1
Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Keluarga
TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KELUARGA DENGAN ANAK BALITA YANG MENDERITA ISPA Ayu Puspita Sari1, Poppy Fitriyani2 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Depok, Jawa Barat – 16424 Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga dengan anak balita yang menderita ISPA di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok. Penelitian ini melibatkan 92 ibu dengan anak balita ISPA sebagai responden yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar keluarga memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap ISPA (63%), sikap yang negatif terhadap ISPA (54,3%), dan perilaku keluarga dalam merawat balita dengan ISPA yang tergolong baik (51,1%). Penelitian ini dapat dijadikan data dasar untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan tentang ISPA kepada keluarga. Kata kunci: Balita, ISPA, keluarga, pengetahuan, perilaku, sikap Abstract This study purposed to describe knowledge level, attitude, and behavior’s family with children who had suffer Acute Respiratory Infections (ARI) in working area of Puskesmas Pancoran Mas Depok. This study involved 92 mothers with children who had suffer ARI as respondents who were taken by using purposive sampling technique. Results showed that most families have a high knowledge of the ARI (63%), negative attitudes towards the ARI (54.3%), and the behavior of the family in caring for children with ARI are classified as good behaviour (51.1%). This research can be used as a basic data to enhance health promotions about ARI to family. Keywords: Children, ISPA, family, knowledge, behavior, attitude
Pendahuluan
dikarenakan angka kesakitan dan kematian
ISPA masih menjadi masalah utama kesehatan
akibat ISPA masih tinggi terutama pada balita.
masyarakat saat ini. ISPA termasuk salah satu
Salah satu jenis penyakit ISPA yang berbahaya
masalah
adalah
besar
berkembang
yang
seperti
terjadi Indonesia.
di
negara Hal
ini
pneumonia.
Pada
tahun
2008,
diperkirakan dari 8,8 juta kematian anak
Tingkat pengetahuan..., Ayu Puspita Sari, FIK UI, 2013.
2
Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Keluarga
didunia, 1,6 juta anak mengalami kematian
perilaku keluarga pada anak balita yang
akibat pneumonia (WHO, 2010). Menurut
menderita ISPA di wilayah kerja Puskesmas
Riskesdas
Pancoran Mas Depok. Hal ini membuat peneliti
(2007),
dari
tahun
ke
tahun
pneumonia selalu menempati peringkat atas
ingin
mengetahui
lebih
rinci
bagaimana
yang menyebabkan kematian bayi dan balita di
gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan
Indonesia.
perilaku keluarga dengan balita mengenai ISPA di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas
Pneumonia juga merupakan penyebab kematian
Depok.
kedua setelah diare. Rata-rata 83 balita meninggal
setiap
hari
karena
pneumonia
Metodologi
(Kemenkes, 2010). Menurut Riset Kesehatan
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
Dasar (Riskesdas) 2007, angka kejadian ISPA
dengan
di provinsi Jawa Barat sebesar 24,73%. Data ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat
menunjukkan bahwa masih tingginya kasus
pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga
ISPA yang terjadi di Indonesia khususnya Jawa
dengan anak balita yang menderita ISPA di
Barat.
wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok.
metode
survey
deskriptif
yang
Sampel penelitian ini adalah ibu dengan anak Berdasarkan
Puskesmas
balita ISPA di wilayah kerja Puskesmas
Pancoran Mas tahun 2011, didapatkan angka
Pancoran Mas Depok. Perhitungan jumlah
kesakitan ISPA pada balita yaitu 9,68%. Hasil
sampel
wawancara salah satu ibu dengan anak balita
didapatkan sebanyak 92 responden. Prosedur
yang
pengumpulan
ISPA,
profil
kesehatan
mengatakan
bahwa
ISPA
penelitian data
menggunakan dilakukan
rumus dengan
merupakan penyakit yang tidak berbahaya. Hal
menggunakan alat ukur penelitian berupa
ini menunjukkan bahwa ibu yang membawa
kuesioner. Analisis data yang digunakan untuk
anak balitanya ke puskesmas masih mempunyai
mengetahui gambaran tingkat pengetahuan,
pengetahuan yang rendah tentang bahaya ISPA.
sikap, dan perilaku keluarga dengan balita ISPA adalah analisis univariat.
Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai kesehatan merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA pada anggota keluarga khususnya balita. Belum diketahui secara pasti tingkat pengetahuan, sikap, dan
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata usia responden adalah 29,66 tahun. Selain itu, hasil penelitian ini mendapatkan rata-rata usia
Tingkat pengetahuan..., Ayu Puspita Sari, FIK UI, 2013.
3
Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Keluarga
balita dengan ISPA adalah 28,36 bulan. Karakteristik lain responden dan balita dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Tabel 1. Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok (n=92) Variabel Suku Betawi Jawa Sunda Lain-lain Pekerjaan Pegawai swasta Wiraswasta Ibu rumah tangga Penghasilan < UMR Depok 2013 ≥ UMR Depok 2013 Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku terhadap ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok (n=92) Kategori Pengetahuan Tinggi Rendah Sikap Sikap positif Sikap negatif Perilaku Perilaku baik Perilaku kurang baik
Frekuensi
Persentase (%)
58 34
63 37
42 50
45,7 54,3
47 45
51,1 48,9
Frekuensi
Persentase (%)
37 23 24 8
40,2 25,0 26,1 8,7
5 4 83
5,4 4.3 90,2
Pembahasan
68 24
73,9 26,1
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
6 26 52 8
6,5 28,3 56,5 8,7
kategori dewasa awal. Pada tahapan usia
Karakteristik keluarga responden berusia 30 tahun atau masuk dalam dewasa awal, kemampuan kognitif individu berada pada tahap yang maksimal dimana
Tabel 2. Karakteristik Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok (n=92) Variabel Status Gizi Kurus sekali Kurus Normal Gemuk Status Imunisasi Mendapatkan imunisasi Tidak mendapatkan imunisasi
Frekuensi
Persentase (%)
5 9 76 2
5,4 9,8 82,6 2,2
88
95,7
4
4,3
Hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga mengenai ISPA dapat dilihat pada tabel 3.
individu
mudah
mempelajari,
melakukan
penalaran logis, berpikir kreatif, dan belum terjadi penurunan ingatan (Potter & Perry, 2005). Beberapa penelitian tidak menyertakan data demografi suku. Dalam hal ini, tempat penelitian
dapat
menentukan
karakteristik
demografi suku yang dianut. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar ibu dengan anak balita ISPA di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok yang menjadi responden hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Purwanti (2004) yang juga mendapatkan sebagian besar ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga.
Tingkat pengetahuan..., Ayu Puspita Sari, FIK UI, 2013.
4
Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Keluarga
Pada dasarnya, ibu-ibu yang tidak bekerja
SMA
mempunyai waktu yang lebih banyak untuk
pendidikan yang cukup tinggi karena telah
mengurus anaknya dan merawat jika anaknya
menyelesaikan pendidikan diatas 9 tahun. Hasil
sakit. Martha (1996) dalam penelitiannya
penelitian ini sejalan dengan Hidayati (2011)
menyatakan bahwa ibu yang bekerja tidak
yang
mempunyai waktu untuk membawa balitanya
keluarga di wilayah Puskesmas Pancoran Mas
yang sakit ke pelayanan kesehatan. Hal ini bisa
depok sudah memiliki tingkat pendidikan yang
disebabkan
tinggi yaitu SMA dan perguruan tinggi.
oleh
kesibukannya
dalam
dapat
juga
digolongkan
mendapatkan
sebagai
tingkat
sebagian
besar
pekerjaan, sehingga tidak ada waktu untuk memberikan
perawatan
dan
pencarian
Hasil penelitian Hananto (2004) mendapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pengobatan pada balita yang ISPA.
tingkat
pendidikan
ibu
dengan
kejadian
Penghasilan juga merupakan salah satu faktor
pneumonia pada balita. Hasil penelitian Martha
yang
pengetahuan
(1996) juga menunjukkan bahwa semakin
seseorang. Sebagian besar responden memiliki
tinggi tingkat pendidikan keluarga, maka akan
penghasilan dibawah UMR kota Depok tahun
semakin besar kemungkinan menggunakan
2013 yaitu sebesar Rp 2.042.000. Hal ini
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini tingkat
menunjukkan bahwa sebagian besar responden
pendidikan mempengaruhi keluarga dalam
memiliki penghasilan yang rendah. Cabaraban
memberikan penanganan tanggap pada balita
(1998)
mendapatkan
dengan segera membawa balita ke pelayanan
bahwa pendapatan keluarga sangat menentukan
kesehatan. Sehingga kejadian ISPA dapat
kejadian ISPA pada balita. Temuan Luque,
ditangani dengan cepat.
dapat
dalam
mempengaruhi
penelitiannya
Whiteford, and Tobin (2008), menyatakan ada hubungan antara produktifitas gaji yang diatas
Karakteristik Balita
rata-rata dengan pola pencarian bantuan di
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia balita
pelayanan kesehatan. Hal ini menunjukkan
terbanyak yang menderita ISPA adalah 11
status
dapat
bulan. Anak usia di bawah 5 tahun merupakan
menentukan tingkat keparahan ISPA pada
kelompok umur yang rentan dan berisiko tinggi
balita.
terhadap masalah ISPA (Cabaraban, 1998). Hal
sosial
ekonomi
keluarga
ini diperkuat oleh penelitian Said, dkk (1990) Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar
yang menyatakan bahwa penyakit infeksi
pendidikan responden adalah SMA. Pendidikan
pernapasan tertinggi terjadi pada umur 6-12
Tingkat pengetahuan..., Ayu Puspita Sari, FIK UI, 2013.
5
Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Keluarga
bulan, sejalan dengan penelitian lainnya yang
imunisasi yang lengkap dapat memberikan
menyatakan bahwa resiko terjadinya infeksi
peranan yang cukup berarti dalam mencegah
saluran pernapasan lebih besar pada balita
kejadian ISPA. Imunisasi merupakan salah satu
berusia dibawah 1 tahun. Menurut Wong, et al
faktor risiko yang dapat menurunkan angka
(2008), bayi dan anak-anak yang berusia 6
kesakitan akibat pneumonia (Depkes, 2000).
bulan sampai 3 tahun lebih mudah terkena
Oleh karena itu, salah satu pencegahan untuk
infeksi pernapasan akut dibandingkan anak-
mengurangi kesakitan dan kematian balita
anak yang lebih besar. Semakin muda usia
akibat
balita, maka semakin mudah terserang ISPA
imunisasi.
ISPA
adalah
dengan
pemberian
dikarenakan imunitas yang belum sempurna dan
saluran
pernapasan
yang
sempit
Tingkat Pengetahuan
(Sumargono, 1989). Oleh karena itu, usia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
mempengaruhi mekanisme pertahanan tubuh
besar
seseorang
pengetahuan yang tinggi tentang ISPA. Hal ini
terhadap
penyakit
infeksi
responden
sudah
memiliki
tingkat
diperkuat dengan hasil penelitian Gobel (2003)
pernapasan.
yang mendapatkan sebagian besar keluarga Hasil penelitian ini mendapatkan angka status
sudah mempunyai pengetahuan yang baik
gizi buruk-kurang yang lebih kecil dari
terhadap
penelitian Suyadi (2009) di wilayah Puskesmas
Temuan Rhiza dan Shobur (2008) juga
Pancoran Mas Depok. Hasil penelitian ini juga
mendapatkan hasil yang sama yaitu sebagian
lebih kecil bila dibandingkan dengan prevalensi
besar responden memiliki pengetahuan yang
gizi buruk-kurang nasional (Depkes, 2011).
baik
Hasil
(2004)
penelitian berbeda dari temuan Mudrikatin
mengungkapkan bahwa ada hubungan antara
(2012) yang mendapatkan sebagian besar
status gizi balita dengan kejadian ISPA,
responden
semakin baik status gizi balita maka semakin
ISPA.
besar peluang tidak menderita ISPA.
kesehatan khususnya ISPA sangat menentukan
penelitian
Rahmawati
status
perawatan
tentang
balita
pneumonia.
berpengetahuan
Tingkat
dengan
Namun,
kurang
pengetahuan
kesehatan
anggota
ibu
ISPA.
hasil
tentang tentang
keluarganya
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
(Cabaraban, 1998). Hal ini menunjukkan sangat
balita sudah mendapatkan imunisasi lengkap
pentingnya pengetahuan tentang kesehatan bagi
sesuai tahapan usia. Penelitian yang dilakukan
ibu dalam keluarga.
oleh
Sievert
(1993),
menyatakan
bahwa
Tingkat pengetahuan..., Ayu Puspita Sari, FIK UI, 2013.
6
Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Keluarga
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan
menunjukkan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
usia,
pendidikan,
adalah masyarakat yang memiliki pengetahuan
keyakinan, fasilitas, dan penghasilan. Faktor-
tentang suatu penyakit dan gejalanya. Keluarga
faktor
seharusnya
pengalaman, tersebut
tingkat
menyebabkan
perbedaan
bahwa
masyarakat
mempunyai
pengetahuan
yang
dan
pengetahuan individu yang satu dengan yang
kemampuan yang baik terhadap cara-cara
lain. Usia responden rata-rata berada pada
mengenal ISPA dan penyebabnya, mampu
rentang usia dewasa awal yaitu 30 tahun,
mencegah
dimana kemampuan kognitif individu berada
kesehatan, dan mampu mencari pengobatan
pada tahap yang maksimal pada usia ini. Selain
yang sesuai ke pelayanan kesehatan ketika
itu, hal ini didukung oleh sebagian besar
anggota keluarga menderita ISPA. Dengan
responden
tingkat
keatas.
yang
berpendidikan
Menurut
pengetahuan
menengah
Notoatmodjo
merupakan
(2003),
refleksi
dari
ISPA,
pengetahuan
mampu
keluarga
meningkatkan
yang
baik
diharapkan angka kesakitan dan kematian balita akibat ISPA dapat menurun.
pendidikan yang diterima seseorang, semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, maka pola
Sikap
pikir
dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden
baik.
cenderung lebih banyak yang memiliki sikap
Menurut hasil wawancara, beberapa responden
negatif terhadap ISPA. Hasil penelitian sejalan
sering
kesehatan
dengan penelitian Mudrikatin (2012) yang
(penyuluhan) yang dilakukan oleh petugas
mendapatkan bahwa sebagian besar responden berada pada kategori sikap negatif.
dan
menerima
pemahaman informasi
mendapatkan
seseorang
akan
semakin
informasi
kesehatan di puskesmas atau melalui media informasi lain seperti televisi, koran, majalah, dan radio. Hal ini juga menjadi salah satu faktor
Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang
yang mempengaruhi pengetahuan responden.
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian Purwanti (2004),
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau
masyarakat
objek, proses lanjutannya akan menilai atau
yang
mempunyai
pengetahuan mencari
bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut.
pengobatan pertama ke fasilitas kesehatan 3,59
Menurut Newcomb, et al (1981), sikap adalah
kali lebih besar dibandingkan dengan yang
efek yang dirasakan seseorang terhadap suatu
mempunyai
objek yang bersifat positif maupun negatif.
rendah
berisiko
untuk
pengetahuan
tidak
tinggi.
Hal
ini
Sikap positif dalam penelitian ini adalah sikap
Tingkat pengetahuan..., Ayu Puspita Sari, FIK UI, 2013.
7
Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Keluarga
yang mendukung terhadap pernyataan yang
balita dengan ISPA. Hal ini juga diperkuat oleh
diberikan dengan respon setuju dan tidak
penelitian Riza dan Shobur (2008) tentang
setuju. Sikap terhadap ISPA yaitu respon yang
tindakan ibu terhadap kejadian pneumonia yang
didasari oleh penilaian dan kecenderungan
mendapatkan lebih banyak keluarga dengan
untuk bertindak dalam mencegah sampai
kategori
merawat balita dengan ISPA.
beberapa penelitian juga mendapatkan sebagian
baik.
Dapat
disimpulkan
bahwa
besar keluarga yang sudah memiliki perilaku Beberapa studi menunjukkan persepsi keluarga
yang baik terhadap ISPA.
berhubungan dengan peningkatan efektifitas intervensi
yang
keluarga
dengan
diberikan
pada
anggota
Beberapa upaya agar masyarakat berperilaku
&
baik atau mengadopsi perilaku kesehatan yang
Neuvians,1986; Gadomski et al, 1993; Kundi et
baik dengan cara persuasi, bujukan, himbauan,
al, 1993; Bang et al, 1994; Hudelson et al. 1995
ajakan,
dalam
ini
memberikan kesadaran melalui kegiatan yang
menunjukkan bahwa sikap ibu akan berdampak
disebut pendidikan atau promosi kesehatan.
pada perawatan yang diberikan kepada anggota
Banyak
keluarganya yang ISPA. Dengan kata lain,
misalnya pendidikan kesehatan kepada berbagai
sikap keluarga akan menentukan pemberian
komponen masyarakat, terutama pada ibu
perawatan yang tepat pada balita yang ISPA.
dengan anak balita tentang besarnya masalah
Holloway
ISPA
et
al,
(Mtango
2009).
Hal
memberikan
kegiatan
informasi,
yang
dapat
atau
dilakukan
ISPA dan pengaruhnya terhadap kematian anak, Perilaku
perilaku
preventif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga
kebiasaan mencuci tangan dan hidup bersih,
dengan anak balita ISPA di wilayah kerja
perbaikan gizi dengan pola makanan sehat,
Puskesmas Pancoran Mas Depok memiliki
penurunan faktor risiko-lain seperti mencegah
perilaku yang baik terhadap ISPA walaupun
berat-badan lahir rendah, menerapkan ASI
hasilnya hampir sama antara perilaku baik dan
eksklusif, mencegah polusi udara dalam ruang
kurang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang berasal dari bahan bakar rumah tangga
Gobel (2003) yang melakukan penelitian
dan perokok pasif di lingkungan rumah (Said,
terhadap perilaku keluarga dalam merawat
2010).
balita ISPA di desa Waru Jaya, Bogor. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan keluarga memiliki perilaku yang baik dalam merawat
Kesimpulan
Tingkat pengetahuan..., Ayu Puspita Sari, FIK UI, 2013.
sederhana
misalnya
8
Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
tentang ISPA sudah tinggi, namun sikap dan
penelitian maka dapat disimpulkan:
perilaku keluarga terhadap ISPA masih buruk.
1. Karakteristik keluarga menunjukkan bahwa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
ibu dengan anak balita ISPA di wilayah kerja
pertimbangan atau masukan dalam merancang
Puskesmas Pancoran Mas Depok paling
program intervensi pada keluarga terkait ISPA.
banyak berusia 30 tahun (dewasa awal), berasal dari suku betawi, tidak bekerja,
Penelitian ini hanya sebatas melihat gambaran
memiliki penghasilan dibawah UMR, dan
tingkat
berpendidikan SMA.
keluarga dengan balita ISPA. Penelitian lain
2. Balita yang menderita ISPA di wilayah kerja
pengetahuan,
sikap,
dan
perilaku
dapat mengembangkan dengan meneliti faktor-
Puskesmas Pancoran Mas Depok sebagian
faktor
besar berusia 11 bulan, memiliki status gizi
pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga
yang
dengan anak balita yang menderita ISPA.
normal,
dan
sudah
mendapatkan
yang
mempengaruhi
tingkat
imunisasi sesuai usia. 3. Sebagian besar keluarga dengan anak balita
Ucapan Terima Kasih
di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas
Poppy Fitriyani, S.Kp., M.Kep. Sp.Kep.Kom.
Depok memiliki tingkat pengetahuan yang
selaku
tinggi tentang ISPA.
membimbing dan mengarahkan. Orang tua
4. Keluarga dengan anak balita di wilayah kerja
dosen
tercinta
dan
pembimbing semua
pihak
yang yang
telah telah
Puskesmas Pancoran Mas Depok lebih
mendukung dan memotivasi selama proses
banyak yang memiliki sikap yang negatif
penelitian.
terhadap ISPA. 5. Keluarga dengan anak balita di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok memiliki perilaku yang baik dan tidak baik terhadap ISPA dengan jumlah yang hampir sama.
Referensi Cabaraban, M.C. (1998). Home management of acute respiratory infections: A challenge to the
family
and
the
community.
The
International Journal of Sociology and Social Penelitian ini dapat memberikan implikasi bagi pengembangan penyediaan
ilmu
data
keperawatan
dasar
dalam
Policy,18 , 102-126.
melalui
melakukan
Gobel, S. (2003). Analisis faktor-faktor yang
penelitian selanjutnya. Hasil penelitian ini
berhubungan
dengan
perilaku
keluarga
mendapatkan tingkat pengetahuan keluarga
dalam merawat balita dengan ISPA dalam konteks pelayanan keperawatan komunitas di
Tingkat pengetahuan..., Ayu Puspita Sari, FIK UI, 2013.
9
Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Keluarga
Parung
Martha, E. (1996). Hubungan karakteristik
Kabupaten Bogor Jawa Barat. Tesis Program
sosial, pengetahuan, sikap, dan kepercayaan
Pasca Sarjana Fakultas Ilmu keperawatan
ibu dengan perilaku penggunaan pelayanan
Universitas Indonesia.
kesehatan bagi balita sakit ISPA (Studi di
Desa
Waru
Jaya
Kecamatan
Hananto, M. (2004). Analisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di 4 provinsi di Indonesia. Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan
kesehatan
R.N.
(2011).
Hubungan
keluarga,karakteristik
tugas
keluarga
dan anak dengan status gizi balita di wilayah Puskesmas Pancoran Mas kota Depok. Tesis Progran
Studi
Magister
Fakultas
Ilmu
Holloway, K.A, et al. (2009). Community intervention on treatment of acute respiratory infection in Nepal. Journal Tropical Medicine and International Health, 14(1), 101–110. Kesehatan
RI.
(2010).
Riset
kesehatan dasar (Riskesdas) 2010. Jakarta: Badan
penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2010.
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Indonesia. Mudrikatin,
S.
(2012).
Pengaruh
keluarga
tingkat terhadap
penanggulangan infeksi saluran pernapasan bagian atas pada balita di Puskesamas Desa Jabon Jombang. Jurnal Sain Med, 4(1), 1116. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan
_____________.
(2003).
Pendidikan
dan
perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pender, N.J., Murdaugh, C.L., and Parsons, M.A. (2006). Health promotion in nursing practice. New Jersey: Pearson Education Inc. Potter,
P.A.
dan
Perry,
A.G.
(2005).
Fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik Vol.1/Ed.4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Luque, J. S., Whiteford, L. M., & Tobin, G. A. (2008). Maternal recognition and health careseeking
Fakultas
dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Keperawatan Universitas Indonesia.
Kementrian
Sarjana
pengetahuan
Masyarakat Universitas Indonesia. Hidayati,
Kabupaten Indramayu). Tesis Program Pasca
behavior
for
acute
respiratory
infection in children in a rural ecuadorian county. Maternal
and
Child
Health
Purwanti, E,I. (2004). Hubungan pengetahuan dan sikap dengan pencarian pengobatan pertama penderita pneumonia pada balita di kabupaten Majalengka tahun 2003. Tesis
Journal, 12(3), 287-97.
Tingkat pengetahuan..., Ayu Puspita Sari, FIK UI, 2013.
10
Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Keluarga
Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan
Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tesis Program
Rahmawati, D. (2008). Hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA pada balita di URJ anak RSU dr. Soepomo Surabaya. Buletin
Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Suyadi, E.S. (2009). Kejadian kurang energi
Penelitian RSU Dr. Soetomo Vol 10, No 3.
protein
Sept 2008.
berhubungan di wilayah Kelurahan Pancoran
Riza,
M.
dan
Shobur,
S.
Hubungan
pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu dengan kejadian pneumonia pada balita di IRNA anak RSMH Palembang tahun 2008. Jurnal Pembangunan Manusia 8(2).
balita
dan
faktor-faktor
yang
Mas Kota Depok 2009. Tesis Program Pasca Sarjana
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Indonesia. Wong, et al. (2008). Keperawatan pediatrik. Vol.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Said, M. (2010). Pengendalian pneumonia anak balita dalam rangka pencapaian MDG4. Buletin Jendela Epidemiologi (3), 16-21.
EGC. World Health Organization. (2010). World health statistics. Ge-neva: WHO.
Sumargono, J. (1989). Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya ISPA di
Tingkat pengetahuan..., Ayu Puspita Sari, FIK UI, 2013.