TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA PELAJAR KELAS XI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
ALBY BERRIA DENTI B11 062
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul "Tingkat Pengetahuan Ibu rumah tangga tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SMA Negeri 8 Surakarta". Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ibu Dra. Agnes Sri Haiti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Deny Eka Widyastuti, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4.
Bapak Dra. A. D. Gayatri, M.Pd., M.M. selaku Kepala Sekolah SMA N 8 Surakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dan Penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5.
Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. iv
6.
Semua teman-teman angkatan 2010 yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah
7.
Seluruh responden yang telah bersedia diambil datanya guna penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
8.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2014
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Alby Berria Denti B11 062 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA PELAJAR KELAS XI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN 2014 Xiii + 45 halaman + 17 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup sehat merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 8 Surakarta pada tanggal 14 November 2013 didapatkan data jumlah siswa kelas XI adalah 106 siswa. Peneliti melakukan wawancara terhadap 10 siswa kelas XI tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 4 siswa kelas XI mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sedangkan 6 siswa kelas XI kurang mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada delajar Kelas XI Di SMA Negeri 8 Surakarta pada tingkat baik, cukup, dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif . SMA Negeri 8 Surakarta pada tanggal 5 – 19 April 2014. Populasi 106 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 siswa dengan teknik simple rendom sampling.Instrumen penelitian ini adalah kuesioner dan penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahua siswa kelas XI tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Analisa menggunakan analisa univariat dan menghasilkan distribusi prosentase. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pelajar kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta tahun 2013 dengan kategori baik ada 5 responden (14,3%), kategori cukup ada 24 responden (68,6%) dan kategori kurang ada 6 responden (17,1%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan remasa siswa kelas XI di SMA N 8 surakarta tentang PHBS pada tingkat cukup sebanyak 24 responden (68,6%). Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Kepustakaan : 21 literatur (2003-2012) vi
MOTTO
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan rusak. (Khalifah ‘Ali)
Tanda-tanda orang bijaksana antara lain adalah lidahnya selalu basah dengan dziktullah (Utsman bin Affan)
Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis untuk masa lalu
Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik dari menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang memberi nasihat baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. (Khalifah ‘Umar)
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan kepada : Kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah Kepada Bapak – Ibu yang saya sayang terima kasih atas do’anya tanpamu diriku bukanlah apa-apa Almamater Tercinta
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Alby Berria Denti
Tempat/Tanggal Lahir
: Sragen, 9 Oktober 1992
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Margo Asri No 132 Rt 24/08 Puro Karang Malang, Sragen
Riwayat Pendidikan 1. SDN XIX SRAGEN
LULUS TAHUN 2003
2. SMP SAVERIUS I SRAGEN
LULUS TAHUN 2006
3. SMA N 2 SRAGEN
LULUS TAHUN 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011/2012
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iv
ABSTRAK. ...................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................
vii
CURICULUM VITAE .................................................................................
viii
DAFTAR ISI .................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL.........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................
3
C. Tujuan Penelitian .................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ...............................................................
4
E. Keaslian Penelitian ...............................................................
5
F.
5
Sistematika Penelitian ..........................................................
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ......................................................................
7
1.
Pengetahuan ..................................................................
7
2.
Remaja ..........................................................................
13
3.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) .......................
15
B. Kerangka Teori.....................................................................
24
C. Kerangka Konsep .................................................................
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...........................................
26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... ix
26
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ...........
27
D. Variabel Penelitian ...............................................................
28
E. Definisi Operasional.............................................................
28
F.
Instrumen Penelitian.............................................................
29
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
33
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................
33
I.
Etika Penelitian ....................................................................
36
J.
Jadwal Penelitian..................................................................
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ...................................................................
38
B. Hasil Penelitian ......................................................................
38
C. Pembahasan ............................................................................
40
D. Keterbatasan ...........................................................................
42
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................
44
B. Saran ......................................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................................
29
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner ....................................................................
32
Tabel 4.1 Nilai Mean Dan Standard Deviation ...........................................
39
Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan PHBS ................................
40
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................
24
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ....................................................
25
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3
Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Realibilitas
Lampiran 5
Surat Balasan Uji Validitas Dan Realibilitas
Lampiran 6
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7
Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8
Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9
Surat Persetujuan Responden
Lampiran 10 Koesioner Lampiran 11 Pedoman Penskoran Koesioner Lampiran 12 Data Tabulasi Hasil Koesioner Uji Validitas Lampiran 13 Hasi Uji Validitas Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15 Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 16 Perhitungan Mean Dan Standart Devisiasi Lampiran 17 Lembar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perilaku hidup sehat merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan. Hal ini tidak hanya memfokuskan pada sumber makanan sehat namun juga terakit dengan kebiasaan sehat dalam menjalani kehidupan serta tidak kalah penting adalah kepemilikan pola piker positif. Manusia yang memandang
kehidupan
dengan
lebih
optimistis
diyakini
sangat
mempengaruhi kondisi kejiwaan yang pada akhirnya membebaskan dari beban pikiran yang mungkin dialaminya sehingga mampu menghindarkan penyakit (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat. Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan
baik kesehatan individu,
kelompok atau masyarakat maka kesehatan harus diupayakan
dan
ditingkatkan. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang disebut sarana atau pelayanan kesehatan (health services) (Notoatmodjo, 2005).
1
2
Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah ditandai dengan delapan indikator yaitu mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun, mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, membuang sampah pada tempatnya, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Manfaat pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah ada lima manfaat yang dapat di peroleh, yaitu terciptanya sekolah yang bersih sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit, meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada presentasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua, meningkatkan citra pemerintah daerah dibidang pendidikan, menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 8 Surakarta dengan 5 pertanyaan yaitu pengertian PHBS, cara melakukan PHBS sehari-hari, contoh PHBS sehari-hari, Manfaat PHBS sehari-hari, kerugian tidak melakukan PHBS sehari-hari. Pada tanggal 14 November 2013 didapatkan data jumlah siswa kelas XI adalah 106 siswa. Peneliti melakukan wawancara terhadap 10 siswa kelas XI tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 4 siswa kelas XI mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan
3
sehat (PHBS) sedangkan 6 siswa kelas XI kurang mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Berdasarkan uraian di atas siswa banyak yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sehingga penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada pelajar kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta tahun 2014”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis dapat merumuskan “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada pelajar kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta”.
C. Tujuan Penulisan 1.
Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada delajar Kelas XI Di SMA Negeri 8 Surakarta.
2.
Tujuan Khusus Tujuan khusus pada penelitian, yaitu : a.
Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pelajar kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta pada tingkat baik.
4
b.
Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pelajar kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta pada tingkat cukup.
c.
Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pelajar kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta pada tingkat kurang.
D. Manfaat penelitian 1.
Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat
menambah
wacana
kepustakaan
mengenai
tingkat
pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan memberi sumbangan pemikiran bagi penelitian serupa dikemudian hari dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya. 2.
Bagi diri sendiri Menambah pengetahuan peneliti tentang tingkat pengetahuan remaja kelas XI tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMA Negeri 8 Surakarta.
3.
Bagi Instuisi a.
SMA Negeri 8 Surakarta Dapat digunakan sebagai pengetahuan kepada SMA Negeri 8 Surakarta dalam upaya meningkatkan pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
5
b.
Pendidikan Menambah bahan bacaan atau referensi bagi mahasiswa khususnya tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
E. Keaslian Penelitian Penelitian ini pernah dilakukan yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan : Nurjanah Putri (2013), dalam penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Dukuh Keden Wetan Kelurahan Keden Kecamatan Kalijambe Sragen Tahun 2013”. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif. Cara pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh dengan jumlah responden 38, menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu rumah tangga tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada kategori pengetahuan baik sebesar 15,8%, sedangkan pada pengetahuan cukup sebesar 71,1% dan pada pengetahuan kurang sebesar 13%. Perbedaan penelitian ini adalah tempat, subyek, teknik pengambilan sampel, sedangkan persamaan yaitu untuk meneliti tentang pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
F. Sistematikan Penelitian Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB, sistematika penulisan sebagai berikut :
6
BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti yaitu pengetahuan, remaja, teori tentang PHBS, serta kerangka teori, kerangka konsep.
BAB III
METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrument penelitian, pengumpulan data, variable penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data serta etika penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan gambaran umum penelitian, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI 1.
Pengetahuan a.
Pengertian Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).
b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang Menurut
Erfandi
(2009),
faktor
yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, antara lain: 1) Pendidikan Pendidikan
adalah
suatu
usaha
untuk
mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak 7
8
informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang perpendidikan rendah tidak berarti
mutlak
berpengetahuan
rendah
pula.
Peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut. 2) Media massa / informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun informal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dll mempunyai pengaruh
9
besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3) Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan.
Status
ekonomi
seseorang
juga
akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengarui pengetahuan seseorang. 4) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi dimasa lalu. Pengetahuan belajar dalam bekerja yang dikembbangkan memberikan pengetahuan dan ketrampilan prosfessional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan
kemampuan
mengambil
keputusan
yang
10
merupakan menifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 5) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 6) Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. c.
Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), ada lima cara memperoleh pengetahuan, yaitu: 1) Cara coba-salah (Trial and Error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkina tersebut tidak
berhasil,
dicoba
kemungkinan
yang
lain.
Apabila
kemungkinan kedua itu gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya, sampai masalah tersebut
11
dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba-coba. 2) Berdasarkan pengalaman pribadi Pepatah mengatakan pengalaman adalah guru yang baik, mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. 3) Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari dari generasi kegenerasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
12
4) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau populer disebut metodologi penelitian (research methodology). 5) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia
telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. d.
Pengukuran Pengetahuan Menurut
Riwidikdo
(2009),
pengukuran
pengetahuan
digunakan perhitungan sebagai berikut : 1) Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
2) Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
13
2.
Remaja a.
Pengertian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam pengertian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan, perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara itu, perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu (Sarwono, 2008). Remaja merupakan individu yang sedang mangalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi relatif mandiri (WHO, 2007). Menurut Hurlock (2012), ada peningkat pada perubahan sosial yang penting dalam masa remaja. Peningkatan itu meliputi meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, pola perilaku sosial yang lebih matang, pengelompokan sosial baru dan nilai-nilai baru dalam pemilihan teman dan pemimpin, dan dalam dukungan sosial.
b.
Tahapan Perkembangan Remaja Menurut Sarwono (2008), dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan ada tiga (3) tahap perkembangan remaja yaitu:
14
1) Remaja Awal (Early Adolescence) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. 2) Remaja Madya (Middle Adolescence) Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang
kalau
banyak
teman
yang
menyukainya.
Ada
kecenderungan “narcistik”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. 3) Remaja Akhir (Late Adolescence) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini: a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orangorang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru. c) Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
15
e)
Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public).
3.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) a.
Pengertian Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Sudayasa, 2009). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu srategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan
baik
pada
masyarakat
maupun
pada
keluarga
(Depkes, 2007) Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Proverawati dan Rahmawati, 2012)
16
b.
Indikator PHBS di sekolah Remaja sekolah ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menurut Proverawati dan Rahmawati (2012), adalah remaja yang melakukan delapan indikator PHBS disekolah, yaitu: 1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun 2) Mengkonsumsi jajanan sehat dikantin sekolah 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 4) Olahraga yang teratur dan terukur 5) Memberantas jentik nyamuk 6) Tidak merokok 7) Membuang sampah pada tempatnya 8) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah dijabarkan sebagai berikut: 1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun Manfaat mencuci tangan adalah untuk membunuh kuman penyakit yang ada ditangan. Tangan yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut
17
(ISPA). Dengan mencuci tangan, maka tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman (Proverawati dan Rahmawati, 20012). Menurut Depkes (2008), cara mencuci tangan yang benar yaitu: a)
Cuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun seperlunya
b) Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik c)
Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan kuku
d) Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir Menurut Sudayasa (2009), waktu yang baik untuk mencuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu: a)
Sebelum makan
b) Setelah makan c)
Setelah BAB
d) Setelah BAK e)
Setelah batuk atau bersin dan membersihkan hidung
f)
Setelah olahraga
g) Setelah melakukan kegiatan yang kotor-kotor h) Setelah membersihkan sampah dan kerjabakti 2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah Perilaku anak yang jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat dikontrol oleh pihak sekolah, tidak terlindungi, dapat tercemar oleh debu dan kotoran yang mengandung telur cacing, hal
18
ini dapat menjadi sumber penularan infeksi kecacingan pada anak. Selain melalui tangan, transmisi telur cacing dapat juga melalui makanan dan minuman, terutama jajanan yang tidak dikemas dan tidak tertutup rapat (Proverawati dan Rahmawati, 2012). 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat Jamban
adalah
suatu
ruangaan
yang
mempunyai
fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih (Proverawati dan Rahmawati, 2012). 4) Olahraga yang teratur dan terukur Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak yang berarti mempertahankan hidup dan meningkatkan kemampuan gerak yang berarti meningkatkan kualitas hidup. Sehat dinamis hanya dapat diperoleh bila ada kemauan mendinamiskan
diri
sendiri
khususnya
(Proverawati dan Rahmawati, 2012).
melalui
olahraga
19
Menurut Depkes (2008), ada beberapa manfaat melakukan akivitas fisik secara teratur, yaitu: a) Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis, dll b) Berat badan terkendali c) Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat d) Bentuk tubuh menjadi bagus e) Lebih percaya diri f)
Lebih bertenaga dan bugar
g) Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik 5) Memberantas jentik nyamuk Pemberantasan jentik berkala (PJB) adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada dilingkungan, seperti bak mandi, WC, vas bunga, talang air,dll yang dilakukan secara teratur setiap satu minggu sekali (Dinkes,2010). Menurut Depkes (2008), melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara tiga M plus yaitu: a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan pot, vas bunga b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lekukanlekukan yang dapat menampung air hujan c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti kaleng bekas, plastik kresek, dll
20
6) Tidak merokok Satu putung rokok yang dihisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO). Jika ada anggota sekolah yang merokok (perokok aktif), terlebih didalam ruangan, maka asap yang dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri, melainkan juga orang-orang disekitarnya (perokok pasif) yang tentu saja berefek buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, seharusnya sekolah bebas dari kepulan asap rokok (Dinkes, 2010). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantungdan aliran darah, tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker, CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati (Depkes, 2008). Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012), merokok baik secara aktif maupun secara pasif dapat membahayakan tubuh, seperti: a) Menyebabkan kerontokan rambut b) Gangguan pada mata, seperti katarak c) Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok d) Menyebabkan paru-paru kronis e) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap f)
Menyebabkan stroke dan serangan jantung
g) Menyebabkan kanker kulit h) Tulang lebih mudah patah
21
i)
Menyebabkan kemandulan dan impotensi
j)
Menyebabkan kanker rahim dan keguguran
7) Membuang sampah pada tempatnya Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, dan lain-lain. Bila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Bila dibakar akan menimbulkan pengotoran udara. Agar sampah-sampah tidak mencemari lingkungan maka sebaiknya membuang sampah pada tempatnya. Dapat dibedakan tempat (sampah
pembuangan basah)
dan
sampahnya, sampah
seperti
an-organik
sampah
organik
(sampah
kering)
(Proverawati dan Rahmawati, 2012). 8) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan Tumbuh berarti bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah sel serta jaringan diantara sel-sel tubuh, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Menurut Depkes (2008) menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan setiap enam bulan dan untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan.
22
c.
Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012), manfaat remaja yang melakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), yaitu: 1) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit. 2) Meningkatkan
semangat
proses
belajar
mengajar
yang
berdampak pada prestasi belajar siswa 3) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua. 4) Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan 5) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain Menurut Depkes (2008), manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada masyarakat yaitu : 1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat 2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalahmasalah kesehatan 3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada d.
Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menurut Depkes (2007), ada dua tujuan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), yaitu: 1) Meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
23
2) Berperan aktif dalam gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat
24
4.
Kerangka Teori
Pengetahuan
Remaja
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), meliputi : 1.
Pengertian
Faktor yang mempengaruhi
2.
Indikator PHBS
pengetahuan :
3.
Manfaat PHBS
1.
Pendidikan
4.
Tujuan PHBS
2.
Media Massa / Informasi
3.
Sosial Budaya dan Ekonomi
4.
Lingkungan
5.
Pengalaman
6.
Usia
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Notoadmodjo (2010) dan Proverawati (2012)
25
5.
Kerangka Konsep
Baik Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Cukup
Kurang Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1.
Pendidikan
2.
Media Massa / Informasi
3.
Sosial Budaya dan Ekonomi
4.
Lingkungan
5.
Pengalaman
6.
Usia
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel diteliti : Variabel yang tidak diteliti
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif . Menurut Arikunto (2007), penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian kuantitatif
adalah teknik yang digunakan untuk
mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini mendeskripsikan tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada pelajar kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini rencana akan dilakukan di SMA Negeri 8 Surakarta.
2.
Waktu Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian ini sudah dilakukan pada tanggal 7 April 2014.
26
27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
dan
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah remaja kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta yang berjumlah 106 siswa. 2.
Sampel Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik di ambil semua, dan jika jumlah populasi lebih dari 100 maka dapat di ambil 10 – 15 % atau 20 – 25 %. Sampel dari penelitian ini adalah 25 % dari 106 siswa yaitu 27 responden.
3.
Teknik pengambilan Sampel Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah simple random sampling menurut Notoatmodjo, 2012 hakikat dari pengambilan sampel secara acak sederhana adalah bahwa setiap anggota atau unit dari pupulasi yang mempunyai kesempatan yang sama untuk di seleksi sebagai sampel. Apabila besarnya sampel yang di inginkan itu berbeda beda, maka besarnya kesempatan bagi setia satuan elementer
28
untuk terpilihpun berbeda beda pula. Tehnik penganbilan sampel secara acak sederhana ini di bedakan menjadi 2 cara, yaitu dengan mengundi anggota populasi (lottery technique ) atau tehnik undian, dan dengan menggunakan tabel bilangan atau angka acak. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan remaja tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
E. Definisi operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). Tabel 3.1 Definisi operasional Nama Definisi Skala Alat Variabel Operasional ukur Pengetahuan Kemampuan remaja Ordinal Kuesioner remaja tentang menjawab dengan Perilaku Hidup benar kuesioner Bersih Sehat tentang Perilaku (PHBS) Hidup Bersih Sehat meliputi : 1. Pengertian 2. Indikator PHBS 3. Manfaat PHBS 4. Tujuan PHBS
Indikator 1. Baik : bila nilai respondeng yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD < x < mean 1 SD 3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2009)
29
F. Instrumen Penelitian Alat atau instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010). Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pernyataan (Hidayat, 2007). Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia. Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini ada dua pilihan jawaban yaitu benar dan salah. Sebelum membuat kuesioner, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi kuesioner. Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah (Hidayat, 2007). Kuesioner pada penelitian ini terdapat dua pernyataan yaitu pernyataan positif (+) dan negatif (-). Untuk pernyataan positif jika responden menjawab pernyataan “benar” mendapat nilai 1, sedangkan jika responden menjawab pernyataan “salah” mendapat nilai 0. Untuk pernyataan negatif jika responden menjawab pernyataan “benar” mendapat nilai 0, sedangkan jika
30
responden menjawab pernyataan “salah” mendapat nilai 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar. Untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap populasi dengan karakteristik sejenis diluar lokasi penelitian yaitu di SMA Negeri 6 Surakarta dengan 35 soal. Responden 30 karena mendekati kurve normal. 1.
Uji validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen
pengukur
mampu
mengukur
apa
yang
diukur
(Riwidikdo, 2010). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Product Moment adalah: ݕݔݎൌ
ʹ
ටቄS
Keterangan :
Ǥ S െ SǤ S
െ ሺSሻʹ ቅቄSʹ
െ ሺSሻʹ ቅ
N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
Xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
31
Instrumen dikatakan falid jika p value < 0,05 (valid). Pada taraf signifikan 5% (Arikunto, 2012). Setelah dilakukan uji validitas Di SMA Negeri 6 Surakarta terhadap 30 siswa dengan 35 item pernyataan. Uji validitas menggunakan SPSS for Windows versi 16.0 didapatkan nomor 9, 14, 18, 26, 32 tidak valid karena nilai p value > 0,05 (valid) dengan taraf signifikan 5%. Untuk selanjutnya nomor yang tidak valid tidak digunakan sebagai kuesioner dalam penelitian, sehingga item pernyataan yang digunakan dalam penelitian sebanyak 30 item pernyataan. 2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010). Rumus untuk mengukur reliabel atau tidaknya instrumen penelitian menggunakan pendekatan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Adapun rumusnya sebagai berikut: ݅ݎൌ
݇ Sܵʹ݅ ͳ െ ʹ ൩ ݇െͳ ܵݐ
Keterangan : R1
: Relianilitas internal seluruh instrument
K
: Mean kuadrat antara subjek
32
Sʹ
: Jumlah mean kuadrat kesalahan
ܵʹݐ
: Varian totalInstrumen dikatakan reliabel jika nilai
Alpha Cronbach, minimal 0,7 (Riwidikdo, 2010). Setelah dilakukan uji reliabilitas didapat nilai alpha cronbachs sebesar 0,880 > 0,60, sehingga instrument dikatakan reliabel untuk penelitian. 3.
Kisi-kisi kuesioner Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner Variabel
Indikator
Tingkat pengetahuan remaja tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
1. Pengertia n PHBS 2. Indikator PHBS
3. Manfaat PHBS 4. Tujuan PHBS Jumlah Keterangan : *) tidak valid
Pernyataan
Jumlah Soal 5
(+) 1,2,4
(-) 3,5
7,8,9*,11,12,14*,1 6,17,19,22,23,24,2 7,28 29,30,32*,33
6,10,13,15,18*,2 0,21,25,26*
23
31
5
34
35
2 35
G. Teknik pengumpulan Data Metode
pengumpulan
data
merupakan
cara
peneliti
untuk
mengumpulkan data dalam penelitian (Hidayat, 2007). Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
33
1.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung diambil dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2007). Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah identitas responden dan data pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SMA Negeri 8 Surakarta yang diperoleh dari pengisian kuesioner.
2.
Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapat tidak secara langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2010). Dalam penelitian ini data yang diambil yaitu jumlah remaja kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta diperoleh dari bagian TU sekolah.
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1.
Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010). Sebelum melaksanakan analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak mendapat kendala. Menurut pada umumnya langkah-langkah pengolahan yaitu: a.
Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
34
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b.
Coding Kegiatan ini memberikan kode angka pada kuesioner terhadap tahaptahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.
c.
Entry data Kegiatan ini memasukkan data dalam program komputer untuk dilakukan analisis lanjutan.
d.
Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan kedalam tabel.
e.
Cleaning Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan koreksi.
2.
Analisa Data Analisa penelitian ini menggunakan analisa univariat. Menurut Notoatmodjo (2005), analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya mendeskripsikan
35
tingkat pengetahuan remaja tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Menurut
Riwidikdo
(2009),
maka
penghitungan
tingkat
pengetahuan digunakan perhitungan sebagai berikut : Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup
: Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
Kurang
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu : Rumus : X = Keterangan :
σ௫
X
: Rata-rata (mean)
σݔ
: Jumlah seluruh jawaban responden
݊
: Jumlah responden
Simpang baku (standart deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rataratanya. Rumus : SD = ට
మ σ భసభሺ௫భ ି௫ҧ ሻ
Keterangan :
ିଵ
x
: Nilai responden
n
: Jumlah responden
36
untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan remaja tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat digunakan rumus persentase. Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu : Persentase =
I.
݂݅ ݊
x 100
fi
: Frekuensi tingkat pengetahuan
n
: Total responden
Etika Penelitian Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007), meliputi: 1.
Informed consent (lembar persetujuan menjadi responden) Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat dilakukannya penelitian. Setelah diberi penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
2.
Anonimity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan diberi nomor pada masing-masing lembar tersebut.
3.
Confidentiality (kerahasiaan)
37
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian. J.
Jadwal Penelitian Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu
berjalan
atau
berlangsungnya
tiap
(Notoadmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir.
kegiatan
tersebut
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Surakarta yang terletak di Jl. Sumbing VI / No. 49 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres Surakarta 57146. Letak SMA Negeri 8 Surakarta di sebelah utara berbatasan dengan Jl. Brigjen Katamso, sebelah selatan berbatasan dengan kampung Kandangsapi, sebelah timur berbatasan dengan SMP Muhammadiyah Surakarta dan sebelah barat dengan Jl. Tentara Pelajar. Secara umum, keadaan lingkungan SMA Negeri 8 Surakarta terlihat bersih dan rapi, dengan luas tanah 3.342 meter 2 dan luas bangunan + 3000 meter2. SMA Negeri 8 Surakarta memiliki 901 siswa, 59 guru dan 19 karyawan. Terdapat 24 ruang kelas yang terdiri dari jurusan IPA dan IPS. Pada tahun ajaran 2012/2013 terdapat 106 siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta. Dari jumlah tersebut sebanyak 35 siswa dijadikan sampel dalam penelitian ini.
B. Hasil Penelitian Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for Windows, berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
38
39
Tabel 4.1. Nilai Mean dan Standard Deviation Variabel Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Pelajar Kelas XI Sumber: Data primer
Mean 23,6
Standard Deviation 6,0
Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pelajar kelas XI dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu: 1. Baik, apabila nilai responden
= (x) > 23,6 + (1 x 6,0) = (x) > 29,6
Jadi pengetahuan baik jika nilai 2. Cukup, apabila nilai responden
= > 29,6 = 23,6 – (1 x 6,0) < x < 23,6 + (1 x 6,0) = 17,6 < x < 29,6
Jadi pengetahuan cukup jika nilai 3. Kurang, apabila nilai responden
= 17,6 < x < 29,6 = (x) < 23,6 – (1 x 6,0) = (x) < 17,6
Jadi pengetahuan kurang jika nilai
= < 17,6
Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel kuantitas responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yang disajikan pada tabel sebagai berikut:
40
Tabel 4.2. Kualitas Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Pelajar Kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta Tahun 2013 No. 1. 2. 3.
Kategori Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber: Data primer
Jumlah 5 24 6 35
Prosentase (%) 14,3 68,6 17,1 100
Berdasarkan tabel 4.2. menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pelajar kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta tahun 2013 dengan kategori baik ada 5 responden (14,3%), kategori cukup ada 24 responden (68,6%) dan kategori kurang ada 6 responden (17,1%).
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pelajar kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta tahun 2013 dengan kategori baik ada 5 responden (14,3%), kategori cukup ada 24 responden (68,6%) dan kategori kurang ada 6 responden (17,1%). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Erfandi (2009), yaitu pendidikan, media massa/ informasi, sosial budaya dan ekonomi, pengalaman, lingkungan dan usia. Pendidikan dalam arti semakin tinggi pendidikan, maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut (Erfandi, 2009). Pada penelitian ini, pendidikan responden dapat
41
diketahui bahwa tingkat pendidikan responden yaitu tingkat XI Sekolah Menengah Atas. Responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik pendidikan yang sama, sehingga dimungkinkan tingkat pendidikan tidak terlalu mempengaruhi hasil penelitian. Faktor berikutnya adalah media massa/ informasi, informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact), sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan (Erfandi, 2009). Pada penelitian ini, informasi responden tidak dapat diketahui, karena informasi yang didapatkan dari responden akan berbeda satu dengan yang lain dan juga hal ini tidak mempengaruhi hasil penelitian. Faktor selanjutnya adalah sosial budaya dan ekonomi, kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, semakin baik kondisi ekonomi, tingkat pendidikan cenderung lebih tinggi (Erfandi, 2009). Pada penelitian ini tingkat sosial, budaya dan ekonomi responden tidak dapat diketahui secara jelas, tetapi hal ini dimungkinkan mempengaruhi hasil penelitian, karena tingkat sosial, budaya dan ekonomi responden berbeda satu dengan yang lainnya. Faktor berikutnya adalah pengalaman, pengalaman dikaitkan dengan umur dan pendidikan invididu, maksudnya adalah pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang, maka
42
pengalaman akan semakin banyak (Erfandi, 2009). Pada penelitian ini pengalaman tidak dapat diketahui, hal tersebut tidak dapat mempengaruhi hasil penelitian, karena umur dan pendidikan responden relatif sama. Faktor selanjutnya yaitu usia, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkat dan pola pikir seseorang, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Erfandi, 2009). Pada penelitian ini, usia responden dapat diketahui karena usia responden relatif sama, tetapi hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi hasil penelitian, karena meski usia responden relatif sama, tetapi hasil tingkat pengetahuan berbeda antara pelajar satu dengan pelajar yang lainnya. Faktor terakhir yaitu jenis kelamin, laki laki dan perempuan tingkat pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat berbeda, laki laki tingkat pengetahuan tentang hidup bersih dan sehat cenderung rendah sedangkan perempuan lebih mengetahui tingkat pengetahuan bersih dan sehat hal tersebut dapat mempengaruhi penelitian ini. Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup adalah laki laki dengan jumlah 24 responden (68,6%).
D. Keterbatasan 1. Kendala Penelitian Kendala dalam penelitian ini adalah mencari waktu penelitian yang susah.
43
2. Kelemahan/ Keterbatasan a. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dan jawabannya sudah disediakan oleh peneliti untuk dipilih, sehingga responden tidak dapat memberikan jawaban sesuai keinginan responden.
b. Penelitian hanya menggunakan satu variabel saja, sehingga hanya dapat meneliti tentang pengetahuan pelajar kelas XI tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) saja.
44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pelajar kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta tahun 2014 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengetahuan remaja kelas XI tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMA Negeri 8 Surakarta dengan kriteria pengetahuan baik sebanyak 5 responden (14,3%). 2. Pengetahuan remaja kelas XI tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMA Negeri 8 Surakarta dengan kriteria pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (68,6%). 3. Pengetahuan remaja kelas XI tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMA Negeri 8 Surakarta dengan kriteria pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (17,1%).
B. Saran Melihat dari hasil gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pelajar kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta tahun 2014, maka peneliti mengajukan saran:
44
45
1. Bagi Responden Diharapkan untuk banyak mencari informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baik melalui media elektronik maupun non elektronik agar dapat mempersiapkan diri dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). 2. Bagi SMA Negeri 8 Surakarta Sebaiknya institusi pendidikan bekerja sama dengan pihak tenaga kesehatan
untuk
meningkatkan
pendidikan
kesehatan,
khususnya
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan diharapkan agar bekerja sama dengan orang tua pelajar untuk lebih mengarahkan dan memperhatikan para pelajar dalam perkembangannya agar tidak salah mengartikan informasi yang diterima. 3. Bagi DIII Kebidanan Kusuma Husada Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kebidanan, khususnya tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya mengadakan penelitian yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan mengembangkan variabel penelitian, sehingga dapat mengkaji hal-hal yang belum dapat dimunculkan atau belum dibahas dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA.
Arikunto,S., 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. . 2010. Menejemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Budiarto,E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC. Depkes RI. 2007. Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan Dan Tokoh Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Siaga. Depkes : Jakarta. Depkes RI. 2008. Rumah Tangga Ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Depkes : Jakarta. Dinkes RI. 2010. Modul Panduan Kader. Depkes : Jakarta. Hidayat,A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Hurlock, E. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. . 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Proverawati, A., Rahmawati, E., 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta : Muha Medika. Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press. Sarwono, S.W. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Silalahi,N. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama.