No. 47/07/19/ Th. IX, 18 Juli 2016
TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG MARET TAHUN 2016
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung periode bulan Maret 2016 sebesar 72,76 ribu orang (5,22%). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan September 2015 yang berjumlah 66,62 ribu orang (4,83%), berarti jumlah penduduk miskin naik sebanyak 6,14 ribu orang atau persentasenya naik sebesar 0,39 poin persen jika dibandingkan periode September 2015. Selama periode September 2015 Maret 2016, jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan naik sebanyak 5,34 ribu orang, sementara di daerah perkotaan mengalami kenaikan sebanyak 0,80 ribu orang. Selama September 2015 – Maret 2016 Garis Kemiskinan naik sebesar 0,80 poin persen dari Rp. 529.979,- per kapita per bulan pada bulan September 2015 menjadi Rp. 534.229,- per kapita per bulan pada Maret 2016. Pada bulan Maret 2016 peranan Garis Kemiskinan Makanan di daerah perkotaan sebesar 70,13 persen atau sebesar Rp. 365.938,- per kapita per bulan dan peranan di daerah perdesaan sebesar 74,84 persen atau sebesar Rp. 409.399,- per kapita per bulan. Secara keseluruhan peranan Garis Kemiskinan Makanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 72,71 persen atau sebesar Rp. 388.454,- per kapita per bulan. Pada periode September 2015 – Maret 2016 Indeks Kedalaman Kemiskinan menunjukkan adanya penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 0,897 pada September 2015 menjadi 0,674 pada Maret 2016. Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin pada Maret 2016 cenderung mendekati garis kemiskinan jika dibandingkan periode September 2015. Sejalan dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan, Indeks Keparahan Kemiskinan Maret 2016 juga mengalami penurunan dibandingkan dengan periode September 2015 yaitu dari 0,219 menjadi 0,150 pada periode Maret 2016. Angka Ini menunjukkan bahwa ketimpangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin menurun sejak September 2015 hingga Maret 2016.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 47/07/19/Th. IX 18 Juli 2016
1
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung jumlah penduduk yang hidup di bawah Garis Kemiskinan yang kemudian dinyatakan sebagai penduduk miskin atau persentase penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Sumber data utama yang digunakan dalam penghitungan indikator kemiskinan adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi. Mulai tahun 2015 Pelaksanaan SUSENAS dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret dan September. Indikator kemiskinan yang digunakan pada release ini menggunakan sumber data SUSENAS bulan Maret 2016. Di samping itu, digunakan hasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan.
1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2006 – 2016 Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 2006 sampai dengan 2016 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada periode 2006 sampai dengan Maret 2016 jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 44,64 ribu orang, yaitu dari 117,4 ribu orang pada tahun 2006 menjadi 72,76 ribu orang pada Maret 2016. Tingkat kemiskinan menurun secara signifikan dari 10,91 persen pada tahun 2006 menjadi 5,22 persen pada Maret 2016.
Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin (000) Kepulauan Bangka Belitung, 2006 - 2016
140 120 100
14 10.91 9.54
80
10
8.58 7.46
60
6.51
40
5.75
5.53
5.25
4.97
5.4
4.83
5.22 6
20 0
117.4
95.1
86.7
76.6
67.75
72.06
71.36
69.41
67.23
74.09
66.62
72.76
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Maret 2015
Sept 2015
Maret 2016
Penduduk Miskin
Persentase (P0)
Sumber: BPS, Susenas Maret 2016
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 47/07/19/Th. IX, 18 Juli 2016
2
Pada kurun waktu sepuluh tahun terakhir jumlah penduduk miskin tertinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada pada tahun 2006 yaitu mencapai 117,4 ribu orang dan menunjukkan penurunan yang cukup signifikan hingga tahun 2010 (67,75 ribu orang) yaitu turun sebanyak 49,65 ribu orang dari tahun 2006 hingga tahun 2010. Dari tahun 2010 hingga Maret 2016 jumlah penduduk miskin sedikit mengalami fluktuasi. Pada bulan September 2015 jumlah penduduk miskin sempat turun menjadi 66,62 ribu orang atau sebesar 4,83 persen jika dibandingkan dengan Maret 2015 yaitu sebesar 74,09 ribu orang (5,40 %). Namun jumlah penduduk miskin kembali mengalami kenaikan pada kondisi Maret 2016 yaitu menjadi 72,76 ribu orang atau sebesar 5,22 persen.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, September 2015 – Maret 2016. Dalam kurun waktu enam bulan terakhir jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami kenaikan dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada September 2015 yaitu sebesar 66,62 ribu orang pada September 2015 naik menjadi 72,76 ribu orang pada Maret 2016. Hal ini berarti terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin sebanyak 6,14 ribu orang. Tingkat kemiskinan naik dari 4,83 persen menjadi 5,22 persen selama periode September 2015–Maret 2016 atau persentase penduduk miskin naik sebesar 0,39 poin persen. Jika dilihat menurut daerah, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami kenaikan yaitu dari 18,83 ribu orang menjadi 19,63 ribu orang atau bertambah sebanyak 0,80 ribu orang. Sehingga persentase penduduk miskin di perkotaan naik sebesar 0,01 poin persen, yaitu dari 2,77 persen menjadi 2,78 persen. Di daerah perdesaan pun, jumlah penduduk miskin meningkat yaitu dari 47,79 ribu orang menjadi 53,13 ribu orang atau naik sebanyak 5,34 ribu orang. Persentasenya naik dari 6,83 persen menjadi 7,72 persen atau naik sebesar 0,89 poin persen. Tabel 1 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, September 2015 – Maret 2016 Daerah
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln)
Jumlah Penduduk Miskin (ribuan)
Persentase Penduduk Miskin
(1)
(2)
(3)
(4)
516.835 521.773
18,83 19,63
2,77 2,78
542.732 546.998
47,79 53,13
6,83 7,72
529.979 534.229
66,62 72,76
4,83 5,22
Perkotaan September 2015 Maret 2016 Perdesaan September 2015 Maret 2016 Kota+Desa September 2015 Maret 2016 Sumber: BPS, Susenas Maret 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 47/07/19/Th. IX 18 Juli 2016
3
2. Garis Kemiskinan (GK) September 2015 – Maret 2016 Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita di bawah Garis Kemiskinan. Selama kurun waktu September 2015 – Maret 2016 Garis Kemiskinan naik 0,80 poin persen yaitu dari Rp. 529.979,- per kapita per bulan pada September 2015 menjadi Rp. 534.229,- per kapita per bulan pada Maret 2016. Garis Kemiskinan daerah perkotaan juga mengalami kenaikan dari Rp. 516.835,- per kapita per bulan pada September 2015 menjadi Rp. 521.773,- per kapita per bulan pada Maret 2016 atau naik 0,96 poin persen, sementara untuk daerah perdesaan Garis Kemiskinan pada September 2015 sebesar Rp. 542.732,- per kapita per bulan naik menjadi Rp. 546.998,- per kapita per bulan atau meningkat sebesar 0,79 poin persen pada Maret 2016. Komponen Garis Kemiskinan tediri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Peranan Garis Kemiskinan Makanan dalam menentukan besaran Garis Kemiskinan lebih besar dibanding peranan Garis Kemiskinan Non Makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan Maret 2016 kontribusi Garis Kemiskinan Makanan daerah perkotaan sebesar 70,13 persen atau sebesar Rp. 365.938,- per kapita per bulan dan daerah perdesaan sebesar 74,84 persen atau sebesar Rp. 409.399,- per kapita per bulan.
Tabel 2 Garis Kemiskinan Menurut Daerah dan Komponen Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Maret 2016 (rupiah per kapita per bulan) Daerah
Makanan
Bukan Makanan
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
Perkotaan
365.938
155.835
521.773
Perdesaan
409.399
137.599
546.998
Kota+Desa
388.454
145.776
534.229
Sumber: BPS, Susenas Maret 2016
3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) September 2015 – Maret 2016 Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 47/07/19/Th. IX, 18 Juli 2016
memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan terkait kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Pada periode September 2015 – Maret 2016 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan menunjukkan adanya penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 0,897 pada September 2015 menjadi 0,674 pada Maret 2016. Kenaikan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan. Demikian hal nya dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan, Indeks Keparahan Kemiskinan Maret 2016 juga mengalami penurunan dibanding dengan periode September 2015 yaitu dari 0,219 menjadi 0,150 pada Maret 2016. Ini menunjukkan bahwa ketimpangan ratarata pengeluaran penduduk miskin menurun sejak September 2015 sampai Maret 2016. Dilihat dari wilayahnya, Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di daerah perdesaan lebih tinggi dari perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran penduduk miskin di daerah pedesaan lebih menjauhi/lebih dalam jika diukur dari Garis Kemiskinan dibandingkan dengan daerah perkotaan. Hal ini dapat dilihat pada bulan Maret 2016 nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,380 sementara di daerah perdesaan 0,977. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada Maret 2016, di mana Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk daerah perkotaan lebih rendah jika dibandingkan dengan daerah Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) daerah perdesaan, yaitu sebesar 0,221 untuk nilai P2 daerah pedesaan dan 0,081 untuk nilai P2 daerah perkotaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keparahan kemiskinan di daerah perdesaan lebih tinggi ketimpangannya dibandingkan dengan daerah perkotaan.
Tabel 3 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, September 2015 – Maret 2016
Daerah
Kota
Desa
Kota + Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
0,567
1,218
0,897
0,380
0,977
0,674
September 2015
0,151
0,285
0,219
Maret 2016
0,081
0,221
0,150
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) September 2015 Maret 2016 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Sumber: BPS, Susenas Maret 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 47/07/19/Th. IX 18 Juli 2016
5
BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Darwis Sitorus, M.Si Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425 E-mail:
[email protected]
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 47/07/19/Th. IX, 18 Juli 2016