TINJAUAN SINGKAT PENELITIAN ANATOMI KAYU DI FAKULTAS KEHUTANAN, UNIVERSITAS HASANUDDIN, MAKASSAR
OLEH : ANDI DETTI YUNIANTI
Disampaikan pada acara : Diskusi Litbang Anatomi Kayu Indonesia Tanggal 3 – 4 Juni 2013, IPB International Convention Center. Bogor
PENDAHULUAN Jurusan kehutanan, Universitas Hasanuddin pertama kali dibuka pada tanggal 18 Agustus 1963 dibawah Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Saat itu sebagian besar staff pengajarnya berstatus luar biasa, yang lambat laun semakin berkurang. Sehingga, antara tahun ajaran 1969 hingga 1971, jurusan kehutanan sempat tidak menerima mahasiswa karena belum memiliki staff pengajar tetap. Namun demikian, tahun ajaran 1972 menerima kembali mahasiswa setelah mahasiswa angkatan pertama (tahun 1967) yang berafiliasi ke IPB Bogor menyelesaikan program sarjana (tahun 1971), dan menjadi staff pengajar tetap. Seiring dengan perkembangan jumlah staff pengajar, pada tahun 1984 Jurusan Kehutanan, UNHAS memiliki dua program studi yaitu Program Studi (PS) Manajemen dan Budidaya Hutan dan PS Teknologi Hasil Hutan. Berhubung waktu itu staff pengajar PS Teknologi Hasil Hutan hanya dua orang dan sementara tugas belajar, maka PS Teknologi Hasil Hutan selama empat tahun (1984 hingga 1987) tidak menerima mahasiswa baru. Mulai menerima mahasiswa kembali pada tahun 1988 hingga sekarang. Pada tahun 2007, Jurusan Kehutanan, Fak. Pertanian, UNHAS berubah menjadi Fakultas Kehutanan, UNHAS, dengan satu program studi yaitu PS Kehutanan. Program Studi Kehutanan memiliki beberapa laboratorium, termasuk Laboratorium Pemanfaatan dan Pengolahan Hasil Hutan (Lab. PPHH). Laboratorium PPHH terdiri atas beberapa minat, antara lain : Minat Sifat Dasar dan Kualitas Kayu, Minat Keteknikan dan Pengolahan Kayu, Minat Deteriorasi dan Perbaikan Sifat Kayu, Minat Hasil Hutan Bukan Kayu dan Minat Perlindungan Hutan.
Penelitian sifat dasar (struktur anatomi, sifat fisik kayu, sifat mekanis kayu dan sifat kimia kayu) berada dibawah minat Sifat Dasar dan Kualitas Kayu. Saat ini, minat sifat dasar dan kualitas kayu mengalami kekurangan peminat, kecenderungan mahasiswa sekarang lebih memilih penelitian-penelitian yang mengarah kepada kebijakan kehutanan, sosial ekonomi dan konservasi tanah dan air. Selama lima tahun terakhir, beberapa staff pengajar pada Lab. PPHH memperoleh berbagai macam bentuk hibah penelitian baik dari Depdiknas maupun kerjasama dengan Instansi lainnya. Hibah penelitian misalnya Hibah Bersaing, Hibah Unggulan Perguruan Tinggi dan Pengabdian pada Masyarakat.
TINJAUAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Perkembangan dari Jurusan Kehutanan menjadi Fakultas Kehutanan, UNHAS membuat arah penelitian Kehutanan di UNHAS juga berubah-ubah. Pada awalnya penelitian lebih kearah pengelolaan hutan dan kegiatan konservasi. Setelah staff pengajar di Bidang Teknologi Hasil Hutan menjadi dosen tetap, beberapa penelitian yang berhubungan dengan produk hasil hutan mulai dilaksanakan. Penelitian mengenai sifat dasar mulai dikembangkan pada tahun 1991 sampai sekarang. Penelitian yang telah dilakukan oleh Fakultas Kehutanan, UNHAS, khususnya Minat Sifat Dasar dan Kualitas Kayu meliputi struktur anatomi dan dimensi serat, sifat fisik dan mekanika kayu serta sifat kimia kayu. Bagian yang menjadi bahan penelitian bukan hanya bagian batang tetapi bagian lainnya misalnya limbah pohon (akar, cabang dan batang atas) (Yunianti (2003); Yunianti
(2006); Sandy 2007)). Struktur anatomi kayu reaksi (Lisda (2007); Herlina (2007)), identifikasi batas kayu juvenil dan kayu dewasa (Indrayati (2005); Tarta (2005); Handayani (2006); Asrul (2011)) serta pengaruh perlakuan silvikultur mislanya penjarangan (Yunianti, 2002) dan jarak tanam (Yunianti, et al., 2011) juga menjadi topik objek penelitian. Penelitian lainnya, komposisi dan dimensi serat dari industri penggergajian dengan jenis kayu palapi (Yunianti, 1994), kayu nyatoh (Malasari, 1994), kayu meranti (Hanum, 1994) dan kayu durian (Irene, 1994). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa limbah penggergajian dalam pemanfaatannya perlu dipisahkan berdasarkan jenis gergaji yang digunakan. Gergaji dengan jarak antara gigi gergaji lebar (bandsaw) akan menghasilkan serat yang utuh, dibandingkan gergaji potong (rotary cut) dengan jarak antar gigi gergaji sempit. Sehingga, pemanfaatannya juga berbeda-beda, misalkan untuk pulp dan kertas berasal dari gergaji utama, absorbent dan media tumbuh berasal dari gergaji potong. Berbagai jenis kayu telah dijadikan bahan penelitian, terutama jenis-jenis unggulan Sulawesi Selatan misalnya Kayu Uru (Rosminarti, 1991), Kayu Langi Seratu (Mantasia, 1991), Kayu Palado (Sumardi, 1993), Kayu Benuang (Joni, 1994), Kayu Dori (Hidayat, 1994), Kayu Surian (Yunianti, 2005), Kayu Samasama (Asdar, 1994). Kayu Kelumpang (Hikmah, 1995) dan Kayu Makadamia (Pakilaran, 2006). Jenis kayu cepat tumbuh yang berasal dari hutan rakyat misalnya Kayu Jati (Chairunnisa, (2005); Yunianti, (2005), Yunianti, et al., (2011)), Kayu Akasia (Yunianti & Prayitno, 2003), Kayu Balsa (Arif, 1995), dan Kayu Puspa (Syahidah, 2012), serta jenis kayu yang berada di Hutan Pendidikan Bengo-bengo, UNHAS juga menjadi obyek penelitian (Kayu Pinus (Yahya,
1991), Kayu Pulai, Kayu Jabon dan Kayu Lento-Lento). Jenis pohon kehidupan misalnya kayu durian, kayu mangga dan kayu kemiri (Parerang, 2001). Khusus untuk jenis kayu mangga, pada tahun 1994 sampai 1995, laboratorium Konsesrvasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata melakukan eksplorasi jenis mangga hutan Sulawesi Selatan. Beberapa hasil eksplorasi dijadikan bahan penelitian struktur anatomi, antara lain mangga lumi (Sanusi, 1994), mangga kaliki (Darliana, 1995), mangga buleng (Luden, 1995), mangga sukkara (Tolo, 1995) dan mangga macan (Iriani, 1995). Jenis kayu lainnya yaitu kayu api-api (Avicennia) (Dalma, 2007) dan kayu Rhizophora sp (Sibulo, 2008). Umumnya, jenis-jenis yang menjadi bahan penelitian diarahkan untuk penggunaan pulp, papan komposit dan sumber energi. Mengingat masih banyaknya jenis pohon yang ada di Sulawesi Selatan, sehingga penelitian sifat dasar akan terus dilakukan, khususnya untuk jenis-jenis unggulan setempat dan jenis “lesser known species”. Pengembangan penelitian kearah struktur nano juga telah dilakukan (Yunianti & Pari, 2010), mengingat arah penelitian saat ini ke teknologi nano. Hasil penelitian dasar struktur nano dari jenis-jenis kayu tropis dapat menjadi acuan pengembangan nano fiber. Hasil hutan bukan kayu yang menjadi objek penelitian minat sifat dasar dan kualitas kayu, berasal dari beberapa jenis rotan dan bambu. Jenis rotan yang telah diteliti antara lain : rotan lambang, rotan tohiti dan rotan batang (Purwanto, 1996), 20 jenis Calamus sp, Daemonorops sp, D. robusta dan D lamprolepsis Becc. serta Korthalsi celebica (Tellu, 2004). Jenis bambu antara lain bambu hitam (Saad, 2005), dan saat ini sementara dilakukan penelitian pada jenis bambu parring, bambu betung dan bambu gading.
PENGEMBANGAN HASIL PENELITIAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT
Beberapa hasil penelitian, khususnya rotan dijadikan bahan untuk menyusun buku oleh Prof. Dr. Djamal Sanusi dengan judul “Rotan Kekayaan Belantara Indonesia” diterbitkan oleh Brilian Internasional, Surabaya.
Buku lainnya,
“Tekhologi Kayu”, merupakan terjemahan dari “Textbook of Wood Technology. Structure, Identification, Properties, and Uses of the Commercial Woods of the United States and Canada:“ karangan Panshin and De Zeeuw (1980). Sejak tahun 1988, buku tersebut merupakan buku ajar khusus matakuliah “Anatomi Kayu dan Identifikasi Kayu”, dan telah dicetak pada tahun 2005. Untuk pengembangan, khususnya minat sifat dasar dan kualitas kayu, kami sementara melakukan penelitian kualitas kayu-kayu yang berasal dari Hutan Pendidikan Bengo-bengo, UNHAS. Hasil penelitian ini akan menjadi bahan untuk menyusun buku kualitas kayu yang berasal dari hutan pendidikan. Informasi ini akan membantu mahasiswa dan pengguna lainnya yang akan melakukan penelitian di Hutan Pendidikan Bengo-bengo, UNHAS. Disamping itu, eksplorasi jenis khususnya jenis “Lesser Known Species” yang berada di Sulawesi Selatan atau Pulau Sulawesi secara umum, menjadi target penelitian kedepan. Jenis-jeinis tersebut akan menjadi bahan pertimbangan untuk subsitusi jenis-jenis kayu yang semakin langka. Bentuk pelayanan kepada masyarakat yang telah dilakukan antara lain membantu melakukan identifikasi jenis, sebagai bagian dari pengujian material. Pelayanan kepada masyarakat yang telah kami lakukan (tahun 2012), antara lain :
1.
Pengujian material pada Paket Pekerjaan Pengadaan Kapal Nelayan di Dusun Lambagu, Desa Sumare, Kab. Mamuju dan Pembangunan Tambatan Kapal di Dusun Pulau Sabayang, Kecamatan Bala-Balakang, Kab. Mamuju. Provinsi Sulawesi Barat, atas permintaan Kepala UPTD PSDAL dan Pengujian Material, Dinas Pekerjaan Umum, Provinsi Sulawesi Barat.
2.
Identifikasi bahan Pembangunan Kapal Perikanan Ukuran > 30 GT pada Dinas Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan Kota Pare-Pare, atas permintaan Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan Kota Pare-Pare. Bentuk pelayanan lainnya yaitu membantu masyarakat disekitar Hutan
Pendidikan Bengo-Bengo, UNHAS melakukan identifikasi pohon-pohon yang memiliki potensi cukup besar. Hasil identifikasi tersebut, selanjutnya dianalisis kualitas kayunya, sehingga dapat dijadikan acuan bagi masyarakat untuk memanfaatkan jenis-jenis potensial tersebut.
PENUTUP
Rencana pengembangan penelitian di bidang struktur anatomi yaitu peningkatan
peran
dan
motivasi
para
dosen
dan
mahasiswa
serta
pengadaan/pengembangan kerjasama-kerjasama penelitian dengan institusi lain. Kerjasama yang akan dikembangkan terutama penelitian mengenai “Kajian perlakuan silvikultur terhadap kualitas kayu ditinjau dari struktur anatomi”. Tegakan atau plot-plot penelitian dari bidang silvikultur dapat digunakan untuk mengembangkan penelitian ini.
Perlu adanya upaya untuk memotivasi mahasiswa untuk bergabung pada minat sifat dasar dan kualitas kayu. Sehingga, mahasiswa yang tertarik dengan penelitian sifat dasar semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA Arif. A. 1995. Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Balsa (Ochrama bicolor roowlee). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Asdar. 1994. Analisis Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Sama-sama (Pouteria sp). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Asrul. M. 2011. Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Juvenil dan Dewasa Jenis Puspa (Schima walicii (DC) Koth). [Skripsi]. Makassar; Fakultas Kehutanan. UNHAS. Andriadi. 2009. Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Kumea (Calophyllum sp). [Skripsi]. Makassar; Fakultas Kehutanan. UNHAS. Chairunnisa, S. 2005. Perbandingan Struktur Anatomi Kayu Jati (Tectona grandis Linn) Trubusan dan Anakan. [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Dalma. 2007. Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Api-api (Avicennia sp). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Darliana. A. 1995. Analisis Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Mangga kaliki [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Fausiah 1995. Analisis Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Simpur [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Handayani, R. 2006. Batas Kayu Juvenil dan Mature pada Kayu Makadamia (Makadamia hildebrandii Steen). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Hanum. F. 1994. Komposisi, Dimensi Serat dan Upaya Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Meranti. [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian UNHAS.
Herlina. 2007. Struktur Anatomi Kayu Tekan (Compression Wood) pada Pinus (Pinus merkusii). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Hidayat. 1994. Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Dori (Acacia tamentosa (roxb). Wild). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian. UNHAS. Hikmah. 1995. Analisis Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Kelumpang (Sterculia foetida Linn) [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Indrayati. 2005. Batas Kayu Juvenil dan Kayu Dewasa pada Kayu Jati (Tectona grandis) di Tinjau dari Kerapatan. [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Iriani. N. 1995. Analisis Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Mangga macan [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Irene. R.. 1994. Komposisi, Dimensi Serat dan Upaya Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Durian. [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian UNHAS. Joni. 1994. Analisis Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Benuang. [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Lisda. 2007. Struktur Anatomi Kayu Tarik (Tension Wood) pada Jati (Tectona grandis). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Luden. H.R. 1994. Analisis Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Mangga buleng [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Malasari. 1994. Komposisi, Dimensi Serat dan Upaya Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Nyatoh. [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian UNHAS. Mantasia. 1991. Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Langi Seratu. [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian. UNHAS. Pakilaran. A.L. 2006. Struktur Anatomi Kayu Makadamia (Makadamia hildebrandii Steen). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS.
Parerang. C.H. 2001. Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Kemiri (Aleurites moluccana Wild). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Purwanto. 1996. Struktur Anatomi Beberapa Jenis Rotan Asal Kab. Polmas. [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Rosminarti. 1991. Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Uru). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian. UNHAS.
Saad. S. 2058. Variasi Sifat Anatomi dan Dimensi Serat Bambu Hitam (Gigantochloa atroviolaceae Widjaja) dalam arah Longitudinal. [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Sandy. A.K. 2007. Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Batang Atas, Batang, Cabang dan Akar Pohon Agathis (Agathis sp). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Sanusi. S. 1994. Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Mangga lumi [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Sumardi. 1993. Analisis Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Palado (Aglaia sp). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian. UNHAS. Syahidah. 2012. Kualitas Kayu Puspa di Hutan Pendidikan bengo-bengo. Laporan Pengabdian pada Masyarakat. Fakultas Kehutanan. UNHAS. Makassar. Sibulo. D.P. 2008. Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Bakau (Rhizophora sp). [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Tarta, N. 2005. Batas Kayu Juvenil dan Kayu Dewasa pada Kayu Jati (Tectona grandis) di Tinjau dari Segi Panjang Serat. [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Tolo. A.H. 1995. Analisis Struktur Anatomi dan Dimensi Serat Kayu Mangga sukkara [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. UNHAS. Yahya. R. 1991. Pengaruh Umur Pohon terhadap Produksi Getah Pinus dan Analisis Saluran Resinnya. [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian. UNHAS.
Yunianti. A.D. 1994. Komposisi, Dimensi Serat dan Upaya Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Palapi. [Skripsi]. Makassar; Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian UNHAS. Yunianti. A.D. 2002. Pengaruh Penjarangan terhadap Sifat Dasar Kayu Acacia mangium. Makalah disampaikan pada Seminar MAPEKI (Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia) V, ISBN : 979-96348-2-2. Bogor. Yunianti. A.D. T.A. Prayitno 2003. The Utilization Branches and Top of Stem Acacia mangium Wood as Fiberboard.. Paper on International Symposium on Sustainable Utilization of Acacia mangium. JSPS-LIPI Core University. Wood Research Institute. Kyoto University., Japan. Yunianti. A.D. 2005. Beberapa Sifat Dasar Kayu Surian (Toona surine Merr) di KPHP Kab. Tana Toraja. Laporan Penelitian Kerjasama dengan Kerjasama BPKH Departemen Kehutanan. Makassar. Yunianti. A.D. 2005. Beberapa Sifat Dasar Kayu Jati (Tectona grandis) di KPHP Kab. Bone. Laporan Penelitian Kerjasama dengan Kerjasama BPKH Departemen Kehutanan. Makassar. Yunianti. A.D. 2006. Dimensi Serat dan Berat Jenis Cabang dan Batang Bagian Atas Kayu Makadamia (Macadamia hildenbrandii Steen). Makalah pada Seminar MAPEKI IX, Banjar Baru, Banjarmansin Yunianti. A.D. 2007. Kandungan Kimia dan Dimensi Serat Akar, Cabang dan Batang Bagian Atas Kayu Gmelina dan Kayu Jati di Hutan Rakyat Sulawesi Selatan. Jurnal Perenial, .3(1);. Pp 11 – 14. Yunianti. A.D. G. Pari. 2009. Sudut Mikrofibril dan derajat Kristallinitas pada Berbagai Berat Jenis. Makalah pada Seminar MAPEKI XII, Bandung . Jawa Barat. Yunianti. A.D. I.K.Pandit. 2010. Bentuk Ligulate Extension Beberapa Jenis Kayu. Jurnal Ilmu da Teknologi Kayu Tropis. 8(2). Yunianti. A.D. I. Wahyudi, G.Pari, I.Z. Siregar. 2011. Kualitas Kayu Jati pada Perbedaan Jarak Tanam dan Klon. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis. 9(1).