TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENGGAJIAN DI G’BOL COFFEE CAFÉ YOGYAKARTA
SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM
Oleh: BAYU AJI SANTOSO 06380035
PEMBIMBING: ABDUL MUJIB, S.Ag, M.Ag, ZUSIANA ELLY TRIANTINI, S.HI., M.SI,
MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013
ABSTRAK
Salah satu tugas yang sangat berat dan sulit bagi bagian personalia adalah menentukan upah yang dapat diterima oleh seluruh pihak, dalam hal ini adalah antara karyawan dan perusahaan. Hal ini terjadi karena di dalam upah atau gaji melekat dua kepentingan yang dapat saling bertentangan. Bagi karyawan, upah adalah sumber penghasilan, sedangkan bagi perusahaan upah atau gaji merupakan salah satu komponen biaya yang berpengaruh terhadap profit. Oleh karena itu, ada kecenderungan bagi manajemen untuk menekan upah atau gaji karyawan agar profit dapat ditingkatkan. Padahal apabila manajemen mampu menetapkan upah atau gaji karyawan dengan adil dan layak, selain dapat mengurangi konflik juga dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kinerja karyawan. Pelaksanaan sistem penggajian di Cafe G’bol Coffee kurang lebih sama dengan sistem-sistem penggajian di perusahaan-perusahaan swasta lainnya, yaitu dengan bentuk upah berupa uang cash, tunjangan makan, minum, dan tempat tinggal. Namun ada sedikit permasalahan yang penyusun lihat cukup menarik untuk dikaji ulang, sepintas dalam hal jumlah insentif terjadi ketidak adilan antara karyawan, dimana ada sebagian karyawan yang tidak mendapatkan salah satu atau beberapa fasilitas yang diberikan manajemen sebagai insentif. Kemudian dalam hal durasi jam kerja juga terlihat kurang imbang, yaitu dimana jam kerja malam lebih banyak daripada jam pagi, dan setelah dilakukan survey, volume kerjalah yang menjadi sebab perbedaan durasi jam kerja ini. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif dengan menggunakan metode normatif filosofis. Selanjutnya juga disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada dalam hukum Islam, kemudian dimasukkan pula sedikit prinsip keadilan, dengan pembahasannya adalah Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Penggajian di G’bol Coffee Cafe. Selanjutnya setelah dilakukan penelitian dan analisis, sistem penggajian di G’bol Coffee Café kurang sesuai dengan nilai hukum Islam yaitu mengenai penerapan prinsip-prinsip keadilan yang masih kurang tepat terkait dengan perbedaan fasilitas yang diperoleh oleh karyawan yang mendapatkan tempat tinggal. Dimana terdapat sebagian karyawan yang berlatar belakang sebagai mahasiswa dan punya kost-kostan sendiri, dan tidak mendapatkan fasilitas tempat tinggal tersebut, terjadi ketimpangan dengan karyawan yang berdomisili di warung. Dan apabila perbedaan fasilitas ini dinominalkan, maka akan terjadi ketidakadilan dalam jumlah yang diterima oleh karyawan. Dalam hal waktu kerja juga terdapat perbedaan antara shift pagi dan shift malam, dimana shift pagi durasinya lebih banyak dari shift malam.
ii
MOTTO
“Sebaik-Baik Manusia Diantara Kamu Sekalian Adalah Yang Bermanfa’at Bagi Manusia Yang Lainnya” (Hadist Nabi Muhammad S.A.W)
“Makna dari Kesuksesan dan Keberhasilan adalah Sebuah Proses, Oleh karena itu Jalanilah Proses Tersebut dengan Maksimal, Total, Ikhlas, dan Ikhtiar Pada akhirnya, Jalani Proses tersebut, Berusahalah Semaksimal mungkin, dan Berdo’a selalu kepada Allah SWT”
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ayahanda H. Iswanto Ariefuddin Lathief & Ibunda Hj. Wahidah Hajar yang do’a dan kasih sayangnya, support dan bimbingannya, dan cintanya yang sungguh tak terhingga sampai kapanpun juga. Untuk kakakku tercinta Budiatin Ika Rahmawati dan Yuwan Tenang Prayogi, terima kasih dukungannya, dan adikku Fikri Alim Mu’taman, dan tidak lupa pula keponakanku tersayang Tsaqifa Nasywa Az Zahra. Karin Maulidya Hartadi, terima kasih untuk semuanya, kamulah semangatku, kamulah inspirasiku, dan kamulah motivasiku. Seluruh Maha Guru yang telah membimbingku dalam pencarian ilmu. Almamater tercinta, Jurusan Muamalat Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987. A.
Konsonan Tunggal
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
ﺍ
Alīf
tidak dilambangkan
-
ﺏ
Bā’
b
Be
ﺕ
Tā’
t
Te
ﺙ
sṠā’
s˙
s (dengan titik di atas)
0B
ﺝ
Jīm
J
Je
ﺡ
Ḥā’
ḥ
ha (dengan titik di
ﺥ
Khā’
kh
ka dan ha
ﺩ
Dāl
d
De
ﺫ
Żāl
ż
z (dengan titik di atas)
ﺭ
Rā’
r
Er
ﺯ
Zāl
z
Zet
ﺱ
Sīn
s
Es
bawah)
ix
ﺵ
Syīn
sy
ﺹ
Ṣād
ṣ
ﺽ
Ḍād
ḍ
ﻁ
Ṭā’
ṭ
ﻅ
Ẓā’
ẓ
ﻉ
‘Aīn
‘
koma terbalik ke atas
ﻍ
Gaīn
g
Ge
ﻑ
Fā’
f
Ef
ﻕ
Qāf
q
Qi
ﻙ
Kāf
k
Ka
ﻝ
Lām
l
‘el
ﻡ
Mīm
m
‘em
ﻥ
Nūn
n
‘en
ﻭ
Wāwū
w
W
ﻩ
Hā’
h
Ha
ء
Hamzah
‘
Apostrof
x
es dan ye es (dengan titik di bawah) de (dengan titik di bawah) te (dengan titik di bawah) zet (dengan titik di bawah)
ﻱ
B.
C.
Yā’
y
Ye
Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
ﻣُﺘَﻌَﺪِّﺩَﺓ
Ditulis
Muta‘addidah
ﻋِﺪﱠﺓ
Ditulis
‘iddah
Ta’ Marbūt}ah di akhir kata 1. Bila ta’ marbūtah dibaca mati ditulis dengan h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya.
ﺣِﻜْﻤَﺔ
Ditulis
Ḥikmah
ﺟِﺰْﻳَﺔ
Ditulis
Jizyah
2. Bila ta’ marbūt}ah diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h
ﻛَﺮَﺍﻣَﺔُ ﺍْﻷَﻭْﻟِﻴَﺎء
ditulis
Karāmah al-auliyā’
3. Bila ta’ marbūt}ah hidup atau dengan harakat, fatḥah, kasrah dan dammah ditulis t
xi
ِﺯَﻛَﺎﺓُ ﺍْﻟﻔِﻄْﺮ
D.
E.
zakāh al-fiṭr
ditulis
Vokal Pendek
-َ-------
Fathah
ditulis
A
-ِ-------
kasrah
ditulis
I
-------ُ-
Dammah
ditulis
U
Fathah + alif
ditulis
Ā
ﺟَﺎﻫِﻠِﻴﱠﺔ
ditulis
jāhiliyyah
Fathah + ya’ mati
ditulis
Ā
ﺗَﻨْـﺴَﻰ
ditulis
Tansā
kasrah + ya’ mati
ditulis
Ī
ﻛَﺮِ ﻳْﻢ
ditulis
Karīm
Dammah + wawu mati
ditulis
Ū
ﻓُﺮُﻭْﺽ
ditulis
furūḍ
Vokal Panjang
1.
2.
3.
4.
xii
F.
Vokal Rangkap
1.
2.
G.
Fathah + ya’ mati
ditulis
Ai
ْﺑَﻴْ َﻨﻜُﻢ
ditulis
bainakum
Fathah + wawu mati
ditulis
Au
ﻗَﻮْﻝ
ditulis
Qaul
Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata Penulisan vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan tanda apostrof (’).
H.
ْﺃَﺃَﻧْﺘُﻢ
Ditulis
A’antum
ْﻟَﺌِﻦْ ﺷَﻜَﺮْ ﺗُﻢ
Ditulis
La’in syakartum
Kata Sandang Alīf + Lām 1. Bila kata sandang alīf + lām diikuti huruf Qamariyyah ditulis dengan al.
ﺍَﻟْﻘُﺮْﺁﻥ
ditulis
Al-Qur’ān
ﺍَﻟْﻘِﻴَﺎﺱ
ditulis
Al-Qiyās
2. Bila kata sandang alīf + lām diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta dihilangkan huruf l (el)-nya.
xiii
I.
ﺍَﻟﺴﱠﻤَﺎء
ditulis
al-Samā’
ﺍَﻟﺸﱠﻤْﺲ
ditulis
al-Syams
Huruf Besar Penulisan huruf besar disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
J.
Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat Kata-kata
dalam
rangkaian
kalimat
ditulis
menurut
bunyi
pengucapannya. ﺫَﻭِ ﻯ ﺍﻟْﻔُﺮُﻭْﺽ
ditulis
Żawi al-furūḍ
ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟﺴﱡﻨﱠﺔ
ditulis
Ahl al-Sunnah
xiv
atau
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﺃﺷﻬﺪ.ﺍﻟﺤﻤﺪ ﷲ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺭﺳﻞ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﺑﺎﻟﻬﺪﻯ ﻭﺩﻳﻦ ﺍﻟﺤﻖ ﻟﻴﻈﻬﺮﻩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻛﻠﻪ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ. ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻋﺒﺪﻩ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ.ﺃﻥ ﻻﺍﻟﻪ ﺍﻻﺍﷲ ﻭﺣﺪﻩ ﻻﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪ ﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ Pada kesempatan ini penyusun ingin menghaturkan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat
dan
hidayah-Nya
kepada
penyusun
dalam
mengarungi
proses
pembelajaran akademik di Jurusan Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan. Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, yang berjudul “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENGGAJIAN DI G’BOL COFFEE CAFÉ YOGYAKARTA sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata I dalam Hukum Islam, pada Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan segala kekurangannya. Karenanya, patutlah penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada:
xv
1. Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’arie selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Noorhaidi Hasan, MA., M.Phil., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. 3. Bapak Abdul Mujib, S.Ag., M.Ag. dan Bapak Abdul Mughits, S.Ag., M.Ag. selaku ketua dan sekretaris Jurusan Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum. 4. Bapak Abdul Mujib, S.Ag., M.Ag. dan Ibu Zusiana Elly Triantini S.HI, M.SI., selaku pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Dr. Ibnu Muhdir M.Ag., selaku Pembimbing Akademik (PA) yang selalu mengarahkan dan memberi saran selama masa perkulihan di Fakultas. 6. Bapak Lutfi selaku staf TU Jurusan Muamalat, terimakasih banyak atas bantuannya selama ini. 7. Seluruh dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-satu yang telah memberikan ilmunya untuk kami. 8. Bapak dan Ibu karyawan Fakultas Syari’ah yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Ayahanda tersayang H. Iswanto Ariefuddin Lathief dan Ibundaku tercinta Hj. Wahidah Hajar, terima kasih atas kucuran keringat dan do’a-do’a yang
xvi
tidak pernah lupa engkau panjatkan serta tidak lelah-lelahnya mensupport kami dalam menuntut ilmu. 10. Kakakku Budiatin Ika Rahmawati, Yuwan Tenang adikku Fikri Alim Mu’taman, dan tidak lupa pula keponakan tercintaku Tsaqifa Nasywa Az Zahra yang selalu memberi warna dan motivasi dalam hidupku. 11. Karin Maulidya Hartadi yang selalu memberi motivasi terhadap penyusun, dan setia menemani setiap langkah penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Kepada teman-teman, yang selalu mensupport dalam penyusunan skripsiku, Vitarus, Galek, Tokek, Abid, TJ, Butek, Zaenal, Rahman, Wisnu, dan lain-lain, ayo ngopi bro. 13. Untuk orang yang pernah dekat denganku dan sekarang meninggalkanku, aku akan buktikan kalau aku bisa dan mampu berjuang tanpa kamu. hidupku akan lebih berarti tanpa kamu. 14. Teman-teman Muamalat khususnya angkatan 2006, atas pelajaran dan nasihat yang diberikan sehingga penyusun dapat banyak bersyukur dalam proses penulisan skripsi ini. 15. Seluruh Crew dan Staff manajemen G’bol Coffee Cafe, terima kasih atas bantuannya, dan thanks for all. 16. Semua pihak yang terlibat langsung ataupun yang tidak secara langsung yang telah ikut berpartisipasi dan memberikan dukungan pada penyusun. Penyusun menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, karena kami hanya seorang yang dhaif dan tidak mungkin seperti ini bila tidak Engkau kehendaki
xvii
baik dalam pemilihan bahasa, teknik penulisan dan analisis adalah menjadi tanggung jawab penyusun pribadi. Kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan karya ilmiah ini. Penyusun berharap skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya serta dapat menjadi khasanah serta sebagai wujud pengabdian penyusun kepada masyarakat, ilmu pengetahuan khususnya ilmu hukum Islam. Atas semua bantuan yang diberikan kepada penyusun, semoga Allah SWT memberikan balasan yang layak. Amin.
Yogyakarta, 1 Sya’ban 1434 H 10 Juni 2013 M Penyusun
Bayu Aji Santoso NIM : 06380035
xviii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................
viii
HALAMAN TRANSLITERASI ...................................................................
ix
HALAMAN KATA PENGANTAR ..............................................................
xv
HALAMAN DAFTAR ISI.............................................................................
xix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN.........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Pokok Masalah .........................................................................
6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................
6
D. Telaah Pustaka .........................................................................
7
E. Kerangka Teoretik....................................................................
9
F. Metode Penelitian.....................................................................
13
G. Sistematika Pembahasan ..........................................................
16
TINJAUAN UMUM TENTANG UPAH DALAM ISLAM .....
18
A. Pengertian dan Dasar Hukum Upah .........................................
18
B. Kedudukan Upah dalam Akad Ijarah .......................................
21
C. Bentuk Dan Syarat Upah ..........................................................
23
xix
BAB III
D. Sistem Penetapan Upah ............................................................
24
E. Konsep Keadilan Dalam Upah .................................................
28
F. Upah Dalam Prespektif Hukum Positif Indonesia ...................
32
GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN KARYAWAN DI G’BOL COFFEE CAFE, JLN. SOROWAJAN BARU NO. 16, YOGYAKARTA ...........
42
A. Gambaran Umum Lokasi .........................................................
42
B. Praktik Pelaksanaan Sistem Penggajian Karyawan di G’bol
BAB IV
Coffee Cafe Jln. Sorowajan Baru No. 16, Yogyakarta ............
49
C. Masalah dan Kendala Dalam Sistem Penggajian ....................
52
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN KARYAWAN DI G’BOL COFFEE CAFE, JLN. SOROWAJAN BARU NO. 16, YOGYAKARTA ............................................................
55
A. Sistem Penggajian ....................................................................
55
B. Konsep Keadilan Dan Kelayakan ............................................
60
PENUTUP .....................................................................................
68
A. Kesimpulan ..............................................................................
68
B. Saran-saran ...............................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
70
BAB V
LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Terjemahan ...............................................................................
ii
B. Biografi Ulama Dan Sarjana ....................................................
v
xx
C. Lampiran Permenakertrans Nomor: PER. 17/MEN/VIII/2005 Tentang KHL ..........................................................................
viii
D. Pedoman Wawancara ...............................................................
xiii
E. Curriculum Vitae......................................................................
xv
F. Surat Keterangan ......................................................................
xvi
G. Surat Pernyataan....................................................................... xvii
xxi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia
adalah
makhluk
sosial
yang
secara
otomatis
hidup
bermasyarakat, oleh karena itu tidak dapat dipungkiri lagi akan adanya interaksiinteraksi sosial apapun bentuknya yang tentu akan saling berhubungan satu sama lainnya. Dalam konteksnya, bentuk dari interaksi-interaksi sosial tersebut dapat berupa saling tolong-menolong, bantu-membantu, dan saling bekerja sama. Pada akhirnya, dari interaksi sosial tersebut mulailah tampak hak-hak dan kewajiban, yang kemudian muncul kaidah yang disebut dengan hukum mu’amalah, yaitu kaidah hukum yang mengatur hubungan hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat,1 guna menghindari terjadinya benturan antar kepentingan. Di antara sekian banyak bentuk interaksi dan tolong-menolong adalah sistem kerja sama hubungan industrial yang di dalamnya juga termasuk sistem pengupahan atau penggajian, yang di sini terdapat dua pihak yaitu di satu pihak sebagai penyedia jasa manfaat atau tenaga yang lazim disebut sebagai buruh, karyawan, atau pekerja dengan pihak lain yang menyediakan pekerjaan yang lazim pula disebut majikan atau bos. Hal ini dimaksudkan sebagai usaha kerjasama yang bersifat saling menguntungkan dalam rangka upaya meningkatkan taraf hidup bersama baik bagi pengusaha maupun bagi pekerja. Kemudian dalam rangka saling memenuhi kebutuhannya pihak buruh mendapatkan kompensasi 1
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Mu’amalah (Hukum Perdata), cet. ke-2 (Yogyakarta: FH UII, 2004), hlm. 11.
1
2
berupa upah. Kerja sama seperti ini dalam literatur fiqih sering disebut dengan istilah Ija>rah al-‘ama>l, yaitu sewa menyewa tenaga atau jasa manusia dengan upah atau imbalan. Upah dalam Islam disebut juga dengan Ujra>h. Seperti yang telah disebut di atas, upah atau gaji adalah bentuk kompensasi atas jasa yang telah diberikan oleh tenaga kerja. Untuk mengetahui definisi upah versi Islam secara menyeluruh, ada baiknya jika kita lihat dahulu beberapa kutipan ayat di bawah ini:
Ο=≈ã ’<) χρŠI™ρ ( βθΖΒσϑ9#ρ …&!θ™‘ρ /3=Ηå !# “¡ù #θ=ϑã# ≅%ρ 2
. βθ=ϑè? Λ⎢Ζ. $ϑ/ /3∞m7⊥‹ù ο‰≈κ¶9#ρ =‹ó9#
Kemudian:
( π6hŠÛ οθ‹m …μΖ‹sΖ=ù ⎯ΒσΒ θδρ ©\Ρ& ρ& 2Œ ⎯iΒ $s=≈¹ ≅ϑã ⎯Β 3
. βθ=ϑèƒ #θΡ$2 $Β ⎯¡m'/ Νδ_& ΟγΨƒ“fΖ9ρ
Quraish Shiha>b dalam bukunya “Tafsir al-Misba>h”4 menjelaskan jika kita bekerja demi karena Allah dengan amal shaleh yang bermanfaat baik untuk diri kita dan masyarakat umum, maka akan ada ganjaran dan balasan untuk hal itu. Ganjaran dan balasan yang dimaksud di sini adalah upah, atau gaji, atau kompensasi. Dari kutipan ayat di atas juga nampak bahwa upah atau gaji dalam konsep Islam memiliki dua aspek, yaitu dunia dan akhirat. Seperti yang termaktub dalam Surat al-Kahfi : 30: 2
At-Taubah (09): 105.
3
An-Nahl (16): 97.
Quraish Shiha>b, Tafsir Al-Misba>h, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) hlm. 342. 4
3
5
. ξϑã
⎯¡m& ⎯Β _& ì‹ÒΡ ω $Ρ) M≈s=≈Á9# #θ=ϑãρ #θΖΒ#™ ⎥⎪%!# β)
Dari sedikit uraian di atas juga dapat disimpulkan bahwa proses penentuan upah yang Islami itu berasal dari dua faktor, yaitu obyektif dan subyektif. Dari sisi obyektif adalah upah ditentukan melalui pertimbangan tingkat upah di pasar tenaga kerja, sedangkan sisi subyektifnya adalah upah ditentukan melalui pertimbangan-pertimbangan sosial, dan maksud dari pertimbangan sosial tersebut adalah terkait nilai-nilai kemanusiaan. Di antara nilai-nilai kemanusiaan di sini, konsep keadilan terlihat sangat dominan dalam setiap praktek pelaksanaan pengupahan atau penggajian yang tentunya juga harus sesuai dengan peraturan yang ada. Secara universal, praktek pengupahan atau penggajian ini hendaknya memenuhi konsep keadilan dan tidak merugikan salah satu pihak, baik itu buruh ataupun majikan. Kemudian bentuk dari keadilan tersebut juga sangat banyak, keadilan dalam hal jam kerja, keadilan dalam hal jumlah upah atau gaji, keadilan dalam hal porsi kerja, dan keadilan dalam hal jaminan kesejahteraan lainnya. Namun praktisnya di lapangan, dewasa ini banyak sekali praktek sistem penggajian atau pengupahan yang kurang tepat ataupun kurang sesuai dengan aturan sehingga muncullah berbagai permasalahan yang terkadang menimbulkan rasa ketidak adilan bagi para buruh atau karyawan. Yogyakarta adalah salah satu dari berbagai contoh kota besar yang ada di Indonesia, dimana tentunya banyak sekali kegiatan atau proses hubungan yang bersifat industrial. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan, 5
Al-Kahfi (18): 30.
4
toko-toko, dan ruang-ruang usaha lainnya yang tentunya akan ada interaksiinteraksi industrial di dalamnya, salah satunya adalah terkait sistem penggajian atau pengupahan. G’bol Coffee adalah salah satu dari sekian banyak bentuk aplikasi contoh kegiatan industrial yang ada di Yogyakarta, yang terletak di Jalan Sorowajan Baru No. 16, Bantulan, Yogyakarta. G’bol Coffee adalah sejenis Cafe atau warkop (warung kopi) yang bergerak di bidang kuliner. Hal ini dibuktikan dengan sajian menu-menunya yang berisikan pada seputar aneka minuman dan makanan. Oleh karena image yang didapat dari sebuah warkop (warung kopi), maka di G’bol Coffee top item atau menu andalan yang diandalkan adalah kopi. Cafe G’bol Coffee seperti halnya bentuk hubungan industrial lainnya yang di dalamnya terdapat pihak pekerja dan pihak pemilik juga mempunyai sistem dalam penggajian atau pengupahan karyawan. Beberapa bentuk pelaksanaan penggajian atau bentuk intensif dan fasilitas yang diperoleh karyawan di Cafe G’bol Coffee: 1. Gaji bersih yang berjumlah: Rp. 450.000,00 2. Makan free, 3. Minum free, 4. Tempat untuk menginap. Jadi seluruh karyawan di Cafe G’bol Coffee mendapatkan intensif berupa uang sebesar Rp. 450.000 bersih, yaitu dalam bentuk cash, kemudian beberapa fasilitas lainnya yang oleh manajemen dan pengurus Cafe dibuat dalam bentuk selain uang cash, yaitu makan selama 3x dalam satu hari beserta minum, lalu oleh
5
sebab mayoritas dari karyawan dari G’bol Coffee adalah perokok, maka disediakan pula fasilitas rokok gratis, kemudian disediakan pula fasilitas berupa tempat untuk menginap bagi karyawan. Manajemen dan pengurus Cafe G’bol Coffee juga mengatur masalah jam kerja bagi karyawan, dengan membagi jam kerja dalam satu hari menjadi 2 waktu dari 20 jam durasi kerja, yaitu mulai dari jam 07.00 pagi – 02.00 dini hari. Shift pertama mulai dari jam 07.00-18.00 WIB, dan shift kedua dari jam 18.00-02.00 WIB. Karyawan yang ada di Cafe G’bol Coffee berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, ada yang lulusan SMA, dan ada juga yang masih menempuh studi sebagai mahasiswa dan “nyambi” kerja. Dalam hal tempat tinggal juga ada yang tinggal di Cafe dan ada juga karyawan yang tinggal di kos, kendati telah disediakannya tempat penginapan, jadi pada prakteknya ada sebagian karyawan yang tidak mendapatkan intensif berupa tempat penginapan. Fakta yang lain adalah dalam hal jam kerja, yang secara kasat mata kebijakan dari manajemen Cafe G’bol Coffee juga terlihat kurang adil dengan adanya perbedaan durasi jam kerja dimana shift pagi lebih banyak daripada shift malam. Kebijakan dari manajemen dalam hal ini setelah ditelusuri lewat wawancara dan survey langsung ke lokasi adalah dikarenakan volume kerja yang mendasari perbedaan akan hal jam kerja tersebut, dimana jam kerja malam dominan lebih aktif dan padat dibandingkan jam kerja yang pagi. Beranjak dari berbagai macam uraian permasalahan di atas penyusun ingin mengkaji lebih dalam lagi mengenai bagaimanakah Tinjauan Hukum Islam
6
Terhadap Sistem Penggajian Karyawan yang terjadi di Cafe G’bol Coffee di Jalan Sorowajan Baru No. 16, Yogyakarta.
B. Pokok Masalah 1. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap sistem Penggajian karyawan di Cafe G’bol Coffee Jln. Sorowajan Baru No. 16, Yogyakarta? 2. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap konsep keadilan dalam sistem kerja di Cafe G’bol Coffee Jln. Sorowajan Baru No. 16, Yogyakarta?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk menjelaskan praktek pelaksanaan sistem penggajian karyawan di Cafe G’bol Coffee. b. Untuk
menjelaskan
pandangan
hukum
Islam
terhadap
sistem
penggajian karyawan di Cafe G’bol Coffee. 2. Kegunaan Penelitian a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan gambaran tentang perkembangan Hukum Ketenagakerjaan atau hubungan industrial di Indonesia yaitu mengenai salah satu variasi pelaksanaan sistem penggajian atau pengupahan yang ditinjau dari segi Hukum Islam. b. Sebagai sumbangsih terhadap wacana ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu hukum muamalah Islam.
7
c. Sebagai sedikit masukan terhadap para pelaku usaha dalam hal sistem penggajian atau pengupahan di Indonesia umumnya, dan di Cafe G’bol Coffee khususnya.
D. Telaah Pustaka Penelitian dan Kajian tentang sistem upah atau gaji sudah banyak sekali diangkat oleh para peneliti-peneliti terdahulu, antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Asrori tentang sistem upah buruh di pabrik rokok PT. Gudang Garam Kediri dalam skripsinya yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Upah Pekerja Borongan di PT. Gudang Garam Kediri”,6 yang mana penelitian ini menitikberatkan pada sistem pengupahan terhadap pekerja borongan bagi buruh, yang dikaitkan juga dengan ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Kediri Tahun 1997. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Upah bagi Pengrajin Tas Anyaman di Desa Sukoreno Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo”7 yang merupakan skripsi karya Muhammad Lathief Fakhruddin ini yang berangkat dari adanya kecacatan dan kurang jelasnya akad perjanjian yang mengakibatkan pada wan prestasi. Kemudian Agus Tri Hendra Jatmika dengan kajian dalam skripsinya yang berjudul, “Sistem Pemberian Upah Pegawai PT.
6 Asrori, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Upah Pekerja Borongan di PT. Gudang Garam Kediri6”, skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta, Fak. Syari’ah, IAIN Sunan Kalijaga, 1997. 7
Muhammad Lathief Fakhruddin, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Upah bagi Pengrajin Tas Anyaman di Desa Sukoreno Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo”, skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta, IAIN Sunan Kalijaga, 1998.
8
Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera “Bringin Life” dalam Tinjauan Hukum Islam”.8 yang penelitiannya berdasarkan pada prosentase perolehan nasabah. Muhammad Nadzier yang mengangkat tentang sistem pemberian upah terhadap pekerja borongan di sebuah koperasi batik di daerah pekalongan dalam skripsinya yang berjudul “Prinsip Keadilan Islam Terhadap Sistem Upah di Desa Pekajang Kabupaten Pekalongan”,9 Nadzier dalam penelitiannya ini lebih menekankan terhadap bagaimana seharusnya keadilan dalam Islam dapat terwujud dalam sebuah sistem pengupahan, yang disinkronkan pula dengan aturan-aturan Undang-Undang tentang Upah Minimum Regional (UMR) di daerah Pekalongan. Utihatli Furosatun juga telah mengkaji tentang beberapa konsep upah dalam Islam dan konvensional, mengenai persamaan dan perbedaan antara kedua konsep tersebut dalam skripsinya yang berjudul “Studi Komparatif antara Upah menurut Sistem Ekonomi Islam dan Konvensional”.10 Berdasarkan pada beberapa rujukan penelitian-penelitian di atas, penyusun menemukan ada beberapa permasalahan yang berbeda yang terjadi pada sistem pengupahan karyawan di Cafe G’bol Coffee Jln. Sorowajan Baru No. 16, Yogyakarta baik itu dari segi obyek maupun dari segi subyeknya.
8
Agus Tri Hendra Jatmika, “Sistem Pemberian Upah Pegawai PT. Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera “Bringin Life” dalam Tinjauan Hukum Islam”, skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta, Fak. Syari’ah, IAIN Sunan Kalijaga, 1998. 9 Muhammad Nadzier, “Prinsip Keadilan Islam Terhadap Sistem Upah di Desa Pekajang Kabupaten Pekalongan”, skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta, Fak. Syari’ah, IAIN Sunan Kalijaga, 2000. 10
Utihatli Furosatun, “Studi Komparatif antara Upah menurut Sistem Ekonomi Islam dan Konvensional”, skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta, Fak. Syari’ah, UIN Sunan Kalijaga, 2006.
9
E. Kerangka Teoretik Bagaimanapun persoalan upah buruh masih menjadi topik yang penting untuk dibahas karena upah merupakan masalah yang sensitif bagi buruh, jadi upah merupakan komponen utama yang merupakan penopang kehidupan sehari-hari bagi buruh/karyawan. Para Ulama Fiqh membahas masalah upah11 atau pengupahan atau penggajian dalam istilah perjanjian sewa-menyewa yang disebut dengan ija>rah yang di dalamnya memuat pengertian yaitu suatu jasa yang diberikan sebagai imbalan manfaat (upah/gaji). Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi di sini, yaitu mengenai jenis pekerjaan, waktu pekerjaan, dan upah kerja, agar tidak kabur, karena transaksi ija>rah yang kabur itu hukumnya fa>sid (rusak). Al-Sayyi>d Sabiq dalam Kitab Fiqh al-Sunnah,12 mengatakan bahwa al-
ija>rah berasal dari kata al-ajru> yang berarti al-‘iwa>d (ganti). Oleh sebab itulah alsawa>b (pahala) dinamakan ajru> menurut pengertian syara>’, sehingga al-ija>rah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Afzalurrahman juga menyebutkan bahwa upah adalah harga yang dibayarkan kepada pekerja atas jasanya dalam produksi kekayaan, seperti faktor produksi lainnya. Tenaga kerja diberikan imbalan jasa berupa upah. Dengan kata lain upah adalah harga diri yang dibayar atas jasanya dalam produksi kekayaan.13 Upah yang dalam bahasa Arabnya disebut Ju’lu> yang berarti gaji, lihat Ahmad Warson Munawir, Kamus al-Munawwir; Arab-Indonesia Cet. XI, (Yogyakarta: Proyek Pengadaan Bukubuku Ilmiah Pon-Pes al-Munawwir Krapyak, 1984), hlm. 211. 11
12
Al-sayyi>d Sa>biq, Fiqh al-Sunnah, alih bahasa Kamaludin dan A. Marzuki (Bandung: Al-Ma’arif, 1993), XIII: 15. 13
Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, alih bahasa Dewi Nurjulianti et.al., (Jakarta: Yayasan Swarna Bhumi, 1997), hlm. 295
10
Berdasarkan terhadap dalil-dalil dari al-Qur’an ataupun al-Sunah tentang upah/gaji, maka dapat disimpulkan bahwasanya upah atau gaji dalam Islam bersifat lebih dalam dan kerohanian, yaitu ganjaran (imbalan) yang diterima seseorang atas pekerjaannya dalam bentuk materi di dunia (yang mencakup adil dan layak), dan dalam bentuk pahala di akhirat. Di sini terlihat bahwasanya keadilan dan kelayakan dalam pemberian upah atau gaji terhadap buruh atau karyawan merupakan hal yang sangat esensial agar tercapainya pahala di akhirat kelak. Akan tetapi, baik di dalam al-Qur’an maupun al-Sunah belum dijelaskan aturan-aturan baku secara mendetail tentang bagaimanakah sistem penetapan gaji, mekanisme pemberiannya, dan bentuk kongkrit tentang upah atau gaji. Hal tersebut karena upah atau gaji merupakan salah satu kegiatan dalam muamalah yang senantiasa terus berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat dan zaman. Pemberian upah atau gaji sebagai imbalan yang telah dilaksanakan sering menjadi persoalan yang masih perlu untuk dikaji dan dicari solusinya, hal ini disebabkan karena adanya tuntutan masing-masing pihak yang berbenturan. Oleh karena itu, dalam gaji/upah harus memenuhi tiga prinsip sebagaimana yang dijelaskan dalam hukum muamalat, yaitu: 1. Muamalat harus dilaksanakan dengan dasar ridho dan suka rela, tanpa mengandung unsur paksaan. 2. Muamalat dilaksanakan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudharah dalam kehidupan masyarakat.
11
3. Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai-nilai keadilan dan menghindari dari unsur-unsur penganiayaan.14 Upah harus diberikan secara adil dan tidak merugikan salah satu pihak. Adil secara bahasa mengandung dua arti yaitu tidak berat sebelah dan sepatutnya, kemudian tidak sewenang-wenang.15 Jadi dalam pola masyarakat Islam, upah atau gaji bukan hanya sekedar merupakan suatu konsesi saja, tetapi merupakan hak asasi bagi pekerja atau karyawan yang dalam penetapannya harus memenuhi 3 asas, yaitu keadilan, kelayakan, dan kebajikan.16 Menurut al-Sayid Qutub dalam bukunya yang berjudul “Keadilan Sosial dalam Islam”, keadilan itu berdasarkan pada 3 asas, yaitu: 1. Kebebasan jiwa yang mutlak. 2. Persamaan kemanusiaan yang sempurna. 3. Jaminan sosial yang kuat.17 Asas keadilan menuntut agar upah/gaji buruh dibayar secara seimbang atas jasa yang telah diberikan. Selanjutnya ada dua aspek keadilan dalam standarisasi penetapan upah/gaji, yaitu: 1. Keadilan Distributif, menuntut agar para buruh yang melaksanakan pekerjaan sama dengan kemampuan dan kadar kerja yang sama, memperoleh upah yang sama tanpa memperhatikan kebutuhan individu 14
Ibid., hlm. 10.
15
TPW.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, cet. ke-6, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hlm. 16. 16
Ahmad Azhar Basyir, Refleksi Atas Persoalan Keislaman, cet. ke-4, (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 191 17
Sayid Qutub, Keadilan Sosial dalam Islam, alih bahasa Afif Muhammad, cet. ke-2, (Bandung: Pustaka Pelajar, 1415 H/1994 M), hlm. 43
12
yang berkenaan dengan kondisi keluarganya. Sebagaimana Firman Allah SWT:
⎯ã ‘SΖƒρ †1)9# “Œ ›$Gƒ)ρ ⎯≈¡m}#ρ Α‰è9$/ Β'ƒ !# β) 18
. χρ.‹?
Ν6=è9 Ν3àèƒ 4 ©ö79#ρ 6Ψϑ9#ρ ™$±s9#
2. Keadilan Harga Kerja, menuntut agar para pekerja diberikan upah yang seimbang dengan jasa yang telah diberikan, tanpa dipengaruhi hal apapun yang hanya menguntungkan para pemilik pekerjaan saja. Di sini terlihat jelas sekali bahwa arti kata adil memang tidak baku, artinya di situ terdapat banyak sekali makna, selanjutnya tergantung pada obyek dan subyeknya saja untuk mendefinisikan kata adil itu sendiri. Afzalurrahman berpandangan bahwa upah itu tidak boleh bersifat eksploitatif.19 Sedangkan dalam pandangan Eggi Sudjana, upah harus diletakkan dalam kerangka kekhalifahan manusia, karena bekerja adalah merupakan bagian dari ibadah, maka selayaknya upah harus diberikan secara adil dan sebagai penghormatan antar sesama manusia.20 Upah atau gaji dalam Islam termasuk dalam kategori ija>rah. Yang mana kemudian ija>rah ini juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu ija>rah al-
a’ma>l (bersifat pekerjaan), dan ija>rah al-a’ya>n (bersifat manfaat). Menurut Taqiyuddin al-Nabhani, pengertian dari ija>rah al-a’ma>l sendiri adalah pemilikan jasa dari seorang a>jir (orang yang dikontrak tenaganya) oleh pihak musta’ji>r 18
An-Nahl (16): 90.
19
Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, hlm. 363.
20
Eggi Sudjana, “Upah dalam Pandangan Islam”, Republika, 1 Mei 2002, hlm. 6
13
(orang yang mengontrak tenaga kerja), dengan kata lain ija>rah merupakan transaksi terhadap jasa tertentu dengan disertai konvensasi berupa imbalan.21 Sedangkan ija>rah al-a’ya>n lebih kepada benda. Ija>rah al-a’ma>l atau upahmengupah berlaku untuk setiap kegiatan yang mengandung unsur jual beli jasa, seperti tukang jahit, tukang bangunan, karyawan toko, pramusaji, dan lainlainnya, yang dalam hal ini adalah tentang pekerjaan dimana penyewa pekerja memberikan imbalan/upah/gaji kepada pekerja yang disewa tenaganya. Sudarso dalam hal ija>rah juga membaginya menjadi dua jenis, yaitu ija>rah
al-a’ya>n dimana yang menjadi obyek di sini adalah manfaat dari benda yang disewanya, dan ija>rah al-a’ma>l yang obyeknya adalah dari pekerjaan manusia.22
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian Menurut jenisnya, penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan.23 Secara sifat, penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menggambarkan secara obyektif terhadap masalah yang ada dalam penelitian dan bertujuan untuk mendeskripsikan kebenaran serta pelaksanaan pengupahan atau penggajian karyawan di G’bol Coffee Cafe di Jln.
hlm. 10
21
Taqyudin Al-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif, hlm. 83
22
Sudarso, Pokok-Pokok Hukum Islam, cet. ke-1, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm. 426
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, cet. ke-13 (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
14
Sorowajan Baru No. 16, Yogyakarta, selanjutnya dilakukan peninjauan dalam hukum Islam (Fiqh) untuk mendapatkan kejelasan hukum di dalam masyarakat.
2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penyusun dalam penelitian ini adalah dengan pengambilan sampel melalui observasi, interview, dan dokumentasi. a. Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang fenomena-fenomena yang terjadi secara alamiah di tempat yang sedang diteliti.24 Dalam observasi ini, penyusun melakukan keterlibatan aktif, hal ini dimaksudkan untuk melihat dan menggambarkan selengkap mungkin mengenai hal-hal atau gejalagejala yang berhubungan dengan persoalan dalam judul skripsi ini. b. Interview Interview (wawancara) adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung terhadap responden.25 Dalam teknik ini penulis bertanya langsung kepada responden yang meliputi individu yang terlibat dalam pelaksanaan Sistem Penggajian di Cafe G’bol Coffee, yaitu meliputi para karyawan, pimpinan manajemen, dan owner dari G’bol Coffee tersebut. Selanjutnya untuk teknik wawancara menggunakan teknik wawancara semi terstruktur (semi structured 24 25
Ibid, hlm. 19
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm. 145
15
interview), yaitu pertanyaan yang diajukan sesuai daftar yang fleksibel atau sebuah pedoman dan tidak dari angket yang formal.26 c. Dokumentasi Dokumentasi adalah proses pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, agenda, majalah, dan sejenisnya.27 Metode ini digunakan oleh penyusun sebagai pelengkap atas data-data yang tidak diperoleh dari metode sebelumnya.
3. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif filosofis, yaitu dengan cara melihat pelaksanaan penggajian atau pengupahan terhadap karyawan yang terjadi di G’bol Coffee Cafe dan memasukkan unsur keadilan di dalamnya, tentunya dalam perspektif hukum Islam.
4. Analisis Data Dari data yang diperoleh melalui hasil penelitian di lapangan dan dari data sumber lainnya, selanjutnya penyusun berusaha untuk mengklasifikasikan data tersebut agar dapat dianalisa supaya tercapainya kesimpulan yang valid dari
26
Britha Mikkelsen, Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan, (Jakarta: Yayasan Obor Yogyakarta 2001), hlm. 127 27
hlm. 234
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian, cet. ke-10 (Jakarta: Rineka Cipta, 1996),
16
sebuah penelitian. Dalam analisis data ini, penyusun menggunakan metode analisis kualitatif, dengan teknik deduktif.28
G. Sistematika Pembahasan Pembahasan dalam skripsi ini terbagi ke dalam lima bab, yang mana antara satu bab dengan bab lainnya saling berkaitan sebagai satu kesatuan, selanjutnya dalam setiap bab terdiri dari sub bab. Guna mempermudah pemahaman, maka susunannya dapat dijelaskan di bawah ini. Bab pertama adalah pendahuluan, yaitu berfungsi menghantarkan skripsi secara keseluruhan, yang terdiri dari latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoretik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua, berisi tentang ketentuan dan tinjauan Hukum Islam terhadap upah, oleh karenanya dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian upah, dasar hukum, syarat-syarat upah, bentuk upah, penetapan upah, dan konsep keadilan dalam upah atau gaji. Bab ketiga, berisi tentang pelaksanaan pengupahan atau penggajian yang terjadi di Cafe G’bol Coffee Jln. Sorowajan Baru No. 16 Yogyakarta. Pada bab ketiga ini juga akan dipaparkan tentang gambaran umum kondisi tempat penelitian, sejarah berdirinya, dan lain-lain seputar lokasi penelitian.
28
Deduktif merupakan langkah analisis dari hal-hal yang bersifat umum kedalam hal-hal yang bersifat khusus. Lihat Saifudin Azwar, Metode Penelitian, cet. ke-5 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 41
17
Bab keempat, berisi analisis tentang pelaksanaan sistem penggajian atau pengupahan di G’bol Coffee Cafe. Bab kelima, adalah bab penutup untuk mengakhiri pembahasan. Bab kelima ini memuat kesimpulan, yang selanjutnya diberikan saran atau masukan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh penyusun, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam hal Sistem Penggajian, meskipun akad yang digunakan dalam kesepakatan awal adalah lisan, namun semua rukun dan syarat terbentuknya akad dan syarat sahnya perjanjian telah terpenuhi. Dalam akad tersebut telah jelas mengenai sistem kerja, jangka waktu, besar upah yang akan diterima pekerja dan tata cara pembayaranya. 2. Dalam penetapan gaji, secara garis besar telah tercermin prinsip keadilan yang bermakna proporsional yaitu keadilan distributif dan keadilan harga kerja, prinsip kebajikan dan asas equal pay for equal job. Dalam pemenuhan kebutuhan hidup layak, telah tercermin prinsip kelayakan, yaitu layak bermakna cukup pangan, sandang, dan papan serta layak sesui pasaran. 3. Dalam hal sistem kerja, pihak manajemen dari G’bol Coffee masih kurang menerapkan prinsip keadilan, hal ini tercermin dari perbedaan penerimaan fasilitas tempat tinggal, dan perbedaan durasi waktu kerja antar karyawan, yang jika dinominalkan, maka akan terlihat perbedaan hasil akhir dari jumlah intensif yang diterima.
68
69
B. Saran-Saran 1. Agar sistem penggajian mempunyai kekuatan hukum yang kuat, benar dan sebagai langkah preventif agar tidak timbul perselisihan, maka hendaknya bagi perusahaan-perusahaan, dan pengusaha membuat perjanjian tersebut secara tertulis sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku menurut regional masing-masing daerah, yang dalam hal ini adalah Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 370 Tahun 2012 tentang Upah Minimum Kabupaten. Dan tentunya perjanjian tersebut memuat data pribadi dan segala hal tentang hak-hak dan kewajiban karyawan secara lengkap dan rinci. 2. Hendaknya ketentuan-ketentuan sebagaimana yang telah diatur dalam perundang-undangan tentang Ketenagakerjaan terkait penggajian wajib dipatuhi dan di revisi lagi, antara lain mengenai perjanjian kerja, upah minimum, upah kerja lembur, dan waktu kerja. 3. Hubungan dan komunikasi antar pekerja dan majikan hendaknya agar lebih diperhatikan agar tercapainya suasana kerja yang kondusif, dan agar tercapainya formula simbiosis mutualisme yang baik dalam bermuamalah tanpa ada salah satu pihak pun yang dirugikan. 4. Para pekerja dan majikan mempunyai kebutuhan yang sama yaitu pangan, papan, dan sandang, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam standar penentuan upah minimum bagi karyawan. 5. Seorang pegawai tidak boleh dibebani dengan tugas yang terlalu berat, yaitu tugas yang melampaui kemampuan.
70
6. Terkait dengan konsep keadilan dan kelayakan gaji dan fasilitas, hendaknya bagi pihak manajemen untuk lebih mempertimbangkan prinsipprinsip keadilan agar tidak terjadi kecemburuan diantara para karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
1) Al-Qur’an/Tafsir Al-Qur’an/Ulumul Qur’an Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Serajaya Santra, 1987. Shihab, Quraish, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002. Katsir Ad-Dimasyqi, Al Imam Abul Fida Isma’il Ibnu, Tafsir Ibnu Kasir, alih bahasa Bahrun Abu Bakar dan Anwar Abu Bakar, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2000. Katsir Al-Dimaysqi, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azim, Maktabah al-Nur al‘ilmiyyah: Dar Al-Andalas, 1991. 2) Hadis/Syarah Hadis/Ulumul Hadis Sajastani, Abu> Dawud Sulaima>n Ibn al-asy’as as-, Sunan Abi Dawud, Beirut: Dar al Fikr, 1981. 3) Fiqh/Ushul al- Fiqh Al-nabhani, Taqyuddin, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Prespektif Hukum Islam, alih bahasa Moh. Maghfur Wachid dan Munawwar Isma’il, Surabaya: Risalah Gusti, 2009. Anwar, Syamsul, Hukum Perjanjian Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010. Basyir, Ahmad Azhar, Asas-Asas Hukum Mu’amalah (Hukum Perdata), cet. ke-2, Yogyakarta : FH UII, 2004. Basyir, Ahmad Azhar, Refleksi atas Persoalan Keislaman: Seputar Filsafat, Hukum, Politik dan Ekonomi, cet. Ke- 4, Bandung: Mizan, 1996. Furosatun, Utihatli, “Studi Komparatif antara Upah menurut Sistem Ekonomi Islam dan Konvensional”, dalam skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006. Hendra Jatmika, Agus Tri, “Sistem Pemberian Upah Pegawai PT. Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera “Bringin Life” dalam Tinjauan Hukum Islam”,
70
71
dalam skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1998. Husni, Lalu, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Pasaribu, Chairuman dan Lubis, Suhrawardi K, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 1996. Al-Qarda>wi, Yu>suf, Norma dan Etika Ekonomi Islam, alih bahasa Zainal Arifin & Dahlia Husain, Jakarta: Gema Insani Press, 1997. Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995. Rahman, Afzalur, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, Yogyakarta: Yayasan Swarna Bhumi, 1997. Sa>biq, Al-sayyid, Fiqh as-Sunnah, alih bahasa Kamaludin dan A. Marzuki, Bandung: Al-Ma’arif, 1993. Sudarso, Pokok-Pokok Hukum Islam, cet. ke-1, Jakarta: Rineka Cipta, 1992. Sudjana, Eggi, “Upah dalam Pandangan Islam”, Republika, 1 Mei 2002. Syarbasi, Ahmad asy, Mu’ja>m al-Iqtisa>d al-Isla>mi, Beirut: Dar al-Fikr, t.t. Wijayanti, Asri, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika, 2009. Zuhdi, Masjfuk, Masa>il Fiqhiya>h, Jakarta: CV Haji Masagung, 1994. Zuhaili Wahbah Az, Kitab Al-Fiqhul Isla>mi wa Adillatuhu> jilid IV. 4) Buku-Buku Lainnya Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, cet. ke-13, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Asrori, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Upah Pekerja Borongan di PT. Gudang Garam Kediri”, dalam skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1997. Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, cet. ke-5, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
72
Badudu, J.S. Badudu dan Zain, Sutan Mahmud, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994. Husnam, Suad, Managemen Personalia, Yogyakarta: BPFE, 1983. Lathief Fakhruddin, Muhammad, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Upah bagi Pengrajin Tas Anyaman di Desa Sukoreno Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo”, dalam skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1998. Makram, Abi al-Fadl Jamal ad-Din Muhammad bin Mansur, Lisan al-‘Arab, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1992. Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1985. Mikkelsen, Britha, Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan, Jakarta: Yayasan Obor Yogyakarta 2001. Nadzier, Muhammad, “Prinsip Keadilan Islam Terhadap Sistem Upah di Desa Pekajang Kabupaten Pekalongan”, dalam skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000. Qutub, Sayyid, Keadilan Sosial dalam Islam, alih bahasa Afif Muhammad, cet. ke-2, Bandung: Pustaka Pelajar, 1415 H/1994 M. Ruky, Ahmad S, Manajemen Penggajian dan Pengupahan Karyawan Perusahaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001. Surat Edaran Menakertrans No. SE.60/Men/SJ-HK/II/2006 Tentang Panduan Kesempatan Dan Perlakuan Yang Sama Dalam Pekerjaan Di Indonesia (Equal Employment Opportunity). TPW.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, cet. ke-6, Jakarta: Balai Pustaka, 1976. Warson Munawir, Ahmad, Kamus al-Munawwir; Arab-Indonesia Cet. XI, Yogyakarta: Proyek Pengadaan Buku-buku Ilmiah Pon-Pes alMunawwir Krapyak, 1984.
I
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I
II
TERJEMAHAN No
1
Hlm Foot Note 2
2
Terjemahan BAB I Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberikanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
2
2
3
Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik lakilaki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
3
3
5
Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shaleh tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orangorang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik.
4
12
18
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
II
III
5
20
9
BAB II Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.
6
20
10
Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu, maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan baik.
7
29
23
Hai
orang-orang
yang
beriman,
apabila
kamu
bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah
kamu
menuliskannya.
Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. 8
29
24
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.
9
30
27
Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.
10
30
28
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.
11
32
30
Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.
III
IV
12
55
1
BAB IV Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.
IV
V
BIOGRAFI ULAMA DAN SARJANA Afzalurrahman Beliau adalah seorang cendekiawan muslim, pemikir Islam dan pakar ekonomi yang terkemuka di dunia yang berasal dari Pakistan. Jabatan beliau yang pernah diemban selama hidup diantaranya menjabat sebagai Deputy Secretary General dari The Muskim School Trust London. Di samping itu beliau juga seorang sarjana, belajar dengan tenaga sendiri, otodidak dan beliau adalah staf pengajar pada Islamic College Lahore, selama kekuasaan Abdullah Yusuf Ali beliau mempunyai kedudukan penting. Afzalurrahman dilahirkan pada tahun 1918, kemudian bermukim di dalam Negara kerajaan Inggris dan menyusun berbagai macam kamus tentang Al- Qur‟an (QuranicbDictionaries) dan wafat pada tahun 1998. Abd. Wahhab Khallaf Adalah ahli hukum Islam kontemporer, ia dilahirkan pada tahun 1888 M dan wafat pada tahun 1956 M. Khallaf pernah mengenyam pendidikan tinggi di al-Azhar. Kemudian ia bergabung dengan Lembaga Peradilan Agama dan Lulus sekaligus diangkat sebagai dosen. Pada tahun 1924, ia diangkat sebagai Qadi di Mahkamah Syari‟iyyah. Pada tahun 1924 ia diangkat sebagai dosen pada fakultas hokum Universitas Kairo dalam bidang studi keislaman tahun 1934 1956 M. Ia berhenti menyampaikan kuliah karena sakit. Abd. Wahhab Khalaf sangat produktif dalam menulis, dianta karya-karyanya adalah “Ilm Ushul al-Fiqh, alWaqf wa al-Mawaris, Masa dir at-Tasyri’al-Islami.” Wahbah al-Zuhaily Nama lengkapnya adalah Wahbah Mustafa al-Zuhaily. Beliau dilahirkan di kota Dayr A
ri‟ah di Universitas al-Azhar Kairo Mesir dengan memperoleh ijazah tertinggi pada peringkat pertama tahun 1956. Sedangkan gelar Lc beliau peroleh dari Universitas Ain Syam dengan predikat Jayyid (baik) tahun 1957, adapun gelar
V
VI
Diploma diperoleh pada Ma‟had Sya>ri‟ah (MA) tahun 1959 dari fakultas Hukum Universitas al-Qa>hirah. Kemudian gelar Doktor dalam bidang Hukum Islam (alSyari’ah al- Islamiyah) ia peroleh pada tahun 1963 di Fakultas yang sama. Pada tahun 1963 beliau dinobatkan sebagai dosen (Mudarris) spesifikasi keilmuan di bidang Figh dan Ushul al-Fiqh di Universitas Damaskus. Adapun karyanya yang terkenal di penjuru tanah air adalah: al-Fiqh al Islami. Ahmad Azhar Basyir, MA Beliau dilahirkan di Yogyakarta, 21 November 1928. Ia adalah alumnus Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Yogyakarta (1956). Memperoleh gelar magister dalam Islamic Studies dari University Kairo tahun 1965. Sejak tahun 1953 ia aktif menulis buku antara lain: Terjemah Matan Taqrib, Terjemah Jawahirul Kalamiyah (Aqaid), Manusia, Kebenaran Agama dan Toleransi, Pendidikan Agama Islam, Asas-asas Muamalah, Negara dan Pemerintahan dalam Islam, dan masih banyak lagi. Ia menjadi dosen Universitas Gajah Mada Yogyakarta sejak tahun 1968 sampai wafat tahun1994, menjadi dosen luar biasa Universiyas Islam Indonesia Yogyakarta sejak tahun 1968, ketua PP Muhammadiyah periode 1990-1995. Ibnu Ma>jah Beliau adalah seorang Ahli hadis terkenal yang dijuluki “ Al-Hafiz alKbir‟ nama lengkapnya adalah Muhammad Ibn Yazid Ibn Abdillah Ibn Majah Al- Qazwaini, ia lahir pada tahun 209 H dan wafat pada tahun 273 H. Semenjak kecil beliau telah dikenal sebagai seorang yang sangat mencintai ilmu pengetahuan, terutama ilmu hadis.ia melakukan perjalananuntuk memperdalam hadis dan ilmuilmu yang berkaitan dengan agama. Kota-kota yang dituju antara lain, Irak, Hijaz, Syiria, dan Mesir. Karyanya yang terkenal adalah as-Sunnah atau yang lebih popular dengan sebutan Sunah Ibn Majah Yu>suf al-Qarda>wi Dr. Yu>suf al-Qarda>wi lahir di Mesir pada tahun 1926, ketika usia beliau genap 10 tahun,beliau telah dapat menghafal al-Qur’an.setelah menyelesaikan
VI
VII
pendidikan di Ma’had Thanta dan Ma’had Tsanawi, beliau meneruskan pendidikan ke Fakultas Ushuludin Uninersitas al-Azhar Kairo sampai dengan progam doktornya di tahun 1973, pada tahun 1975 beliau juga memasuki Institut pembahasan dan pengkajian Bahasa Arab Tinggi dengan meraih gelar Diploma Tinggi Bahasa dan Sastra Arab. Karya-karyanya antara lain adalah: Hadyu alIslam Fatawi Mu’asirah, Awanilu al-Saahwa al-Mar’unah fi al-sari’ah alIslamiyya>h dan lain-lain.
VII
VIII
PERATURAN MENTERI NO. 17 TH 2005 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-17/MEN/VIII/2005 TENTANG KOMPONEN DAN PELAKSANAAN TAHAPAN PENCAPAIAN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :
Bahwa sebagai
pelaksanaan Pasal 89 ayat (4) Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perlu diatur mengenai komponen dan pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak dengan peraturan menteri; Mengingat :
1. Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
2003
tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-undang Pemerintah
Nomor
Daerah
32
Tahun
(Lembaran
2004
Negara
tentang Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
VIII
IX
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 107 Tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 01 Tahun 1999 jo. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP. 226/MEN/2000 tentang Upah Minimum; Memperhatikan : Hasil Pertemuan Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional tanggal 24 Agustus 2005 MEMUTUSKAN : Menetapkan :
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TENTANG KOMPONEN
DAN
PELAKSANAAN
TAHAPAN
PENCAPAIAN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Kebutuhan Hidup Layak yang selanjutnya disingkat KHL adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat
IX
X
hidup layak baik secara fisik, non fisik dan sosial, untuk kebutuhan 1 (satu) bulan. 2. Dewan Pengupahan Provinsi/Kabupaten/Kota adalah suatu lembaga non struktural yang bersifat tripartit, dibentuk oleh Gubernur/Bupati/Walikota dan bertugas memberikan saran serta pertimbangan kepada Gubernur/Bupati/ Walikota dalam penetapan upah minimum. Pasal 2 1) KHL sebagai dasar dalam penetapan upah minimum merupakan peningkatan dari kebutuhan hidup minimum. 2) KHL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari komponen sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. Pasal 3 1) Nilai KHL diperoleh melalui survei harga. 2) Survei harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim yang terdiri dari unsur tripartit yang dibentuk oleh Ketua Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota. 3) Dalam hal di Kabupaten/Kota belum terbentuk Dewan Pengupahan, maka survei harga dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Bupati/Walikota setempat. 4) Unsur Tripartit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang mewakili Pemerintah harus mengikutsertakan Badan Pusat Statistik setempat. 5) Survei harga KHL dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagaimana pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini. Pasal 4
X
XI
1) Berdasarkan hasil survei harga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) Dewan Pengupahan atau Bupati/Walikota setempat menetapkan nilai KHL. 2) Nilai KHL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penetapan upah minimum. 3) Penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun. 4) Upah bagi pekerja/buruh dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih dirundingkan secara bipartit antara pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha di perusahaan yang bersangkutan 5) Dalam hal Gubernur menetapkan upah minimum Provinsi, maka penetapan upah minimum didasarkan pada nilai KHL Kabupaten/Kota terendah di Provinsi yang bersangkutan dengan mempertimbangkan produktivitas, pertumbuhan ekonomi dan usaha yang paling tidak mampu (marginal). 6) Produktivitas sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan hasil perbandingan antara jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan jumlah tenaga kerja pada periode yang sama. 7) Pertumbuhan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan pertumbuhan nilai PDRB. Pasal 5 1) Pencapaian KHL dalam penetapan upah minimum dilaksanakan secara bertahap. 2) Tahapan pencapaian KHL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur.
XI
XII
3) Dalam menetapkan tahapan pencapaian KHL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Gubernur memperhatikan kondisi pasar kerja, usaha yang paling tidak mampu (marginal) di Provinsi/Kabupaten/Kota/serta saran dan pertimbangan dari Dewan Pengupahan Provinsi/Kabupaten/Kota. Pasal 6 Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, maka Keputusan Menteri Tenaga Kerja \ Nomor KEP. 81/MEN/1995 tentang Penetapan Komponen Kebutuhan Hidup Minimum \ dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 7 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 Agustus 2005 MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, Ttd Salinan sesuai dengan aslinya:
FAHMI IDRIS
Kepala Biro Hukum,
Myra M. Hanartani NIP. 160025858 Lampiran : Komponen Kebutuhan Hidup Layak untuk Pekerja Lajang dalam sebulan dengan 3.000 K Kalori per hari.
XII
XIII
PEDOMAN WAWANCARA
A. Owner 1. Bagaimana gambaran umum G’bol Coffee Café? 2. Bagaimana sejarah berdirinya? 3. Ada berapa macam pekerjaan? 4. Apa saja hak dan kewajiban karyawan? 5. Bagaimana sistem pola kerja karyawan? 6. Bagaimana dalam hal pembagian jam kerja? 7. Berapakah jumlah gaji yang diterima oleh karyawan tiap bulannya? 8. Adakah tunjangan-tunjangan lain atau bonus? 9. Fasilitas apa saja yang diperoleh karyawan? 10. Bagaimana sistem dalam perekrutan karyawan? 11. Bagaimana sistem penggajiannya? 12. Kendala apa saja yang didapati ketika sistem penggajian?
B. Karyawan 1. Apa pendidikan terakhir anda? 2. Sudah berapa lama anda bekerja? 3. Bagaimana sistem pola kerja yang ditrerapkan? 4. Berapa jam anda kerja dalam satu hari? 5. Apakah ada tunjangan yang anda terima? 6. Fasilitas apa saja yang anda peroleh?
XIII
XIV
7. Berapakah jumlah gaji yang anda peroleh? 8. Kapan anda menerima gaji? 9. Cukupkah gaji yang anda terima untuk biaya kehidupan anda? 10. Layakkah gaji yang anda terima? 11. Apakah kendala anda selama bekerja di G’bol Coffee Café? 12. Apakah anda betah kerja di G’bol Coffee Café?
XIV
XV
CURRICULUM VITAE Nama
: Bayu Aji Santoso
NIM
: 06380035
Tempat, Tanggal Lahir : Banjarnegara, 19 Desember 1988 Alamat Asal
: Banjarnegara, Banjarmangu, RT 03 RW 01, Jawa Tengah
Alamat Yogyakarta
: Jln. S. Parman No. 68, Yogyakarta
Fakultas/Prodi
: Syari’ah dan Hukum/Muamalat
Riwayat Pendidikan
: MI Muhammadiyyah Banjarmangu, tamat tahun 2000 MTs Mu’allimmin Muhammadiyyah Yogyakarta, tamat tahun 2003 MA Mu’allimmin Muhammadiyyah Yogyakarta, tamat tahun 2006 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, masuk tahun 2006
XV