II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Video Pembelajaran Kalimat “video pembelajaran” adalah sebuah kalimat yang tersusun dari dua kata, yakni video dan pembelajaran. Dalam membahas video pembelajaran, tidak bisa terlepas dari media pembelajaran maupun multimedia pembelajaran. Hal ini terjadi karena video pembelajaran merupakan jenis dari media pembelajaran dan gabungan dari beberapa media pembelajaran disebut dengan multimedia pembelajaran. Oleh sebab itu, maka perlu diperjelas tentang media pembelajaran dan multimedia pembelajaran terlebih dahulu, sebelum memperjelas tentang video pembelajaran.
Banyak sekali pakar pendidikan yang mendefinisikan media pembelajaran. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) dalam Sadiman (2009: 6) menyatakan bahwa, media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, dapat didengar, dan dibaca.
Menambahi pendapat NEA, Briggs dalam Sadiman (2009: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.
9 Dengan adanya beberapa pendapat tentang media, maka diperlukan gambaran yang jelas tentang media yang digunakan dalam pembelajaran. Uno (2008: 114) mengatakan bahwa, Media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan, maupun motivasi.
Dengan pengertian diatas, jelas bahwa media pembelajaran adalah segala alat komunikasi yang bisa menyampaikan informasi dari pendidik kepada peserta didik. Menambahkan hal itu, Munadi (2013: 8) memahamkan bahwa, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Media merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran. Media memiliki tempat tersendiri dalam pembelajaran. Daryanto (2010: 7) memposisikan media dalam pembelajaran seperti pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Posisi media dalam sistem pembelajaran.
10 Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale dalam Arsyad (2011: 11) mengadakan klasifikasi terhadap media pembelajaran. Klasifikasi ini dimulai dari pengalaman langsung (kongkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Klasifikasi tersebut dikenal dengan nama ”kerucut pengalaman Dale” dan dianut secara luas dalam menentukan alat bantu yang paling sesuai untuk pengalaman belajar.
Gambar 2.2 Kerucut pengalaman Edgar Dale.
Penggunaan media pembelajaran dapat mempermudah guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa. Dengan kata lain, media dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa dan guru sebagai penyelenggara sumber belajar. Dalam penggunaan media pembelajaran sebagai sumber belajar, tentunya harus didasarkan pada pemilihan yang tepat. Sehingga, media pembelajaran dapat dapat menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Munir (2012: 148) menambahkan bahwa, Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong proses
11 belajar. Dengan adanya berbagai bentuk multimedia pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkrit.
Dengan jelasnya definisi dan fungsi dari media pembelajaran dan multimedia pembelajaran, maka kita bisa melangkah untuk memahami video pembelajaran. Secara empiris, video berasal dari singkatan dalam bahasa inggris, yaitu visual dan audio. Kata vi adalah singkatan dari visual yang berarti gambar dan deo adalah singkatan dari audio yang berarti suara. Secara bahasa, video berasal dari bahasa latin, video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan) atau dapat melihat.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 1119), video diartikan sebagai bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi atau rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Pendapat lainnya, Agnew dan Kellerman dalam Munir (2012: 290) menyatakan bahwa, Video adalah media digital yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar dan memberikan ilusi, gambaran, serta fantasi pada gambar yang bergerak. Video juga bisa dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu.
Video merupakan satu dari berbagai jenis media pembelajaran. Saat ditinjau dari media penyampai pesannya, video termasuk media pembelajaran audio-visual atau media pembelajaran pandang-dengar. Dikatakan media pandang-dengar karena terdapat unsur dengar (audio) dan unsur visual (pandang) yang disajikan serentak. Munadi (2013: 113) menambahkan bahwa, Media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis: pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio-visual murni; dan kedua, media audio-visual tidak murni. Film,
12 televisi, dan video termasuk jenis yang pertama, sedangkan slide, opaque, OHP dan peralatan visual yang diberi suara termasuk jenis yang kedua.
Pada dasarnya, tujuan digunakannya multimedia dalam pembelajaran adalah untuk menarik minat belajar siswa, mempermudah guru dan siswa dalam proses pembelajaran, dan bermanfaat baik bagi siswa dan guru. Apabila ketiga tujuan ini tidak tercapai, maka diperlukan pertimbangan lebih untuk tetap menggunakannya sebagai multimedia pembelajaran. Ketiga tanggapan inilah yang akan penulis cari dari siswa sebagai pengguna multimedia.
Video merupakan medium yang sangat bermanfaat untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual, maupun berkelompok. Pada pembelajaran yang bersifat masal (mass instruction), manfaat kaset video sangat nyata. Kemp dalam Sukiman (2011: 188) menjelaskan bahwa, Video dapat menyajikan informasi, menggambarkan suatu proses, dan tepat mengajarkan keterampilan, menyingkat, dan mengembangkan waktu serta dapat mempengaruhi sikap. Hal ini dipengaruhi oleh ketertarikan minat, di mana tayangan yang ditampilkan oleh video dapat menarik gairah rangsang (stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam.
Salah satu tujuan digunakannya multimedia (secara khusus video) dalam pembelajaran adalah untuk mempermudah guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Riyana (2007: 6) menjelaskan bahwa, Pemanfaatan video pembelajaran digunakan sebagai bahan ajar bertujuan untuk: 1. Memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik maupun instruktur. 3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.
Pemanfaatan video pembelajaran dimaksudkan untuk menarik siswa saat
13 belajar. Saat video dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, harus ditampilkan kelebihan di dalamnya, sehingga dapat menambahkan ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam penggunaaan video sebagai media pembelajaran, ada beberapa kaidah yang harus dipenuhi. Riyana (2007: 8-11) menjelaskan bahwa, Karakteristik video pembelajaran yaitu: 1) Clarity of Massage (kejalasan pesan) Dengan video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga informasi akan tersimpan dalam memori jangka panjang dan bersifat retensi. 2) Stand Alone (berdiri sendiri). Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. 3) User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya). Media video menggunakan bahasa yang sederhana, umum, mudah dimengerti. Paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. 4) Representasi Isi Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sains dapat dibuat menjadi media video. 5) Visualisasi dengan media Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinggi. 6) Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi Tampilan video dibuat dengan teknologi rekayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech system komputer. 7) Dapat digunakan secara klasikal atau individual Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan dengan jumlah siswa maksimal 50 orang yang dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian dari narator.
Setiap multimedia pembelajaran memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Walaupun memiliki beberapa kekurangan, video pembelajaran memiliki banyak kelebihan. Munadi (2013: 127) memaparkan bahwa, Karakteristik video dari segi kelebihan-kelebihannya yaitu: 1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
14 2. 3. 4. 5. 6.
Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. Mengembangkan imajinasi peserta didik. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis. 7. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang. 8. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan. 9. Semua peserta baik yang pandai maupun yang kurang pandai mampu belajar dari video. 10. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar. 11. Dengan video, penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi.
Perlu ditekankan bahwa pemanfaatan multimedia pembelajaran harus dapat meningkatkan pengalaman belajar yang lebih konkrit. Tanpa tercapainya tujuan itu, maka perlu dikoreksi penyebab tidak maksimalnya penggunaan media pembelajaran. Untuk mencapai tujuan itu, maka guru harus memperhatikan beberapa aspek terlebih dahulu sebelum menggunakan video sebagai media pembelajaran. Munadi (2013: 127-128) menyatakan bahwa, Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: 1. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran. 3. Sesudah video ditunjukkan, perlu diadakan diskusi untuk melatih siswa memecahan masalah, membuat, dan menjawab pertanyaan. 4. Program video bisa diputar dua kali atau lebih, untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu. 5. Agar siswa tidak memandang video sebagai media hiburan, maka siswa perlu ditugaskan untuk memperhatkan bagian-bagian tertentu. 6. Sesudah itu dapat dites, berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari program video itu.
B. Hakikat Sains (IPA)
Berdasarkan sifatnya, ilmu pengetahuan (science) dibedakan menjadi social science (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam).
15 Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sering kita sebut sains adalah sebuah kajian ilmu yang lebih mempelajari alam sekitar. Dikatakan mempelajari ilmu sekitar, karena memang sesungguhnya sains didapatkan melalui pengamatan secara langsung terhadap alam maupun pengamatan terhadap sesuatu yang berkaitan dengan alam tersebut, tidak hanya menghafalkan kumpulan rumus, fakta, theorama, dan sebagainya. Viyanti (2012: 2) menyatakan bahwa, Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi juga sebuah proses penemuan. IPA merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan bercirikan objektif, metodik, sistematis, universal, dan tentatif. Pembelajaran IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Sementara itu, Carin dan Sund dalam Viyanti (2012: 2) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
Melengkapi pendapat Carin dan Sund, Benyamin dalam Toharudin, dkk. (2011: 28) mengartikan sains sebagai cara penyelidikan yang berusaha keras mendapatkan data hingga informasi tentang alam semesta dengan menggunakan metode pengamatan dan hipotesis yang telah teruji berdasarkan pengamatan.
Senada dengan Benyamin, Toharudin, dkk. (2011: 28) berpendapat bahwa sains merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami pengujian kebenarannya melalui metode ilmiah dan bahasan pokoknya adalah alam dan segala isinya.
16 Menanggapi beberapa pengertian sains, bisa dikatakan bahwa sains memiliki sifat dan karakteristik unik yang membedakannya dengan ilmu lainnya. Keunikan dari sains itu sendiri lebih kita kenal dengan hakikat sains. Beberapa hakikat utama dari sains yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat hakikat sains ini tidak bisa bisa dipisahkan, karena semuanya adalah satu kesatuan utuh yang harus ada agar pemahaman sains benar-benar mendalam. Dengan adanya hakikat proses dalam sains, peserta didik akan merasakan bagaimana proses yang dilakukan para ilmuan untuk menemukan suatu prinsip. Dengan adanya hakikat sikap dalam sains, peserta didik bisa merasakan bagaimana sikap yang harus dimiliki oleh ilmuan agar berhasil menemukan suatu penemuan. Dengan adanya hakikat aplikasi dalam sains, peserta didik dapat memahami ternyata “alat ini” menggunakan “prinsip itu”. Dan produk adalah hasil pemuan yang dilakukan oleh para ilmuan. Viyanti (2012: 3) memahamkan bahwa, IPA meliputi beberapa unsur utama, yaitu: 1. Sikap, yaitu rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended. 2. Proses, yaitu prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah yang meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. 3. Produk, yaitu berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. 4. Aplikasi, yaitu penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
IPA secara utuh terdiri dari IPA sebagai sikap, proses, produk, dan aplikasi. Pernyataan Viyanti ternyata sedikit berbeda dengan Toharudin, dkk. (2011: 28) yang menyatakan bahwa, Hakikat sains meliputi tiga unsur utama, yaitu: 1. Sikap; rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab-akibat yang menimbulkan masalah baru yang
17 dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Jadi, sains bersifat open ended. 2. Proses; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi yang meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. 3. Produk, yaitu berupa fakta, konsep, prinsip, teori, dan hukum. Aplikasinya berupa penerapan metode ilmiah dalam kehidupan seharihari.
C. Nilai Ketuhanan
Nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Nilai ketuhanan bermakna adanya pengakuan dan keyakinan terhadap adanya Tuhan. Adanya nilai ketuhanan pada seseorang, dapat menunjukkan identitasnya sebagai orang yang religius, bukan atheis.
Pendidikan berkarakter saat ini sedang marak digunakan di Indonesia. Dengan sistem ini, diharapkan melalui pendidikan formal akan dilahirkan anak-anak yang berkarakter dan berakhlak mulia. Dalam pendidikan berkarakter, akan ditanamkan nilai-nilai yang dibutuhkan dapat meningkatkan dan menggunakan pengetahuaannya, mengkaji, dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilainilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru di Indonesia. Tiga target di dalam kurikulum ini yaitu keahlian, pengetahuan, dan sikap akan dihubungkan dengan nilai-nilai ketuhanan. Munif dalam Faiz (Suara Merdeka, 17 Mei 2013) menjelaskan bahwa, Target kurikulum 2013 itu kan pertama anak itu punya keahlian, kedua anak punya pengetahuan, ketiga anak punya sikap yang baik kepada sesama, nah ketiga hal itu kemudian harus dihubungkan kepada Allah ta’ala, kalau itu benar bukan hanya tulisan tulisan teori tetapi mampu
18 diaplikasikan saya yakin pendidikan di Indonesia akan maju.
Dalam hubungan berbagi hal yang bersifat spiritual dengan perkembangan ilmu pengetahuan, Einstein dalam Anshari (1974: 45-46) menyatakan bahwa, Emosi yang paling indah dan mendalam yang dapat kita alami ialah kesadaran akan perkara-perkara yang sifatnya spiritual (mistik). Kesadaran itu merupakan kekuatan segala ilmu pengetahuan yang sejati. Orang yang tak kenal emosi itu, yang tidak lagi merasa kagum dan terpesona,karena rasa hormat yang mendalam, boleh dikatakan mati. Mengetahui apa yang bagi kita tak dapat dipahamkan itu sungguh ada dan menyadarkan diri sebagai kebijaksanaan yang setinggi-tingginya dan keindahan yang secemerlang-cemarlangnya yang kesanggupan kita yang tumpul itu hanya dapat memahaminya dalam bentuk-bentuknya yang paling sederhanapengalaman itu adalah pusat keagamaan sejati.
Berdasarkan beberapa pandangan di atas, jelaslah bahwa secara alamiah, agama dan ilmu pengetahuan berjalan berdampingan dan tidak ada pertentangan antara keduanya. Hal itu dikarenakan ilmu pengetahuan sejati adalah mengungkapkan kesadaran tentang kebenaran agama.
Pembelajaran bernuansa nilai ketuhanan membuat suasana proses pembelajaran diarahkan kepada peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT melalui pengembangan berfikir logis untuk menimbulkan kesadaran adanya sistem nilai dan moral pada setiap ajarnya.
Maman (2011: 12-13) menyatakan bahwa, Ketika kita menerima pandangan teoritis yang bernuansa ideologis dan kepercayaan, maka tidak ada cara lain kecuali melakukan koreksi, serta membangun teori-teori baru (adition) dari sudut pandang Hadhoroh Islam untuk menggantikan teori-teori konvensional yang mengandung etnosentrisme, budaya, kepercayaan dan agama tertentu. Setelah melakukan pemilahan kerangka berfikir, menjadi pola berfikir sains dan pola pikir rasional, maka rekonstruksi epistemologis dapat dilakukan melalui proses fiksasi, internalisasi, koreksi, substitusi, dan adisi.
19 Lebih jelasnya, strategi rekonstruksi epistemologis disajikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Strategi rekonstruksi epistemologis No 1
Rekonstruksi Epistemologi Fiksasi
2 Internalisasi 3 Koreksi 4 Substitusi 5 Adisi Sumber: Maman (2011: 13)
Hasil dari Pola Berfikir Sains
Rasional
+
-
+ +
+ + +
Ket.
Maman (2011: 13) menjelaskan bahwa, Fiksasi berarti menerima teori-teori yang dihasilkan melalui proses empiris-laboratoris yang bersifat objektif, faktual, dan replicable. Dalam waktu yang sama kita dapat dapat melakukan internalisasi nilai terhadap proses berfikir ilmiah dan produk ilmiah. Kita juga dapat melakukan adisi jika ditemukan teori baru dari proses kajian ilmiah. Sementara itu, bagi teori-teori yang merupakan produk kontemplatif dan bernuansa hadhoroh yang dibangun atas pola pikir rasional, maka kita dapat melakukan koreksi dan substitusi terhadap teori-teori lama yang dinilai sudah usang.
Demikianlah, sains tumbuh di atas landasan kesadaran ketuhanan, sehingga terdapat keterpaduan antara sains dengan agama dalam arti kata yang sesungguhnya. Dengan kesadaran ketuhanan, akan menyebabkan kegiatan sains dan teknologi yang bersifat profan menjadi aktivitas yang bernuansa religius.
D. Cinta Lingkungan
Usman dalam Siswanto (2008: 85) menyatakan bahwa, lingkungan hidup adalah lingkungan alam hayati, lingkungan alam non-hayati, lingkungan buatan, dan lingkungan sosial yang mempengaruhi keberlangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya. Lingkungan atau alam diciptakan
20 Allah SWT untuk manusia dalam rangka memenuhi hajat hidupnya.
Manusia menempati peran yang sangat penting dalam lingkungan. Namun tanpa disadari, manusia malah menjadikan alam sebagai mesin yang sempurna untuk diekploitasi sebesar-besarnya demi kesejahteraan hidup. Tidak ada etika, tidak ada kasih sayang terhadap sesama maupun alam. Kerusakan lingkungan alam tidak bisa dilepaskan dari perilaku manusia. Terbukti, bahwa sebagian besar bencana yang terjadi bukanlah karena faktor alam semata, tetapi karena ulah dan perilaku manusia sendiri, seperti banjir dan pencemaran lingkungan. Padahal dalam Al-Qur’an, Allah berfirman “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya…” (Surat Al A’raf: 56). Katsir (2006: 587-588) mengatakan bahwa firman Allah ini mengandung pengertian bahwa Allah melarang hambanya berbuat kerusakan di atas bumi dan berbuat apapun yang dapat merugikannya setelah adanya perbaikan. Karena sesungguhnya jika segala sesuatu berjalan di atas kebaikan, kemudian terjadi sebuah kerusakan maka akan menjadikan sebuah kerugian bagi manusia.
Perlakuan manusia terhadap lingkungannya dapat menunjukkan kecintaannya terhadap lingkungan. Lingkungan sebagai tempat tinggal manusia membutuhkan perhatian dan penanganan secara terpadu, baik dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, maupun pengembangannya. Kecintaan terhadap lingkungan dapat terlihat dari bagaimana seseorang melakukan pengelolaan tersebut secara terpadu dengan mempertimbangkan kesatuan ekosistem di dalam unsur-unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
21 Berbagai tugas dalam rangka melakukan pelestarian lingkungan merupakan tugas utama manusia. Sebagai manusia yang taat kepada Tuhannya, tentu manusia akan melakukan segala yang diperintahkan-Nya semaksimal yang bisa dia lakukan. Kecintaannya terhadap Tuhannya akan tercermin pada kecintaannya terhadap lingkungan. Sebagai khalifah yang benar, maka manusia akan melakukan tugas utamanya diciptakan, sembari menjaga lingkungan sebagai fasilitas yang telah Allah sediakan untuk menunjang kebutuhan hidupnya. Qadir dalam Siswanto (2008: 85) menambahkan bahwa, Tata lingkungan yang memberi manfaat besar bagi manusia terletak pada mekanisme kerja antara ekosistem dengan komunitas manusia. Jika mekanisme berjalan dengan baik, berarti manusia telah menempatkan diri pada posisi sebagai khalifah Allah di bumi. Lingkungan yang sehat memberikan peluang bagi kelangsungan hidup ekosistem secara menyeluruh, sebaliknya lingkungan yang tercemar tidak akan mampu menunjang kelangsungan hidup secara menyeluruh. Oleh karena itu menciptakan lingkungan hidup yang berdampak positif bagi kemakmuran dan kelangsungan hidup menjadi keharusan bagi manusia.
Yafie dalam Siswanto (2008: 86) menjelaskan bahwa manusia sebagai khalifah di bumi dituntut untuk memelihara dan mengembangkan kekayaan alam yang dianugerahkan Allah untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang sejahtera lahir dan batin. Shihab dalam Siswanto (2008: 86) menambahkan bahwa, Dengan demikian, tugas kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam. Interaksi itu bersifat harmonis sesuai dengan petunjuk-petunjuk Ilahi yang tertera dalam wahyu-Nya. Inilah prinsip pokok yang merupakan landasan interaksi antara sesama manusia dan lingkungan sekitarnya dan keharmonisan hubungan itu pulalah yang menjadi tujuan dari segala etika agama.
22 E. Perubahan di Sekitar Kita
Perubahan Fisika Perubahan fisika adalah perubahan zat yang bersifat sementara, seperti perubahan wujud, bentuk, maupun ukuran. Disebut sebagai perubahan sementara karena zat tersebut dapat kembali ke wujudnya semula bila zat tersebut diberi perlakuan sebaliknya.
Contoh dari perubahan fisika yaitu saat kita memanaskan es, maka es berubah menjadi air, selanjutnya jika dipanaskan maka air berubah menjadi uap air. Sebaliknya, jika air dibekukan akan kembali menjadi es. Contoh lain, jika besi dipanaskan sampai pada titik leburnya maka akan melebur, tetapi jika besi cair ini didinginkan, maka akan menjadi besi padat seperti semula.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.3 (a) Besi meleleh, (b) Es mencair, dan (c) Air menguap.
Contoh dari perubahan fisika meliputi semua perubahan wujud zat seperti membeku, meleleh, menguap, mengkristal, mengembun, dan menyublim. Berbagai perubahan wujud zat dapat dilihat pada Gambar 2.4.
23
Gambar 2.4 Perubahan wujud zat Sumber: http://arifkristanta.files.wordpress.com/
Perubahan bentuk atau ukuran juga termasuk dalam perubahan fisika, misalnya gandum yang digiling menjadi tepung terigu. Benang dipintal menjadi kain dan batang pohon dipotong-potong menjadi kayu balok, papan dan triplek. Terdapat beberapa ciri perubahan fisika, yaitu tidak terbentuk zat jenis baru, zat yang berubah dapat kembali ke bentuk semula, hanya diikuti perubahan yang bersifat fisika saja. Perubahan sifat fisika yang tampak adalah bentuk, ukuran, dan warna.
Ciri utama dari perubahan fisika yaitu perlunya perlakuan tertentu untuk merubah suatu zat ke bentuk yang lain. Perlunya perlakuan tersebut dapat mengingatkan kita kepada kekuasaan Allah SWT. Mari kita ingat beberapa ayat dalam Al Qur’an yang menunjukkan betapa mudahnya bagi Allah jika ingin mengembalikan sesuatu ke bentuk semula. “Dan mereka berkata: “Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?” (QS Al Isro’: 49)
24 ”Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia.” (QS Al Baqarah: 260)
Jika manusia perlu melakukan suatu perlakuan khusus agar suatu zat menjadi ke bentuk yang diinginkan, maka Allah SWT hanya perlu mengatakan kun (jadilah), maka jadilah ia. Ini menunjukkan betapa kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.
Perubahan Kimia Perubahan kimia adalah perubahan pada zat yang menghasilkan zat jenis baru. Pernahkah kamu membakar kertas? Apa yang dapat kamu lihat setelah kertas tersebut habis terbakar? Terdapat abu yang diperoleh akibat proses pembakaran. Kertas sebelum dibakar memiliki sifat yang berbeda dengan kertas sesudah dibakar.
Ciri-ciri perubahan kimia yaitu: a. Perubahan warna, contohnya gula yang dipanaskan menghasilkan karbon dan uap air. Gula yang berwarna putih berubah menjadi uap air dan karbon yang berwarna hitam. b. Perubahan suhu, contohnya larutan natrium hidroksida (NaOH) dicampur dengan larutan asam klorida (HCl) dalam tabung reaksi akan menghasilkan larutan natrium klorida (NaCl). Reaksi ini mengakibatkan dinding tabung terasa hangat. c. Pembentukan gas, contohnya kapur tulis dimasukkan ke dalam larutan asam klorida akan menghasilkan gas karbon dioksida. d. Pembentukan endapan, contohnya larutan perak nitrat (AgNO3) dicampur dengan larutan natrium klorida (NaCl) menghasilkan perak klorida (AgCl) dan
25 natrium nitrat (NaNO3), reaksi ini menghasilkan endapan putih perak klorida (AgCl).
Perubahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dapat terjadi melalui: 1. Pembakaran Pembakaran bahan bakar yang mengandung atom C dan H (hidrokarbon) yang meliputi bahan bakar fosil, kayu, dan alkohol dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pembakaran sempurna dan pembakaran tidak sempurna. 2. Pengaratan (korosi) Korosi terjadi jika besi atau logam bereaksi dengan oksigen di udara yang mengandung uap air. Hasil korosi besi disebut karat besi. 3. Pembusukan, merupakan reaksi kimia yang diakibatkan oleh mikroorganisme. Pada pembusukan, akan mengakibatkan menjadi berbau, menghasilkan gas dan lendir, serta merusak struktur makanan. Misalnya nasi menjadi basi, buah busuk. 4. Fermentasi, yaitu reaksi yang dibantu oleh mikroorganisme. Berbeda dengan pembusukan, proses fermentasi menghasilkan suatu zat yang berbeda dan tidak merusak struktur makanan, tetapi makanan yang difermentasi akan lebih lunak, lebih harum dan rasanya berbeda. Misalnya pembuatan tape, pembuatan yoghurt, pembuatan kecap, alkohol, keju, dan lain-lain. 5. Pemasakan. Pemasakan atau penggorengan makanan akan mengubah struktur dan menghasilkan suatu zat baru. Misalnya telur yang digoreng. 6. Fotosintesis, yaitu reaksi pembentukan senyawa yang berlangsung pada tumbuhan hijau.
26 7. Pengenziman, yaitu proses yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup. Misalnya cabai hijau menjadi cabai merah, amilum menjadi glukosa.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 2.5 (a) Pembakaran kayu, (b) Terbentunya endapan dari reaksi Perak Nitrat dengan Natrium Klorida, (c) Besi berkarat, dan (d) Tapai ubi hasil fermentasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita temukan hal-hal yang menunjukkan kebesaran Allah SWT karena tidak terjadinya perubahan kimia yang seharusnya terjadi. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah tidak terjadinya pembusukan pada jasad Fir’aun (Ramses II). Jasad Fir’aun ditemukan pada tahun 1898 M dengan kondisi tidak membusuk. Berdasarkan penelitian Prof. Maurice Bucaille, Fir’aun meninggal di laut. Hal ini terlihat dari adanya garam di kulit Fir’aun. Namun, yang mengherankan baginya adalah bagaimana mungkin jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad mumi yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut. Dalam laporan akhirnya, Prof. Maurice Bucaille menyatakan bahwa penyelamatan mayat Fir’aun dari laut dan pengawetannya adalah kuasa Allah SWT sesuai dengan yang terdapat di dalam Taurat, Injil, dan Al Qur'an. Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Maka pada hari ini, Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS. Yunus: 92)
27 Beberapa Pencemaran Akibat Adanya Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia Berbagai kemanfaatan dari industri, transportasi, ataupun yang lainnya yang terjadi melalui perubahan fisika maupun perubahan kimia tidak selamanya berdampak baik. Banyak hal yang bermanfaat, namun karena sikap tidak memperhatikan lingkungan, mengakibatkan rusaknya lingkungan. Salah satu dampaknya adalah pencemaran, baik pencemaran udara maupun pencemaran air.
Berbagai pabrik juga tak lepas dari masalah semacam ini. Pabrik melakukan produksi berupa perubahan kimia dan perubahan fisika. Dalam produksinya, pabrik menghasilkan berbagai limbah yang berbahaya. Misalnya, adanya gas buangan dengan jumlah besar, ada juga yang menghasilkan limbah yang langsung dibuang ke badan air. Akibatnya, tercemarlah udara dan air. Sebenarnya, hal ini bisa diminimalisir jika berbagai pabrik tersebut peduli terhadap lingkungan. Misalnya dengan menanam banyak pohon yang dapat merubah karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen. Selain itu, juga perlu dilakukan berbagai pengolahan kembali limbah-limbah pabrik sebelum dibuang ke badan air. Dengan demikian, akan menunjukkan kecintaan kita terhadap lingkungan.
Udara dikatakan tercemar apabila terdapat unsur-unsur yang mengotori udara. Pencemaran udara disebabkan oleh gas buangan, baik dari gas buang kendaraan, gas buang industri, dan lain-lain. Beberapa contoh gas buangan misalnya, CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC dari pendingin ruangan dan kulkas, CO, dan asap rokok. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain: a. Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan.
28 b. Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi/karat pada logam, dan memudarnya warna cat. c. Terganggunya pertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam (efek hujan asam). d. Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub.
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna. Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan menjadi limbah pertanian, limbah rumah tangga, dan limbah industri. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain: a. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen. b. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi) yang dapat berakibat kurang oksigen di perairan. Hal ini dapat membunuh biota perairan dan terjadinya pendangkalan dasar perairan. c. Menjalarnya wabah penyakit karena air yang kotor menjadi sumber penyakit, diantaranya muntahber.
Dampak Terbesar Adanya Pencemaran Lingkungan Salah satu dampak dari pencemaran lingkungan yang kini sedang jadi bahan
29 pembicaraan publik adalah pemanasan global atau global warming. Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun terakhir.
Meningkatnya suhu global menyebabkan perubahan-perubahan lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas cuaca ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari atmosfer, misal hujan, salju). Akibat pemanasan global lainnya yaitu terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Ketika energi mengenai permukaan bumi, energi berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini memantul sebagai radiasi inframerah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian lagi tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi. Akibatnya, panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal ini terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbeda-beda. Metana menghasilkan efek pemanasan 23
30 kali dari karbon dioksida. Nitrogen Oksida menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari karbon dioksida. Gas-gas lain, seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari karbon dioksida.
Gambar 2.6 Mekanisme terjadinya pemanasan global