TINJAUAN ATAS PERENCANAAN PENGEMBANGAN BISNIS JASA PADA THE MIRAH HOTEL BOGOR
AnataTsa Dai Poetri dan Yulia Nurendah Manajemen Pemasaran Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
ABSTRAK Hotel merupakan tempat atau persinggahan sementara yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dan pelayanan yang penuh dengan adanya rasa kepuasan dari pelanggan serta memberikan kesan kenyaman yang selalu ingin setiap orang dapatkan. Bukan hanya untuk menginap dan menikmati pemandangan atau fasilitas yang ada saja, tapi daya jual lain dari sebuah usaha hotel adalah memberikan atau mewadahi para pelanggannya untuk menikmati segala fasilitas yang sesuai dengan apa yang diinginkan. Saat ini, inovasi hotel banyak menawarkan paket-paket pertemuan atau meeting, ulang tahun, pernikahan, arisan, bahkan table manner juga termasuk di dalamnya. Pelayanan yang baik, akan memberikan kesan menaril pula terlebih bisa menjadi partner bisnis yang baik antar penyedia jasa dengan penikmat jasanya. Hotel Mirah atau yang sekarang berganti nama dengan The Mirah Bogor ini pada awalnya adalah rumah kost-kostan biasa yang sederhana dan dikelola oleh sebuah keluarga pada tahun 1982 yang hanya memiliki delapan kamar pada saat itu. Namun, saat ini The Mirah Bogor memiliki 139 kamar hotel yang nyaman dan berkelas bintang tiga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tentang pelayanan dan kesigapan karyawan dalam melayani tamu yang ada. Mengetahui pengembangan bisnis jasa yang ada di dalam manajemen hotel dan mengetahui perencanaan pengembangan bisnis jasa yang dilakukan oleh The Mirah Bogor bukan hanya dalam segi perhotalan saja tapi mampu bersaing dengan kompetitor melalui investasi perusahaan pada rumah makan, dan tempat hiburan yang ada di Bogor yang dikelola oleh satu inti perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengembangan sumber daya yang sangat bertahap yang dilakukan oleh manajemen hotel khususnya dengan memberikan pelatihan disetiap minggu untuk seluruh karyawan yang ada tapi dengan kebutuhan yang berbeda. Perusahaan mampu mengembangkan usahanya bukan hanya dalam dunia perhotelan atau wisma saja tapi dalam bidang kuliner dan tempat hiburan lainnya sehingga perencanaan yang ada dalam perusahaan mampu berjalan dengan baik. Keyword: Perencanaan, Pengembangan Jasa, dan Pelayanan
1
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Bogor merupakan kota yang selalu mendatangkan kesejukan dan kenyamanan melalui tempat-tempat pariwisata dan atmosfer alamnya yang sejuk karena suhu rata-rata Kota Bogor tiap bulannya 26o C dengan suhu terendah 21,8o C serta suhu tertinggi 30,4 o C, selain itu kelembaban udara 70% dengan curah hujan rata-rata sekitar 3500-4000 mm. Kota Bogor terletak diantara 106 o43’30” BT-106o51’00” BT dan 30’30” LS-6 o41’00” LS serta memiliki ketinggian ratarata minimal 190 m, maksimal 350 m dan selalu membuat orang betah berlamalama berada atau berkunjung di Kota ini. Tidak sedikit wisatawan yang datang bukan hanya dari dalam negeri, wisatawan mancanegara yang sengaja mengunjungi Bogor dengan segala perlengkapan yang lengkap pada ransel mereka yang selalu mereka bawa disaat berpergian kemanapun. Banyaknya tempat wisata di Bogor mulai dari Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, Prasasti Batu Tulis, Cimahpar Conservation Office (CICO), Kawasan Dramaga, Plaza Kapten Muslihat (Taman Topi), Taman Kencana, Puncak Bogor, Situ Gede, Gunung Bunder, Gunung Pancar, Gunung Gede Pangrango, Gunung Salak Endah, Taman Safari, Kebun Raya Cibodas, Sirkuit Sentul, Taman Wisata Mekarsari, Taman Wisata Air Panas Tirta Sanita Ciseeng, Jungle Water Park dan Jungleland, Zam-Zam Tirta, Yasmin Sport Centre, Marcopolo, Mila Dewata, Museum Etnobotani, Museum Zoologi, Herbarium Bogoriense, Museum Tanah, Museum Pembela Tanah Air (PETA), Museum Perjuangan, Perpustakaan Bogor, dan adapula tempat berbelanja di Bogor seperti Botani Square, Ekalokasari Plaza atau Lippo Mall, Bogor Trade Mall, Yogya Bogor Junction, Plaza Jambu Dua, Bogor Trade World, Taman Topi Square, Plaza Jembatan Merah, Pusat Grosir Bogor, Plaza Indah Bogor, Plaza Bogor Surya Kencana, Giant Taman Yasmin, Hero dan Gramedia, Orchard Walk, Roti Unyil Venus, Nanchang Kitchen, Lapis 2
Talas Bogor, Asinan Gedung Dalam, Asinan Dewi Sri, serta Sentra Kerajinan dan Cenderamata. Sehingga para wisatawan yang berkunjung di Bogor bukan hanya ditawarkan hanya satu atau dua hal saja yang menarik, tapi masih banyak wisata yang berbeda dengan kota-kota lainnya yang ada di Indonesia dengan masingmasing yang memiliki cagar alam dan kebudayaan yang berbeda-beda. Terkait dengan hal tersebut, pengaruh tempat-tempat wisata di Bogor sangat menggiurkan para pengusaha untuk membuat atau mengembangkan usaha mereka dengan semaksimal mungkin. Adapula yang menggabungkan antara tempat wisata yang digarapnya dengan usaha sampingan lainnya seperti oleh-oleh khasnya atau penginapan. Sehingga para wisatawan bisa menetap berlama-lama di Bogor dengan tujuan wisata alamnya dan keindahan serta kesejukan alamnya. Pengaruh tersebut yang membuat banyak peluang usaha yang bisa dijalankan di Bogor ini terkait dengan faktor wisata yang ada di Bogor. Salah satu usaha yang menunjang semua hal tersebut adalah usaha penginapan seperti villa, cottage, bungalao, bahkan hotel pun akan menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Bogor. Tidak sedikit hotel di Bogor yang menarik konsumennya untuk datang melalui tempat-tempat wisata yang ada di Bogor dan tidak sedikit pula hotel di Bogor yang hanya mengandalkan event seperti meeting atau acara yang lainnya seperti pernikahan, ulang tahun, arisan,atau bahkan table manner juga. Sekalipun itu adalah hotel berbintang satu hingga lima pasti mengandalkan ketertarikan para wisatawan terhadap Kota Bogor itu sendiri, dengan adanya hal tersebut pasti hotel yang ada di Bogor juga menunjang segala sarana dan prasarana yang terkait dengan wisata di Bogor. Pemilihan tempat pada lokasi hotel juga sangat penting, karena dengan adanya lokasi yang strategis dan pengaruh tempat-tempat wisata serta oleh-oleh ataupun mall yang ada maka daya tarik untuk hotel tersebut akan bisa menjadi tolak ukur yang baik untuk prospek hotel kedepannya. Untuk saat ini, hotel yang ada di Bogor dengan terbilang cukup banyak dikarenakan lokasi kota yang menarik dan daya tarik lainnya yang ada akan menimbulkan persepsi yang bagus dibenak konsumen. Biasanya, tidak sedikit juga hotel yang hanya mengacu pada kegiatan-kegiatan yang ada di dalam 3
perusahaan seperti meeting saja yang dilaksanakan di luar kota di mana perusahaan itu berada. Seperti contoh kecil, perusahaan yang ada di Jakarta yang beberapa direksinya ingin mengadakan rapat kerja atau rapat tahunan yang sering mereka jalani di luar Jakarta seperti yang terdekat ialah di Bogor, dan bukan hanya rapat dan kenyaman pada saat di hotelnya saja yang mereka harapkan tapi faktor luar yang hotel tersebut miliki itu seperti apa. Apakah lokasinya strategis, mudah diakses dari mana saja, outlet apa saja yang ada di dekat hotel agar pengunjung bisa menikmati hal yang berbeda jika ingin berkunjung atau menginap di hotel tersebut. Perkembangan hotel di Bogor saat ini suda sangat pesat, sekarang bisa dilihat di pusat kota sudah banyak hotel yang berdiri bukan hanya satu atau dua hotel saja tapi bisa mencapai puluhan hotel yang ada di jantung Kota Bogor. Salah satu faktor kenapa pengusaha-pengusaha hotel tersebut lebih memilih mendirikan hotel di pusat Kota Bogor adalah adanya tempat-tempat yang bisa dan mudah diakses oleh konsumen agar betah dan mampu dimanjakan oleh hotel tersebut bukan hanya dari intern hotel saja tapi ekstren hotel juga penting untuk hal tersebut. Terkait dengan adanya fungsi atau penggunaan hotel untuk acara rapat perusahaan, banyak pula hotel di Bogor yang mengandalkan pemasukkan hotel dengan menawarkan atau berpromosi baik cetak, elektronik, atau pun word of mouthuntuk paket rapat atau dalam bahasa perhotelan hal tersebut disebut meeting package yang selalu ada setiap hari tentunya dengan adanya kerja tim sales hotel tersebut. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sales hotel bukan semata-mata hanya menawarkan paket untuk meeting saja tapi selalu ada di mana hal tersebut dikelompokan sesuai dengan market segment dari masing-masing sales. Kegiatan yang bisa mendatangkan konsumen agar selalu ada setiap saat di hotel tanpa kenal dengan kata hotel sepi adalah sales call, semua sales yang ada di hotel tersebut diminta untuk melakukan pendekatan dengan mengunjungi calon konsumen atau client agar mereka tertarik dengan apa yang dimiliki oleh hotel tersebut. Terlebih untuk di Bogor, menjual kamar di hotel itu terbilang mudah jika kegiatan yang dimiliki perusahaan tersebut adalah hari kerja jika ingin
4
menawarkan meeting package tapi justru akan lebih sulit menawarkan paket tersebut dikala hari libur. Perencanaan untuk pengembangan hotel di Bogor sudah cukup pesat dari tahun ke tahun. Saat ini billboard iklan di tengah kota dan di persimpangan jalan sudah banyak iklan-iklan yang tertera tentang hotel yang sangat menarik dengan tata bahasa dan gambar serta penawaran harga yang mereka cantumkan di dalamnya. Tidak sedikit pula konsumen yang tertarik untuk mencoba jasa atau services yang ada dalam hotel tersebu. Kini telah banyak pula hotel-hotel di Bogor yang membuka usaha baru tapi masih dalam kategori perhotelan. Misalnya hotel besar bintang tiga hingga lima mampu mendirikan anak perusahaannya tapi masih dalam kategori hotel. Hingga saat ini, banyak hotel-hotel besar di Bogor yang melakukan hal tersebut dengan konsep yang berbeda dan nama yang berbeda pula tapi service dan penyampaiannya yang berbeda. Hal tersebut bertujuan adanya kesadaran di benak konsumen akan hotel yang di mana masih menempel dengan hotel yang eksis di benak konsumen. Dunia perhotelan di Bogor saat ini sangat ketat persaingannya terlebih jika hotel tersebut bisa saja bersebelahan letaknya atau harga yang ditawarkan keduanya tidak jauh berbeda. Maka konsumen akan dengan mudah membanding-bandingkan hotel satu dengan hotel lainnya sehingga membuat pihak hotel harus selalu berinovasi dan memberikan sesuatu yang tidak biasa atau berbeda sehingga menimbulkan adanya kesadaran konsumen dengan perbedaan hotel tersebut baik itu dalam kategori pelayanannya, makanan, kamar, suasana, atau faktor-faktor yang lainnya. Konsumen akan dengan mudah memilih hotel yang membuatnya nyaman dalam bentuk apapun terlebih pelayanan yang diberikan maka hal tersebutlah yang menjadi tolak ukur dunia perhotelan saat ini khususnya di kawasan Bogor. Pengaruh besarnya dunia hotel berkembang pesat adalah pendapatan daerah yang tinggi dengan adanya kunjungan-kunjungan dari para wisatawan baik dalam ataupun luar negeri. Semua hal tersebut akan menjadi poin penting dalam perkembangan hotel yang berkaitan. Perencanaan yang ada di dalam hotel haruslah mengarah pada jangka pendek dan panjang yang di mana hal tersebut nantiny amampu mengembangkan 5
poin-poin penting lainnya dalam inovasi yang ditawarkan oleh tiap hotel yang akan berpengaruh pada kelangsungan hidup hotel tersebut. Dunia perhotelan juga tidak akan berjalan mulus tanpa adanya divisi-divisi yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya, tanpa adanya hal tersebut maka aktivitas hotel yang akan dikerjakan tidak akan berjalan semulus dengan apa yang akan diharapkan nantinya. Tidak sedikit juga hotel yang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya banyak mendapatkan complaint yang terdengar di pihak hotel, sehingga bisa saja menggoyahkan tenaga atau kinerja karyawan dan membuat nama baik hotel akan menjadi buruk. Tapi dengan adanya strategi yang dimiliki pihak hotel maka hal tersebut merupakan pelajaran yang sangat penting untuk kedepannya. Dengan adanya hal-hal tersebut maka penulis sangat tertarik meninjau lebih jauh tentang perencanaan pengembangan pada dunia perhotelan. Oleh karena itu penulis memilih judul Tugas Akhir ini “Tinjauan Atas Perencanaan Pengembangan Bisnis Jasa pada The Mirah Hotel Bogor”.
1.2
Identifikasi Masalah 1.
Bagaimana upaya yang dilakukan dalam kelangsungan pengembangan jasa pada Hotel The Mirah Bogor?
2.
Bagaimana perencanaan pengembangan jasa pada Hotel The Mirah Bogor?
1.3
Maksud dan Tujuan Pembahasan 1.
Untuk mengetahui pengembangan jasa yang terjadi di dalam proses atau upaya yang dilakukan oleh Hotel The Mirah Bogor.
2.
Untuk mengetahui perencanaan pengembangan jasa pada Hotel The Mirah Bogor.
1.4
Waktu dan Tempat Praktek Kerja Waktu
: Dua Bulan, dimulai dari tanggal 6 Februari 2014 – 5 April 2014. Office Hour (08.30 – 17.00)
Tempat
: The Mirah Hotel Bogor, Jl. Pangrango 9A. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Manajemen Manajemen adalah kosa kata yang berasal dari bahasa Perancis kuno, yaitu
menegement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.Sejauh ini memang belum ada kata yang mapan dan diterima secara universal sehingga pengertiaanya untuk
masing-masing
para
ahli
masih
memiliki
banyak
perbedaan.
[www.wikipedia.com] Secara umum manajemen juga dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengajarkan tentang proses untuk memperoleh tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi. Dalam hal ini manajemen dibedakan menjadi tiga bentuk karakteristik, diantaranya adalah : 1.
Sebuah proses atau seri dari aktivitas yang berkelanjutan dan berhubungan.
2.
Melibatkan dan berkonsentrasi untuk mendapatkan tujuan organisasi.
3.
Mendapatkan hasil-hasil ini dengan berkerjasama dengan sejumlah orang dan memanfaatkan sumber-sumber yang dimiliki si organisasi. Sedangkan menurut G.R. Terry (2013:02) manajemen adalah suatu
proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Di sisi lain menurut Hilman manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. [http://karodalnet.blogspot.com/2013/02/pengertianmanajemen-menurut-para-ahli.html] Adapun menurut Ricky W. Griffin (2013) manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
7
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Definisi manajemen pun dikemukakan oleh Oey Liang Leedimana (2013) manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. [http://karodalnet.blogspot.com/2013/02/pengertianmanajemen-menurut-para-ahli.html] William H. Newman (2013:02) mengemukakan pendapatnya pula tentang manajemen yang mengartikan manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu melalui orang lain. Renville Siagian pun berpendapat manajemen adalah suatu bidang usaha yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan dikelola oleh para tenaga ahli terlatih serta berpengalaman. [http://karodalnet.blogspot.com/2013/02/pengertianmanajemen-menurut-para-ahli.html] Selanjutnya dalam pandangan Eiji Ogawa (2013:02) manajemen adalah perencanaan, pengimplementasian dan pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk sistem pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah. Federick Winslow Taylor berpendapat, manajemen adalah suatu percobaan yang sungguh-sungguh untuk menghadapi setiap persoalan yang timbul dalam pimpinan perusahaan (dan organisasi lain) atau setiap sistem kerjasama manusia dengan sikap dan jiwa seorang sarjana dan dengan menggunakan alatalat perumusan. [http://karodalnet.blogspot.com/2013/02/pengertian-manajemenmenurut-para-ahli.html] Sedangkan menurut Henry Fayol manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu, merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. [http://karodalnet.blogspot.com/2013/02/pengertian-manajemenmenurut-para-ahli.html] Lyndak F. Urwick (2013) berpendapat pula bahwa manajemen adalah forecasting (meramalkan), planning orga-nizing (perencanaan pengorganisiran),
8
commanding (memerintahklan), coordinating (pengkoordinasian) dan controlling (pengontrolan). Ditinjau dari segi fungsinya, manajemen memiliki empat fungsi dasar manajemen yang menggambarkan proses manajemen, semuanya terangkum sebagai berikut: 1.
Perencanaan.
2.
Pengorganisasian.
3.
Pengaruh.
4.
Pengendalian.
2.2
Pengertian Perencanaan Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan. [www.wikipedia.com] Pengertian perencanaan menurut Zuhairi Stain (2013:03) adalah cara berpikir mengenai persoalan-persoalan sosial dan ekonomi, terutama berorientasi pada masa datang, berkembang dengan hubungan antara tujuan dan keputusan– keputusan kolektif dan mengusahakan kebijakan dan program. Beberapa ahli lain merumuskan perencanaan sebagai mengatur sumbersumber yang langka secara bijaksana dan merupakan pengaturan dan penyesuaian hubungan manusia dengan lingkungan dan dengan waktu yang akan datang. Definisi lain dari perencanaan adalah pemikiran hari depan, perencanaan berarti pengelolaan, pembuat keputusan, suatu prosedur yang formal untuk memperoleh hasil nyata, dalam berbagai bentuk keputusan menurut sistem yang terintegrasi. [http://zuhairistain.blogspot.com/2013/03/pengertian-perencanaan.html] Menurut Wilson (2013), pengertian perencanaan merupakan salah satu proses lain, atau merubah suatu keadaan untuk mencapai maksud yang dituju oleh perencanaan atau oleh orang/badan yang diwakili oleh perencanaan itu. 9
Perencanaan itu meliputi : 1.
Analisis
2.
Kebijakan
3.
Rancangan Definisi perencanaan dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2) secara
umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Menurut Deacon perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok, yang dipandang paling penting dan yang akan dilaksanakan menurut urutannya
guna
mencapai
tujuan yang
telah ditetapkan.
[http://zuhairistain.blogspot.com/2013/03/pengertian-perencanaan.html] Menurut Drucker (2013) perencanaan adalah suatu proses yang diorganisasi
dan
dilaksanakan
secara
sistematis
dengan
emnggunakan
pengetahuan yang ada sesuai keputusan yang telah ditetapkan bersama. Sedangkan Goetz (2013:03) berpendapat perencanaan adalah kemampuan memilih satu kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling
tepat
untuk mencapai tujuan.
Menurut Anonim perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan diputuskan
bersama.
[http://zuhairistain.blogspot.com/2013/03/pengertian-
perencanaan.html] Menurut George Pickett & John J. Hanlon perencanaan adalah proses menentukan bagaimana mencapai suatu tujuan begitu tujuan itu ditetapkan. [http://zuhairistain.blogspot.com/2013/03/pengertian-perencanaan.html] Menurut Stoner (2013) perencanaan adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi. Perencanaan adalah proses menetapkan sasaran atau tujuan dan tindakan yang perlu untuk mencapai tujuan (goal) tersebut. Menurut
Cuningham
(2013)
perencanaan
adalah
menyelesi
dan
menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan 10
datang dengan tujuan memvisualisasi dan emformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Menurut Husein Umar perencanaan merupakan kegiatan atau proses membuat rencana yang kelak dipakai perusahaan dalam rangka melaksanakan pencapaian
tujuannya.
[http://zuhairistain.blogspot.com/2013/03/pengertian-
perencanaan] Dalam proses manajemen, yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan. Jadi perencanaan sebagai awal dalam melakukan proses manajemen sebelum kita melakukan pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan. Menurut George R. Terry perencanaan adalah: “planning is the selecting and relating of fact and the making and using of assumption regarding the future in the visualization and formulating of proposed activities believed necessary to achieve desired result”. [http://zuhairistain.blogspot.com/2013/03/pengertianperencanaan.html] Dalam pengertian tersebut bisa disimpulkan antara lain: 1.
Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan keterangan kongkret.
2.
Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
3.
Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakantindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha. Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa
yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
11
2.3
Unsur-Unsur Perencanaan Suatu rencana yang baik adalah perencanaan yang mengandung unsur-unsur
:What, Why, Where, When, Who, dan How. [http://id.shvoong.com/socialsciences/sociology/2205934-unsur-unsur-perencanaan/#ixzz2agTp4542] 1.
What, Kegiatan “apa“ yang harus dilakukan organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2.
Why, Alasan-alasan “mengapa“ kegiatan itu diselenggarakan dan mengapa tujuan itu harus dicapai.
3.
Where “dimana“ kegiatan-kegiatan itu hendak dilaksanakan? Pertanyaan ini menjelaskan tentang lokasi fisik lembaga, tersedianya fasilitas penunjang, transportasi dan lingkunganyang dapat menunjang terjadinya proses kegiatan yangkondusif, sehingga tujuan diselenggarakannya kegiatan itudapat dicapai dengan mudah.
4.
When, Alokasi waktu “kapan“ kegiatan itu harus di mulai serta target waktu yang diperuntukkanbagi tercapainya tujuan, baik itu jangka pendek maupunjangka panjang.
5.
Who“siapa“ yang melaksanakan kegiatan-kegiatan itu? Pertanyaan ini menjelaskan
tentang
orang-orang
yangdilibatkan
dalam
proses
pengelolaan organisasi. 6.
How“bagaimana“ cara melaksanakan kegiatan itu? Penjelasan mengenai teknik mengerjakan pekerjaan itu? Faktor perencanaan untuk menyusun perencanaan yang baik diperlukan
beberapa faktor sebagai berikut: 1.
Suatu rencana hendaknya disusun oleh tenaga yang benar-benar mengetahui teknik perencanaan.
2.
Rencana harus dibuat oleh orang yang mendalami tujuan organisasi.
3.
Rencana harus didukung oleh data / informasi, dan ide-ide yang baik.
4.
Rencana hendaknya disusun oleh orang yang mengetahui sifat hakiki dari pada permasalahan serta mampu melihat kedepan.
12
Suatu rencana yang telah disusun, tentu diharapkan akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan organisasi, karena pada dasarnya perencanaan lebih mudah dipahami daripada dilaksanakan, maka diperlukan sekali pemahaman danpelaksanaan dari perencanaan tersebut. Dalam menetapkan suatu rencana haruslah mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1.
Tujuan. Suatu rencana yang akan dilaksanakan harus mempunyai tujuan yang jelas dan mempunyai batasan akan tujuan tersebut (fokus). Dalam batasan ini dirinci tentang limit waktu yang akan dipakai, bagaimana cara pencapaian tujuan tersebut dan lain sebagainya.
2.
Politik. Yang dimaksud dengan politik ini adalah kewenangan, delegasi dan pertanggung jawaban dalam pelaksanaan sebuah rencana. Sehingga tujuan yang telah direncanakan akan berhasil.
3.
Prosedur, merupakan urutan tindakan atau kegiatan yang terorganisir dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.
4.
Anggaran atau budget merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam pencapaian tujuan. Anggaran ini harus dibuat serealistis mungkin, sehingga beban dari pelaksanaan ini tidak tidak lah begitu berat.
5.
Program, merupakan gabungan dari politik, prosedur dan anggaran serta perlu adanya alternatif tujuan bilamana tujuan utamanya tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan. Unsur-Unsur Perencanaan (Planning) menurut Sarwoto (2007) suatu
perencanaan yang lengkap dan sempurna harus memuat enam unsur, yang meliputi lima pertanyaan 5 W + 1 H, yaitu : 1.
What. Dalam hal ini haruslah dijelaskan dan diperinci aktivitas yang diperlukan, faktor-faktor yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut supaya tujuan dapat tercapai.
2.
Why. Di sini diperlukan penjelasan dan ketegasan mengapa kegiatan itu harus dikerjakan dan mengapa tujuan itu harus dicapai.
3.
Where. Dalam planning harus memuat di mana lokasi pekerjaan itu akan diselesaikan. Hal ini diperlukan untuk menyediakan sarana dan fasilitas untuk mengerjakan pekerjaan itu. 13
4.
When. Hal ini diperlukan adanya jadwal waktu dan kapan dimulainya pekerjaan sampai berakhirnya pekerjaan itu.
5.
Who. Dalam perencanaan tersebut harus dimuat tentang para pekerja yang mengerjakan pekerjaan itu. Di samping itu juga diperlukan kejelasan wewenang dan tanggungjawab para petugas.
6.
How. Dalam planning harus dijelaskan tekhnik, metode dan sistem mengerjakan pekerjaan yang dimaksud. Unsur-unsur perencanaan menurut Sarwoto (2005) agar dapat diperoleh
jaminan sebesar-besarnya bahwa tujan yang telah ditentukan dapat dicapai sebaikbaiknya, suatu perencanaan sebaiknya mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1.
Unsur tujuan yaitu perumusan yang lebih jelas dan lebih terperinci mengenai tujuan yang telah diterapkan untuk mencapai.
2.
Unsur policy (kebijaksanaan) yaitu metode atau cara/jalan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Yang termasuk sub ini hanya garis-garis besarnya saja.
3.
Unsur procedure (prosedur) ini meliputi pembagian tugas serta hubungannya (vertical dan horizontal) antara masing-masing anggota kelompok secara terperinci.
4.
Unsur progress (kemajuan) dalam perencanaan ditentukan standar-standar mengenai segala sesuatu yang hendak dicapai. Dalam istilah Inggris standar untuk mengukur kemajuan-kemajuan suatu usaha sebagaimana direncanakan secara singkat dapat dirumuskan dengan kata-kata:
4.
1.
“How many” untuk kuantitasnya;
2.
“How well” untuk kualitasnya;
3.
“How long” untuk lamanya.
Unsur programme (program)
di dalam
unsur
ini tidak
hanya
menyimpulkan rencana keseluruhannya, sehingga merupakan kesatuan rencana, melainkan juga dalam rangka perencanaan seluruhnya itu program harus pula mengandung acara urut-urutan (sequence) pentingnya macam-macam proyek daripada perencanaan tersebut. Menurut Sarwoto (2005) perencanaan mencakup banyak variasi atau unsur-unsur di dalammya antara lain: 14
1.
Misi atau Maksud (Mission atau Purpose) di dalam masyarakat, setiap entitas mempunyai peran sendiri. Peranan tersebut kemudian menentukan misi atau maksud dari keberadaan mereka dalam masyarakat tersebut. Kalau mereka tidak mempunyai misi atau maksud keberadaan, maka entitas tersebut tidak akan mempunyai eksistensi dalam suatu masyarakat. Misi entitas bisnis biasanya memproduksi dan/atau mendistribusikan barang atau jasa ekonomis
2.
Tujuan merupakan hasil akhir dimana aktivitas atau kegiatan organisasi diarahkan atau ditujukan. Tujuan merupakan rencana organisasi yang paling dasar. Suatu organisasi secara keseluruhan mempunyai suatu tujuan,
kemudian
bagian-bagian
dalam
organisasi
tersebut
juga
mempunyai tujuan masing-masing, akan tetapi tujuan dari masing-masing bagian tersebut harus menyumbang atau mendukung tujuan organisasi secara keseluruhan. Tujuan organisasi merupakan kunci efektivitas organisasi. Tujuan mempunyai beberapa fungsi: 1.
Tujuan memberikan dan menyatukan arah kemana organisasi harus bergerak.
2.
Tujuan dan proses penetapan tujuan akan mempengaruhi perencanaan.
3.
Tujuan dapat berfungsi sebagai alat motivasi karyawan.
Berdasarkan tujuan organisasi, perencanaan dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis perencanaan, yaitu: 1.
Perencanaan strategis merupakan rencana jangka panjang (lebih dari lima tahun) untuk mencapai tujuan strategis. Fokus perencanaan ini adalah organisasi secara keseluruhan. Rencana strategis dapat dilihat sebagai rencana secara umum yang menggambarkan alokasi sumberdaya, prioritas, dan langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis. Tujuan strategis biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak.
2.
Perencanaan taktis ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, yaitu untuk melaksanakan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana ini mempunyai jangka waktu yang lebih pendek (satu sampai lima tahun) dibandingkan dengan rencana strategis. Perencanaan taktis biasanya dibuat oleh manajemen puncak dan manajemen menengah. Tujuan taktis 15
biasanya diturunkan dari tujuan strategis. Sebagai contoh, suatu perusahaan mempunyai rencana strategis menstabilkan suplai bahan baku. Rencana taktis kemudian dikembangkan melalui pembelian bahan baku dari perusahaan pensuplai bahan baku. 3.
Perencanaan operasional diturunkan dari perencanaan taktis, mempunyai fokus yang lebih sempit, jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari satu tahun) dan melibatkan manajemen tingkat bawah.
4.
Strategi merupakan rencana umum atau pokok untuk mencapai tujuan organisasi melalui alternatif pemilihan tindakan yang diperlukan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
5.
Kebijakan juga merupakan rencana karena merupakan pernyataan atau pemahaman umum yang membantu mengarahkan pengambilan keputusan, khususnya cara berpikirnya bukan aksinya.
Seringkali kebijakan
merupakan pernyataan tidak tertulis. 6.
Prosedur juga merupakan rencana karena menetapkan cara penanganan suatu aktivitas di masa mendatang. Prosedur lebih mengarahkan tindakan, bukannya mengarahkan cara berpikir. Prosedur menjelaskan secara detail bagaimana suatu aktivitas harus dilakukan.
7.
Aturan merupakan rencana yang dipilih dari beberapa alternatif, dan harus dilakukan, atau tidak dilakukan. Aturan mengharuskan tindakan tertentu yang spesifik dikerjakan, atau tidak dikerjakan, tergantung situasi yang dihadapi. Aturan berkaitan dengan prosedur karena aturan mengarahkan tindakan, tetapi tidak menyebutkan urutan waktu.
1.
Program merupakan jaringan yang kompleks yang terdiri dari tujuan, kebijakan, prosedur, aturan, penugasan, langkah-langkah yang harus dilakukan, alokasi sumber daya dan elemen lain yang harus diakukan berdasarkan alternatif tindakan yang dipilih. Biasanya modal dan anggaran dipakai untuk mendukung program.
2.
Anggaran adalah merupakan rencana yang dinyatakan dalam angka-angka. Anggaran disamping merupakan alat perencanaan, juga merupakan alat pengendalian.
16
Robbins dan Coulter (2011:11) menjelaskan fungsi dari perencanaan sebagai berikut: 1.
Perencanaan sebagai pengarah, perencanaan merupakan upaya untuk meraih atau mendapatkan sesuatu secara lebih terkoordinasi. Dalam hal ini perencanaan adalah sebagai pengarah atau guide dalam usaha untuk mencapai tujuan secara lebih terkoordinasi dan terarah.
2.
Perencanaan sebagai minimalisasi ketidakpastian, pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang tidak mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi membawa ketidakpastian bagi organisasi. Kadang perubahan tersebut sesuai dengan apa yang kita inginkan akan tetapi tidak jarang perubahan tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ketidak pastian inilah yang harus diminimalisasikan, dengan adanya perencanaan, ketidakpastian yang akan terjadi di kemudian hari diantisipasi sebelumnya.
3.
Perencanaan sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya, setiap organisasi pasti membutuhkan sumber daya, dengan adanya perencanaan, sebuah organisasi di awal sudah melakukan perencanaan mengenai penggunaan sumber daya sehingga diharapkan tidak terjadi pemborosan dalam hal penggunaan sumber daya yang ada sehingga organisasi tersebut bisa meningkatkan tingkat efisiensinya.
4.
Perencanaan sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas. Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas yang harus dicapai oleh organisasi dan diawasi pelaksanaannya dalam fungsi pengawasan manajemen. Dalam perencanaan, perusahaan menentukan tujuan dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan, perusahaan berusaha membandingkan antara tujuan yang telah ditetapkan dengan realita di lapangan, dan mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga bisa mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Unsur Perencanaan :
1.
Tindakan apa yang harus dikerjakan
2.
Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan 17
3.
Dimana tindakan tersebut dilakukan
4.
Kapan tindakan tersebut dilakukan
5.
Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6.
Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
2.4
Jenis-Jenis Perencanaan
1.
Jenis perencanaan menurut prosesnya :
1.
Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkan-kebijakan saja, tentang garis besar atau pokok dan bersifat umum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakan itu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
2.
Program Planning, merupakan perincian dan penjelasan daripada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanya memuat, hal-hal berikut:
1.
Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
2.
Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
3.
Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
4.
Prosedur kerja yang harus dipatuhi
5.
Struktur organisasi yang harus dipenuhi
6.
Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatu perencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuanyang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat dalamperencanaan ini adalah: 1.
Penetapan prosedur kerja
2.
Metode-metode kerja
3.
Tenaga-tenaga pelaksana
4.
Waktu, dan sebagainya
7.
Jenis perencanaan menurut jangka waktunya :
1.
Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun.
2.
Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara satu hingga tiga tahun. 18
3.
Short Range
Planning,
yaitu
perencanaan
jangka
pendek yang
pelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari satu tahun. 4.
Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya :
1.
National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagi seluruh wilayah Negara.
2.
Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah.
3.
Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangat terbatas.
4.
Jenis perencanaan menurut penggunaannya :
1.
Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi.
2.
Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secara berulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali.
3.
Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan :
1.
General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besar dan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas. Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahun pelajaran.
2.
Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenai kegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikela IPA. Perencanaan telah diterapkan pada semua jenis kegiatan dan sesungguhnya
terdapat berbagai jenis perencanaan. Beberapa rencana meliputi: kegiatan yang sangat luas, sedangkan ada juga yang meliputi kegiatan terbatas saja, ada yang semata-mata meliputi pertimbangan operasional, sedangkan yang lain berfokus pada pelaksanaan, biaya, kualitas atau unsur-unsur penting lainnya. Menurut G.R. Terry bahwa jenis rencana dapat diklasifikasikan menjadi: 1.
Rencana Pengembangan
2.
Rencana Pemakai
3.
Rencana Anggota-Anggota Manajemen Klasifikasi dari rencana-rencana tersebut adalah sesuai dengan waktu yang di
liput oleh rencana-rencana yang bersangkutan. Dengan demikian terdapat rencana-rencana dilihat dari segi waktu jangka panjang (meliputi waktu lima 19
tahun atau lebih) dan rencana jangka pendek (meliputi waktu dua tahun atau kurang). Rencana-rencana yang meliputi waktu tiga hingga limatahun kadangkadang dianggap berjangka pendek atau juga dianggap jangka panjang, tergantung dari organisasi yang bersangkutan, ada juga menyatakan rencana-rencana seperti adalah berjangka sedang, tetapi tidak begitu umum disebut demikian. G.R. Terry lebih condong memakai periode waktu membenarkan pengeluaran-pengeluaran seperti ditetapkan di dalam rencana yang bersangkutan. Artinya, mereka menginginkan agar rencana mencakup waktu yang diperlukan untuk menutup komitmen pengeluaran mereka. Hal tersebut sering dinyatakan sebagai recovery cost. Menerima konsepsi komitmen tersebut berarti bahwa yang direncanakan itu selalu berbeda, tergantung dari hal-hal tersebut di atas dan keyakinan dari para top manajer. Jenis-jenis rencana lainnya ialah rencana orientasi dan rencana operasional. Rencana-rencana tersebut dapat berupa rencana jangka pendekdan rencana jangka panjang. 1.
Perencanan Strategi adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menetukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (strengths weaknesses, opportunities, threats), PEST (political, economic, social, tehnological), atau STEER (socio-cultural, tehnological, economic, ecological, regulator). Perencanaan ini biasanya dilakukan untuk menetukan konsep atau cara bagaimana para manajemen melakukan langkah langkah strategi untuk dapat menggunakan konsep yang tepat dalam mewujudkan perencanaan atau tujuan yang telah ada. Perencanaan strategi secara eksplisit berhubungan dengan manajemen perubahan, yang telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli. Lorange (1980), mengatakan bahwa strategic planning
adalah kegiatan yang
mencakup serangkaian proses dari inovasi dan merubah perusahaan, sehingga apabila strategic planning
tidak mendukung inovasi dan
perubahan maka itu merupakan kegagalan dalam perencanaan.
20
2.
Perencanaan Skenario. Menurut Peter Schwartz, skenario adalah a tool [for] ordering one’s perception about alternatif future environments in wich one’s decision might be played out right. Jadi kurang lebih dari penjalasanya skenario adalah sebuah gambaran yang konsisten tentang berbagai kemungkinan (keadaan) yang dapat terjadi di masa yang akan datang. Jika melihat definisi tersebut maka dapat dijabarkan bahwa skenario bukanlah sebuah forecasting (ramalan) dalam pengertian bahwa skenario bukanlah merupakan sebuah visi atau kondisi masa depan yang diinginkan. Pengertian scenario planning menurut Schwartz adalah Scenario planning is future planning in an era when traditional strategic planning is obsolute. Sehingga dari definisi tersebut fungsi scenario planning adalah untuk membantu membuat dan mempertajam suatu strategi. Cara-cara dalm membuat perencanaan skenario adalah:
1.
Identify focal issu (focal concern): mengidentifikasi isu utama atau masalah utama yang akan menjadi fokus untuk pengambilan keputusan.
2.
Identify key forces: mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang diperkirakan akan mempengaruhi focal issue dimasa mendatang.
3.
Identify driving forces (change drivers): mampu mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong perubahan-perubahan yang berkaitan dengan key force.
4.
Identifikasi
ketidakpastian
(identify
uncertainty):
mengidentifikasi
ketidakpastian dari berbagai hal yang erat kaitannya dengan driving process. 5.
Selecting the scenario logic: menyusun logika skenario melalui suatu penelitian kualitatif terutama melalui wawancara mendalam atau dengan melakukan focus group discussion untuk mendapatkan suatuskenario dengan alternatif-alternatif secara logis.
6.
Fleshing out the scenario: perumusan skenario dapat menambahkan berbagai data sekunder dan trennya untuk memperkuat berbagai pendapat dari narasumber dan para ahli yang sudah didapat dan ditulis pada tahap sebelumnya.
21
7.
Perencanaan sektoral. Menurut Soekartawi, Perencanaan sektoral sering pula diistilahkan dengan perencanaan departemen karena departemen tertentu memainkan, perencanaa sektor yang dibina. Misalnya perencanaan pertanian, perencanaan kesehatan dan sebagainya. Perencanaan sektoral memang lebih spesifik; disesuaikan dengan masing-masing sektor. Namun ini dipadu dengan GBHN setting apapun macam dan variasi yang dilakukan oleh masing-masing sektor tersebut tidak boleh bertentangan dengan pokok-pokok kebijaksanaan seperti yang tertera dalam GBHN. Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan pendekatan berdasarkan sektor atau kumpulan dari kegiatan-kegiatan atau program yang mempunyai persamaan ciri-ciri serta tujuannya. Pembagian klasifikasi fungsional seperti sektor dilakukan untuk mempermudah perhitungan-perhitungan dalam mencapai sasaran makro. Sektor-sektor yang memiliki ciri-ciri yang berbeda memilik daya dorong yang berbeda pula satu sama lain dalam mengantisipasi inventasi yang dilakukan pada masing-masing sektor. Perencanaan sektoral juga memiliki definisi sebagai kumpulaan program dan kegiatan pendidikan yang mempunyai persamaan ciri dan tujuan. Perencaanaan sektoral memproyesi sasaran pembangunan sektor pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah ditentukan. Walaupun perencanaan sektoral menekan pada sektor tertentu dengan sektor ekonomi dengan nonekonomi.
8.
Perencanaan regional.
Menurut Soekartawi,
Perencanaan regional
(regional planning) dimaksudkan agar semua daerah dapat melaksanakan pembangunan secara proposional dan merata sesuai dengan potensi yang ada di daerah tersebut. Perencanaan regional berkembang begitu cepat sehingga kini menjadi disiplin ilmu tersendiri dengan istilah regional planning science. Dalam banyak literatur, manfaat perencanaan regional adalah pusat ke daerah (spread effects). Bila perencanaan regional dan pembangunan regional berkembang dengan baik, maka diharapkan bahwa kemandirian daerah dapat tumbuh dan berkembang dengn sendirinya (mandiri) atas dasar kekuatan sendiri. Dengan demikian, maka kenalkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut tidak terlalu 22
bergantung pada pusat, maka tetapi relatif cukup didorong (generate) dari daerah lain yang bersangkutan. Perencanaan regional merupakan perencanaan pembangunan dengan melihat pemanfaat ruang serta interaksi berbagai kegiatan dalam ruang suatu wilayah yang diarahkan untuk pencapaian efesiensi dan kenyamanan yang optimal untuk kemakmuran masyarakat
diwilayah
tersebut.
Pendekatan
perencanaan
regional
memandang wilayah sebagai kumpulan dari bagian-bagian yang lebih kecil dengan potensi dan daya tarik serta daya dorong yang berbeda-beda, yang mengharuskan mereka menjalin hubungan untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Pendekatan regoinal menggunakan pendekatan sektoral antara lain: 1.
Lokasi dari berbagai kegiatan konsumen yang berkembang.
2.
Penyebaran penduduk di masa yang akan datang dan memungkinkan munculnya pusat pemukiman baru.
3.
Adanya perubahan pada struktur ruang wilayah dan prasarana yang perlu dibangun untuk mendukung perubahan struktur ruang tersebut.
4.
Perencanaan jaringan kerja (network planning) adalah salaah satu dari beberapa
teknik
menajemen
dan
semua
teknik-teknik
tersebut
dikumpulkan merupakan kesatuan yang disebut “Operation Teknique Research” (OTR). Variant-variant lain daro OTR antara lain: 1.
Linear programing
2.
Non linear programing
3.
Dynamic programing
4.
Network planning, montercarlo theory History ilmu jaringan kerja (network planning) adalah perkembangan ilmu
jaringan kerja yang begitu pesat yang pada awalnya dilakukan oleh militer amerika serikat (US Navy). Setelah dikembangkan pada program komputer yaitu Microsoft Project. Adapun sejarah perkembangan jaringan kerja ini antara lain: 1.
Pada tahun 1957 US Navy merencanakan peluru kendali jenis polais problemnya
cukup
rumit
maka
memecahkan problem tersebut.
23
dibentuk
biro
konsultan
untuk
2.
Pada tahun 1958 perusahaan kimia DU Pont Co, USA dalam merencanakan kesulitan dan proses fabrikasi menemukan CPM yang bentuknya hampir sama sengn PERT.
3.
Perkembangan di Indonesia yaitu pada tahun 1969 dimana dasar-dasar network planning yang semuala dipakai dilingkungan PUTL mulai masuk dibidang ekonomi, khususnya dibidanng pengawasan.
Manfaat jaringan kerja adalah: 1.
Network planning khususnya untuk menyelesaikan suatu proyek yang hanya sekali saja. Untuk setiap proyek harus dibuat network planning baru, disini harus dibedakan tatalaksana proyek dengan tatalaksana produksi. Tata laksana proyek adalah menyelesaikan hal-hal khusus dan hanya sekali dilakukan, sedangkan tatalaksana produksi menyelesaikan hal-hal umum yang berulang-ulang/rutin.
2.
Keuntungan network planning pada tatalaksana proyek antara lain:
1.
Merencanakan dan mengawasi proyek secara logis.
2.
Memikirkan secara menyeluruh dan mendetail dari proyek.
3.
Mengkomunikasikan rencana waktu (scheduling dan alternatif-alteranatif lain penyelesaian proyek dengan alokasi dana).
4.
Mengawasi proyek secara efisien, sebab hanya jalur-jalur kritis (critical path) saja yang perlu konsentrasi pengawasan secara ketat.
5.
Analisis network planning akan membantu:
1.
Time sheduling urutan pekerjaan yang efisien.
2.
Pembagian merata waktu, tenaga, dan biaya.
3.
Rescheduling probabilitas ada kelambatan penyelesaian proyek
4.
Merencanakan proyek yang kompleks.
5.
Langkah-langkah menyusun jaringan kerja:
1.
Urutan pekerjaan yang logis.
2.
Pekerjaan apa yang harus diselesaikan lebih dahulu sebelum pekerjaan lebih dahulu sebelum pekerjaan yang dimulai, dan pekerjaan apa yang kemudian berikutnya.
3.
Taksiran waktu penyelesaian setiap pekerjaan.
4.
Biasanya memakai waktu rata-rata berdasarkan pengalaman. 24
5.
Biaya untuk mempecepat setiap pekerjaan
6.
Sumber-sumber: tenaga, equipment, dan material.
2.5
Pengertian Pengembangan Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dunia usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah. Pengembangan dalam arti yang sangat sederhana adalah suatu proses,cara pembuatan. Sedangkan menurut Iskandar Wiryokusumo (2011), pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formalyang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggungjawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, danmengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuannya, sebagai bekal untuk selanjutnya, meningkatkan dan mengembangkan dirinya, sesama,maupun lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan prbadi yang mandiri. Menurut Arifin (2009), pengembangan bila dikaitkan dengan pendidikan berarti
suatu
proses
perubahan
secara
bertahap
kearah
tingkat
yang
berkecenderungan lebih tinggi, meluas dan mendalam yang secara menyeluruh dapat tercipta suatu kesempurnaan atau kematangan. Pengembangan pula dapat diartikan sebagai suatu kondisi menunjukkan
adanya
peningkatan
jenjang
atau
status seseorang
yang dalam
pekerjaannya. Hal–hal yang mendorong seseorang memilih pengembangan karir sebagai wirausaha, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya. [elib.unikom.ac.id/download.php?id=1575] Pengembangan usaha menurut Harri Fadilah (2012:17) adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan peluang pertumbuhan. Tetapi pada kenyataanya untuk 25
mengembangkan usaha yang pada awalnya
dimulai dari nol besar atau baru
memulai usaha sangatlah sulit.
2.6
Unsur-Unsur Pengembangan Program
terencana
yang
terfokus
kepada
kebutuhan-kebutuhan
menyeluruh (total needs) dari masyarakat yang bersangkutan. Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama). Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan, bahan ataupun dana. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan, kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, dan kepemudaan untuk membantu masyarakat. Unsur–Unsur dalam mengembangkan usaha menurut Reny (2010) ada dua yaitu: 1.
Unsur yang berasal dari dalam ( pihak internal ) :
1.
Adanya niat dari si pengusaha
/ wirausaha
untuk mengembangkan
usahanya menjadi lebih besar. 2.
Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang yang harus diproduksi , cara apa yang harus digunakan untuk mengembangkan barang/produk.
3.
Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukkan dan pengeluaran produk.
4.
Unsur dari pihak luar ( Pihak eksternal) :
1.
Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.
2.
Mendapatkan dana tidak hanya mengandalakan dari dalam seperti meminjam dari luar.
3.
Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik/kondusif untuk usaha.
Adapun menurut Jun dan Jar unsur-unsur pengembangan dalam ilmu ekonomi adalah sebagai berikut : [http://jundanjarblog.blogspot.com/2011/05/makalahunsur-unsur-perkembangan.html] 1.
Penduduk dan Tenaga kerja
2.
Kapital Sosial 26
3.
Sumber daya alam
4.
Teknologi dan fungsi wiraswasta Unsur pengembangan yang ada harus bisa sesuai dengan apa yang akan dituju
oleh setiap organisasi atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang sama sehingga semua unsur yang ada di dalamnya dapat terealisasikan dengan baik dalam proses pengembangannya. Seperti unsur-unsur pengembangan berikut ini : 1.
Pendekatan
2.
Model
3.
Strategi
4.
Metode
5.
Tekhnik
Tujuh unsur dalam pengembangan untuk produk jasa adalah: 1.
Produk
2.
Harga
3.
Tempat
4.
Promosi
5.
Orang
6.
Bukti fisik
7.
Proses
2.7
Pengertian Bisnis Bisnis berasal dari bahasa Inggris business, mengembangkan kata dasar
busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Sedangkan dalam kamus lengkap bahasa Inggris karangan Wojowasito dan W.J.S Poerwadarminta, business diterjemahkan menjadi : pekerjaan; perusahaan; perdagangan; atau urusan. [www.wikipedia.com] Dengan demikian, bisnis bisa diartikan menjadi suatu kesibukan atau aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan atau nilai tambah. Dalam ilmu ekonomi, bisnis merupakan organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. [www.wikipedia.com] Menurut Musselman dan Jackson (2011:10) mereka mengartikan bahwa bisnis adalah suatu aktivitas yang memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomis 27
masyarakat, perusahaan yang diorganisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut. Sedangkan menurut Gloss, Steade dan Lowry (2011) mereka mengartikan bahwa bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standart serta kualitas hidup mereka. Jika menurut Allan Afuah (2004) bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang
dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan
mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang di inginkan konsumen. Steinford mengartikan bisnis sebagai suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Menurut Steinford (2011), jika kebutuhan masyarakan meningkat, lembaga bisnis pun akan meningkat perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut sambil memperoleh laba. Menurut Mahmud Machfoedz (2011) juga bisnis adalah suatu usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi agar bisa mendapatkan laba dengan cara memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Lain hal dengan T. Chwee (2011) Menurutnya, bisnis merupakan suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Sementara itu, menurut Grifin dan Ebert, bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Griffin dan Ebert (2011) bisnis sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha informal lainnya.
28
Menurut Hughes dan Kapoor bisnis adalah aktifitas melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit (laba). Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan pada suatu periode (Total Revenues) lebih besar dari total biaya (Total Costs) pada periode yang sama. Laba merupakan daya tarik utama untuk melakukan kegiatan bisnis, sehingga melalui laba pelaku bisnis dapat mengembangkan skala usahanya untuk meningkatkan laba yang lebih besar. [http://thepradjna.wordpress.com/2011/10/28/definisibisnis/]
2.8
Bentuk Pengembangan Bisnis Bentuk-bentuk pengembangan bisnis menurut Hendry F. (2009) terbagi
dalam beberapa kondisi dan bagian utama di dalamnya: 1.
Kondisi Internal Perusahaan (Mikro)
1.
Posisi usaha dan perusahaan
2.
Kemampuan usaha atau bisnis dan perusahaan
3.
Kemampuan organisasi dan manajemen
4.
Usaha belum optimal
5.
Usaha mengalami kejenuhan
6.
Kondisi Eksternal Perusahaan (Makro)
1.
Keadaan pasar, konsumen
2.
Keadaan persaingan
3.
Kebijakan pemerintah
4.
Keadaan perekonomian nasional, internasional, local
5.
Keadaan politik dan keamanan
6.
Terdapat kemungkinan atau peluang usaha
7.
Karena adanya suatu peristiwa tertentu
Bentuk dan jenis pengembangan: 1.
Pengembangan jumlah atau volume barang atau produk dalam bentuk dan jenis produk yang sama.
2.
Pengembangan produk lain dalam satu arah.
3.
Pengembangan produk yang berbeda dan pada arah yang berbeda.
4.
Pengembangan usaha sesuai dengan keahlian yang dimiliki. 29
5.
Pengembangan produk dalam satu arah. Tiga Pengembangan Wawasan Jenis Bidang Usaha. Sangat banyak usaha yang
digarap, mana yang akan dipilih sangat tergantung pada beberapa hal, antara lain : 1.
Minat seseorang, misalnya berminat dalam bidang industri atau kerajinan, dan perdagangan/jasa.apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang sama atau, usaha yang akan dikerjakan ada relevansi /saling menunjang dengan usaha tersebut.
2.
Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, atau apa saja yang sudah dimiliki. yang akan dikerjakan
ada relevansi/saling menunjang
dengan usaha tersebut. 3.
Relasi, untuk mengetahui banyaknya bidang usaha yang bisa dimasuki oleh wirausaha baru, maka marilah kita lihat hubungan dalam bentuk circular flow anatara Rumah Tangga Produsen (RTK), dan Rumah Tangga Konsumen (RTK). Secara garis besar ada lima jenis usaha yang diungakapkan diatas, yaitu usaha
ekstraktif, agraris, industri, perdagangan, dan jasa. Kelima jenis usaha ini dapat dirinci sedemikian rupa baik menurut lembaga yang mengusahakan, bentuk badan usaha yang luar biasa banyaknya.
2.9
Manfaat Perencanaan Pengembangan Bisnis Beberapa manfaaat perencanaan pengembangan bisnis menurut Hendry F.
(2009) terbagi dalam poin-poin berikut yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan bisnisnya: 1.
Memberikan pegangan dalam menjalankan usaha agar tetap berada dalam alur yang diinginkan. Agar tetap bermanfaat, rencana usaha ini senantiasa diperbaharui sesuai dengan perubahan dan permasalahan yang dihadapi.
2.
Rencana usaha dapat digunakan untuk meyakinkan pihak-pihak yang akan memberikan dukungan pendanaan. Untuk tujuan ini, rencana usaha hendaknya memberikan informasi rinci tentang berbagai aspek di masa lalu, kondisi operasi saat ini dan rencana atau proyeksi ke masa depan. Investor dan/atau pemberi pinjaman modal (lenders/creditors) tertarik
perhatiannya hanya pada rencana bisnis yang jelas dan mudah difahami tujuan, 30
strategi serta kelayakan pembiayaannya (financial viability). Jadi suatu rencana bisnis adalah suatu rencana yang komprehensif dan akan memiliki banyak perbedaan analisis tergantung pada jenis barang atau jasa yang dihasilkan. Modul ini akan membahas hal-hal pokok yang umumnya dibutuhkan dalam setiap rencana bisnis. Manfaat perencanaan pengembangan bisnis menurut Mulyadi (2009) ada beberapa yang harus diketahui, karena ini merupakan hal yang penting untuk ke depannya : 1.
Anda akan tetap berada pada strategi anda adalah sulit untuk tetap bertahan pada strategi anda, melihat rutinitas dan gangguan sehari-hari. Tetapi anda bisa melihat kembali strategi perusahaan anda dari business plan yang telah anda buat.
2.
Tujuan bisnis menjadi lebih jelas. Gunakanlah rencana anda untuk mendefinisikan dan mengelola tujuan bisnis yang dapat diukur, seperti jumlah pengunjung website anda, jumlah penjualan, margin, atau peluncuran produk baru.
3.
Perkiraan anda akan menjadi lebih baik. Gunakan rencana anda untuk memperbaiki perkiraan anda tentang masalah seperti potensi pasar, penjualan, biaya penjualan, dan sebagainya.
4.
Prioritas anda akan lebih masuk akal. Disamping dari strategi, anda harus membuat prioritas terhadap bisnis anda seperti pertumbuhan perusahaan, kesehatan keuangan dan manajemen. Gunakan business plan anda untuk menentukan masalah ini.
5.
Anda akan memahami interdependensi. Gunakan rencana bisnis anda untuk melacak apa yang perlu dilakukan dan dengan urutan yang bagaimana.
6.
Milestone akan membuat anda tetap pada jalur. Gunakan rencana anda untuk melacak tanggal dan tenggat waktu pada suatu tempat.
7.
Pendelegasian anda akan lebih baik. Business plan merupakan tempat yang ideal untuk mengklarifikasi siapa yang bertanggung jawab dan untuk apa.
31
8.
Mengelola anggota tim dan melacak hasilnya akan menjadi lebih mudah. Rencana bisnis merupakan format yang bagus untuk mendapatkan hal-hal dalam menulis dan menindaklanjuti perbedaan antara ekspektasi dan hasil yang didapatkan, dengan koreksi tertentu.
9.
Anda dapat lebih baik merencanakan dan mengelola arus kas. Perencanaan arus kas merupakan cara yang bagus untuk menyatukan perkiraan penjualan, biaya, pengeluaran, aset yang ingin anda beli, dan utang yang harus anda bayar.
10.
Koreksi tertentu akan menjaga bisnis anda dari kegagalan. Memiliki rencana bisnis memberi anda cara untuk proaktif – bukan reaktif – tentang bisnis.
2.10
Pengertian Jasa Dalam ilmu ekonomi, jasa atau layanan adalah aktivitas ekonomi yang
melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. [www.wikipedia.com] Menurut Phillip Kotler (2005:486) jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik. Sedangkan menurut Adrian Payne jasa adalah aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan.Perubahan daiam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik. Sementara itu menurut Christian Gronross jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan". Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi dalam jasa, sekalipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak 32
menyadarinya. Selain itu, dimungkinkan ada situasi di mana pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan jasa. Menurut Djaslim Saladin (2004:134) pengertian jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. Menurut Zeithaml dan Bitner yang dikutip oleh Ratih Hurriyati (2005:28) pengertian jasa adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya. Secara definitive jasa ialah kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, serta produksi jasa mungkin berkaitan atau mungkin tidak berkaitan dengan fisik (Kotler, 2008:24). Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka jasa pada dasarnya adalah sesuatu yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
2.
Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu produk fisik.
3.
Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.
4.
Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
2.11
Pengertian Hotel Menurut Menteri Perhubungan, definisi atau pengertian hotel adalah suatu
bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk
memperoleh
pelayanan
penginapan
berikut
makan
dan
minum
(SK.MenHub. RI. No. PM 10/PW.391/PHB-77). Sedangkan menurut AHMA (American Hotel and Motel Association), definisi atau pengertian hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, 33
makanan, dan minuman, serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang –orang yang tinggal untuk sementara waktu. Pendapat lainnya datang dari Webster, definisi atau pengertian hotel adalah suatu bangunan atau lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makanan, dan minuman, serta pelayanan lainnya untuk umum. Surat Keputusan Menparpostel No. KM 37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel. Bab I, pasal 1, Ayat (b) dalam SK tersebut menyebutkan bahwa : Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Pengertian hotel ini dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel seperti tersebut di bawah ini : 1.
Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987).
2.
Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut :
1.
Jasa penginapan
2.
Pelayanan makanan dan minuman
3.
Pelayanan barang bawaan
4.
Pencucian pakaian
5.
Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.
34
6.
Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran.
2.11.1 Karakteristik Hotel Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah : 1.
Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga pekerja yang banyak pula.
2.
Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada.
3.
Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa pelayanannya dihasilkan.
4.
Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya.
5.
Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut.
2.11.2 Jenis Hotel Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2004) : 1.
City Hotel, hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.
2.
Residential Hotel, hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama 35
karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga. 3.
Resort Hotel, hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.
4.
Motel (Motor Hotel), hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.
2.11.3 Segi Jumlah Kamar Hotel Menurut Tarmoezi (Tarmoezi, 2004:3), dari banyaknya kamar yang disediakan, hotel dapat dibedakan menjadi : 1.
Small Hotel, jumlah kamar yang tersedia maksimal sebanyak 28 kamar.
2.
Medium Hotel, jumlah kamar yang disediakan antara 28- 299 kamar.
3.
Large Hotel, jumlah kamar yang disediakan sebanyak lebih dari 300 kamar.
2.11.4 Klasifikasi Hotel Menurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no 22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar Sri, 1996 : 9), klasifikasi hotel dibedakan dengan menggunakan simbol bintang antara satu sampai lima. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel, semakin berkualitas hotel tersebut. Penilaian dilakukan selama tiga tahun sekali dengan tatacara serta penetapannya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pariwisata.
36
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Sejarah Perusahaan Mirah Hotel atau yang saat ini menjadi The Mirah Bogor adalah salah satu
hotel yang berada di jantung atau pusat kota Bogor. The Mirah Bogor ternaung di
37
bawah PT. Mirah Segar yang membawahi beberapa bidang usaha yakni Mirah Group yang terdiri dari : 1.
Mirah Hotel (The Mirah Bogor)
2.
Mirah Sartika Hotel
3.
Wisma Mirah
4.
Wisma Sudirman
5.
Mirah Mandala Kencana Hotel
6.
Rumah Makan Saung Mirah
7.
Paparons Pizza Bogor
8.
Caffee Alibaba
9.
Pocket Billiard Sejarah berdirinya Hotel Mirah itu sendiri berawal dari rumah kost biasa
dengan kapasitas delapan kamar yang berada di jalan Pangrango 9A pada tahun 1982 dengan tanah dan bangunan pribadi yang dimiliki oleh keluarga. Setahun berselang, pada tahun 1983 rumah kost yang berdiri di tengah kota Bogor tersebut diperluas dalam bidang usaha menjadi wisma dengan kamar sejumlah 19 kamar. Tidak sampai di situ saja pada tahun 1992 wisma tersebut ditambah untuk kapasitas kamarnya menjadi 22 kamar dan pada tahun 1994 masih berbentuk wisma tapi dengan kapasitas kamar yang mencapai 41 kamar. Pada akhirnya ditahun 1997 menjadi hotel 72 kamar dengan fasilitas tambahan yang biasa berada di hotel pada umumnya. Seiring dengan berjalannya bisnis yang sukses dijalankan oleh sebuah keluarga ini pun pada tahun 2003 hotel bertambah jumlah kamarnya menjadi 88 kamar dan dari tahun 2011 sampai saat ini The Mirah Bogor memiliki kamar sebanyak 139 kamar yang dibagi di dalam dua gedung baru dan gedung lama dengan interior yang berbeda tapi suasana dan fasilitas yang sama. Nama Mirah dalam hotel ini diambil dari nama salah satu anak yang menjadi anggota keluarga pemilik bisnis dalam bidang jasa. Dengan lokasi yang sangat strategis sejak berdirinya bisnis hotel yang bermula dari rumah kostan ini sudah sangat diminati banyak kalangan untuk disinggahi atau menjadi penghuni tidak tetapnya. Bisnis ini bernaung dalam sebuah perusahaan besar yang dikelola oleh keluarga besar yang sudah berkopeten dan selalu menjalin relasi-relasi pada bisnis yang dijalankannya. 38
Hotel Mirah bukan hanya berada di daerah Pangrango saja tapi di daerah tengah Bogor lainnya tepatnya di Gedong Sawah dekat dengan stasiun Bogor juga ada hotel Mirah yang lain dengan nama Mirah Sartika Hotel. Selain itu, hotelhotel yang bernaung dalam PT. Mirah Segar ada juga yang berada di daerah puncak dimana untuk kategori weekend atau libur panjang selalu ramai akan penginap hotel tersebut dinamai dengan Mirah Mandala Kencana Hotel. Selain hotel-hotel yang sudah dipaparkan, dalam perusahaan itu pun mempunyai wismawisma yang berada selalu dengan lokasi yang bagus dan strategis seperti Wisma Mirah dan Wisma Sudirman dengan fasilitas yang baik dan cukup lengkap untuk taraf wisma. Bukan hanya bisnis jasa penginapan atau properti saja tapi PT. Mirah Segar juga memiliki beberapa rumah makan dan tempat bermain berupa olahraga billard. Rumah Makan Saung Mirah yang berada persis di tengah perputaran lampu merah antara lodaya, pangrango, dan menuju taman kencana. Selain suasana yang bagus dan tempat yang strategis, rumah makan ini juga memiliki beberapa pilihan menu yang sangat kental dengan budaya sunda dan memiliki ciri khas sendiri begitu pun dengan Paparons Pizza yang sudah tidak asing lagi. Selain itu, ada pula caffee bernuansa timur tengah Alibaba yang masih dalam satu lingkungan bersama bisnis-bisnis yang ada lainnya untuk lokasi yang berada di jalan Pangrango Bogor ini. Konsumen yang datang ke sana biasanya anak remaja yang masih bersekolah atau pun mahasiswa. Selanjutnya adalah Pocket Billiard yang berada di jalan pajajaran Bogor. Dengan adanya bisnis-bisnis yang menjanjikan tersebut PT. Mirah Segar lebih mengedepankan lokasi yang mudah diakses oleh konsumen atau pelanggannya serta pelayanan yang diberikan. Sama halnya dengan The Mirah Bogor, yang selalu mengedepankan pelayanan serta kemudahan yang akan didapat oleh setiap pengunjung atau tamunya. Dari tahun ke tahun, hari ke hari, dari mulai sejarah yang diuraikan The Mirah Bogor yang ada di dalamnya adalah kegigihan dan kepuasan tamu atau pelanggan.Perjalanan hotel Mirah dari mulai sebuah rumah kostan hingga mampu mendirikan hotel yang diperhitungkan namanya itu dengan predikat bintang tiganya sangatlah banyak pembelajaran di dalamnya serta sejarahnya yang tidak banyak orang yang mengetahuinya. 39
Gambar 3.1 Logo The Mirah Hotel Bogor
Logo The Mirah Hotel Bogor yang mengartikan adanya kekuatan keluarga di dalamnya. Di logo tersebut, merupakan inisial nama dari pendiri The Mirah Bogor yang menjadi rahasia perusahaan dan memiliki ciri khas tersendiri. Setiap perusahaan atau badan organisasi pasti memiliki visi dan misi tertentu dengan tujuan sebagai pemacu kinerja dan kualitas yang dimiliki oleh para tenaga kerjanya agar bisa mencapai apa yang diinginkan. Berikut merupakan visi dan misi yan dimiliki oleh The Mirah Bogor: Visi 1.
Menjadikan The Mirah Hotel Bogor sebagai leading Hotel di Bogor dan berkembang menjadi The Family dan Business Hotel.
2.
Menjadi Hotel
yang terkemuka
dan pelayanan prima,
inovatif,
berkomitmen, dan menjadi Hotel yang diakui. Misi 1.
Menumbuhkan
dan
meningkatkan
keterampilan
dan
pengetahuan
karyawan sehingga tercipta SDM yang profesional. 2.
Membangun kerjasama antar karyawan antar departemen dalam rangka meningkatkan pelayanan pada tamu.
3.
Meningkatkan pelayanan, fasilitas, serta kulaitas dalam segala bidang sehingga tamu nyaman seperti di rumah sendiri.
4.
Controling terhadap segala aspek, financial maupun operasional sehingga memberikan kepuasan terhadap stakeholder.
5.
Mengutamakan dan fokus terhadap kepuasan tamu sehingga menjadi repeaterguest. 40
6.
Meningkatkan kualitas product dan service yang maksimal bagi pelanggan.
7.
Meningkatkan dan mengutamakan kepuasan pelanggan hotel.
8.
Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggan untuk bekerja dan berprestasi.
9.
Menjadi tauladan dalam hal pelaksanaan, kepatuhan, dan tata kelola perusahaan yang terbaik.
10.
Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab dalam hal inter ahli sosial.
3.2
Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
41
42
Dari struktur atau bagian-bagian yang sudah tertera tersebut, maka akan adanya penjabaran tugas dari masing-masing bagian yang sama-sama penting tersebut. Ada pun penjabarannya adalah sebagai berikut: 1.
General Manager, bertugas untuk memantau dan membuat laporan yang akan langsung dilaporkan kepada pemilik hotel atau Owner serta harus selalu bisa menstabilkan kondisi keramaian hotel dan selalu bertanggung jawab kepada Ownerlangsung.
2.
Secretary General Manager, bertugas sebagai perwakilan atau yang mewakili GeneralManagersaat berhalangan dan bertanggung jawab kepada General Manager dan Owner. Mengetahui dan mengatur jadwal General Managerdengan sebaik-baiknya.
3.
Sales Marketing Manager, bertugas melaporkan tingkat occoupancy hotel setiap bulan yang diperoleh dari Sales Executive dan bertindak serta berpikir kreatif. Selanjutnya, membawahi Sales Executive, Sales Admin, Public Relation, Reservation, dan Banquet Admin and Coordinator. Bertanggung jawab langsung terhadap Ownerdan General Manager.
4.
Assistant Sales Marketing Manager, bertanggung jawab kepada Sales Marketing Manager untuk mewakili dan melaporkan tingkat keramaian hotel dan membantu Sales Executive untuk membuat hotel selalu dikagumi client dan membuat kerjasama baru terhadap client baru.
5.
Sales Executive, sumber pemasukan hotel yang dimana semua ramai atau tidaknya hotel bergantung oleh bagian ini. Bertugas sebagai ujung tombak hotel dengan kata lain melakukan kerjasama langsung kepada client baik perusahaan swasta, kepemerintahan, atau pun beberapa travel dan perusahaan-perusahaan yang selalu rutin mengadakan kegiatan di hotel.
6.
Sales Admin, mengatur pemasukan dan pengeluaran pada divisi Sales And Marketing serta membantu Sales dalam membuat kontrak atau dokumen yang dibutuhkan oleh Sales Executive.
7.
Public Relation, bertugas mempromosikan hotel dan selalu membuat eksis hotel di mata konsumen atau client.
8.
Reservation, bertugas untuk menerima booking kamar baik dari Sales atau pun pemesanan kamar langsung dari client lewat telephone, fax, dan email. 43
9.
Banquet Administration and Coordinator, bertugas untuk membuat laporan berupa breakdown dan Beoyang diambil dari data lama menginap tamu dan fasilitas apa saja yang digunakan. Setelah itu, semua laporan tersebut harus dibagikan kepada divis-divisi hotel yang lainnya.
10.
FBManager, mengatur dan mengontrol seluruh kegiatanintern hotel yang menyangkut kenyamanan tamu dan nama baik hotel mulai dari kegiatan restoran, pastry, dan pengaturanpada ruang rapat tamu. Bertanggung jawab langsung kepada Ownerdan General Manager serta berpengaruh langsung terhadap citra hotel.
11.
Assitent FBM, mewakili FB Managerdalam hal apapun dan selalu mengontrol hasil kerja divisi ini serta selalu melaporkannya pada FB Manager. Mengatur segala kegiatan dalam hotel serta bertanggung jawab langsung terhadap FB Manager, General Manager dan Owner.
12.
Restaurant Coordinator, mengontrol seluruh kegiatan dalam restoran dan memberikan bimbingan kepada captainrestoran atau seluruhstaff restoran untuk tujuan menyempurnakan kepuasan tamu. Bertanggung jawab langsung kepada Owner dan General Manager.
13.
Captain, memberikan perintah langsung kepada waiter dan waitress untuk mengelola restoran agar tamu selalu merasakan kepuasan dalam pelayanan yang diberikan.
14.
Waiter dan Waitress, memberikan pelayanan langsung terhadap tamu hotel yang hendak menyantap makan pagi atau sarapan, makan siang, dan makan malam, atau hanya sekedar menikmati kopi dan menikmati kudapan dengan cara yang sesuai dengan standard hotel dan menerima perintah langsung dari CaptainRestaurant dan Restaurant Coordinator.
15.
Banquet Coordinator, memberikan perintah langsung terhadap Banquet Captain dan staff banquet untuk menata ruangan rapat yang akan digunakan oleh tamu dengan keinginan yang sudah ditentukan oleh tamu itu sendiri dan mengontrol segala bentuk apapun yang berkenaan dengan layout ruangan dan fasilitas yang akan digunakan oleh tamu secara langsung disaat rapat akan dilaksanakan. Bertanggung jawab langsung terhadap General Manager dan Owner. 44
16.
Banquet Captain, memberikan perintah langsung terhadap Banquet Waiter dan Banquet Waitress untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada tamu untuk menata ruangan yang hendak digunakan rapat atau kegiatan lainnya. Bertanggung jawab langsung terhadap Banquet Coordinator, dan General Manager.
17.
Banquet Waiter dan Banquet Waitress, menata ruangan dengan layout yang diinginkan oleh tamu dan mengontrol fasilitas yang ada di dalam ruangannya yang hendak digunakan oleh tamu serta memberikan pelayanan yang maksimal untuk menunjang kepuasan tamu.
18.
Executive Chef, mengontrol segala kegiatan dapur hotel dengan memberikan perintah terhadap seluruh staffdapur dan pastryuntuk selalu meningkatkan pelayanan dan menjaga kualitas pada makanan yang akan disajikan kepada tamu. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager dan Owner.
19.
Sous Chef, mengatur kegiatan dapur tepatnya pada dapur restoran langsung yang juga mengatur menu seperti apa yang akan disajikan jika tidak adanya keinginan atau request langsung dari tamu. Terjun langsung untuk memasak serta menjalankan perintah Executive Chef.
20.
Chef De Partie, mengontrol kegiatan dapur terlebih dalam bidang pastry serta menjalankan perintah Executive Chefdan selalu menyajikan kualitas makanan dan minuman yang terbaik yang dimiliki oleh hotel hingga saat ini.
21.
Demmi Chef, terjun langsung ke dapur hotel dan selalu memberikan bimbingan terhadap seluruh trainer di dapur hotel dan selalu memberikan pelayanan terbaik dan makanan yang dibuat harus memiliki kualitas.
22.
Commis, bertugas untuk memasak di dapur dan memberikan kesan yang baik terhadap kualitas rasa dan penampilan pada makanan agar mencipatakan rasa kepuasan terhadap tamu yang memakanannya.
23.
Cook Helper, bertugas membantu seluruh kegiatan dapur hotel dan bagian pastry untuk menyajikan makanan-makanan yang terbaik dengan kualitas rasa dan penyajian.
45
24.
Chief Steward, memberikan perintah langsung terhadap pelayan dan selalu memberikan pelayanan yang sesuai dengan standard hotel.
25.
Steward, melayani tamu secara langsung dengan pelayanan yang maksimal dan memenuhi standard hotel.
26.
Room Div Manager, mengontrol seluruh kegiatan intern hotel mulai dari kenyaman kamar, ballroom, dan seluruh sudut serta keindahan hotel tampak luar dan dalam hotel.
27.
Chief Engineering, bertugas untuk mengontrol hal-hal yang berbau fasilitas hotel baik untuk tamu ataupun karyawan serta berpengaruh penting terhadap tata ruang hotel yang sangat penting untuk citra hotel. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager dan Owner.
28.
Duty Engineering, mengontrol seluruh fasilitas hotel untuk kenyaman tamu ataupun karyawan hotel tapi dengan jam kerja yang sudah ditentukan yaitu pada saat malam hari hingga pagi hari di mana jam kerja normal sudah berlaku. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager dan Owner.
29.
Engineering SPV, bertugas memberikan perintah langsung kepada Staf Engineering untuk melalukan pelayanan terhadap tamu dan karyawan lewat fasilitas yang ada di dalam hotel.
30.
Engineering Staf, memperbaiki segala fasilitas hotel yang rusak atau sudah harus diganti dan selalu mengontrol seluruh fasilitas penunjang yang ada di hotel.
31.
Front Office Manager, bertugas selalu memberikan laporan terbaru mengenai jumlah tamu yang datang dan menginap serta membawahi karyawan yang memberikan pelayanan langsung kepada tamu di Front Desk yang terletak di lobby utama hotel. Mengontrol seluruh kegiatan karyawan di divisinya dan tamu. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager dan Owner.
32.
Duty Manager FO SPV, memberikan laporan terbaru mengenai jumlah tamu yang datang dan menginap serta permasalahan yang ada saat service yang diberikan saat jam kerjanya. Bertugas di malam hingga pagi hari
46
ketika jam kerja normal. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager dan Owner. 33.
FDA Cashier, menerima pembayaran dari tamu secara langsung dan memberikan pelayanan langsung kepada tamu yang ingin membayar tagihan selama menginap di hotel.
34.
Telephone Operator, bertugas menerima pesanan atau booking kamar dari calon tamu yang hendak melakukan reservasi lewat telepon yang akan dilayani langsung oleh pihak operator atau mengalihkannya kepada sales yang dituju.
35.
Bell Cartain, bertugas sebagai pelayan atau karyawan yang menyambut tamu secara langsung saat datang ke hotel dan memberikan pelayanan yang maksimal sesuai dengan standard hotel serta bertugas untuk menyambut tamu dan membantu tamu secara langsung. Oleh karena itu, penempatannya berada di depan lobby hotel.
36.
Bell Boy, bertugas untuk membantu tamu dalam hal-hal yang dibutuhkan tamu seperti pengantaran kamar, membantu tamu membawa barangbarang untuk menginap, dan selalu siap kapanpun dibutuhkan.
37.
Driver, bertugas selalu siap siaga untuk mengantarkan karyawan tepatnya para Sales untuk melakukan tugas rutinnya yaitu Sales Call ke berbagai kantor yang ingin dituju oleh para Sales serta melayani karyawan lainnya dan tamu yang ingin menggunakan jasanya.
38.
Executive Houskeeper, mengontrol segala kegiatan di bidang peralatan hotel dan laundry yang dibutuhkan oleh para tamu dan karyawan. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager dan Owner.
39.
Housekeeping SPV, mengontrol dan memberikan bimbingan serta perintah langsung terhadap Staf Housekeeping dan melaporkan segala macam bentuk kegiatan dalam bidang peralatan hotel.
40.
Public Area SPV, mengontrol seluruh kegiatan public area di hotel dan memberikan pelayanan serta memenuhi perlengkapan yang dibutuhkan oleh tamu ataupun karyawan hotel.
41.
Laundry SPV, mengontrol seluruh kegiatan laundry dan memberikan pelayanan berupa fasilitas mencuci perlengkapan kamar, tamu, ataupun 47
karyawan yang diberikan secara rutin dan menjaga kualitas pada peralatan dan perlangkapan hotel. 42.
Shift Leader, terjun langsung ke lapangan di mana melakukan pengontrolan terhadap seluruh kegiatan yang langsung berkenaan dengan tamu dalam pelayanan kamar dan perlengkapannya.
43.
Room Boy, bertugas untuk memberikan pelayanan langsung terhadap tamu yang harus selalu siap siaga.
44.
Order Taker, bertugas mengambil order atau pesanan tamu di kamar yang akan disampaikan langsung kepada petugas yang bersangkutan dalam pesanan yang sudah tertera.
45.
Public
Area,
bertugas
memberikan
pelayanan
serta
memenuhi
perlengkapan yang dibutuhkan oleh tamu ataupun karyawan hotel. 46.
Gardener, bertugas menata taman yang dimilki oleh hotel dan selalu menjaga kebersihan dari taman-taman dan jalanan yang ada di hotel.
47.
Laundry Man, bertugas memberikan pelayanan berupa pencucian segala jenis perlengkapan hotel seperti handuk hotel ataupun baju-baju yang dimiliki oleh tamu serta memberikan pelayanan tersebut bukan hanya pada tamu saja tapi karyawan juga.
48.
Human Resource Manager, mengontrol seluruh karyawan hotel serta menyaring dan menyeleksi pantas atau tidaknya calon karyawan dibimbing di The Mirah Bogor untuk dipekerjakan nantinya. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager dan Owner.
49.
Human Resource Admin, mengelola pemasukan dan pengeluaran langsung divisi
HRD
dan sekaligus
menjadi Assistant Human
Resource
Managerlangsung. 50.
EDR Crew, bertugas untuk memasak dan memberikan service yang terbaik kepada karyawan pada saat jam makan karyawan.
51.
Coordinator Security, mengkordinir dan mengontrol segala keamanan baik di dalam hotel ataupun luar hotel dengan membawahi Staf Security.
52.
Chief Security, mengepalai petugas-petugas keamanan di hotel dan selalu mengontrol segala macam keamanan di hotel.
48
53.
Security, bertugas untuk mengamankan semua bagian dalam maupun luar hotel.
54.
Chief Accounting, mengawasi dan memberikan laporan langsung terhadap pemasukan hotel dan pengeluaran yang dikelola langsung oleh stafaccounting. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager dan Owner.
55.
Credit Manager, mengelola dan memeriksa kas saldo yang dimiliki oleh tamu
yang menginap dan mempercayai jasanya terhadap hotel.
Bertanggung jawab langsung kepada General Manager dan Owner. 56.
Account Receivable, mengontrol segala apapun yang berbentuk piutang hotel dan menagihnya langsung kepada tamu yang bersangkutan.
57.
Purchasing Manager, memberi perintah langsung kepada staff purchasing untuk memilih dalam pembelian peralatan dan perlengkapan hotel yang dibutuhkan serta melaporkan segla jenis kegiatan yang bersangkutan. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager dan Owner.
58.
Store SPV, melakukan peninjauan lebih lanjut tentang barang apa yang telah dibeli oleh buyer dan melaporkannya kepada Purchasing Manager dengan jenis laporan transaksi dan bertugas mengontrol segala jenis kegiatan pembelian lainnya.
59.
Buyer, bertugas melaporkan kepada Store SPV atau bahkan Purchasing Manager tentang segala bentuk transaksi yang dilakukan untuk melengkapi semua perlengkapan dan peralatan hotel baik untuk tamu ataupun karyawan dengan melakukan transaksi langsung dengan distributor atau produsen.
60.
Store Keeper, mencatat dan melakukan pengontrolan terhadap barang yang akan tiba dan yang sudah tersedia di store dengan selalu menjalin komunikasi dengan para distributor serta melakukan pengecekan kembali terhadap barang yang sudah dibeli.
61.
IT Coordinator, mengontrol seluruh jenis tekhnologi intern hotel baik untuk tamu ataupun karyawan dan membawahi IT Staff serta bertugas melaporkan seluruh jenis kegiatan dalam bidang tekhnologi hotel. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager dan Owner. 49
62.
IT Staff, bertugas untuk melakukan pengontrolan terhadap seluruh peralatan tekhnologi di hotel dan melakukan pengembangan lebih lanjut tentang hal tersebut serta melakukan pemeriksaan terhadap seluruh alat tekhnologi yang ada di hotel baik untuk tamu ataupun karyawan itu sendiri.
63.
General Cashier, mengelola seluruh jenis keuangan karyawan yang ingin melakukan transaksi berupa fee atau uang pengganti saat karyawan tersebut berpergian masalah pekerjaan atau biasa disebut realisasi para karyawan.
64.
Book Keeper, melakukan pencatatan segala jenis transaksi hotel dan menatanya dengan rapi sehingga terdapat dokumen-dokumen penting yang tersedia serta memberikan informasi kepada rekan karyawan yang lain yang membutuhkannya.
65.
Income Audit, bertugas melakukan pencatatan dalam bidang pendapatan hotel dan mengelolanya yang akan selalu melaporkannya dan mengontrol keuangan hotel.
66.
Cost Control, bertugas untuk mengontrol harga yang ditawarkan hotel dan selalu melakukan pembaruan terhadapnya jika diperlukan serta melakukan pemeriksaan lebih lanjut tentang kegiatan keuangan hotel.
67.
Account Payable, mengontrol pengeluaran hotel dan mengatur transaksi utang piutang hotel yang akan bekerjasama langsung dengan account receivable hotel.
68.
Property Control, mengontrol pemasukan barang-barang intern hotel pada tahap cakupan tamu dan melakukan pemeriksaan alur kas hotel dengan property yang ada.
69.
Kurir, bertugas untuk membantu pihak store, atau bahkan restoran melakukan kegiatan yang bersifat pembelian pihak hotel lewat distributor dan melakukan pengantaran barang yang diinginkan oleh pihak hotel ataupun pihak distributor dan langsung terjun ke lapangan dalam penjalanan tugasnya terlebih dalam bidang logistik.
50
3.3
Sumber Daya Manusia The Mirah Hotel Bogor memiliki sumber daya manusia yang sangat
terarah dan terorganisir langsung mulai dari tahap penyeleksian, tahap proses bekerja dan hingga tahap akhir masa pekerjaan. Tenaga kerja The Mirah Bogor hingga saat ini berjumlah sebanyak 155 orang yang sebagian besar dari tenaga kerjanya adalah laki-laki. Berlatar belakang pendidikan yang berbeda serta usia yang beragam. Adapun pengelompokkan yang sesuai dengan hal-hal tersebut terdapat di dalam tabel-tabel berikut: 1.
Tabel pengelompokkan sumber daya manusia berdasarkan Jenis Kelamin sebagaimana yang terlihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut. Tabel 3.1 Jenis Kelamin Tenaga Kerja
2.
JENIS KELAMIN
JUMLAH TENAGA KERJA
LAKI-LAKI
127
PEREMPUAN
28
TOTAL
155
Tabel pengelompokkan sumber daya
manusia
berdasarkan
sebagaimana yang terlihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut. Tabel 3.2 Usia Tenaga Kerja USIA
JUMLAH TENAGA KERJA
18-24
36
25-30
27
31-35
21
36-40
33
41-45
20
46-50
15
51-54
3 51
Usia
TOTAL
3.
155
Tabel pengelompokkan sumber daya manusia berdasarkan Jenjang Pendidikan sebagaimana yang terlihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut. 3.3 Tabel Jenjang Pendidikan Tenaga Kerja JENJANG PENDIDIKAN
JUMLAH TENAGA KERJA
≤ SMP
13
SMK PARIWISATA
16
SMA
95
DIPLOMA PARIWISATA
12
DIPLOMA LAINNYA
13
DIV/S1
5
S2/S3
1
TOTAL
155
Perkembangan sumber daya manusia di The Mirah Bogor sangat signifikan walaupun datang dari latar belakang yang berbeda tapi tenaga kerja yang ada di dalamnya mampu memberikan kerja sama yang baik disetiap kegiatan pekerjaannya dari masing-masing orang dan bidang karena bukan hanya kerjasama antar individu satu dengan yang lainnya tapi juga kerja sama direksi HRD dengan seluruh karyawan dengan memberikan beberapa pelatihan untuk seluruh karyawannya. Dalam mengelola sumber daya manusianya juga, The Mirah Bogor sering melakukan kegiatan bersama baik di dalam maupun di luar hotel. 52
3.4
Sarana dan Prasarana Sarana yang ada di dalam The Mirah Bogor tidaklah jauh beda dengan
yang ada di hotel yang lainnya, namun pastinya akan selalu ada kelebihan dari masing-masing hotel yang dimiliki. Ada pun sarana yang dimiliki oleh The Mirah Bogor adalah sebagai berikut: 1.
Kamar tidur sebanyak 139 kamar yang terdiri dari kelas atau tipe yang ada, yaitu:
1.
Superior room, sebanyak 61 kamar dengan ukuran 24 sqm dan dengan harga jual Rp. 898.000++.
2.
Deluxe room, sebanyak 30 kamar dengan ukuran 26 sqm dan dengan harga jual Rp. 998.000++.
3.
Deluxe family, sebanyak 30 kamar dengan ukuran 28 sqm dan dengan harga jual Rp. 998.000++.
4.
Deluxe balcony, sebanyak 14 kamar dengan ukuran 25 sqm dan dengan harga jual Rp. 1.098.000++.
5.
Suite, sebanyak 3 kamar dengan ukuran 45 sqm dan dengan harga jual Rp. 1.750.000++.
6.
Presidential suite, sebanyak 1 kamar dengan ukuran 60 sqm dan dengan harga jual Rp. 2.668.000++.
7.
Mirage Restaurant, ini adalah salah satu restoran yang dimiliki oleh The Mirah Bogor. Restoran ini biasanya dikunjungi tamu saat sarapan, makan siang atau pun makan malam. Menampung sampai dengan 136 orang. Biasanya tamu yang datang untuk makan disini ramai oleh kelompok perusahaan atau kementerian yang mengadakan rapat di hotel.
8.
Canary Restaurant, restoran lainnya yang dimiliki oleh The Mirah Bogor yang berada tepat di lobby hotel, jadi pengunjung akan dengan mudah mengaksesnya dan mampu menampung hingga 200 orang. Tapi, restoran ini tidak selalu dipakai untuk sarapan, makan siang, atau makan malam tamu lebih pada acara-acara seperti ulang tahun, table manner, arisan, acara rutin setiap jumat malam yaitu live music. Jadi, tidak selalu ramai hanya hari-hari tertentu saja dan pada acara tertentu. 53
9.
The Executive Lounge, tempat ini sama seperti canary tidak selalu ramai dan terbilang hanya beberapa orang atau tamu saja yang berkunjung di sini.
10.
Di The Mirah Bogor bukan hanya ramai dengan tamu-tamu yang menginap sengaja datang ke kota sejuk ini saja tapi sangat ramai apabila ada kegiatan dari perusahaan atau kementerian sekali pun di luar mau pun dalam kota yang mengadakan rapat kerja di hotel ini dengan tidak sebentar jangga waktu menginapnya. Dengan ini, sarana yang ada untuk menampung itu semua adalah ballroom untuk rapat kerja yaitu:
1.
Mandalawangi, merupakan ruangan atau ballroom yang paling banyak menampung orang atau paling besar yang dimiliki oleh The Mirah Bogor hingga saat ini yang mamapu menampung hingga 300 orang lebih. Mandalawangi ballroom bisaq disekat atau dibagi menjadi tiga ruangan dalam satu ballroom. Harga jual yang ditawarkan adalah Rp. 45.000.000,-.
2.
Pakuan, ballroom ini mampu menampung kurang lebih 200 orang untuk rapat kerja dengan harga jual sebesar Rp. 9.000.000,-.
3.
Megamendung, ruangan untuk rapat ini lebih menampung sedikit orang disbanding pakuan dan mandalawangi kurang lebih mampu menampung 70 orang. Dengan harga jual yang ditawarkan Rp. 8.000.000,-.
4.
Malabar, mampu menampung 55 orang dan dengan harga jual Rp. 6.000.000,-.
5.
Lunna, mampu menampung kurang lebih 40 orang dan dengan harga jual Rp. 5.000.000,-.
6.
Rinjani, ini merupakan ballroom dengan kapasitas orang yang paling sedikit yang dimiliki The Mirah Bogor sekitar 30 orang dan dengan harga jual 4.500.000,-.
7.
Salak, selain Rinjani ballroom ini juga yang paling maksimal menampung orang sebanyak 30 orang dan dengan harga jual Rp. 4.500.000,-. Dengan adanya ballroom tersebut, maka paket-paket rapat atau meeting package yang ditawarkan The Mirah Bogor adalah sebagai berikut:
54
1.
Fullday meeting, dengan dua kali coffee break, satu kali makan siang dan satu kali makan malam dengan harga jual Rp. 395.000,- perharinya.
2.
One day meeting, dengan dua kali coffee break dan satu kali makan siang atau makan malam dengan harga jual Rp. 305.000,- perharinya.
3.
Half day meeting, dengan satu kali coffee break dan satu kali makan siang atau makan malam dengan harga jual Rp. 265.000,- perharinya. Penawaran paket tersebut bisa digabungkan dengan pemakaian kamar yang bisa meminimkan budget tamu tapi service akan selalu sama. Semua harga tersebut akan dikenakan pajak dan service sebesar 21%.
4.
Room service selama 24 jam.
5.
Business center, di sini tamu bisa membeli segala perlengkapan yang dibutuhkan mulai dari perlengkapan renang, untuk di kamar, aatu pun aksesoris yang ada serta di sini tamu dibebaskan untuk mengakses komputer yang tersedia untuk keperluan bisnis atau keperluan mendesak dan di sini disediakan mesin fotocopy yang bisa digunakan oleh tamu. Tamu juga bisa memesan atau membeli tiket pesawat di sini dan menjual berbagai jenis obat-obatan yang dibutuhkan.
6.
Laundry service, tamu bisa menikmati sarana ini dengan menginap di hotel dan tamu tidak dibuat repot dengan pakaian yang kotor.
7.
Swimming pool, kolam renang di The Mirah Bogor ada dua yaitu kolam untuk dewasa dan anak-anak.
8.
Traditional transportation, disini berupa delman jadi pada saat weekend tamu akan bisa berkeliling kota Bogor menggunakan delman yang disediakan oleh pihak hotel secara gratis.
9.
Kids club, area khusus anak-anak. Di sini banyak permainan anaka yang disediakan oleh hotel.
10.
Wifi dan internet access, hotel The Mirah Bogor dimulai dari lobby tamu sudah bisa menggunakan fasilitas yang sangat tidak bisa lepas dari manusia ini.
11.
Lift, yang memudahkan tamu yang kamarnya berada di lantai-lantai atas agar tidak mudah lelah untuk naik tangga disediakan sebanyak dua buah yang terbagi di lobby depan dan samping. 55
12.
Mushola, untuk tempat ibadah tamu hotel yang muslim dengan suasana yang nyaman dan sejuk. Mushola juga ada khusus untuk karyawan.
13.
Ruangan para karyawan yang terbagi dari beberapa lantai yang ada di hotel. Dari mulai basement hotel dengan ruangan sales and marketing, purchasing, gudang, Cheff office, engenering, housekeeping, dan laundry. Lantai satu ada ruangan general manager hotel, front ofiice manager, dan back office hotel. Pada lantai dua dan tiga ada ruangan IT, banquet, dan cheff office yang kedua. Untuk lantai paling atas yaitu lantai enam yang hanya bisa diakses oleh karyawan itu ada beberapa ruangan diantaranya ruangan owner dari The Mirah Bogor, front desk lantai enam, ruang rapat direksi, ruang accounting hotel, ruang HRD hotel, dan ruangan sekertaris owner.
14.
EDR, merupakan kantin bagi para karyawan hotel yang hendak makan siang atau pun makan malam tergantung jam kerja masing-masing karyawan tersebut.
15.
Perentalan mobil, tamu akan dimudahkan dengan adanya sarana ini karena jika tamu tersebut tidak membawa kendaraan dan ingin berkeliling kota Bogor maka hotel akan menyediakan fasilitas ini.
Selanjutnya adalah prasarana yang dimiliki dan ditawarkan oleh The Mirah Bogor, penjabarannya sebagai berikut: 1.
Fasilitas yang ada di setiap kamar The Mirah Bogor sudah cukup bisa memuaskan tamu yang menginap di dalamnya ada AC sebanyak 140 buah, televisi 139 buah, telephone sebanyak 139 buah, minibarsebanyak 77, lemari 139 buah, handuk sebanyak 284 buah, sandal 284 pasang, coffee and tea maker139 buah, air panas untuk mandi (water heater), shower and bath tub, iron and iron board, hair dryer, meja kerja, wifi, tv kabel, dan brangkas.
2.
Untuk di restoran yang ada di The Mirah Bogor fasilitas yang diberikan berupa AC sebanyak enam buah, kursi dan sofa untuk kenyaman tamu yang sedang makan atau hanya bersantai, meja prasmanan makanan, dapur yang selalu ada aktivitas baik untuk membuat makanan ringan atau pun 56
makanan berat sekali pun, laci atau lemari kecil untuk penyimpanan piring dan gelas, dispenser sebanyak tiga buah, tempat penyimpanan roti, serta akses wifi. 3.
Tampilan utama hotel adalah lobby, di The Mirah Hotel prasarana yang diberikan di lobby adalah AC, desk front office di sini tamu akan selalu dibantu untuk menemukan solusi yang diinginkan yang dibantu oleh tenaga kerja hotel yang sudah tidak diragukan lagi, tampilan ruang tunggu yang elegan dengan dua set ruang tamu yang terbagi masing-masing tiga samapi empat sofa panjang yang berguna memberikan kenyaman tamu untuk menunggu.
4.
Di dalam ballroom yang dimiliki The Mirah Bogor semua sama hanya saja ukuran yang membedakan yaitu berupa AC sebanyak 22 buah, bangku dan meja sesuai keinginan tamu layoutdan jumlahnya, LCD dan proyektor sesuai keinginan tamu juga.
5.
Bukan hanya memanjakan tamunya saja, The Mirah Bogor juga turut ikut serta memanjakan para karyawannya dengan fasilitas AC25 buah, komputer dengan jumlah yang sesuai karyawan pada ruangannya, televisi, wifi, meja, bangku, kotak kesehatan atau p3k, lemari, papan tulis, laci, alat tulis kantor, printer, mesin fotocopy, dan telephone semua jumlahnya sesuai dengan ruangan karyawan masing-masing divisi.
3.5
Uraian Singkat Magang Dengan waktu dua bulan yang diberikan kepada penulis untuk kegiatan
praktek kerja lapangan.Tempat magang tersebut adalah sebuah hotel berbintang tiga yang berlokasi di jantung Kota Bogor, tepatnya di Jalan Pangrango No.09A Bogor Tengah.Divisi Sales and Marketing adalah divisi yang pada saat itu penulis sangat beruntung berada, belajar, dan melakukan penelitian magang di divisi ini.Saat minggu pertama, penulis diarahkan dan dibimbing untuk membuat segala macam dokumen yang dibutuhkan oleh seorang Sales Executive jika hendak berkunjung dan melobi tamu yang disebut Sales Call.Adapun dokumen yang saat itu dibuat adalah kontrak, sales kit yang di dalamnya terdapat lembaran atau penawaran untuk wedding package dan meeting package.Setelah beberapa 57
minggu sudah bisa menguasai pembuatan dokumen tersebut, peningkatan yang bertahap berlaku. Saat itu penulis diajak, dibimbing, dan diajarkan untuk melobi tamu dengan berkunjung ke kantor para calon tamu hotel yang berdomisili di kota Jakarta. Dengan bimbingan para Sales Executive, penulis bisa lebih mengetahui tipikal tamu yang seperti apa dan bagaiman cara melobi tamu dengan perbincangan yang santai tapi tepat sasaran. Selama bulan pertama dalam kegiatan magang, penulis dibimbing untuk mengetahui hal terkecil yang juga penting sampai hal yang terbesar yang berpengaruh pada kelangsungan dan citra hotel.Untuk bulan terakhir atau bulan kedua, penulis jauh dibimbing dengan divisi Sales and Marketing untuk pemantapan praktek dan materi yang diberikan untuk tamu yang sudah lama atau setia kepada Hotel Mirah.Penulis dibimbing agar bisa menerima reservasi atau pemesanan kamar dari tamu tanpa berkunjung setiap minggunya ke kantor tamu yang dituju tapi masih bisa untuk dikendalikan cara untuk melobinya yaitu dengan sistem komunikasi lewat e-mail, telephone, fax, dan sewaktu-waktu bisa saja tamu yang akan berkunjung ke hotel. Saat magang di The Mirah Bogor, penulis merasa apa yang sudahdidapat di kampus sangat berguna saat di dunia kerja yang penulis tempati saat itu terlebih jurusan yang penulis ambil dengan divisi yang penulis dapat sangat sesuai sehingga dalam hari ke hari untuk kadar bingung penulis saat bekerja hampir tidak ada karena teori dan praktek yang didapat akan selalu penulis terapkan di saat magang. Pada saat magang di The Mirah Bogor, penulis mendapatkan banyak hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya dan ketika penulis membuat kontrak untuk tamu, membuat dokumen yang diperlukan seorang Sales Executive sampai melobi tamu secara langsung lewat sales call ataupun tidak langsung itu bisa menjadi pembekalan atau pembelajaran penulis di dunia kerja nantinya
3.6
Perbandingan Teori dan Praktek
3.6.1
Pengembangan jasa yang terjadi didalam proses atau upaya yang dilakukan oleh Hotel The Mirah Bogor. Berdasarkan
teori
yang
bersangkutan
dalam
tujuan
tersebut,
pengembangan akan selalu dibutuhkan dalam setiap bisnis yang dijalankan baik itu bisnis produk ataupun jasa. Pengembangan dalam bisnis jasa akan 58
semakin telihat penting diiringi dengan perencanaan yang dimiliki oleh perusahaan jasa tersebut. Pengembangan dalam arti yang sangat sederhana adalah suatu proses atau cara pembuatan. Sedangkan jasa itu sendiri dapat diartikan sebagai setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Dari semua unsur tersebut pasti akan selalu ada yang namanya proses, yang selalu memberikan hasil akhir yang sesuai dengan pengerjaannya dan upayanya. Pengembangan dalam bidang jasa bukan hanya bisa dilakukan dalam jangkauan kecil saja atau internal tapi juga dalam kategori luas atau eksternal yang mampu mengembangkan jasa baik dalam pengemabangan nama perusahaan atau pun meningkatkan kinerja yang ada pada masing-masing karyawan yang dimilikinya. Upaya yang dilewati juga harus sesuai dengan prosedur di perusahaan jasa yang berkaitan. Hasil yang akan didapat akan bisa sesuai dengan keinginan dan tujuan apabila upaya didalam prosesnya berjalan seiringan dan mampu memberikan hal yang positif dari berbagai faktor. Sedangkan berdasarkan praktek yang terjadi atau yang ada di lapangan, The Mirah Bogor melakukan pengembangan jasanya yang terjadi di dalam proses atau upayanya bukan hanya membuka bisnis jasa dalam bidang perhotelan saja tapi masih ada bisnis jasa yang lain yang dalam pengembangannya sangat terarah dan penuh dengan proses yang sudah diatur sebaik-baiknya seperti membuka usaha di bidang hotel yang lain yaitu Hotel Mirah Santika yang terletak tidak jauh dari stasiun Bogor, Wisma Mirah dan Wisma Sudirman, Mirah Mandala Kencana Hotel yang terletak di Puncak Bogor, ada pula pengembangan jasanya di bidang kuliner dengan membuka beberapa restoran keluarga dan caffee yaitu Saung Mirah, Paparonz Pizza, Caffee Alibaba yang bernuansa Timur Tengah, dan yang terakhir yaitu Pocket Billiard. Semua pengembangan jasa tersebut terjadi di dalam luar cakupan hotel The Mirah Bogor jika di dalam atau intern hotel pengembangan jasa yang terjadi di dalam proses atau upayanya adalah dengan menentukan standard tersendiri The Mirah Bogor mulai dari gaya berpakaian para karyawan hotel, lalu tata karma 59
dan gesture yang ditampilkan oleh seluruh karyawan hotel, serta kepribadian yang sangat dinilai untuk penunjang kepuasan tamu lewat pelayanan yang diberikan secara maksimal. Semua akan terlaksana karena hampir setiap dua minggu sekali pihak hotel khususnya HRD rutin melaksanakan training untuk seluruh karyawan hotel dan materi yang disampaikan sesuai dengan apa yang akan dituju nantinya yaitu good service dan attitude. Bukan hanya itu, pihak hotel juga memberikan kelas rutin Bahasa Inggris untuk karyawan hotel yang dianggap butuh dan harus mengikutinya. Selalu ada praktek yang harus diterapkan dari semua kelaskelas dan training yang dilaksanakan oleh pihak hotel. Dalam menjalin kerjasama dengan tamu, pihak hotel khususnya divisi Sales and Marketing selalu melakukan meeting evaluasi setiap sebulan sekali atau bahkan dua minggu sekalipun pernah dilakukan untuk penunjang jangka panjang dan jangka pendek kelangsungan pengembangan jasa yang ada di Hotel The Mirah Bogor. 3.6.2
Perencanaan pengembangan jasa pada Hotel The Mirah Bogor.
Berdasarkan teori yang sesuai dengan tujuan tersebut, perencanaan yang dimaksud adalah suatu bentuk kegiatan yang sudah diatur secara terarah untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang akan sesuai dengan apa yang diinginkan dan selalu memiliki pemikiran jangka pendek dan panjangnya dalam suatu proses. Manfaat dari proses tersebut adalah untuk mencapai segala apapun yang diinginkan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Dalam melakukan perencanaan pengembangan pada bisnis jasa harus bisa memikirkan dan menjalankannya dengan terarah serta sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sesuai dengan standard perusahaan tersebut. Perencanaan akan bisa diatur oleh suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut bisa mengukur kinerja yang nantinya akan mampu mencapai tujuan atau hasil yang sesuai dengan apa yang sudah diinginkan sebelumnya. Setelah itu bukan hanya rencana saja yang ditanamkan didalamnya, melainkan adanya pengorganisasian, pengawasan, dan prakteknya seperti apa dan bagaimana. Setelah itu, dengan adanya hal-hal tersebut maka akan bisa menimbulkan adanya pengembangan yang akan terjadi baik untuk jangka pendek 60
ataupun jangka panjang. Pengembangan jasa sesuai dengan apa yang direncanakan
dan
sesuai
dengan
tujuan.Berdasarkan
prakteknya,
untuk
perencanaan pengembangan jasa pada Hotel The Mirah Bogor selalu menjalin rasa toleransi dan kerjasama yang kuat antar karyawan ataupun karyawan ke tamu dengan adanya training-training yang sudah disampaikan sebelumnya dengan adanya hal tersebut perencanaan jangka pendeknya yaitu membuat The Mirah Hotel Bogor menjadi pilihan pertama bagi calon tamu yang akan menginap dan melakukan kegiatan rapat dengan menawarkan pelayanan dan kulitas terbaik hotel bintang tiga yang pernah ada dan jangka panjangnya adalah menjadikan The Mirah Hotel Bogor sebagai pemimpin pasar di bidang jasa perhotelan dengan proses yang dijalankan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditata rapi untuk proses pengerjaannya. Memberikan penyuluhan kepada karyawan betapa pentingnya menjalin kerjasama antar karyawan dan tamu dengan memfasilitasi berbagai pengetahuan lebih lanjut tentang hal tersebut. Semua harus sesuai target dan berjalan dengan pengawasan dan kordinasi dari msing-masing divisi. Contoh kecil lainnya, dalam perencanaan pengembangan jasa pada The Mirah Hotel Bogor setiap divisi selalu melakukan briefing setiap harinya dengan jadwal tertentu yang sudah disesuaikan dengan masing-masing divisi dan nantinya akan dibahas secara bersamaan oleh Head dari masing Departement kepada General Manager yang di mana jika ada kekeliriuan atau kesalahan dalam pihak hotel akan langsung dibahas dan pihak hotel langsung mengambil tindakan dengan cara recovery tamu yang merasa kecewa melalui mengirim kue atau voucher menginap di The Mirah Hotel Bogor untuk mengembalikan rasa kepercayaan tamu atau penggan terhadap jasa The Mirah Hotel Bogor.
Manajemen pemasaran jasa adalah dasar teori dari bisnis hotel ini yang selama ini menjadi tempat magang saya.Di dalam penerapannya, bisnis hotel ini sangat baik dalam bidang jasanya yaitu service. Setelah selama dua bulan saya melakukan praktek kerja lapangan di sana saya sangat bisa menilai bahwa penerapan pemasaran jasa yang ada di The Mirah Bogor sudah sangat baik. Di lihat dari segi penerapan pemasaran jasa tepatnya bauran pemasaran yaitu:
61
1.
Product, produk pada bisnis jasa ini adalah hotel. Prakteknya dari segi produk, perusahaan mampu menciptakan produk jasa yang mempunyai nilai jual dan bisa menjadi investasi menjanjikan. Produk jasa yang berupa hotel ini The Mirah Bogor yang merupakan bisnis jasa yang dimiliki oleh sebuah keluarga dengan kelas hotel berbintang tiga mampu memberikan persepsi bintang lima di mata konsumen atau tamu. Hotel Mirah juga menerapkan dalam prakteknya bahwa produk yang ditawarkan adalah yang terbaik dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki serta menjadikan kelemahan yang sebelumnya bisa menjadi kelebihan yang lain.
2.
Price, untuk kualitas harga pada prakteknya The Mirah Bogor sangat bersaing dengan hotel bintang tiga lainnya yang berada di Bogor. The Mirah Bogor berani mencipatakan harga yang sangat masuk akal dengan kualitas, fasilitas, dan pelayanan yang terbaik.
3.
Place, untuk tempat The Mirah Bogor sangat strategis karena lokasinya berada di tengah kota Bogor dan dilalui banyak trayek angkutan umum dimulai dari angkutan kota atau biasa disebut angkot oleh masyarakat Bogor, bis kota, trans pakuan, serta banayak angkutan umum taksi yang jarang berkeliaran di Bogor tapi untuk daerah The Mirah Bogor ini taksi merupakan kendaraan umum yang banyak berlalu lalang.
4.
Promotion, sistem promosi yang dimiliki oleh The Mirah Bogor merupakan sistempromosi yang mengandalkan tata kota Bogor yang rapi dengan cara berpromosi menggunakan billboard di jalan atau area tertentu seperti di lampu merah lodaya tepatnya di depan McDonald Lodaya dan tepat di atas persimpangan jalan sempur yang hingga saat ini iklan besar itu masih eksis dan selalu bisa diandalkan menjadi rekomendasi tamu untuk datang karena pada prakteknya The Mirah Bogor tidak berpromosi secara berlebihan tapi untuk kategori media cetak sudah banyak majalah dan koran yang tertarik menulis serta menjadi ajang promosi tertentu The Mirah Bogor.
5.
People, sumber daya manusia sangat penting dalam kategori jasa karena itu adalah hal yang tidak biasa lepas dan mampu menimbulkan persepsi 62
tamu atau calon tamu untuk menginap di hotel ini. Service, The Mirah Bogor memiliki standardgreeting, dan standard grooming serta service yang terbaik. Dalam prakteknya, SDM di The Mirah Bogor sangat ramah dan murah senyum yang merupakan hal yang paling penting di dalam dunia bisnis jasa. The Mirah Bogor mampu memberikan kesan nyaman dan tamu akan merasa dihargai lewat pelayanan yang sangat baik serta konsep hotel yang akan selalu membuat tamu akan ingat terhadap The Mirah Bogor yaitu dengan konsep vintage atau zaman dulu untuk cara berpakaian bell boy. Di sisi lain, The Mirah Bogor akan dengan mudah recover tamu yang merasa kurang puas dengan pelayanan yang dimiliki dengan cara yang masuk akal dan sejauh ini tamu akan selalu merasa puas jika ada recover seperti itu dengan contoh memberikan satu loyang kue yang disukai oleh tamu dan memberikannya langsung oleh sales atau sales and marketing manager langsung dan bahkan general manager langsung yang memberikannya serta bisa juga langsung dikunjungi oleh sales ke kantornya. Bukan hanya kue saja, masih banyak recover yang diberikan oleh The Mirah Bogor dalam memanjakan tamunya contoh lain memberikan voucher kamar paling lama dua malam untuk mengembalikan citra hotel di mata tamu tersebut. 6.
Process, sangat terlihat proses yang terjadi dalam The Mirah Bogor ini karena sebelum bergabung di dalam keluarga besarThe Mirah Bogor semua calon karyawan diseleksi dengan sangat ketat melalui tes wawancara yang dijalankan bertahap, tes psikotes, serta sikap attitude yang sangat penting di sini dinilai.
7.
Physical Evident, dalam hotel The Mirah Bogor prakteknya terlihat dalam konsep berpakaian karyawannya bertemakan zaman dulu dan tampak depan hotel adalah gedung hotel dengan lahan parkir yang terbatas tapi tampak dalam yang luas dan terkonsep dengan rapi. Dalam praktek perencanaan pengembangan bisnis jasanya The Mirah
Bogor bukan hanya bergerak di bidang hotel saja, tapi juga ada caffee, restaurant, dan billiard yang berdomisili di tengah kota Bogor. Semua kategori usaha tersebut
63
tergabung dalam satu perusahaan yang bernama PT. Mirah Segar yang dinaungi oleh keluarga besar sekaligus dalm hal mengelolanya.
BAB IV 64
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan Dengan adanya penelitian yang dilakukan penulis selama dua bulan penuh
di The Mirah Hotel Bogor maka sehubungan dengan tujuan penulis terdapat beberapa poin kesimpulan yang dapat penulis simpulkan dari hasil yang sudah didapatkan selama ini. Adapun kesimpulan pada tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Upaya yang dilakukan dalam kelangsungan pengembangan di The Mirah Hotel Bogor adalah perusahaan berani mengambil resiko berupa materi dengan tujuan untuk lebih bisa membuat para pelanggannya nyaman dan puas dengan apa yang dimiliki oleh hotel. Dengan membuat fasilitas yang menunjang kepuasan tamu, pelayanan yang lebih dari hotel bintang tiga, serta tidak lupa juga selalu memberikan pelatihan kepada setiap karyawannya dengan kebutuhan yang berbeda entah itu kelas bahasa asing, pelatihan cara melayani tamu yang sesuai dengan standar hotel, sampai pelatihan cara dalam meningkatkan penjualan kamar dan menjalin komunikasi yang baik kepada tamu.
2.
Upaya yang dilakukan dalam perencanaan pengembangan jasa pada Hotel The Mirah Bogor adalah dengan mengembangkan investasinya bukan hanya dalam satu bisnis saja, melainkan mampu mengelola beberapa cabang hotel dan penginapan serta beberapa rumah makan dan tempat hiburan di Bogor yang masih dalam satu perusahaan yaitu PT. Mirah Segar. Adapun usaha lain yang dimiliki perusahaan adalah Mirah Hotel (The Mirah Bogor), Mirah Sartika Hotel, Wisma Mirah, Wisma Sudirman, Mirah Mandala Kencana Hotel, Rumah Makan Saung Mirah, Paparons Pizza Bogor, Caffee Alibaba, dan Pocket Billiard merupakan jenis investasi lain yang dimiliki oleh keluarga besar pendiri PT. Mirah Segar ini. Jadi, untuk proses perencanaan pengembangan yang dimiliki oleh The Mirah Bogor bukan hanya dalam kategori intern saja melainkan ekstern juga berpengaruh penting dan dalam pengembangan bisnis jasa yang dijalankan. 65
4.2
Saran
1.
Untuk promosi The Mirah Bogor lebih baik bukan hanya dalam bentuk billboard atau sekedar word of mouth saja jika dalam kategori umum, tapi manfaatkan media elektronik dan cetak yang ada walaupun sesekali The Mirah Bogor mampu berpromosi dalam media cetak namun menurut pendapat penulis harus bisa lebih lagi.
2.
Kesigapan karyawan dalam bertemu dengan tamu yang datang ke hotel harus bisa lebih sigap dan cekatan.
66
DAFTAR PUSTAKA
A. Zeithaml, Valarie, Jo Bitner, Mary, dan D. Grembel, 2012, Service Marketing (6thEdition). Arifin, Ali, 2009, Seni Menjual (Clerance Sale), Penerbit Andi Publisher. Coulter, and Robbins, 2007, Manajemen Edisi 8 Jilid 1, Penerbit Indeks. Coulter, and Robbins, 2010, Manajemen, Penerbit Erlangga. DR. Wiryokusumo, Iskandar, 2013, Dasar-dasar Pengembangan, Penerbit Rineka Cipta. Gronross, Christian, 2013, Manajemen Pemasaran Jasa (Berbasis Kompetensi), Penerbit Salemba 4. Kotler, Philip, 2008, Manajemen Pemasaran Edisi 2, Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip, dan Keller, Jane, 2008, Manajemen Pemasaran Edisi 13, Erlangga, Jakarta. Mubarak, M.M. and Puspitasari, R., 2012. Mengukur Keputusan Nasabah Melalui Analisis Brand Association Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia– Cabang Bogor. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 10(1), pp.Halaman-45. Mulyadi, Setiawan Johny, 2009, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Musselman, A. Vernon, 2011, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Penerbit Erlangga. P. Robbins, Stephen, Coulter, Marry, 2012, Management, 11/E. Payne, Adrian, 2007, The Essence Of Services-Marketing Pemasaran Jasa, Edisi II. Saladin, Djaslim, 2004, Manajemen Strategi, Penerbit Mandar Maju. Sarwoto, 2005, Manajemen Pemasaran Jasa, Penerbit Indeks. Wiryokusumo, Iskandar, 2007, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Penerbit Rineka Cipta.
67