7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Cahaya Untuk Ayam Broiler Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan
ayam, karena cahaya mengontrol banyak proses fisiologi dan tingkah laku ayam (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada tujuh hari pertama (Lavergne, 2005).
Pemberian cahaya pada ayam broiler
menunjukkan hasil positif terhadap prestasi produksi ayam broiler yaitu adanya korelasi positif dengan peningkatan pertambahan bobot badan harian dan kenaikan tingkat efisiensi konversi pakan menjadi daging (Fadilah, 2013). Manfaat pencahayaan dalam pemeliharaan ayam broiler yaitu mengurangi angka kematian, mengurangi kasus ayam mati mendadak, mengurangi kematian ayam dalam satu malam, memperbaiki tingkat konversi pakan, meningkatkan tingkat keseragaman, dan meningkatkan rataan pertambahan bobot badan harian (Fadilah, 2013).
2.2.
Mekanisme Cahaya Pada Ayam Broiler Pada unggas mekanisme proses fisiologi yang terjadi dalam menerima
cahaya dapat mempengaruhi organ tubuh diawali dengan rangsangan mekanisme pada syaraf penglihatan yang selanjutnya secara kimia berlangsung melalui rangsangan hormonal (Etches, 2000). Mekanisme hormonal pada unggas, yaitu cahaya yang masuk dan diterima oleh mata akan diteruskan ke sistem syaraf pusat, selanjutnya merangsang hipotalamus mensekresikan realising factor (Faktor Pembebas) yang berfungsi memacu hipofisis untuk mensekresikan hormon –
8
hormon yaitu STH (Somatotropic Hormone) atau disebut juga hormon pertumbuhan (Growth Hormone), ACTH (Adrenocorticophic Hormone) dan TSH (Thyrotropic Stimulating Hormone), serta hormon-hormon seksual (Etches, 2000). Ada dua tipe sel yang spesifik rod (sel batang) dan cone (sel kerucut) yang membentuk sebuah lapisan yang disebut retina. Sel – sel rod digunakan untuk mempersepsi cahaya yang memiliki rentang panjang gelombang yang rendah dan gelap, sedangkan sel-sel cone berfungsi untuk mempersepsikan cahaya yang datang dengan rentang panjang gelombang yang tinggi dan cahaya terang. Sel-sel rod dan cone adalah sel-sel tunggal, bersifat bipolar dan mempunyai outher segment dan inner segment. Pada bagian outher segment terdapat disk. Setiap rod mengandung hingga 1000 disk. Pada bagian inner segment terdapat main body (bodi utama) yang dilengkapi reticular endoplasmic, mitokondria, dan nucleus, serta bagian sangat penting adalah synaptic body yang berperan dalam transmisi dan penyampaian signal ke sistem syaraf (Mushawwir dan Latipudin, 2013). Agar rangsangan cahaya dapat direspon oleh ternak unggas, maka diperlukan suatu mekanisme yang disebut sinyal transduksi. Terdapat tiga tahap penerima sinyal transduksi, yaitu (Mushawwir dan Latipudin, 2013) : 1. Penerima sinyal (reception), merupakan tahap pendekatan sinyal-sinyal kimiawi sel target terhadap sinyal yang datang dari luar sel. 2. Inisasi atau pengawalan proses transduksi melalui pengikatan molekul sinyal oleh protein reseptor. Dalam tahap ini terjadi perubahan sinyal menjadi bentuk yang dapat menimbulkan respon yang spesifik. 3. Pensinyalan sel, sinyal yang di transduksi memicu respon spesifik sel sehingga mampu mengubah seluruh atau sebagian aktivitas sel, seperti
9
mengkatalis enzim, atau pengaktifan gen spesifik di dalam sel melali mekanisme transkripsi pada nucleus hingga translasi pada ribosom.
2.3.
Lama Pencahayaan Pencahayaan yang umum dilakukan adalah pemberian cahaya terus
menerus selama 24 jam dengan intensitas semakin menurun pada fase akhir (Classen dan Riddell, 1989). Pencahayaan yang terus menerus memiliki peluang yang lebih tinggi pada tulang dan kaki (Sanotra et al., 2002) dan efek selanjutnya menyebabkan unggas mengalami kesulitan mencari makan dan minum (WongValle et al., 1993). Penggunaan cahaya secara terus menerus menyebabkan ayam mudah stress dan tingkat mortalitas yang tinggi (freeman et al., 1981) Performa ayam broiler lebih baik jika periode gelap kurang dari dua jam (Dorminey dan Nakause, 1977). Secara umum periode gelap yang panjang berhubungan dengan mortalitas yang lebih rendah dan perbaikan cara berjalan. Broiler yang dipelihara di bawah periode gelap yang lebih panjang dilaporkan mengalami kesehatan yang lebih baik daripada broiler yang diletakan dalam kondisi penyinaran siang hari yang lebih panjang.
Melatonin adalah hormon yang
dilepaskan dari kelenjar pineal, beberapa fungsi metabolis esensial yang mempengaruhi pola intake pakan / air dan pencernaan (Aperdoorn et al., 1999 dan Olanrewaju, 2006). Lama pencahayaan tergantung pada umur ayam dan tipe kandang yang digunakan (Blokhuis, 1983). Pada sistem kandang yang didesain secara homogen (kandang tertutup) memungkinkan pengontrolan secara intensif terhadap faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, kecepatan udara, gas, intensitas cahaya, warna cahaya, dan lama pencahayaannya (Olanrewaju et al., 2006). Program
10
pencahayaan pada ayam broiler untuk kandang terbuka dan kandang tertutup dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Program Pencahayaan untuk Kandang Terbuka Umur Bobot Terang (hari) (gram) (jam) 0 40 24 1 6-7 10-15 15-12 19-6 Sampai Panen Sumber : Fadillah, 2013
48 23 160 Alami + 2 Hari Sebelum Dipotong Alami + 4 Alami + 6 23 23
Tabel 2. Program Pencahayaan untuk Kandang Tertutup Umur Bobot Terang (hari) (gram) (jam) 0 40 24 1 6-7 10-11 13-15 15 12 9 6 Sampai Panen Sumber : Fadillah, 2013
2.4.
Ayam Broiler
48 23 160 18 300 15 450 12 Hari Sebelum Dipotong 15 18 21 23 23
Gelap (jam) 0 1 10
1 1
Gelap (jam) 0 1 6 19 12 9 6 3 1 1
11
Ayam Broiler adalah salah satu jenis ternak ayam yang mudah pemeliharaannya, cepat pertumbuhannya, dan murah biaya pemeliharaannya (Suhaeni, 2007). Broiler adalah ayam-ayam muda jantan dan betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Jadi broiler adalah istilah untuk menyebut jenis ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhannya yang cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan rendah, siap dipotong pada usia relatif muda, serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak (Suhaeni, 2007).
2.5.
Konsumsi Ransum Pakan adalah campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik yang
diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi (Suprijatna dkk, 2008). Ransum adalah campuran dari berbagai bahan pakan yang diberikan selama 24 jam (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Konsumsi ransum pada ayam tergantung pada jenis, struktur, dan kandungan nutrisi pakan serta kondisi lingkungan dan biasanya diberikan pada waktu ada cahaya (Weaver dan Siegel, 1968). Pemberian cahaya pada malam hari memberikan kesempatan ayam agar dapat makan dan kelak akan berpengaruh terhadap pertumbuhan (Rasyaf, 1996). Pada pemeliharaan ayam broiler periode starter sebaiknya diberi pakan yang mengandung protein tinggi dan energi rendah. Sebaliknya pada pemeliraan periode finisher diberikan pakan yang mengandung protein rendah dan energi tinggi, karena pada periode akhir broiler lebih suka menyimpan energi dalam bentuk lemak (Suhaeni, 2007). Pada periode starter ransum yang digunakan harus
12
mengandung protein 22% dan energi metabolis 3000 kkal/kg sedangkan pada periode finisher protein diturunkan menjadi 20% sedangkan energi metabolis 3000-3200 kkal/kg (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Ayam broiler yang dipelihara tanpa pemisahan jenis kelamin (straight run), dengan waktu pemeliharaan selama 5 minggu, yang diberi ransum dengan energi metabolis 3000 kkal/kg dan protein ransum 22%, ransum yang dihabiskan sekitar 2,5 kg/ekor dengan bobot badan yang dihasilkan berkisar 1,2-1,3 kg/ekor (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010).
2.6.
Pertumbuhan dan Pertambahan Bobot Badan Pertumbuhan merupakan manifestasi dari perubahan sel yang mengalami
pertambahan jumlah sel (hyperplasia) dan pembesaran ukuran sel itu sendiri (hypertrophi). Pertumbuhan pada ayam broiler paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur 4-6 minggu kemudian mengalami penurunan, dan terhenti sampai mencapai dewasa (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Beberapa faktor yang mendukung keunggulan ayam broiler diantaranya adalah makanan, temperatur lingkungan, dan pemeliharaan (Rasyaf, 2010). Perkembangan dan pertumbuhan ayam dapat diketahui dengan cara melakukan penimbangan bobot badan ayam setiap minggu, sehingga akan diketahui rataan pertambahan bobot badan hariannya (Fadilah, 2013). Peningkatan bobot badan mingguan tidak terjadi secara seragam. Kenaikan bobot badan dengan bertambahnya umur, diikuti dengan peningkatan jumlah penutupan bulu, juga mempengaruhi terhadap peningkatan konsumsi ransum dan menurunkan efisiensi penggunaan ransum (Oluyemi dan Roberts, 1980). Ayam broiler yang dipelihara sampai di atas 6 minggu maka timbunan lemak akan
13
meningkat dengan bertambahnya umur, kondisi ini kurang diminati konsumen karena kadar lemak yang tinggi dianggap akan membahayakan kesehatan (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Bobot hidup dan pertambahan bobot badan ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Bobot badan dan pertambahan bobot badan ayam broiler Umur Bobot Hidup Pertambahan Bobot Badan .…..Minggu….. …………….……….gram………………………… 0 42 1 175,40 31,0 2 486,60 53,7 3 931,80 70,2 4 1.467,3 80,4 5 2.049,2 84,3 Sumber : Cobb Vantress Inc, 2010
2.7.
Konversi Ransum Konversi Ransum dapat diartikan sebagai banyaknya ransum yang
dihabiskan untuk menghasilkan setiap kilogram pertambahan bobot badan. Angka konversi ransum yang rendah berarti banyaknya ransum yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging sedikit (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Angka konversi ransum akan berbeda dari masa awal sampai masa akhir karena di masa akhir pertumbuhan ayam menjadi lambat atau mulai menurun setelah usia 4 minggu sedangkan ransumnya terus bertambah (Rasyaf, 1996). Faktor utama yang mempengaruhi konversi ransum adalah genetik, ventilasi, sanitasi, kualitas pakan, jenis pakan, penggunaan zat aditif, kualitas air, penyakit dan pengobatan, serta manajemen pemeliharaan, selain itu meliputi faktor penerangan, pemberian pakan, dan faktor social (Lacy dan Veast, 2000). Ternak jantan lebih efisien dalam mengubah ransum menjadi daging dibandingkan
14
betina karena mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat (North and Bell, 1990). Konversi ransum ayam broiler selama 6 minggu dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Konversi Ransum Ayam Broiler Selama 6 Minggu Umur (minggu) Konversi Ransum Konversi Ransum Mingguan Kumulatif 1 0,80 0,85 2 1,29 1,05 3 1,60 1,26 4 1,88 1,44 5 2,13 1,61 6 2,41 1,76 Sumber : Cobb Vantress Inc, 2010