Tinjauan Hukum Terkait Penerapan Doktrin Insurable Risk Terhadap Asuransi Hole-in-one Prisi Khairani Arief dan Brian Amy Prastyo Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok 16424, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Dalam artikel ini dibahas tentang penerapan doktrin asuransi yaitu doktrin Insurable Risk dalam produk asuransi hole-in-one. Dengan berkembangnya teknologi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, terjadi peningkatan terhadap risiko-risiko yang sebelumnya tidak diasuransikan seperti halnya dalam asuransi hole-inone yang sebelumnya hanya dikenal dalam kalangan pemain golf. Risiko dalam asuransi hole-in-one ini adalah risiko yang dianggap sebagai Speculative Risk berdasarkan hasil yang mungkin akan terjadi dimana terdapat keuntungan dan kerugian. Namun, dalam asuransi hole-in-one risiko ini dapat diasuransikan. Oleh Karena itu, risiko hole-in-one adalah risiko murni karena dapat diasuransikan yang mengarah terhadap risiko spekulatif di sisi lain.
Legal Review on the Practice of Insurable Risk Doctrine on the Hole-in-one Insurance Abstract With the economical growth and the technological development that has been happening in Indonesia, this will affect the Insurance world since there will be more risks to be insured. Hole-in-one Insurance is an insurance that covers risks that can be characterized as a speculative risk. The Risk that is covered by hole-inone insurance is an event of an accidental hole-in-one in a golf tournament. So this risk has an element of profit in it. But, since there are so many insurance companies that cover this risk, hole-in-one is a type of pure risk that on the other hand is a speculative risk. Keywords: Insurance, Risk, Insurable Risk, Hole-in-one, Golf
Pendahuluan Terjadinya perkembangan dan pertumbuhan peradaban manusia sehingga, hal ini mendorong munculnya aneka kegiatan perekonomian yang tidak luput dari risiko. Perkembangan peradaban manusia ini, apabila ditelusuri meliputi perkembangan industrial yang meningkatkan kebutuhan manusia akan hak yang bersifat ekonomis. Perlindungan terhadap hak ekonomis ini didasarkan dengan insting menusia untuk bertahan hidup, hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Agus Prawoto, S.H., M.A., bahwa manusia sudah berusaha keras
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
untuk mendapatkan pengamanan sejak mereka itu ada.1 Mengingat KUHD yang disusun sejak zaman colonial belanda, dalam prakteknya berdasarkan kebutuhan manusia yang semakin meningkat serta pertumbuhan ekonomi yang tidak dapat dielakan lagi, semakin tinggi kesadaran akan ancaman bahaya terhadap hak miliknya atau jiwa raganya, sehingga semakin berkembang pula usaha asuransi di Indonesia.2 Perkembangan usaha asuransi ini dapat dilihat berdasarkan munculnya banyak inovasi produk- produk asuransi yang baru. Inovasi asuransi baru ini berdasarkan risiko yang sebagaimana memenuhi karakteristik dalam Doktrin Insurable Risk, sehingga tidak seluruh jenis risiko dapat diasuransikan. Asuransi Hole-in-one sebagai suatu produk asuransi yang relative baru ini mulai dikenal di Indonesia dan dimanfaatkan dalam hal turnamen olahraga golf berlangsung. Namun pandangan masyarakat umum terhadap jenis risiko yang ditanggung dalam asuransi ini merupakan jenis speculative risk, dimana jenis risiko ini seharusnya tidak dapat diasuransikan. Sehingga muncullah permasalahan-permasalahan mengenai perbedaan antara Insurable Risk dan Uninsurable Risk, serta mengenai hole-in-one
sebagai suatu insurable risk. Berdasarkan permasalahan-
permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk untuk memahami dan memberikan gambaran mengenai doktrin Insurable Risk dalam Asuransi Hole In One yang ditinjau berdasarkan teori- teori serta pengaturan yang diterapkan dalam pengaturan hukum asuransi di Indonesia.
Tinjauan Teoritis Dalam penulisan ini, penulis memberikan definisi dan pengertian terhadap istilahistilah yang digunakan sebagai berikut: 1.
Asuransi adalah pejanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang 1
Agus Prawoto, Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi Berdasarkan Risk Base Capital (RBC): Guideline untuk membeli polis asuransi yang tepat dari perusahaan asuransi yang benar edisi 2 cet. 1, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2003 ), hlm. 1. 2
Abdulkadir Muhammad, Pokok- Pokok Hukum Pertanggungan, (Bandung: Penerbit Alumni, 1978),
hlm. 33.
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.3 2.
Obyek Asuransi adalah, jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, benda dan jasa, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, dan atau berkurang nilainya.4
3.
Usaha Perasuransian adalah segala usaha menyangkut jasa pertangtungan atau pengelolaan risiko, pertanggungan ulang risiko, pemasaran dan distribusi produk asuransi atau produk asuransi syariah, konsultasi dan keperantaraan asuransi, asuransi syariah, reasuransi, atau reasuransi syariah, atau penilaian kerugian asuransi atau asuransi syariah.5
4.
Usaha Asuransi Umum adalah usaha jasa pertanggungan risiko yang memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.6
5.
Usaha Penilai Kerugian Asuransi adalah usaha jasa penilaian klaim dan/ atau jasa konsultasi atas Objek Asuransi.7
6.
Premi adalah sejumlah uang yang ditetapkan oleh penanggung dan disetujui oleh pemegang polis/ tertanggung untuk dibayarkan berdasarkan kontrak asuransi, atau sejumlah uang yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mendasari program asuransi wajib, untuk memperoleh manfaat pertanggungan.8
7.
Perusahaan Asuransi adalah perusahaan asuransi umum dan perusahaan asuransi jiwa.9
8.
Perusahaan perasuransian adalah Perusahaan Asuransi, perusahaan resuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi syariah, perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi, dan perusahaan penialai kerugian asuransi.10 3
Indonesia, Undang-Undang Perasuransian, UU No. 40 Tahun 2014, LN No. 337 Tahun 2014, TLN No. 5618, Ps. 1 angka (1) 4
Ibid, Ps. 1 angka (25)
5
Ibid,. Ps. 1 angka (4)
6
Ibid., Ps. 1 angka (5)
7
Ibid., Ps. 1 angka (13)
8
Ibid., Ps. 1 angka (29)
9
Ibid., Ps. 1 angka (15)
10
Ibid., Ps. 1 angka (14)
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
9.
Pihak adalah orang atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum ataupun yang tidak berbentuk badan hukum.11
10. Tertanggung atau terjamin, verzekerde, insured, adalah manusia dan badan hukum, sebagai pihak yang berhak dan berkewajiban, dalam perjanjian asuransi dengan membayar premi.12 11. Penanggung, verzekeraar, asuradur, penjamin ialah mereka yang dengan mendapat premi, berjanji akan mengganti kerugian atau membayar sejumlah uang yang telah disetujui, jika terjadi peritiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya, yang mengakibatkan kerugian bagi tertanggung.13 12. Golf adalah cabang olahraga yang menggunakan bola kecil untuk dipukul dengan tongkat pemukul ke dalam tiap-tiap rentetan liang-liang (9 atau 18 liang berturutturut)14 13. Hole-in-One adalah bola langsung masuk ke dalam hole pada green yang telah ditentukan dan memenuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh Persatuan Golf Indonesia, hanya dalam 1 kali pukul.15 14. Penyelenggara adalah orang atau badan yang menyelenggarakan turnamen pertandingan golf untuk suatu event / keperluan tertentu yang mendapat izin dari pihak yang berwenang.16 15. Peserta adalah semua peserta / pemain golf yang namanya tercantum dalam daftar peserta turnamen / pertandingan yang dilakukan oleh Penyelenggara.17
Metode Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan merupakan bentuk penelitian hukum KepustakaanNormatif yaitu penelitian yang dengan maksud menelaah norma hukum tertulis dan studi 11
Ibid., Ps. 1 angka (17)
12
H. Maschudi dan Moch. Chidir Ali, Hukum Asuransi, (Bandung: Penerbit Mandar Maju, 1995), hlm.
13
Ibid., hlm 8
14
http://kbbi.web.id/golf. Diakses pada 29 Agustus 2014
4.
15
“Insurance Product: HIO (Kategori: General Insurance)”, http://www.laren-insurance.co.id/brokerinsurance/produk-96-h-i-o.html. Diakses pada 26 Agustus 2014 16
Ibid
17
Ibid
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
dokumen. Penelitian hukum sendiri memiliki definisi sebagai suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. 18 Metode ini bertujuan untuk mengonsepsikan hukum sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan atau mengkonsepsikan hukum sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.19 Jenis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini menggunakan jenis data sekunder dimana data tersebut diperoleh langsung melalui penelusuran kepustakaan atau dokumentasi. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan data yang akan digunakan merupakan hasil wawancara dengan beberapa narasumber. Macam bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini antara lain ialah bahan hukum primer yang meliputi peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, dan konvensi; bahan hukum sekunder yang meliputi Rancangan Undang-undang, laporan penelitian, makalah, dan buku; dan bahan hukum tersier yang meliputi kamus, bibliografi, buku tahunan, buku petunjuk, dan indeks. Alat pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini dilakukan dengan studi dokumen yang lazimnya digunakan dalam penelitian kepustakaan. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan wawancara untuk memperoleh data primer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Dimana penelitian ini menggunakan data yang bersifat deskriptif. Yaitu berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk foto, dokumen, artefak dan catatan-catatan lapangan pada saat penelitian dilakukan, rekaman dan kombinasinya.
Pembahasan Asuransi Hole-in-one sebagai suatu asuransi yang menanggung kerugian atas terjadinya peristiwa hole-in-one yang dilakukan oleh peserta turnamen golf memiliki risiko yang dianggap risiko spekulatif namun, suatu risiko agar dapat diasuransikan dalam asuransi
18
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI-Press, 2010), hlm. 43.
19
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 163.
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
di Indonesia harus memenuhi karakteristik- karatkteristik Insurable Risk, sehingga harus memenuhi unsur- unsurnya sebagai berikut:20
1. Risiko yang Pasti dan Dapat Dihitung Secara Finansial
Risiko yang pasti ini adalah risiko risiko yang dapat diidentifikasi secara eksplisit dimana kerugian yang disebabkan oleh risiko ini adalah suatu hal yang menyebabkan kerugian terhadap pemegang polis. Dalam asuransi hole-in-one ini, pemegang polis adalah pihak penyelenggara. 21 Oleh karena itu, kerugian yang akan terjadi harus sehubungan dengan kepentingan penyelenggara turnamen golf dimana dalam asuransi ini, dengan terjadinya peristiwa hole-in-one
penyelenggara akan mengalami kerugian dan kerugian tersebut
merupakan bagian dari kepentingan si penyelenggara. 22 Dapat dihitung secara finansial ini merupakan unsur yang penting mengingat asuransi merupakan lembaga pertanggungan, pasti ada ganti rugi terhadap kerugian yang diderita oleh Tertanggung. Hal ini juga didukung dengan adanya prinsip asuransi yang disebut prinsip indemnitas dimana besarnya nilai ganti rugi adalah seimbang dengan kerugian yang diderita oleh Tertanggung yang disebabkan oleh risiko sebagaimana diperjanjikan dalam polis. Sehingga untuk mengetahui besar ganti rugi tersebut, kerugian yang dialami haruslah kerugian yang materil dan dapat dihitung dengan uang. Dalam asuransi hole in-one ini, risiko yang diasuransikan adalah risiko yang merugikan pihak tertanggung atau pihak penyelenggara. Kerugian ini disebabkan hadiah terhadap peserta yang berhasil melakukan hole-in-one. Hadiah- hadiah ini merupakan hadiah yang dapat dinilai dengan uang oleh karena itu dalam hal objek pertanggungan dalam asuransi ini memenuhi unsur objek pertanggungan dalam insurable risk serta merupakan risiko yang dapat menimbulkan kerugian yang pasti diderita oleh pihak tertanggung apabila terjadi peristiwa hole-in-one tersebut.
2 . Adanya Homogen Exposure 20
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, Buku Panduan Agen Asuransi Umum ed. 2, (Jakarta: Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia, 2008), hlm. 61. 21
Florida Insurance Licensing Association- American Sfety Council, Inc., “Basic Principles of Life and Helath Insurance and the Insurance Industry” http://course.uceusa.com/Courses/content/405/page_23.html , diunduh 3 Desember 2014. 22
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi umum Indonesia, pada tanggal 19 Desember 2014
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
Homogen Exposure yaitu sejumlah risiko- risiko serupa lainnya yang sama (homogen) sebelum salah satu dari risiko- risiko itu dapat diasuransikan.Sehingga dalam hal ini, risiko yang diasuransikan merupakan risiko yang dapat terjadi juga dalam kehidupan bermasyarakat luas. Hal ini merupakan salah satu langkah penanggung dalam menentukan patokan pertanggungan yang dapat diasuransikan.23 Hal ini juga dikaitkan dengan doktrin “the law of large Number” dimana apabila suatu dana suransi hanya terkumpul dari kontribusi pihak yang relative sedikit maka kontribusi secara individual atau perpihak akan menghasilkan suatu angka yang sangat besaruntuk dapat diterima sebagai suatu pertanggungan.24 Mengingat produk asuransi hole-in-one ini di Indonesia merupakan produk bawaan dan bukanlah produk asli, oleh karena itu, asuransi hole-in-one ini sudah pasti berdasarkan patokan atau acuan yang sudah pernah terjadi sebelumnya diluar Indonesia seperti di Amerika sebagai negara pencetus asuransi ini.
3. Merupakan Risiko Murni (Pure Risk)
Dalam hal ini, suatu risiko murni merupakan ketidakpastian bahwa kerugian itu akan timbul. Kalau ketidakpastian itu terjadi, maka yang ada hanya kerugian. 25 Sehingga menurut pandangan orang umum, peristiwa hole-in-one merupakan suatu hal yang sangat terkait dengan perjudian mengingat adanya kemungkinan untuk merugi maupun kemungkinan untuk beruntung. Oleh karena itu seharusnya hole- in-one bukanlah merupakan sesuatu yang dapat diasuransikan. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan dari perusahaan asuransi untuk menutup asuransi hole-in-one. Hal ini disebabkan, adanya sudut pandang yang berbeda dengan persepsi orang pada umumnya, dimana risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi ini hanya akan menimbulkan kerugian terhadap pihak penyelenggara.26 Sebagai pihak penyelenggara, tertanggung akan mengalami kerugian apabila terjadi peristiwa hole-in-one
dalam turnamen yang diselenggarakannya. Hal ini dikarenakan
23
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, Op. Cit., hlm. 62
24
D. S. Hansell, Elements of Insurance, (Great Britain: Macdonalds & Evans, Ltd., 1985) hlm. 9
25
Frans Wijono: Workshop khusus bagi pegawai Direktorat Asuransi Departemen Keuangan pada bulan Februari 1994 di Dep. Keuangan. 26
Hasil wawancara dengan Drs. Sidney Arief Samad MM, Anggota Paguyuban Golf Insan Cita (PGIC) dan Ketua Kepanitiaan Piala Jusuf Kalla 2014, pada tanggal 4 Desember 2014
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
kewajiban tertanggung untuk memberikan hadiah yang telah diperjanjikan terhadap peserta yang berhasil tersebut. Oleh karena itu, sejumlah uang yang digunakan untuk menebus hadiah- hadiah tersebut merupakan kerugian yang nyata bagi pihak penyelenggara. Selain itu, apabila tidak terjadi peristiwa hole-in-one dalam turnamen yang diselenggarakan, maka penyelenggara tidak perlu menderita kerugian untuk membayar hadiah melainkan, tidak terjadinya keuntungan terhadap pihak penyelenggara sebagaimana keuntungan yang dimaksudkan dalam risiko spekulatif.
4. Risiko Khusus (Particular Risk)
Berdasarkan pengertiannya sebagaimana dijelaskan dalam buku Agus Prawoto, “particular risk merupakan Suatu risiko disebut sebagai risiko khusus apabila asalnya adalah dari individu dan impaknya kecil.“27 Sehingga dengan arti lain, risiko ini bukanlah merupakan risiko yang massive yang dapat merugikan masyarakat luas sepertihalnya risiko fundamental. Hal ini terkait dengan jumlah kompensasi yang dapat disanggupi oleh penanggung, dimana dalam risiko fundamental adalah merupakan suatu bencana besar tidak dapat ditanggung oleh penanggung atau dalam hal ini perusahaan asuransi. Pada asuransi hole-in-one ini, risiko yang diderita oleh penyelenggara sebagai pihak tertanggung hanya ber-impact kepada si tertanggung sendiri. Sehingga bukanlah masyarakat luas sebagaimana dalam risiko fundamental. Penyelenggara merupakan satu- satunya pihak yang mengalami kerugian akibat dari risiko terjadinya hole-in-one ini. Sebab, dalam turnamen golf, hadiah hole-in-one
yang dijanjikan merupakan hadiah yang berasal dari modal
penyelenggaraan turnamen yang merupakan dana berasal dari penyelenggara, baik penyelenggara yang berupa badan hukum maupun perseorangan.
5. Kejadian Alami yang Tidak Disengaja
Kejadian alami yang tidak disengaja merupakan unsur dalam insurable risk yang juga merupakan inti dari asuransi sebagai lembaga pertanggungan itu sendiri. Berdasarkan pengertian asuransi ini sendiri dalam pengaturan pengaturan yang sebagaimana diatur dalam pasal 246 Kitab Undang- Undang Hukum Dagang dan Undang- Undang Perasuransian No. 40 tahun 2014. 27
Agus Prawoto, Op. Cit., hlm. 14
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
Dalam kedua definisi asuransi tersebut dapat diketahui bahwa suatu pertanggungan adalah perjanjian antara penanggung dan tertanggung yang menjadi dasar dari pembayaran premi oleh tertanggung dengan diikuti penggantian kerugian yang diderita oleh tertanggung dalam hal terjadi suatu peristiwa yang tidak pasti. Menurut unsur- unsur dalam pengertianpengertian asuransi tersebut terdapat unsur peristiwa yang tidak pasti. Peristiwa yang tidak pasti ini merupakan kerugian – kerugian yang dapat menimpa tertanggung namun peluang untuk terjadinya krugian ini tidaklah pasti waktu terjadinya maupun terjadinya secara praktik. Asuransi hole-in one dalam hal ini merupakan asuransi terhadap kemungkinan terjadinya kerugian yang tidak pasti dimana berdasarkan presentasi nilai terjadinya hole in one dalam suatu turnamen golf berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh majalah golf digest adalah sebesar 12500 dibanding 1. Sehingga melihat kemungkinan terjadinya hole in one ini, maka peristiwa hole in one merupakan suatu peristiwa yang tidak disengaja dan tidak pasti terjadi dalam suatu turnamen golf.
6. Adanya Insurable Interest.
Berdasarkan definisinya, Insurable Interest adalah suatu kepentingan finansial yang dapat dipertanggungkan. 28 berdasarkan pasal 250 KUHD, maka untuk terjadinya suatu perjanjian asuransi yang sah sehingga dapat diganti rugikan oleh penanggung, diperlukan adanya hubungan kepentingan diantara tertanggung dengan barang yuang dipertanggungkan. Dengan dilanggarnya pasal ini, maka penanggung tidak memiliki kewajiban untuk mengganti rugi. Adanya prinsip ini bertujuan untuk mencegah orang mencari keuntungan dengan perjanjian asuransi dan untuk mencegah meluasnya Morale Hazard.29 Masalah kepentingan dalam asuransi Hole-in-one maka kepentingan tersebut berada dalam pihak penyelenggara, dimana dalam asuransi ini penyelenggara mempersiapkan hadiah- hadiah hole-in-one sehingga pihak penyelenggara merasakan adanya risiko kerugian yang akan dialaminya apabila peritiwa hole-in-one tersebut berhasil dilakukan. Berdasarkan 3 (tiga) hal yang dapat didipertanggungkan (obyek asuransi) yang sebagaimana telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, maka asuransi hole-in-one ini merupakan asuransi yang memiliki objek pertanggungan berupa hak milik atas benda.
28
Kornelius Simanjuntak, Brian Amy Prastyo dan Myra R.B. Setiawan, Hukum Asuransi, (Depok: Djokosoetono Research Center FHUI, 2011) hlm. 25 29
Ibid. hlm. 28
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
Dimana benda dalam hal ini merupakan harta kekayaan penyelenggara yang berkurang akibat pemberian hadiah- hadiah hole-in-one tersebut. a. Risiko pribadi, yaitu kehidupan dan kesehatan. b.
Hak milik atas benda
c. Tanggung jawab atau kewajiban yang harus dipikul seseorang. Asuransi hole-in-one merupakan asuransi yang mempertanggungkan tanggung jawab atau kewajiban 30 yang dipikul oleh pihak tertanggung yaitu penyelenggara turnamen golf. Dimana asuransi ini melindungi harta sebagai objek perlindungannya.
7. Risiko Tidak Bertentangan dengan Ketertiban Umum.
Dalam hal penafsiran akan ketertiban umum di Indonesia pada saat ini masihlah tidak pasti. Oleh sebab itu menurut para praktisi hukum, mengukur ketertiban umum dalam hal ini dapat dilakukan dengan berdasarkan rujukan Peraturan perundang- undangan maupun Yurisprudensi atau pertimbangan hakim. 31 Berdasarkan penafsiran tersebut maka dapat diketahui bahwa dalam karakteristik Insurable risk ini, risiko yang dimaksud agar dapat diasuransikan bukanlah merupakan risiko yang bertentangan dengan norma dan aturan dalam masyarakat yang dalam hal ini tertuang dalam peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi atau keputusan- keputusan hakim. Apabila dikaitkan dengan ini, risiko dalam asuransi hole-in-one ini maka tidak boleh menentang ketertiban umum. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya mengenai penafsiran akan ketertiban umum ini, maka risiko ini tidak boleh menentang pengaturan dalam UndangUndang, mapun peraturan peraturan turunan lainnya. Risiko dalam asuransi hole-in-one ini merupakan kerugian yang terjadi akibat pemberian hadiah atas keberhasilan peserta turnamen golf dalam melakukan pukulan Hole-inOne sesuai dengan lubang yg telah ditetapkan dalam polis asuransi. Sehingga dalam asuransi ini, risikonya adalah pukulan hole-in-one yang berhasil dilakukan oleh peserta turnamen. Apabila dikaitan dengan peraturan perundang- undangan di Indonesia, risiko sejenis ini tidak dapat ditemukan sebagai suatu pelanggaran atas ketertiban umum, hal ini juga didukung
30
Berdasarkan Wawancara dengan Bpk. Andhi Hergiyanto, Bagian Teknik dan Hukum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia pada tanggal 19 Desember 2014 31
Hukum Online, “Definisi Ketertiban umum Masih Simpang Siur” http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol998/definisi-ketertiban-umum-masih-simpang-siur, diunduh, 15 Desember 2014
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
dengan adanya pengaturan- pengaturan yang menjadi dasar dari asuransi sendiri sepanjang penerapan asuransi ini sesuai dan patuh terhadap peraturan perudangan yang ada. Risiko dalam asuransi Hole-in-one ini merupakan suatu risiko yang dapat diasuransikan apabila, factor- factor Uninsurable risk sebagaimana akan dijelaskan selanjutnya sebagai berikut:
1. Kerugian tidak dapat dihitung secara finansial (cannot be estimated and calculated)
Dalam hal ini, suatu risiko dianggap uninsurable atau tidak dapat diasuransikan apabila memenuhi faktor ini. Hal ini mengingat asuransi merupakan lembaga pertanggungan, pasti ada ganti rugi terhadap kerugian yang diderita oleh Tertanggung. Sehingga untuk mengetahui besar ganti rugi tersebut, kerugian yang dialami haruslah kerugian yang materil dan dapat dihitung dengan uang. Apabila dalam hal suatu risiko tidak dapat dihitung secara finansial maka esensi asuransi sebagai suatu lembaga pertanggungan yang mengganti kerugian yang diderita tertanggung akan hilang, sebab kerugian tersebut tidak dapat diperkirakan jumlahnya scara materiil.
2. Merupakan Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
Suatu risiko dapat terdiri dari risiko spekulatif dan risiko murni. Dalam hal ini, risiko hole-in-one pada umumnya dapat diketahui sebagai suatu risiko spekulatif mengingat adanya keuntungan yang mungkin didapatkan dengan terjadinya peristiwa hole-in-one yang sangat jarang terjadi tersebut. Hal ini juga berdasarkan terpenuhinya nsur- unsur risiko spekulatif yang meliputi: - Kemungkinan timbulnya kerugian (loss) - Kemungkinan ada keuntungan (gain) Kemungkinan untuk timbulnya kerugian ini adalah ketika, tidak terjadinya hole-in-one sebagaimana yang diharapkan sehingga, peserta kehilangan kesempatan untuk memperoleh hadiah- hadiah hole-in-one yang telah dijanjikan. Dimana keuntungan yang dapat diperoleh adalah dengan terjadinya peristiwa hole-in-one pada hole- hole tertentu, akan ada suatu hadiah yang diperoleh oleh peserta. Namun, penjelasan ini merupakan penjelasan yang berdasarkan sudut pandang masyarakat umum sebagai seorang peserta turnamen golf. Mengingat subjek asuransi yang
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
meliputi penanggung dan tertanggung sebagaimana diajelaskan dalam bab sebelumnya, maka dalam hal ini asuransi hole-in-one berdasarkan sudut pandang penanggung yang merupakan penyelenggara turnamen merupakan risiko yang dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi umum. Hal ini berdasarkan nyatanya dewasa ini banyak ditemui produk- produk asuransi hole-in-one dalam kehidupan sehari- hari, dan tidak jarang perusahaan asuransi umum di Indonesia menawarkan jenis produk suransi ini. Oleh karena itu, risiko ini merupakan risiko yang diasuransikan namun mengarah kepada risiko spekulatif melihat sifatnya yang dapat menimbulkan keuntungan terhadap peserta turnamen golf.32 Selain itu, risiko ini juga dapat dipandang sebagai suatu risiko murni apabila berdasarkan sudut pandang penyelenggara turnamen golf.
3. Akibat Tindakan yang disengaja (Incurred due to own deliberate actions)
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, asuransi merupakan lembaga pertanggungan yang menanggung kerugian tertanggung akibat dari kejadian yang tidak pasti. Hal ini juga diatur dalam peraturan menganai asuransi ini sendiri baik dalam KUHD maupun UndangUndang No. 40 tahun 2014. Dimana dalam definisi asuransi diketahui bahwa asuansi merupakan lembaga pertanggungan atas kerugian tertanggung akibat peristiwa yang tidak tentu dan tidak pasti. Oleh sebab itu, apabila suatu peritiwa disengaja maka perisitiwa itu dianggap pasti membawa kerugian sehingga, dalam hal ini asuransi tidak dapat mengasuransikan risiko tersebut. Dalam hal ini, kesengajaan yang dimaksud berada pada pihak tertanggung, sehingga dalam asuransi holeinone hal ini tidak terpenuhi sebab, yang melakukan usaha untuk memukul bola agar berhasil hole-in-one adalah peserta turnamen sehingga, peserta turnamen dianggap sebagai peril.
4. Risiko Fundamental (Fundamental Risk)
Dalam risiko ini, risiko yang dimaksudkan merupakan suatu risiko yang dapat berupa bencana yang sangat besar (catastrophe) baik yang terjadi karena alam maupun manusia. Contohnya dalam hal ini ialah perang, gempa bumi, tsunami atau hal- hal lainnya yang sangat 32
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi umum Indonesia, pada tanggal 19 Desember 2014
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
besar dampaknya. Melihat dampak yang disebabkan oleh risiko ini sangatlah massive maka secara umum risiko ini tidak dapat diasuransikan. Hal ini biasanya dianggap sebagai suatu masalah masyarakat luas sehingga hanya dapat ditanggulangi oleh level pemerintah maupun internasional.33 Pada asuransi hole-in-one ini, risiko yang diderita oleh penyelenggara sebagai pihak tertanggung hanya ber-impact kepada si tertanggung sendiri. Sehingga bukanlah masyarakat luas sebagaimana dalam risiko fundamental. Penyelenggara merupakan satu- satunya pihak yang mengalami kerugian akibat dari risiko terjadinya hole-in-one ini.
Kesimpulan 1. Perbedaan antara Insurable Risk dan Uninsurable Risk terletak pada karakteristik dan pemenuhan dari karakteristik tersebut, dimana dalam hal insurable risk, seluruh karakteristik yang ada harus terpenuhi agar risiko tersebut adapat diasuransikan. Sedangkan dalam uninsurable risk, risiko hanya perlu memenuhi satu factor sehingga risiko tersebut tidak dapat diasuransikan. 2. Perbedaan antara Asuransi dengan Perjudian adalah jenis risiko, dimana dalam asuransi risiko yang ditanggung merupakan risiko murni yang hanya mengakibatkan kerugian sedangkan dalam perjudian risiko yang terjadi merupakan risiko yan spekulatif dimana akibatnya meliputi keuntungan dan kerugian. Dalam Persetujuan atau perjanjian asuransi akan melahirkan suatu akibat hukum, sedangkan undangundang tidak memberikan suatu tuntutan hukum terhadap utang yang terjadi karena perjudian dan pertaruhan. Selain itu, dalam hal perjudian dan pertaruhan, maka hanya akan melahirkan perikatan alam (natuurlijke verbintenis) sedangkan persetujuan asuransi melahirkan perikatan perdata (civille verbintenis). 3. Bahwa Berdasarkan karakteristik Insurable Risk sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya yang meliputi: a. Risiko harus menimbulkan suatu kerugian yang dapat diukur dengan uang b. Adanya Homogen Exposure atau sejumlah besar risiko- risiko yang sama, sebelum salah satu risiko tersebut dapat diasuransikan. c. Bentuk dari risiko tersebut haruslah risiko murni (pure risk)
33
D. S. Hansell, Op. Cit., hlm. 2
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
d. Risiko Khusus (Particular Risk) pada umumnya dapat diasuransikan dengan asalkan memenuhi unsur- unsur lainnyadalam Insurable Risk. Selain dari itu, risiko fundamental juga dapat diasuransikan setelah melalui pertimbanganpertimbangan. e. Kerugian yang terjadi yang diakibatkan oleh risiko itu terjadi secara tiba- tiba dan tidak terduga. f. Adanya Insurable Interest. g. Bentuk risiko itu tidak bertentangn dengan ketertiban umum. Risiko dalam asuransi hole-in-one ini memenuhi seluruh karakteristik yang telah dijelaskan pemenuhannya dalam bab sebelumnya sehingga risiko dalam Asuransi Hole-In-One ini adalah merupakan Insurable Risk
Saran 1. Pemerintah sebaiknya membuat peraturan pelaksana baru dari Undang- Undang no. 40 tahun 2014 mengenai perasuransian mengingat istilah dan pengaturannya yang sudah tidak lagi efisien dengan berlakunya Undang- Undang ini. 2. Sebaiknya pemerintah membuat peraturan yang mengatur khusus mengenai produkproduk asuransi di Indonesia yang disertai dengan pemenuhan karakteristik risiko yang dapat diasuransikannya. 3. Sebaiknya perusahaan asuransi umum melakukan pengenalan atas produk- produknya yang baru secara lebih massive sehingga informasinya sampai kepada masyarakat dan menghindari kesalahpahaman yang tidak menguntungkan.
Daftar Referensi Prawoto, Agus. (2003) Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi Berdasarkan Risk Base Capital (RBC): Guideline untuk membeli polis asuransi yang tepat dari perusahaan asuransi yang benar (edisi 2 cet. 1), Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Muhammad, Abdulkadir. (1978) Pokok- Pokok Hukum Pertanggungan. Bandung: Penerbit Alumni. Maschudi, H. dan Moch. Chidir Ali. (1995) Hukum Asuransi. Bandung: Penerbit Mandar Maju. Laren Insurance. (2014) Insurance Product: HIO (Kategori: General Insurance). Diakses pada 26 Agustus 2014 dari http://www.laren-insurance.co.id/broker-insurance/produk-96-h-i-o.html. Soekanto, Soerjono. (2010) Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : UI-Press
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
Amiruddin dan Zainal Asikin. (2004) Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada Asosiasi Asuransi Umum Indonesia. (2008) Buku Panduan Agen Asuransi Umum ed. 2. Jakarta: Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia Florida Insurance Licensing Association- American Sfety Council, Inc., (2014) Basic Principles of Life and Helath Insurance and the Insurance Industry. diunduh 3 Desember 2014 dari http://course.uceusa.com/Courses/content/405/page_23.html , Hansell, D. S. (1985) Elements of Insurance. Great Britain: Macdonalds & Evans, Ltd. Simanjuntak, Kornelius, Brian Amy Prastyo dan Myra R.B. Setiawan. (2011) Hukum Asuransi. Depok: Djokosoetono Research Center FHUI. Hukum Online. (2014) Definisi Ketertiban umum Masih Simpang http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol998/definisi-ketertiban-umum-masih-simpang-siur, Desember 2014
Tinjauan huku..., Prisi Khairani Arief, FH, 2014
Siur. dari diunduh, 15