Tingkat Kenyamanan Iklim Daerah Tujuan Wisata Di Pulau Jawa Bagian Tengah Dengan Menggunakan Tourism Climate Index Herwina Dewani, Sobirin, Djoko Harmantyo Departemen Geografi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika, Universitas Indonesia
[email protected]
Abstrak Pariwisata telah menjadi sektor andalan sumber devisa, termasuk di Indonesia. Salah satu tujuan wisata wisatawan mancanegara ialah Pulau Jawa bagian tengah. Kondisi iklim mempengaruhi kenyamanan yang dirasakan wisatawan saat melakukan wisata. Cara untuk mengetahui tingkat kenyamanan iklim yang berkaitan dengan wisata dikenal dengan Tourism Climate Index (TCI). Studi mengenai TCI di Indonesia belum ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan iklim daerah tujuan wisata di Pulau Jawa bagian tengah dan mengetahui kaitannya dengan jumlah kunjungan daerah tujuan wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan iklim daerah tujuan wisata di Pulau Jawa bagian tengah tidak ada yang termasuk kategori ideal. Nilai TCI tidak memiliki kaitan dengan jumlah pengunjung yang datang.
The Comfort Level for Tourism’s Climate in the Central Part of Java Island using Tourism Climate Index Abstract Tourism has become one of the sectors which are the mainstay source of foreign exchange in Indonesia. One of the region which become a tourist destination for foreign tourists is the central part of Java Island. Climatic conditions affect the tourists' comfortability while doing the tourism activity. Way to determine the level of comfort associated with tourism activities are known to the Tourism Climate Index (TCI). In Indonesia, the study of the TCI has not been found. This research aims to determine the level of climate comfort tourist destinations in the central part of Java based on the value of TCI and knowing the relation between TCI value with the number of visits a tourist destination. The results showed that the comfort level for tourism’s climate in the central part of Java Island have no ideal category. There was no significant association between TCI value and the number of visitors who come to the tourist destination. Keywords: climate comfort level;TCI; tourist destinations; visitor
Pendahuluan Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan tujuan untuk bersenang-senang. Salah satu daerah yang menjadi tujuan wisata wisatawan mancanegara ialah Jawa bagian tengah. Pulau Jawa bagian tengah memiliki potensi yang besar di bidang pariwisata karena banyak ditemukan objek wisata yang bervariasi.
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
Suatu daerah dapat menjadi daerah tujuan wisata dipengaruhi oleh faktor lingkungan alam dan kondisi iklim. Kedua hal tersebut menjadi daya tarik utama daerah tersebut untuk dikunjungi oleh pengujung. Faktor iklim dapat menjadi faktor pendorong dan penarik pengunjung dalam menentukan dimana dan kapan untuk melakukan kegiatan wisata. Kondisi iklim mempengaruhi kenyamanan yang dirasakan wisatawan saat melakukan aktivitas wisata. Adanya keterkaitan yang erat antara kondisi iklim, kegiatan pariwisata serta kenyamanan fisik seseorang telah dibuktikan oleh Mieczkowski (1985) dengan ditemukannya cara untuk mengetahui tingkat kenyamanan iklim dunia yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata, dikenal dengan Tourism Climate Index (TCI). TCI menggunakan variabel iklim: suhu udara, curah hujan, kelembaban udara, gerakan angin, serta lama penyinaran matahari. Oleh karena belum ditemukannya studi mengenai TCI di Indonesia, maka penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian ini. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan iklim daerah tujuan wisata di Pulau Jawa bagian tengah berdasarkan nilai TCI dan mengetahui kaitannya dengan jumlah kunjungan daerah tujuan wisata.
Tinjauan Teoritis Iklim memiliki peranan penting dalam pengembangan industri pariwisata. Sebagian besar wisatawan akan menggunakan informasi iklim untuk menentukan tujuan dan waktu berpergian. Pengetahuan tentang informasi iklim tersebut dapat membantu dalam perencanaan wisata, industri pariwisata dan mengurangi dampak negatif dari cuaca dan iklim pada kegiatan wisata serta pengaruh terhadap sektor ekonomi. Industri pariwisata sangat sensitif terhadap variabilitas iklim. Pengaruh iklim menjadi faktor penting untuk memilih daerah tujuan wisata dan waktu mengunjungi wisata tersebut karena akan berpengaruh pada daya tarik lokasi. Tourism Climate Index (TCI) dikembangkan oleh Mieczkowski (1985) yang menerapkan temuan umum untuk mengetahui kesesuaian/tingkat kenyamanan iklim dunia yang berkaitan dengan kegiatan wisata dan rekreasi. Dalam jurnal yang berjudul “The Tourism Climatic Index: A method of evaluating world climates for tourism”, Mieczkowski (1985) menggunakan TCI untuk melakukan analisis kuantitatif mengenai kondisi iklim di dunia yang
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
bertujuan untuk pariwisata internasioanal. TCI menggunakan variabel-variabel iklim yang digabungkan menjadi lima parameter, tiga diantaranya bersifat independen dan dua lainnya merupakan kombinasi bioclimatic. Variabel yang digunakan, yaitu: suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, durasi lama penyinaran matahari, dan kecepatan angin. Nilai untuk semua variabel tersebut merupakan nilai rata-rata bulanan. Tabel 1. Parameter yang digunakan pada Tourism Climate Index
Sub-Indeks Daytime Comfort Index (CId)
Daily Comfort Index (CIa) Curah Hujan Sinar Matahari
Angin
Variabel Iklim Bulanan suhu udara maksimum dan kelembaban udara minimum rata-rata suhu udara dan rata-rata kelembaban udara curah hujan lama penyinaran matahari
kecepatan angin rata-rata
Pengaruh pada TCI menunjukkan kenyamanan thermal ketika terjadi aktivitas wisata maksimum
menunjukkan kenyamanan thermal selama 24 jam, termasuk saat waktu tidur mewakili nilai negatif berkaitan dengan aktivitas di luar ruangan dinilai sebagai nilai positif dalam wisata, tetapi dapat menjadi negatif karena bahaya dari terbakar sinar matahari dan ketidaknyamanan saat kondisi panas. variabel yang tergantung atau memiliki pengaruh terhadap suhu
Pembobotan pada TCI 40 %
10 % 20 %
20 %
10 %
Sumber: Mieczkowski (1985)
Dalam persamaan TCI oleh Mieczkowski (1985), bobot tertinggi diberi kepada Daytime Comfort Index (CId) untuk mencerminkan fakta bahwa wisatawan umumnya beraktivitas paling aktif pada siang hari dan berada di luar ruangan. Lama penyinaran matahari dan jumlah curah hujan diberi bobot tertinggi kedua, diikuti oleh Daily Comfort Index (CIa) dan kecepatan angin. Persamaan TCI dihitung dengan menggunakan rumus: TCI = 8 CId + 2 CIa + 4 R + 4 S + 2 W Sumber: Mieczkowski (1985) dimana: TCI CId CIa R S W
: Tourism Climate Index : Daytime Comfort Index (°C) : Daily Comfort Index (°C) : curah hujan rata-rata (mm) : rata-rata lama penyinaran matahari (jam/hari) : kecepatan angin rata-rata (km/jam)
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
(1)
Masing-masing variabel memiliki nilai optimal 5 sehingga nilai TCI maksimum yang dapat diperoleh adalah 100. Mieczkowski telah membuat klasifikasi tingkat kenyamanan iklim dari suatu daerah tujuan wisata berdasarkan nilai TCI, sebagai berikut: Tabel 2. Tingkat Kenyamanan Iklim untuk Wisata
Nilai Indeks 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 50 – 59 40 – 49 30 – 39 20 – 29 10 – 19 ≤9
Deskripsi dari Tingkat Kenyamanan Iklim Ideal Sangat Bagus Sekali (Excellent) Sangat Bagus (Very good) Bagus (Good) Dapat Diterima (Acceptable) Masih Dapat Diterima (Marginal) Buruk (Unfavourable) Sangat Buruk (Very unfavourable) Sangat Buruk Sekali (Extremely unfavourable) Tidak Dapat Diterima (Impossible) Sumber: Mieczkowski (1985)
Nilai TCI ≥80 sangat baik, sementara nilai antara 60 dan 79 dianggap baik sampai sangat baik. Nilai yang lebih rendah 40-59 termasuk kategori dapat diterima, namun nilai-nilai <40 menunjukkan kondisi yang buruk untuk wisata (Mieczkowski, 1985).
Metode Penelitian Dalam penelitian ini, yang termasuk Pulau Jawa bagian tengah meliputi Provinsi Jawa Tengah (kecuali Kepulauan Karimun Jawa dan Pulau Nusa Kambangan) dan Provinsi D.I.Yogyakarta. Pulau Jawa bagian Tengah yang diwakili oleh beberapa daerah tujuan wisata, yaitu: Wonosobo, Karanganyar, Tegal, Sleman, Surakarta, Yogyakarta, Semarang, Magelang, dan Jepara. Daerah tujuan wisata tersebut dipilih berdasarkan kelengkapan data iklim dan pariwisata yang telah diperoleh sebagai penunjang dalam penelitian ini.
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
Gambar 1. Daerah Penelitian di Pulau Jawa bagian Tengah
Data iklim yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi D.I.Yogyakarta. Pengolahan data untuk melakukan perhitungan nilai TCI membuat database variabel iklim dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2010. Setelah terdata dengan baik, maka dilakukan proses sebagai berikut: 1. Data iklim yang telah diinput per stasiun selama periode (minimal) 5 tahun dikumulatifkan menjadi data iklim bulanan dan dikelompokkan menurut bulannya masing-masing setiap tahunnya. Setelah itu, data tersebut dicari nilai rata-ratanya. 2. Menghitung nilai CId (Daytime Comfort Index) berdasarkan suhu maksimum dan kelembaban relatif minimum; dan nilai CIa (Daily comfort index) berdasarkan suhu ratarata dan kelembaban rata-rata dengan menggunakan Thermal Comfort Rating System (Mieczkowski, 1985). Berdasarkan Thermal Comfort Rating System, dapat diketahui nilai suhu efektif.
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
Tabel 3. Indeks Suhu Efektif
Pembobotan 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0,25 0 -1 -2 -3
Suhu Efektif (°C) 20 – 26,9 19 – 19,9 dan 27 – 27,9 18 – 18,9 dan 28 – 28,9 17 – 17,9 dan 29 – 29,9 15 – 16,9 dan 30 – 30,9 10 – 14,9 dan 31 – 31,9 5 – 9,9 dan 32 – 32,9 0 – 4,9 dan 33 – 33,9 -5 – 0 dan 34 – 34,9 35 – 35,9 >36 -9,9 – -5 -14,9 – -10 -19,9 – -15 < -20
Sumber: Mieczkowski (1985)
3. Menentukan bobot R terkait rata-rata curah hujan bulanan dengan menggunakan indeks rata-rata curah hujan bulanan, serta menentukan bobot S terkait lama penyinaran matahari dengan menggunakan indeks lama penyinaran matahari. Tabel 4. Indeks Rata-rata Curah Hujan Bulanan dan Lama Penyinaran Matahari
Pembobotan 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Rata-rata Curah Hujan Bulanan (mm) 0 – 14,9 15 – 29,9 30 – 44,9 45 – 59,9 60 – 74,9 75 – 89,9 90 – 104,9 105 – 119,9 120 – 134,9 135 – 149,9 ≥150
Lama Penyinaran Matahari (jam/hari) ≥10 jam 9 jam – 9 jam 59 menit 8 jam – 8 jam 59 menit 7 jam – 7 jam 59 menit 6 jam – 6 jam 59 menit 5 jam – 5 jam 59 menit 4 jam – 4 jam 59 menit 3 jam – 3 jam 59 menit 2 jam – 2 jam 59 menit 1 jam – 1 jam 59 menit < 1 jam
Sumber: Mieczkowski (1985)
4. Menentukan bobot W terkait skala angin dengan menggunakan indeks rata-rata kecepatan angin.
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
Tabel 5. Indeks Rata-rata Kecepatan Angin
Pembobotan 2 2,5 3 4 5 4 3 2 0
Kecepatan Angin (km/jam) ≤ 2,88 5,75 – 2,88 9,03 – 5,76 12,23 – 9,04 19,79 – 12,24 24,29 – 19,80 28,79 – 24,30 38,52 – 28,80 ≥ 38,52
Sumber: Mieczkowski (1985)
5. Menghitung nilai TCI dengan menggunakan rumus: TCI = 8 CId + 2 CIa + 4 R + 4 S + 2 W
(1)
Sumber: Mieczkowski (1985) keterangan: TCI : Tourism Climate Index CId : Daytime Comfort Index (°C) CIa : Daily Comfort Index (°C) R
: rata-rata curah hujan (mm)
S
: lama penyinaran matahari (jam/hari)
W : rata-rata kecepatan angin (km/jam)
6. Mengklasifikasikan nilai TCI berdasarkan Tingkat Kenyamanan Iklim untuk Wisata. Nilai TCI ≥80 sangat baik, sementara nilai antara 60 dan 79 dianggap baik sampai sangat baik. Nilai TCI ≥60 menunjukan kondisi iklim yang nyaman untuk kegiatan wisata. Nilai yang lebih rendah 40-59 termasuk kategori dapat diterima, namun nilai-nilai <40 menunjukkan kondisi yang buruk (tidak nyaman) untuk pariwisata (Mieczkowski, 1985). Tabel 6. Tingkat Kenyamanan Iklim untuk Wisata
Nilai Indeks 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 50 – 59 40 – 49 30 – 39
Deskripsi dari Tingkat Kenyamanan Iklim Ideal Sangat Bagus Sekali Sangat Bagus Bagus Dapat Diterima Masih Dapat Diterima Buruk
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
(Lanjutan) 20 – 29 10 – 19 ≤9
Sangat Buruk Sangat Buruk Sekali Tidak Dapat Diterima Sumber: Mieczkowski (1985)
7. Membuat grafik distribusi bulanan nilai TCI pada setiap daerah tujuan wisata di Pulau Jawa bagian tengah. Tingkat kenyamanan iklim daerah tujuan wisata di Pulau Jawa bagian tengah dapat dianalisa dengan melihat hasil perhitungan nilai TCI di 9 DTW dengan menggunakan unsur iklim: suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, lama penyinaran matahari, dan kecepatan angin. Analisis yang digunakan adalah analisis spasial untuk mendeskripsikan variasi nilai TCI setiap bulan sepanjang tahun di tiap DTW. Grafik distribusi bulanan nilai TCI digunakan untuk membantu mendeskripsikan dan membandingkan nilai TCI di 9 DTW di Pulau Jawa bagian tengah. Variasi nilai TCI dapat dianalisa dengan melihat kaitan nilai TCI dengan karakteristik fisik wilayah DTW. Kaitan tingkat kenyamanan iklim dengan jumlah kunjungan ke daerah tujuan wisata dapat dianalisis dengan melihat hasil uji korelasi antara jumlah kunjungan dan nilai TCI. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kaitan antara tingkat kenyamanan iklim dengan jumlah pengunjung yang datang ke DTW tersebut. Pengolahan data untuk melihat ada tidaknya kaitan antara nilai TCI dengan jumlah pengunjung dilakukan dengan melakukan uji korelasi Spearman Rank.
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan nilai TCI di beberapa daerah tujuan wisata di Pulau Jawa bagian tengah, menunjukkan bahwa iklim di setiap daerah tujuan wisata tersebut memiliki pola distribusi dry season peak (puncak musim kemarau). Pada gambar 2 ditampilkan grafik distribusi tiap DTW. Distribusi TCI di 9 DTW Pulau Jawa bagian tengah menunjukkan bahwa nilai TCI ≥60 terjadi pada bulan Juni, Juli, Agustus dan September sedangkan pada bulan November, Desember, Januari, Februari, Maret dan April memiliki nilai TCI <50.
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
Yogyakarta
Gambar 2. Grafik Tourism Climate Index Menurut Daerah Tujuan Wisata di Pulau Jawa bagian Tengah
Sumber: Pengolahan Data (2013)
Setelah melakukan pengolahan data iklim pada 12 bulan berbeda di Pulau Jawa bagian tengah, dihasilkan nilai TCI, seperti pada tabel 7 berikut:
Tabel 7. Nilai TCI di 9 DTW
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ket:
Daerah Tujuan Wisata Jepara Karanganyar Magelang Semarang Sleman Surakarta Tegal Wonosobo Yogyakarta
Nilai TCI Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nov
Des
54 45 46 43 49 46 54 37 40
46 45 46 43 49 42 46 37 40
44 41 46 45 45 45 44 35 40
54 45 42 43 49 43 52 35 40
67 55 48 50 53 45 65 43 40
61 68 63 58 68 59 62 54 58
63 67 67 70 70 67 68 62 66
67 73 78 70 64 73 70 71 60
63 67 66 57 50 66 65 63 48
59 50 47 49 53 50 55 42 39
54 44 42 45 49 48 55 38 39
50 43 44 41 47 45 44 32 38
merupakan bulan dengan nilai TCI ≥60 merupakan bulan dengan nilai TCI <40 Sumber: Pengolahan Data (2013)
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
Berdasarkan hasil perhitungan indeks TCI pada bulan Maret, ditemukan bahwa nilai TCI tertinggi pada bulan ini adalah 46 yang dimiliki oleh Magelang. Nilai TCI terendah adalah 35 dimiliki oleh Wonosobo. Wonosobo merupakan satu-satunya DTW dengan nilai TCI di bawah 40. Pada bulan April, Jepara memiliki nilai TCI 54 yang merupakan nilai TCI tertinggi, diikuti oleh Tegal dengan nilai TCI 52. Sama dengan bulan sebelumnya, Wonosobo merupakan DTW yang memiliki nilai TCI di bawah 40. Pada bulan Maret dan April, tidak ditemukan DTW yang memiliki nilai ≥60. Nilai TCI pada kedua bulan tersebut berkisar dari 32-54. Hasil nilai TCI bulan Mei menunjukkan bahwa Jepara dan Tegal merupakan DTW dengan nilai TCI ≥60. Karanganyar, Semarang, dan Sleman memiliki nilai TCI 50-59. Sedang Magelang, Surakarta, Wonosobo, serta Yogyakarta memiliki nilai TCI 40-49. Nilai TCI tertinggi pada bulan ini adalah 67 dan nilai TCI terendah adalah 40. Pada bulan Juni, nilai TCI ≥60 semakin banyak. Jepara dan Tegal kembali memiliki nilai TCI ≥60. Karanganyar, Magelang serta Sleman juga memiliki nilai TCI ≥60. Nilai TCI terendah pada bulan ini adalah 54 yang dimiliki oleh Wonosobo. Pada bulan Juli, seluruh DTW di Pulau Jawa bagian tengah memiliki nilai TCI di atas 60. Semarang dan Sleman memiliki nilai TCI tertinggi, yaitu 70, sedangkan nilai TCI terendah adalah Wonosobo dengan nilai TCI 62. Pada bulan Agustus, seluruh DTW juga memiliki nilai TCI ≥60. Magelang menjadi DTW yang memiliki nilai TCI tertinggi, yaitu 78 diikuti oleh Karanganyar dengan nilai TCI 73. Dari hasil perhitungan nilai TCI, bulan September merupakan bulan terakhir yang masih memiliki nilai TCI ≥60 walaupun jumlahnya lebih sedikit daripada bulan sebelumnya. Nilai TCI tertinggi adalah 67 dimiliki oleh Karanganyar dan nilai TCI terendah dimiliki oleh Yogyakarta dengan nilai TCI 48. Nilai TCI pada bulan ini berkisar antara 48 sampai 67. Pada bulan Oktober, Jepara merupakan DTW dengan nilai TCI paling tinggi, yaitu 59. Yogyakarta merupakan DTW dengan nilai paling rendah, yaitu 39. Pada bulan ini, tidak terdapat DTW dengan nilai TCI ≥60.
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
Ket:
merupakan bulan pada musim hujan merupakan bulan pada musim kemarau Gambar 3. Grafik Tourism Climate Index Menurut Bulan Daerah Tujuan Wisata di Pulau Jawa bagian Tengah
Sumber: Pengolahan data (2013)
Masuk musim penghujan, nilai TCI mulai mengalami penurunan. Tegal yang memiliki nilai TCI 55 merupakan DTW dengan nilai TCI tertinggi pada bulan November. Hanya Tegal dan Jepara yang memiliki nilai TCI >50. Pada bulan November nilai TCI paling rendah di Wonosobo, yaitu 38. Pada bulan Desember, berdasarkan hasil pengolahan data iklim menunjukkan bahwa nilai TCI tertinggi dengan nilai 50 dimiliki oleh Jepara, sedangkan nilai TCI terendah dengan nilai 32 dimiliki oleh Wonosobo. Pada bulan Januari dan Februari, kesembilan DTW hanya memiliki nilai TCI <60. Nilai TCI tertinggi pada bulan Januari
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
terdapat di Jepara dan Tegal dengan nilai TCI 54 dan nilai TCI tertinggi pada bulan Februari terdapat di Sleman dengan nilai TCI 49. Nilai TCI tertinggi, yaitu 78 diperoleh di Magelang pada bulan Agustus sedangkan nilai TCI terrendah diperoleh di Wonosobo dengan nilai TCI 32 pada bulan Desember. Di Pulau Jawa bagian tengah, musim hujan biasanya berlangsung selama 5 bulan, yaitu bulan November, Desember, Januari, Februari dan Maret. Pada bulan-bulan tersebut nilai TCI di 9 DTW cenderung rendah ≤55. Musim kemarau berlangsung pada bulan Juni, Juli dan Agustus. Nilai TCI pada bulan-bulan tersebut cenderung tinggi dengan nilai TCI. Berdasarkan banyaknya DTW dengan nilai TCI ≥60, bulan Juli dan Agustus adalah bulan yang memiliki nilai TCI ≥60 terbanyak dibandingkan bulan-bulan lainnya dari 9 DTW di Pulau Jawa bagian tengah. Tingkat kenyamanan iklim daerah tujuan wisata merupakan tingkat kenyamanan yang berkaitan dengan kondisi iklim, diukur dengan mengunakan Tourism Climate Index. Nilai TCI ≥60 menunjukkan kondisi iklim yang nyaman untuk kegiatan wisata, sedangkan nilai TCI <40 menunjukkan kondisi iklim yang tidak nyaman untuk kegiatan wisata. Tabel 8. Jumlah Bulan Nyaman dan Bulan Tidak Nyaman Daerah Tujuan Wisata di Pulau Jawa bagian Tengah
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Daerah Tujuan Wisata Jepara Karanganyar Magelang Semarang Sleman Surakarta Tegal Wonosobo Yogyakarta
Jumlah bulan nyaman (nilai TCI ≥ 60) 5 4 4 2 3 3 5 3 2
Jumlah bulan tidak nyaman (nilai TCI < 40) 6 3
Sumber: Pengolahan Data (2013)
Berdasarkan tabel 8 mengenai jumlah bulan nyaman dan bulan tidak nyaman daerah tujuan wisata di Pulau Jawa bagian tengah, menunjukkan bahwa Jepara dan Tegal merupakan DTW yang memiliki jumlah bulan nyaman terbanyak, yaitu 5 bulan. Sedangkan Semarang dan Yogyakarta merupakan DTW yang memiliki jumlah bulan nyaman tersedikit. Dari hasil
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
pengolahan data iklim, didapatkan Wonosobo merupakan DTW yang memiliki jumlah bulan tidak nyaman paling banyak, yaitu sebanyak 6 bulan. Jumlah bulan nyaman menunjukkan banyaknya bulan dengan nilai TCI ≥60. Nilai TCI ≥60 dapat dianggap mewakili kondisi iklim yang baik bagi manusia untuk merasakan kenyamanan saat melakukan aktivitas wisata. Kondisi iklim tersebut dibentuk oleh unsur-unsur iklim: suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, lama penyinaran matahari, serta kecepatan angin. Unsur-unsur iklim dapat dipengaruhi oleh topografi wilayah dan jarak dari pantai. Pada gambar 5.5, dapat dilihat kaitan jumlah bulan nyaman dengan letak ketinggian lokasi stasiun pengamatan iklim.
Gambar 4. Jumlah Bulan Nyaman dan Letak Ketinggian Lokasi Stasiun Pengamatan Iklim Daerah Tujuan Wisata di Pulau Jawa bagian Tengah
Tegal dengan jumlah bulan nyaman terbanyak memiliki lokasi stasiun pengamatan iklim terletak pada ketinggian 0 – 100 mdpl. Jepara yang juga mempunyai jumlah nyaman terbanyak, lokasi stasiun pengamatan iklim berada di ketinggian 100 – 500 mdpl. Sedangkan Wonosobo yang memiliki jumlah tidak bulan nyaman terbanyak, lokasi stasiun pengamatan iklimnya terdapat pada ketinggian 100 – 500 mdpl.
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
Kaitan tingkat kenyamanan iklim dengan jumlah kunjungan ke daerah tujuan wisata dilihat dengan melakukan uji korelasi. Hasil uji korelasi antara jumlah kunjungan dan nilai TCI dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kaitan antara tingkat kenyamanan iklim daerah tujuan wisata dengan jumlah pengunjung yang datang ke DTW tersebut. Setelah dilakukan pengolahan data, nilai korelasi (hasil ρ hitung) dari uji korelasi tersebut, dapat dilihat pada tabel 9 berikut: Tabel 9. Nilai Korelasi antara Nilai TCI dan Jumlah Pengunjung Menurut Bulan
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des
ρ hitung -0,233 -0,208 0,017 -0,225 -0,533 0,233 -0,317 -0,100 -0,167 -0,425 -0,383 0,125
ρ tabel = 0,683
Sumber: Pengolahan Data (2013)
Nilai korelasi tersebut dikaitkan dengan nilai ρ
tabel
untuk mengetahui ada atau tidak kaitan
antara nilai TCI dengan jumlah pengunjung. Berdasarkan nilai tersebut menunjukkan bahwa dari bulan Januari sampai bulan Desember, ρ
hitung
< ρ
tabel.
Dengan hasil tersebut, dapat
dikatakan bahwa nilai TCI tidak memiliki hubungan dengan jumlah pengunjung yang datang ke daerah tujuan wisata. Pada bulan Maret, Juni, dan Desember nilai korelasi menunjukkan angka positif yang menunjukkan nilai TCI dan jumlah pengunjung mempunyai hubungan positif atau searah, yaitu dengan adanya kenaikan variabel nilai TCI maka akan diikuti pula dengan kenaikan variabel jumlah pengunjung. Sedangkan pada bulan lainnya, nilai korelasi menunjukkan angka negatif, yang menunjukkan hubungan nilai TCI dan jumlah pengunjung pada bulan tersebut berlawanan arah.
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013
Ringkasan Tingkat kenyamanan iklim daerah tujuan wisata di Pulau Jawa bagian tengah tidak ada yang termasuk kategori ideal. Di Pulau Jawa bagian tengah, tingkat kenyamanan iklim tertinggi berada pada nilai TCI (78) dengan kategori sangat bagus terletak di Magelang pada bulan Agustus dan tingkat kenyamanan iklim terendah berada pada nilai TCI (32) dengan kategori buruk terletak di Wonosobo pada bulan Desember. Bulan Juli dan Agustus pada umumnya merupakan waktu dengan tingkat kenyamanan kategori bagus dan sangat bagus. Sedangkan pada bulan November, Desember, Januari, Februari, dan Maret merupakan bulan dengan kondisi iklim yang kurang nyaman untuk kegiatan wisata. Daerah tujuan wisata yang memiliki jumlah bulan nyaman terbanyak ialah Jepara yang terletak pada ketinggian 100 – 500 mdpl, dan Tegal yang terletak pada ketinggian 0 – 100 mdpl. Wonosobo merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki jumlah bulan tidak nyaman terbanyak terletak di ketinggian 100 – 500 mdpl. Nilai TCI di semua kategori tingkat kenyamanan iklim tidak memiliki kaitan dengan jumlah pengunjung yang datang ke daerah tujuan wisata.
Daftar Referensi Burton, R. (1995). Travel Geography. London: Pitman Publishing. Matzarakis, A. (2006). Weather- and climate-related information for tourism. Tourism and Hospitality Planning & Development Vol. 3, No. 2, 99–115, August 2006. Mieczkowski. (1985). The Tourism Climatic Index: A Method of Evaluating World Climates for Tourism. The Canadian Geographer 29: 220-33. Sandy, I. M. (1987). Iklim Regional Indonesia. Jakarta: Jurusan Geografi FMIPA Universitas Indonesia. Scott D., & McBoyle G. (2001). Using a ‘tourism climate index’ to examine the implications of climate change for climate as a tourism resource.
Tingkat Kenyamanan ..., Herwina Dewani, FMIPA UI, 2013