II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Strategi Menurut Craig dan Grant (1996) pengertian strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang (targeting and long-term goals) sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan (achieve the goals and objectives). Proses penyusunan strategi lebih banyak menggunakan proses analisis. Oxford (2002 dalam Craig dan Robert 2002) mengungkapkan strategi adalah seni perang khususnya perencanaan gerakan pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang layak, rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya. Strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan. Menurut Siagian (2004) menyatakan bahwa pengertian strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Johnson dan Scholes (2002) mengatakan, bahwa pengertian strategi adalah arah dan ruang lingkup sebuah organisasi dalam jangka panjang: yang mencapai keuntungan bagi organisasi melalui konfigurasi sumber daya dalam lingkungan yang menantang, untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pemangku kepentingan. Jadi,
9
10
strategis lebih terfokus pada bagimana manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan jangka panjang Ohmae (2002 dalam Craig dan Robert 2002) strategi bisnis itu adalah, dalam satu kata keunggulan bersaing satu-satunya maksud perencanaan strategi adalah untuk menunjukkan suatu perusahaan memperoleh seefisien mungkin, kedudukan paling akhir yang dapat dipertahankan dalam menghadapi pesaing-pesaingnya jadi strategi perusahan merupakan upaya mengubah kekuatan perencanaan yang sebanding dengan kekuatan pesaing-pesaing dengan cara yang paling efisien. 2.2 Konsep Pemasaran Menurut Kotler (1986) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran, untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen pemasaran meliputi mengatur permintaan, yang selanjutnya mencakup mengatur hubungan dengan pelanggan. Chandra (2002) mendefinisikan pemasaran mencangkup proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran barang dan jasa yang bernilai satu sama lain. Pemasaran dapat diartikan sebagai proses perencanaan dan pelaksanaaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan barang dan jasa dalam rangka memuaskan tujuan individu dan organisasi. Fullbrook (2001 dalam Amir, 2000) mengemukakan bahwa pemasaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pengusaha dalam menyampaikan suatu komoditi
11
maupun jasa dari produsen kepada konsumen. Dengan bertitik tolak dari definisi pemasaran tersebut, dapat diambil kesimpulan adanya tiga fungsi atau tugas yang perlu dilakukan dalam kegiatan pemasaran, yaitu pengadaan (procurement), transportasi, dan penentuan konsumen atau pasar sasaran. 1.
Fungsi pengadaan Yang termasuk dalam fungsi pengadaan diantaranya menyangkut penentuan jenis,
kuantum komoditi yang akan diproduksi yang sesuai dengan perkiraan selera konsumen, dan mencari sumber dimana komoditi dapat dibeli bila kita sendiri tidak menjadi produsen dari komoditi itu. 2.
Fungsi transportasi Yang termasuk dalam fungsi transportasi diantaranya adalah pemilihan alat angkut
yang cocok dengan sifat komoditi, dan tersedianya alat angkut yang sesuai dengan kubutuhan konsumen. Sementara tanggung jawab transportasi adalah menyediakan komoditi tepat sesuai keinginan konsumen. Faktor-faktor yang perlu diperhitungkan oleh transportasi antara lain: (1) jarak yang akan ditempuh antara produsen dengan konsumen, (2) nilai komoditi, (3) tingkat kemungkinan rusaknya komoditi selama perjalanan, (4) daya tahan komoditi dalam perjalanan, dan (5) daya tahan dalam muat bongkar. 3.
Fungsi menentukan konsumen atau pasar sasaran Menentukan konsumen atau pasar sasaran ekspor merupakan tugas utama
pemasaran ekspor. Tugas itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun demikian, tugas itu dapat dilakukan dengan baik bila kita melakukan pendekatan dengan sistematis. Pendekatan sistemtis dalam hal ini adalah menetapkan langkah-langkah dan kegiatan
12
yang perlu dilakukan sehingga komoditi yang kita tawarkan untuk di ekspot sampai ke tangan konsumen. Pudjosumarto (1998) mengatakan pemasaran juga dapat berarti seluruh kegiatan yang diarahkan pada usaha-usaha untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk merumuskan keinginan dan kebutuhan kedua belah pihak. Kemunculan konsep pemasaran dan kesadaran akan kebutuhan dan keinginan konsumen membuat tenaga-tenaga pemasaran berpikir dari segi pasar sasarann kelompok orang-orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang sama. Menyeleksi langkah pasar sasaran merupakan langkah awal strategi pemasaran. 2.3 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran menurut Kotler (2004) strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran. Menurut Husnan (2000) strategi pemasaran merupakan sebagai usaha yang perlu dilakukan oleh calon investor dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian hasil produksinya. Dalam hal ini perlu dibedakan antara usaha pemasaran yang dilakukan ketika pertama kali memasuki pasar dan usaha pemasaran lanjutan sesuai dengan kedudukan produk pada siklus usia produk. Tjiptono (2002) mengatakan strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani sasaran pasar tesebut. Dalam hal ini perusahaan perlu
13
berupaya membentuk suatu rintangan pengalihan, sehingga pelanggan merasa enggan, rugi, atau mahal untuk berganti pemasok (vendor, took, dan lain-lain). Rintangan pengalihan ini dapat berupa biaya pencarian, biaya transaksi, biaya pemahaman, potongan harga khusus bagi pelanggan yang loyal. Suatu strategi pemasaran merupakan suatu perangkat asas-asas yang konsekuen, tepat
dan
layak,
yang
oleh
suatu
perusahaan
tertentu
diharapkan
akan
memungkinkannya untuk mencapai tujuan sasarannya dalam hal pelanggan dan penghasilan laba dalam suatu lingkunagan persaingan tertentu. 2.4
Kelompok Wanita Tani
2.4.1
Pengertian kelompok Kelompok mempunyai peranan penting sebagai tempat berkomunikasi antar
anggota. Dengan bekerjasama dalam kelompok maka pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih ringan. Pertemuan-pertemuan rutin dalam kelompok akan memberikan semangat bagi individu-individu dalam akibat mendapat informasiinformasi dalam pertemuan tersebut. Dengan demikian, kelompok tani mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: (1) Merupakan kumpulan petani yang berorientasi dan berperan sebagai pengelola usaha tani, baik pria/wanita dewasa maupun pria/wanita muda, (2) Kelompok dibentuk oleh, dari dan untuk petani, (3) Bersifat non formal dalam arti tidak berbadan hukum, akan tetapi mempunyai pembagian tugas dan tanggung jawab atas dasar kesepakatan bersama, baik tertulis maupun tidak, (4) Mempunyai pengurus yang dipilih dari anggota secara demokratis, terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan pengurus lainnya sesuai kebutuhan, (5) Mempunyai kepentingan yang sama dalam berusaha tani, (6) Sesama anggota saling akrab dan
14
percaya mempercayai, dan (7) Kelompok tani bergerak dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan. Anoraga (2004) Di Bali kelompok-kelompok yang terkenal adalah kelompok tradisional. Kelompok tradisional yaitu kelompok masyarakat yang hidup dan berkembang menurut aturan-aturan yang telah diikuti secara turun-temurun. Kelompok tersebut mempunyai corak yang khas menurut ketentuan hukum yang diciptakannya dan sekaligus melandasinya. Kekhasan kelompok tersebut ialah adanya pandangan magis religius yang melandasi kelompok tersebut, serta individu-individu sebagai anggota merasakan kedudukan dalam kelompoknya sebagai hal yang wajar (Suyatna dan Soewardi, 1982) menyatakan bahwa kelompok tradisional di Bali merupakan kelompok yang sifatnya mandiri beranggotakan jelas dan permanen serta mempunyai otonomi terutama dalam penyelenggaraan adat. Kelompok tradisional ini hidup dan berkembang menurut aturan yang telah diikuti secara turun-temurun dan mempunyai faktor pengikat keagamaan yang kuat, berbeda dengan kelompok-kelompok bentukan baru. 2.4.2 Peran wanita Wanita Indonesia di pedesaan mempunyai peran ganda, pertama peran sebagai istri, ibu, dan pengurus rumah tangga yang mengharuskan mereka melakukan pekerjaan rumah tangga. Kedua peran sebagai pencari nafkah yang menghasilkan pendapatan untuk keluarganya. Dengan melihat lamanya waktu kerja mereka, secara empiris dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan pedesaan bekerja rata-rata lebih dari 11 jam setiap hari, dibandingkan dengan laki-laki yang bekerja rata-rata hanya 8,7 jam per hari (Hadinoto, 2005). Namun demikian menurut Sutrisno (1997) peran ganda perempuan Indonesia, khususnya
yang tergolong miskin, bukanlah menjadi
problematik lagi. Problimatik bagi mereka adalah justru bagaimana mereka dapat
15
melestarikan kesempatan mereka untuk tetap dapat berperan ganda namun mendapat pengakuan yang sama. Keadaan ini juga terjadi di Bali dimana menurut hasil penelitian menunjukkan, bahwa curahan tenaga kerja perempuan adalah 84,75 jam (60,96%) dari total curahan tenaga kerja pada usaha tani padi satu musim tanam (139,04 jam) dengan rata-rata luas lahan 0,38 ha (Astiti, 2006). Di samping potensi yang dimiliki oleh wanita, ada satu kendala yang dihadapi oleh wanita khususnya wanita tani di Bali sebagaimana yang dilaporkan bahwa laki-laki adalah yang mengambil keputusan dominan dalam berusahatani, sedangkan perempuan (istri) hanya bersifat membantu (Pemerintah Provinsi
Bali, 2003). Di samping itu,
wanita tani amat terbatas untuk dapat mengembangkan usahanya karena keterbatasan modal yang mereka miliki. Pernyataan ini dihubungkan dengan apa yang diungkapkan oleh Windia (2006), sedikitnya ada dua hal yang menarik perhatian kalangan pemerhati perempuan terkait dengan keberadaan perempuan Bali yaitu semangat kerja dan hak perempuan Bali atas harta warisan. Tingginya semangat kerja wanita Bali tidak didukung oleh penguasaan harta (control) dan ini berkaitan dengan jaminan dalam mengakses ke pihak perbankan. 2.4.3 Kelompok wanita tani Wanita tani sebagai bagian komponen masyarakat memiliki peran dan fungsi strategis karena merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembangunan pertanian. Mempercepat pelaksanaan pembangunan pertanian maka menurut Saragih (1996) akan lebih efektif apabila dibentuk kelompok-kelompok tani. Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang terbentuk berdasarkan keakraban dan keserasian serta kesamaan
kepentingan
dalam
memanfaatkan
sumberdaya
pertanian,
untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Kelompok wanita tani merupakan suatu
16
wadah bagi wanita tani dalam arti luas untuk mengembangkan usahataninya sebagai upaya pemberdayaan perempuan yang menekankan pada upaya-upaya peningkatan peranan wanita tani yang bermuara pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, 2004). Menurut Sutrisno (1997) ada suatu persyaratan penting yang harus dipenuhi oleh tiap strategi pengembangan kelompok wanita apabila program-program pengembangan kualitas hidup kelompok wanita ingin berhasil, persyaratan tersebut harus didasarkan pada dua hal yakni perbaikan ekonomi dan perbaikan strategi para wanita dalam perbaikan status para perempuan (hak perempuan). 1.5 Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Menurut Swastha (1996) lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. 1.
Lingkungan internal
Lingkungan internal adalah lingkungan dalam perusahaan yang dapat dikendalikan oleh pihak manajemen. Perusahaan mempunyai tujuan untuk mencapai pasar yang dituju dan memuaskan
konsumen.
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut
manajemen
dapat
menggunakan kelompok faktor internal, yaitu: (a) sumber-sumber bukan pemasaran (non marketing) seperti kemampuan produksi, keuangan, personalia, lingkungan perusahaan, dan lain-lain dan (b) komponen bauran pemasaran, yaitu produksi, harga, promosi, dan tempat. Salah satu cara yang paling sederhana untuk memahami dan menganalisis lingkungan organisasi, khususnya lingkungan internal adalah melalui analisis fungsional yang meliputi fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi keuangan, fungsi sumber daya manusia, dan fungsi R&D (research and development).
17
2.
Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal dapat dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro. Lingkungan eksternal makro adalah lingkungan diluar yang berkaitan dan berpengaruh erat dengan kegiatan perusahaan. Faktor-faktor lingkungan makro perusahaan terdiri dari faktor kependudukan, ekonomi, teknologi, politik, hukum, sosial budaya, dan fisik alamiah. Terdapat tiga cara dalam melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan yaitu: (1)
Pengumpulan informasi
verbal dan tertulis dari berbagai sumber, (2) Merancang sistem informasi manajemen dalam organisasi, dan (3) Melakukan Perkiraan Secara Formal, proses diagnosis lingkungan eksternal pada prinsipnya merupakan kelanjutan dari proses analisis. Dalam arti luas proses diagnosis memberi penilaian yang signifikan terhadap berbagai kesempatan dan ancaman yang ditemukan selama proses analisis lingkungan. Elemen kunci diagnosis adalah kemampuan manager puncak untuk menentukan informasi yang dapat diabaikan kemudian mengevaluasi jenis informasi yang dipandang relevan dengan kepentingan organisasi. Hanya saja yang diperlukan dalam proses diagnosis saat ini adalah pemahaman atas berbagai faktor penentu hasil diagnosis lingkungan yang diantaranya adalah karakteristik individu dari seorang strategi manager, pengaruh pekerjaan, dinamika kelompok, dan faktor lingkungan fisik lain yang mempengaruhi keputusan managerial. 1.6
Analisis SWOT (Stregth Weaknesses Opportunities Threats) Menurut Start dan Ingie (2007), analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan
strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini
18
menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. Rangkuti (2001) menungkapkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Alat yang diapakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaiman peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi.
Tabel 2.6 Matriks SWOT IFAS STRENGTHS (S) (Tentukan faktor kekuatan internal)
WEAKNESSES (W) (Tentukan faktor kelemahan internal)
EFAS OPPORTUNITIES (O) (Tentukan faktor peluang eksternal)
STRATEGI SO ( Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang)
STRATEGI WO (Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang)
THREATS (T) (Tentukan faktor ancaman eksternal)
STRATEGI ST (Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman)
STRATEGI WT (Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman)
19
Sumber: Rangkuti (2001) Keterangan: 1. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran KWT, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebersar-besarnya. 2. Strategi ST Strategi ST merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki KWT untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO Strategi WO dibuat berdasarkan untuk meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan peluang yang ada. 4. Strategi WT Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahaan yang ada serta menghindari ancaman.
2.7 Kacang Tanah Kacang tanah atau yang dikenal dengan nama latin Arachis hypogaea L, merupakan tumbuhan yang dimasukkan dalam daftar kekerabatan polong-polongan atau Fabaceae. Kacang tanah pada permulaannya ditanam secara luas oleh suku Indian. Kacang tanah telah dibudidayakan hampir di seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia. Menurut statistik jumlah, pemasok kacang tanah terbesar saat ini adalah Brasil. Kacang tanah memiliki rasa serta aroma yang khas, karena itu tak heran jika banyak yang menggemarinya. Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, klasifikasi kacang tanah cukup kompleks. Meski secara awam kita menandai kacang tanah tak lebih dari satu jenis, namun pada faktanya, kacang dengan cangkang unik ini dibagi lagi ke dalam beberapa varians. (Suryana, 2006)
20
Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil. Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor, Voandziea subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. (Suryana, 2006) Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Kacang-kacangan dan bijibijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut (Suryana, 2006). Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur aflatoksin sehingga mudah menjadi layu dan busuk, mengatasi masalah ini bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai (PPPTP IPB, 1981) Kacang asin merupakan makanan ringan dengan bahan baku kacang tanah yang diawetkan dengan garam. Mengolah kacang tanah ini menjadi kacang asin memerlukan bahan baku kacang tanah, garam, dan bahan-bahan lainnya sebagai bahan penunjang seperti bumbu (bawang putih, dan penyedap), atau barang penolong yang dipergunakan dalam proses penyangraian supaya kacang matang dengan rata dan untuk pemasaran biasanyanya di pasarkan pada warung-warung atau pasar tradisional di Klungkung dan Gianyar. 2.8 Penelitian Terdahulu
21
Pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya sangat perlu dilakukan mengingat pentingnya bagi peneliti untuk menelaah masalah yang dihadapi peneliti untuk penelitiannya. Adapun penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu sebagai berikut. Setiawan (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Strategi Pemasaran Beras pada Unit Usaha Bulogmart di Perum Bulog Divisi Regional Bali menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui matriks faktor strategi internal (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal (EFAS). Hasil penelitian menunjukkan identifikasi dan analisis faktor internal pada variabel kekuatan yang dimiliki nilai terbesar adalah harga lebih murah jumlah skor 1,15., sedangkan pada variabel kelemahan yang memiliki nilai terbesar adalah tenaga pemasaran terbatas dengan jumlah skor 0,76., Identifikasi dan analisis faktor eksternal pada variabel peluang yang memiliki nilai terbesar adalah ekspansi dengan jumlah skor 0,76., sedangkan pada variabel ancaman yang memiliki nilai tebesar adalah persaingan dengan jumlah skor 0,76. Rahayuningsih (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pemasaran Buah Segar Di UD Wika Mitra di Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabuapaten Badung, Provinsi Bali” menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui lingkungan internal perusahan dengan kajian IFE (internal faktor evaluasi), lingkungan eksternal perusahaan dengan kajian EFE (eksternal faktor evaluasi), dan pertumbuhan pasar dengan kajian boston consulting group (BCG). Hasil penelitian menunjukkan faktor internal dari perusahaan UD Wika Mitra yang dapat diidentifikasi merupakan kekuatan dan kelemahaan perusahaan. Kekuatan perusahaan adalah citra perusahaan yang dimiliki baik, letak yang strategis, memiliki pelanggan tetap, kualitas produk yang ditawarkan baik, sarana dan prasarana memadai, dan kerjasama yang baik dengan
22
distributor. Kelemahan yang dimiliki kegiatan promosi yang dilakukan kurang, jaringan pemasaran yang terbatas, manajemen masih fokus pimpinan, dan tingkat pendidikan SDM. Peluang perusahaan adalah tingkat pertumbuhan penduduk, jumlah wisatawan yang berkunjung, dan pertumbuhan ekonomi bali baik. Adapun ancamannya adalah perusahaan pesaing, kenaikan harga BBM dan tarif listrik, dan harga bahan baku meningkat. Pambudi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pemasaran Jamur Kancing (Agaricus sp) PT Adib Food Suplies Denpasar Selatan” menggunakan metode analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan menggunakan matriks faktor strategi internal (IFAS), untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman menggunakan matriks faktor strategi eksternal (EFAS), analisis matriks internal eksternal, dan analisis matriks profit kompetitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan faktor internal dari PT Adib food suplies maka dapat dijelaskan mengenai kekuatan dan kelemahaan yang dimiliki oleh PT Adib food suplies kualitas produknya, sistem penyimpanan yang telah memenuhi standart, dan pengalaman perusahaan sedangkan kelemahan yang dimilki oleh perusahaan adalah posisi perusahaan dalam bisnis jamur yang masih kurang, sifat dari produk jamur, dan harga yang relatif tinggi kurangnya melakukan kegiatan promosi. Berdasarkan pada analisis faktor eksternal dari PT Adib food suplies maka dapat diidentifikasi mengenai peluang dan ancaman bagi PT Adib food suplies. Peluang yang dimiliki adalah meningkatnya pertumbuhan sektor pariwisata, pola pikir masyarakat yang makin maju, dan lancarnya jalur transportasi. Adapun ancaman bagi PT Adib food suplies yaitu perusahaan pesaing, peraturan pemerintah, dan kenaikan bahan bakar minyak.
23
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada penelitian pertama juga menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui matriks faktor strategi internal (IFAS), dan dengan matriks faktor strategi eksternal (EFAS), pada penelitian yang kedua menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui lingkungan internal perusahaan dengan kajian IFE (internal faktor evaluasi), dengan kajian EFE ( eksternal faktor evaluasi), dan pertumbuhan pasar dengan kajian boston consulting group (BCG), pada penelitian ketiga mempergunakan analisis matriks profit kompetitif. Sedangkan perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian pertama, kedua, dan ketiga terletak pada lokasi dan komoditi yang diambil. Pada penelitian pertama mengenai “Strategi Pemasaran Beras Pada Unit Usaha Bulogmart Di Perum Bulog Divisi Regional Bali”, pada penelitian kedua mengenai “Strategi Pemasaran Buah Segar Di UD Wika Mitra desa Kerobokan Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Provinsi Bali”, dan penelitain ketiga mengenai “Strategi Pemasaran Jamur Kancing (agaricus sp) PT. Adib food suplies Denpasar Selatan”. 2.9 Kerangka Pemikiran Kabupaten Klungkung khususnya, di Desa Jumpai merupakan salah satu daerah yang sangat berpotensi untuk membudidayakan tanaman kacang tanah. Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Rejeki adalah salah satu KWT di Desa Jumpai yang bergerak di bidang agribisnis dan memanfaatkan tanaman kacang tanah yaitu dengan melakukan pengolahan kacang tanah menjadi kacang asin. Kacang asin yang di produksi oleh KWT tersebut untuk saat ini hanya di pasarkan warung-warung atau pasar tradisional di Klungkung dan Gianyar berdasarkan pesanan dari pelanggannya. Selain KWT tersebut, masih ada pesaing-pesaing lainnya seperti KWT Tunas Mekar dan KWT Laksmi Devi yang juga memasarkan kacang asin dengan menawarkan harga yang tidak jauh berbeda
24
dengan yang ditawarkan pada KWT Sinar Rejeki serta ukuran dan rasanya sangat enak. Oleh karena adanya perusahan lain yang juga bergerak dibidang yang sama, kegiatan pemasaran yang belum begitu luas dan menjangkau semua wilayah maka diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Untuk mengetahui ketepatan strategi yang digunakan pada KWT Sinar Rejeki, maka diidentifikasi terlebih dahulu faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman). Dari faktor lingkungan internal dan eksternal pada KWT Sinar Rejeki tersebut, akan dianalisis dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS, kemudian dilakukan analisis lagi dengan menggunakan matriks SWOT yang pada akhirnya akan didapatkan alternatif strategi pemasaran. Semua formulasi matriks ini menghasilkan rekomendasi yang diharapkan mampu mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal
dengan
menetapkan strategi yang tepat. Rekomendasi ini akan menjadi acuan untuk KWT Sinar Rejeki dalam mengolah dan memasarkan kacang asin. Secara sistematis, kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.9
25
Pengolahan Kacang Tanah menjadi Kacang Asin di KWT Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kabupaten Klungkung
Pesaing
Strategi Pemasaran
Lingkungan Internal (Kekuatan dan kelemahan)
Lingkungan Eksternal (Peluang dan ancaman)
Matriks IFAS
Matriks EFAS
Matriks SWOT
Rekomendasi
Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran Penelitian tentang Strategi Pemasaran Kacang Asin di KWT Sinar Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung