Wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens) merupakan salah satu hama penting pada pertanaman padi karena mampu menimbulkan kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung. WBC memang hama laten yang dapat menyerang pada setiap musim bila petani lengah memantau lahan padinya. Lengah sedikit saja menyebabkan pengambilan keputusan terlambat sehingga berdampak puso alias gagal panen. Kerusakan secara langsung terjadi karena hama ini mempunyai kemampuan mengisap cairan tanaman yang menyebabkan daun menguning, kering dan akhirnya mati yang dikenal dengan gejala hopperburn. Dalam suatu hamparan, gejala tersebut terlihat sebagai bentuk lingkaran yang menunjukkan pola penyebaran wereng batang coklat yang dimulai dari satu rumpun individu kemudian menyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran. Dalam keadaan demikian populasi wereng batang coklat sudah sangat tinggi. Kerusakan secara tidak langsung terjadi karena serangga ini merupakan vektor virus kerdil rumput tipe 1 dan tipe 2, serta virus kerdil hampa (VKH). Pada saat vegetatif, VKH menyebabkan daun rombeng, tercabik, koyak, atau bergerigi, terkadang berwarna putih, tumbuh kerdil, keluar malai diperpanjang sampai 10 hari, saat keluar malai tidak penuh, daun bendera terdistorsi, saat pematangan buah menjadi hampa. Oleh karena itu WBC merupakan hama penting tanaman padi di Indonesia yang sejak tahun 1985 telah mengancam target swasembada beras.
Faktor utama yang berkontribusi terhadap meningkatnya populasi dan serangan wereng batang cokelat dalam beberapa tahun terakhir ini adalah potensi biotik wereng batang cokelat yang tinggi, faktor abiotik dan sistem budidaya padi yang mendukung berkembangnya populasi wereng batang cokelat.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Perbaikan agro ekosistem dengan menggunakan pupuk organik sebanyak-banyaknya, untuk mendorong peningkatan populasi predator dan patogen. perbaikan agro ekosistem akan meningkatkan provitas dan mutu produk 2. Pesemaian adalah gudang serangga ( bank insect ) di pesemaian banyak hama tetapi juga banyak musuh alami sandingkan pesemaian dengan tumpukan jerami tutupi pesemaian dengan jerami yang telah disemprot dengan pgpr lakukan pemantauan hama dan musuh alami dengan ayunan tunggal pematang ditanami tanaman yang banyak bunganya, untuk mengundang parasitoid
Dalam upaya untuk konservasi keanekaragaman hayati, pelestarian perbedaan genetik merupakan prioritas utama. Konservasi musuh alami merupakan salah satu upaya dalam pelestarian perbedaan genetik tersebut. Dalam konservasi musuh alami ini, tumbuhan liar sangat dibutuhkan. Tumbuhan liar potensial dimanfaatkan sebagai tanaman refugia bagi musuh alami. Refugia adalah pertanaman beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid. Refugia berfungsi sebagai mikrohabitat yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam usaha konservasi musuh alami. Di daerah tropis, peranan musuh alami dalam mengendalikan populasi WBC cukup besar. Berdasarkan cara memangsanya, maka musuhmusuh alami ini digolongkan ke dalam berbagai jenis antara lain : 1) Predator Musuh alami dari golongan ini memangsa WBC dengan cara berburu dan membunuhnya secara langsung. Beberapa jenis serangga yang termasuk predator WBC, yaitu :
a) Laba-laba harimau (Lycosa sp.) Serangga ini dianggap sebagai predator utama WBC, karena setiap harinya mampu memangsa 10-20 ekor WBC dewasa atau 15-20 nimfa
b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis )
c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/Tomcat
d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)
e) Kumbang Coccinelid (Synharmonia octomaculata)
2) Parasit telur Serangga parasit hidup dengan cara memarasit telur WBC. Beberapa jenis parasit yang sudah diketahui antara lain : Anagrus sp., Gonatocerus sp. dan Oligosita sp.
3) Patogen serangga. Musuh alami dari golongan ini membunuh WBC dengan cara penetrasi sehingga WBC sakit kemudian mematikannya secara perlahan. Beberapa jenis agens cendawan yang sudah populer dikembangkan sebagai sarana pengendalian yang bersifat ramah lingkungan antara lain Cendawan Metarhizium sp. yang koloninya berwarna hijau tua dan Cendawan Beauveria bassiana yang koloninya berwarna putih
Telah banyak dilaporkan sistem tanam legowo juga memberikan kontribusi positif dalam hal pengendalian hama dan penyakit padi. Adanya legowo atau ruang kosong mampu mempengaruhi keberadaan dan aktivitas hama dan penyakit padi di hamparan, wereng menjadi kurang aktif berpindah antar rumpun. Variasi iklim mikro yang terjadi di lingkungan ekosistem padi, diduga kurang mendukung secara biologis maupun ekologis, sehingga populasi atau tingkat serangan menurun. Adapun tanaman padi sekarang diciptakan mempunyai banyak anakan sehingga jarak tanam harus menyesuaikan dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat lewat sistem jajar legowo 2:1 atau 3:1.
Tindak lanjut pendampingan fasilitasi pembuatan dan penggunaan pupuk organik, untuk memperbaiki agro ekosistem anjurkan menumpuk jerami di lahan fasilitasi pembuatan pesemaian agar ditutupi jerami yang sudah disemprot pgpr inventarisasi pesemaian, laporkan ke BPTP, disertai surat permohonan dan rekomendasi POPT. laksanakan gerakan penyemprotan agensia hayati ( bantuan dari BPTP ) gerakan pemanfaatan galengan dengan tanaman yang banyak bunganya inventarisasi kondisi pertanaman padi lakukan pengamatan rutin tanam varietas tahan WBC
Perlu diingat pula bahwa penggunaan pestisida sebaiknya mengikuti kaidah-kaidah pemberantasan hama terpadu (PHT) artinya tepat jenis, tepat dosis dan tepat waktu, karena jika melanggar justru turut memicu ledakan serangan hama wereng batang coklat. Sugeng Prayitno, S.P, MSc. (Koordinator Penyuluh Kab. Bantul).; Primasari M., SP. (Staf Program BKP3 Kab. Bantul) sumber : 1. penjelasan Ir. Paryoto, MP., Lab. BPTP DIY, dalam rapat koordinasi di Dipertahut Kab. Bantul 17 Maret 2016 2. Standar Operasonal Prosedur Pengendalian Wereng Coklat dan Virus Kerdil -BBPT Padi, 2010 3. https://id.wikipedia.org/wiki/Wereng 4. http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1262 http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/1639/ 5. http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/berita-utama/content/34-waspadai-werengbatang-coklat-pada-mh-2013-2014 6. http://lolittungro.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/166-jajar-legowo-teknologi-budidaya-anjurandalam-pengendalian-penyakit-tungro 7. http://distan.jogjaprov.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=8390:ayo-kita-tanamrefugia&catid=41:artikel&Itemid=514