Rahasia Sukses Pendidikan Karakter:
7 Hari Membentuk Karakter Anak Timothy Wibowo
TANGGUNG JAWAB SANTUN CERDAS DERMAWAN KEMANDIRI UR BAIK TOLERAN
7
TOLERANSI
TIS
HORMAT GOTONG-RO
Hari SANTUN TOLONG MENOL
Membentuk JUJUR AS HOR Karakter Anak NDIRIAN KEDAMAIAN JUJUR MAWAN SANTUN PERCAYA D LERANSI KEPEMIMPINAN CERDA teladan dalam karakter
7 Hari Membentuk Karakter Anak Hak cipta © 2011 Timothy Wibowo Cetakan 1: Desember 2011 Diterbitkan oleh: Pendidikan Karakter Kreatif & Tata letak Pieter Dwiyanto
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG Dilarang mereproduksi seluruh maupun sebagaian isi buku ini dalam bentuk apapun, elektronik, maupun media cetak, termasuk dalam sistem penyimpanan dan kearsipan, tanpa izin tertulis dari penerbit dan penulis kecuali untuk kepentingan ilmiah dan ulasan sebagai kutipan singkat. Sanksi Pelanggaran Pasal 44 Undang Undang Nomer 7 Tahun 1987 Tentang HAK Cipta: 1.
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan / atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
2.
Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dana atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
Daftar Isi Kata Pengantar
01
Pendahuluan
03 17
Hari Pertama
:
Mengapa Anak Tidak Mendengarkan Orangtua? Aspek emosi anak Cara berkomunikasi berdasarkan mekanisme pikiran manusia
Hari Kedua
:
Champion Formula: Proses Pembelajaran Yang Super
23
Dimulai dari presepsi Hal penting yang harus dipelajari anak Program pikiran dan konsep diri
Lima Rahasia Menciptakan Nilai “A”
40
Hari Keempat :
Cara Mendidik Anak Laki-Laki VS Anak Perempuan
47
Hari Kelima
Pendidikan Karakter Untuk Pasangan Anda
65
Hari Ketiga
:
:
Daftar Isi Hari Keenam
:
Pendidikan Karakter Adalah Pendidikan Dengan Cinta
74
Mengkomunikasikan Cinta Tangki Cinta Manusia Bahasa Cinta 1: Kata-kata Pendukung Bahasa Cinta 2: Hadiah Bahasa Cinta 3: Layanan Bahasa Cinta 4: Sentuhan Fisik Temukan Bahasa Cinta
Hari Ketujuh
:
Dream : Cara Memastikan Kesuksesan Anak Di Masa Depan
95
Apa manfaat yang didapat dengan memiliki Ebook ini ? •
Memahami perbedaan mendidik anak laki-laki dengan perempuan
•
Bagaimana membuat perubahan permanen dalam diri kita dan anak-anak
•
Memiliki anak-anak yang tumbuh dengan percaya diri, harga diri sehat, termotivasi setiap saat dari dalam dirinya, mandiri dan kreatif serta energik
•
Rahasia Pendidikan Karakter di rumah
•
Solusi masalah pelajaran dan nilai di sekolah
•
Membentuk keluarga yang berkarakter
•
Menciptakan masa depan sukses bagi anak berkarakter
•
Bagaimana menumbuhkan karakter dengan cinta
•
Pahami faktor psikologis pendukung Pendidikan Karakter
•
Bagaimana membantu anak melepaskan diri dari sikap dan perilaku negatif ( malas belajar, mengompol, suka nonton TV, main video game terlalu banyak, tidak percaya diri, phobia dan lain-lain )
Mencaci orang dengan kata-kata kotor tidak membuat orang menjadi kotor, malah sebaliknya mengotori diri sendiri. Sebab kata-kata kotor itu keluar dari hati dan pikiran kita. Hanya hati dan pikiran yang kotor mengeluarkan kata-kata yang kotor. Menghina orang tidak membuat orang terhina melainkan membuat hina diri sendiri. Sebab hanya hati dan pikiran yang hina akan mengeluarkan kata-kata dan perilaku menghina. Menghormati orang dengan kata-kata kasih akan membuat diri Anda dihormati dan hati Anda berbelas kasih. Sebab hanya hati yang berbelas-asih akan mengeluarkan kata-kata kasih. Menguatkan orang dengan kata-kata bijak akan membuat diri Anda menjadi kuat dan pikiran Anda bijak sebab hanya pikiran yang bijak akan melahirkan kata-kata bijak. Membahagiakan orang dengan kata-kata berpengharapan akan membuat diri Anda bahagia dan jiwa Anda penuh harapan. Sebab hanya jiwa yang penuh harapan dapat menyampaikan kata-kata penuh harapan. Kata-kata dan perbuatan kita akan membentuk siapa diri kita. You’re What You Think, You’re What You Say. Semoga kita termasuk insan-insan yang selalu menumbuh kembangkan dan menjaga pikiran (Otak), perkataan (Lisan), perbuatan (Attitude), perasaan (Hati) dan iman (Jiwa) kita dimanapaun, kapanpun juga.
teladan dalam karakter
Kata Pengantar “ Pertempuran dan perang paling besar bukanlah di dunia nyata, tetapi ada dipikiran manusia, saat pertentangan antara yang baik dan jahat sedang berlangsung ” Pendidikan Karakter
Semuanya diawali dengan keputusan kita. Apakah yang menjadi keputusan kita dalam menjalani kehidupan kita. Dan dari pola kehidupan yang kita lalui (pola pekerjaan, sosial, keluarga) tidak lepas dari apa yang disebut Karakter. Karakter manusia menjadi topik yang terus dibicarakan (walau bahasa yang digunakan bukanlah “karakter”). Sebenarnya saat kita “ngerasani” atau bergosip ria, kita erat dengan membicarakan karakter seseorang. Jika ditanya bagaimana membentuk karakter? Maka cara mudahnya adalah sebutkan hal-hal yang bersifat jelek dari karakter manusia dan diawali dengan kata “hindari / jangan biasakan”, misal: hindari / jangan biasakan bersikap angkuh dan sombong, hindari bersikap marah berlebihan, jangan biasakan menyimpan amarah dan dendam dan masih banyak lagi. Capek kan? Kok hidup banyak aturan? Lalu apakah ada cara yang lebih memberdayakan? Ada, ebook ini dibuat untuk memberdayakan anak, orangtua dan guru agar memaksimalkan kehidupan yang lebih baik. Pemahaman yang diberikan sangat mudah dicerna dan 1 yang paling penting, yaitu ”praktekkan”. Mengenali dan memahami diri sendiri adalah langkah awal dari keberhasilan hidup seseorang, ebook ini adalah jawaban sekaligus panduan bagi kita yang ingin berkembang mencapai karakter yang maksimal dan juga membantu sesama (termasuk memberi contoh) agar bertumbuh dalam karakter yang baik.
1
teladan dalam karakter
Ebook ini bukanlah ebook yang isinya “berat” dan tidak mudah dipahami. Ebook ini tidak jauh berbeda dengan artikel yang telah di tulis di website www.pendidikankarakter.com. Nuansa psikologis yang bersahabat dengan pemahaman kita menjadi menu utama di ebook ini dan
juga sangat mudah diaplikasikan. Memang itulah tujuan utama kami. Kami
merangkai kata dari pemahaman yang susah dicerna menjadi rangkaian tulisan yang mudah dimengerti serta di lakukan. Setelah membaca ebook ini, maka dengan mudahnya Anda akan memahami tahapan psikologis manusia dan merancang perubahan sikap bagi manusia. Gunakan kemampuan ini untuk meningkatkan kualitas hidup Anda terlebih dahulu. Pendidikan Karakter adalah pendidikan dari kita dan untuk kita. Anda akan dibuat terkagum-kagum dengan kemampuan Anda yang baru ini, bukankah itu sangat menarik? Satu hal yang terpenting yang tidak boleh ketinggalan untuk disampaikan, ucapan terima kasih kepada rekan sekerjaku yang begitu baik hatinya. Tanpa dia kita akan susah memahami apa itu Pendidikan Karakter. Penataan gambar, design serta pengaturan website sangat bergantung kepada pribadi hebat yang satu ini, kepada Alex Hadi Prajitno, saya berterima kasih banyak buat ketulusan dan kerjasamannya. Semoga apa yang kita kerjakan bersama ini, berarti bagi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Akhir kata, terima kasih buat keluargaku. Istri dan anakku, Hanna dan Joshua. Terima kasih buat doa dan dukungannya, maaf jika waktu pembuatan ebook ini jadi menyita waktu kita bersama, tapi percayalah waktu yang kuhabiskan bersama kalian jauh lebih berharga ketika diriku sedang sibuk menjalankan kewajibanku sebagai kepala keluarga kalian. I love you so much and thanks a lot.
Timothy Wibowo Founder www.pendidikankarakter.com
2
teladan dalam karakter
Pendahuluan (1001 belajar, pembelajaran dan pendidikan)
“ Sama halnya dengan pondasi bangunan, pondasi hidup juga perlu untuk didesign dan dibangun dengan kokoh “
Mengajar itu paling mudah, belajar itu yang lebih sulit. Kalau kita gunakan istilah begini, membelajarkan maka akan lebih bersahabat bagi kemajuan pendidikan, maksudnya? Kita sebagai guru bukan mengajar, namun membelajarkan murid-murid kita. Kalau sebagai orangtua membelajarkan anak-anak kita. Yang namanya membelajarkan adalah kita memastikan bahwa kalau kita mengajar, maka murid atau anak kita juga belajar. Itulah yang namanya membelajarkan sebenarnya. Itu kita bicara proses, dan bicara tentang proses itu mencangkup banyak hal. Diantaranya kurikulum, yang semakin ke bawah semakin non akademik. Dalam artian yang diajarkan bersifat non akademik yaitu meliputi sikap dan kepribadian. Maksudnya seperti contoh berikut, bila saya mengajar mahasiswa, maka saya tidak lagi bilang, “hei sikapmu tidak baik, kamu punya karakter tidak baik”. Tidak ada hal seperti itu, karena mereka telah dewasa. Yang paling penting saya mengajar materinya dan mereka harus menguasai ini. Masalah karakter, sikap dan kepribadian menjadi urusan mereka sendiri.
3
teladan dalam karakter
Namun lain halnya pada saat dia masih kecil hingga remaja. Yang kita tekankan adalah aspek non akademik. Sikap, kepribadian dan rasa percaya diri harus dibuat bagus. Bagaimana dengan pelajaran? Tidak menguasai juga tidak masalah. Yang penting pondasi yang bagus, sikap, semangat juang, rasa senang belajar dulu yang dibangkitkan. Jadi sekali lagi, janganlah anak kita dibuat stress karena sekolah. Mengapa belajar menjadi suntuk dan tidak menyenangkan? Pertama karena kita tidak tahu proses belajar yang benar. Kita tidak pernah mengajari anak bagaimana cara belajar yang benar. Kita tidak tahu prosesnya, sebab kita tidak pernah belajar dan diajari atau tidak pernah mengajarkan cara belajar yang benar.
Pondasi yang bagus, sikap, semangat juang, rasa senang belajar dulu yang dibangkitkan Baiklah para pembaca sekalian, sekarang kita fokus membahas pendidikan. Sebenarnya apa tujuan dari pendidikan? Bisa dibilang, tujuan pendidikan adalah proses untuk memanusiakan manusia. Pendidikan itu sebenarnya memiliki keterkaitan pararel dengan hidup kita, bukan dengan nilai
sekolah kita. Kalau nilai itu bisa dengan mudah didapat,
kita bisa mendapatkan nilai bagus dengan teknik-teknik belajar yang ada. Kita bisa mendapatkan nilai yang gemilang dengan belajar trik-trik menjawab soal. Namun, pendidikan yang sesungguhnya tidak sekedar bagaimana kita mendapatkan nilai yang bagus dengan mempelajari trik-trik yang ada.
Pendidikan tentang kejujuran itu berawal dari rumah Sebagai orangtua, kita memberikan pendidikan pada anak kita untuk masa depan mereka. Dan bicara mengenai value atau nilai pendidikan, banyak orangtua yang salah dalam mendidik anaknya. Selama ini orientasi kita hanyalah untuk mencapai nilai yang tinggi
4
teladan dalam karakter
bahkan sempurna di lingkup akademiknya saja. Namun, faktor non akademik seperti pendidikan karakter misalnya, yang bisa mengantar kepada kesuksesan justru diabaikan. Sebelum berbicara mengenai sukses lebih lanjut, ada satu pertanyaan yang perlu kita cermati bersama. Apa yang harus kita lakukan saat kita ingin membangun rumah? Selain pondasi, kita juga mendesign rumah kita kan? Sama dengan kehidupan kita, apakah kita pernah sadar telah mendesign hidup kita? Apakah kita pernah secara sadar mendesign hidup anak kita lewat pendidikan. Biasanya cara kita mendesign kehidupan anak kita adalah dengan memasukkan mereka kedalam sekolah yang menurut kita bagus, mungkin lebih tepatnya bagus bangunan sekolahnya. Ini kita lakukan agar anak kita mendapatkan kesuksesan dalam hidupnya. Padahal belum tentu demikian. Sama halnya dengan pondasi bangunan, pondasi hidup juga perlu untuk didesign dan dibangun dengan kokoh. Selayaknya merancang dan membangun sebuah pondasi rumah, kita minta seorang arsitek, seorang teknik sipil menghitung pondasi bisa batu kali, pondasi flat, struk cakar air, cakar bebek, dan segala macam agar terbentuk pondasi yang kuat. Begitu juga dengan membangun kesuksesan kita dan anak kita. Kita juga butuh sebuah pondasi yang bagus, kuat dan bertahan selama hidup. Jadi jangan sampai kita salah mendesign dan membangunnya. Sekarang ini tidak jarang orangtua yang “mengkarbit” anak-anaknya. Pernah ada seorang ibu yang bertanya pada saya ”Pak, anak saya umur tiga setengah tahun tapi kok belum bisa baca seperti anak teman saya?” Saya hanya “mbatin” dan tersenyum “ ya iyalah, anak segitu belum waktunya belajar membaca, nanti dong ada tahapannya”. Ada waktunya bermain, belajar dan bekerja. Ada baiknya biarkan anak tumbuh sesuai waktunya dan menjalani proses sesuai usianya. Ada usia untuk anak bermain, usia dia belajar dan akhirnya bekerja. Hal seperti itu jangan dilakukan, karena bukan seperti itu pondasi sukses seorang anak. Ingat sekali lagi, semakin tinggi bangunannya, semakin megah gedungnya, semakin sukses anak kita, maka pondasinya juga harus semakin kokoh.
5
teladan dalam karakter
Sebuah kata bijak yang saya kutip dari Amsal:
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu. Yang dimaksud dengan mendidik anak muda menurut jalan yang patut baginya adalah sesuai jalan karakter, talenta, kepribadian, gaya belajar dan keunikan. Satu lagi kutipan dari Alibin Amin Tolib:
Didiklah anak-anakmu untuk masa yang bukan masamu. Berarti kita menyiapkan untuk masa depan mereka. Seorang tokoh spiritual muda bilang : Education is the greatest a miracle, pendidikan adalah sebuah keajaiban yang paling besar, paling dahsyat. Karena dengan pendidikan, seseorang itu bisa berubah. It’s better to build children than repair adult. Jauh lebih baik kita membangun seorang anak daripada kita memperbaiki orangtua yang sudah “rusak”. Kenapa? Waktu masih kecil sangat mudah untuk membentuknya, memasukkan nilai-nilai positif dalam dirinya. Berbeda dengan ketika dia tumbuh dewasa, maka akan lebih sulit. Jadi kalau ada problem pada anak, maka yang pertama kali harus disalahkan dan diperbaiki adalah orangtuanya. Ketika masa kanak-kanak adalah masa-masa yang tepat untuk menentukan mental sukses anak. Lalu bagaimana menentukan mental sukses? Seperti kita memilih bibit tanaman, jadi kita harus memilih bibit-bibit yang bagus dan positif. Jika pada diri manusia, kita bicara tentang kebiasaan, kita mulai tanamkan pada diri anak kita bibit-bibit atau nilai-nilai yang positif. Setelah itu kita pelihara, kita menjaganya agar tidak terserang hama dan penyakit. Dan pastikan, jika dia sudah besar akarnya harus kuat, agar nilai-nilai positif yang kita tanamkan tidak tercabut dan hilang dalam dirinya. Ketika saya bicara tentang akar, maka saya bicara tentang spiritual. Kuncinya disitu, yaitu dasar-dasar spiritual yang bagus.
6
teladan dalam karakter
Penelitian oleh Thomas J. Stanley, Ph.D dalam bukunya The Millionaire Mind menceritakan tentang tiga orang sukses di Amerika. Ketiganya berasal dari beragam profesi dan latar belakang. Dari situ dia menemukan 104 poin sukses. Nomor satu adalah bersikap jujur, ini merupakan pendidikan yang dimulai dari rumah. Disiplin yang baik berasal dari mana? Disiplin itu tidak sama dengan memberikan hukuman. Disiplin dari rumah, dari pembiasaan akan menjadi satu kebiasaan. Anak yang dibiasakan bersikap baik, maka hal itu akan menjadi kebiasaan dia kelak. Di samping sikap jujur dan disiplin yang baik, juga ada sikap pintar bergaul dan kemampuan komunikasi. Selain itu mempunyai pasangan hidup yang mendukung, bekerja lebih keras (fighting spirit), mencintai karier dan kepemimpinan. Lalu bagaimana dengan pendidikan? Nah, sekarang kita bicara lagi masalah kejujuran. Pendidikan tentang kejujuran itu berawal dari rumah. Jika anak kita berbuat salah atau berbohong, tanyakan dulu baik-baik. Apa penyebabnya? Ketika dia sudah mau menjawab jujur, nasehati dia baik-baik. Jangan malah memarahinya. Sebaliknya, orangtua juga harus konsisten. Kejujuran berawal dari rumah, jadi orangtua juga memberikan contoh kepada anaknya bagaimana bersikap jujur. Janganlah, menyuruh anak kita jujur jika sebaliknya kita sebagai orangtua malah seenaknya bersikap tidak jujur. Kemudian kita berbicara tentang disiplin. Disiplin itu tidak sama dengan memberikan hukuman. Banyak orangtua mengartikan kedisiplinan dengan memberikan hukuman pada anaknya. Sebenarnya bukan sekedar itu bentuk kedisiplinan. Disiplin adalah anak harus melakukan apa yang harus dia lakukan. Disiplin itu ada yang bersifat positif dan negatif. Disiplin positif atau yang benar adalah disiplin yang mendukung keberhasilan hidup anak. Contoh sikap disiplin itu seperti disiplin ketika pulang sekolah, dengan membiasakan mereka menaruh tas dan sepatu di tempat yang benar, melepas seragam sekolah dan ganti dengan baju rumah. Kita biasakan itu mulai dari kecil. Bibit-bibit positif yang kita ambil, kita rawat dan kita jaga.
7
teladan dalam karakter
Anak juga harus tahu apa saja yang menjadi haknya. Hak anak tentu saja mendapat makan, tempat tinggal, kasih sayang dan pendidikan. Namun selain hak, dia juga punya kewajiban. Dan ini yang harus dijelaskan orangtua sejak awal. Ini yang mereka boleh lakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Kita membuat semacam koridor, jadi anak boleh bermain dalam koridor itu dan tidak boleh bermain di luar. Bila dia menyimpang sedikit, kita luruskan, menyimpang lagi kita luruskan lagi dan begitu seterusnya. Sekarang mengenai disiplin yang negatif. Anak yang nakal itu juga anak yang disiplin lho. Tidak percaya? Dia disiplin untuk bersikap nakal. Dia tidak mau mandi tepat waktu, bangun pagi selalu telat. Ini yang kita cari problem pikirannya lebih lanjut. Nah, benarkah jika kita selalu memanjakan anak? Pasti kita semua sepakat berkata “TIDAK”, pertanyaannya kenapa tidak baik memanjakan anak? Karena mereka akan berkembang menjadi anak yang mementingkan diri sendiri. Mengapa? Karena dia terbiasa mendapatkan apa yang dia mau, sehingga lama-kelamaan dia akan menjadi egois. Mudah marah bila tidak terpenuhi apa yang dia inginkan dan tidak bisa menghargai orang lain. Selain itu, karena keinginannya selalu terlayani, maka dia tidak akan punya motivasi, semangat juang alias fighting spirit. Penguasaan dirinya buruk, tidak tahan menderita, tidak siap mengembangkan diri dan buruknya lagi tidak tahu tujuan hidup.
Disiplin itu tidak sama dengan memberikan hukuman Berbicara terntang Pendidikan Karakter, maka kita sebagai pendidik ataupun orangtua akan sangat dibuat frustasi oleh pendidikan yang satu ini. Kenapa? Menjawabnya pertanyaan ini pun, sebagai orang awam pun seringkali kita binggung, kenapa? Karena cukup sulit untuk mendidik karakter manusia? Kini kita semua tidak perlu pusing ataupun bingung lagi, jaman sudah berkembang dan informasi serta hasil riset terbaru mengenai manusia juga berkembang sangat pesat, sehingga kebingungan kita untuk menjawab tantangan Pendidikan Karakter bisa terlewati dengan mudah.
8
teladan dalam karakter
Pendidikan Karakter, lebih memfokuskan kepada perubahan. Sebenarnya tidak Pendidikan Karakter saja, semua pendidikan (Matematika, Bahasa dan sebagainya) memfokuskan pada perubahan. Nah, bedanya Pendidikan Karakter sangat membutuhkan upaya lebih dalam “transfer” ilmunya. Kenapa? Karena hasilnya berorientasi pada perilaku dan sikap. Berbeda dengan pendidikan yang lain yang mungkin sebagian besar berorientasi pada nilai, angka di selembar kertas ujian. Kembali lagi pada “CHANGE” atau perubahan, yang merupakan fokus utama Pendidikan Karakter. Sebelum manusia berubah maka dia harus mendapatkan input terlebih dahulu, input ini akan diterima serta diproses oleh pikirannya sehingga terjadilah keputusan berubah atau tidak berubah. Pertanyaannya, input seperti apa yang dapat merubah dan membuat perubahan itu permanen pada karakter manusia? Pertanyaan sederhana dan akan kita bahas dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Pendidikan Karakter yang akan kita bahas ini akan lebih menekankan pada aspek Psikologis manusia, sehingga banyak sekali “action” yang harus dilakukan. Ya, Pendidikan Karakter bukan hanya dibicarakan dan dibahas (masuk telinga kiri, keluar dari mulut, alias debat terus) tetapi harus dilakukan, ingat fokus Pendidikan Karakter adalah Perilaku. Berikutnya, berbicara mengenai perilaku maka akan sangat erat dengan pola pikir dan emosi manusia. Begini, misalnya: Doni memukul Agus, pertanyaanya apakah sebelum memukul Agus, Doni tidak memproses gejolak emosi di pikiran dan hatinya? Tentu ada beribu alasan dan pertimbangan sehingga yang muncul sebagai pemenang adalah keputusan untuk memukul Agus. Jadi perilaku yang muncul sebelumnya telah diproses di pikiran serta dipengaruhi oleh emosi manusia (emosi positif dan negatif). Nah, pada ebook yang Anda baca sekarang, ebook yang kami terbitkan via on-line, kami memberikan intisari dasar dari Pendidikan Karakter. Kita akan belajar bersama bagaimana melakukan Pendidikan Karakter yang tepat dan cepat menghasilkanpe-
9
teladan dalam karakter
perubahan perilaku. Satu kunci rahasia dari Pendidikan Karakter adalah Pahami dan Lakukan!
Fokus Pendidikan Karakter adalah Perilaku Dari berbagai lokakarya dan workshop yang kami lakukan, peserta yang mampu memperoleh hasil maksimal mengenai perubahan anak atau pasangannya adalah peserta yang mau “Action”. Kebanyakan dari peserta sudah paham (karena ini sangatlah mudah) tetapi mereka lupa kunci yang ke dua, Praktek, Lakukan, Do It, Action! Ebook ini akan memberikan pemaham dengan sangat mudah dan sederhana, tidak perlu di baca habis sekaligus. Baca saja per bagian, resapi dan berkomitmenlah pada diri Anda untuk melakukannya. Jika Anda konsisten, maka perubahannya akan berlangsung kurang dari 2 minggu. Mudah bukan? Lakukan! Perubahan untuk siapa dan kepada siapa? Siapa yang berubah? Itulah kelebihan ebook ini, ebook ini akan sangat bermanfaat bagi kita yang menghendaki perubahan didalam keluarga ataupun di sekolah. Bukan kepada anak didik di sekolah atau di rumah, tetapi dampak perubahan bisa terjadi bagi guru disekolah bahkan pasangan hidup Anda dirumah, atau diri Anda sendiri. Lha bisa seperti itu? Ingat kunci dari Pendidikan Karakter adalah “Action” saat kita melakukan apa yang telah kita pahami, maka perilaku kita berubah terhadap sesama dan terhadap diri sendiri. Satu sendok teh gula pada secangkir kopi akan membuat rasa manis yang berbeda, perubahan sedikit yang kita lakukan dengan tulus maka akan terjadi perubahan di lingkungan kita.
10
teladan dalam karakter
Hari Pertama Kenapa Anak Tidak Mendengarkan Orangtua?
Salah satu pertanyaan yang paling umum yang sering ditanyakan kepada saya adalah “kenapa anak sewaktu kecil kalau dibilangin nurut tetapi saat ini dia selalu bandel ya, kalau dibilangin lebih nurut sama teman-temannya?” keluh seorang ibu yang memiliki anak yang telah remaja dan banyak pertanyaan sejenis yang dilontarkan saat saya selesai memberikan pelatihan di berbagai tempat.
11
teladan dalam karakter
Alasan saya menulis artikel ini adalah memudahkan orangtua berkomunikasi dengan anaknya dan dapat berbagi keceriaan dengan sangat mudah serta memudahkan proses terbentuknya karakter. Lewat komunikasi, proses pembentukan karakter ini akan semakin cepat. Ya, tentu yang bertanya seperti itu hampir sebagian besar adalah “orangtua yang haus kasih sayang anak bukan?” Lha nggak kebalik? (hayo yang baca dan merasa silahkan jujur...) Coba rasakan, apa sih rasanya ngomong tapi dicuekin sama orang terdekat kita (anak)? Jengkel, marah, sebel? Itu artinya ada yang berbuat tidak adil terhadap kita. Kenapa? Karena kita mengharapkan timbal balik dari apa yang selama ini kita lakukan, merasa punya otoritas tapi tidak bisa digunakan dan lain-lain. Nah saat anak mendengarkan dan menuruti apa yang kita katakan, maka perasaan cinta dan sayang kita tumbuh bukan? Nah, jadi banyak dong orangtua yang haus akan kasih sayang anak. Kita akan belajar dari 1 pertanyaan diatas dan aspek apa yang dibutuhkan agar komunikasi antara orangtua dan anak terjalin dengan baik.
Secara umum ada 2 aspek yang akan saya bahas. Yang pertama adalah :
Aspek emosi anak Penyebab anak lebih mudah dipengaruhi, nurut dan berkomitmen kuat dengan temannya adalah adanya perasaan diterima. Ketika bersama dengan teman-temannya mereka merasa bagian dari kelompok, agar diterima dalam kelompok, mereka akan menuruti apapun yang dikatakan teman-teman mereka, walaupun tidak masuk akal atau merusak. Termasuk dengan berani merokok atau menganggu teman mereka yang lain. Dengan cara itu mereka akan dikagumi dengan cara yang salah, oleh kelompok atau geng mereka sendiri. Menjadi keren dan terlihat hebat adalah hal yang sangat penting bagi remaja, karena dorongan terkuat mereka saat itu adalah merasa penting dan adanya pengakuan. Disisi lain, banyak anak tidak suka mendengar orangtua karena orangtua mereka cenderung mendikte. Jadi dalam pikiran anak, mereka merasa dengan mendengarkan
12
teladan dalam karakter
orangtua berarti mereka kalah dan orangtua menang. Mereka merasa tidak penting dengan melakukan apa yang dikatakan oleh orangtua dan dengan membangkang maka mereka merasa lebih penting karena sudah memenangkan pertarungan. Setelah saya mempelajari dari kasus-kasus klien saya, maka saya mengetahui bahwa anak yang berprestasi di sekolah, yang memiliki percaya diri, tidak mudah terpengaruh oleh teman sebaya adalah anak yang diterima, dicintai dan diakui oleh orangtuanya. Saat di rumah semuanya sudah terpenuhi, maka mereka tidak perlu mencari-cari pengakuan diluar sana Nah, bagaimana cara memenuhi kebutuhan emosi anak jika berada di rumah? Model komunikasi seperti apa yang harus dilakukan? Berikut penjelasannya. Hal yang perlukan untuk memperbaiki komunikasi kita dengan anak adalah : 1.
Gunakan kata “minta” saat kita membutuhkan anak melakukan sesuatu. Dengan menggunakan kata minta artinya kita menghargai anak, misalnya akan sangat berbeda saat kita menyuruh pembantu di rumah membuka pintu, dengan saat kita minta mertua kita untuk membukakan pintu, Anda tentu paham dengan maksud saya. Anak juga ingin dihargai dan diakui, dan ini sangat penting.
2.
Pastikan selalu menatap matanya saat kita berkomunikasi dengan anak, mata menunjukan keseriusan dan menghargai lawan bicara. Membuat anak merasa penting dan diakui.
3.
Jadilah pendengar yang baik jika anak sedang berbicara. Dengan mendengar saja, anak sudah merasa orangtuanya adalah orang yang mau mengerti akan dirinya, walaupun Anda belum memberikan solusi. Perlu diperhatikan, jika kita ingin memberi solusi, kita perlu bertanya dahulu. “Bolehkan Ayah / Ibu membantu kamu, atau kamu akan mengatasinya sendiri?” Dengan demikian
13
teladan dalam karakter
anak akan merasa penting, diakui dan merasa dipercaya oleh orangtuanya. Hanya mendengar anak berbicara maka kita sudah membantu anak tersebut melepas beban emosinya yang mengganggu dan tentunya akan lebih mengganggu lagi jika tidak dikeluarkan. Dan saat orangtua mampu mengambil tugas ini dengan baik, maka dijamin anak kita tidak akan mencari “cinta” diluar sana, karena sudah ada yang mengerti dan mencintai dia.
14
teladan dalam karakter
4.
Cintai anak dengan caranya dia mencintai. Kita orangtua yang paling mengerti anak kita bukan? Nah, tentunya Anda tahu bagai mana cara anak kita memperlakukan seseorang dengan sayang, bisa kepada adik, dengan ayahnya atau ibunya, nenek, saudara sepupu atau temannya. Perhatikan, apa dia memberikan perhatian berlebih, apa dia suka memberikan sentuhan, suka memberikan hadiah dan lain-lain. Itu adalah senjata pemungkas orangtua, dengan cara yang sama kita belajar mencintai dia dengan caranya, bukan dengan cara kita. Mungkin kita orangtua senang dan merasa dicintai dengan cara dipeluk, tapi anak tidak suka dipeluk. Gunakan dan pelajari gaya dia memberikan kasih sayang, untuk memberikan cinta sepenuhnya.
Aspek berikutnya adalah,
Cara berkomunikasi berdasarkan mekanisme pikiran manusia Pikiran manusia selalu memproses informasi yang dominan. Maksudnya, pikiran manusia tidak mengenal kata “tidak, jangan atau apapun kalimat negatif”. Seandainya saya meminta Anda membayangkan buah apel apa yang ada dalam pikiran Anda? Gambar buah apel bukan? Nah sekarang saya tidak ingin dan jangan coba-coba Anda membayangkan sebuah apel, nah sekarang apa yang terjadi? Apelnya tetep muncul bukan? Padahal saya sudah menginstruksikan larangan kepada Anda. Itulah sifat pikiran dia tidak bisa menerima kalimat negatif untuk diproses dalam pikiran. Inilah maksud dari pikiran hanya memproses informasi yang bersifat dominan. Nah, bagaimana cara kita berkomunikasi dengan anak? Banyak menggunakan larangan yang kemudian dilanggar? Kini kita sudah tahu bagaimana menggunakan aturan berkomunikasi bukan?
15
teladan dalam karakter
Gunakan direct communication, maksudnya katakan apa yang Anda inginkan utarakan langsung. Contoh: kamu tidak boleh pulang malam, sebaiknya katakan “sayang kamu harus pulang jam 7 malam ya”. Besok tidak boleh lupa membawa tugas sekolah, sebaiknya katakan “besok tugas sekolah dibawa dan serahkan kepada guru”. Kali ini kita hanya perlu mengubah cara kita berkomunikasi dengan anak kita, hanya 4 pola komunikasi yang perlu kita ubah, sekarang Anda sudah sangat paham bukan? Sekarang setelah membaca ini cobalah dan niatkan untuk mempraktekkan pemahaman Anda ini. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua.
** Informasi diatas sangat mungkin kita lakukan terhadap pasangan kita juga, untuk memperbaiki komunikasi dan keharmonisan rumah tangga, semoga bermanfaat.
16
teladan dalam karakter
Hari Kedua Champion Formula: Proses Pembelajaran Yang Super
Materi ini sangat banyak peminatnya, kami sengaja melakukan pembelajaran ulang serta menulis ulang dengan isi yang lebih lengkap daripada tulisan kami yang ada di website, materi ini bagaikan misteri bagi para orangtua dan guru. Kata “belajar” bagaikan kata yang menakutkan, bahkan lebih menakutkan dari kata “pocong” bagi kaum pelajar sekarang. Siapkan waktu khusus Anda, sekarang kita akan belajar bersama bagaimana proses belajar
17
teladan dalam karakter
yang menyenangkan bagi anak bisa berlangsung dengan baik dan nyaman. Senyaman Anda membaca tulisan ini. Pembaca sekalian, anak-anak dilahirkan untuk suka belajar, ini benar dan mutlak. Sejak anak lahir dan belum tahu apa-apa, saat baru bisa guling-guling seperti itu, rasa ingin taunya sudah besar luar biasa. Apalagi ketika dia sudah bisa mulai merangkak, sudah mau kemana-mana dan ingin menjelajah. “Sekarang saya pusing sama anak saya yang baru belajar berjalan satu tahun, dia istimewa ulang tahunnya pas tujuh belas agustus kemarin umur satu tahun (anak adik saya). Itu sekarang sudah jalan keman-mana, merambat sana-sini semuanya kepingin dipegang, kepingin dimasukan mulut” ungkap adik saya menceritakan anaknya. Itulah cara anak yang baru lahir belajar, dia menggunakan semua panca indra dia. Dia lihat pakai mata, dia pegang pakai indra perabaannya, betul? Setelah itu dia goyang apa yang dia pegang, dia mau tes pakai telinga, dia mau dengar bagaimana bunyinya. Terus dia ketok-ketok ingin tahu bunyinya juga, setelah itu ngapain? Masukin mulut, betul? Ya. Jangan dicegah! “Loh tapi kan kotor? ”Ya caranya di sterilkan dulu bendanya, baru itu sengaja kasih! Karena itu penting untuk database di otaknya. Yah hal ini sangat penting untuk database. Penting untuk kreatifitas nantinya. Kita bisa kreatif kalau kita punya banyak database di dalam otak. Kalau anaknya itu nggak boleh kemana-mana, di gendong terus. Apalagi ada yang susternya dimarahin majikannya seperti ”awas ya kalau anaknya begini, begini, begini”. Nah susternya takut, pembantunya takut, jadinya di gendong aja terus kan aman. Terus anaknya biasanya bulet gemuk, ”wah lucunya, seperti Bobo Ho”. Tapi setelah dia besar? (tidak seperti yang kita harapkan) Kalau sudah seperti itu (besar) sudah bukan lucu lagi kan? Nah kalau sudah seperti itu orangtuanya mulai bingung. Jadi kemampuan alami anak yang suka belajar itu kadang-kadang kita yang menghambat, sehingga saat dia besar menjadi anak yang tidak suka belajar. Akhirnya anak yang tadinya itu suka sekali belajar menjadi malas. Kita memandang belajar itu adalah sebuah siksaan. Satu pertanyaan, siapa yang ketika lulus kuliah kemudian bersumpah bahwa sejak sekarang (sesudah wisuda), tidak akan pernah pegang buku lagi. Ada?
18
teladan dalam karakter
Kurang lebih 20 tahun (usia 3-23 tahun)
kita
menjalani
proses
belajar yang memberatkan, betul? Cukup bagi kita untuk mempunyai kesimpulan
bahwa
belajar
itu
memberatkan, selama 20 tahun itu?
Disini
sudah
diyakinkan,
”eh belajar itu susah loh”. Jadi kalau sekarang kita ini dewasa dan kita
punya
pandangan
bahwa
belajar itu nggak enak, belajar itu memberatkan, itu wajar. Karena Malas belajar karena anak memandang belajar itu
kita mengalami dan menjalani
adalah sebuah siksaan
proses ini sendiri, memang benar
memberatkan bukan menyenangkan. Nah ini yang para pembaca perlu ketahui lebih dahulu. Jika Anda ingin anak Anda itu ketagihan untuk belajar maka Anda usahakan jangan patahkan semangat anak Anda untuk belajar di usia awal kehidupannya. Jangan lakukan hal-hal yang bisa membuat semangatnya berkurang. Pegang prinsip ini baik-baik untuk kebaikan anak kita, belajar sudah dimulai sejak usia kelahiran. Kalau kita ingin membuat anak kita jadi ketagihan belajar dan tahu bahwa anak Anda itu suka belajar, jangan paksakan kehendak Anda, jangan patahkan semangat anak Anda, Anda harus menguasai tehnik-tehnik bagaimana memancing dia supaya keinginan itu muncul dari dalam dirinya, bukan karena kehendak kita. Itu yang paling penting. Bacalah terus tulisan ini, karena akan semakin menarik dan penuh dengan “pembongkaran metode sukses anak”.
Begitu Anda merubah persepsi yang Anda lihat, segala sesuatu di sekitar Anda otomatis akan ikut berubah
19
teladan dalam karakter
Didiklah anak untuk masa yang bukan masamu, salah satu bait dalam puisi yang ditulis Kahlil Gibran. Pertanyaannya, kadang-kadang kita masih menggunakan tongkat pengukur kita untuk mendidik anak-anak kita. Padahal siapa yang bisa jamin apa yang kita ajarkan pada anak-anak kita sekarang ini, jika 25 tahun lagi semua itu (pendidikan yang kita berikan) masih digunakan? Belum tentu. Kita harus mencari sebuah variable kunci yang tidak lekang oleh jaman, variable inilah yang Anda harus ajarkan pada anak Anda sehingga situasi jaman berubah seperti apapun dia tetap bisa survive dan sukses dalam hidupnya. Pendidikan inilah sebuah wariasan paling besar yang kita bisa berikan kepada anak kita. Tapi pertanyaannya, pendidikan yang seperti apa? Cara mendidik yang seperti apa yang kita harus lakukan agar pendidikan itu bisa diwarisi oleh anak kita. Betul? Pendidikan inilah sebuah wariasan paling besar yang kita bisa berikan kepada anak kita. Tapi pertanyaannya, pendidikan yang seperti apa? Cara mendidik yang seperti apa yang kita harus lakukan agar pendidikan itu bisa diwarisi oleh anak kita. Betul?
Dimulai dari Persepsi Sekarang kita akan berbicara mengenai persepsi. Ada pepatah “gajah di depan mata tidak tampak, kuman di sebrang lautan tampak” artinya kita terkunci pada satu titik dan tidak bisa melihat yang lain dan persepsi ini mendasari cara berpikir kita. Sebaik-baiknya cara kita berpikir kalau persepsi awalnya sudah salah, maka kita tidak akan pernah sampai ke tujuan kita. Kita berpikir sebaik mungkin, lalu kita memiliki thinking skill bagus, bahkan jika kita sudah benar-benar punya keterampilan logika berpikir yang sangat bagus, kita tidak akan pernah sampai ke tujuan kita kalau persepsi awalnya sudah salah. Makanya persepsi awal ini sangat penting sekali. Apalagi kalau kita mau mendidik anak, ini sangat penting sekali. Sekarang persepsi tentang belajar. Apa persepsi kita tentang belajar? Persepsi itu dipengaruhi oleh tiga hal yaitu pengetahuan, pengalaman dan pengharapan. Kita sampai punya persepsi itu karena tiga hal ini. Persepsi mengarakan
20
teladan dalam karakter
pemikiran kita, ia mengunci pemikiran kita, dia berfungsi sebagai koridor berpikir kita. JIka anda ingin mengubah sebuah kondisi apapun itu, baik kondisi finansial atau keuangan Anda, relasi Anda dengan pasangan atau apapun, Anda harus rubah persepsi Anda dulu. Begitu Anda rubah persepsi Anda lihat segala sesuatu di sekitar Anda otomatis akan berubah. Sekarang saya ingin tanya, apakah makna belajar bagi diri Anda? Tidak boleh mikir harus cepat di jawab. “investasi”, “memperluas wawasan”, “biar pintar”, “tau caranya bertindak”, “bekal hidup”, “supaya kaya”. Apa menurut Anda?
“
Kemampuan alami anak yang suka belajar itu kadang-kadang kita yang menghambat, sehingga saat dia besar menjadi anak yang tidak suka belajar ”
Baik, coba perhatikan ada yang punya persepsi bahwa belajar itu adalah investasi, tentunya tindakan Anda akan berbeda jika Anda punya persepsi bahwa belajar itu untuk bekal hidup, bahwa belajar itu supaya pintar, itu nanti berbeda lagi. Caranya Anda bertindak nanti berbeda. Kalau Anda punya sikap “saya mau belajar supaya saya bisa mengajari anak saya dan orang lain” maka saya yakin kemauan Anda untuk menyerap sesuatu itu pasti akan lebih besar, daripada kalau Anda itu belajar hanya untuk diri Anda sendiri supaya saya pintar, itu pasti akan beda. Jelas?
Jangan paksakan kehendak Anda, jangan patahkan semangat anak Anda, Anda harus menguasai tehnik-tehnik bagaimana memancing dia supaya keinginan itu muncul dari dalam dirinya
21
teladan dalam karakter
Sejak usia dini anak diberikan motivasi tujuan dalam belajar
Kalau Anda punya motivasi, punya persepsi awal belajar adalah supaya saya bisa membantu orang lain lebih baik lagi, lebih cepat dan untuk mengajari anak-anak saya, sehingga mereka itu punya bekal lebih banyak lagi dan bisa belajar lebih banyak lagi, itu akan berbeda kalau persepsi awal saya belajar itu supaya saya pintar. Motivasinya berbeda, kalau nanti bertemu halangan nanti juga akan berbeda tindakannya. Jadi kalau kita mau membantu anak supaya rajin belajar, tolong ubah dulu persepsi kita terhadap belajar sehingga anak kita bisa melihat itu, sehingga dia bisa menjadi dirinya sendiri untuk belajar sesuatu. Dia akan belajar tanpa tekanan. Kalau dia mau belajar, Anda pasti bisa membedakan dari perubahan perilakunya terhadap belajar dan itu dimulai dari mambantu anak mengubah persepsinya.
22
teladan dalam karakter
Contoh, ibu bertanya “misalkan ulangan kamu kalau dapat nilai jelek perasaanmu bagaimana?” anak menjawab “Sedih”, ibu bertanya “kenapa?”, “ Ya nanti dimarahin mama” jawab anak, kini kita tahu persepsi anak? Itu adalah persepsi yang salah. Anda harus cepat-cepat bantu anak untuk mengubah persepsinya. Anda bisa menemukan persepsi anak Anda dengan cara Anda ngobrol ketika mau tidur, santai-santai, jangan katakan ”nak sini duduk, mama mau tanya nih, kalau nilaimu jelek perasaan kamu takut ya sama mama?”. Jangan seperti itu! Ngobrolnya harus yang enak, karena persepsi ini letaknya atau “mainnya” dibawah sadar. Kalau anak itu tertekan, dia stres maka persepsi yang hendak digali tidak bisa keluar dia akan ditutup. Anda harus tahu itu sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri alamiah dari setiap individu. Jangan malah dipaksa anaknya “ayo cepat ngomong toh”. Anda harus bantu clearkan dulu, buat sesantai dan senyaman mungkin sehingga anak tidak merasa terancam. Kini masukan buat orangtuanya, apa tujuan Anda meminta anak untuk belajar? Supaya pintar, supaya nilainya bagus. Betul? Beda tidak, kalau Anda punya persepsi bahwa tujuan Anda meminta anak Anda itu belajar supaya dia mengetahui lebih banyak hal, beda kan? Itu beda nantinya, sikap Anda akan berbeda ketika nilai ulangannya dia jelek. Seorang ibu yang punya persepsi, tujuan awal persepsi itu supaya nilainya bagus, dengan seorang ibu yang punya persepsi bahwa belajar itu untuk memperkaya diri anak, memperluas wawasan, sikapnya akan beda kalau menghadapi nilai anak yang jelek. Sekarang Anda bisa koreksi diri Anda sendiri, mungkin selama ini Anda pernah bertindak kasar pada anak, berlaku negatif terhadap anak, coba Anda cek itu karena apa. Apakah karena persepsi Anda yang tidak benar? Apakah karena Anda menuntut dia terlalu tinggi? Apakah karena Anda tidak pernah menjelaskan atau memberi contoh? Koreksi dahulu.
Motivasi munculnya harus dari dalam diri sendiri Mengenai persepsi yang benar terhadap belajar, Anda coba cek karena itu bermula dari diri kita. Sekarang kapankah saat terbaik untuk belajar? Pagi? Kapan saja? Sore? Coba perhatikan kalau Anda punya persepsi bahwa belajar itu paling baik pagi, ketika anak
23
teladan dalam karakter
Anda belajarnya malam Anda pasti marah. Padahal itu cuma gara-gara Anda punya persepsi bahwa belajar paling bagus itu pagi dan Anda terkunci oleh pemikiran itu. Ketika anak Anda belajarnya malam atau mungkin ketika itu dia belajar sambil mendengarkan music atau makan camilan, Anda marah. Itu karena apa? Karena persepsi Anda. Ingat tadi prinsip yang pertama, anak-anak dilahirkan untuk suka belajar. Jadi dia suka belajar itu kapan pun, dimana pun, dalam kondisi apapun. Kondisi capek pun bisa jadi sebuah pelajaran bagi anak. Kita bisa mengajarkan sesuatu “kamu capek iya? Kenapa kok bisa capek? Ya karena kamu tadi lari-lari terlalu banyak. Berapa lama tadi kamu lari? 1 jam”. Kita juga bisa ngajarin matamatika nanti disana. Belajar bisa dalam kondisi apapun. Karena otak kita tidak pernah berhenti bekerja. Kita harus bisa menarik sesuatu yang positif dalam setiap peristiwa. Kita harus bisa mengajarkan hal itu pada anak kita. Disitulah kita nanti secara nggak langsung akan mengajarkan dia, bagaimana membangun motivasi yang munculnya dari dalam diri. Bukan karena situasi tertentu di luar maka anak harus termotivasi. Motivasi munculnya harus dari dalam diri sendiri
Hal terpenting yang perlu dipelajari anak Tentunya Anda semua pembaca yang budiman pernah memperhatikan anak yang masuk kelas Play Group atau TK. Jika gurunya tanya sesuatu, reaksi mereka seperti apa? Kalau mereka jawabnya salah, gurunya biasanya ngomong apa? “Bagus” betul? Anda pernah masuk ke kelas anak 3 SD? Kalau gurunya tanya sesuatu berapa banyak yang angkat tangan? Lebih sedikit daripada Play Group atau TK, ya kan? Masih ada, tapi sudah jauh berkurang. Jika ada, itu anak yang harga dirinya masih baik, masih berani angkat tangan. Anda pernah masuk di kelasnya anak kelas 6, kalau Anda tanya sesuatu, berapa banyak yang angkat tangan? Bisa di hitung ya. Anda datang ke seminarnya orang-orang dewasa, berapa banyak yang angkat tangan kalau ditanya sesuatu? Nggak ada. Kenapa kok bisa begitu? Kenapa kok pada saat mereka Play Group mereka “saya bu, saya bu guru” tapi kenapa ketika kelas 3, 4, 5, 6 jumlah yang angkat tangan semakin sedikit?
24
teladan dalam karakter
Ketika dewasa, kuliah, tidak ada yang nanya dan kalau bisa pun duduknya ada di belakang, kalau nggak suka sama dosennya supaya cepat larinya. Tahu kenapa? Manusia bertindak atas pengalaman. Di Play Group atau TK, saat angkat tangan respon dari guru “bagus, pintar nak, salah nggak papa”. Saat masuk kelas 1 SD, angkat tangan “ kamu hati-hati ya kalau jawab, di pikir ya”, masih agak sopan. Dia masuk kelas 3, angkat tangan, jika salah maka teman-temannya ketawa semua, gurunya juga berkomentar “ah kamu itu ngaco”. Ya itu pengalaman saya pribadi, ketika seorang anak kelas 3 SD angkat tangan dan jawaban salah, gurunya berkata “banter salah!”. Kira-kira berikutnya kalau dia di suruh angkat tangan lagi mikir nggak? Jelas mikir dong. Apalagi kalau sudah berkali-kali, dia sudah nggak mau angkat tangan lagi, karena apa? Kita terbawa oleh persepsi itu, persepsi jika salah maka memalukan dan daripada memalukan serta menyakitkan bagi hati kita, maka tidak usah menjawab.
25
teladan dalam karakter
Anak-anak itu pada dasarnya suka belajar tetapi sikap kita yang kadang-kadang mematahkan semangat belajar mereka. Hanya 1 atau 2 anak aja yang bisa mengatasi tantangan mental seperti itu, yaitu anak-anak yang orangtuanya melakukan sebuah proses yang benar untuk mendukung mentalnya. Sebagian besar orangtua sibuk dengan pekerjaannya dan mengakibatk pekerjaannya dan mengakibatkan pekerjaannya dan mengakibatkan anak mereka down. Saat mereka down orangtuanya nggak ada. Keluh kesahnya sama guru les. Kalau nggak ada guru les ya di pendam sendiri dan menumpuk menjadi sebuah hambatan mental sampai dia tumbuh dewasa. Perasaan tidak mampu, menumpuk terus, implikasinya apa? Sangat dahsyat. Hal ini saya tulis dalam buku The Embryo of Success, itu adalah implikasi dari pendidikan yang kita terima di masa kecil kita. Kebanyakan orangtua itu kalau anaknya nggak mood misalkan “ma belajarnya nanti aja ya?”, “kenapa?”, “aku lagi capek nih”, ”besok kan ulangan nanti waktunya nggak selesai, nah ini kan bahannya banyak kamu harus belajar sekarang loh, tadi kan kamu sudah ini-itu, nanti sebentar lagi makan, sebentar lagi ini-itu nggak selesai belajarnya, kapan kamu mau belajar?”. Ingat persepsi kita, kita bereaksi seperti itu karena menganggap bahwa anak harus cepat belajar, karena nanti waktunya nggak cukup karena bahannya banyak. Yang Anda tidak tahu adalah bagaimana jika sikap kondisi pikirannya kita setting dalam kondisi tertentu maka bahan ulangan yang banyak itu bisa masuk dalam waktu yang sangat singkat. Tapi kalau moodnya nggak pas, bahan yang sedikit pun tidak akan masuk dalam jangka waktu yang lama, Anda harus tahu itu. Para pembaca kalau Anda lagi stres, saya minta mempelajari sesuatu, Anda bisa langsung mengerti nggak? Jika Anda lagi happy kemudian saya minta untuk mempelajari sesuatu, mana yang lebih enak? Lagi happy kan! Syarat pertama, supaya anak Anda itu langsung menyerap apa yang dia pelajari adalah pastikan dia dalam kondisi happy. Katakan kepada anak Anda yang terlihat tidak mood belajar ”begini tutup bukunya aja nggak usah belajar”, ”kok tumben mama ku baik banget, biasanya ngomel dulu”. Tahu kenapa? Cara ini dipakai ini untuk ngakalin moodnya, emosi
26
teladan dalam karakter
negatifnya langsung hilang seketika itu juga, biarkan dia relaks atau santai sejenak dan berikan istirahat. Ingat istirahat bagi anak bukan berarti tidur atau duduk tenang, terkadang minta makan camilan, mainan dan jangan lupa tentukan batas waktunya maka seketika itu dia mampu langsung dia fokus lagi untuk menyerap informasi yang dibutuhkan. Inilah rahasia membangun motivasi internal. 80% kesulitan belajar itu berhubungan dengan stres, ini riset yang dilakukan oleh Gordon Stokes. Hilangkan stress anak, maka hilanglah kesulitan belajar. Stress ini yang berasal dari mana? Bisa dari tuntutan-tuntutan orangtua, standard nilai yang diminta orangtua, bisa juga tuntutan sekolah dan lingkungan. Bagaimana anak itu bisa senang untuk belajar, jika terlalu banyak tekanan.
Hilangkan stress anak, maka hilanglah kesulitan belajar
27
teladan dalam karakter
Penerimaan adalah hal penting, seorang manusia itu butuh di perhatikan, diterima dan dihargai, anak-anak juga. Kita seringkali mengabaikan perasaan-perasaan mereka, kita sering ngomong dengan jurus sakti “pokoknya”. “Pokoknya kalau kamu nggak belajar nanti nggak usah ikut ke mall” jelas setiap anak mau ke mall dan diburu dengan waktu. Apakah ini bisa maksimal? Apakah ini kondisi belajar yang nyaman? “Pokoknya kamu harus selesaikan, kalau kamu nggak selesaikan kamu berdiri di pojok sana dan nanti nggak mama belikan mainan”. Jelas setiap anak mau dan senang ke mall atau dibelikan mainan, lalu kita tekan atau diburu dengan waktu. Apakah ini bisa maksimal? Apakah ini kondisi belajar yang nyaman?
Kita
tidak
pernah
mengakui
dan
menghargai
parasaan
mereka,
perasaan-perasaan si anak. Apa yang sedang terjadi di dalam dirinya kita nggak pernah mau tahu, karena apa? Karena kita lebih penting dengan urusan kita “pokoknya kamu harus belajar, mama lagi repot, mama harus masak, mama sekarang masak, kamu belajar, nanti selesai masak kamu mama tanyain”. Ada yang punya pengalaman seperti itu? “Cepat sekarang pakai sepatu, kita harus pergi sekarang, kalau nggak bisa udah mbak yang bantu pakai aja tuh sepatunya, nanti kita terlambat lagi”. Kita lebih mementingkan keterlambatan kita daripada ngajarin anak kita untuk bisa mandiri. Terkadang kita sering melakukan hal aneh, jika kita bersikap dengan orang lain yang melakukan kesalahan, kita bisa bersikap baik, manis “oya nggak papa kok, saya mengerti kok” tapi kalau anak kita berbuat salah sedikit saja, langsung “mata itu lihat dimana, mama kan nggak pernah ngajari kayak begitu”. Jadi dengan orang lain kita baik, dengan anak kita sendiri tidak? Ayo jujur siapa yang seperti itu. Siapa yang seperti itu tapi tidak mau ngaku?
Bangunlah perasaan berharga berapapun nilai ulangan yang dia peroleh, terima dia terlebih dahulu Katakan “oke nak bagus sini, kamu sudah berusaha mama percaya besok kamu akan lebih baik lagi dan lebih mengerti lagi. Sekarang kamu mama bantu dari sini, mana yang kamu belum mengerti?” Jadi kita bukan serta merta menerima saja. “Ya sudah nak nggak apa-apa yang penting kamu sudah usaha” tapi kita bantu dia untuk kearah yang lebih baik.
28
teladan dalam karakter
Dia belajar, dia kesulitan “oke kamu kesulitannya dimana? Oh, disini nggak apa-apa nak, mama dulu waktu belajar ini juga gak bisa bisa kok”. Dia akan merasa dimengerti dan memiliki kesamaan. Jangan malah ngomong “nak papa dulu kayak begini ranking satu terus. Kamu ini anak siapa”. Lalu Mamanya dengar dan menimpali “pa ngomong jangan sembarangan ya gini-gini mama juga ranking satu, tau nggak bahkan semua orang itu nyontoh nya ke mama”. Dan anaknya bingung, seperti papa bukan, mama juga bukan, anak siapa saya ini? Dengan itu Anda mengabaikan harga diri anak, Anda merusak dan membuat dia konflik di dalam dirinya. Bukan seperti itu, bangunlah perasaan berharga dalam diri anak kita. Mempelajari sesuatu hal, apapun itu adalah sebuah proses. Misalnya saya menyuruh Anda mempelajari buku yang tebalnya 879 halaman, berbahasa Sansekerta dan hanya dalam waktu satu minggu setelah itu saya ajak Anda berdiskusi dan membahas isi buku tadi, apakah Anda bisa? Jawabanya pasti tidak bisa. Tapi pada saat saya hanya berharap sedikit pemahan Anda tentang isi buku itu, dan saya beri Anda uang 1 milyar semua orang pasti terpikir oleh anak. Dia mau main video game tanpa disuruh, karena apa? Karena benefit disana “happy”. Dia tidak mau belajar karena apa? “Apa benefitnya bagi saya?”, dia tidak bisa melihatnya. Apalagi jika orangtua berkata, ”loh nak kan kamu nanti kalau besar bisa kerja, dapat uang banyak” dia tidak mengerti. Karena dia selama ini minta apapun dikasih sama papanya, jangan ngomong cari uang, dia “nggak nyampek” kesana pikirannya. Bahkan banyak anak SMA pun tidak bisa mengerti sampai kesana. Sekarang bagaimana caranya membuat sebuah permainan yang seru ketika dia memainkan itu dia belajar sesuatu, itulah kuncinya. Ada banyak sekali cara membuat itu terjadi, bisa dengan cerita, bisa dengan sulap, bisa dengan lomba, atau apapun. Jadi gunakanlah bermain itu sebagai sarana untuk mempelajari sesuatu, kuncinya disana dan anak akan suka sekali belajar. Gunakan kreativitas kita sebagai orangtua untuk memompa kesuksesan anak kita. kreativitas kita sebagai orangtua untuk memompa kesuksesan anak kita.
29
teladan dalam karakter
Kalau relevansinya sudah anak lihat maka dia akan melihat dirinya mampu atau tidak, kalau dia mampu dia akan lakukan kalau tidak, dia nggak akan mau. Setelah itu emosinya positif apa tidak? Menyenangkan apa tidak, kalau tidak menyenangkan ngapain? Nah setelah itu emosi positif ini didasari oleh apa? Oleh antisipasi. Saya kalau mau main, nanti bagaimana resikonya, wah kalau dimarahi mama, kayaknya gak usah deh. Tapi kalau dia melihat, “ah nggak apa - apa, mama selama ini selalu mendukung aku”. Nah artinya emosinya positif. Nah setelah itu harapannya, penerimaan dari orangtua, kegembiraan, kejutannya ada nggak?
Gunakanlah bermain itu sebagai sarana untuk mempelajari sesuatu, kuncinya disana dan anak akan suka sekali belajar
Kalau ini sudah terjawab dan dapat difasilitasi oleh orangtua, Anda tidak usah pusing-pusing. Anak itu akan menetapkan sendiri keputusan untuk maju, apapun yang terjadi disaat itulah
motivasi internalnya keluar dan kalau dia sudah menetapkan diri untuk maju, apapun yang terjadi dia akan belajar main video game tanpa Anda suruh. seperti ketika dia main video game tanpa Anda suruh. Perhatikan saja, kuncinya hanya relevansinya dan emosi positif yang harus ada di dalam dirinya. Jadi itulah yang Anda harus diperhatikan sehingga anak merasa happy, enjoy dan dia tidak merasa kalau dia itu mempelajari sesuatu, dia enjoy dan fokus dengan permainnya.
“ 80% kesulitan belajar berhubungan dengan stress. Hilangkan stress, maka Anda menghilangkan kesulitan-kesulitan itu. ” (Gordon Stokes) 30 .
teladan dalam karakter
Program pikiran dan konsep diri Contoh sebuah belief atau keyakinan yang menempel pada anak “saya bodoh”, tidak semudah itu terukir didalam pikirannya, secara bertahap dan pasti ada penyebabnya. Apa penyebabnya? “Sering di marahin mama, ulangan saya jelek terus, saya sering di ejek teman-teman saya, guru saya juga selalu marahin, kalau ulangan saya jelek saya dimarahi, dihukum”. Itu semua bukti kalau anak itu tidak mampu dan akhirnya anak juga di les-kan berarti “saya kan nggak bisa sampai di les-kan”. Itu bukti semuanya, itu kerjanya di bawah sadar. Nah inilah mekanisme pikiran kita. Bawah sadarnya kita (pikiran bawah sadar) itu punya peranan 88%. Pikiran logis kita, atau pikiran sadar kita cuma 12%. Sekarang coba jawab dengan sangat cepat nggak usah pake mikir, kalau saya tanya air mineral apa merk, yang terpikir? Saos tomat? Pasta gigi? Handphone? Sepeda motor? Pompa air? Sabun kecantikkan? Bahkan kita hafal teksline-tekslinenya, dahsyat ya. Coba kalau Anda terprogram, pikiran logis Anda sudah nggak bisa lagi berfungsi. Kalau Anda beli air mineral
.
31
teladan dalam karakter
Anda akan ngomong apa? Aqua, kalau Anda di kasih merk lain mau nggak? Anda terima kan, aneh kan, nggak logis ya. Anda datang ke toko pompa air “ada sanyo nggak?” di kasih merk lain Anda bayar saja jelas-jelas merknya bukan sanyo itu. Anda terprogram, itulah pikiran kita. Kita setiap hari melakukan proses pemrograman kepada anak-anak kita setiap hari, dengan sikap, tindakkan kita, dengan ucapan kita. Inilah yang terjadi dalam diri kita dan dalam diri anak-anak kita, ada stimulasi eksternal dari apapun seperti TV, koran, radio dan lain-lain yang masuk oleh panca indra lalu dicerna, diproses di pikiran sadar kemudian dengan kondisi tertentu maka akan dikirim ke bawah sadar. Kondisi tertentu ini apa? Jika informasi itu unik, pemikiran itu unik dan di sertai emosi tertentu. Emosi tertentu ini apa? Sedih atau gembira dan kalau Anda ingin memastikan
seorang
anak
mau Pertengkaran di dalam keluarga secara tidak disadari
mempelajari sebuah informasi baru atau akan menjadi ditiru anak di masa depannya dalam belajar, pastikan gunakan emosi yang gembira.
Berarti
sedih
juga
membangun keluarga
bisa
memasukan informasi?
“
Kita setiap hari melakukan proses pemrograman kepada anak-anak kita setiap hari, dengan sikap, tindakkan kita, dengan ucapan kita ”
32
teladan dalam karakter
Atau kalau dibuat negatif masuk nggak? Masuk, buktinya ketika anak di siapkan penjalin rotan lalu diancam “kamu nggak hafal perkalian mama pukul” akhirnya hafal juga karena emosinya di negatif. Tetapi dia punya trauma, itu yang terjadi. Dia punya trauma sama penjalin rotan, trauma sama sapu lidi bisa juga trauma sama matematika, bahasa inggris dan lain-lain. Jadi ada resikonya kalau kita memasukan informasi dengan cara yang negatif, dengan ancaman, dengan hukuman dan ada resikonya untuk kehidupan dewasa anak kita, informasi lebih jelas telah saya tuliskan di buku The Embryo of Success.
33
teladan dalam karakter
Hari Ketiga Lima Rahasia Menciptakan Nilai “A”
Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan sebelumnya, pastikan Anda telah memahaminya dan telah melakukannya. Pola berikut ini adalah pola ajaib yang mampu meningkatkan kualitas belajar anak Anda. Seperti bensin ada nilai oktannya, semakin tinggi nilai oktannya maka kualitas semakin baik dan performa mobil atau motor akan semakin sempurna. Sama seperti proses belajar, ada kaitan antara emosi (bahan bakar) dan anak (mobil). Jika kita mampu memperlakukan emosinya dengan tepat maka kualitas anak kita akan sempurna dan dia akan memiliki kehidupan yang maksimal.
34
teladan dalam karakter
Rahasia Pertama: Kita orangtua sering merasa bahwa anak kita itu malas dan tidak punya motivasi untuk belajar. Apakah Anda pernah punya perasaan seperti itu? Ya mungkin kita sendiripun bahkan merasakan hal-hal seperti ini. Kita sendiri sebagai orangtua terkadang punya perasaan malas dan tidak termotivasi untuk melakukan sesuatu. Bagaimana jika ini terjadi pada anak kita? Biasanya kita langsung marah dan meminta dia untuk senantiasa bersemangat. Hal pertama yang Anda harus lakukan untuk mengatasi masalah ini adalah, cobalah introspeksi diri. Apakah kita memberikan contoh seperti ini pada anak kita? Kalau
tidak
anak
kita
dengan
mudahnya akan mengatakan ”halah... papa juga malas” atau mungkin “ahhh… mama juga kerjaannya nonton sinetron nggak pernah belajar”. Saya sering menjumpai orangtua mengatakan hal seperti ini saat
saya memberikan
workshop, dia menceritakan anaknya Introspeksi diri Anda apakah sudah memberikan teladan terbaik untuk anak?
yang mengatakan hal tersebut pada dirinya. Dan yang lebih uniknya lagi, yang mengatakan ini adalah anak kelas
2 dan 3 SD. Ketika sang mama menegur untuk belajar, sang anak dengan entengnya menjawab “mama kok nggak belajar? Kok nonton tv terus”. Dan kemudian orangtua dengan arogannya menjawab, “Ya kalau orangtua boleh, anak kecil tidak boleh”. Ini bukan sebuah jawaban yang bijaksana tentunya. Disini menunjukkan bahwa superioritas kita sebagai orangtua harus ditegakkan, tanpa memandang alasan apapun. Ini adalah alasan yang kurang “fair”sebenarnya. Jadi dalam hal ini sebaiknya perlu instropeksi diri, apakah Anda sudah memberikan teladan yang terbaik untuk masalah motivasi belajar dan kerajinan untuk menguasai sesuatu.
35
teladan dalam karakter
Rahasia Kedua: Sebab lain mengapa seorang anak malas dan tidak termotivasi belajar adalah perasaan tidak mampu. Ketika seorang anak merasa tidak mampu dan itu dibuktikan dengan serangkaian pengalaman bahwa memang ia tidak bisa mengerjakan sesuatu, maka dikemudian hari ia akan merasa malas untuk mengerjakan hal itu. Yang ada di pikiran anak serangkaian pengalaman bahwa memang ia tidak bisa mengerjakan sesuatu, maka dikemudian hari ia akan merasa malas untuk mengerjakan hal itu. Yang ada di pikiran anak adalah, “percuma saya belajar pun juga nilainya jelek, ya mendingan tidak usah belajar”. Nah, itulah yang ada dalam pikiran seorang anak. Bagaimana jika kita harus mengatasi masalah ini? Yang pasti Anda harus bekerjasama dengan gurunya di sekolah tentunya. Agar bisa menyusun sebuah strategi pembelajaran yang bisa membuat seorang anak punya sebuah perasaan bahwa dirinya mampu. Berikanlah sebuah pembuktian bahwa dia itu mampu. Anda bisa coba dengan berbagai macam cara mengingatkan dia pada kisah suksesnya. “Coba ingat, tempo hari kamu pernah bisa seperti ini, tempo hari kamu pernah juara ini, waktu itu kamu menghadapi kesulitan seperti ini dan kemudian dengan segala upaya kamu bisa. Itu buktinya kamu punya kemampuan untuk itu.” Mungkin dengan menggunakan orang atau pihak ketiga untuk membuktikan bahwa dia itu cakap di suatu bidang. Kebanyakan dari kita sebagai orangtua, menggunakan orang ketiga untuk membuat anak kita merasa makin tidak berdaya. Seringkali ketika kita ngobrol dengan orang lain kita mengatakan, “iya nih... dia ini payah kalau ulangan matematika. Ayo coba ini ngomong sama om gimana”, nah ini akan membuat seorang anak menjadi makin down. Maksud kita sih ingin memberikan motivasi kepada dia. Memberikan semangat kepada dia dengan menunjukkan pada orang lain, dengan mengungkapkan masalahnya kepada orang lain sehingga ia merasa malu. Tetapi ini adalah sesuatu strategi yang kurang bagus, karena dengan begitu yang akan lebih dulu muncul adalah perasaan malunya, karena kejelekannya diungkapkan kepada orang lain. Hal ini bukan akan memotivasi dia, tapi malah akan mendemotivasi dia. Sebaiknya Anda meninggalkan strategi ini dan menjalankan strategi lain yang lebih baik.
36
teladan dalam karakter
Misalkan Anda bisa mengatakan ”hai... ini lho, om ini luar biasa. Kamu bisa belajar banyak tentang berhitung disini” Kemudian Anda bisa mengatakan pada teman Anda, dia ingin menjadi anak yang bisa menguasai matematika. Bisa nggak bantu dia? Dengan begitu Anda membantu anak mengatasi masalahnya tanpa menyebutkan kekurangannya. Bukankah itu suatu cara yang lebih baik daripada menggunakan pendekatan dengan perasaan malu, cobalah dan Anda akan kaget melihat hasilnya. Karena dengan begitu anak Anda akan menjadi lebih respek kepada Anda, karena Anda menutupi kelemahannya dan memang itulah yang diinginkan oleh seorang anak dari orangtuanya. Selain itu dia akan punya semangat untuk belajar lagi.
Rahasia Ketiga: Cara lain lagi yang bisa Anda lakukan adalah coba perhatikan tuntutan kita kepada anak. Coba kurangi tuntutan tersebut, kurangi harapan tersebut agar anak tidak merasa terlalu terbebani. Karena beban yang terlau tinggi yang dipikul oleh seorang anak akan membuatnya malah tidak termotivasi. Dia akan melihat goalnya terlalu tinggi, sangat jauh dan sangat susah untuk dicapai. Dan tentunya dia tidak akan semangat untuk melakukannya, karena dia tahu tidak akan bisa mencapai goal tersebut. Oleh karena itu Anda perlu membantu dia untuk melihat goal-goal jangka pendek yang pasti mampu dia capai. Jadi buatlah sebuah sasaran-sasaran pendek dimana anak ini pasti bisa mencapainya. Anda perlu membantu dia untuk memulihkan lagi semangat dan percaya dirinya. Dengan membuatnya menciptakan kisah sukses kecil-kecil yang akan menjadi batu loncatan bagi kepercayaan dirinya. Ketika percaya diri kecil-kecil ini sudah terbentuk maka ia akan membesar, dan pada saat itulah kita boleh menetapkan sebuah goal yang cukup tinggi untuk dikejar oleh seorang anak. Dengan bekal percaya diri yang sudah membesar maka si anak akan yakin bahwa dia akan mampu untuk mencapai goalnya. Jadi kuncinya adalah membantu seorang anak secara bertahap untuk mencapai goal-goal jangka pendeknya.
37
teladan dalam karakter
Rahasia Keempat: Langkah berikutnya yang sangat penting untuk membantu anak Anda mengatasi permasalahannya adalah mendukungnya dalam situasi apapun. Terutama saat dia sedang sedih atau kecewa, karena nilai ulangannya jelek atau karena apa yang ingin dicapainya gagal. Pada saat itulah peran Anda sebagai orangtua benar-benar sangat dibutuhkan oleh seorang anak. Kebanyakan ketika seorang anak sedih atau kecewa, banyak sekali orangtua tidak memahami perasaan seorang anak. Yang mereka lakukan adalah malah memberi nasehat bagaimana dia harus melakukannya, kemudian mengkoreksi sikap-sikapnya, harusnya ini, kamu begini tidak boleh begitu dan lain sebagainya. Dan kemudian di akhir nasehat kita, biasanya mengatakan sudah nggak perlu sedih lagi, lain kali kamu pasti bisa. Disini kita membuat perasaan-perasaan anak jadi bingung dan kacau. Kenyataannya dia ini sedih, tapi kita mengatakan nggak perlu sedih lagi. Kita menganggap bahwa dengan berlalunya waktu maka kesedihan itu juga akan berlalu. Ini adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Kesedihan tetap kesedihan, kekecewaan tetap kekecewaan, dia tetap ada di dalam hati kita. Kita tidak bisa mengajarkan seorang anak untuk menolak atau mengabaikan perasaan-perasaan yang memang kenyataannya ada di dalam dirinya. Lalu bagaimana kita harus menghadapi anak seperti ini? Sederhana saja, pada saat mereka sedih, pada saat mereka kecewa, yang perlu Anda lakukan adalah mengakui perasaan tersebut. Anda cukup mengatakan pada anak Anda, “kamu lagi sedih? Apa lagi kecewa? Mau cerita sama papa, mau cerita sama mama?” Dan kemudian Anda tinggal mengiyakan perasaannya “oke... mama mengerti perasaan kamu, papa mengerti perasaan kamu”. Setelah itu Anda ceritakan kesedihan yang pernah Anda alami. “Ya... papa juga pernah mengalami kesedihan seperti itu, mama juga pernah mengalami kekecewaan seperti itu”. Disinilah saatnya Anda menceritakan kisah hidup Anda sendiri. Dimana anak akan memandang Anda sebagai seseorang yang wajar, artinya “ohh... papa mama saya juga pernah mengalami seperti itu”. Dan inilah saat yang tepat untuk memberikan inspirasi bagi seorang anak. Dengan belajar dari pengalaman-
38
teladan dalam karakter
pengalaman orangtuanya, orang yang dia sangat percayai sejak lahir. Nah, dengan begitu kita memberikan database bagi seorang anak, dimana lain kali ketika dia menghadapi hal-hal serupa dia tahu apa yang harus dilakukan. Karena kemungkinan apa yang kita alami, mungkin belum dialami atau mungkin tidak persis sama dengan yang dialaminya. Dan lain kali ketika dia mengalami sebuah peristiwa di dalam hidupnya sendiri, bisa jadi dia akan teringat dengan pengalaman yang kita ceritakan, yang mirip dengan apa yang di alami. Dari situ dia jadi tahu apa yang harus dilakukannya. Oke itu adalah sesuatu yang sangat penting dan harus Anda lakukan.
Setelah Anda mengclearkan perasaan emosi negatifnya, kemudian minta anak itu untuk membayangkan apa yang akan terjadi jika harapannya tercapai, impiannya tercapai. Atau mungkin jika kita bicara masalah nilai ulangan “apa yang akan terjadi nak jika ulangan kamu nilainya bagus. Coba bayangkan bagaimana reaksi teman kamu, bisa nggak kamu bayangkan bagaimana reaksi guru kamu, bisa nggak kamu bayangkan bagaimana perasaan kamu sendiri ketika menerima ulangan dan nilainya 100. Bisa nggak kamu bayangkan
39
teladan dalam karakter
bagaimana reaksi dari papa, reaksi dari mama ketika kamu membawa nilai ulangan yang sangat bagus”. Minta anak itu untuk membayangkan, ini adalah saatnya untuk menanam bibit pikiran. Dimana pada suatu saat nanti bibit pikiran ini akan tumbuh dan buahnya tinggal dipetik. Yang perlu kita pahami adalah masalah nilai anak sebenarnya berkorelasi dengan masalah emosionalnya, kutipan dari Gordon Stoke “80% kesulitan belajar berhubungan dengan stress. Hilangkan stress, maka Anda menghilangkan kesulitan-kesulitan itu”. Pahami anak Anda, maka mudah sekali dia menembus batasan-batasan yang ada didalam hidupnya.
Rahasia Kelima: saat kita orangtua ataupun guru disarankan oleh tulisan diatas untuk memahami orang lain (anak), apakah sebelumnya kita telah memahami diri kita sendiri? Akan lebih mudah bagi kita memahami orang lain (dalam kasus ini adalah anak), jika kita terlebih dahulu telah memahami diri kita sendiri. Memahami berarti menerima kelebihan dan kekurangan, serta mampu berdamai dengan segala konflik yang ada dalam diri kita. Nah bagaimana caranya? Sebenarnya caranya banyak, namun kita akan menggunakan cara termudah dan sesederhana mungkin, serta yang paling mungkin untuk kita lakukan di keseharian kita. Caranya renungkan hari-hari kita. Di akhir setiap hari, renungkanlah hal-hal besar yang terjadi, apa saja yang tidak berjalan lancar dan apa saja yang kita pelajari, bagaimana kita bisa meningkatkan segalanya di masa depan. Tulislah tiga hal yang kita syukuri atau yang membuat kita senang hari itu. Atau bisa juga lakukanlah sesuatu yang kita cintai. Luangkan waktu setiap harinya atau setiap minggunya untuk melakukan sesuatu yang kita cintai. Entah hobi, bekerja sukarela untuk amal, atau mempelajari hal-hal baru yang mengundang rasa ingin tahu kita.
40
teladan dalam karakter
Hari Keempat Cara Mendidik Anak Laki-Laki VS Anak Perempuan
Mengapa banyak orangtua mengatakan membesarkan anak laki-laki itu lebih sulit daripada anak perempuan. Bukan kebalikannya? Tapi ada juga itu kebanyakan ibu-ibu mengatakan “oh tidak, membesarkan anak perempuan lebih sulit daripada anak laki-laki” katanya. Anak laki-laki itu praktis, anak perempuan itu “ribet”. Nah kita akan belajar, dimana letak perbedaannya dalam membesarkannya. Sebenarnya yang jadi permasalahan hanya perbedaan dalam menangani dan membesarkannya, bukan lebih sulit yang mana. Dan kalau sudah
41
teladan dalam karakter
sulit yang mana. Dan kalau sudah tahu caranya bagaimana, tidak ada yang sulit dalam menangani dan membesarkannya. Sebenarnya apa sih yang membuat mereka (anak laki-laki dan perempuan) itu berbeda? Apakah perlakuan kita kepada anak-anak itu yang pada akhirnya akan membuat mereka berbeda? Karena jika anak perempuan, biasanya kita berlaku lebih halus, kita ngomongnya lebih halus dan kita berperilaku tidak kasar. Berbeda kalau kita sama anak laki-laki, kita ketemu langsung “tos”, teriak, menepuk-nepuk bahu atau sentuhan fisik yang bersahabat. Berbeda bukan? Sama anak perempuan tidak terlalu begitu kan? Apakah karena perlakuan kita ini yang membuat mereka jadi berbeda pada akhirnya? Atau pada dasarnya mereka itu sudah berbeda dari sononya? Sehingga akhirnya kita memperlakukan mereka dengan cara berbeda. Nah jadi mana yang benar ya? Kalau kita perhatikan riset-riset yang dilakukan oleh para pakar, juga riset yang dilakukan oleh UNICEF, badan PBB yang tugasnya mengurusi masalah anak-anak. Menginformasikan bahwa sebetulnya kita tidak bisa mengelak dari fakta yang ada, bahwa membesarkan anak laki-laki cenderung lebih sulit daripada perempuan. Anak laki-laki memiliki problem kesulitan belajar lima kali daripada anak perempuan dan problem perilaku disekolah sampai sepuluh kali dibandingkan anak perempuan. Kemudian kalau dilakukan penyelidikan pada orang dewasa, ternyata pria dewasa itu terlibat empat kali lipat angka kecelakaan lebih banyak daripada wanita. Banyak hasil penelitian dan orang mengatakan bahwa laki-laki itu cenderung lebih ceroboh, dan itu memang benar jika dibandingkan wanita. Baiklah kita akan perhatikan dulu bagaimana proses perkembangan anak ketika dia baru dilahirkan. Pada tahap-tahap awal kelahiran itu sebenarnya tidak ada perbedaan mencolok antara bayi laki-laki dan bayi perempuan, secara fisik, secara membesarkan, secara tingkah laku bayi laki-laki kalau lapar nangis, bayi perempuan kalau lapar juga nangis, tidak ada yang menari. Bayi laki-laki kalau digigit nyamuk nangis, bayi perempuan juga kayak begitu. Kalau popoknya basah dia nangis, bayi perempuan juga nangis, sampai-sampai belajar jalannya pun juga sama. Cara mereka menghadapi sesuatu itu kelihatannya juga sama
42
teladan dalam karakter
tetapi system hormon dan perkembangan otak yang terjadi di dalam kepalanya berbeda. Dan perbedaan ini yang akan menentukan bagaimana mereka bertingkah laku nantinya. Hormon ini akan mempengaruhi pembentukan sel-sel otak nantinya. Hormon testosteron dan hormon estrogen, pada anak laki-laki hormon testosteron cenderung lebih dominan, pada anak perempuan hormon estrogen cenderung lebih dominan. Apakah selalu seperti itu? Kebanyakan ya, kalau pada anak perempuan hormon testosteronnya lebih dominan maka ia akan jadi anak perempuan yang sifatnya kelaki-lakian, yang katanya orang itu agak sedikit tomboi. Ada juga laki-laki yang hormon estrogennya lebih banyak, jadinya dia anak laki-laki yang bersifat halus. Kecewek-cewekan atau “melambai”, nah itu jumlahnya tidak banyak, disini yang kita bahas hanya yang umum saja. Apa sih pengaruh hormon ini dalam perkembangan anak laki dan anak perempuan? Hormon ini sangat-sangat berpengaruh, pada anak laki-laki hormon testosteron ini mempengaruhi mereka dalam setiap tingkat perkembangannya. Hormon inilah yang memberikan dorongan untuk bertumbuh lebih aktif, mereka suka sesuatu yang sifatnya menantang, suka kompetisi. Namun mereka juga memerlukan pedoman yang kuat serta lingkungan yang aman dan teratur, sehingga pengaruh dari hormon ini tidak mengarah ke perkembangan yang jelek dan tumbuh menjadi laki-laki yang semaunya sendiri, susah menuruti peraturan dan sebagainya. Peran orangtua disini sangat penting, dibutuhkan konsistensi orangtua untuk mendisiplinkan anak, sebab peran orangtua penting untuk mengimbangi hormon testosteron yang jumlahnya sangat besar dalam diri seorang anak laki-laki. Sekarang bagaimana pengaruh hormon ini dalam pembentukan jaringan otak? Ketika pada tahap awal kelahiran jaringan otak di kiri itu berkembang lebih cepat daripada otak kanan, hormon testosteron memperparah hal ini dengan menghambat perkembangan di otak kiri. Hormon estrogen yang dominan dalam anak perempuan justru membantu mempercepat pertumbuhan sel-sel otak sehingga koneksi antara otak kiri dan otak kanan lebih cepat terjadi, sehingga otak kirinya berkembang jauh lebih cepat. Corpus Colosum yaitu
43
teladan dalam karakter
jembatan untuk menghubungkan belahan otak kiri dan kanan. Nah pada anak laki-laki karena sisi kirinya belum siap (terhambat oleh hormon) akhirnya sel otak dari kanan ini tadi berbalik lagi ke tempatnya semula, karena dia tidak menjumpai sesuatu di kiri dia balik lagi ke kanan. Sehingga terjadi hubungan yang jauh lebih kaya di belahan otak kanan pada anak laki-laki. Anak laki-laki berarti otak kanannya jauh lebih berkembang, nah pada anak perempuan hubungan antara otak kanan dan kirinya jauh lebih seimbang. Ini yang menjawab mengapa anak laki-laki kalau belajar mengenai bangun ruang lebih jago, karena membutuhkan sebuah imajinasi, mereka jauh lebih cepat daripada anak Dalam bangun ruang, anak laki-laki lebih menguasai daripada anak perempuan
perempuan.
Kita
mungkin
pernah
mengalami hal itu ya ketika dulu belajar di SMA. Kemudian para ahli tehnik
kebanyakan juga laki-laki, misalnya kita membongkar mesin mobil, bagi seorang wanita itu rumitnya luar biasa, bagaimana mereka itu bisa membongkar dan kemudian memasangnya lagi kembali dengan tepat, bahkan baut-baut yang sangat kecil dia tahu di mana tempatnya. Itu yang menjawab mengapa pria lebih dominan di bidang itu. Nah setelah itu, karena hubungan antara sisi otak wanita itu jauh lebih bagus, lebih sinkron dan lebih cepat seimbang, jadi ada juga pendapat awam yang mengatakan perkembangan anak perempuan itu lebih cepat “dewasa” daripada anak laki-laki. Hal ini karena koneksi kedua otaknya seimbang, anak laki-laki perlu waktu lebih lama untuk membuatnya seimbang. Biasanya ketika mereka mulai menginjak usia sekitar 12-13 tahun. Karena itu beberapa pakar yang menyarankan anak laki-laki itu kalau mau disekolahkan SD sebaiknya lebih lambat satu tahun, menunggu perkembangannya lebih bagus. Karena sebelum masa itu tercapai dia masih senang dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan
44
teladan dalam karakter
motorik kasarnya, makanya anak SD kelas satu kalau yang laki-laki itu kebanyakan susah untuk mengontrol dirinya. Karena dia memang cenderung lebih suka untuk menggerakkan anggota tubuhnya karena dorongan alamiahnya. Namun sekarang hal itu bisa diatasi dengan teknologi pembelajaran yang kita ketahui sudah lebih canggih dan kemudian dengan pemahaman-pemahaman lebih canggih itu, kita istilahnya bisa memanipulasi hal tersebut sehingga anak laki-laki bisa tetap berada di kelas dengan baik. Nah ini juga menjawab kenapa pada wanita yang menderita stroke, mereka lebih cepat pulih daripada laki-laki. Karena mereka dapat mengaktifkan jalan tambahan ke belahan sisi otak lainnya untuk menggantikan bagian otak yang rusak itu dengan lebih cepat. Jika kita mempunyai seorang anak perempuan yang kesulitan belajar, kemudian kita carikan guru les untuk memberikan pelajaran tambahan, biasanya masalah akan lebih cepat teratasi daripada itu anak laki-laki. Mengapa? Karena kemampuan untuk menyeimbangkan otak kiri dan kanan itu tadi. Karena itu dikatakan anak laki-laki lebih rentan terhadap masalah-masalah yang dikarenakan kerusakan otak pada saat kelahiran, ini menjelaskan mengapa kalau kita perhatikan jumlah anak laki-laki yang menderita kesulitan belajar dan masalah-masalah mental seperti autis dan hiperaktif, jumlah anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Seorang ahli syaraf Dr. Jeany Heresty melalui risetnya dia menemukan bahwa dalam otak perempuan bagian yang dikhususkan untuk menangani bahasa, bagian dalam otak perempuan ini secara proporsional lebih besar dua puluh sampai tiga puluh persen dibanding pada anak laki-laki. Nah kita tahu bahasa adalah “main tools” istilahnya bahasa adalah sebuah alat untuk mengembangkan kecakapan berpikir kita. Kita mau mempelajari apapun butuh bahasa, kita belajar sains, sejarah, agama, matematika dan semuanya butuh bahasa yang baik. Nah kalau kemampuan bahasanya tidak berkembang bagus maka akan terjadi problem ketika anak-anak ini bersekolah. Ini menjawab suatu mitos yang katanya anak perempuan itu lebih cepat ngomong daripada anak laki-laki. Betul juga dan kalau kita perhatikan di sekolah anak perempuan itu lebih
45
teladan dalam karakter
gampang diajarin daripada anak laki-laki. Memang iya kan? Kalau kita perhatikan di kelas satu dan dua, begitu mengajari anak laki-laki itu susahnya setengah mati, kita butuh energi lebih besar, mengapa? Karena mereka cenderung bergerak, sedangkan anak yang perempuan itu mereka cenderung lebih siap untuk belajar. Karena memang seperti tadi dijelaskan di awal tahap perkembangannya memang berbeda dari “sononya”, jadi bisa dikatakan anak perempuan itu lebih cepat dewasa dimasa kecilnya dan lebih cepat ngomongnya saat masih kecil. Nah jika kita mengetahui fakta seperti ini, kita bisa mencegah problem-problem yang akan muncul di kemudian hari. Kebanyakan problem-problem itu muncul adalah problem-problem di bidang kesulitan belajar dan penanganan perilaku, nah ketika kita mengetahui hal ini sekarang kita bisa melakukan langkah-langkah pencegahan sehingga ketika anak laki-laki ini berkembang melewati fase-fase tadi maka mereka sudah terarah energinya untuk hal-hal yang positif, dimana hal-hal ini nanti diperlukan oleh dia saat menginjak tahap perkembangan berikutnya.
Percayalah walaupun mereka tampaknya tidak bisa menanggapi percakapan kita, tetapi input yang kita berikan itu tetap akan diterima oleh bagian otaknya dan itu akan diproses Ada sebuah tips meningkatkan kecerdasan dan karakter anak, ini bukan hanya kecerdasan anak dalam bidang pelajaran saja, sebenarnya yang akan terjadi dengan tips ini kita akan mencapai suatu yang disebut kecerdasan emosional (Pendidikan Karakter) jika kita melakukan hal ini. Pada anak laki-laki jika kita melakukan tips ini akan ada banyak sekali problem yang bisa diatasi pada masa depan nantinya. Nah apa saja yang harus kita lakukan? Tips Tersebut adalah rangsanglah anak untuk berbicara sejak dini terutama anak laki-laki, kita harus merangsang mereka berbicara sejak dini, ”sejak usia berapa?” mungkin ada yang bertanya seperti itu, sejak dibawah satu tahun kalau bisa. Jadi kita berbicara terus sampai mereka bisa menanggapinya. Percayalah walaupun mereka tampaknya tidak bisa
46
teladan dalam karakter
tampaknya tidak bisa menanggapi percakapan kita, tetapi input yang kita berikan itu tetap akan diterima oleh bagian otaknya dan itu akan diproses. Ini akan membantu seorang anak laki-laki membentuk suatu jaringan-jaringan otak di kiri dan kanan yang tadinya lemah untuk terkoneksi jauh lebih baik lagi. Nah bagaimana caranya? Jika mereka sudah mulai bisa menanggapi, jika mereka sudah bisa mengeluarkan suara, biasanya ketika satu tahun lebih kita berbicara kata demi kata mengikuti kemampuan mereka. Jadi misalkan ma-ma pa-pa, mungkin itu kata pertama anak-anak biasanya bisa begitu. Satu kata kemudian meningkat ke dua kata, satu persatu dari awalnya satu suku kata ma.. ma.. biarkan dia meneruskan sampai akhirnya dia bisa sendiri mengatakan mama. Nah ketika itu kita bisa sambung ke dua suku kata mama papa misalkan, mama pa..pa misalkan seperti itu atau ge..las, mi..num seperti itu. Jadi kita merangsang anak untuk mengucapkan kata demi kata, kemudian jelaskan pada anak tiap kali kita itu punya kesempatan, misalkan kita ajak dia jalan-jalan pagi kita lihat pohon kita ngomong po..hon. Pohon ini ada daunnya nah ini daunnya warna hijau, kita ngomong saja kasih penjelasan itu sebanyak mungkin. Walaupun dia tampaknya tidak bisa menanggapi dan kadang mungkin senyum aja enggak, ngangguk kepala juga nggak. Tapi percayalah itu diproses. Yah ingat bahwa otak anak itu berkembang lewat percakapan yang kita masukkan ke dalam dirinya, Anda harus mengerti satu tips penting ini. Bagi anak yang mengalami problem belajar, saya menyarankan satu hal simpel kepada orangtuanya, dongengi mereka sebelum tidur dan tahu apa yang terjadi dua bulan kemudian? Orangtua itu melaporkan perkembangan yang luar biasa. Dia pikir apa hubungannya problem belajar dengan mendongeng sebelum tidur, yang terjadi adalah kita membantu anak membuat koneksi yang lebih kompleks di jaringan otak kiri dan kanan. Dengan begitu kemampuan mereka untuk memahami sesuatu, memahami pelajaran jadi lebih bagus jadinya. Pangku anak Anda dan bacakan dongeng sejak usia dini. Jika Anda mau mendongeng sebelum anak tidur, kalau bisa letakkan anak di dada kemudian kita dongengkan. Kalau dongengnya sambil baca buku sebaiknya bersandar di tempat tidur dan letakkan anak di
47
teladan dalam karakter
pangkuan kita sambil pegang buku. Jika tidak pakai buku, kita boleh dongeng sambil
tiduran
dan
peluk
anak,
rebahkan dia di dada kita sambil kemudian kita dongengin dia. Mengapa kita perlu lakukan ini? Karena ketika seorang anak ada di pangkuan kita,
Mendongeng sejak usia dini membantu kemampuan anak dalam memahami sesuatu sehingga nantinya dalam memahami pelajaran akan menjadi lebih baik
maka dia akan merasa nyaman dan kemudian dia akan mengasosiasikan atau mengkaitkan rasa nyaman ini dengan buku atau membaca, sehingga ketika dia nanti mulai masuk sekolah maka dia akan bisa mengasosiasikan buku dengan rasa nyaman itu tadi. Banyak orangtua kita jumpai sering mengeluh anaknya itu tidak suka baca
bukan? Nah tips ini bisa kita gunakan untuk membantu mereka. Saya merangkumkan beberapa tips praktis agar kita bisa mengerti bagaimana memperlakukan seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Tips-tips ini disusun berdasarkan fakta-fakta mengenai hormon dan jaringan otak. Saya merangkumkan beberapa tips praktis agar kita bisa mengerti bagaimana memperlakukan seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Tips-tips ini disusun berdasarkan fakta-fakta mengenai hormon dan jaringan otak.
Tips yang pertama Bahwa anak laki-laki dan anak perempuan itu menyukai sentuhan fisik, namun disini jenisnya berbeda, anak laki-laki cenderung lebih suka sentuhan fisik yang lebih kasar misal
48
teladan dalam karakter
peluk sampai berguling-guling, bergulat, begitu juga pukul-pukulan pakai guling. Beberapa anak perempuan juga suka seperti itu tapi anak laki-laki sangat menyukainya. Nah menurut para ahli, ini adalah pemenuhan dorongan maskulinnya dan sebenarnya ini pengaruh dari hormon testosteron itu tadi memang membuat kita jadi ingin lebih, ingin termotivasi dan kemudian energinya meledak-ledak. Nah untuk membantu mereka mempunyai kontrol diri karena peningkatan hormon ini, maka kita bisa membantu mereka untuk melatihnya. Caranya bagaimana? Kita ajak guling-guling nih, kita ajak gulat sama dia, nah kemudian pada saat sudah panas sekali tiba-tiba kita stop “eh stop stop, sudah ya sebentar capek” yah mungkin kita juga bisa memberikan nilai-nilai penting disana “tau nggak kalau kamu pukulnya terlalu sakit di bagian perut ini, nanti kita nggak bisa makan” kita bisa mengajari sesuatu disana. Nah akibat tidak langsung adalah kita mengajarkan mereka sebuah ketrampilan untuk mengerem energi yang sangat besar yang mau meledak. Biasanya mereka kalau dikasih tahu cenderung melakukannya lebih kasar lagi,
Bermain bersama anak dapat melatih kontrol diri pada seorang anak
49
teladan dalam karakter
betul nggak? Kalau ada para ayah yang suka bergulat dengan anaknya, biasanya susah untuk distop. Mereka cenderung untuk mengulangi lagi dan lebih keras lagi, nah saat itu kita harus stop. Benar-benar stop, kita harus turunkan mereka untuk cooling down, ini akan membantu mereka mengenali kekuatan yang meledak dan kemudian mengontrolnya.
Tips yang kedua Berilah contoh dari sebuah tindakan konkrit atau tindakan nyata yang kita lakukan. Tunjukkan pada anak terutama anak laki untuk menghargai lawan jenis dengan cara menghargai pasangan kita sendiri. Kita sangat perlu untuk melakukan ini. Bagi para ayah kita dapat memberi contoh dengan membantu pasangan kita mengerjakan tugas-tugas rumah tangga sederhana, misalkan kita taruh gelas itu kembali ke tempat cuci piring, atau mungkin sesekali kita bantu mencucinya. Kemudian kita juga bisa merapikan tempat tidur kita, ketika kita baru bangun kemudian kita bereskan tempat barang-barang kita sendiri, misalkan tas atau mungkin sepatu. Tidak harus menunggu istri bahkan pembantu untuk melakukannya, ini penting. Kenapa? Karena disana mereka akan melihat sebuah contoh dan ketika anak diminta untuk melakukan itu anak bersedia. Anak laki-laki mempunyai hormon testosteron yang jumlahnya cukup tinggi dan hormon ini bisa memicu sebuah emosi, emosi yang meledak-ledak. Maka dia akan cenderung gampang konfrontatif ketika diminta “ayo kamu taruh tas ditempatnya” “loh papa juga enggak” cenderung
berontak. Apakah memang seperti itu ya anak laki-laki ? Ya betul,
karena menurut para pakar adanya faktor hormon testosteron yang jumlahnya cukup tinggi dalam aliran darah anak laki-laki. Nah para ibu juga dapat meneladani anak-anaknya untuk melayani namun tidak sampai merendahkan diri sendiri. Ada kan seorang ibu yang “maaf nih” kasarnya sampai kayak pembantu rumah tangga. Nah ini juga tidak betul, karena jika anak Anda ada yang perempuan maka dia akan mempola, dia akan mencontoh ini dan
50
teladan dalam karakter
Tips yang ketiga Kenapa anak laki jika kita panggil saat dia sedang asyik dengan sesuatu, misal main mobil-mobilan atau nonton tv, dia tidak menjawab? Baru beberapa kali setelah kita panggil atau kita berbicara dengan jarak yang dekat “heh, apa ma?”. Terkadang tidak usah anak kecil, para pria dewasa juga terkadang seperti itu, ada apa ya? Nah, anak laki-laki memang diciptakan untuk berfokus hanya pada satu hal, makanya ketika dia menonton tv atau ketika dia bermain dengan mainannya dia fokus dengan itu, dia tidak akan memproses teriakan atau panggilan orangtuanya. Dia dengar tapi mungkin dia tidak meresponnya. Nah karena itu apa yang harus kita lakukan untuk membantu mereka? Kita datangi dia, pegang bahunya dan kemudian kita bicara. Karena efek negatifnya jika kita seperti itu terus menerus, kita akan jengkel “kamu ini kalau dipanggil nggak pernah nyahut” begitu kan? Maka si anak akan otomatis merasa bersalah. Padahal itu bukan maunya dia, itu dorongan alami dari dalam dirinya. Kalau dia sudah merasa bersalah maka citra dirinya akan kena dan dia akan menganggap “wah saya ini memang anak nakal ya” kalau dia sampai punya citra diri seperti itu gawatlah kita. Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut, kita pahami dulu hal ini jika mempunyai seorang anak laki-laki yang dipanggil tidak mau menyahut, maka sebaiknya Anda datangi dia dan pegang bahunya kemudian katakan “hai papa mau bicara sama kamu“ atau “mama mau bicara sama kamu” begitu dia menoleh baru kemudian kita bicara. Kita lakukan ini terus menerus untuk membentuk sebuah pola, sebuah kebiasaan. Nah setelah itu kalau sudah terbentuk maka berikutnya kalau kita panggil dari jarak agak jauh pun dia pasti akan mengatakan sesuatu disana.
Tips yang keempat kita juga tahu energi anak laki-laki itu sangat besar, oleh karena itu saat dia sudah mulai berusia sekitar enam tahun atau tujuh tahunan, kita sebaiknya mengikutkan dia dengan sesuatu kegiatan, mengikutkan dia kegiatan olah raga atau mungkin pelajaran-pelajaran yang sifatnya bukan pelajaran sekolah
51
misalkan seperti
teladan dalam karakter
Energi sang anak dapat disalurkan ke dalam aktivitas hobby, seperti: melukis, mengambar, atau balet
menggambar, melukis. Kemudian kalau anak perempuan kita bisa ikutkan balet, tapi pada anak laki-laki akan lebih bermasalah, karena Anda akan sering menjumpai anak laki-laki Anda yang bertanya “ma, pa enaknya sekarang ngapain?” dan orangtuanya heran kenapa nggak capek-capek nih anak. Kita harus tahu karena energinya memang begitu besar dan ini karena ulahnya si testosteron itu tadi. Ini berbeda dengan anak perempuan jauh lebih tenang .
Tips yang kelima Sering orangtua itu mengeluh kepada saya “anak saya laki-laki itu suka cari gara-gara deh” di sekolah maupun di rumah, kalau di rumah biasanya cari gara-garanya dengan adiknya atau dengan kakaknya. Atau kalau dia itu anak tunggal ada aja deh yang dia gunakan untuk mengusili kita orangtuanya, kita lagi enak-enak nonton tv, eh dia tiba-tiba merusakkan barang kita di dapur, main ini lah, main itu lah dan sebagainya. Nah kita akan berpikir
52
teladan dalam karakter
bahwa ini anak usil apa iseng ya? Kalau kita sudah berpendapat seperti itu berbahaya, mengapa? Karena dia akan melabel dirinya seperti itu dengan nakal, usil, iseng dan lain-lain. Nah kita harus bisa memahami bahwa kembali lagi, ini ulah si testosteron itu tadi. Energi mereka meledak-ledak dan mereka itu butuh figur Ayah disana sebenarnya. Saya sering menyarankan pada anak-anak yang seperti ini, yang mempunyai problem-problem di sekolahnya, saya bertanya dulu sebelumnya “apakah sang ayah punya waktu yang cukup banyak dengan sang anak”? Kemudian dijawab “saya sih sebenarnya sibuk kerja” katanya, dia sehari-hari lebih banyak dengan istri saya katanya. Biasanya saya langsung menyarankan coba Anda luangkan waktu lebih banyak dengan anak Anda, mengapa? Karena ini yang terjadi ketika kita punya waktu sedikit, bisa jadi karena memang kita harus bekerja. Tetapi Anda juga harus mengerti bagaimana memanfaatkan waktu yang sedikit itu tadi dengan sangat-sangat berkualitas. Yang ingin saya sampaikan disini adalah ketika seorang anak itu suka cari gara-gara terutama anak laki-laki, biasanya ini karena ketiadaan figur ayah dalam diri mereka. Jadi ketiadaan tokoh yang melambangkan maskulinitas dalam diri seorang anak itu biasanya akan dicari oleh anak itu melalui sebuah pengganti. Biasanya mereka akan menggemari film-film laga, film yang tokohnya Ultraman, Batman dan Super Hero yang lain. Untuk menebus ketiadaan tokoh maskulinitas tadi dalam diri seorang anak, dia juga suka game-game yang sifatnya itu tembak-tembakan, pukul-pukulan, banting-bantingan. Nah kalau ini dibiarin terus menerus akan berbahaya sekali, efeknya kurang bagus bagi anak. Oleh karena itu Anda para ayah bisa membantu anak laki-laki Anda dalam hal ini. Dengan cara apa? Dengan cara meluangkan waktu lebih banyak untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan mereka. Ketika mereka punya PR kita bantu dia, ketika mereka bermain kita ikut terlibat bermain dengan dia. Kemudian kita punya waktu yang berkualitas dengan dia secara khusus cuman untuk berjalan berdua saja. Ini akan membuat seorang anak, terutama anak laki-laki menjadi jauh lebih tenang, jauh lebih komunikatif, lebih percaya diri dan jauh lebih jarang bermasalah di sekolah. Dan kalau ini terjadi biasanya dia akan berprestasi, kalau dia jarang bermasalah,
53
teladan dalam karakter
Membagi waktu luang anda untuk menemani anak akan berguna dalam pembangunan karakter anak di masa depan
dia percaya diri, dia lebih tenang, otomatis prestasi di sekolah akan lebih baik biasanya. Jadi disini tugas ayah sangatlah penting, walaupun ini juga bukan materi khusus bagi ayah, tapi kami mengingatkan bahwa peran Anda sebagai ayah itu sangat dominan dalam diri seorang anak. dia akan berprestasi, kalau dia jarang bermasalah, dia percaya diri, dia lebih tenang, otomatis prestasi di sekolah akan lebih baik biasanya. Jadi disini tugas ayah sangatlah penting, walaupun ini juga bukan materi khusus bagi ayah, tapi kami mengingatkan bahwa peran Anda sebagai ayah itu sangat dominan dalam diri seorang anak.
Tips yang keenam hargai dan pujilah anak laki-laki atau perempuan bila mereka bersikap baik pada anak yang lebih kecil, ini juga bagus bagi kepekaan anak-anak, hal ini untuk berurusan dengan perasaan orang lain. Jadi kalau anak laki-laki itu memang harus diajarin untuk lebih mengerti perasaan dan lebih peka, anak perempuan sudah dari sananya punya
54
teladan dalam karakter
kecenderungan peka. Kemudian pada saat anak laki-laki sudah mulai menginjak usia enam sampai empat belas tahun, kita perlu memberi kesempatan untuk bertemu dengan laki-laki dewasa yang bisa kita percaya, karena disini mereka membutuhkan mentor diluar diri kita orangtuanya. Untuk apa? Untuk mulai melihat, membandingkan dan lain sebagainya. Melihat cara kerja kita, sesekali perlu mengajak mereka untuk melihat kita bekerja dan melihat teman-teman kita di kantor atau sahabat-sahabat kita. Mereka perlu panutan diluar diri kita disana. Dan perlu diperhatikan juga, jangan sekali-kali kita memukulnya atau melakukan sesuatu yang melibatkan fisik karena ini akan membuat anak laki-laki kehilangan harga diri dan pada anak perempuan ini akan menyebabkan dia mudah diperlakukan kasar. Atau malah sebaliknya ia yang kasar pada teman laki-lakinya ketika dia nanti remaja atau dewasa, sejak dini sebaiknya hindari hal ini. Tapi kalau sudah makin besar apalagi pada usia dua belas tahun dan kemudian kita masih memukulnya ini cukup berbahaya. Ini akan sangat melukai harga dirinya sebagai laki-laki dan sangat-sangat berbahaya sekali. Kemudian jangan pernah meremehkan penampilan anak perempuan Anda walaupun hanya bergurau, karena apa? Kalau ini kita lakukan pada anak laki-laki masih ok tapi kalau ini pada anak perempuan sangat berbahaya. Ini sama dengan memukul seorang anak laki pada usia dua belas tahun, sangat melukai harga dirinya. Jadi kalau pada anak perempuan yang perlu kita perhatikan jangan sampai meremehkan penampilannya walaupun hanya bergurau dan sekecil apapun. Karena kita tahu penampilan bagi seorang wanita itu sangat penting. Meski terkadang yang terjadi “kamu kok jelek pitanya, sapa sih yang kasih pita itu?” Maksud kita bergurau kan, sebaiknya hindari. Dan kemudian satu hal yang penting adalah mengenai kehidupan perkawinan orangtua,
kehidupan perkawinan orangtua yang mantap, yang harmonis itu akan sangat
membantu perkembangan dan akan menjadi contoh yang sangat nyata dan sangat berpengaruh pada seorang anak perempuan. Karena apa? Karena dia nanti akan memodel kita orangtuanya.
55
teladan dalam karakter
Anak wanita itu belajar lawan jenisnya dari ayahnya dan satu hal lagi
Kemudian sosok seorang ayah bagi anak perempuan, apa sih pentingnya? Tadi ayah bagi anak laki-laki kita sudah tahu pentingnya apa dan kita bisa membantu anak laki-laki kita untuk
meredam
energinya
yang
meledak-ledak,
sehingga
dia
tidak
terlibat
permasalahan-permasalahan di sekolahnya terutama mengenai perilaku. Nah kalau bagi anak perempuan apa sih peran ayah ini? Dia akan menjadi sumber pemahaman tentang lawan jenis ketika anak ini mulai terjun dalam kehidupan bermasyarakat, terkadang kita melihat seorang wanita yang rasanya kalau bergaul, berbicara dengan pria itu risih banget, malu sekali, sangat kaku. Coba cek hubungan dia dengan ayahnya, bagaimana relasi dia dengan ayahnya biasanya ada bermasalah. Sebagai seorang ayah Anda perlu meluangkan waktu untuk bercakap-cakap tentang berbagai hal yang serius dengan anak perempuan Anda. Dari mulai perasaan-perasaannya, keinginan-keinginannya, menjadi wanita dewasa itu seperti apa, rumah tangga yang ia idamkan itu seperti apa.
56
teladan dalam karakter
Jadi anak wanita itu belajar lawan jenisnya dari ayahnya dan satu hal lagi, Anda harus mengagumi kecakapannya dan penampilan anak perempuan Anda, karena ini sering menjadi sebuah sumber permasalahan bagi orang wanita, sumber ketidakpercayaan diri. Kita menjumpai seorang wanita yang berganti-ganti karier pekerjaan dalam waktu mungkin setahun atau dua tahun, maka Anda bisa curiga bahwa dia mencari pengakuan. Biasanya itu pengakuan dari ayah yang tidak dia dapatkan dan karena itu dibawa ke dunia kerjanya. Lalu jangan pernah membuat anak perempuan Anda itu kecil hati dan khawatir saat berkumpul bersama teman laki-lakinya. Ok, jadi tampaknya permasalahan anak perempuan itu bukan di usia-usia awal, permasalahan itu muncul ketika mulai menginjak masa remaja dan ketika dia mulai kuliah dan selesai lulus kuliah. Permasalahan disana muncul sebagai akibat dari kelakuan kita orangtuanya di masa kecilnya. Jadi agak berkebalikan dengan anak laki-laki. Anak laki-laki di usia kecilnya tampak cenderung bermasalah, jadi Anda harus berhati-hati setiap anak laki-laki maupun perempuan ini mempunyai karakteristik permasalahan yang berbeda. Kita perlu memahaminya sehingga akhirnya kita bisa mempersiapkan diri menghadapi hal-hal tersebut. Paling penting adalah kita memberikan contoh yang tepat bagaimana kita orangtuanya saling menghormati pada pasangan kita, anak kita akan belajar dari contoh tersebut. Jika kita sering menghina pasangan kita maka kelak jangan kaget jika nanti dewasa anak kita menirunya. Anda memberi contoh bagaimana seorang wanita seharusnya mendampingi suami sehingga anak laki-laki Anda bisa memilih pasangan hidupnya dengan baik. Saya sejak bertahun-tahun yang lalu pernah dengar mitos bahwa seorang laki-laki itu akan menikahi wanita seperti seorang ibunya. Setelah diamat-amati berbagai kasus, mitos itu seorang laki-laki itu akan menikahi wanita seperti seorang ibunya. Setelah diamat-amati berbagai kasus, mitos itu menikahi wanita seperti seorang ibunya. Setelah diamat-amati berbagai kasus, mitos itu ada masuk akalnya juga. Memang itu adalah dorongan bawah sadar kita bahwa kita menginginkan kebaikan-kebaikan seperti yang ibu dulu berikan kepada kita. Begitu juga seorang anak wanita akan melakukan hal yang sama, oleh karena itu berikan contoh kehidupan keluarga yang baik bagi anak kita, karena kelak kita juga ikut berperan dalam masa depan mereka.
57
teladan dalam karakter
Dari bacaan ini, rasanya kita telah melaui perjalan panjang dan sarat makna. Banyak sekali pemahaman baru yang kita peroleh disini, ingat setelah pemahaman baru Anda dapatkan selekasnya terapkan dalam lingkungan Anda. Agar perubahan yang jauh lebih baik tercipta.
58
teladan dalam karakter
Hari Kelima Pendidikan Karakter Untuk Pasangan Hidup Anda
Terselip di dalam materi Pendidikan Karakter ini, materi khusus bagi orangtuanya. Apakah penting? Apa ada kaitannya dengan Pendidikan Karakter anak? Sangat ada kaitannya! Seorang anak memasukkan program ke dalam pikirannya tidak saja dengan kata-kata atau pun nasehat yang orangtua atau guru berikan. Tapi mereka melihat contoh di lingkungan mereka dan anak-anak mampu memberikan makna sendiri apa yang terjadi di depan mereka.
59
teladan dalam karakter
Berbicara tentang lingkungan, lingkungan anak-anak mayoritas umumnya berada di rumah. Dari 24 jam dalam sehari, maksimal 30% nya atau sekitar 7 jam, mereka menghabiskan waktu di sekolah. Lalu sisanya dimana? Kemungkinan besar dirumah dan tempat les. Nah, pertanyaannya apakah Pendidikan Karakter akan efektif jika dilakukan di sekolah saja? Ini hanya Anda saja para pembaca yang bijak, yang bisa menjawab pertanyaan ini. Satu lagi, sebelum ke pembahasan inti, manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling mudah beradaptasi, misalnya: Anda terjebak di dalam toilet yang sangat bau, belum di pernah dibersihkan selama 6 bulan. Anda masuk dan terjebak sesaat disana, tidak bisa keluar. Mungkin Anda terjebak dan tersiksa oleh baunya hanya sekitar 2 menit saja, selebihnya sudah biasa. Lalu jika Anda rekan Anda yang tahu Anda disana terjebak dan membukakan pintunya dan berkata “wuih, bau sekali” Anda mungkin bertanya “bau apaan?” mungkin kejadian sederhana tersebut pernah Anda alami. Sama dengan contoh tersebut, anak adalah produk dari satu keluarga. Ingin anak yang baik maka upayakan bersama pasangan untuk memberikan contoh dan sikap yang baik kepada anak, karena keluarga di rumah adalah lingkungan sehari-hari yang paling sering hidup bersama anak. Baiklah kita mulai bahasan berikut. Setelah menghabiskan waktu berpacaran, bertunangan dan akhirnya menikah. Adakah hal baru yang kita ketahui dari pasangan kita? Ya, setelah hidup bersama biasanya kita mengenal pasangan kita lebih “asli” lagi. Dari kebiasaannya dan perilaku yang tidak kita ketahui pada saat berpacaran dan bertunangan. Proses ini wajar adanya, karena kita akan mengenali pasangan kita saat kita hidup bersama dan melihat serta mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui saat belum hidup bersama. Umumnya, strategi apa yang sering kita gunakan untuk mengajak kerjasama pasangan kita? Ada 4 cara klasik yang sering digunakan. 4 Cara ini sering kita ulangi untuk membentuk atau membantu pasangan kita menjadi dirinya yang terbaik, tetapi cara ini adalah cikal bakal runtuhnya mahligai rumah tangga, lho? Ya cara ini, pada mulanya
60
teladan dalam karakter
digunakan dengan motivasi untuk kebaikan, tetapi hasilnya bisa “blunder” bagi tiap pasangan. Ke 4 cara itu adalah : 1
Menyalahkan dan menuduh Kenapa kamu selalu begitu? Ada apa denganmu sebenarnya? Bisakah kamu melakukan sesuatau dengan benar? Lagi-lagi kamu melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat! Masalahmu adalah kupingmu tidak berguna tau!
2
Memberi label Dasar pelupa, bawa karung saja kalo pergi-pergi! Dasar ceroboh, pelan dikit kenapa sih! Hei, tukang dandan, 5 menit nggak selesai aku tinggal!
61
teladan dalam karakter
3
Mengancam Kamu sentuh HP ku lagi, kamu akan rasakan akibatnya! Habiskan atau kamu tidak sarapan lagi besok!
4
Menguliahi dan memarahi Kamu kira itu baik, jika aku sedang telepon sabar kan bisa. Aku kan nggak konsen, sudah gede masak kayak anak-anak, gini saja mesti diajarin. Dulu pernah diajarin sopan santun kan? Kamu sudah ngerti kan, kalo kamu bangun kesiangan terus aku yang telat, makanya kalo malem itu tidur nggak usah nonton dvd sampe larut. Sapa yang rugi kalo gini terus?
Kita semua tahu ke 4 jurus diatas pasti berhasilnya jika digunakan dengan tepat terhadap pasangan kita, tapi sayangnya perilaku yang kita harapkan berubah tidak dapat bertahan lama. Tahu kenapa? Karena semua dilakukan dengan terpaksa dan bukan keinginan dari dalam pasangan kita (Inner Motivation), serta perilaku tersebut tidak terulang jika ada pasangan saja. Jika tidak ada pasangan, maka perilaku lama tetap terjadi. Apa yang terjadi jika ke 4 cara tersebut digunakan dengan dalih membantu pasangan menjadi pribadi yang baik? Hmm... pribadi yang baik atau kita yang nggak bisa menerima pasangan kita apa adanya, sehingga dia kita paksa berubah sesuai keinginan kita? Yah, suasana hati pasangan kita tentu penuh dengan emosi negatif. Sebab hal itu akan memunculkan perasaan-perasaan negatif, harga diri yang rendah, perasaan tidak mampu, tidak penting dan tidak berguna. Lalu, tanpa cinta dan penerimaan dari pasangan maka tidak lama lagi perilaku negatif atau situasi yang tidak kondusif akan terjadi. Ada cara dengan pendekatan baru, bagaimana membuat pasangan Anda melakukan dengan senang hati apapun yang Anda inginkan dari perubahan dirinya, atau apapun demi pasangannya dengan senang hati. Caranya adalah:
62
teladan dalam karakter
1
Membuat pasangan kita merasa penting Semua orang dewasa ingin merasa penting dan ternyata jika memberi mereka kepercayaan dan tanggung jawab, untuk suatu tugas yang menantang pun mereka akan melakukan sesuatu dengan upaya terbaik. Penyebab pasangan kita rentan terhadap perubahan adalah karena adanya perasaan mereka “kecil” dan tidak penting. Seakan-akan mereka adalah pihak yang diinjak-injak dan dijajah. Seolah-olah kalah dalam pertarungan. Berikut contohnya: “sayang, ini akan sangat membantu jika kamu membantu membersihkan kotoran ini dan aku tau cuma kamu yang bisa kuandalkan”. “Honey, aku percaya kamu besok bisa tepat waktu diacara wisuda Doni ya, aku tahu kamu tidak ingin mengecewakan Doni bukan?”
2
Bicarakan perasaan Anda Seringkali pasangan kita melakukan sesuatu yang salah karena mereka hanya memikirkan diri sendiri dan belum menyadari bahwa tindakan itu berdampak pada orang lain. Umumnya pasangan kita mencintai dan peduli dengan kita. Nah, ketika mereka menyadari betapa mereka telah menyakiti perasaan kita, mereka akan lebih bersedia bekerja sama. Contoh: “Kamu itu gimana sih, kok pulsa telepon tiap bulan naik terus. Boros banget sih!” Bandingkan dengan, “aku merasa cemas dan takut, jika biaya bulanan kita selalu terpotong untuk membayar pulsa teleponmu”.
3
Jelaskan masalahnya Dengan menjelaskan masalahnya pada pasangan kita, justru kita tidak sedang menyerang mereka. Justru kita memberi kesempatan kepada dirinya untuk berpikir tentang tindakan yang telah dilakukannya. Dengan demikian, pasangan kita akan melakukan suatu kebiasaan baru untuk menyelesaikan masalah. Contoh: daripada mengatakan “kamu dengar kan, anjing peliharaanmu berisik. Mau menunggu sampai dia mati? Kamu sudah janji mau merawat peliharaanmu itu kan?” Sebaiknya katakan: “say, kelihatannya puppy laper tuh.”
63
teladan dalam karakter
4
Memberikan pilihan Pada umumnya manusia tidak senang dikendalikan atau disuruh-suruh, karena ini mengganggu kebutuhan emosional mereka dalam hal kebebasan. Ketika pasangan kita tidak diberi kebebasan maka ada kecenderungan berontak atau tidak peduli. Dengan memberikan pilihan dan memberikan kekuasaan untuk memilih kepada pasangan kita, maka mereka akan lebih kuat dalam melakukan sesuatu atau komitmen pasangan kita jauh lebih kuat untuk melakukan sesuatu yang baru. Trik ini untuk memberitahu mereka tentang konsekuensi pilihan pasangan kita dan itu terserah kepada pasangan kita (membuat mereka merasa penting) untuk membuat pilihan yang tepat. Contoh: daripada mengatakan “cepat selesaikan tugas-tugasmu, kapan kita mau pergi jika menunggumu kerja terus!” Sebaiknya katakan: “kapan tugasmu selesai? Kasihan Doni yang sudah berharap agar bisa pergi bersama kita.
64
teladan dalam karakter
Aku akan menjadwal ulang kepergian kita dengan saudaraku saja jika hal ini terulang lagi, Linda anak kakakku akan menjadi teman yang baik bagi Doni, jika kamu memilih lambat menyelesaikan pekerjaanmu.” Seperti ada ungkapan “Better Me = Better We” pernikahan adalah tiket 1 kali jalan. Jadi pastikan kita bersama pasangan kita menuju tempat yang lebih baik dari hari ke hari. Pernikahan adalah tempat dimana kita dituntun menjadi dewasa dan salah satu tanda dewasa adalah SIAP memikul tanggung jawab. Kunci sukses di pernikahan adalah
Jangan tuntut pasangan untuk berubah, kitalah yang berubah terlebih dahulu. Dan inilah tuntunan menjadi dewasa dan siap bertanggung jawab terhadap pernikahan kita. 3 Kesalahan umum yang sering dilakukan suami
Tidak memperhatikan perasaan istri Laki-laki lebih pakai logika, wanita pakai perasaan Lebih fokus memikirkan solusi daripada mendengar Wanita biasa ingin didengarkan, dia ingin suami merasakan apa yang dia rasakan Seringkali setelah bicara, suami pergi tanpa memberi kepastian atau jawaban
65
teladan dalam karakter
3 Kesalahan umum yang sering dilakukan istri :
Memberi petunjuk tanpa diminta Mungkin bagi istri menunjukkan perhatian, tapi bagi suami merasa dikontrol. Mengeluhkan suami di hadapan orang lain. Membenarkan diri pada saat suami melakukan kesalahan (Istri merasa lebih benar) Ingat membangun Rumah Tangga berbeda dengan Rumah Tinggal, bahan dasarnya berbeda. Rumah tinggal butuh semen dan batu sebagai bahan dasar. Rumah Tangga butuh cinta dan kasih sayang serta komitmen sebagai dasar yang kuat. Jadi selama ber-rumah tangga, ada baiknya milikilah komitmen-komitmen berikut ini untuk meningkatkan Pendidikan Karakter di rumah tangga Anda : 1
Komitmen untuk tetap berpacaran
2
Komitmen memiliki sexual intimacy regularly
3
Komitmen untuk saling membantu (jangan mengkritik pasangan)
4
Komitmen untuk punya romantic get away (liburan berdua)
5
Komitmen berkomunikasi dengan jelas (saling cerita, terbuka, jangan biasakan bilang tidak ada apa-apa bila ada masalah, pasangan kita bukanlah dukun)
6
Komitmen untuk bicara yang baik tentang pasangan (puji pasangan)
7
Komitmen untuk jadi pribadi yang lebih sehat dari sebelumnya (fisik yang sehat adalah kado buat pasangan)
8
Komitmen untuk mudah mengampuni pasangan
66
teladan dalam karakter
9
Komitmen untuk bergandengan dan berpelukan
10 Komitmen untuk hidup taat ber-Agama Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat untuk membantu kita semua untuk mewujudkan Pendidikan Karakter bagi pasangan yang ideal dan keluarga yang harmonis, serta mudah sekali mencintai pasangan kita jika kita tahu caranya. Bagikan cara ini pada rekan dan orang-orang terdekat Anda, sehingga kita hidup di lingkungan yang lebih baik dan harmonis.
67
teladan dalam karakter
Hari Keenam Pendidikan Karakter Adalah Pendidikan Dengan Cinta
68
teladan dalam karakter
Cinta adalah bahan dasar dari hidup kita, kita butuh cinta dan juga butuh untuk memberikan cinta. Kita ada dimuka bumi ini juga karena cinta. Pernah ada yang menyanggah pemikiran ini, jika saya dilahirkan karena “kecelakaan dan keteledoran orangtua saya dan saya dititipkan dipanti asuhan?” jawab saya “ya tetap karena cinta dong, buktinya Anda masih hidup dengan perasaan cinta pihak panti asuhan masih menerima Anda, merawat serta mendidik Anda sampai Anda berhadapan dengan saya, jika tidak ada cinta, bagaimana?” sambil terdiam seorang wanita muda setengah baya ini berpikir dan merenung. Raut mukanya menunjukan kekesalan akan satu pencarian yang tak kunjung selesai dan perasaan frustasi juga menyelimuti hatinya. Hanya dua pertanyaannya dikepalanya “siapa orangtuaku dan mengapa ini terjadi padaku?”. Cinta memang akan sangat mudah menghidupkan dan menggairahkan kehidupan serta bahan bakar manusia untuk melakukan aktivitas dan pekerjaan besar. Setiap pekerjaan besar dan dahsyat pasti didasari dengan cinta. Seorang pelukis handal pasti menghasilkan karya terindah yang didedikasikan pada kecintaannya pada bidang dan karya yang diselesaikannya. Sama halnya dengan pendidikan atau menanamkan sesuatu “data” baru di dalam kepala manusia. Jika kita dapat menggunakan Program Cinta ini maka segala urusan Pendidikan Karakter akan menjadi mudah. Pernahkah Anda ketika masih muda, sedang jatuh cinta kepada pasangan Anda, jika pasangan Anda mengharapkan sesuatu dari Anda, semudah itu Anda penuhi, betul? Jika kita ingat kembali kenapa kita bisa segitunya, berubah dan bergairah (melakukan sesuatu yang diminta dengan sangat sukarela) demi orang yang kita cintai. Cinta yang bagaimana yang dapat menjadi solusi dalam Pendidikan Karakter? Pertanyaan yang bagus sekali. Kita akan membahasnya dengan cara yang mudah dan sederhana. Kita akan mempelajari sesuatu yang mungkin baru, Anda tinggal membaca saja tulisan ini dan Anda dapat dengan mudah menerapkan bagi keluarga serta orang-orang yang Anda cintai. Baiklah mari kita mulai.
69
teladan dalam karakter
Mengkomunikasikan Cinta Ada satu pertanyaan mendasar yang ada di setiap kepala seorang anak. Pertanyaan itu adalah “apakah saya dicintai?” dan pertanyaan yang sama juga berada dikepala tiap pasangan suami-istri yang terkadang membayangi bahtera rumah tangga kala sedang ada goncangan. Pertanyaan ini selalu dibawa dan tersimpan di memori bawah sadar manusia. Dan jika kita dapat menjawab serta memenuhi kebutuhan cintanya (keluarga, pasangan dan anak), maka ini adalah bahan bakar utama untuk mencapai sukses besar dari tiap insan manusia. Yah, cinta adalah bahan bakar utama untuk mencapai prestasi tertinggi. Jadi saat ini kita akan belajar bagaimana menumbuhkan sikap percaya diri dan motivasi dari dalam hanya dengan memenuhi kebutuhan cinta seseorang. Sehingga oleh rekan saya Bpk. Ariesandi. C.ht, untuk mempermudah hal ini maka beliau sering menganalogikan dengan sebutan Tangki Cinta, yang juga akan kita bahas bersama. Seringkali saya menjumpai orangtua mengatakan bahwa ia selalu memerhatikan anaknya dan menemani anaknya belajar ataupun bermain. “Setiap kali saya pulang kerja saya selalu menyempatkan diri menemani anak saya belajar dan setelah itu makan malam dan ngobrol sejenak. Tapi mengapa dia masih merasa jauh ya dari saya?” demikian salah satu keluhan dari beberapa orangtua. Cobalah perhatikan apakah saat menemani anak-anak kita fokus pada mereka atau hanya sekedar menemani saja. Ingat ada perbedaan yang sangat besar antara kedekatan fisik dan kedekatan emosional. Jika anak kita belajar lalu kita menunggui di sebelahnya sambil membaca koran atau mengetik di komputer maka ini baru kedekatan fisik. Atau kita menunggui anak sambil memasak di dapur sembari sesekali menengoknya maka ini juga baru kedekatan fisik dan si anak akan tetap merasa jauh. Akibatnya anak akan berusaha mencari cara agar ia dapat memperoleh perhatian kita (baca: cinta) yang mereka butuhkan. Cara-cara yang ditampilkan anak inilah yang sering kita namai “nakal” atau “tidak mau
70
teladan dalam karakter
menurut” atau “susah diatur” atau “emosional” atau “tak punya motivasi” atau “tak punya percaya diri” dan lain sebagainya. Jadi bagaimana membangun kedekatan emosional dengan anak-anak dan pasangan kita? Lakukan kontak mata saat sedang berbicara dengan anak ataupun pasangan Anda. Lakukan kontak fisik saat sedang berkomunikasi dengan anak ataupun pasangan Anda. Sentuh tangannya, bahunya, belai rambutnya ataupun tepuk bahunya. Fokus pada anak atau pasangan saat berkomunikasi. Jangan sambil bertelepon, memasak, membaca koran ataupun mengerjakan sesuatu yang lain. Kita sendiri akan merasa kurang dihargai saat berbicara dengan seseorang dan orang tersebut menelepon, bukan? Demikian juga dengan anak kita!
Lakukan hal ini secara konsisten kepada pasangan dan anak kita, maka kedekatan emosi dan perasaan cinta kita akan tersampaikan dengan mudah dan menyenangkan, serta diterima dengan perasaan yang positif. Dan inilah cara agar kita mampu membuat anak dan pasangan kita nyaman secara emosional dengan kita. Hanya melakukan 3 langkah diatas kita sudah mampu membuat anak dan pasangan kita merasa nyaman serta dimengerti. Ingat bukankah setiap insan manusia punya kebutuhan untuk dimengerti? Lakukan itu dan kita mulai dari rumah.
“ Kata-kata bisa diibaratkan sebilah pisau
bermata dua. Satu sisi bisa untuk membantu kita tapi di satu sisi lainnya bisa mencelakai kita. “
71
teladan dalam karakter
Tangki Cinta Manusia Berikutnya kita akan sama-sama belajar tentang mengisi dan apa itu tangki cinta. Tangki cinta adalah suatu metafora (perumpamaan) yang akan kita gunakan bersama untuk memperjelas tentang makna cinta dan manfaatnya untuk menciptakan suatu keluarga yang harmonis serta berkarakter. Tangki cinta ini seperti mobil. Tiap mobil punya tangki untuk bahan bakar, jika terisi penuh maka mobil tersebut mampu berjalan dan beraktifitas dengan baik. Sama dengan tangki cinta, jika tangki cinta anak dan tangki cinta kita (bisa diisi Pada dasarnya tangki cintanya seorang
oleh pasangan) penuh maka segala aktivitas
anak ada 2, yaitu tangki cinta yang
apapun, bahkan yang terasa berat sekalipun
harus diisi oleh ayah dan tangki cinta yang harus diisi oleh ibu
dapat terselesaikan. Cinta bagaikan energi yang mampu memompa semangat dan motivasi
aktivitas kita. Selain itu, tangki cinta memiliki sifat yang mudah sekali bocor. Dalam kondisi apa tangki cinta akan mudah bocor? Jika kita memarahi anak, memperlakukan dengan tidak sopan, perkataan yang menjatuhkan semangat, maka tangki cinta ini akan mudah habis. Jika habis, sama seperti mobil yaitu tidak bisa jalan. Sama jika tangki cinta habis atau kosong maka yang tampak adalah perilaku yang tidak menyenangkan. Baiklah, pada dasarnya seorang anak memiliki tangki cinta dan tangki cintanya ada 2, yaitu tangki cinta yang harus diisi oleh ayah dan tangki cinta yang harus diisi oleh ibu. Yang menjadi tugas ayah tidak dapat diwakilkan oleh ibu dan sebaliknya. Jadi orangtua harus menjalankan tugas dan fungsinya untuk membantu anak agar bahagia. Ingat aturan ini, harap dipatuhi. Pengaruh tangki cinta (anak yang penuh dengan cinta) dapat dilihat dari
72
teladan dalam karakter
perilakunya sehari-hari. Jika seseorang anak mendapatkan tangki cinta yang maksimal maka : Dia akan merasa bahagia (terlihat penuh semangat) Mudah diajak kerjasama (mengerjakan tugas dirumah dan kewajibannya) Dan mudah diarahkan untuk mencapai potensi dirinya yang terbaik
Apa akibat dari tangki cinta seorang anak yang kosong?
Rewel dan menjengkelkan Artinya anak sedang minta diisi tangki cintanya. Rewel dan perilaku yang menjengkelkan adalah salah bentuk untuk meminta perhatian. Seorang anak tidak memiliki kosa kata yang baik untuk meminta perhatian dan cinta dari orangtuanya. Berbeda dengan kita yang lebih dewasa, kita bisa mengungkapkan dengan kata-kata yang pantas. Seorang anak hanya mengikuti dorongan perasaan, jika perasaannya nyaman makan perilakunya akan menyenangkan dimata kita sebagai orangtua dan sebaliknya. Jadi pahamilah jika seorang anak
73
teladan dalam karakter
berperilaku menjengkelkan maka sebenarnya dia butuh perhatian dan cinta dari kita orangtuanya. Setelah tangki cintanya penuh maka dia akan mudah diajak kerjasama.
Merasa tidak diterima Ini adalah perasaan yang muncul karena tidak mendapat perhatian walaupun sudah minta, akibatnya bisa fatal jika kejadian seperti ini berlangsung terus-menerus. Dari point nomer 1 jika dibiarkan saja dan tidak mendapat penanganan maka akan timbul perasaan tidak diterima. Seringkali kita melihat orangtua yang sengaja mendiamkan sikap anaknya yang mungkin kurang menyenangkan dengan harapan sang anak mengakhiri perbuatannya karena tidak mendapat perhatian dan masalah selesai. Ternyata tidak, justru perasaan tidak diterima yang akan muncul.
Muncul kemarahan dalam diri Kemudian jika perasaan tidak diterima ini terus berlanjut munculah kemarahan dalam diri anak, yang artinya jengkel dengan diri sendiri, karena merasa tak mampu menarik perhatian. Perasaan jengkel pada seorang anak dapat berdampak pada pembentukan harga diri yang rendah yang berdampak buruk pada prestasi dan pergaulannya. Seorang anak yang memiliki harga diri yang rendah cenderung mencari perhatian dengan cara yang salah, jika ini terjadi pada orang terdekat kita, berdoa saja semoga perhatian yang salah tersebut didapatkan di tempat yang benar (lingkungan religius dan sebagainya). Pada tahap ini sebaiknya orangtua sadar bahwa seorang anak tidak tahu cara meminta perhatian dengan benar. Sebaiknya pahami bahasa non verbal anak, saat seorang anak membutuhkan perhatian (baca: cinta) maka penuhi kebutuhannya maka sikapnya akan segera berubah.
74
teladan dalam karakter
Perasaan jengkel pada seorang anak dapat berdampak pada permbentukan harga diri yang rendah yang berdampak buruk pada prestasi dan pergaulannya
Tidak menurut perkataan orangtua Ini merupakan salah satu cara menarik perhatian, ada satu hal yang perlu kita pahami bersama jika seorang anak dalam keadaan penuh dengan cinta, disiplin sekeras apapun akan tetap dimaknai positif oleh sang anak. Sebaiknya jika ingin menerapkan disiplin pada anak usahakan penuhi dahulu tangki cintanya.
Tidak berani ambil keputusan dan takut gagal Ini adalah bentuk dari perasaan diri tak berharga dan ini merupakan akibat dari harga diri yang rendah. Harga diri yang rendah terbentuk salah satunya melalui proses kemarahan dalam diri karena tidak mampu menarik perhatian. Pertanyaannya, apa yang bisa diharapkan dari seorang yang tidak berani ambil keputusan dan takut gagal?
Sama halnya orang dewasa atau pasangan kita, gejala diatas juga berlaku bagi pasangan kita. Jika kita ingin memiliki keluarga yang “hebat” maka terus lanjutkan menyimak dan melakukan apa yang menjadi pembahasan kita bersama sekarang.
75
teladan dalam karakter
Baiklah berikutnya kita akan belajar tentang mengenal jenis bahasa cinta dan bagaimana mengisinya. Bahan bakar untuk tangki cinta ada 5 macam atau di sering disebut juga dengan 5 bahasa cinta, antara lain:
Bahasa Cinta 1 : Kata-kata pendukung Kata-kata bisa diibaratkan sebilah pisau bermata dua. Satu sisi bisa untuk membantu kita tapi di satu sisi lainnya bisa mencelakai kita. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa membuat anak dan pasangan kita merasa dicintai atau bisa membuatnya merasa dibenci dan diabaikan hanya dengan berkata-kata saja. Hal ini bisa diibaratkan seperti ketika kita mencabut sebatang paku yang tertanam di tembok. Bekas dari paku masih terlihat dan membuat permukaan tembok itu tidak sempurna lagi walaupun tembok sudah ditambal. Kata-kata pendukung ini bisa kita kategorikan dalam 4 golongan besar : a) Kata-kata penuh kasih Kalimat semacam “ayah sayang kamu” adalah suatu ungkapan penghargaan secara menyeluruh pada diri seorang anak. Perhatikan intonasi, bahasa tubuh dan keras lemahnya suara saat Anda mengucapkan hal ini. Selain itu ketulusan hati saat mengucapkannya adalah salah satu syarat penting dalam mengungkapkan kalimat ini. b) Kata-kata pujian Setiap anak, juga orang dewasa, menyukai pujian. Lebih-lebih jika bahasa cinta dominan seorang anak adalah kata-kata pendukung maka ini akan menjadi makanan emosionalnya. Namun demikian banyak orang kurang memahami tehnik memberikan pujian yang tepat sehingga kurang mengena. Inilah beberapa tips untuk melakukan pujian pada anak Anda.
76
teladan dalam karakter
Pujilah anak untuk: •
Prestasi spesifik yang dicapai anak
•
Perilaku baik yang disadarinya
•
Sikap baik yang disadarinya
•
Keberadaan dirinya
Susunlah sebuah kalimat yang ditujukan pada anak setelah itu sertakan rasa bangga Anda padanya. •
“Kamu perlu merasa bangga dengan prestasi yang baru saja kamu raih, itu semua karena keputusanmu untuk belajar. Papa dan mama ikut bangga atas prestasimu, nak!”
•
JANGAN katakan ”nah begitu, mama dan papa bangga sama kamu kalau bisa berprestasi seperti itu”. Ini mengingatkan saya pada sebuah lomba burung berkicau dimana sang burung tidak tahu apapun ketika tuannya bangga atas prestasi yang diraihnya. Kalimat semacam itu akan menyiratkan pesan di bawah sadar bahwa Anda mengajarkan anak untuk melakukan sesuatu demi kesenangan orang lain bukan karena anak itu sendiri menyukainya. Selain itu si anak akan merasa bahwa upayanya kurang dihargai karena yang dapat kebanggaan adalah orangtuanya bukan diri pribadinya. Lambat laun motivasinya akan menurun.
77
teladan dalam karakter
Hindarilah terlalu sering memberi pujian karena malah bisa berdampak negatif : •
Anak merasa pujian tidak tulus atau hanya untuk menyenangkan hatinya saja atau bahkan mungkin ada maksud tertentu.
•
Anak akan merasa perlu dipuji terus untuk melakukan sesuatu sehingga akan merasa gelisah kalau tidak mendapatkannya. Hal ini akan membiasakan anak untuk mendapatkan motivasi eksternal semata saat melakukan sesuatu.
c) Kata-kata dorongan yang membesarkan hati Kata-kata dorongan sangat perlu diucapkan saat anak mengalami kegagalan, situasi sulit atau krisis percaya diri dimana dengan kata-kata tersebut si anak akan merasa punya keberanian lebih untuk melanjutkan upayanya. Contoh: ”bagus coba lagi, kamu pasti bisa nak!”, ”hebat, kamu perlu bangga pada dirimu karena caramu menghadapi kegagalan ini adalah suatu hal yang luar biasa. Mungkin pada saat seusiamu, papa tidak akan terpikir untuk melakukan seperti yang kamu lakukan nak!” Kata-kata dorongan yang kita ucapkan dengan Motivasi dorongan semangat sang ayah membuat anak berani untuk berusaha bangkit dari kegagalan
tepat akan terkenang sepanjang hidup seorang anak. Dan ini akan menjadi sumber motivasi internal yang tak akan pernah padam.
78
teladan dalam karakter
d) Kata-kata bimbingan Kata-kata bimbingan menjelaskan suatu hal pada anak. Biasanya menjelaskan tentang moral, etika dan nilai-nilai hidup. Kata-kata bimbingan yang positif akan menyuarakan ”saya peduli padamu, nak”. Dengan begitu anak akan respek pada kita sebagai orangtua yang penuh perhatian dan peduli padanya. Jangan membimbing dengan perasaan marah dan jengkel karena anak tidak akan merasakan niat baik kita sama sekali. Jika kejengkelan masih meliputi diri kita, sebaiknya kita menahan diri dulu untuk memberikan kata-kata bimbingan. Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan jika bahasa cinta anak kita adalah kata-kata pendukung : Jika bahasa cinta anak kita adalah kata-kata pendukung maka sering-seringlah memberikannya, ini akan membuatnya makin merasa dicintai. Berhati-hatilah saat mengkritik perilakunya karena kata-kata kasar akan sangat melukai hatinya dibanding jika kata-kata kasar itu diterima oleh anak yang bahasa cintanya bukan kata-kata pendukung. Jadi kata-kata kasar, kritik pedas, olokan dan sikap menyalahkan pada dasarnya akan melukai semua anak namun akan sangat merusak pada anak yang bahasa cintanya kata-kata pendukung Bagaimana solusi dari hal ini? •
Tingkatkan kesadaran diri sehingga lebih mampu mengontrol kondisi emosional. Jika Anda pulang kerja sebaiknya jangan langsung mengurusi permasalahan anak. Lebih baik langsung mandi dulu dan minum teh
79
teladan dalam karakter
Meminta maaf kepada anak, berguna untuk menetralisir emosi negatif dalam diri anak
atau kopi untuk menyegarkan diri setelah itu barulah menjalin interaksi dengan anak-anak •
Jika sudah terlanjur maka segeralah minta maaf, untuk menetralisir emosi negatif dalam diri anak.
Bahasa Cinta 2 : Hadiah Jika bahasa cinta seorang anak adalah hadiah maka kita perlu mengajarkan mereka untuk menghargai semua hadiah sebagai suatu ungkapan cinta bukan menilai dari murah atau mahal harga hadiah tersebut. Ini bisa berupa kejutan ketika kita memberinya sebuah permen atau jepit rambut murahan yang diinginkannya. Pemberian hadiah harus memiliki makna pengungkapan cinta yang tulus dari kita (orangtua) pada sang anak. Kita harus jujur pada diri kita sendiri dan mau mengakui jika kita memberi hadiah sebagai imbalan atas
80
teladan dalam karakter
Bahasa cinta seorang anak adalah hadiah maka kita perlu mengajarkan mereka untuk menghargai semua hadiah sebagai suatu ungkapan cinta
sesuatu, atau sebagai suap pada anak. Hadiah bermakna terkadang tidak harus dibeli dari toko. Hadiah tersebut bisa berupa ranting pohon yang unik bentuknya, batu apung yang sebelumnya belum pernah dilihat anak atau bunga liar yang langka. Jika kita bisa mengemas hadiah tersebut dengan kreatif maka anak akan bisa merasakan kekuatan cinta yang kita pancarkan. Pemberian hadiah yang tidak tepat berpotensi merusak anak. Ini terjadi karena orangtua mengambil jalan pintas penyelesaian masalah jangka pendek namun tidak untuk jangka panjang. Inilah beberapa hal yang sering terjadi berkaitan dengan penyalahgunaan pemberian hadiah pada anak :
Menggunakan pemberian hadiah sebagai imbalan karena anak mau melakukan apa yang kita perintahkan. Membeli sesuatu dengan begitu mudahnya tanpa memikirkan apakah berguna dan berdampak positif bagi perkembangan anak.
81
teladan dalam karakter
Terlalu sering memberikan hadiah atau mainan sehingga makna pemberian tersebut menjadi berkurang. Memberikan hadiah berlebihan sebagai kompensasi dari kurangnya waktu bersama anak. Catatan penting jika kita memiliki anak yang bahasa cintanya “hadiah”: JANGAN pernah secara sengaja merusak hadiah atau mengungkapkan penyesalan karena telah membelikan hadiah tersebut untuknya. Hal ini benar-benar akan menghancurkan hatinya dan pengalaman negatif ini akan tersimpan hingga dewasa menjadi suatu ganjalan emosi yang tak terselesaikan.
Bahasa Cinta 3 : Layanan Ketika bahasa cinta anak kita adalah pelayanan maka satu hal penting yang perlu kita tanamkan dalam diri kita adalah bahwa kita melayani sebagai ungkapan rasa cinta. Beberapa kesalahan persepsi tentang melayani anak :
Kita melayani anak karena beranggapan mereka tidak mampu. Kita melayani anak sebagai tebusan rasa bersalah karena tidak bisa menyediakan waktu cukup baginya. Kita melayani anak karena takut ia marah. Kita melayani anak supaya pekerjaan cepat selesai. Jadi sebenarnya ketika melayani anak kita membantu dia melakukan hal-hal yang belum mampu ia lakukan sendiri. Di sini kita memberikan contoh, kita melayani anak sampai
82
teladan dalam karakter
ia mampu dan setelah itu kita ajarkan dia melayani diri sendiri dan kemudian melayani orang lain. Tujuan akhir melayani anak adalah membantu anak menjadi orang dewasa yang matang dan mampu memberikan cintanya kepada sesama melalui layanannya. Anak juga perlu melihat contoh dari orangtuanya dalam memberikan pelayanan ke orang lain tanpa pamrih. Momen terbaik untuk melayani anak adalah ketika ia benar-benar dalam kesulitan. Jangan biarkan ia berjuang sendiri, walaupun tujuan kita adalah untuk menyemangatinya. Anak-anak dengan bahasa cinta layanan akan selalu terkenang akan bantuan ayahnya saat mereka dalam kesulitan menyelesaikan tugas pembuatan keterampilan tangan dari guru kelasnya. Jadi ketika seorang anak meneriakkan keinginannya pada kita untuk memperbaiki roda mobilnya yang rusak atau rok bonekanya yang sobek sebenarnya itulah “jeritan hati” agar kita segera memenuhi tangki cintanya.
Hati-hati : Orangtua yang selalu menuruti permintaan layanan anak akan membuatnya tetap egosentris, tidak percaya diri dan tidak mandiri akan kehidupannya sendiri. Contoh tindakan layanan yang tidak pada tempatnya: anak usia 6 tahun masih disuapi, anak usia 7- 8 tahun masih dibereskan tempat tidurnya oleh orangtua atau tas sekolahnya masih dibawakan ke kelas. Jangan juga menganggap anak bisa melakukan semuanya sendiri tanpa perlu dibantu saat dia mengalami kesulitan. Inilah yang disebut pengharapan berlebih. Contoh pengharapan berlebih: anak usia 6 tahun diminta membereskan tempat tidurnya sendiri tanpa bantuan kita serapi pekerjaan staf hotel bintang lima. Setelah anak bisa, jika Anda ingin memintanya melakukan sesuatu katakan dengan permintaan bukan perintah. Contoh: “Ani, bisa tolong ambilkan minuman untuk papa?” bukan “Ani, ambilkan papa minuman!!”
83
teladan dalam karakter
Bahasa Cinta 4 : Sentuhan fisik Saat anak masih balita umumnya mereka mendapat sentuhan fisik berlimpah seperti dipeluk, dicium dan digendong. Ketika mereka makin besar biasanya sentuhan fisik ini mulai berkurang. Apalagi jika orangtua bahasa cintanya bukan sentuhan fisik maka ia akan merasa risih memberikan sentuhan fisik untuk anaknya. Jika ini terjadi maka orangtua perlu menyesuaikan diri dengan situasi yang ada. Karena bagaimanapun anaknya membutuhkan hal tersebut. Sentuhan fisik pada anak laki-laki sering diremehkan karena ada pendapat yang mengatakan bahwa anak laki-laki harus tumbuh dengan tegar. Sentuhan fisik pada anak laki-laki diasosiasikan dengan kelembutan yang dinilai sangat bertentangan dengan sifat kelaki-lakian. Justru sebaliknya pengalaman empiris di lapangan sewaktu menangani klien dan berbagai riset para pakar menyatakan bahwa laki-laki yang tegar secara emosional pada masa kecilnya mendapatkan cukup banyak sentuhan fisik. Kurangnya sentuhan fisik pada anak laki-laki akan menyebabkan ia tumbuh sebagai laki-laki dewasa yang egois, suka menggunakan kekerasan fisik pada anak atau istri dan cenderung sinis serta mudah tersinggung saat berkomunikasi dengan anak dan istrinya. Sentuhan fisik pada anak laki-laki berusia 7-9 tahun dapat dilakukan dengan mengelus rambut, bergulat, pelukan kasar, toast tapak tangan, dan melakukan berbagai permainan seperti basket, sepakbola dan lain-lain. Saat anak berusia lebih dari 12 tahun kita perlu memperhatikan berbagai aspek saat di depan umum. Jika Anda seorang ibu janganlah memberikan pelukan pada anak laki-laki Anda di depan teman-temannya karena ia akan risih dan bisa menjadi bahan olok-olokan teman-temannya. Namun jika anak laki-laki Anda pulang ke rumah karena letih sehabis berolah raga maka pelukan ibu bisa jadi akan menenangkannya dan membuatnya merasa dicintai.
84
teladan dalam karakter
Demikian juga jika Anda seorang ayah, janganlah memberikan pelukan pada anak gadis Anda di depan umum kecuali inisiatif itu datang dari anak gadis Anda. Namun demikian Anda boleh berinisiatif jika di rumah. Seorang gadis remaja tetap membutuhkan pelukan dan ciuman dari ayahnya jika tidak ia cenderung berusaha mendapatkannya dari teman prianya yang mungkin diiringi dengan tendensi yang kurang bagus.
Sentuhan fisik juga bisa berupa pijatan di leher oleh ayah ketika sang putra berjam-jam bergelut dengan tugas sekolahnya, atau belaian lembut ibu di pundak putrinya yang sedang jengkel dengan perlakuan teman sekolahnya, atau pijatan ayah pada kaki anak laki-lakinya yang baru pulang bermain sepak bola.
85
teladan dalam karakter
Jika kita berbicara waktu berkualitas untuk anak, maka kita bisa temukan 3 aktifitas yang sangat penting : Percakapan berkualitas untuk berbagi pikiran dan perasaan kita dengan anak. Membacakan cerita / dongeng atau ngobrol sebelum tidur akan membantu terbentuknya ikatan emosi dengan anak. Kegiatan berdua seperti makan bersama, camping bersama atau bahkan mencuci mobil bersama.
Waktu berkualitas adalah hadiah bagi seorang anak yang berupa “kehadiran orangtua”. Melalui kehadiran kita maka anak bisa menangkap ungkapan tak terucap dari tindakan kita yaitu “engkau penting dan berharga nak! Ayah dan ibu senang menghabiskan waktu bersamamu!”
Temukan Bahasa Cinta utama Walaupun kita membutuhkan kelima bahasa cinta untuk memenuhi tangki cinta kita, akan tetapi ada satu atau dua yang sangat kita butuhkan dalam jumlah lebih banyak dari lainnya. Uraian sebelumnya telah menjelaskan ciri-ciri setiap bahasa cinta. Anda mungkin telah bisa menemukan petunjuk berkaitan dengan bahasa cinta anak Anda atau mungkin pasangan Anda. Namun bagian ini akan membahas secara khusus bagaimana menemukan bahasa cinta utama anak Anda.
86
teladan dalam karakter
Ada beberapa tehnik yang bisa Anda gunakan. Kita akan membahasnya satu persatu : 1
Mengamati cara anak mengungkapkan cintanya pada kita. Cara ini paling cocok untuk anak berusia 5 – 10 tahun. Anak-anak akan mengungkapkan cintanya dengan bahasa cinta yang mereka sendiri. Mungkin mereka sering mengungkapkan kalimat penghargaan “Mama, saya sayang banget sama Mama” atau mungkin “Papa saya senang banget dibantu menyelesaikan tugas tadi”. Dari sini Anda bisa punya alasan kuat menentukan bahasa cinta anak Anda adalah “kata-kata pendukung”. Namun metode ini masih harus dikaji lebih dalam jika diterapkan anak di atas usia 10 tahun karena bisa jadi ia mengucapkan itu untuk membuat hati Anda luluh dan meluluskan permintaannya. Apalagi jika mereka pernah sukses melakukan “manipulasi” semacam itu pada Anda. Karena itu untuk menggunakan metode ini pada anak usia 10 tahun ke atas perlu data-data penguat lain.
2
Mengamati cara anak mengungkapkan cintanya pada orang lain. Apabila seorang anak suka memberi temannya hadiah kecil maka bisa jadi bahasa cintanya adalah menerima hadiah. Hal ini dikarenakan seorang anak yang bahasa cintanya adalah hadiah akan senang luar biasa ketika menerima hadiah dan ia ingin orang lain juga menikmati kesenangan serupa. Oleh karena itu ia berpikiran bahwa orang lain akan merasakan hal yang sama seperti yang dirasakannya ketika menerima hadiah. Namun ini perlu dipertanyakan jika Anda pernah menasihatinya untuk sering berbagi dengan temannya. Jika ini yang terjadi maka keinginannya memberi hadiah bukan datang dari dirinya sendiri.
3
Mendengarkan permintaan yang paling sering diajukan anak. Seringkah Anda mendengar anak Anda meminta komentar tentang gambar yang baru saja selesai dibuatnya? “Bagaimana gambarku ini?” atau “Menurut
87
teladan dalam karakter
Papa bagaimana permainan pianoku tadi?” atau “Ayo Ma, bagaimana hasil lukisanku ini?” maka Anda boleh jadi menarik kesimpulan bahwa bahasa cinta anak Anda adalah kata-kata pendukung. Memang terkadang setiap anak atau bahkan orang dewasa seringkali membutuhkan kata-kata pendukung semacam itu. Namun apabila ini terjadi sangat sering dan selalu berkisar seputar itu maka bisa jadi bahasa cinta utama anak adalah kata-kata pendukung. 4
Gunakan pengamatan Anda, dan gunakan bantuan chek list yang bisa memberikan informasi yang akurat untuk mengetahui bahasa cinta anak ataupun pasangan Anda. Gunakan cinta untuk mendasari perubahan hidup yang lebih baik dan bermakna. Berikan tanda centang, jika itu mendekati atau perilaku tersebut muncul pada pasangan atau anak. Selamat mencintai keluarga Anda. Angket saya sediakan dalam file yang terpisah, silahkan di print dan digunakan.
88
teladan dalam karakter
Hari Ketujuh Dream: Cara Memastikan Kesuksesan Anak di Masa Depan
Entah karena sederhananya atau sudah banyak yang tahu tehnik ini, mungkin sudah banyak guru ataupun orangtua lupa kalau cara ini sangat ampuh dan luar biasa. Cara apa? Menyusun impian, seperti yang sudah saya jelaskan diawal buku ini. Kini akan saya jelaskan secara detil.
89
teladan dalam karakter
Menjelang pertengahan tahun 2011, sebelum UNAS, saya sempat diminta beberapa sekolah untuk mengisi Program Motivasi menjelang UNAS. Waktu yang diberikan cukup singkat (saya terbiasa memberikan In-house training minimal 8 - 15 jam). Akhirnya saya memilih topik “dream” ini sebagai bahan untuk disampaikan kepada murid yang akan menghadapi UNAS. Singkat cerita saya meletakkan materi ini di bagian akhir acara, berkisar kurang 15 menit menjelang waktu saya habis, baru kita laksanakan (memang tidak terlalu lama). Jika para pembaca melihat isi kegiatan kelas tersebut mungkin Anda berkata dalam hati “ah... tidak ada yang luar biasa dan spektakuler dari kegiatan ini”. Betul saya akui, mereka hanya menulis apa yang mereka ingin terjadi disaat pengumuman hasil UNAS. Simple! Kelas terasa riang dan mungkin tidak ada kesan serius dari cara mereka mengerjakan tugas yang saya berikan (form yang sama juga akan saya berikan kepada Anda diakhir artikel ini). Santai dan “biasa”, itulah komentar dari rekan saya pembicara yang mendahului saya berbicara disesi pertama. Setelah acara selesai dilanjutkan dengan acara ramah tamah dengan seluruh siswa dan guru, serta orangtua atau wali murid. Seorang ibu datang mendekati saya, berkeluh kesah tentang anaknya. ”Saya sangat khawatir dengan anak saya, tryout dan ujian sekolah nilainya cukup memprihatinkan. Les pelajaran juga sudah saya les kan dari 6 bulan yang lalu, apa saran dari Anda?”. Saya hanya merespon “sudah bu, sabar dan banyak doa saja, jaga mood anak ibu supaya tetap senang sekolah serta buatlah kondisi rumah menyenangkan bagi seisi anggota keluarga”, mungkin jawaban saya kesannya nggak nyambung. Jelas, saya di ajak ngobrol sambil berdiri dan makan serta ditunggu untuk jadwal konsultasi guru. Saat itu saya sedang menghindari memberikan penjelasan yang panjang lebar, tapi saya memberian kartu nama untuk ibu tersebut. Lalu, selang 2 bulan dari acara tersebut si ibu “penganggu makan siang saya”, menghubungi saya dan bercerita dengan riang gembira bahwa anaknya lulus dengan nilai yang tidak bisa
90
teladan dalam karakter
ia percaya. Bagaikan mimpi di siang bolong atau apapun! Nah kini saya memiliki kesempatan untuk memberikan pengertian kepada ibu ini, “bu, coba Anda tanya kepada anak Anda, apakah yang ditulis saat bertemu dengan saya (dream) itu sesuai dengan hasil yang diterima sekarang?” lalu ibu ini menjawab “iya, sesuai”. Lanjut saya menimpali “bu, sekarang Anda ingin membantu anak Anda menjadi jauh lebih baik daripada ini? Minta dia menulis ulang dreamnya di masa-masa mendatang, caranya gampang dan anak Anda tentu mengerti”. Baiklah pembaca sekalian, jika Anda ingin membantu anak ataupun murid Anda (jika Anda adalah guru) untuk memiliki masa depan yang sukses dan berhasil, saya akan berbagi cara mudah dan sederhana ini. Yang saya lakukan hanya meminta tiap anak di kelas untuk membayangkan nilai tiap mata pelajaran yang hendak di UNAS kan, lalu nilainya berapa? Silahkan dijumlah dan itulah nilai NEM kalian. Bayangkan dahulu di imajinasi dalam kepala kalian. Dan lihatlah diri kalian disana, saat kalian mendapati bahwa nilai kalian seperti yang kalian harapkan. Setelah setiap murid membayangkan dalam kepala mereka (kurang lebih 3-5 menit) mintalah mereka menuliskan pada selembar kertas yang telah saya sediakan dan sesuai dengan instruksi saya, mereka mengerjakannya. Selanjutnya saya akan jelaskan per point, agar mudah duplikasinya kepada Anda. Mintalah murid hanya mengerjakan kolom pertama saja. Niat atau impian yang hendak diwujudkan. Tulis dengan bebas dan sesuai dengan apa yang kalian imajinasikan. Boleh menuliskan per point, atau model mengarang atau membuat cerita. Lalu setelah selesai, dikolom kedua (bawahnya), jika ada keraguan di dalam hati misal merasa takut jika apa yang di tuliskan dikolom pertama tidak terjadi, merasa kuatir, merasa cemas, merasa bohong terhadap diri sendiri atau apapun. Intinya adalah perasaan tidak enak yang muncul saat membaca tulisan di kolom pertama. Saat mengerjakan bagian ini ada baiknya berikan waktu lebih dan
91
teladan dalam karakter
kita membantu anak untuk mengenali emosi-emosi negatif didalam dirinya agar muncul, memancingnya dengan cara bertanya “apakah kamu takut, ... ragu, ... tidak yakin, ... cemas,... bimbang, ...” Kolom terakhir, diisi setelah kolom kedua diisi. Nah, di bagian ini murid harap menceritakan dalam bentuk karangan apa yang terjadi saat impiannya terwujud dan perasaan apa yang ada disana. Bantulah anak-anak ini untuk mengenali emosinya yang positif. Sama Anda memancingnya dengan cara bertanya “apakah kamu senang, ... bangga dengan dirimu, ... gembira, ... ada perasaan lega, ...” Lalu berikan tanda tangan dan isi tanggalnya, setelah selesai diisi semua, mintalah anak untuk membaca ulang dengan penuh perhatian dan konsentrasi (membaca sambil membayangkan lagi) tiap kolom yang telah diisi. Kertas tersebut bisa dibawa pulang untuk disimpan atau dikumpulkan oleh guru atau orangtua. Anak yang bisa mengerjakan ini mulai usia 10 tahun hingga anak besar atau orang dewasa pun bisa. Semoga cara ini dapat membantu kita semua untuk menjadi diri kita yang terbaik. Silahkan pahami dan praktekan, sebarkan kebaikan untuk kehidupan yang lebih baik. Angket saya sediakan dalam file yang terpisah, silahkan di print dan digunakan.
92
teladan dalam karakter
Dan akhirnya... kita sampai di penghujung tulisan yang membahas tentang Pendidikan Karakter. Sedikit pesan dari kami, pembentukan karakter tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat dan mudah. Pembentukan karakter membutuhkan waktu yang panjang, butuh keteladanan dan pengalaman positif, visi yang jelas, serta inspirasi-inspirasi yang baru. Serta kerendahan hati kita untuk selalu mau belajar hal-hal baru yang berkaitan dengan Pendidikan Karakter. Karakter
adalah
wajah
kepribadian
seorang
manusia.
Mereka
terdiri
dari
kebiasaan-kebiasaan yang berulang secara tetap pada setiap waktu dan tempat. Kebiasaan-kebiasaan ini tidak terbentuk satu kali jadi. Juga bukan bawaan sejak lahir, tetapi merupakan suatu kebiasaan yang terbentuk dari waktu ke waktu. Ia harus dilatih berulang kali hingga nanti tergerak otomatis. Para ahli mengatakan “pertama-tama kau membentuk kebiasaan, setelah itu kebiasaanmu yang akan membentuk engkau.” Mari kita membentuk kebiasaan positif anak-anak kita sejak dini, sehingga kemudian kebiasaan itu akan otomatis membentuk anak-anak kita. Dan bukan saja untuk anak-anak kita, tetapi untuk kita juga dan semuanya. Sehingga kita layak hidup di lingkungan yang bersahabat dan makmur. Ingat negara kita adalah negara yang kaya dan karakter menjadi kunci utama sebuah bangsa untuk bisa maju. Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam, tidak akan maju jika sumber daya manusia (SDM) tidak berkarakter, tidak bertanggung jawab, tidak mandiri, serta tidak jujur. Mulai dari kita, keluarga kita, keturunan kita dan orang yang kita cintai yang berada di sekitar kita.
Salam Pendidikan Karakter
93
teladan dalam karakter
Timothy Wibowo Seorang therapist keluarga yang telah berpengalaman lebih dari 8 tahun dalam merubah kehidupan ratusan individu dan keluarga untuk menjadi pribadi yang luar biasa yang seharusnya memang dimiliki setiap pribadi dan terus aktif sampai sekarang untuk membantu individu dan keluarga meraih kembali takdirnya dalam kehidupan ini.
teladan dalam karakter
Penulis buku Bestseller Gramedia : The Embryo Of Success (Agustus 2010) Success with Family : Living in Harmony (November 2011) Pendiri pendidikankarakter.com (Penyedia Kurikulum & Pelatihan Pendidikan Karakter) Master ICT (Instant Change Technique) Konsultan Pendidikan dan Konsultan Pemberdayaan Manusia di beberapa perusahaan Narasumber Kemendiknas Yayasan Pengembangan Pendidikan Indonesia (YPPI), Surabaya Dinas Pendidikan dan Sosial, Para Guru se-Pontianak, Kalimantan Barat PT. Ferro Ceramic Colors, Sidoarjo PT. Prudential, Surabaya Universitas Surabaya (UBAYA) Fakultas Psikologi, Surabaya Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya Sekolah Pelita Hati, Jember Fakultas Psikology Unair – Surabaya Yayasan Pendidikan Katolik SMUK Thomas Aquino Yayasan Pendidikan Katolik “CARMEL” Yayasan Pendidikan Perancis “Stepping Stone” Etc Untuk Info lebih detil dan Permintaan sebagai narasumber/seminar silahkan hubungi saya di email:
[email protected], saya akan sangat senang berbagi dengan Anda.