18.JVMLAH WJ8ATA:1VANDENGAN PA.JAK UOTEI, DAN )tl!:STOllAJtll>JKOUPATltN SLEMAN
Tm
untuk ,,,,.,....m. •ba&ian persy.n.ratnn rt.11!11'ijoal dlia,Jat Sarj11110 S-2
~t:JSTEREK:Ol(~
PEMBANGUNAN
.-,"' FAKtlL TAS Bk01'0MIKA DAN BISNIS UNlVERSRAS GAJ>.JAH MA DA ~TA
~·
KAUSALITAS JUMLAH WISATAWAN DENGAN PAJAK HOTEL DAN RESTO RAN DI KABUP ATEN SLEMAN
Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2
Program Studi Magister Ekonomi.ka Pembangunan Bidang Ilmu-ilmu Sosial
diajukan oleh:
Ihwan Qomaru 09/295590/PEK/14461
kepada
MAGISTER EKONOMIKA PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSIT AS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010
Tes is KAUSALITAS JUMLAH WISATAWAN DENGAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DJKABUPATEN SLEMAN
Ihwan Qomaru 09/295590/PEK/14461
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 28 Desember 2010
Susunan Dewan Penguji
Pembirnbing Utama
Anggota Dewan Penguji Lain
Prof.Dr. Iswardo~~o.
M.A.
Drs. Ahmad Jamli, M.A.
~a:::o.
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Tanggal 28 Desember 2010 _r
r(i.,{"\
_n<
~(Dr.__.AJi· mad Makhfatih, M.A. Pengelola Pro~studi: Magister Ekonornika Pembangunan
M.Sc.
PERNYATAAN Dcngan ini saya rnenyatakan bahwa dalam tesis ini ridak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tcrtulis
diacu dalarn nasl::ah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Desember 2010
r~ lhwan Qomaru
ji
Tesis ini kupersernbahkan
pada:
lbu untuk doa dan lnspirasi .•••
lmmawatiku dan zaklku ....
iii
PRAKATA
l'uji dan syukur kchadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada rnernenuhi sebagian Magister
Ekonomika
penulis schingga
dapat menyelesaikan penelnian
guna
persyaratan mencapai derajat sarjana S-2 Program Studi
Pembangunan,
Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta
Penehtian ini bcrjudul .. Kausalitas Jurnlah Wisatawan Dengan Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Siemon"
Penelitian dan tesis ini dapat dilaksanakan dsn disusun atas b1111tu1n dan
kerjasama bcrbagar pihak, unmk itu penulis mengueapkan terima kasih kcpada Bapak Prof Dr tswardono Sardiono Pcrmooo. M.A. selaku oosen pembirnbing yang dengan kesabarannya telah mornbcrikan bimbingan, araban, rnonvasi, dan pengetahrannya dalam pennhsan tcsis ini 2 Bapak Or Akhmad Makhfatih, M A selaku Ketua Pengelola Program Magister Ekonomika Pembangunan \!nivcrsitaS Gadjah Madu Yogyakarta dan seluruh dOS'-'11 yang telah rnernbenkan
ilrnu
dan pengalaman,
serta seluruh siaf
pengelola MEP atas kc1Ja~iu1U1 yan~ baik i.elarna rnasa perkuliahan 3 Bapak Prof r>r Catur Sugiyanto, M A dan Bapak "'luhammad Edlu Purnawan, Ph 0 selaku moderator dalam scmrnar straiegiriset serta Bapak Ors Ahmad
Jamtr, :YI
A
dan l:lapak Dr Ertarnbang Naharryo, MSc selaku nm penguji
tests atas kesediannya memherikan arahan dan masukan yang kritis sehingga ma mpu mernberi warna tersendiri pada tests iru ~ Pimpinan dan staf di lingkungan BPS DCY alas segala bantuan data dan referensi yang dibutuhkan untuk melengkapi penelitian ini
iv
.5 Pemoa Bantul alas segala dukunga» dim perhariannya selama im 6 lbu
yang
tak pernnh
letih
mcodoa
dan Bapak
(aim)
atas
inspirasi
· provokan fn ya' 1
lbu Bapak Mertua aud
""~°"' yang harus
ikuL menanggung beban externaluas
padamya tugas dan jadwal kuliah dengan 'momong zaki'
7 Mas-mbak, adi-adiku, ponalcank.u atas warna-warnirnu 8 I'eman-rcman Mbl' kelas Bappenas angkatan VI Ari, I .in. Heno, Didik, Endah, Feri, Fey I .RI~. 1:.sti. Meitn. Oedi, Wira, Yanto, Wiwin, Tnning, Winarso,
Evin. Yuyun dan Zuin atas segala kebersamaan, kckompakan, bantuan dan kepedutian selama mi
9 Kakak kelas yang tclah rela memben inforrnasi, meminjamkan buku dan memberi materi k;;lial; pada penulis IO Scmua prhak yang td11h memberikan konrribusi balk secara langsung maupun tidak langsung alas terselesaikannya pcnehnan ini Akhirnya penuhs rnenyadari bahwa tesis ini masih hanyak kekursngan dan kelemahan, dan oleh karena itu selalu terbuka untuk kritik dan saran perbaikan Penuhs berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi akadcmisi yang akan mcngadakao peneluian. instansi yang bcrkcpcmingan, para pembaca dan masyarakat pada umumnya. Yogyakana, Desember 2010
Ihwan Qomaru
v
DAITARISI Halaman HALAMAN Ju UUL
. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .
HALAMAN PF.RNYATAAN
.. .. ..
I 11
HAI.AMAN PERSEMDAIIAN
iii
PRAKATA
iv
DAFT AR ISi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. .. . . . . . .
. .. .. .. . . . . . . . .. . . . . . .
DAFTARTABEL
viii
DAFT AR LAMPIRAN TNTISARI
. . . . .. . .. . . .. . . .. . . .
ix .
.
.. . . .• . . . .. . . . .. .. . . . . .. . .. . . . .•.
ABSTRACT.............................................................................. BAB£
vi
PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . .. l. I Latar Belakang . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . .
x xi I I
1.2 Keaslian Penelitian . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. 8 1.3 Tujuan Wio MnnfaatPcnclitian 10 1.4 Sistematika Penulisaa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANAUSIS 12 2. I Tittj auan Pustaka . . . . . . . . • . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 12
2.2 I .andasan Tcori
BAB III
... ..... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 11
. . . .. . ..
.
. . .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. . . .. .. . .. 15
2.3 Hipoiesis 2.4 Alat Anali sis . .
21 21
ANAJ.IS!S DATA DM PEMBAHASAN 3. t Carn Pcnclitian 3.1.1 Sumber Data 3 . l.2 Detinisi Operasional 3.2 Deskripsi Hasil Penelitian
27 27 27 28 28
3 .2.1 Jurnlah Wisatawao
OAS IV
28
3.2.2 Pajak Hotel dan Restoran 3.3 Hasil Analisis Data dan Pembahasan
30 32
KESIMPlll.AK DAN SARAN 4 I Kesimpulan 4.2 Saran
38 38 38
vi
DAFT AR PUSTAKA
40
LAMPIRAN
42
vii
DAFTAR TABEL Halarnan
Tabet I.l
Pertumbuhan Kunjungan Wtsatawan ke DIY
T ahun 2004-2008 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . 4 Tabel l .2
Tabet 1.3
Tabet 3.1
Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan di Provinsi DlY (%) . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5
Perkcmbangan Jumlah PAD Suh Sektor Pariwisata se DJY Tahun 2004-2008 (per Kabupaten/Kota) . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6
Jumlah Wisatawan Yang Bemmjung di Kabupaten Sleman, 1995-2009
29
Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Sleman, 1995-2009 (dalamRupiab)
31
Data Kuartalan Jumlah Wisatawan clan Pajak Hotel dan Restoran Kabupaten Sleman tahun 1995-2009
32
Tabel3.4
Basil Uji Akar Unit
34
Tabel 3.5
Hasil Uji Akar Unit Residual . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. . . . . . . . . .. .. .. 34
Tabel 3.6
Uji Kausalitas Granger ..
Tabel 3.2
Tabel 3.3
.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . 35
viH
DAFT AR LAMPIRAN Halarnan Lampiran I
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Pajak Hotel dan R.estoran di Kabupaten Sleman, tahun 1995-2009
42
Larnpiran 2
Basil Olah Data Tahunan menjadi Kuartalan •...... ... .. . . .. . . . . .. 43
Lampi ran :J
Unit Root Test JW . . . . . . .• . . . . . . . . . . • . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 44
Larnpiran4
Unit Root Test LPHR
T .ampiran 5
Uji Kointegrasi
Lantpiran 6
Unit Root Test Residual
49
Lampiran 7
Uj i Kausalitas Granger
51
46 ,. .. . 48
ix
INTI SARI Daerah lstimewa Yogyakarta merupakan salab saiu daerah tujuan wisata yang banyak dikuniungi wisatawan balk wisatawan 118ing maupun domestik. Hal ini tentunya membawa dampak mulliplier pada pertumbuhan dacrah. Salah satu dampak dari kunjungan wisatawan adalah penenmaan pajak dari hold dan restoran yang mcnjadi salah satu surnber pembiayann pembangunan, Dengan semakin banyaknya kunjungan wisatawan, maka tentunya akan semakin besar pula penerimaan pajak hotel dan restoran sebagai salah satu pos Pendapatan Asli
Daer ah. Pcnclitian ini bcrtujuan untuk mengetahui kausalitas antara jumlah wisatawan dengan penerimaan pajak hotel dan restoran. Obyek penelitian adalah Kabupaten Sleman sebagai daerah penyumbaug utama PAD sektor pariwisata di Provinsi DIY. Data sekunder yang digunalcan adalah data jumlah kunjungan wisatawan dan penerimaan pajak hotel dan restoran di Kabupatcn Steman selama perlode waktu 1995-2009. Alai analisis yang digunakan adalah uji k.ausaJitas Oranger. Dari bebcrepa uji k.nuso.litas ~er yang diln.lrukon pada berbagai
kelambanan, maka hubungan kausalitas satu arah hanya terjadi pada kelambanan ke-I J yang dapat dlm.abtai bahwa pengaruh jumlah wisatawan terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran terjodi setelah :l tahun. Hal ini clim1mgkinlrao karena perbedaan fluktullSi dua variebel data pada periode penelilian, disamping juga adanya faktor kelembagaan di.mwigk.inkan mengharnbat mekanisroe pclaporan data penerlmaan pajak, bai.k yang terjadl pada hotel dan restoran maupun pada instieusi pengolah pajak. Dalam ha) ini efektivitas dan efisiensi P~lak daerah rnasih rendah. Pemerintah Daernh dcngen dukungan Pemcrintah Pusat harus rerus promosi kepariwisataanya agar dapat mendongkrak tingkat kunjwtgilll wisatawen kc daerah, dengan diikuti perbaikan, transparansi mannjemen pengelolaan basil/perolehan pajak daerah dan networking pelaku pariwisata yang baik, sehingga pada akhimya akan dapat rnendorong pencapaian
meningkatkan
pajak daerah, khususnya pajak hotel dan restoran yang semakin optimal. Kata Kuncj : jumlah wisatawan, pajak hotel don restoran
ABSTRACT
Yogyakaua Special Province (OIY) is one of tourist destination visued by many foreign and domestic tourists It gives multiplier effect to the local growth One of the effects of tourist visit is tax receipt Jiu111 hotel and restaurant that become one source of development fund. The more the visitor. the greater the tax receipt of hotel and restaurant as one of Original I .ocal Receipt This research 1& aimed al identifying the causality between the number of tourist with the hotel and restaurant tax The research object is Sloman Regency as the prime contributor of tourism receipt in DIY Province This research uses secondary data that consists of the number of visitors and hotel and restaurant tax receipt 111 Sloman Regency during 1995-2009 period The analysis tool is Granger causality test After applying several Granger Causality test to several inertias. it is proved that one way causality rerauonship only happens to thirteenth mertia which means that the influence of the number of vrsiror toward hotel and restaurant tax receipt happens after three years lt is possibly caused by the difference of two variable data fluctuations in the research period, besides institution factor that possibly impede the mechanism of tax receipt data report In thrs case the effectiveness ar.d efficiency ofregional tax which is still lnw 'rile local government with tho support of central government should increase the promotion of the tourism so that ii can elevate the tourist arrival. followed by improvement, management transparency of the result/ local tax receipt and good rounsm stakeholder, therefore it can fulfill optimal hotel and restaurant tax 1arge1
Keywords tourists arrival, hotel and restaurant tax.
xi
BABJ PENG ANT AR
1.1 Lata1' Belakllng Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebaga.i salah satu sektor ekonomi yang penting yang diharapkan akan dapat menjadi penghasll dcvisa nomor satu (Suwantoro, 2004: 35). Selama ini sektor pariwisata memberikan kontribusi yang selalu rneningkat bagi perekonomian negara, Sektor ini juga relanf tebih stabil dan
tidak. rentaa terhadap perubahan situasi ekonomi yang buruk. Oleh karena itu, kepariwisataan mulai diperhatikan dan dikembangkan menjadi sektor andalan yang diprioritaskan menjadi pengganti ekspor migas sebagai penghasil devisa terbesar. TAP menanggulangi
MPR
Nomor
XJMPRl199R
mcnyebutkan
bahwa
untuk
krisis ekonomi, yang termasuk sebagai salah saru agenda
reformasi pembangunan adalah rnendayagunakan potensi kepariwisataan sebagai surnber devisa negara. Aninya bahwa sektor pariwisata dilihat dari aepek ekonomi diharapkan menjadi salah satu sumber pendapatan negara yang dopa! diandalkan bagi pembnngunan nasional, karcna selain menjadi penghasil devisa juga dapat menggcrakkan
scktor-sektor
ekonomi
lainnya
serta
llttplll
rneningkatkan
pendapatan daerah, Pcran pariwisata di dacrah semakin meningkat sejak disankannya Undangundang No. 22 Tahun 1999 tcntang Pemerintah Daerah dan Undang-undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Di dalamnya mengandung perubahan kebijakan di tingkat nasional dari sentralistik menjadi desentralisasi. Kemampuan keuangan dserah merunakan ciri 1
2
utaina hahwa daerah mampu berotonomi, mampu menggall potensi sumber keuangan seodtn,
rnengelola
dan
rncnggunakannya
unluk. pembiayaan
penyelenggaraan pemerintah daerahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus menjadi bagian sumber keuangan paling besar untuk menutup baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran
pembangunan, schingga
dapat meminimalisir
keterganmngan pada bantuan Pemerintah Pusat.
Walaupun pada kenyataannya belum dapar diandalken oleh
llit.lUUD
PAD sangat
ut.a.ma dalam membiayai seluruh kebutuhsn dan kegiatan daerah dalam rangka
mengatur dan rnengurus rumah tangganya sendiri. Semakin banyak kebutuhan daerah yang dapat dibiaya.i dengan PAD, semakin baik kualitas ekonominya. PemerintA\i daerah
harus
efektif dalam
memacu
perkembangan
perekonomian di daerahnya. Dalam era otonomi daerah dan desentrahsasi, efektivitas pemerintah daerah ukan tergantung peda (Ii hat Alisjahbana 2000; 11 ); I . kemampuan berafiliosi, ynitu
kcrnampuan bckerjasama, negosiasi dan
networking dengsn pihak swasra baik dalam nl~uvun h.wr n
pemerintah/inanrusi lainnya; 2. kemampuan
bcrfikir
strategik,
yaitu
kemarnpuan
melihat
dan
mengidenufikasskan fakor-taktor dominan dari suatu daerah yang akan mempengaruhi dan mencntukan pernbangunan daeruh;
3. sikap kreatif dan inovatif pernerintah dacrah, yaitu kcmampuan untuk menciptakan gagason-gagesan dan pcmikiran-pcmikiran baru y1111g berdampak pada kcmajuan ekonomi daerah,
3
Salah satu penenmaan
yang merupakan
potensi penting
dari suaru
daerah adalah pajak. Pajak daerah adalah pajak yang ditetapkan oleh daerah unTUk
kepemingan pembiayaan rumab tangga pcmcrintah daerah tersebut, Dukungan pemcrintah pusat dituangkan dalam penyempumaan di bidang keuangan daerah, khususnya di bidang pajak daerah dan retribusi dacrah dengan Undang-uodang Nomor 2R tahun 2009. Dari berbagai jenis pajak yang diberlakukan untuk kota
dan kabupaten, Pajak Hotel dan Restoran merupakan jenis pajak yang dipertahankan dan potensial untuk dikembanglan. Di berbagai kabupaten dan kota bcrbasis wisata, pajak daerah yang menyumbangkan PAD adalah Pajak Hotel dan Restoran. Pajak. ini ruencerminkan kcmandirian daerah dalam upaya koleksi pajak yang sepenuhnya dilakukan oleh daerah (Makhfatih, 2005:6). Berdasarkan Undang-undang No. 2& Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, di dalamnya dijelaskan mengenai Pajak Hotel dan Restoran. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/perisnrahatan termasuk jasa terkait Iainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup jnga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapao dan sejenisnya, sorta rumah kos dcngan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh). Sedangkan Pajak Rcstoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah fasilitas pcnyedia makanan dan/atau minuman dcngan dipungut bayaran, yang mencekup juga rumah makan, kafetaria, kantiu, warung, bar, Jan tcnnasuk jasa boga/caiering.
sejenisnyu
4
Daerah Istimewa Yogyakana merupakan salah seru daerah tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan baik wisatawan asing maupun domestik setelah Bali (http;www/pemda-diy.go.id). Keragaman obyek wisata baik dari segi alam, budaya . manpun sejarah menjadi daya rarik tersendiri disamping dukungan
kesiapan sarana penunjang wisata seperti fasilitas
akomodasi,
transportasi dan duxungan pramuwisata yang cukup memsdai. Daerah Istimewa Yogyakarta mcmiliki 5 daerah kabupaten dan kota yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman. Kabupaten Bantul, Kabupatcn Kulonprogo dan Kabupaten Gunungkidul. Masing-masing rnemiliki potensi pariwisata yang unik baik
DIY dengan semakin mcnata diri untuk meningkatkan arus wisatawan ke DIY. Data yang ada dari tahun 2004 sampai dengan 2008 menunjukkan tren kunjungan
pariwisata yang menuruo
Pcrtumbuaan Kunjungan Wisatawan kc 01 Y Tahun 2004-2008
2004
103.401
8,13
2005
IOJ.488
0,()8
2006
78.145
-24,49
103.'.124
32,(")
I.I <16.197
128.660
2·1,64
1.156.097
2007
···--
200&
-
1.016.268
-1,77
J.179.669
--0,97
967.449
-10, 11
1.070.937
836.682
-13,52 ... - . ........ 36,99
-9.21 -14,58
s1lmber~-oinas Pariwisata Prov. DIY,
914.827 1.249A21
0,&6 J.284.757 Statistik Kepariwisataan, 2008
36,57
2,83
5
Namua
pada kenyataannya, setiap peningkatan jumlah
kunjungan
wisatawan tidak selalu tliikuli dengan peningkatan pendapatan atau penerirnaan dari scktor pariwisata ini. Kontribusisektor pariwisata masih belwn maksirnal jika dikaitkan
dengan
upaya .Pcmerintah untuk menjadikan Dacrah lstimewa
Yogyakarta sebagai daeeab iujuan wisata utama di Indonesia. Scktor pariwisata di DIY belum mampu mendorong pertumbuhan ekonorni daerah secara signifikan, Hal ini daput dilihat dari data PDRB di DIY scperti pada tabcl berikut. Tabel l.2 Produk Dornestik Bruro Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga K~ di Provinsi DlY (%)
Pertanian 2
a Pe b. Hocel c. Restoran 3
Jass-Jasa
~an
l}.11
17.11
16.34
16.34
6.26 1.91
5.95 1.83
8.51 2.11
8.17
8.33
9.56
20.12
20.28
17.64
19.19 20.18
18.91
18.84 20.37
18.86
18.22
20.36
2.15
8.65 J.89
8.15 1.48
~O,~Q 8.82
9.69 J 7.19
9.83 16.85
10.12 16.91
20.34 8.51
Sumber: DIY Dalam Angka berbagai tahun, diolah. Data di atas menunjukkan 3 (tiga) sektor yang meniberlkan kuntribusi terbesar l'DRB di DIY yairu sektor pertaniaa, perdagangan hotel dan restoran, dan jasa-jasa, Dari label di atas dapat dilibat masih rendahnya kontribusi sektor hotel Jan restoran dibanding sekror yang lain dimana unruk kontribusi hotel rata-rata adalah 1,85 persen dan untuk rcstoran adalah 9.40 pcrscn. Semcntara rata-rata untuk pertanian adalah 18.:52 persen dan jasa-jasa 17 ,97 persen. Hal ini tentunya patut dipertanyakae meni;inzat .dogan dsn brand image DlY sebagai Daerah Tnjuan Wisara, namun belum mampu memberi.kan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi rnasyarakat. Besamya jumlah wisatawan yang berkunjung
l.57 10.11 16.80
6
di DIY bclwn diikuti dengan tingginya kontribusi scktor perhotclan dan restoran dalam mendorong tumbuhnya pcrekonomian di DIV. Sementara untuk pcrkembangan j umlah PAD sub sekter Pari wisata per kabupatenrketa se DIY ditunjukl:an pada label 1.3. Tabel 1.3. Perkembangan Jumlah PAD Sub Sektor Pariwisata se 01 Y Tohun 2004-2008 (per Kabupatcn/Kota)
Sumber: Dinas Pariwisata Prov. DIY, Siatistik Kepariwisataan, 2008 Pada tabel 1.3. dapat dilihat bahwa untuk penerimaan PAD sub sektor Pariwisata di DlY, konlribusi yang paling besar adaloh dari Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, Pada tahun 2006 kontribusi Kote Yogyakana adalah 55,05 persen, Kabupaten Slem1111 adalah 35,51 pc~n, tahun 2007 sebesar 57,32 pcrscn
d1111 38,0 I perscn, dan pada tahun 2008 mencapai 50,3 l persen den 44,28 persen. llal ini menunjukkan bahwa ternyata di Proviusi DTY sektor pmiwisata yang berkcrnbang paling pesat adalah di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Slcman. Data dari Dinas Pariwisata Provinsi DIY mcnycbutkan bahwa Kola Yogyakarta memiliki 17 obyck wisata, sementara kabupatcn Steman merniliki 29 obyck wisata (Statistik Kcpariwisataan 2008, Dinas Pariwisata Prov. DIY). Hal yang mcndorong tingginya penerimaan PAD di dua daerah tersebut adalah karena banyaknya fasilitas dan akomodasi pariwisata yang tersedia, seperti hotel, restoran, rumah makan dan jugu pelayanan jasa wisata (agcn wisata,
7
pemandu, dan lain-lain). Hal inilah yang mendorong wisatawan akan memuruskan kbih
lama tinggal
(rnenginap)
yang
berarti
pula
akan lebih banyak
membelanjakan uangnya di daerah tersebui, ketika mere Ira-melakukan kunjnngan wisata ke DIY. Bahkan Kabupaten Bantu! yang mempunyai obyck wisata andalan wisata pantai (Parangtritis, Depok, Samas, dll) belum rnampu menarik wisatawan untuk tinggal/menginap Iebih lama di Bantnl karena masih minimnya fasilitas dan akornodasi
wisata,
Wisatawan
yang
berkunjung
ke Bantu)
mempunyai
kecenderuagan untuk lebih memilih mengjoap dan berbelanja di Kota Yogyakarta maupun
di
Kabupaten
Sleruau,
Hal ini
terlihai dari
tabel
1-3
yang
rnengindikasikan bahwa kontribusi Bantul pada sub sektor pariwisata masih
sangat rendah, Oleh karena itu, dalam penelitian ini pembahasan akan difokuskan di Kabupaten Sleman sebagai daerah penyumbangutama PAD sektor pariwisata di Provinsi DIY. Tabel 1.3 menunjukkan bahwa Kabupaten Slernan memherikan kontribusi sub sektnr pariwisata yang secara signifikan terns rnenaik dari tahun ke tahun (tahun 2006 sebesar 35,51 persen, 2007 sebesar 38,01 persen dan 2008 sebesar 44,28
persen),
Peningkatan
kontribusi
sub sektor pariwisata
ini
diharapkan sebagai dampak multiplier effect dari kegiatan keperiwisataen di Kabupaten Sloman yang sernakin berkcmbang clan banyak
dikunjungi oieh
wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wiserawan nusantara sehingga (entUCl)'l< diharupkan pula akan berpengaruh secara berimbang (berbanding !uruS) pada besarnya .iumlah penerimaan PAD khususnya dari peoerimaan sektor Pajak
Hotel dan Restoran. Sektor pariwisata merupakan sektor yang diharapkan menjadi
8
peuopang utama PAD DIY karena image DlY sebagai dacrah rujuan wisata Ataukah ada faktor lain yang mempengaruhi pcnerimaan Pajak Hotel clan Restoran di Kabupaten Sieman. Karena pada kenyataannya penerimaan PAD dari scktor pariwisata di DIY masih tergolong rendah jika dihandingkan dengan sektor yang lain seperti terlihat pada label 1.2. Seperti dijelaskan oleh Makhfatih, 2005 bahwa efektivitas pajak daerah masih relatif reodah dan bervariasi antara 30-60 persen, Dengan kata Jain masih ada 40- 70 persen potensi yang belum terpungut. Faktor yang diduga sebagai pcnycbeh rendabnya pcncrimaan pajak ini antara lain: sulitnya estirnasi potensi basis, lemahnya sistern dan prosedur koleksi, dan kemungkinan adanya peuggelapaa pajak. Oleb karena i tu, dalam penelitian ini akan dikaji kausalitas antara jumlah kunjungan wisatawan dengan jumlah penerimaan pajak Hotel dan Restoran di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan fokus penelitian di Kabupaten Steman. 1.2 Keasliap Pmelitian Penelitian tentang pajak hotel dan restoran dan jumlah wisatawan banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu baik di dalam maupun hoar negeri, seperti: I. Zega (200 l) mcnyimpulkan bahwa PDRB per kapita, jumlah karnar hotel dan pemberlakuan system MAPPADA berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran, sedengkan jumlah wisatawan yang bcrkunjung berpengaruh ncgatif tcrhadap pcncrimaan pajak hotel dan restoran. Namun sccara kcseluruhan variabel-variabel independen tersebut secara bcrsamasama berpcngaruh positif dan signifikan di Kabupaten Nias sclama periode penelitian;
9
2. Lestariningsih
(2009)
dalam
penelitian
berjudul "Analisis
Pengaruh
Pcrkcmbangan Pariwisata terhadap Pajak Hotel di Propinsi DIV Tahun 20002007" menyimpulkan bahwa POIIB pee kapita dan jumlah wisatawan masingrnasing berpengaruh secara positif daa signifikan terhodap pajak hotel, sedangkan jumlah 1..-nmQC hotel udak bcrpcngaruh secara signitikan. Pada uji F (o • 5%) menunjukkan hasil bahwa variabel independen secara serempak dan signiflkan berpengaruh terhadap variabel dependen dan 99,33 persen variasi variabel indepemlen mampu menjelaskan variasi variabel dependen. 3. Tsounta (2008) menganalisis faktor-fakror penen1u permintaan pitriwi.qAta di
Karibia Timur (ECCU) selama lahun 1979-2005. Hasilnya menunjukkan bahwa kedarangan wisatawan dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi negara asal wisarawan, selaln faktor biaya/hargo dan adanya gangguan
ekstemaJ sepcnl gacgguan alam badai rnaupun perang, Selain itu GDP per kapita, FDI dan juga jwulah penerbangau y11.ug melayani tujuan wisata berpengaruh secara signifikao tc:rtui
4. Pulina dan Biagi (2006) rneneliti hubungan kausal antara permintaan dan penawaran wisata dengan menggunakan model empat seri waktu: model pertarna rneliputi malam tinggal dan jumlah akomodasi yang discdiakan; model kedua rnenggunakan malam tinggal dan tempat tidur yang discdiakan; model ketiga menggunakan malam tingga] dan kualitas akomodasi yang disediakan, dan model keempat mcnggunakan malam ti.ngga! dan kualitas kapasitas yang disediakan. Untuk meuguji kuusalitas Granger dengan adanya hubungan kointegrasi antara variabel ekonomi kepentingan, digunakan model
10
VAR bivariat, selama kurun waktu 1955-2004 di Sardinia (Italia}. Model pertama mcnuniukkan hubungan sebab-akibat satu arah dari tunmtan unmk perusahaan akomodasi; model kedua menunj ukkan hubuogan kausal dua arah antara permintaan dan kapasitas. Model ketiga dan keempat menunjukkaa adanya hubungan sebab-akibar satu arah dari kualitas pcrmintaan. Tcmuan mcnunjukkan bahwa kebijakan konservasi lingkungan yang diadopsi oleh Daerah Sardinia, dapat dilaksanakan tanpa mengorbankan jumlah wisatawan yang be.rklJ.njung ke Sardinia. S. I lartono (2009) mclakukan penelitian tentang potensl clan kinerja pejak hotel di Kabupaten Steman tahun 2004-200R, menyimpulkan bahwa rata-rata pertumbuhan pajak betel selama tahun penelitien sebesar 9,16 persen, rata-rata kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah 26,53 persen don terhadup PAD sebcsar l l ,81 persen, Potensi pajak hotel 1ohun 2008 Rp20.894.860.468,·, sedangkan rcalisasi pada tahun yang sama Rpl2.202.961.433,6() atau bany11 scbcsar 58,40 persen. Efektivitas pengelolaan pajak hotel uibun 2008 dikatakan tidak efeklif Ti.ngkat eflsiensi pemunguta.n pajak
selama tahun
anggaran 2004-200S semakin rnenurun (prosentase biaya pernungutan dengan realisasi penerimaan pajak hotel selama 4 tahun menaik) yang angkanya berturut-turut adalah J,2R persen, 3,30 person, 3,93 persen dan 4,65 pcrsen.
1.3 Tujuau dan Manfru.t .fenclitian Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengctahui kansalitas antara Jumlah Wisatawan dcngan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Steman untuk periodc waktu 1995-2009.
11
Sedangkan rnanfaat dari penelitian ini adalah. I. Sebagai bahan masukan pihak-pihak terkait, khasusnya Pemerintah Propinsi D.I. Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman sehagai penenm kebijakan
dalam
hubungannya
mengambil langkah-langkah
dengan
peningkatan
jumlah
yang diperlukan
wisatawan dan
dalam
sekaligus
pcningkatan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran. 2. Sebagai tambahan referensi, pembanding dan informasi bagi peneliti lain yang berminat pada permosal ahan yang sama. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang direncanakan adalah sebagai bcrikut : BAB I Pengantar
memuat
tentang latai: belakang, perumusan
masalah, keaslian
penelitian, tuj uan dan manfaat peoelitian serta sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka dan Alat Analisis roeoguraikan tentang tinjauan pustaka, Jandasan teori dan alat analisis yimg
BAB II
HNJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANAl.lSIS 2.1
Tinjauan P11Slaka
Dalam penyelenggaraan pemhangunan,
pemerintah tidak akan mampu
melaksanakan program-program yang direncanakan tanpa adanya pendanaan yang
terutama
cukup
ekonorm
dalam
upaya
meningkatkan
perkembangan
Hal ini juga berlnku pada penyelenggaraan
pcrtumbohan
pembangunan
oleh
pemenntah daerah Pendanaan atau keuangan merupakau salah satu dasar knteria umuk 111e11gctiil1ui kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya scndiri, dimana hal tcrscbut dapat dHlhat dari sumber-sumber penerimaan deerah rersebut LangkaJi kebijakan dillhat
pemermtah dalam bidang keuangan daerah dapat
dengan adanya Undang-undang
Nomor
18 tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Rctribus1 Daerah, yang direvisi dengan keluamya Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 dan terakhir disernpurnakan
dcngan Undang·undang
Nornor 28 tahun 20C? Mcnurur Mardiasmo dan Makhtatih (2000. 8) beberapa faktor yang mompengaruhi kekuaran sumber-suruber penerimaan daerah aruara lam. (1) kondrsi awal suani dacrah, yakui kcadaan struktur ekonomi dan sosial suatu dacrah,
12) pcningkaran cakupan atau ekstensifikas:
dan iutensifikasi
penerimsan, dcngan mempe~hatikan /Jal-ha! a) penambahan obyek
h) meningkatkan
besarnya penelapan,
c)
mcngurangt
runggakan. (3) perkembangan PDRB per l
) penyesua1an tant: (7)
peodapatan baru, ( 9) perubaban pcraturan
pembangunan
baru, (8) sumber
Untuk mendukuag dipungut
secara
keuangan dacrah yang berhasil, bcrbagai pajak dapat
berkcsinambuagan.
Pajak mcmpunyai
fungsi budgetair yaitu
pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pcngeluaran-
pengeluarannya, serta lungsi mengatur (reguralendj yairn pajak sebagai alat untuk men~atur /melaksanakan kehijakan pemerimah dalam bidang sosial dan ekonomi, Perkcmbaagan kepariwisataan di suaru wilayah akan berakibat ganda (m11JJip/ier effect) ierhadap sektor lain, seperti bidang pertanien, peternakan, kerejinan rakyat, mcubcl, tckstil dan lain-lain kegiatan yang produknya diperlukan untuk menunjang perkembangan pariwisata khususnya hotel Lian restoran (Spillane, 1987: 86). Daerah yang mempunyai potensi kepariwisataan tentunya akau memiliki poiensi penerimaan pajak. hotel dan restoran yang besar dalam
memberikan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Dacrah. Zega (2001) dalam penelittannya rnenyimpulkan bahwa PDRB per kapita, jumlah kamar hotel dan pemberlakuan sistem MAPPADA berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran, sedangkan jumlah wisatawan yang berkunjung berpengaruh negatif terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran, Namun secara keseluruhan variabel-variabel independen tersebut secara bersamasama berpengaruh positif dan signifikan di KabupateaNias. Lestariningsih
<_2009) dalam penelitian bcrjodul "Analisis Pengaruh
Perkembangan Pnriwisata tcrhadap Pajak Hotel di Provinsi DIY Tahun 20002007" menyimpulkan bahwa PDRB per kapita clan jwulab wisatuwan berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap pajak hotel, sedangkan jumlah karnar hotel tidak berpengaruh secara signifikan, Pada uji 1' (a = 5%) menunjukkan basil
14
bahwa variabel iudependcu secara serempak dan signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen dan 99,83 persen variasi variabel independen mampu
menjelaskan variasi variabel dependen, Tsounta (2008) menganalisis faktor-faktor penentu pennintaan pariwisata di Karibia Timur (ECCU) selarna tahun 1979-2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedatangan wisarawan secara signifikan dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi negara asal wisatawan, selam faktor biaya/harga dan adanya gangguan
ekstemal seperti gangguan alam badai maupun perang. Sela.in itu GDP per kapita, FDI dan juga jumlah penerbangan yang mclayani tujuan wisata berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kedatangan wisatawan.
Pulina dan Biagi (2006) meneliti hubungan kausal antara permintaan dan penawaran wisata dengan menggunakan model empat seri waktu: model pertama meliputi malam ting_11al dan jumlah akomodasi yang disediakan: model kedua menggunakan malam tinggal dan tempat tidur yang disediakan; model keriga menggunakan malam tinggal dan kualitas akomodasi yang disediakan, akhimya, model keempat menggunakan rnalam tinggal dan kualitas kapasitas yang disediakan.
Untuk
menguji kausaliras Granger dengan adanya hubungnn
kointegrasi antara variabel ekonomi kepentingan, digunakan model VAR bivariat, Hasil empiris memmjukkan untuk Sardinia (Italia) sclama kcrun waktu 1955200•1. Model pertama mcnunjukkan hubungan sebab-akibat satu arah bcrjalan dari tuntutan unruk perusahaan akomodasi; model kedua menuniukkan hubungan kausal dua arah antara pcrmintaan dan kepasitas. Model ketiga dan keempat menunjukkan adanya hubungan scbab-akibat satu arah berjalan dari kualitas
15
pennintaan.
Tem111111 empins
memmjukkan
bahwa
kebijakan
konservasi
lingkungan yang diadopsi oleh Daerah Sardinia, dapat dllaksanakan tanpa mengerbankan jumlah wisatawan yang berkunjung kc Sardinia. llartono (2009) melakukan penelitian tentang potensi dan kincrja pejak hotel di Kabupaten Siemon tnhun 2004-2008, mcnyirupulkan bahwa rata-rata perrumbuhan pujak hotel selama tahun peuelitian sebesar 9, 16 persen, rata-rata kontribusi pejak hotel terhadap pajak daerah 26,53 persen dan terhadap PAD sebesar 11,81 persen, Potensi pajak hotel tahun 2008 Rp2V.894.860.468.-, sedangkan realisasi pada tahun yang sama Rpl2.202.961.4'.r\,ti0 atan hanya sebesar 511,40 persen. Ffektivitas pengelolaan pajalc hotel tahun 2008 dikatakan tidak efelctif. Tingkat efisiensi pemungutan pajak selarna tahun anggaran 20042008 semakln
menurun (prosentase
biaya pemungutan dengan rcelisasi
penerimaan pajak hQtel selarna 4 tahun menaik] yang angkanya berrurut-turut odalah 3,28 pcrscn, 3,JO persen, 3,93 persen dan 4,65 persen. Dari basil analisis SWOT dirumuskan beberapa strategi sebagai pedoman dalam pengelolaan pajak: hotel araara lain dengan
memanfaatkan slstcm
otoritas
pimpiuan
untuk
mengoptimalkan potensi pajak hotel, menyusun sistem dan prosedur serta pcnyempumaannya dalarn pengelolaan keuangan, pemberdayaan staf unnik mcningkatkan pelayanan.
2.2 2.2.1
Laodasan Teori
Ptndapatan A81i l>uerah Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 menyebutkan bahwa sumber-
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) tcrdiri dari:
16
I . basil pajak daerah, yaitu pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kcpada semua obyek seperti orang atau badan, bends bergerak atau tidak oergerak; 2. basil retrihnsi daerah, yaitu pungutan yang dilakukan pemerintah daerah sebagai pembayaran alas jasa atau pemberian izin tertcntu yang khusus disediakan oleh pemerintah daerah untuk kcpcntingan orang pribadi atau badan;
•
3. hasil pcngelolean kekayaan daerah yang dipisahkan; 4. lain-lain pendapatan daerah yang sah. PAD 11dalah salah satu sumber pendapatan daerah yang dituangkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan merupakan sumber murni penerimaan daerah, Oleh karena itu, posfsumber penerimaan ini selalu diupayakan strategi untuk peningkatan penerimaannya, apalagi pads era pclahanaan otonomi daerah saat ini dimana kemandirian daerah sangat diperlukan khususnya untuk peningkatan potensi penerimaan pendapatan. Besarnya PAD merupakan salah saru indikator keberhasilan pemerintah daerah dalam menggali potensi yang dimiliki
oleh dacrah yang bersangkutan. Pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata, baik lokal, regional maupun lingkup nasional pada suatu uegara terkait era! dengan pembangunan perekonomlan daerah atau negara tersebut (Yocti, 199.5:32). Uang yang dibelanjakan wisatawan pada suaru daerah atau negara tujuan wisata merupakan penerimaan hagi negara tcrscbut. Pencrimaan tersebut tidak hanya akan rneningkatkan penerimaan devisa negara, tetapi juga pendapatan nasional
17
sena penerimaan pajak. Pada tlngkatan daerah, penerimaan yang dimaksudkan adalah hasii pajak, retribusi, dan perusahaan milik daerah sorta lai n-lain pendapalan yang sail. 2.2.2
Pajak dan pllliak daerah Pajak menurut Soemitro (1992) adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal bahk (kontra prestasi) yang Iangsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran wnum (lihat Mardiasmo, 2006: I). Menurut Musgrave dan Musgrave (1993: 230-231) struktur pajnk yang baik adalah yang mengandung bal-hal scbagai bcrikut: 1. penerimoan/pcndapatan harus ditentukan dcngan tepat; 2. distribusi beban pajak harus adil, seuap orang harus dikenakan pembayaran sesuai kemampuannya; 3. yang menjadi masalah penting bukan hanya pada titik maria pajak itu harus dibebankan tetapi oleh siapa Pl!iak tersebut pada akhirnya harus ditanggung: 4. paiak harus dipilih sedemikian rupa unluk meneermmkan terhadap keputusan perekonornian dalam hubungannya dengan pasar dan efisiensi; 5. strokmr pajak harus memndahkan penggunaan kebijakan Iiskal, untuk mencapai stabilitas clan kebijakan ckonomi; 6. sistcm paj ak harus men crap lean administrasi yang wajar dan tegas/pasti scrta harus dapat dipahami olch wajib pajak: 7. biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya harus serendah mungkin jika dibandingkan dengan tuj uan lain.
18
Pajak Daerah menurut Davey (1988: 39) diartikan sebagai: I. pajak yang dipungut oleh pemerintah dacrah dengan pengaturan daerah
sendiri; 2. pejak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional, tetapi penentuan tarifaya ditentukan oleh pemerintah daereh; 3. pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh pemerintah daerah; 4. pajak yang uipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasil pungutannya diberikan clan dibagi hasilkan dengan atau dibebsni pungutan
tambahan oleh pemerintsh daersh. Menumr Undeng-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Jan Retribuai Oaerah, Pajak Dnerah, yang selaojutnya disebut Pnjr:i.k 11dolah konrribusi wajib kepade Daeruh yung terutang olch orang pribadi atau baden yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengao tidak mcndaf)at.knn imbalan secara langsung dan digunakan
untuk
keperluan
Daerah
bagi sebcsar-besarnya
kemakmuran rakyat. 2 . .2.J
Pajak Hotel dan Restonm Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah clan
Retnbusi Daerah rnenyebutkan bahwa: l.
Pajak Hole! adalah pajak alas pelayanan yang disediakan oleh hold;
2. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/perisrirahatan tcrrnasuk jasa terk:iir lainnyn dcngan dipungut bayaran, yang mencakop .iuga mutd, losmcn, gubuk pariwisata, wisrna pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan
sejenisnya, serta run:ah kos dengan [urnlah kamar lebih dari I 0 (sepuluh):
19
3.
Pajak Restoran adalah paiak atas pelayanan yang discdiakan oleh restoran;
4.
Restoran
adalah
danzatau rninuman
dengan
dipungut
bayaran, yang rnencaknp juga rumah makan, kafetaria,
kantin,
tasilitas penyedia makanan
wanmg., bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/catering; Objek Pajak Hotel adalah pelayanao yang disediaknn oleh HoteJ dengan
5.
pembayaran, sifatnya
scbagai kclengkapan
termasuk jasa pemmjang
rncmbcrikan
kemudahan
dan kenyamanan,
Hotel
rermesuk
yang
fasilitas
olahraga dan hiburan;
6. Subjck l:'ajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atan Sadan yang mengusahakan Hotel; Wajib Pajak Hotel adalah orang piibadi atau Badan yang mengusahakan
7.
Hotel;
8. Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh Restoran; 9.
Subjek
Pajak Restoran
adalah orang pribadi aiau Badan yang membeli
makanan dan/atau minuman drui Restoran; 10. Wajih Pajak R.estoran adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Restoran,
2.2.4
Pariwisatu Undang-undang Nomor 9 tahun 1990 tcntang Kepariwisataan menyatakan
bnhwa penyelenggaraan kepariwisataan mendayagunakan,
ditujukan
unruk rnemperkenalkan,
melcstarikun dan meningkaikan mum obyek dan daya tarik
wisara; memupuk rasa cinta tanah air dan rneningkatkan persahabatan antar bangsa, mcmperluas dan rnemeratakan kesernpatan berusaha dan Iapangan kerja:
20
mcningkatkan
pendapatan
nasional
delam
rangka meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat; mcndorong pendayagunaan
produksi nasional.
Menurut Hunziker dan Kraft (l 942} pariwisata adalah sejurnlah hubungan dun gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, dimana tinggalnya mereka ini tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal scrta usaha-usaha ya11g bersifat sementara atau permanen sebagai usaba mencari usaha sccara pen uh (Jihat Pendit, 2006;35 ). Scmcntara Spillane (1937:21) mengemukakan bahwa pariwisata
adalah pcrj alanan dari suatu tern pal ke tempat lain, bersifat sementara dan difakukan secara perseorangan maupun kelornpok, sebagai usaha untuk mencari
keseirnbangan, keserasian dan kebahagiaan dengan Lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam serta ilmu, Menwut Yoeti (1997:63) pariwisata
adalah perjalanan yang dilakulcan
untuk sernentara waktu dari suaru tempat ke tempat lain, dengan tujuan bukan untuk berusaha (business) atau rnencari nafkah di tempat yang dikunjungi tetapi sernata-msra
sebagai konsumen menikmati pcrjalanan tersebut untuk memcnuhi
keinginan yang bermacam-macam, Dalam hal ini dspar dimaknai bahwa pariwisata
tidak terlepas dari wisatawan, obyek wisata dan usaha-usaha yang
berhubungan dengan konsumsi wis.atawan scpcrti: penginapan, tempat makan, transportasi, barang kcnang-kenangan bagi wisaiawan yang dapat rnengunjungi obyek-obyck wisate yang ada di suatu daerah tujuan wisata tcrsebut. Wisatawan
yang
berkunjung
pada
suatu
obyek
wisata
akan
membelanjakan uangnya pada suatu daerah tujuan wisata, Pengeluaran wisatawan akan rnemberikan kemungkinan
dampak garda (multiplier effect) pada tingkat
21
perturnbuhan
ekonomi
suatu daerah baik. dcngan berbagai jerns pungutan
Pendupatan Asli Dnerah mnupun pads aspck ckonomi masyarakat seperti bisnis pariwisata dan yang mehngkupinya
2.3
Hipo1esls
Sebagai pedornan datam melakukan penclirian ini, maka hipotesis yang
disusun adatah bah ... a diduga terdapat kausalitas satu srah (positii) antara jurnlah wisatawan dengan penenmaan pajak hotel dan restoran di Kabupaten Sleman 2.4
A.lat Anali$iS
2.4.l Stasiooaritas Data Time Ser~~ Oalam peneluian mi, data yang digunabn .~11r1es}
adalah data runrun waktu (f11m!
Data /Im.? senes sering tidak stasioner ~"hingsa menyebabkan
hasil
regresi yang meragukan utau discbut rcgresi lancung (spunous rc:0'>'t:S'il<J11) Rcgrcsi lancung edalah ~ituui dimana hasil regresi menunjukkar. koefisien regres. yang signililan secara sL11Lis1ik dan nilai koefisien deicrmiaasi yang tingg! narnun hubungan antara vanabcl di daiam model tidak sahng berhubungan, Model yan~
tepat bagi data lime sertes yang tidak stasioner adalah model Koreksi Kesalahan (J~rror Correction Modi!!) (Widarjono, 2007 339) 2.4.2 Uji akar unit fffnit Rnot Tcy) Menurut Wida1jono, data nme series dikatakan stasioner jika rara-rata, vanan dan kovarian pada setiap lag adalah retap sama pada setiap waktu Dalam
hat ini, mctodc yang cigunekan untuk mcnguji masalaa stasioner data adalah uji akar-akar unit (um/ root tf!st) yang dikcmbangkan uleh Dickey-Fuller dan dikenal dengan
uji
akar unit Dickey-Fuller
(Df)
Dalam
menguji
apakah
data
22
rucngandung akar unit atau tidak, Dickey Fuller mcnyarankan untuk melakukan regresi model-model bcrikut. tiY, = cjiY,
t
+ f:t
(4.1)
!!.Y, = P1 + oj>Y,.1 + £1 t.Y, = P1 + ~2t + ~Y •. 1
(4.2) I-~
(4.3)
di mana t adalah variabel trend waktu. Perbedaaa persamaan (4.1) dengan dua regresi yang Iainnya adalah memasukkan konstanta dan variabel trend waktu. Dalam setiap model, jika data time series mengandung unit root yang berarti data tidalc stasioner hipotesis nulnya adalah
+
~ 0, sedang hipotesis altemacimya ~ < 0 yang berarti data stasioncr, Prosedar untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak dengan earn membendingkan antara nilai statistik DF dengan nilai k:ritisnya yakni distribusi statisti.k r. Nilai statistik DF ditunjukkan oleh nilai t statistik koefisien lj) Y,.,. Jika nilai absolut statistik UF !ebih besar dari nilai kritisnya maka kita menolak hipotesis nu! sehingga data yang diamati menunjuklam stasloner. Sebaliknya data tidak stasioner jika nilai absolut nilai statistik DF lebih kecil dari nilai kritis distribusi statistik t. Dalam banyak kasus, data lime series mengandung unsur uutoregresstve (AR) yang lcbih tinggi sehingga asumsi tidak adanya autokorclasi varisbel gangguan (1::1) tidak terpenuhi. Dickey-Fuller kemudian mcngernbangkan uji akar uni( dengan rnemasukkan unsur AR yang lebih tinggl da!am modelnya dan rnenambahkan kelarnbanan variabel difcrensi di sisi kanan persamaun yang dikenal dengan nji Augmenled Dickey-Fuller(ADF). Dalam prakteknya l\ji ADF
23
inilah yang sering digunakan untuk mendeteksi apakah data stasioner atau tidak.
Adapun tormulasi uji ADF !<ehagai berikut. t:..Y1 =yY,_, + .E~=:t. ~; t'.!.Yt-i+i + i;:,
+ .Ef=2 Pi ti.Yt-i+i + &,
AY1 = ao+yY,.1 d Y, =no+
di mana:
n1 T
+ yY,_1 + .Ef=2 ~i
t'.!.Yt-iH + &,
Y
- variabcl yang diamari
O.Y,
~ Y1- Yt-1
T
= trend waktu
Prosedur unruk menentukan apakah data stasioner
(4.4) (4.5) (4.6)
11t~11
tidal. dengan cara
membandingkan antara nilai statistik ADF dengan nilai kritisnya distribusi
statisuk Mackinnon. Nilai statistik ADF dirunjukkan oleh nilai t statistik koeJisicn y Y,_, pada persamaan (4.4) dan (4.6). Jika nilai absolat statistik ADF lebih besar dari nilai kritisnya maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika sebaliknyn maka data tidak srasioner (Widarjono, 2007: 341-344). 2.4.3 Kointegrasi dan Model Koreksi Kesalahan Pada prinsipnya pendekatan kointegrasi bcrkaitan erat dengan penguiian terhadap adenya kemungkinan adanya hubungan keseimbangan jangka panjang untnrn variabcl-vanabel ekonomi. Dalam hid ini akan digunakan Uli Kointegrasi dari Engle-Granger (EG), dimana Id la harus melakukan regresi persamaan berikut
untuk kemudian mendapatkan residualnya. (4.7)
Dari residual ini kemudian diuji dengan DF maupun ADF. Dari hasil estimasi nilai statistik DF can ADF kernudian dibandingkan dengan nilai kritisnya. Nilai
24
statistik. DF dan ADF dipemleh dari kocfisien ~ •. Jika nilai statistiknya lebih besar dari nilai kritisnya maka variabel-variabel yang diamati saling berkointegrasidt111 sebaliknya, Dalam hal ini nilai kritis statistik DF maupun ADF tidak lagi bisa digunakan karena variabcl gangguannya didasarkan dari parameter kointegrasi, Unruk ini Engle-Granger telah mengembangkan nilai kritis statistik tersendiri. Apabila terdapat dua variabel yang sebelumnya tidak stasioner pada lingkat level, tetapi stasioner pada tingkat diferensi dan keduanya terlcointegrasi, namun dalam jangka pendek dimungkinkan ada ketidakseirnbangan. Ini sering ditemui dalam perilaku ekonomi, artinya apa yang diinginklln pelaku ekonomi belum tentu SMUI dengan apa yang tcrjndi, sehingga dipc:rlulcan penyesualan (at{/11s1m11nt). Model yang memesukkan penyesuaian untuk melakukan koreksi
bagi ketidakseimbangan disebut model koreksi kesaluhan (Error Correction Jvfode{) (Widarjonu, 2007: 3.S l-J.56). 2.,.4 !Jji Kausalitu Granger Untulc menganallsis data-data yang diperoleh, alnt analisis yang digunakan adalah Uji Kausalitas Granger. Ada bcbcrapa uji kausalitas, namun penelitian ini hanyn ekan mcrubahas model kausalitas yang dikcmukakan oleh Granger. Model pcrsamaan kausalitas Granger dapat ditulis sebagai berikut, n
Yi =
I
«,
Yt-1
,~I m
x,
=I r, x, i=l
+
£21
2S
di mana :
X = variabcl dcpcnden pertama Y = variabel dependen kedua
Menurut Granger untuk mcnyelesaikan model kausahtas antara variabel dependen sebagairnana dalarn dua persamaan di etas rnaka ada ernpat model regres] yang barns dilakukan.
Langkah penama untuk menguji apakah variabel
dependen pertama rnempengaruhi
variabel dependen kedua persamaannya
sebagai
berikut
Persamaan unrestricted Persamaan restricted I .angkah kedua dalam mengaji apalcah variabel depeaden kedua juga
mempengaruhi variabel dependen pertama rnaka dilakukao regresi sebtlga.i berikut.
Persamaan unrestricted Persamaan restricted Keputusun upa.lmh variabel dcpcndcn pertama mempengaruhi varlabei dependcn kcdua dan sebaliknya apakah vanabcl dependen kedua mernpengaruhi variabel dependen pertama digunakan uji F. Nilai F l)itung diperoleh dari formula sebagai bcrikur.
r
.
.
( RSSR - RSSuR ) = (n - k) m (RSSvR)
dimana : RSSR dan RSSt:R berturut-turut adalah nilai residual sum of squares di dalam persamaan restricted dan unrestricted
n = jumlah observasi
26
m ~ jurnlah lag k ~ jumlah parameter yang diestimasi dalam persamaan unrestricted Sebagaimana prosedur uji F, jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (nilai kritis label) maka variabel dependen pertama (variabel dcpcndea kedua) mempengaruhi variabel dependen kedua (variabel depcnden pcrtama) dan jika sebaliknya nilai F hitung lebih kecil dari nilai kritis F berarti variabel dependen pcrtama (variabel dependen kedua) tidak mempengaruhl variahel dcpcndcn kedua (variabel dependen pertama) (Widarjono, 2007: 244-245). Terdapat empat jenis hubungan kausalitas antar variabel yang rnungkin
terbentuk dari Uji Kausalitas Granger. 1. Adanya kausaliras searah (unidirectional causality) Xr ~
Yr
2. Adanya kausalitas searah (unid'uectronal cau.•ality) y, ~
Xt
3. Adan ya kausalitas dua arah (feedback/bilateralcausalityyXi? Yi 4. Tidak ada kausalitas antara variabel (independent) atau saling tidak mempengaruhi (Glijarsri, 2003: 696-697).
BABlll ANALISIS DATA 3. I Csra Peac:lifolfl J.1.1 Sumber data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yakni data yang diperoleh dari sumber lain yang sudah berbenruk puhlikasi clari pihak lain. Data Jumlah Wisatawan diperoleh
dari Dinas Kcbudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Slemsn, sedang data Pajak Hotel dan Restoran didapatk1111 dari pnblikasi Sleman Dalam Anglea. Langk3b-13Jlgkah
dalnm pengumpulan data
dilakukan dengan riset kepustakaan (library research) yaitu riser yang berrujuan untuk mendapotknn dasar-dasar teoritis mengenai hal-hal yang akan diteliti dcngan membaca literatur, perauean pcrundang-undangan dan bacaaa lain yang rerkai; dengan penmualahao yang diteliti. Data sekunder y1111g diolah berbcntuk data runtun waktu (time .reries) dari tahun 1995 sarnpai d11ngan tahua 2009. Karena keterbarasan data, maka d:11a tahunan J umlah Wisatawaa dan Pajak Hotel dan Restoran diolah menjadi data kuartalan dengan mengacu pada model/rumus interpolasi dari Jnsukindro (1995: <42). •IS
Yu- '!. l Y,- -·14 (Ye - Y, -1)}
27
28
Y,
~ Jumlah Wisatawan I Pajak Hotel & Restoran periode/tahun t
Y1-1
= Jumlah Wisatawan I Pajak Hotel & Restoran penodc/tabun t·I
Yu
= Jumlah Wisatawan /Pajak Hotel & Restoran triwulan pertama tahun t
Y12
=
Yu
-Jwnlah Wisatawan I Pajak Hotel & Restoran triwulan ketiga tahun t
Y,4
- J umlah Wisatawan I Pajak Hotel & Restoran triwulan keempat tahun t
Jumlah Wisatawan I Pajak Hotel & Restoran triwulan kedua tahun t
.J.1.:2 Defi11isi opcrasional Dalam penelitian ini terdapat dua data atau variabel yang digunoknn untuk menganalisis kausahtas jumloh wisatawan dengan pnjnk hotel dan restoran di K.abuJX1ten Siemon. Variabel penelitian yang digunakan adalah. I. Jwnloh Wisatawan adaloh jumlah seluruh wlsarawan yang berk~jung di Kabupaten Slemen dalam saru tahun, baik wisatawan
domesti.k maupun
wisatawan using (mancanegara). 2. Pajak Hotel dan Restoran (dahulu disebut Pajak Pembangunan J) adalah jurnlah penerimaan Pajak Hotel don Restoran dalam satu tahun, yang d inyalakan da lam saruan mata uang rupiah. 3.2 Veskrinsi Hasi! Pcnelitian 3.2.l Jumlah wisala"·;io Untuk melihat perkembangan jumlah wisatawan yang berkuniung di Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel J. l di bawah inl, dimana jumlah wisatawan
dibagi dalam 2 (dua) kclompok
wisatawan mancanegara,
yaitu wisatawan
nusantaru dan
29
Tabel 3.1 Jumlah Wisatawan Nusantara dan Wiottlawl11l Mancanegara Yang Berkunjung di Knbupaten 8lcman, 1995-2009 1995 1996 19~7 1998 1999 2000 2001 2002 2003 20-04 2005 2006 2007 2008 2009
2,101,437 2,443,242 2,1154,381 1,664.891 2,001,666 2,6()8,792 2923 612 2 424 131 2 78 748 2 347707 2 359 768 I 360,796 I 539 866 2 143 304 3 49529
J0?,93.5 301.955 287,762 110 634 90,617 113,080 109615
2411372 2,745,197 2,942,143 1,775,525 2 092 83 2,721,872 3 033 27 2525138 2 343 916 2 444 782 2 449056 I 415 449 1628009 2 276478
IOI 007 65 163 97075 89288 54 653 88 143 133 174
346395 3 595 924 Sumber Data : Dines Kebudayaan d1111 Parlwisata Kabupaten Sleman, Dari label di atas terlihat bahwa kuqjungan wisatawan di Steman rnengalami fluktuasi. Peningkatan terjadi dari tahun 1995 sampai dengan tahun 1997 dan kemudian meng,alami pennrnnan yang cukup tajam pada tahun 1998
sebesar -39.65 persen dimana pada saat itu terjadi peristiwa politik pergantian kepernimpinan
nasional (reformnsi)
sehingga
ha!
ini
berpengeruh
pada
rncnurunnya kunjungan wisatawan. Tahun berikutnya rnulai berfluktuasi lagi, sampo! tcrjndi penurunan yang cukup signifikan di tahun 2006 sebesar ·42,20 persen pada saat tcrjadi bencana aiarn gem pa bumi di DIY, dan kemudian
memnjukkan angka yang terns meningkat sarnpai tahun 2009. Tabel mancanegara
di
atas
juga
menunjukkon
tingkat
kunjunga.n wisatawan
yang masih rcndah dibanding dengan kunjungan
wisatawan
nusantara. Hal ini tcntunya berhubungan dengan tingkat hunian hotel dimana rata-
30
rata wisatawan mancanegara akan menginap di hotel dan memanfaatkan layanan rcstoran di Steman, Semcntara unmk wisatawan nusanlaraJlokal, kemungkinan pcnggnnaan jasa
betel/penginapan
tidak bisa diperkirakan
terutruna bagi
wisatawan lokal dari daerah Yogyakarta clan sekitamya, Mercka biasanya tidak memburuhkan penginapan k.an:najarak yang dekat dengan obyck wisata.
3.2.2 Pajak Hotel dan Restoran Perkembangan penerimaan pajak dari sektor Hotel dan Restoran di Kabupaten Sleman menuniukkan bahwa untuk penerimaan Pajak Hotel dan Resroran di Sleman dari tahun 1995 sampai dengan 2009 menunjukkan tren yang terns meningkat. Penurunan tcrjadi p.ada tabll!l 1998, dan angke penurunannya juga relatif kecil (-1, 16 persen) jika dibandingkan dengon penurunan jumJah wisatawan di tahun yang sama. Pada tahun 2006 juga teljadi pcnerunan sebagai darnpak terjadinya bencana alam gempa bumi, mcskipun penurunannya juga relatif kecil yaitu sebesur -4,88 persen dibandingkan penurunan jumlah wisatawan pada tahun yong sama. Peuingkatan penerimaan pajak hotel dan restoran secara signifikan diawali pada tahun 2001 (68,56 persen) dan terus meningkat sampai pada tahun 2009 (54, 19 persen). Secara umum, penerimaan pajak hotel dan restoran pada tahun pcnclitian menuniukkan kecenderungan yang terus rneningkat seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini.
33
Tabel 3.2 Penerimaan Paiak Hotel dan Restoran Kabupaten Sleman, 1995-2009 (dalam Rupiah)
. ..
I '
r-= r-·· '
-
'
,
+
1995 1996 1997 )998
•
1999
I
i
I
'
'
, ' ' 2,0M,041,000 2,262,767,000 3,090,316,000 3,054,S71,000 . 4,105,791,00-0 4.910.425.000 8.276.826.000 I0,023,330,000 . ';'
~2000 --·-·2001 I 2002 2003 I 0.483.934.000 2004 13.050.!!3 l .OOO 13,882,080.936 2005 2006 13.205.21 S,S94 16.744.123.991 2007 16.744.123.991 2008 25.818.564.863 2009 Sumber: Steman Dalam Angka, berbagal tahun, diolab
Hal tersebut memang meajadl ngak berbeda dibn.nding dengan fluktuasi jurnleh wisatawan dari tahun ke tahun. Keccnderungan pcningkatan pcncrimaan
pejak hotel dan restoran di satu sisi, dan jumlah kw1jungan wisetewan yang iluktuatif. Hal ini tentunya menjadl 'aoeh' karena secara umumjwnlah wisatawan yang meningkat akan berpengaruh pada pcningkatan penerimaan pajak hotel dan restoran,
Logikanya
kemungkinan
adalah
jika
rnereka memanfaaikan
banyak
wisatawan
yang
berknniung.
jasa penginapan/hotel dan restorun akan
semakin besar, yang berarti pula penerirnaan
pajaknya akan semakin besur pula,
Namun ternyata hal ini udak terjadi jika melihat data jumlah wisatawan dengan
peneri maan pajak hotel dan restoran di Kabupaten Steman.
32
3.3 Hssil Anali~s Dah11 dan Pernlnthuan Tabcl 33
Dara Kuartalan Jumlah Wisatawan clan Pajak Hotel dan Restoran Kabupsten Sleman lllhun 1995-2009
1995 : I
487,216.Sll.25
2002: 111
6l5,406.72
2,560,410,750.00
1995: It
555,278. 75 586,988.25
506,412,343.75
2002: IV
583,651.16
2,669,567,250.00
199!>: Ill
618,697. 7S
525 608 156.25
2003 ·I
602,968.56
2,577,801,~75.00
1995: IV
544,803,968.75
' 1996 : I
650,407.2.S 655 003.16
547,061,137.50
2003; 11 2003; Ill
591,642.1~ 580,315.81
2,606,589,625.00 2,635,,77,375.00
1996: II
675,l\67.2'.
5.59,481562.50
2003: N
568,gsg,44
2 664,16S,l2S.00
1996: Jll
696 731.28
571,901,937.50
2004: I
601 739.~1
3 022 061,156.25
1996: \V
717,595.:W
584,322.312.SO
6081)43.44
3 182 492 218.75
1997: I 1997: II
717,072.06 , 729 381.19
6.!)4,!196
2004: II ·---t 2004; Ill
614 347.56
2004: IV
620,651.69
3,342,923 281.25 3 503 354,343.75
1.2.5
746,718,()93.75
]~97.~:~lll;____,.__.7~4~1,~690""".3~1'"1---'-7~98~·~3~9~906.-=:=25::..+=200~S~:~l-__,._~6~11~.~86~3~.3 1997: IV 753 99.44 8SO161,718.75 2005: 11 __£~13(/._44-1-_3~4_44~54~3~6._73~ 1998: I SS3,2S1.69 766,993,843.75 2005: 111 612 397.56 3,496 496 794.50 1998: II 480 3?JUJ6 764,759 781.25 2005: fl/ 612,664.69 J 548,4-49 !115.SO 1998 : Ill
_4;:;0'-'7""4"-24;::'"'44"-+-'7'-=6:::.2=2S=<7:...:18=.7..:.5+::2"'00S::.::..;:c..:.l _ _,l--4.:.:S,,,0"'7.::.62=."'91:.+..:3:.<:3o::6:.::.4"-7f;::.:O:;i
1998: IV 1999: I
334 10.81 493,374.69
760,291 656.25 927 895 875.00
2006::. . :. ."'---t-.....;:;38"'6""1"'6"'2.~47'-t....:3::.3~2~2..,4.= ;: 2006: Ill 32 562..03 3 280 151 940.94
1999: II
513 72.06
q~.~97.115.00
2006: N
256 961.59
3 237,847 875.81
199? 11~1--t---=-=s3~2~9:...:6~9-~44""r-=1~os=-'"9~z~93:.<3~1~s~.oo"--t-=200~1-=:~1~__,1----=-=3s~1~0~1~ 1999: IV 2000: I
552 766.81 621 444.03
I lZ4 999 625.00 1,152,171,812.50
2007: II 2007: Ill
400,359.75 413 644. 75
4 075 440 119.72 4 296 621,87!>.71!
2000: II
660,793.34
1,202,461,437.SO
71)07: IV
~26,929.75
4,517,803,631.84
2000 Ill
700,142.56
1.252,751,062 50
2008: I
508,325.53
4,1116,m0,997 75
739,491 97
1,303,04~,637.50
2008 11
54~,854.~_4
4,186,030 9!17 75
20CO: IV
--t---
2001: I 2001 ·II
7W,117.22
1,75J,60S,40G.2!;
Z008 • 111
589,38:4.16
4,186,030,997.75
74S,576 91
1,()(..1,()()5.468.75_
2008. IV
629,913.47
4,186,030,!)97.75
2001: Ill
76&,036.59
2,174 496,531.25
2009: I
775,282.94
5,603,912,384.00
2001
IV 2002: I
787,496.28 678,?17.34
2,384,806,593.75 2,342,097,750.00
2;)()9 :,-'ll'---1-.....;:;8~"-'/"-,/-'4~}1 6,171,064,938:SO 20C9: Ill ~0,,13.69 6,738,?17,493.00
2002 : II
647, 167 ?8
2,4Sl,254,250 00
2009: IV
l,C22,679.06
7,305,370,C47 50
Sumber ; Lampiran 2 Karena ketcrbatasan data yang tersedia, maka data iahunan Jurnlah
Wisatawan dan Pajak Hotel
33
dengan model/rnmus interpolasi da.ri Insukindro sehingga menghasilkan data seperti pada tabel di atas. Data yruig teleh diolab menjadi kuartalan tersebut kcmudian akan diuji dcngan Uji Kausalitas Granger sesuai dengan bipotesis/dugaan adanya kausalnas antara jumlah wisatawan yang berkunjung dengan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Steman pada tahun penehtian. Setelah dilakukan beberapa pereolwln pada variabel yang ada. male.a didapat mode.I yang terbaik adaleh bahwa untuk jwnlab wisatawao adalah linier, sedsngken untuk pajak hotel clan restoran dengan model log. Data yllllg digunaken adalllh data runtun '~'"tu (rime se1·/es). Data lime series sering tidak stosioncr sehingga menyebablcan hasil regresi yang meragukan atau disebut regresi lancung (~purivus regression). Untuk itu, langkah pertama yang diambil adlllah melakukaa uji stasloneritas data dengan menggunakan alal uji Unit Root Test (Ujl Akar Unit). Dari uji okar unit pada tingkat level dengan intersep, ternyata baik data jumlah wisatawan maupun paj11k hotel dan restoran belum stasioner sehingga uji akar unit dilanjutkan pada jirsr differenc:e, dan didapatkan bahwa data sudah stasioner, dimana hal ini dilihat dari probabilitas ynnc kecii (rncndekati nol) dan nilai absolut sratistik Of yang lebih bcsar dari nilai kritisnya schingga dnpot disimpolkan hahwa dala yang diamati menuujukkan stasioner padoflrst difference, sepcrti ditunjukkan label berikut.
34
Tabet 3.4 Hasil Uji Akar Unil
'
', : + I +
,•, ,:
:
<";;,... "
.,· Jnm lah Wisataw;m (jw) Poj11Jc Hotel & tw:.1 (lphr)
Level
-3.55
-2.91
259
1 • Difference
-3.55 ' -2 91
-2.59
. -.S.07
0.0001
Level
-3..56
-2.92
-2.60
·1.17
0.6808
1· OiffereRce
-3.56
-2.92
·2.60
-6.21
0.0000
-1.48
0.5386
..
Sumber: Lampiran 3 dan 4, diolah.
Secara umum bisa dikat.aknn babwa jika data time serles Y dan X tidak stasioner pada tingkat level tetapi menjadi stasioner pada diferensi yang sama yaltu Y adalab I(d) dnn X adaJab l(d) di mana d tingkat diferensi
$111118
maka
kedua data adalah terkointegrasi (Widarjono: 326). Ole.h karena itu, pada data jumlab wisotawa.n dan pajak hotel do.n rcstoran juga dilakukan uji kointegrasi Engle-Ornngcr (EG) untuk merobuktikan kesimpulan adanya koirnegrasi, Dalam uji EG ini dilakukan regreei persamaan untuk kemudian dldapatkan residualnya, untuk kemudian diuji dengan uji akar unh residualnya dengan hasi! sepeni tube! 3 .3 bcrikut.
Tabel 3.5 Hasil Uji Akar Unit Residual
Residual (Res)
1st
DiOl.-.ence
Sumber : Lampiran 6, data ctiolnh.
-3. .56
-2 92
·2.60
-l 32
0 6162
-3.56
-2.92
-2.60
-6.27
0.0000
35
Dari tabel tersebut dapar dilihat bahwa nilai absolut l)F lebih besar dari nilai kritis baik pada level I persen, 5 persen maupun 10 persen pada derajatjirst difference dengan probabilitas yang sanga; kecil atau mcndckati nol, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variaoe! yang iliauulli saling berkoinregrasi, Tabet 3.6 Uji Kausalitas Granger
2
3 4
s
j"v doe.snot granger cause lphr lphr dees not granger causejw jw does not granger cause lphr lphr does nnt grnnger C4U5e jw jw does not IP'811i"' cause lphr lphr does not granger ceusejw jw does not grau.ger cause lphr
0.19 0.08 0.18
jw does not granger cause lphr lphrdocs not granger ceusejw
lJ.5 I
D. 7W2
1.59
0.1740
0,02 0.20 0.04 0.63
0.&251 0.9217 0.9071 0.9955
0.9367 lJ.9970 0.680
1-------r.,p-:hr-..,d,...oes_n_o"'t-gran-=-ger--ca-,-,se-.:.,.jw-----t--~1."'"ss=--
6
r----=7---..~jw~-~doe,.-s-1-1ot-gnogercaus-e~~~hr-----+---o~.~4~s--~_,.o 8
9
10 ll 12
t--------1
IJ
Sumber
lphr does not granger causejw jw dues not granger cause I t lphr docs not granger cause jw jw docs not grangercause lplv l hr does not granger cause j _w ! jw does not gronger cause lpbr • lphr docs not graager cause jw jw does not granger cause lphr lphr doc5 no! granger CaU>cjw j w d<>es not grangercsuse lphr , lpbr does not grongcr cause jw jw does not i;ninger cau.sc lphr lphr does not granger C3USC jw
O.S 1 1.23
1.37
0.2477 0.8)70 0.3132
1.28
0.283S
l .2 7 0.2919 1 . l4 0.3672 1.10 0.3959 1 .01 0.4630 0.97 0.4949 -+----,-..,.,--t-----,,.-.,.-· ' 0 .92 O. 54 I 4 0 91 0.555'.1 5.66 0.0003*) 0.50 0.9004
: Lampi ran 7. dita diolah.
Keterangon
jw
Jphr
= Jumlab Wisatawan = Log PajakI lotel dan Restoran
*)
- signifikan pada lcvcl 1%
Langkah tcrakhir adalah untuk menjawab hipotcsis yang ada digunokan alat analisis uji kausalitas Granger. Dari basil pcngolahan data variabel yang
54
Uji Ka11salitas Granger deogao Kelambanao 12 Pairwise Granger Causafity Tests Date: 12I0311D llmo. 14:13 Sample. 1995Q1 2000Q4 Lags: 12 Null H1polllesls: JW
"'*s n.:>IGtMgetGauseLPHR
Obs
F-Stad$1lc
Prob.
48
0.92246 0.90589
0$414
F-Slatistic
Prob.
LPHR dces not Grangt!f Cause JW
0.5553
Uji Ka11salitu Granger dengaa Kelamblloao 13 PalNlise Granger causality Te&ts Date· 12103110 llme· 14· 14 Semp~: 19960!2009C4 Lags:
13
Null f+/pothesls: JW does not Grang~ Cause LPHR LPHR doe> not Granger Cause JW
Oba 47
565848
0.49766
0.0000 0.9004
36
diarnan, deogan mencoba berbagai kclambanan (/a,i:;y ), didapatkan has ii scperti
pada tabcl 3 4 di aras Dari bebeiapa uji kaus1tlilits granger yang dilakukan pada berbagai kclambanan, maka hubungan kausalitas satu arah hanya teijadi pada kelarnbanan kc-13 dimana dituniukkan persen)
olch probabilitas 0.0003 (sigmfikan pada level 1
Hal ini berarti bahwa jumlah
kuruungan wisatawan mempengaruhi
penerimaan pajak hotel dan restoran pada lags ke 13 Oleh karena data yang diaman adalah data tahunan yang diolah menjadi kuartalan, maka dapat dirnaknai
bahwa pengaruh jumlah wisatawan terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran renadi sctelah 3 lahun Temuan im memang menjawab hiporesis yang dirumuskan yaitu bahwa memang terdapat kausalitas scarah (posuif) antara jumlah wisatawan dcngan pajak hotel dan rcstoran
Namun yang menjadi pcrtanyaan berikurnya
adalah kausaluas yang terjadi pada kelambanan ke-l J atau p11da tahun ketiga Ada bebeiapa kemungkman yang terjadi llntar
Data jumlah wisarawan pada tahun pengamatan yang fluktuatif dengan beberapa penurunan vang cukup ckstrim (J)6(1a tahun 1991! dan 2006) di satu sisi, sementara data paiak hotel dan restoran memiliki tren yang menaik ( kecuali ada penurunan scdikn pada tahun l 998 dan 2006) dimungkinkan berpengaruh pada hasrl analisis 2.
Alasan untuk lag selain adanya alasan psikologis dan alasan yang bersifat
teknologi, juga karena alasan kelembagaan ( Gujaran, Sumarno Zain, 1978 236-237)
Adanya
faktor
kclembagaan
dimungkinkan
menghamba1
meknnisme pelaporan data pcncnmaan pejak, baik yang tcrjadi pada hotel dan
37
rcstoran maupun pada instirusi pengolah pajak. Seperti dijelaskan oleh Makhfatih (2005) bahwa efcktivitas pajak da.erah masih relatif rendah dan bervariasi antara 30-60 persen, Dengan kata lain inasih ada 40-70 perscn potensi yang belum terpungut. Faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya penerimaan pajak ini antara lain; sulitnya esrimasi potensi basis, lemahnya sistern dan prosedur koleksi, dan kemungkinan adanya penggelapan pajak. Hartnno (2009) joga menyimpuikan bahwa efektivitas pengelolaan pajak hotel di Kabupaten Slcrnan. pada tabun 2008 dik:at:ikan tidak: efektif. Tingkat efisiensi pemungutan pajak selama tahun anggaran 2004-2008 juga
semakin mcnurun.
BAB IV KESIMptjlAN DAN SAMJ\ 4.1 KesimpniaD Tingkat kunjungan wisatawan dan pecerimaan
pejak hotel dan restoran
mcnunjukkan tren yang berbeda Jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman rncngalarni fluktuasi, sedangkan untuk penerimaan Pajak Hotel dan Restoran dari tahun 199.5-2009 menunjukkan rren yang terus mcningkat
Hal
ini menunjukkan belurn optimalnya pengelolaan wisatawan dt saru sisi dan
penerimaan pajak di sis: yang lain 2
Dan uj1 kausalitas antara Jurnlah Wisatawan dengan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Steman terdapst kausalitas yang berjalan searah Iunidtrectsonal
causaluy) dan positif dirnana Jumlah Wisatav.11.n mempengaruhi Pajak Hotel dan Restnran Hal im berarti bahwa selama periode penelitian, besarnya Pajak Hotel dan Rcstoran cipengaruhi oJeh ti11gkat kunjungan wisatawan. 4.2Sanm I
Pemerintah
Daerah
harus cepat ranggap dan responsaf terhadap peluang
pcningkatan penenmaan PAI) khususnya dari sekter penerimaan pajak ootcl dan restoran dengan perumusan Perda, sistem administrasi dan manajemcn pajak yang aplikatif dan transporan, petunjuk dan aturan pelaksanaan yani; jelas sehrngga setrap peningk11ran jumlah wisatawan akan dapar meningcatkan sctoran/penerimaan pajak hotel dan restoran sccara cepat dan efektif
2
Pcmermtah Daerah harus ruemfasilitasi dan membcrikan kemudahan dalarn hal investasi,
permodalan.
periztnan serta kepasiian dan kenyamanan pada
39
para
pclak u kepariwtsataan
dalam pengembangan sektor pariwisata.
Pcrnerirueh Daerah }uge harus meaingkatkan kerjasarna da» koordmasi bark dcngan pihak swasta asosiasvkelompok
sepcrti pengelola tour wisata,
travel af!i111t,
masyarakat dalam upaya promosi wisata daerah, schingga
dapar meughasilkan obyek dan kegiaten kepariwisataan yang mendorong peningkaran kunjungan wisatawan
40
llAFTARPUSTAKA Alisiahbana, Armida, 2000, "Persiapan Tcrakhir Menuju Otonorni Daerah" makalah; Seminar Lustrum MEP UOM.
Davey,
K.J., 1988, Pembiayaan Pemertntah Daerah, Praaek-preksek: lnternasional dn Relevansinya bag) Dunia Ketiga; Terjemahan
Amanullah, dkk, Ul Press. Jakarta. Gl!ia.tati,
D.N.
(2003 ).
Basic Econometrics, 4"' Edilion,
Mc. Graw-Hill
International Editions
Gujarati D., Sumamo Zain, (1978) £/wnomeln"M/ Dasar, &langga (Terjemahan) Hartono, Agus, 2009, Potensi dan Kinerja Pajak Hotel di Kabupaten Sleman, Tesis Sl, Program Paseasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (ridak dipublikasikan),
http:/www.pcmda-diy.go.id
losukindro, 1995. Ekonom! Uong dan Ranlt, Teori dan Pengaloman di Indonesia, Edisi Kctiga, DPFE, Yogyalwta.. Lestariniugsih, 'l'uuk, 2009, Analisis Pengaruh Pakembangan Pariwisata terhadap
Pajak Hotel di Provinsi Dacrab Istimewa Yogyabrto Wwn 2000-2007, Tests S2, Program Pascasarjann Uoivers.iw Oadjah Mada, Yogyakarta (lidak dipublikasikan), Makhfmjh, Akhmad, 2005, "Penggelapan Pajak di Indonesia: Studi Pajak Hotel Non Bintang", Disertasi SJ, Universitas Gadjnhmada, Yogyakarta (tidak dipublikasikan). Mardiasmo, 2006, Perpcfakan, Andi, Yogyakarta, Mardiasmo dan Makhfatih, Akhmad, 2000, "Perhitungan Potensi Pajak dn Rctribesi Daerah di Kabupatcn Magelang", Laporan Penelitian, PAU Studi Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (tidak dipublikasikan), Musgrave. Richard J\ dan Peggy B. Musgrave, 1993, Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek; Terjernahan Alfonsus Sirait, dkk, edisi kelima, cctakan kedua, pencrbit Erlangga, Jakarta.
J'cndit S. Nyoman, 2006. I/mu Pariwisata Sehunh Pengontar Perdana; PT Pradnya Paramira, Jakarta.
41
Pulina, Manuela dan Biagi, Bianca, 2006, Tourism, environmental quality and economic growth: empirical evidence and policy Jmplicatiuns, Cemro Ricerche Economiche Nord Sud (CRENos), University of Sassari. Statistik Kepariwisataan 2001!, Dinas Pariwisata Prov. DIY. Spillane, .T James, 1987. Ekonomi Pariwisata Sejarah don Prospeknya, Kanisius, Yogyakarta. Suwcmloro, Gamal, 2004, Dasar-Dasar Partwtsata, Andi, Yogyakarta. Tsouma, Evridik..i, 2008, ''What Attracts Tourist to Paradise'!', Monetary Fund.
buemationat
Undang-Undang Nomor 9, Tentong Kepariwisataan, Tahun 1990. Undeng-Undang Nomor 32, Tentang Pemerintah Daerah, Tahun 2004. Undang-Undang Nomor 33, Temang Perimbangan Keuangan anrara Pusat dan Doerah. Tahun 2004. Undang-Undang Nomor 28, Tentang' Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Tahun 2009. Widarjono, Agus, 2007, 1£/conometrika: Teori don Aplilrasi lln1ulc F.i:noomi don Bisnis, F.disi Kcdua, Penerbit Ekonisia FE-UD, Yogyakarta. Yocti A, Oka, 1995, Pemasaran Pariwisata, Angkasa Bandung. Yoeti A, Oka, 1997, Perencanaan dan Pembangunan Pariwtsata. PT Pradnya Paramita. Zega, Fawuazisokhi, 2001, "Peranan Pajnk Hotel dalam Otonomi Daerah dan Faktor-taktor yang Mempengaruhinya", Tesis Sl. Program Pasca Sarjana Univcrsiras Gadjah Mada, Yogyakarta (tidak dipublikasikan).
42
Lampiran I Data J1111llah Kunjungan Wisatawan clan Pajak l Iotel dan Reu(ortlll di Kuhupaten Sleman, tahun 1995-2009
Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 "' 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
jw
2,411,372 -·-· 2,74:'i,1()7 2,942.143 l,775.525 2,092 ?83 - 2,721.872 l.~0.33,227 2.525,138 2,J4J.916 2,444.782 2.449-056 l.415,449 1,628.009 21276,478 3_,_595.924
phr
2,064,041,000 2,262,767,000 3,090,316,000 3.054,571.000 4.105, 791,000 4.910.425 000 8 276,826,000 I 0,023,330,000 -·-·~·10.48J.934,000 )J,050,831.000 13.882.080.936 13.205.21 S,894 16 744,123,991 16, 744.123,991 25,81 R,564,86~
43
Lampiran2 Hasil Olah Oata Tahunan menjadi 'K uanalan ,.
. ..
' ~
'
;
:
.
,__1995. : .r .
_555,278.75 586,988.25
-
1995: II 1995; Jlf
618,697.75
,_l99S: IV
650,407.2.S
1!1!16 : I
655 003.16 675,Bli7.22
t-
·-
19%: If
--
•
.
487,2l6,531.l5
2002: Ill
615,406.72 583,651.16
2.560,410, 750.00 2,669,567,250.00
602•.968.56 591,642.19
2,577,801,875.00 2,635,377,375.00 2,664,16S,12S.OO
2003: Ill
580,315.81
559,481,562.50
2003: IV
568,989.44
2004: I 2004: II
571,.901.937.50
717,595.34
5114.~:77,312.50
717,072.06
1997: 11 1997: Ill
7~,381.19 741690.31
694..996.281.25 }46,718.093.75
1997: IV
7S3.!l99.44
~~!;I
1998:!!_
553.251.69 480.338.06
l!l'J8: Ill
·107A24.44
1998 : l'i/ 1999: I
334.5 t0.81 493,374.6.9
798,.439,906.25 850,161.718.75
2003:
>
I
~4,803,968.75 547 061187.50
696,731.28
1999: II 1999: Ill
~
..
506,412,343.75 .2002: IV SlS.608,156.25 2003.1
1996: "' 1996: IV 1997: I
·- - 513,172.<Mi
-,
If
·--
2004 : 111 2004: IV 20C5: I
2005: IM
764,759,781.?S
200S: IV
762.~25.718.75 2006: I 760,291,656.25 2006: II 9'27,895 .875.00 2006: HJ 99l.S97,12S.OO 2006: IV
614,347.56 620,651.69
3 342.923.281.25
612.664.6~450,7G2.91
-
3,022,061 156.25
3 182,492,ll!l.75
612,130.44 611397.56
---
-·-·--·-
608,043.44
·-611,863.31
2005: If
766 993 843.75
·--
GOl,739.31
2,606,589,62500
3,503.2_54.343.75 3,392,590,552.50 3,444,54~,673 50 3A96 496 794 50
1548~t,91,lli_
386.162.47
3,364. 760 071.19 3,322 4S6,006.06
321.,562.03
3.280,151,940.94
256,~~1.59 387.074.75
532 969.44
1.~298,375.00
2007: I
1999: IV
552,766.81
7007 : II
400,359.75
. 2CHl.(): I
b2l,444.0:l
1,124,999,625.00 l,152,171.SU.SO
3
2007: Ill
413,644.75
4 296 621.R75.7B
-
2000 : 11 2•)00: Ill 2000: IV 2001 :I
-·--
2001 II
--
660.793.34 700,142.66 739,4q1.97
·- - 729,117.Zl 748,576.91
2001 Ill
768,036 S9
. .-
2001: IV
lOOl ·I 2002 ·II
-·
··-· .
I
7&7,4.~R ij78,917 84 647,162 ZS
1,202,461,437.50
2007: IV 1,252,751,062.SO 2008 :I 1.303. 04-0,68}50 Z008: ll l, 753,606,406.25 2008 : Ill ~.006,463.75 2008: IV 2,174,406,5Jl 25 2009 :I 2, 384.806,593 75 2009: II 2,342,097, 750.00 2,451,254,250 00
2009 :nt 2009 ·1v
- -
-· -·
'
42.~92.~.75 .. 4,?}7,8()3,63184 !>08,325.53 4,186,030,997 75 s~a.as~.84 4,186,030,997.75 589.384.16 629,913.4/
4 186.030,997 75
775,282.94 857,748.31
S,603,912,384.00
940.213.69
'6,738.217,4!13.00 t,305.370,047.50
l,022,b /9. 06
-
4,186,030,9~7.75
-
-·-
-
6,171,064,938.SE_
l.ampiran 3
Un.it Root Test JW Derajat Level Null Hypolhn1'1: JW has a unit root El
Test c:ri11cat values·
1% level 5% level
t-Stallolic
Prob •
_, 476042 -3.548208
0.5386
..2.912631
10% level
-2.59'027
•Macl<Jnnon (19!16) one-l!ld.C p-varues
Au1111>enled Dlckey-FIJIJer Test Equation Dependent Vanabte: D(JW) Meltlod Least Squ~res Date: 12/03/1 O Time· 13.47
Sample (edjusled): 199503 200904 lnclua4'd ob$ervt1Uon&: 58 el'le< adjustmenb Vari11ole
Coefficient
Sid. Encr
1..$1..Us!lc
Prob.
JW(-1)
-0 089367
0.428092
0060638 0.133482 36841.65
·1.476042 ~.2()7108 1.502980
0 1'456
O(JN(-1))
c
R-squared Ad)usled R-squared S.C:: ol regression
Sum B(luaoed resid Lo9 l1keht>ood F-slati•lic Prob(F-sta~SllCJ
5831!169
0.159406 0.128839 57973 77 1.85E•11 -716 8876 5 2·t4972
0008436
M.an dependenl -
s.o
clepondenl -
Al<elke nfl:J crilerion Scl-.trx criterion l-lenne~Ouinn enter. Durbin-Watson Slat
00022 0.1192 7511.911 62112.98 24,82371 24.93028 2'4.86522
2.185296
45
Oerajat
first Difference
Null Hypothesis D(JW) has a unit root
E'Xogenoug· Conobnt Llg Length· o (AutomatJC based on SIC, ~10) Prob.•
-5069389
Augmented Otckey-Futler test statistic T""1 critical •alu<>e. 1 % level 5% le\'el 10% level
00001
~.548208 -2 !112631 ·2 594027
'MacKinnoo (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equa1ion Dependenl Variable: O(JW,2) Method: Least Squares Date· t 210311 o Time: 13·4s Sample (adjusted). 199503 200904 Included observaucns. 58 attar adjustments Variable
Coelficiern
Std Error
O(JW(-1))
-0 e.40711 5127.381
0 126388 77'ST.5Z6
c R-squa~d AdjUSte
F-statistic Prob(F-statist1ci
0.31456S
0.302315 58580.71 1.92E+11 -718 0141 25.69871 0000006
1-Stallsbc -5.009389 0.662656
Mean dependei>twr S.D aependent va Ak.aike info crilerion Schwa!% Q ileiion Hannan-Oufln aner. Durbin-Walson slat
Prob.
0.0000 0 5103 875.1012 /0133 ~9 24.82807 24 89912 24.85575 2.1110\9
46
Lampiran4 Unit Root Test LPHR Derajat level Null Hypothesis LPHR has a urn11ool
EXOQ$OOU&:Con&bnt L"IJ Le1191h: 4 (Automatic llaSed on SIC, MAXLAG:10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test artic%ll values: 1% JeYd
5% level 10% level
1-Stsbstoc
Prob.•
·1.17D934 -3.555023 -2.915622 -2.595565
06808
•MacKlm
Au\llTlented Dickey-Fuller Te~t Equation DeP11ndent Van able: D(LPH R) Methcd. Least Sque.roa
Date 12/0311 O Time· 13:t>1 Sample (adjusted). 199602 200904 lnellkled ~Mlliont: SS after ad1uotments Variable
Coefficient
Sid. Ern>r
1-Statis'c
Lf'11R(·1) D(LPHR(-1)) D(LPHR(-2)) D(LPHR(-3)) J(LPHR(-4))
·0.013934 0.162663 0.000\24 0.070300 -0.633160 O.:iss390
0.011900 0.11'7622 0.119580 0.1197~ 0.133089 0255220
·1 170934 1 38293?. 0.82&QJ8 0.587631 .... 757•27 1 392463
c R-squared .o..:tiusJed R-squared 5.E. of regression Sum squared resid
0.350120 0.283606 0 063113 0 ~95178
Mean dependent var
Log likelihood
?709078
S.0. dependent var Al
F-staUstrc
5.279706
Uurttn-Watson stat
Prob(F-sla!isticl
0000588
Prob. 0.2473 0.1730 0.4112 0.5595 0.0000 0.1701 0.047124 0.074:576 -2.S85119 -2.366137 -2.50()437
1 767704
47
Derajat Firrt Difference ~II HypotheSlS: D(LPHR) hat a unit~ EXO!Je• 1ous: Comiam
Lag Length: 3 (Automatic based ai SIC, MAXlAG=10)
A< 1omenled Dickey-Fuller best statistic Test Cltllcal values: 1 % level
t-Sllllistic
Prob •
~.213502 -3 555023
00000
-2 ~15622
5% "'""' t0%1evel
-2.595565
'MacKimori (1998) me-aded p-values.
Aogrnmed Oickey.FullerTKt Equation Dependent Variable· D(LPHl'!,2) Method· Least Squares
Oat•: 12/03110 Time: 13.55 Sample (adjusled)· 1996Q2 2003Q4 lncll.ldecl observations. 66 after adjustments Var1able
Coelftclent
Std. Etror
t-S~tis11e
Prob.
D
-1.298385 0.458373 0.5!12932 0618381
0.2089511 0.188048
-6 213502 2.43752'4 3.355$92 4.660193 4.592313
00000 0.0184 0.0015 00000 0.0000
O(LPHR{-1),21 O(LPHR(·2),2) O(LPHR ( ·3),2)
c
R-squared Ad11M>t&d A-sqwred S.E. of regression
Sum squared res.d log likelihood F-staustoc Prob(F-sta~s~c)
0 056893
o.184n9 0.132980 0 ()123SS
0.584824 0.551810
Mean del)endent .,., S D. dependent var
0.063347 0200639
Akail<.e
"'° ailenoo
Schwarz c:r!terion Hennan-Ol.om a;i,.,,
76.33186 17.ts07T.l Ou/bin-Watton slat 0.000000
0.001394 0094601 -2.593666 -2.411401 ·2.523317 1.767354
48
Lampiran 5 Uji KoiotegTlUli Dependent Vanable. LPHR
Met1100: Least Squares Date· 12!03/10 Time: 14·11 Sample: 1995Q1 200904 lncluued ubseNatioos: eo Variable
Coefficient
Ski. ElfOf
tStatlsbc
Prob
c
21.29845 8.liBE-08
0-451569 7.25E-07
47.16651 a 118211
0.0000 0.9063
.JN R-squared
Adjusted R-squared S E. of regression Sum squared rllGld Log lokelihOOd F·Mati•tio Prob(F-stabtic)
Q.000241 -0.016900 o.eo·1073 37 21969 -70.81111 0 01397 4 0 9oe309
MflM dejMtnC1el'/I Vat S 0. clependent •ar Al ate<1on sa-n cnlellon Hannan-Quinn enter. Ourblr>-Wabon •lat
21.35041 0.704351 2.427037 2.493&49 2.454344 0.010727
49
Lampiran e Unit Root Test RESIDUAL Oera)at L<1vel Null Hypotlie!'ls: RES
ha&
a unit root
ExO{lenoul: Con•tant Lag length: 4 (Automatic based on SIC. MAXLAG=10) t-stabsUc
Augmente<1Oldr.ey-Fullar1..,.t statistic Test cribcal value..:
-1.315586 -3.555023 -2.915522 ·2.506665
1 % level
5% level 10% level
PrOb. •
0.6162
•rviacKinnon (1996) one-sided p.values
Augll!cluded ob&ervetlone:515 after act1ustmen1B Van~blo
Coefficient
Std. ErTor
RES(·1) D(RES(-1))
·O 014966 0 153524 0 092114 0.064689 -0 633Qll4
0.011376 0.117095 0.118873 0.118996 0.132153
0.056462
O.Ot2.096
D(RES(-2)) D(RES(·3)) O(RES(-4))
c R-squared Adsuotecl R-squared S E olregression Sum squared resid
Log likolihoocl ~-•tat1slic Proh(F-sl
t
Statisfc
-1.3156S6 1.311100 0.774604 0.543613 .... 707433 4.633029
0352576 0.266512 0.060440 0.1713995
Mean dependent var S.D. dependem var Aka1ke info cnlelioll Schwarz criterion
79 47103
Hannan-Quinn enter
5 336902 0000641
Durbin-Watson stat
Prob.
0.1944 0.1059 04421 0.6892 0.0000
ooouu O.Q.<16551
0.071553 -2.671674 ·2 4&269Z ·2.5&5992 1.794R09
50
Derajat First Difference
Null Hypothe31s: D(RES) has a un~ root E~ogenoos. Coristant Lag Length: 3 (Autcmatic based on SIC. W\XLAG,.11lj
Augmented Dickey-Fuller lest statistic fest Cntical values: 1'1'o le>iel S%1P.wl t0% level
t-StatiSllC
Prob.•
-6.270947
0.0000
·:.1.555(123
-2 915522 ·2.595565
'MacKinnon (1996) oi>&sided ~values.
Au9men1ed D1d<ey.FulletTest Equation Dependent Variable: D(RES.2} Melhod: Least Squares Date: 12/03110 Time: 14 os $ample (odjuated): 100602 2001104 lnclucled observations. ~after adjustment$ Variable
Coefficient
Std Error
D(RES(-1))
·1 314456 0.467275 0.555898 0616364 0.057102
0.209611 0.187984 0.164345 0132429 0.01214!)
O(RFS(· 1),2)
D{RES{-2),2) D(Rl::l;;{-3),Z)
c K·squared AdJUSledR-s.quared S E. of regre•sion Sum squared resid
Log likelihood F. statiolie Prob(F·stalisHc}
0.588066 0 555112 0.060880 0185317 78.51644 17.84469 0.!)00000
1-Staustic -6.270947 :1.485721
3.382501 4654302
4.703704
Prob. 0.0000 0.0163 0.0014 00000 0.0000
Mean dell$ndi!nt var
0001Z73
S.D.dependenlvar AkB1ke Info crilenon Schwarz critenon Hannan-Quinn criter Durbin-Watson <>lol
0091274 ·2.673325 ·Z.490840
-2602757 1.?69044
Sl
I .ampiran 7 Uji Kausalitas Grange.- dcngan Kelainbau,.n 1. PairwJSo Grnnger Ceu•elity Tests Oate: l2/031\0 Y-11ne: l4.1\ SamplA· 199501 200QQ4 Lag&: 2
Null Hypothesis:
Oba
F.Statislic
Prob
58
0 19292 0.00169
0.8251 0.9217
Obs
F-StaUsUc
Prob
67
018358
002219
0.9071 0.0056
Ob•
F·SIGbstio
Prob.
56
0.20075 0.038811
0.9367 0.111170
Obt
F-Slat1stic
Prob.
55
0€2624
06806 0.1177
JW does not Granger Cause LPHR
LPHR does not Granger Cause JW
lJji Kausaliw Granger denglln l<elambanan 3 Pairwise Granger Causality Tests
Date: 12103/10 Time: 14:12 Sample: 199501 200904 Lags:l
Null Hypothesis: JW doe$ not Granger Cau$& LPHR LPHR <Joea not Granger Cause .IN
lJji Kan~alitat Grnnlt'r denpn K.elamban1.11 4 l'anwise GrangerCau~l1ty Tesls
Oete· 12/0:J/10 Time: 14.12 Sample. 1995Q1 200004 L.aga:~
NuU Hypolhes.is. JW does not Granger Cause LPHR LPHR does not Gmnger Cau~ J\l'I
Uji Kaus111ila.$ Grange.- deogao Kelambaoao 5 Pairwise GrangerCausality Tests Date. 1211)3/!o) Time: 14:12 Sample 1905Q 1 ZOOS04 Lags 5 Null Hypothesis NJ does not Granger Cause LPHR
LPH.~ does not Granger Cause SW
Uji Kausalita& Granger dcnguo J
1.87779
S2
Date: 12/03110 Time 14:12 Sampl&: 199501 200904 L119s: 6 Null Hypolhe~i$·
Obe
F-Stebstic
Prob.
54
0.50727
1.59228
07992 0.1740
Ob&
F-Sta1istic
Prob.
53
0 48476
O.S3gG
1.36613
0.2477
Ob$
F-StaUt.tle
Prob.
52
0 51480
0.8370
1.22590
0.31:!2
JW doe$ not Granger Cause LPHR LPHR
Uji Ka11Salitas Gr.mger deng~n Kelan:abana• 7 PailW!se Granger Causality T....is Date: 12/00l10 lime: 14.13 Sample: 199501 200904
Lags:? Null Hypothesis:
m
doeg nOI Granger Cause LPHR LPHR does not Granger Cause JW
Ujl Kausalltas G~nger dengan Kelambanan 8 Pairwise Granger Causality Tests Date: 12/03110 Tiffie. 14:13 Sample: 199501 200904 Lags:~ Null Hypof>esis. JW does not Granger Cause LPHR LPHR does not Granger Cause JW
53
Uji Kausalitas Granger dengan KeJambanoa 9
Pa11w1se Granger Causality Tests Dale. 12/03110 Time: 14 13 Sample 199501 200904
Lags·9 Null Hyi>olhesie. .NV coes nor Granger Cau•e LPHR Lf'HR doee not Granger Cau"" .JN
51
1.28388 1 287-40
02835 0.2919
Obs
F-Stabstlc
Prob.
50
1.14156
1 09809
0.3672 0.3959
F-S1~li$\ic
Prob
1.01221
0.46~ 04949
Uji X..uSllliht~ Gnuiger .i~ngan Juhombaun l& Pairwise Grange< Cau..,lity Testa Date· 12/03/'10 Time: 14:13 SsmplA· 1995Q 1 200004
l..llga: 10
JW does not Granger Cau$11 LPHR LPHR does not Granger Cause JN
Ujl Kftualltu Gunger dengan Xelambanaa 11 Pairwise Granger Cauaatlly Tests Date· 12i03110 Time: 14:13 Sample. 199~Q 1 200004
lags· 11 Null HypuU1e5is.
JW doe• not Granger Cause LPHR LPHR <.Joas 11ot G11•n91:i Cause .NJ
Obs 49
0.97121