggung jawab, kewenangan dan pengambilan keputusan. Untuk iru" maka pemberdayaanlembagalembaga pemerintah di daerah dan sumber daya manusianya sangatlah penting (Ginandiar Kartasasmita; 1997). Dari berbagai tantangan tersebut di atas, perlu ditemukenali parameterpararneter yang dapat dijadikarr acuari kebijaksanaan untuk mendorong perubahan administrasi publik untuk dapat menjawab tantangan abad 21. Daiam rangka itu perl'"rjuga diperhatikan secara lebih spesifik mengenai sosok organisasi dan teknikteknik manajemen yang tepat. Jawaban atas tantangan-taJitangan di atas antara lain akan didapatkan pada aspek-aspekkelembagaan; misalnya, apa*kahbirokrasi kita dapat dirampingkan, diperuajamfringsi-fungsinya, ditata kewenangannya,dikr"rrangi jumiah pegawainya, dan bersamaandengan ifu ditingkatkan kuaiitasnya. 4.
Transformasi N{anajemen Nlenghadapi Era Globalisasi
Seiring dengan perkenabangansistem perekonomian dunia tersebut itu, bangsa-bangsa menghadapinyadenganberbagai langkah yang terarah pada peningkatan dayz saing melalui transformasi teknologi, peningkatan kualiras suniber daya manusia, penguatan sistem informasi, modernisasi manajemen usaha, serta pembaharuan keiembagaan, yarg mengacu kepada peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan, produksi, dan distribusi barang danjasa dalam pasar domestik, regionai, dan global, yang didukung oleh kemampuan daur keterampiian professional dalam interaiai budaya dan kegiatan bisnis antar-bangsa. Dalam nuansa dan lingkuugan strategis demikian, bangsa Indonesia; masyarakat dan dunia usaha nasional bersama pemerintah difuntut untuk meningkatkan daya saing perekonomian bangsa, baik di dalam maupun di luar negeri yang akan terus berkembang sebagai suatu kesatuan pasar global. Perlu diidentifikasi bahwa aktor utama daiam proses globalisasi adalah MNCs, talanan Big Business yang menguasaiteknologi, manajemenmodern, dan SDM yang professional. Kemampuan dan kesiapan dunia usaha dalam bersaing merebut pasaran komoditasnya memerlukan kegigihan, pengetahuanyang luas mengenaipasar dan kondisi lingkungan bisnis pada umumnya; disertai kecepatandan ketepatandalam mengambil keputusan, serta kemampuan daiam teknologi dan sistem manajemen yang mantap baik dalam
unsoed-3/ws7
l l
produksi dan pemasaran maupun dalam sisiem informasi, sehingga memiliki keunggulankompetitif tinggi. Tidak dapat diabaikan peran dan firngsi administrasi publik dalam hubungan itu untuk menciptakan iklirn yang menunjang dan meningkatkan daya saing perekonomian bangsa, sekaligus mampu mempertahankanstabilitas, keadilan, pemerataan, demoklasi, dan kesejahteraan;serta untuk rnemelihara dan meningkatkan komitmen organisasi-organisasidalarn masyarakat terhadap perjuangan rnewujudkan cita-cita bangsabernegara, dan terhadap ideologi dan konstitusi. I)engan perkataan lain dalam menghadapi era globalisasi itu kita perlu melakukan "transformasi" atau pernbaruan manajerial dalam berbagai dimensinya baik pada organisasi bisnis maupun administrasi publik, dan dalam hubungan antar keduanya, sehingga masing-masing dapat berkembang secara maksimal dan secara sinergik bersama-samadapat mencapai kinerja dan rnemberii
Aspek kelembagaan birokrasi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian sungguh-sungguhdalam transformasi administrasi publik. Dalam era globalisasi peran birokrasi dalam perekonomian, umumnya diperkirakan akan semakin berkurang dibanding dengan peran dunia usaha dan masyarakat. Bentuk kelembagaan pada organisasi birokrasi tersebut akan banyak dipengaruhi oleh beberapakekuatan yang bersumber dari berbagai tantanganlingkungan internal dan eksternal yang sebagian teiah diuraikan di muka. Namun kesanggupan dan
unsoed-3/ws7
12
perilaku dunia usaha juga harus diperhitungkan; demikian pula perhatian dan komitmen mereka terhadap masalah-masalah sosial, dan berbagai kepentingan pubiik. Kondisi tersebut akan membawa pengaruh terhadap susunan dan besarnya kelembagaanbirokrasi, pola rnarrajemen,serta perilaku sumber daya manusia dalam birokrasi. Saiah saru format manajemen yang periu mendapatkanperhatian adalah berbagai bentuk kemitraan antara aparafur pemerintah, dunia usaha dan masyarakat cialammenghadapiberbagai tantanganinternal dan eksternal tersebut di atas. Perubahanorganisasi birokasi juga dipenganrhi oieh perkembangan teknologi Snng Ciadopsinya atau pun yang ingin dikembangkan dan diterapkarmya daiam transformasi perekonomian bangsa. Pendorong perubahanlainnya yang periu diperhitungkan adalah dominasi ekonomi posrindustrial yang dipengaruhi oleh infor:masi, pengetahuan, pendidikan dan pelayanau demikian iuga gelombang globalisasi bisnis, politik, sosial budaya dal nasalah-masalahlingkungan hidup. Sejaian denga:r itu, terdapat dinamika restrukf;risasi perkonomian nasional untuk mengakomodasikan kompetisi internasional secara lebih intensit, dan masa transisi yaag gradual mengenai masalah-masalahekonomi globai yang ditandai keteganganekoromi (ltigh economic stress) akibat beban hutang, kompetisi globai, berbagai keseqjangan. ketidakseimbangantransaksi berjalan, sistem p"'rbankan yang vuln.erable, berbagai harnbatandalam upaya menvehatkanlingkr:ngan hidup dan penataanruang perkotaan, tuntutan perluasan dan perbaikan infrastruktur yang meningkat, dan se.bagainya. Manajemen organisasi publik -juga perlu mengantisipasi erosi nilai dalam berbagai institusi termasuk etika dan disiplin birokrasi, semangatkekeluargaan, dan keyakinan keagamaan. Demikian juga faktor demography d,an sociocuiturai shift yang mengarah kepada diversity dan fragmentasi nilai, disertai perubahan gaya dan selera hidup. Faktor-faktor itu akan mempertajam kualifikasi mengenai wujud kelembagaan birokrasi masa depan yang perlu dikembangkan; karena itu perlu memperoleh perhatian dalam kajian mengenai trasformasi kelembagaanadministrasi publik. Masalah berikutnya adalah menyangkut aspek ketatalaksanaan("sistem dan prosedur") yang umumnya dewasaini masih dirasakanmemberatkanmasyarakatdan dunia usaha. Sistem pelayanan publik yang masih berorientasi pada kekuasaandan tidak mampu menangkap tuntutan, kebutuhan dan harapan publik memerlukan transformasi yang mendasar.Sistem pelayananadministrasi publik yang akan datang diharapkan bisa mendukung tumbuhnya sosok organisasi abad 21. Sosok organisasi
unsoed-3/ws7
yang sesuai dengan funfutan abaC21,, seperti digambarkan oleh Burt Nanus dalam buknnya Visionary Leadership (1992) adalah organisasi yang memiliki ciri-ciri afitara Taio sebagai berikut: tenaga kerjanya terdili dari primaily highly skilled knowledge workers, pelayanan dan produknya terdir.i dai primarily of packages of knowledge, organisasinya cenderung berskala giobal, cenderung sangat peka teknologr (technologically driven and sensitive). cenderung berkarakter cepat berubah dan kornplek, aktivitas kerjanya terdistribusi melampaui batas waktu dan ruang, mereka cenderuug meniadi multipurpose dan berkehendak melayani kebutuhan banyak pihak, dan cenderungtanpa batas karena batas lalu menjaCi kabur 'fuZfy boititdartes). Sistem pelayananyang i-iiemuaskanpelanggat (custoniei' d-riven) merupakal citra dan sosok kelembagaanadministrasi publik nanti. Aspek iain yang sangat penting adalarhkuaiitas sumber daya rnanusia dan kepernimpinan. Dalarn hubungan itu, perubahanperilaku merupakansaiah satu yang mesti memperoleh perhatizLndalarn upaya mengubah caf,a-caratradisional rnenjadi cara global; seperti perubahan nindset setiap pelaku daiam administrasi publik terutama dalam hal keperriimpinan, sebagaimanadiakui oleh Rhinesmith: "There is growing evidence that ihe real vulnerability may lie in tke lock of a gtrsbal mindset that enables them to envisiott the possibilities of a global nnrkevlace and then execute a gtobal strategy efibctiveli;" (StepherrH. Rhinesmith; 1996). Peningkatan kemampuan profesional, kualitas pelayanan, dan kemampuan berinteraksi daiam hubungan iintas budaya akan meningkatkanefisiensi, produktivitas karya dan kinerja birokrasi, dan juga masyarakat secara keseluruhan. Di samping dalafi) iatanar kehidupan nasional, kualifikasi tersebut harus dipenuhi pula dalam hubungan antarbangsayang akan ierus meningkat. Di masa datang Indonesia akan menghadapitunfutan dan kebutuhan demokratisasi yang semakin icuat. Seperti dikatakan dimuka bahwa pengaruh globalisasi tidak bisa diabaikan, perkembangandemokrasi di beberapa negaraakan mempunyai gema dan berpengaruh pula terhadap proses demokratisasi di tanah air. Perlu disimak bersama adanya pendapat yang menyatakan bahwa perkembangan ekonomi di beberapa negara sangat dimungkinkan berjalan dengan baik kalau dijkuti dan ditunjang oleh proses perkembangandemokrasi; bahwa demokrasi dan keterbukaan politik merupakan pfasyarat untuk mencapai tingkat perkembanganekonomi. Kalau tidak demikian akan terjadi ketidakseimbangansosial-politik yang dapat menggangu atau batrkan mengharnbatpembangunannasional. Kecenderunganke arah terwujudnya demokrasi menyusul keberhasilan pembangunan ekonomi yang telah dicapai
unsoed- 3/ws7
T4
sebelumnya di beberapa negara Amerika Latin dan Asia pada dasawarsa 80-an, membuat banyak pengamat Barat merasa optimis bahwa kecenderunganserupa akan melanda berbagai negalz lain di seluruh karvasanAsia pada dekade 90-an (Miftah Thoha, 1997). Dengan pendidikan dan jurnlah manusia terdidik yang meningkat dan semakin besar sebagai hasil pembangunan selama ini, maka tuntutan alian adanya keterbukaan dala:n proses rekruitmen pemimpin dan demokratisasi dalam penyusunan 'meningkat pula di Indonesia di masa yang akan kebiiaksanaan dewasa ini akan u4t4trL.
Kebebasan untuk berserikat, bersuara dan berbeda pendapat rnerupakan tuntutan demokrasi yang akan semakin kuat di masa depan. Demikian pula tunilttan dan kebutuhan adanyadeseniralisasidan otonorni daerah yang efektif da.larnrr^emiiih pemimpin daerah yang transparan, dalam pengambilan keputusan, dan peranserta rnasyarakatyang semakin luas. Froses atau kecenderunganperubahan ini dianggap selain sebagaiakibat dari hasil positif dari keberhasilarrpembangunanjuga karena pengaruh perkembangan global yang semakin nyaring. Dalam keadaan seperti ini maka proses reliuitrnen \epemirnpinan diharapkarr ai
menghadapisituasibagaimanapun. Manaiemen yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan cepat rerhadapperubahanlingkungan, dengan sendirinya dapat berfungsi efektif dan dapat rnenjalankan bisnisnya dengan efisien. Manajemen dalam era giobal' menulut Kozmetsky tidak hanya membutuhkan tiga "S" (strategi, struktur dan sistem), tetapi juga empat "s" peiengkap yaitu style, staff, skills, dan shared goals. style diperlukan karena cara manajemen berkomunikasi antar-organisasi dan mencipiakan sinergi
unsaed'3/ws7
l5
sangat mernegang peranan penting dalam mencapai keberhasilan bisnis; dan cara dimaksud disokong oleh sosialisasi antar karyawan (stffi sehingga dapat berlaku efektif, efisien dan dapat diterima (acceptable). Kemampuan dan kompetensi yang khas (sftfl/) tentu saja merupakan pokok keberhasilan manajemen. sehingga fokus pekerjaan atau spesiaiisasi memang penting dilaksanakan dalam organisasi, dan akhirnya tujuan dan aspirasi bersama {shared goals) perlu diidentitrkasi dengan jelas, sehingga setiap orang akan terfokus pada tujuan bersamadimaksud. Selain Kozmetsky, Particia Pellenis dan kawan-kawan menyatakan, baiwa proses rnanajemen bisnis ticiak iagi hanya terciiri dari pianning, organizing, cornmunicating, coordinating dan controling, tetapi rclah berubah nrenjadi: consultation, camunication, coordinatiott, collaboradon dal. mediation. Perubahan mendasar yang terjadi dalam hal ini adalah perubahan dari kendali ke konsultasi. Kini, dalam melaksanakanperanarnya, manajementiCak hanya mengandaLkanoada wewenang dan keahlian tetapi lebih menitikberatkan pada komunikasi terbuka, saling percaya, d;m saling menghargai. Pembahan rneutlasar ini memerlukan perubahan sikap mental (merctal switchingl dari para pengeiola organisasi bisnis. Selanjutnya, perlujuga perubahansruktur organisasi, mengingat hirarkhi yang ketai dan daya wewenang yang kaku tidak akan mendukung proses korisultasi, dan akan rnempersrrkar organisasi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan. Era ini, mensyaratkan sosok organisasi dengan struktur yang memudahkan teriaksananya kerjasama keiompok (team worh); fungsi para manager organisasi bisnis lebih berperan sebagaifasilitator dibanding sebeiumnyasebagaipemberi perintah" Dengan ciemii
unsoed-3/ws7
l6
orgaltization), di mana setiap karyawan memiliki motivasi untui<memperbaharui dir sendiri, baik secarainstitusional maupun individual, dan berkesinambungan;dan (e) mengembangkanwawasan bisnis yang luas, beretika, dan pemikiran-pemikirannya dapat menjangkau jauh ke masa depan. Untuk mencapai hasil dan dampak yang berarti, kelima upaya itu harus dilakukan organisasi-organisasibisnis secara sekaiigus, saling terkait, dan terpadu. (3) Dalarn rangka sistem manajemennasional, organisasi publik, kemasyarakatan dan bisnis tidak berdiri terpisah, melainkan merupakan suatu kesatua-n walaupun masing-masingmerniliki otonomi Can indepe;iciensi.lnterdependensidan komitmen rcrhadappersatuandan kesatuanserta tujuan-tujuan nasional yang dimiliki memungkinkan berkembangnya kernitraan yang melahirkan sinergi daiam rangka menghadapi berbagai tantangan sehingga inemungkinkan pencapaian kinerja yang Optimal. Dalam saling hubungan antara. aparatlrr pemerintah, masyarakat dan dunia usaha tersebut ierdapat beberapaprinsip yang perlu mendapatkanperha"tian.Dalam mengembanfugas pernbangunan,aparatur pemerintah tidak harus berupaya melakukan sendiri, tetapi mengarahkan{,"steeringra.therthan rov,ting"); sesuatuyang sudah bisa dilalukan oleli nnsyarakat, jangan dilakukan oleh pemerintah. Apabila masyarakat atau sebagiandari mereka belurn mampu atau tidak berdaya, maka harus dimampukan atau diberdayakan(erryowering). Selain itu, masyarakatdiikutsertakan dalam proses menghasilkanpublic good ard services dengan mengembangkanpola kemitraan dan kebersamaan,dan bukan sernata-matadilayani. Lrnfirli itu kemampuan masyarakat harus diperkuat ("empowering rather than serting"), kepercayawr masyarakat harus meniagkat, dan kesempatan masyarakaf untuk berpartisipasi ditingkatkan. Upaya penrberdayaanmemeriukan semangatunfuk meiayani masyarakat ("a spirit of public services"), dan menjadi mitra masyarakat ("partner of society"); atau melakukan kerjasama dengan masyarakat (" co production"; Milton J. Esman, 1991). Hal tersebutmemerlukanperubahanperilaku yang antara lain dapat dilakukan melalui pembudayaankode etik ('code of ethical conducts") yang didasarkan pada dukungan lingkungan ("enabling strategy ") yang diterjemahkan ke dalam standar tingkah laku yang dapat diterima umum, dan dijadikan acuan perilaku administrator pemerintahan dan pembangunan di daerahdaerah.
unsoed-3/ws7
t7
Upaya pernberdayaan masyarakat dan dunia usaha, selain (1) memerlukan keterbukaan birokrasi pemerintah, juga (2) memerlukan langkah-langkahyang tegas dalam mengurangi peraruran dan prosedur yang rnenghambat kreativitas dan otoaktivitas mereka, serta (3) memberi kesempatan kepada masyarakat untuk dapar berperanserta dalarn proses pembangunan. Pemberdayaan dan keterbukaan akan iebih mendorong akuntabilitas daiam pemanfaatan sumber daya, dan adanya kepufusan-keputusanpembangunanyang benar-benardiarahkan sesuai prioritas dan keburuhan mas;iarakat, serta dilakukan seca-rariil dan adil sesuai aspirasi dan kepentingan masyarakat. Dalam rnernbangun masyarakat yang mociern di mana Cunia usaha menjadi ujung tombaknya, terwujudnya kemitraan, dan modernisasi dunia usaha terutanra pada peningkatan mutu dan efisiensi serta usaha kecii dan menengah yang terareLh. produktivitas usaha arnat penting, ldrususnyadalarn pengembangandan penguasaan teknologi dan manajemen produksi, pemasaran, dan informasi. Dalam upaya rnengembangkankemitraan dunia usaha 1'ang saiing menguntrrngkanantara usaha besar, menengah, dan kccii, peranan oeinerintah ditujukan ke arah pertumbuhan yang serasi. Pemerintah berperan dalail menciptakan ikiim usaha dan kondisi iingkungan bisnis, meiahii berbagai kebijzrksanaandan pera-ngkat perundangundangan yang menciorongterjadinya kemitraan antarskaia usaha besar, menengah, dan kecil dalam produksi dan pemasaran bararrg dan jasa, dan dalam berbagai kegiatan ekonomi dan pernbangunanlainnya, serta pengintegrasian usaha kecil ke dalam seklor modern dalam ekonomi nasional, serta mendorong prosesperrumbuhannya. Dalam proses tersebut adanyakepastianhukum sangatdiperlutrian.
Penutup Sistem manajemennasional yang kita bangun perlu memberi tempat dan acuan kepada masyarakat, dunia usaha, dan aparatur pemerintah unruk secara sendirisendiri dan bersama-samarnelaksanakanberbagai kegiatan yang terarah pada pencapaiantuj uan-tujuan nasi onal. Indonesiadenganmekanismekepemimpinan nasionalnya, dan dengan sistem Demol
unsoed-3/ws7
18
kan Pasal 33 UUD 1945 perlu diwujudkan melalui "participatory managemew ststem" oleh dan pada segenapunsur pela.triu ekonomi, yaitu pada ketiga badan usaha yang dikenal selama ini (BUI\4N, BUMS, Koperasi), dan bersamapemerintah dalam jalinan ketiganya2). Sejalan dengan sistem ekonomi yang kita anut itu, masyarakat dan dunia usaha nasional dapat berpartisipasi dan merupakan mitra pembangunan pemerintah yang semakin dominan bagi pencapaiansasaran-sasaran strategis, seperti peningkatan pemerataan, tranformasi dan pertumbuhan ekonomi, mobilisasi dana dan investasi, perrerimaannegara dan devisa, kesernpatankerja, penyediaanberbagai macaln sarana dan prasaranadasar, peningkatan kualitas sumber daya rnanusia dan iptek serta pemanfaatannya,penanggulangankemiskinan, pelesiarian fuirgsi siimbersurnber alam dan lingkungan hidup, serta peningkatan kese-iahteraansosial, sebagai aspek-aspekpenting dalam skenario dan strategi PJP*II. Dalarn rangka itu. secara dinamik dikembangkan berbagai bentuk kemitraan antarpara pelaku ekonomi teisebut di atas, sehingga keseluruhannyadapat dan berkemampuan untuk berpariisipasi dan mempersembahkankarya dan kinerja ,vangoptimai dalam menyukseskan pembangunannasional. Melalui Demokrasi Ekonorni terbuka alternatif yang luas daiarn mengembangkan berbagai bentuk partisipasi dan kemitraan; tentunya denganjuga memperhatikan bilaieral, regional, dan international agreententsyang ada (AFTA. ,{PEC, WTOIGATT, cian sebagainya). Demikian juga dalarn mengembangkan kebijaksanaan untuk lebih mendorong upaya pemberdayaan masyarakat, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembaruan kelembagaan dan penguasaan iptek yang diperlulcan bagi f;mbuhnya kreadvitas, dan otoaktivitas masyarakatdan dunia usaha disertai keunggulan kompetitif yang mampu mengoptimalkankeunggulan komparatif yang dimiliki. Selain itu, dengandukungan hak inisiatif, serta pengawasanlegislatif dan sosial yang mantap akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta akuntabilitas pelaksanaannya.
Pada hemat saya, Demokrasi Ekonomi secara institusioanl antara lain ditandai adanya dan berfungsinya lal mekanisme pasar, dan keterkaitan pasar domestik dengan pasar intgrnasional, regional dan global; {b) intervensi pemerintah; {c) hak inisiatif dan budget DPR; (d) pengakuan terhadap hak milik perorangan dan pemanfaatannya, serta peran aktif w8rga negara dan masyarakat, termasuk dunia usaha, dalam berbagai kegiatan ekonomi dan pembangunan; dan le) pengawasan legislatif dan sosial. Dalam Demokrasi Ekonomi tersebut, kegiatan ekonomi nasional tid8k sopsnuhnya diserahkan kepada "mekanisme pasar", molainkan dilengkapi dengan intervensi pemerintah, disertai pengawasan legislatif dan partisipasi sosial (Mustopadidjaja AR, opcit 2l
19 9 5 1 .
unsoed-3/ws7
19
Perbedaanperkembanganantardaerahmempunyai irnpiikasi yang berbeda pada macam dan intensitas peranarl pemerintah, namun pada umumnya masyarakat dar dunia usaha memerlukan (a) desentralisasidalam pemberian perizirnn, dan efisiensi pelayananbirokrasi bagi kegiatan-kegiatandunia usahadi bidang sosial ekonomi, (b) ketersediaandan kemudahan mendapatkaninformasi mengenai potensi dan peluang bisnis di daerah dan di wilayah-wilayah lainnya kepada daerah di dalam upaya peningkafan pembangunannasional dan daerah. Dengan arah dan langkfi-langkah untuk meningkarkan ciaya saing, partisipasi, dan kemitraan tersebut di atas disertai penguatandimensi-dimensi manajerial dalam keseluruhal sistem ekonomi dan mzuiajemennasiornl, serta kornitmen vang tinggi atas pelaksanaanDemokrasi Elconorni maka upaya unfuk mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, berkeadilan, sejalrcera, dan berkeseimbangan sebagaimana diamanatkan dalam GBHN 1993 dapar diiakukar sernilkin mantap dalam kurun wakru PetrilavII dan Pelim-Pelita selanjutnyadalam pJp-II pada abacl21 mendatang" Demikianlah berbagai dimensi dan tantangan yang saya pandang perlu diperhatikan dalam pengembanganmanajemenmasa depar:r.saya harapkan seminar ini
dapat mengkaji dan mengidentifikasi lebih jauh berbagai permasalahan transformasi rnanajemensecara lebih kongkrit, dan memberikan masukan mengenai langkah-langkahkebi.jaksanaarrealistis yang dapat ditempuh unfuk mewujudkan dan mengernbangkan suatu sistern mzurajemennasional yang selaras dengaa tuntutan perubahandan perkembanganzaman.
unsoed-3/wsJ