Tim Cyber Crime Polri Selidiki Peretas Komputer BUMI
Ilustrasi MI/Panca Syurkani Metrotvnews.com, Jakarta: Kepolisian Republik Indonesia masih terus melakukan penyelidikan pembajakan sistem komputer milik PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Saat ini tengah didalami keterkaitan data-data yang dibajak itu dengan mitra bisnis BUMI, termasuk motif penggunaan data-data itu. “Investigasi oleh penyidik cyber crime Polri masih berjalan, termasuk pemeriksaan digital forensik dan pemeriksaan saksi-saksi yang diduga terlibat dalam proses transaksi elektronik yang mengakibatkan pemindahan data-data penting di perusahaan BUMI,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar saat dihubungi di Jakarta, Jumat (15/2). Saat ini, pihak cyber crime Polri sedang meneliti keterkaitan dokumen-dokumen yang diretas dan yang berhasil diambil oleh pihak-pihak tertentu terkait bisnis BUMI. “Cuma memang masih memerlukan waktu lagi untuk mengungkap lebih jauh terhadap hasil pemeriksaan digital forensik terhadap transaksi elektronik yang berlangsung,” ujarnya. Boy menjelaskan, polisi telah melakukan investigasi kasus ini secara
profesional. Investigasi yang dilakukan itu berkaitan dengan kejahatan teknologi informasi. “Sejauh ini sedang melengkapi pemeriksaan terhadap perangkat-perangkat hardware milik PT BUMI. Kami menelusuri bagaimana sistem peretasan ini dilakukan,” ujar Boy. Dari hasil investigasi yang dilakukan itu, sudah mengarah kepada dugaan pelaku peretasan. Namun, verifikasi akan dilakukan oleh Polri terhadap data-data yang diretas yang diduga dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk tujuan lain. “Informasinya adalah data-data yang diretas ini berkaitan dengan data-data yang dimanfaatkan atau dikategorikan sebagai data yang bersumber dari whistleblower yang tentu itu akan kita upayakan verifikasi lebih lanjut,” kata Boy. Sebelumnya, sistem computer perusahaan milik Bakrie Group dibobol atau diretas. Pihak BUMI sendiri menduga sebagian dokumen yang dicuri dan dipalsukan identik dengan yang Nathaniel Rothschild serahkan kepada Bumi Plc untuk dilakukan investigasi independen atas kebenaran tuduhan-tuduhan penggelapan yang terjadi di Bumi Resources dan Berau. Kisruh pemegang saham Bumi Plc itu berawal dari rencana awal Rothschild menguasai Bumi Plc. Akan tetapi, kondisinya berbalik ketika Keluarga Bakrie justru semakin berkuasa setelah menggandeng Samin Tan pemilik PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. Nathaniel Rothschild menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Direktur Non-Eksekutif Bumi Plc terhitung 15 Oktober 2012. Pengunduran diri itu dilakukan sebagai bentuk protes atas sikap direksi Bumi Plc yang tengah mempertimbangkan proposal senilai Rp13,25 triliun dari Grup Bakrie untuk tukar guling saham.
Diketahui Bumi Plc telah menyetujui pelepasan perusahaan dari Grup Bakrie dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Bakrie akan membayar US$50 juta atau sekitar Rp485 miliar sebagai jaminan untuk mengamankan transaksi. (Rita Ayunintyas/Uut)
Hacker and Cracker
Hacker
Hacker adalah suatu profesi dimana dia menciptakan sesuatu yang berbau bahasa pemrograman dan memproteksi dari tindakan yang tidak sah dan pembajakan. Biasanya mereka mempunyai kode etik dimana tidak akan saling merusak sesuatu Pemrograman yang masih baru, kecuali jika program tersebut sudah mati atau tidak digunakan Lagi. Mereka akan saling mengingatkan bila pemrograman yang diciptakan mengalami bug atau terdapat celah-celah yang tentunya peringatan mereka tidak diketahui oleh khalayak umum. Cracker
Cracker biasanya cenderung bergerak dalam offline Mode, Mereka Meng-crack suatu sistem operasi maupun Software untuk tujuan tertentu, biasanya jika berhasil di-crack mereka akan menyebarkannya secara gratis di internet dengan menyusupi sebuah Worm. Tidak tertutup kemungkinan selama itu menguntungkan buat mereka, semuanya akan dilakukan tak perlu tau siapa dan mengapa.
Perbedaan Hacker dan Cracker
Hacker Mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs. Sebagai contoh : jika seorang hacker mencoba menguji situs tertentu dipastikan isi situs tersebut tak akan berantakan dan mengganggu yang lain. Biasanya hacker melaporkan kejadian ini untuk diperbaiki menjadi sempurna. Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program yang berguna bagi siapa saja. Seorang Hacker dengan senang hati akan membagi ilmunya kepada orang-orang yang serius atas nama ilmu pengetahuan dan kebaikan. Seorang Hacker mempunya jiwa pemaaf yang tinggi dan jika dia melakukan kesalahan dengan rendah hati akan meminta maaf atas kesalahannya. Akibat yang ditimbulkan : membuat teknologi internet semakin maju karena hacker menggunakan keahliannya dalam hal komputer untuk melihat, menemukan dan memperbaiki kelemahan sistem keamanan dalam sebuah sistem komputer ataupun dalam sebuah software, membuat gairah bekerja seorang administrator kembali hidup karena hacker membantu administrator untuk memperkuat jaringan mereka. Cracker Mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan bersifat destruktif atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan. Sebagai contoh : Virus, Pencurian Kartu Kredit, Kode Warez, Pembobolan Rekening Bank, Pencurian Password E-mail/Web Server. Bisa berdiri sendiri atau berkelompok dalam bertindak. Mempunyai situs atau cenel dalam IRC yang tersembunyi, hanya orang-orang tertentu yang bisa mengaksesnya. Mempunyai IP yang tidak bisa dilacak. Kasus yang paling sering ialah Carding yaitu Pencurian Kartu Kredit, kemudian pembobolan situsdan mengubah segala isinya menjadi berantakan. Sebagai contoh : Yahoo! pernah mengalami kejadian seperti ini sehingga tidak bisa diakses dalam waktu yang lama, kasus yang terjadi pada clickBCA.com sebagai contoh lainnya. Akibat yang ditimbulkan : merusak dan melumpuhkan keseluruhan sistem komputer, sehingga data-data pengguna jaringan rusak, hilang, ataupun berubah.
Contoh Kasus Hacker dan Cracker:
Jakarta - Investigator Independen Iwan Piliang dan Partner membenarkan data milik anak usaha Bumi Plc, yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI) di-hack pihak yang tidak bertanggungjawab. Seluruh data milik emiten berkode BUMI itu berhasil dicuri. Iwan menyebutkan, pencurian data dilakukan melalui penyusupan virus untuk mengambil dan memanipulasi seluruh data yang ada. Virus yang menyusup tersebut bernama trojan. Penyusupan data dilakukan melalui web dan email. "Tim telah membuktikan adanya hacker terhadap data-data di Bumi Resources sejak Januari 2012," kata Iwan kepada wartawan, di Tesate Restaurant, Pacific Place, Jakarta, Selasa (12/2/2013). Iwan menjelaskan, hacker tersebut menyusup melalui 3 komputer milik staf dan pejabat Bumi Resources, yaitu milik Direktur Operasional Andrew Beckham dan sekretarisnya, Weni Trijayanti Staf akunting Fuad Helmi. "Ketiga komputer dimasukkan virus melalui perusahaan asing. Nama domain perusahaan yang dipakai untuk hosting tersebut adalah venturaservice.net. Datadata yang dicuri dihosting ke laman counfluence network, ovh.net, dan altushost.inc. Melalui laman tersebut data-data yang dimiliki Bumi Resources dikirim ke email milik si hacker," terangnya. Selain melalui hacking secara langsung melalui web, Iwan menjelaskan, si hacker juga melakukan aksinya dengan memasukkan virus ke email ketiga korban. "Data yang dicuri adalah seluruh data Bumi Resources. Kalau satu komputer saja mempunyai data 500 megabyte, tiga komputer saja sudah 1,5 terrabyte. Pencurian data berbentuk microsoft office, PDF, gambar, dan jenis data lain," ungkapnya. Dia juga menjelaskan, kerja tim kami jauh lebih maju selangkah dari kepolisian. "Dalam kerja sebulan kami bisa menemukan hacker ini. Secara proaktif kami sampaikan kepada pihak kepolisian dan keinginan kami membantu pihak kepolisian untuk mengungkapkan bentuk kejahatan modern. Kasus ini menjadi pola baru dalam kolonialisasi, penguasaan asset lokal bagi penjajahan modern. Temuan kami ini sesuatu yang langsung berada di ranah penyidikan, wewenangnya berada di pihak kepolisian," kata Iwan.
Dalam kesempatan yang sama, Pakar IT Institut Teknologi Bandung Agung Harsoyo mengatakan, si hacker memang telah memetakan siapa saja yang akan disusupi dan siapa saja yang sering berkomunikasi dengan calon korban. Saat ini, kata dia, investigasi tersebut telah dilaporkan ke bagian cyber Mabes Polri untuk ditindaklanjuti. Diharapkan, hasil investigasi ini bisa menjadi bukti bagi kepolisian untuk menemukan siapa pelaku hack tersebut yang merugikan perusahaan. "Bukti yang kami miliki dapat dipertanggungjawabkan. Kami melakukan ini independen tanpa ada bayaran. Kami yang menawarkan sendiri. Ini bukan terkait Bakrienya tapi 'merah putih'," ujarnya. Dalam konteks kasus Bumi Resources, dia menjelaskan, pihaknya menyoroti soal kemanan data di dunia cyber Indonesia. "Cyber kita bermasalah. China banyak pakai open source jadi kemanan lebih terjamin. Kalau kita mengandalkan aplikasi berbayar impor yang tidak tahu keamanannya," kata Agung.
Hukum dan hukuman yang berlaku Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Internet & Transaksi Elektronik (ITE) Undang-undang ini, yang telah disahkan dan diundangkan pada tanggal 21 April 2008, walaupun sampai dengan hari ini belum ada sebuah PP yang mengatur mengenai teknis pelaksanaannya, namun diharapkan dapat menjadi sebuah undang-undang cyber atau cyberlaw guna menjerat pelaku-pelaku cybercrime yang tidak bertanggung jawab dan menjadi sebuah payung hukum bagi masyarakat pengguna teknologi informasi guna mencapai sebuah kepastian hukum. Pasal-pasal tersebut adalah: a. Pasal 27 UU ITE tahun 2008 Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/ataumentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Ancaman pidana pasal 45(1) KUHP. Pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Diatur pula dalam KUHP pasal 282 mengenai kejahatan terhadap kesusilaan. b. Pasal 28 UU ITE tahun 2008 Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik. c. Pasal 29 UU ITE tahun 2008 Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang berisi ancaman kekerasaan atau menakut-nakuti yang dutujukkan secara pribadi (Cyber Stalking). Ancaman pidana pasal 45 (3) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). d. Pasal 30 UU ITE tahun 2008 ayat 3 Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses computer dan/atau system elektronik dengan cara apapun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol system pengaman (cracking, hacking, illegal access). Ancaman pidana pasal 46 ayat 3 setiap orang yang memebuhi unsure sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat 3 dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) dan/atau denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah). e. Pasal 33 UU ITE tahun 2008 Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya system elektronik dan/atau mengakibatkan system elektronik menjadi tidak bekerja sebagaiman mestinya. f. Pasal 35 UU ITE tahun 2008 Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dengan tujuan agar informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik tersebut seolah-olah data yang otentik (Phising = penipuan situs). g. Pasal 46 UU ITE tahun 2008 ayat 3 Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah). Solusi dari kasus Jaringan dan internet di Indonesia masih membutuhkan perhatian yang lebih, karena beberapa kasus masih merajarela hingga saat ini. Integritas kaum hacker dan cracker masih terjalin dan akan terus hidup di bawah tanah atau dengan kata lain tidak terlihat. Sejauh kita tidak bisa memantau dan mencegahnya, kejahatan terhadap internet dan jaringan di Indonesia masih akan berlanjut. .
Dengan demikian sangat jelas bahwa negeri ini sangat membutuhkan keamanan terhadap jaringan dan internet, apalagi dengan berkembangnya internet hingga mencapai instansi pemerintahan dan perbankan, bahkan telah mencapai tingkat pendidikan. Maka sangat diharapkan adanya partisipasi dari pihak muda-mudi serta para masyarakat IT untuk ikut mengamankan dan menjaga otoritas jaringan dan internet di Indonesia, serta menghidupkan kembali citra Indonesia. Dalam forensik komputer, Metode yang banyak digunakan adalah search, seizure dan pencarian informasi. Search dan seizure merupakan metode yang paling banyak digunakan, sedangkan pencarian informasi (information search) sebagai pelengkap data bukti tersebut. Jika dilihat dari sisi software maupun hardware dalam forensik ini lebih mencerminkan bahwa kedua komponen komputer itu memang tidak dapat dipisahkan, karena adanya saling ketergantungan satu sama lain. Dalam menginvestigasi suatu kasus, digunakan tools untuk menganalisa computer baik secara software maupun hardware. Forensik komputer adalah bidang baru di Indonesia, di mana keberadaan forensik ini sangat dibutuhkan untuk memecahkan kasus tertentu. Jika lebih dikembangkan, maka forensik akan menjadi cabang keamanan dari komputer/jaringan dan bagian yang tidak terpisahkan dalam Lab kriminalitas Mabes Polri.
Sumber : http://indonsoftgames.blogspot.com/2012/09/pengertian-dari-hackercracker-dan.html
Kasus Pelanggaran ITE
3.1. kasus pembajakan email bakrie Pembajakan yang paling tenar di Indonesia ataupun di Asia sendiri adalah pembajakan CD atau kaset album penyanyi-terkenal terkenal ataupun film yang sangat laku dipasaran. Bahkan di Indonesia sendiri, terdapat band yang sangat terkenal nama dan musiknya dikalangan alay, karena awalnya karya mereka terkenal lewat pembajakan. Pembajakan yang tak kalah gahar dan sangat berpengaruh bagi para pencinta fashion terjadi pula di dunia industri pakaian maupun aksesoris. Tentu kita sering melihat dimana-mana orang memakai produk bajakan, bisa berupa pakaian (baju, celana), tas, sepatu, dan berbagai produk lainnya. Akan tetapi pembajakan ternyata tidak hanya terjadi di dunia kaset dan CD film atau musik, ataupun di dunia produk fashion saja.Pembajakan pun semakin canggih pula, karena jaman sekarang yang dibajak adalah data yang kita simpan dalam komputer ataupun laptop kita. Kepentingannya, ternyata beragam, akan tetapi kebanyakan untuk kepentingan ekonomi. Intinya yang berhubungan dengan uang.
3.2. Pembajakan Telepon dan Email Bakrie Group Telepon dan email Kelompok usaha Bakrie diduga telah disadap oleh rival bisnisnya. Pembajakan ini diduga dilakukan oleh sekelompok pihak dengan maksud mencuri data perusahaan.Kejadian ini sudah dilaporkan kepada Kepolisian Republik
Indonesia. Senior Vice President Bakrie Group, Christopher Fong, menjelaskan, pihaknya telah mengetahui tentang adanya tindakan curang dan secara nyata melawan hukum oleh pihak-pihak tertentu. Bakrie sendiri merasa terkejut atas kejadian ini. Fong juga melanjutkan bahwa Tujuan pencurian data dan informasi ini digunakan untuk memenangkan kompetisi secara tidak jujur dan ilegal.Fong juga berharap kepolisian dapat menindaklanjuti kasus ini.“Dengan mengusut tuntas perbuatan melawan hukum tersebut, menemukan pelakunya dan menghukum pelakunya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.3. Penyelidikan Pembajakan Akun Email Bakrie "Polisi masih melengkapi saksi dalam tindak pidana kejahatan tersebut," Laporan polisi mengenai pembajakan email Bakrie Group itu terdaftar di Bareskrim Polri pada 11 Oktober 2012 bernomor No. Pol: TBL/405/X/2012/Bareskrim. Perkara yang dilaporkan adalah tindak pidana pencurian atau perusakan dengan sengaja,dan tanpa hak melawan hukum mengakses komputer dan sistem elektronik milik orang lain dengan cara apapun dengan tujuan untuk memperoleh informasi elektronik atau dokumen elektronik dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 362 KUHP dan atau Pasal 406 KUHP danatau Pasal 30 Ayat (3) Pasal 46 Ayat (3) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Menurut Boy, mengenai kejahatan cyber telah ada aturan hukumnya di Indonesia. Menurut dia, sejak 10 tahun terakhir, Polri memiliki alat yang canggih dan penyidik yang ahli di bidang cyber. Soal cyber crime dan cyber war menjadi perhatian kalangan anggota dan pimpinan komisi terkait di DPR.Antisipasi atas makin maraknya kejahatan berbasis teknologi internet itu harus dilakukan secepatnya oleh pihak berwenang. Ketua Komisi I DPR yang membidangi pertahanan, informasi, komunikasi dan penerangan, Machfud Siddiq ditanya soal ini mengatakan pemerintah dan penegak hukum di Indonesia harus siap menghadapi cyber crime dan cyber war. Menjawab latarbelakang pembajakan tersebut, Boy menyatakan kepolisian tengah menyelidiki motif-motif dibalik pembajakan. Apakah terkait dengan masalah internal perusahaan atau kepentingan lain. Yang jelas, kejahatan cyber ini harus dituntaskan agar tidak terulang.
3.4. Mabes Polri Prioritaskan Peretas Email Bakrie Group
Mabes Polri menegaskan telah ada indikasi kuat pidana dalam kasus peretasan akun email milik Bakrie Group. Mabes Polri telah memeriksa sejumlah pihak untuk menangani kasus itu.Kita sudah memeriksa saksi-saksi, baik dari pelapor (PT BUMI Resources), ahli IT perusahaan itu, konsultan IT dan pihak-pihak yang dinilai mengetahui soal ini.
Boy menegaskan, kepolisian mengantongi indikasi kuat adanya tindak pidana dalam kasus itu. Menurutnya, ada dugaan pelanggaran atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Boy juga mengungkapkan, besar kemungkinan pelaku peretasan dari luar Indonesia. Jika pelaku dari luar negeri, kita akan bekerja sama dengan pihak interpol untuk menangkap yang bersangkutan, ungkapnya. Diakuinya, kasus cyber crime bukan terjadi kali ini saja.Sebab, Mabes Polri juga menerima banyak laporan tentang peretasan.
3.5. Soal Pembajakn Email Bakrie pemerintah turun tangan Pemerintah Indonesia turut menyikapi masalah peretasan ilegal (hacking) surat elektronik (email) dan jaringan komputer Grup Bakrie. Salah satu perusahaan Grup Bakrie yang dibobol datanya adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI). “Kami dapat laporan ada yang meng-hack email BUMI. Kami sedang tindaklanjuti,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring di sela pidatonya di seminar nasional Broadband Economy di Jakarta.
Tifatul mengungkapkan, pihaknya segera melacak pelaku pembajakan melalui IP address yang digunakan pelaku. Tindakan itu melanggar Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). “Bisa orang Indonesia, bisa orang asing. Nanti hasilnya kami laporkan ke polisi.Tifatul menegaskan, tujuan dari hacking bervariasi mulai dari pencurian data, penghancuran data, bahkan memasukkan virus. “Hacker situs itu motivasi tertingginya adalah ekonomi.
Sementara itu, Grup Bakrie mencurigai Nathaniel Rothschild sebagai dalang peretasan dan pencurian data milik Grup Bakrie dan Samin Tan. Dokumen palsu yang di-hacking itu digunakan untuk merusak Bumi Plc dengan mendorong audit investigasi terhadap transaksi di BUMI dan Berau Coal Energy Tbk (BRAU).
“Tujuan utama Nat adalah menguasai aset- aset Bumi Plc yang merupakan aset strategis di Indonesia, yaitu BUMI dan BRAU. Jadi, sumber masalah Bumi Plc adalah Nat Rothschild,” tegasChris.
Lebih lanjut dia mengatakan, pencurian dokumen tidak hanya dilakukan terhadap komputer dan email Grup Bakrie. Samin Tan juga mengalami hal serupa. Bahkan, hasil temuan dari konsultan keamanan internet yang disewa yaitu Contex Information Security, menyebutkan, akun email Samin Tan telah dibajak sejak 1 Maret 2012.
Grup Bakrie telah melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya pada 11 Oktober 2012. Selanjutnya, Grup Bakrie akan melaporkan masalah ini ke kepolisian di Inggris. 3.6.pembajakan di akui pelaku di buru polisi Grup Bakrie menghargai dan mengapresiasi keputusan Dewan Direksi Bumi Plc yang telah mengakui adanya aksi ilegal pembajakan terhadap email perusahaan yang menjadi awaldilakukannyainvestigasiyangpanjangdanmahal.
Chris menambahkan, dengan adanya pengakuan bahwa tidak ada "whistleblower", Grup Bakrie akan terus mengungkap siapa pelaku di belakang semua ini dan pelaku tersebut harusdiadilisecarahukum. "Bukti-bukti yang ada semakin menunjukkan ada dokumen yang bahkan diubah atau 'dipermak' untuk menciptakan gambaran yang negatif mengenai Grup Bakrie.Kami yakin kepolisian tidak lama lagi bisa segera mengungkap kebenaran dan menghukum pelakunya," kataFong .
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Mabes Polri menegaskan telah ada indikasi kuat pidana dalam kasus pembajakan (hacking) akun email milik Bakrie Group.Kasus seperti ini sudahmembahayakanbaikinstitusimaupunperusahaan.
3.7.kantongi nama hacker
Hacking terhadap email manajemen dalam lingkungan Grup Bakrie telah dilaporkan ke Kepolisian. Kelompok usaha bisnis besar di Indonesia ini pun mengaku telah mencurigai beberapa nama pelaku.“Beberapa nama yang kami curigai juga sudah kami serahkan kepada pihak kepolisian,” jelas Christopher Fong, Senior Vice President Bakrie Group, dalam keterangan tertulisnya.Ia menambahkan, selama 70 tahun melakukan kegiatan usaha, perusahaan telah berhububugan dengan ratusan rekanan. Namun aksi penyadapan, baru pertama kali dialami. “Baru pertama hal ini terjadi, dengan meninggalkan jejak yang hampir kasat mata.Ini mengagetkan dan memalukan.Tapi kami menyerahkan sepenuhnya kepada yang berwenang,” tuturnya.“Yang lebih penting adalah supaya masyarakat dan perusahaan nasional berhati-hati, karena semakin bagus kondisi perekonomian Indonesia, semakin tinggi risiko hal-hal seperti ini terjadi,” tegas Chris.
3.8. Kasus pembajakan akun BUMI temui titik terang Penyelidikan yang dilakukan oleh Kepolisian Republik Indonesia terhadap perkara pembajakan akun email milik PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menunjukkan perkembangan positif.Polisi mendalami keterkaitan data-data yang dibajak itu dengan mitra bisnis BUMI
termasukmotif penggunaan data-data itu."Jadi sudah ada titik terang (penyelidikan). Kami akan teliti keterkaitan dokumen-dokumen yang diretas ini, yang berhasil diambil, adanya dugaan keterkaitan dengan mitra bisnis BUMI," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat DivisiHumas Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar. Akan dilakukan langkah lebih lanjut untuk mencari motif-motif tertentu dalam penggunaandataitu."Ini masih berjalan.Hasilnya positif.Cuma memang masih memerlukan waktu lagi untuk mengungkap lebih jauh terhadap hasil pemeriksaan digital forensik terhadap transaksielektronikyangberlangsung,"jelasBoy.Boy menjelaskan, polisi telah melakukan investigasi kasus ini secara profesional. Investigasi yang dilakukan itu berkaitan dengan kejahatan teknologi informasi. "Sejauh ini sedang melengkapi pemeriksaan terhadap perangkatperangkat hardwaremilik PT BUMI.Kami menelusuri bagaimana sistem peretasan ini dilakukan," ujar Boy. Lebih lanjut Boy menegaskan, hasil investigasi yang dilakukan sudah mengarah kepada dugaan pelaku peretasan. Verifikasi akan dilakukan oleh Polri terhadap datadata yang diretas yang diduga dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk tujuan lain.
"Secara spesifik kita belum bisa menjelaskan lebih jauh lagi karena proses investigasi dan pemeriksaan digital forensik masih berjalan," cetusnya.Boy juga menyatakan, polisi melakukan investigasi terhadap data-data whistleblower yang diklaim oleh Nat Rotschild untuk mengecek keterkaitan dengan data-data yang diretas dari komputer BUMI. Bumi Plc, yang sebelumnya bernama Vallar Plc, didirikan oleh kongsi Grup BakrieRothschild di 2011 dengan nilai investasi sekitar 3 miliar dolar AS atau Rp 28,5 triliun. Hubungan keduanya mulai memanas tak lama setelah perusahaan tersebut listing di bursa London. "Informasinya adalah data-data yang diretas ini berkaitan dengan data-data yang dimanfaatkan atau dikategorikan sebagai data yang bersumber dari whistleblower yang tentu itu akan kita upayakan verifikasi lebih lanjut," tuturnya.Ketika ditanyakan kemungkinan memanggil pihak Rotschild, Boy mengatakan akan ada langkah-langkah berikutnya terkait pemeriksaan itu.Seperti yang diberitakan sebelumnya, Mabes Polri menegaskan telah ada indikasi kuat pidana dalam kasus pembajakan (hacking) akun email milik Bakrie Group.Kasus seperti ini sudah membahayakan baik institusi maupun perusahaan. Analisa Kasus Masalah Berdasarkan kasus masalah tersebut bahwa sisi positif dari masalah pembajakan telepon dan e-mail,di Perusahaan Bakrie Tower, maka penjagaan email, dan telepon perusahaan harus di privasikan, di karenakan setiap data keuangan perusahan yang bersifat penting, harus lebih hati-hati,sedangkan pada sisi negatifnya dalam kasus tersebut, bahwa pembajakan dan pengerusakkan jaringan kini sudah mulai merajalela,di karenakan undangundang dalam (UU ITE) masih memenuhi standar masalah yang telah banyak terjadi.
4.2. Penyelesaian Masalah Harus di terapkan UU ITE,yaitu sebagai berikut :Seseorang yang hanya melakukanpembajakan kenakan UU ITE Pasal 30 ayat 1 yang berisi "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun" dengan ketentuan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). Seseorang yang melakukan pembajakan dan penipuan ini dikenakan 2 pasal UU ITE Pasal 30 ayat 1 yang berisi "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun" dengan ketentuan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah)
"dan Pasal 28 ayat 1 yang berisi "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik". dengan ketentuan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Seseorang yang melakukan pembajakan kemudian mencemarkan nama baik dikenakan pasal UU ITE Pasal 30 ayat 1 yang berisi "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun" dengan ketentuan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). dan Pasal 27 ayat 3 yang berisi "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. Dikenakan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Seseorang yang melakukan pembajakan kemudian mencuri informasi dikenakan UU ITE Pasal 30 ayat 2 yang berisi "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik" dan dikenakan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah). Dengan adanya undang-undang tersebut, maka kasus masalah yang seperti diatas dapat memberi pelajaran atau menghukum para pembajakan dan pengerusakan dalam bidang IT. Kesimpulan Berdasarkan masalah di atas,bahwa Faktor penyebab pelanggaran Kode Etik Profesi IT yaitu : a.
Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat.
b. Organisasi atau perusahaan profesi tidak dilengkapi dengan sarana dan mekanisme untuk menyampaikan keluhan. c.
Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi
d. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi TI untuk menjaga martabat luhur profesinya. e. TI.
Tidak adanya kesadaran etis dan moralitas diantara para pengemban profesi
http://edm69.blogspot.co.id/p/pasal-uud-mengenai-it.html
Berdasarkan berita yang saya baca di http://finance.detik.com tentang pencurian data melalui em ail yang terjadi di PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebelum saya tanggapi lebih dalam tentang berit atersebut mari kita baca terlebih dahulu kronologis kejadiannya yang tertera di berita tersebut.
Jakarta Investigator Independen Iwan Piliang dan Partner membenarkan data milik anak usahaBumi Plc, yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI) di-hack pihak yang tidak bertanggungjawab.Seluruh data milik emiten berkode BUMI itu berhasil dicuri. Iwan menyebutkan, pencurian data dilakukan melalui penyusupan virus untuk mengambil danme manipulasi seluruh data yang ada. Virus yang menyusup tersebut bernama trojan. Penyusupandata dilakukan melalui web dan email. "Tim telah membuktikan adanya hacker terhadap data-data di Bumi Resources sejak Januari 201 2,"kata Iwan kepada wartawan, di Tesate Restaurant, Pacific Place, Jakarta, Selasa (12/2/2013). hacker menyusup melalui 3 komputer milik staf dan pejabat Bumi Resources, yaitu milik Direkt urOperasional Andrew Beckham dan sekretarisnya, Weni Trijayanti Staf akunting Fuad Helmi. Lalu Ketiga komputer dimasukkan virus melalui perusahaan asing. Nama domain perusahaan ya ngdipakai untuk hosting tersebut adalah venturaservice.net. Data-data yang dicuri dihosting ke lamancounfluence network, ovh.net, dan altushost.inc. Melalui laman tersebut data-data yang dimilikiBumi Resources dikirim ke email milik si hacker. Selain melalui hacking secara langsung melalui web, Iwan menjelaskan, si hacker juga melakuka naksinya dengan memasukkan virus ke email ketiga korban Data yang dicuri adalah seluruh data Bumi Resources. Kalau satu komputer saja mempunyai data 500 megabyte, tiga komputer saja sudah 1,5 terrabyte. Pencurian data berbentuk microsoft office, PDF,gambar, dan jenis data lain. Setelah saya membaca berita tersebut, tentunya ada beberapa hal yang perlu di perhatikan olehsi penulis berita tersebut agar tidak adanya disinformasi atau kesalahan informasi yang diterima ole hsi pembaca. Yang pertama perlu adanya pembeda antara “virus” dan “Trojan” ..antara virus dan Trojan jelaslahtak sama virus sendiri tugasnya menginfeksi computer korban la lu merusak progam korban dengancara merusak data atau dokumen. Sedangkan Trojan sendiri be rsifat mengontrol computer yg sudahterinfeksi secara otomatis dan bisa diakses dari jauh melalui computer lain bahkan beberapa jenistrojan terbaru sudah mempunyai fungsi yang lebih lengkap diantarany a dilengkapi fungsi keyloggerdll, bahkan bisa memerintahkan komputer yg terinfeksi sebagai pas ukan untuk menyerang Yang kedua tertuliskan diberita tersebut bahwa pelakunya adalah “hacker” perlu di garis bawahib ahwa tugas hacker sendiri adalah untuk mencari kelemahan suatu system dan memberikan idea taupendapat yang nantinya bisa memperbaiki kelemahan system
yang ditemukannya. Sedangkancracker bertugas untuk kepentingan pribadi dan mencari keuntun gan dari system yang berhasil iamasuki seperti pencurian data, pengahapusan data dan banyak lagi lainnya jadi je las menurut sayapribadi pelaku pencurian data di berita tersebut adalah seorang cracker. Yang ketiga jika data yang dicuri sebanyak 1,5 terrabyte dikirim melalui email logikanya saja rata rataattachment yang dapat dikirim melalui email saja maximal 25 mb jadi harus dibutuhkan waktu yang lama untuk mengirim semua data data tersebut melalui email dan itu jelaslah tidak mungkin bisa dilakukan. namun jika itu benar sebanyak itu data yang dicuri berarti sangat menandakan sekalilemahnya pengawasan traffic data para pekerja admin IT di perusahaan bakrie tersebut. Perlu dilakukannya evaluasi sebelum menyalahkan pihak pihak tertentu dalam kasus tersebut agar tidakterjadi lagi kasus seperti ini lagi,dan ada baiknya meman g kita meniru cina yang sudah menggunakansystem keamanan berbasis open source dari pada menggunakan aplikasi berbayar impor yang jelaskita tidak tahu seberapa besar t ingkat keamanannya.
Kasus pembajakan email karyawan BUMI bisa menjadi contoh modus kejahatan yang mengancam perikehidupan bisnis. Adalah Fuad Helmi, karyawan PT. Bumi Resources Tbk (BUMI) yang menjadi pelapor, melesakkan Pasal 362 KUHP dan/atau Pasal 406 KUHP dan/atau Pasal 30 Ayat (3) jo Pasal 46 Ayat (3) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik, untuk menjerat para pembajak. Iwan Piliang dari Iwan Piliang & Co melakukan investigasi untuk membongkar aktor di balik aksi bobol-membobol akun perusahaan. Iwan Piliang & Co terdiri dari Narliswandi Piliang (nama lengkap Iwan yang juga dikenal sebagai jurnalis warga), Agung Harsoyo, dan Insan Praja. Iwan memaparkan, modus operasional pencurian data email itu melalui penyusupan malware, virus, yang kemudian dikendalikan oleh si penyusup. Dengan demikian segala data perusahaan bahkan fasilitas negara bisa disalin (copy). "Aplikasiaplikasi ini mudah disusupi untuk kepentingan pihak tertentu seperti pencurian data vital melalui kerja yang di-remote," ungkapnya. Menurut Iwan, modus yang sama terjadi pada kasus BUMI. Penelusuran Iwan dkk dari wawancara terhadap korban, yakni, Andrew Beckham, Weni Trijayanti, dan Fuad Helmi (ketiganya dari BUMI), menemukan adanya jejak-jejak peretas dalam sistem teknologi informasi perusahaan. "Telah terjadi hacking," kata Iwan. Tim Iwan menemukan hulu malware atau virus yang dimasukkan melalui sebuah perusahaan yang menggunakan hosting di Rotterdam, Belanda, dengan nama domain venturaservice.net. "Ini menjadi modus penguasaan aset lokal bagi penjajahan modern," cetusnya. Iwan melanjutkan, melalui jaringan komunikasi dan verifikasi lapangan, tim menemukan adanya badan-badan resmi intelijen asing di Indonesia. "Kami menenggarai ada badan seperti Dilligence LLC yang merekrut orang asing di Indonesia untuk mencuri data, mengolah data, yang bermanfaat bagi si pemesan," ujarnya. Modus kejahatan siber lainnya, seperti dikutip dari laman crime-lawcyber.blogspot.com, adalah kejahatan fraud yang sedang menjadi trend kalangan pengguna jasa internet. Channel #cc, #ccs, #cchome atau #cvv2 pada serverserver IRC favorit, seperti: DALnet, UnderNet dan Efnet banyak dikunjungi orang dari seluruh dunia untuk mencari kartu-kartu kredit bajakan dengan harapan dapat digunakan sebagai alat pembayaran ketika mereka berbelanja lewat internet. Kegiatan ilegal ini dikenal dengan istilah carding, sedangkan orang yang membajak kartu kredit disebut sebagai carder atau frauder.
KOMPAS.com - Prahara menerpa Bumi Plc. Perusahaan hasilkongsi dua konglomerasi, keluarga Bakrie dan Nathaniel Rothschild, ini membentuk tim independen untuk menyelidiki keganjilan laporan keuangan dalam anak usahanya. Apa yang terjadi? Bukanlah hal lazim, suatu perusahaan menggelar rapat direksi pada dini hari. Namun, para petinggi Bumi Plc. memutuskan melakukan hal itu. Sekitar pukul 4.00 dini hari, Senin (24/9/2012), di negeri Ratu Elizabeth, mereka menggelar conference call. Maklum, para pengambil keputusan di perusahaan ini tengah berada di beberapa belahan Bumi yang berbeda. Menurut sumber KONTAN, sekitar delapan pengambil keputusan di Bumi Plc. berpartisipasi dalam conference call tersebut. Selain mereka, hadir pula seorang penasihat hukum. Apa masalah yang begitu penting dan mendesak yang memaksa rapat pada dini hari tersebut? Tak lain, menyangkut keberadaan dokumen yang sampai ke direksi Bumi Plc. Dokumen yang disebut-sebut berasal dari whistle blower tersebut konon menuding adanya keganjilan laporan keuangan alias financial irregularities di PT Bumi Resources Tbk, anak usaha Bumi Plc di Indonesia. Samin Tan, Chairman Bumi Plc saat ditemui KONTAN, Jumat pekan lalu (28/9/2012), membenarkan adanya pembahasan tersebut. Ia pun mengaku turut serta dalam conference call tersebut. Samin menyatakan, pembicaraan tersebut berlangsung singkat. Intinya, direksi memutuskan untuk mengeluarkan pengumuman bahwa Bumi Plc. akan membentuk tim investigasi berkaitan dengan tuduhan penyimpangan pelaporan keuangan yang terjadi di Bumi Resources. Sayang, Samin Tan tidak bersedia merinci isi pertemuan tersebut. Ia hanya menyatakan, tudingan dari whistle blower tersebut sebenarnya isu lama yang pernah merebak sekitar setahun silam. Toh, direksi mengambil keputusan untuk mengeluarkan pengumuman pada pukul 07.00 waktu London tentang pembentukan tim investigasi independen. “Itu keputusan direksi berdasarkan saran dari lawyer, bukan dari saya saja. Saya justru sempat meminta penundaan waktu agar pembahasannya bisa lebih jelas,” terang Samin. Dan, seperti telah banyak diberitakan, hari itu Bumi Plc mengumumkan rencana
pembentukan tim independen berkaitan dengan tuduhan telah terjadi keganjilan laporan keuangan, terutama di Bumi Resources, di mana Bumi Plc menguasai 29 persen persen. Bumi juga menyatakan, investigasi itu berfokus pada sejumlah dana pengembangan (development fund) di Bumi Resources. Menyusul pengumuman tersebut, di hari yang sama, Ari Hudayamengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Non Eksekutif Bumi Plc. Rilis Bumi Plc tidak menyebutkan alasan Ari mundur. Yang jelas, ekses kejadian tersebut, Senin (24/9/2012), harga saham Bumi Plc di London Stock Exchange anjlok 24,66 persen menjadi 147,60 pence dari posisi akhir pekan sebelumnya di 195,9 pence per saham. Namun, sebenarnya, harga saham Bumi Plc telah meluncur turun sebelum pengumuman tersebut. Seorang sumber KONTAN yang tak ingin disebut namanya mengatakan, sebenarnya beberapa manajemen Bumi Plc sudah menerima “surat kaleng” dari whistle blower tadi, sepekan sebelum pengumuman rencana pembentukan tim investigasi. Jadi, apakah rumor surat kaleng ini telah beredar ke pasar sehingga memicu kejatuhan saham Bumi Plc? Tidak jelas. Tudingan penyelewengan dana Sebenarnya apa yang menjadi bahan bakar sang whistle blowertersebut? Seperti telah disebut sebelumnya, jika merujuk pengumuman Bumi Plc, tak lain adalah pencatatan developmentfund di Bumi Resources dan development asset di Berau Coal. Dalam laporan keuangan Bumi Plc tahun 2011 hal 23 disebutkan adanya penghapusan akun senilai 247 juta dollar AS milik Bumi Resources dan 75 juta dollar AS milik Berau Coal. Penghapusan ini dilakukan karena auditor Bumi Plc, Pricewaterhouse Coopers LLP tidak bisa membuktikan aset dasar (underlying asset) dari sejumlah dana tersebut. Sementara James Kallman, Managing Partner Mazars Indonesia yang menjadi auditor Bumi Resources, kepada Reutersmengatakan bahwa Bumi Resources telah mengungkapkan data yang benar. Sekarang mari kita tengok sebentar laporan keuangan Bumi Resources dan Berau Coal tahun 2011. Dalam laporan keuangan Bumi Resources tahun 2009, 2011, dan semester
I 2012, disebutkan dana yang jumlahnya persis sama seperti yang dipermasalahkan Bumi Plc, yakni 247 juta dollar AS. Dalam laporan keuangannya, Bumi Resources tercatat menjual 20 persen saham anak usahanya yang bernama Gallo Oil Ltd kepada Florenceville Financial Ltd (Florenceville) 28 Desember 2009 silam. Gallo Oil adalah pemilik dua konsesi ladang minyak dan gas di Yaman. Nilai penjualan sebesar 290 juta dollar AS. Bumi mengklaim nilai investasi mereka atas 20 persen saham Gallo Oil adalah 247 juta dollar AS. Bumi pun mencatatkan selisih keuntungan transaksi itu sebagai laba penjualan investasi. Namun, transaksi tersebut batal pada 21 April 2011 karena Florenceville belum juga berhasil memperoleh pendanaan untuk akuisisi tersebut. Bumi Resources pun kembali menjadi pemilik 99,99 persen Gallo Oil dan laba penjualan investasi pun terpaksa mereka hapus. Adapun perihal Berau Coal, dalam laporan keuangan tahun 2011 disebutkan, dana 75 juta dollar AS itu mereka gunakan pada 26 Januari 2010 untuk membeli premium convertible unsecured loan notes (surat utang) dari Chateau. Berau Coal tidak mendapat bunga atas pembelian surat utang itu. Belakangan surat utang itu dikonversi menjadi kepemilikan saham di Chateau Asset Management SPC, sebuah perusahaan di kepulauan Cayman untuk dan atas nama ASEAN Mining Development Segregated Portfolio. ASEAN Mining Development Segregated Portfolio, seperti dalam penjelasan laporan keuangan Berau Coal 2011, adalah sebuah dana investasi dengan target akuisisi pertambangan batubara dan aset yang berkaitan dengan batubara. Termasuk juga, teknologi ramah lingkungan dengan aplikasi komersial pada pertambangan di ASEAN. Pada 30 September 2011, Berau menetapkan bahwa nilai wajar dari transaksinya itu menurun menjadi 55 juta dollar AS. Selisih kerugian itu kemudian mereka catatkan sebagai rugi penurunan nilai. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada penjelasan lagi dari pihak Bumi Plc mengenai apa sebenarnya yang terjadi. Amir Sambodo, Direktur Non Eksekutif Bumi Plc yang coba dihubungi KONTAN, mengaku tidak punya kewenangan untuk berbicara. Sementara Sony Harsono, Direktur Non Eksekutif Bumi Plc yang juga
disambangi KONTAN di kantornya mengelak untuk dimintai konfirmasi. Asal tahu saja, kedua orang non executive director ini membawahi komite audit Bumi Plc. Sementara Ari Hudaya yang dihubungi KONTAN menolak berkomentar. Ia pun enggan menjelaskan alasannya mundur dari posisi direktur non eksekutif Bumi Plc. Siapa bermain api? Lantas, siapa yang bermain api dalam kasus Bumi Plc ini? Bumi Resources punya versi mereka sendiri. “Situasi saat ini tidak menguntungkan dan merupakan isu internal antara beberapa pemegang saham yang memutuskan untuk membukanya keluar,” ujar Dileep Srivastava, Direktur Bumi Resources, kepadaBloomberg. Lebih jauh, Dileep menuding, kejadian ini merupakan upaya untuk merusak nilai yang melekat pada bisnis Bumi Resources dengan cara menciptakan persoalan internal dan membocorkannya kepada publik. Sayang, Dileep tidak menyebut jelas siapa pihak yang dia maksud dan motifnya. Namun, jika menengok setahun ke belakang, bisa jadi ini adalah konflik antara kubu Bakrie dan Nathaniel Rothschild. Merujuk pemberitaan Financial Times, pada November 2011, Nathaniel Rothschild, pemilik 11 persen saham Bumi Plc sekaligus mitra kongsian Grup Bakrie, sempat menulis surat kepada Ari Hudaya. Isinya kurang lebih mempertanyakan penempatan dana investasi Bumi Resources di sejumlah pihak yang terafiliasi, yakni Recapital, Bukit Mutiara, dan Chateau, senilai kurang lebih 867 juta dollar AS. Rothschild menginginkan agar dana itu dicairkan untuk membayar sejumlah kewajiban Bumi Resources kepada para krediturnya. Tujuannya tentu agar beban bunga utang Bumi Resources berkurang. Ia juga menginginkan Bumi Resources melakukan pembenahan keuangan yang radikal. Tak terdengar kabar tanggapan dari pihak Bumi. Belakangan, pada Desember 2011, Bakrie justru menggandeng Samin Tan masuk ke Bumi Plc. Samin Tan, kala itu meminjam dana 1 miliar dollar AS kepada Standard Chartered dengan bunga 5,6 persen plus LIBOR. Jangka waktu pinjaman adalah selama 5 tahun.
Samin Tan pun lantas diangkat menjadi Chairman Bumi Plc menggantikan Indra Bakrie, yang menjadi Co-Chairman. Adapun, Rothschild yang sebelumnya menjabat CoChairman didepak ke posisi direktur non eksekutif. Muncul spekulasi, Rothschild sakit hati. Belakangan, muncul spekulasi bahwa Samin Tan juga marah lantaran investasinya di Bumi Plc yang semula 1 miliar dollar AS sudah anjlok menjadi 140 jutaan dollar AS hanya dalam waktu sembilan bulan. “Ia sangat marah pada Bakrie, seperti Anda marah jika Anda meminjam 1 miliar dollar AS untuk berinvestasi dan sekarang menjadi kacau,” tulis Reuters mengutip sumbernya. Namun, kepada KONTAN, Samin Tan menegaskan, ia tak memiliki niat bertindak usil kepada Grup Bakrie. “Saya sudah sejak tahun 1997 berkenalan dengan Nirwan Bakrie dan menjadi teman akrab. Di mana logikanya, saya berbuat demikian?” ujarnya. Adakah pertempuran antar para juragan? Apa pun yang terjadi, investor ritel yang biasanya paling menderita. ( Asih Kirana Wardani, Anastasia Lilin Y, Teddy Gumilar, Yuwono Triatmodjo/Kontan) Ikuti Artikel Terkait Lainnya pada Topik KISRUH BUMI http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/10/03/13523048/Bakrie.Sami n.Tan.dan.Rothschild
AKARTA. Setelah RUPSLB Bumi Plc bulan lalu tak mengabulkan permintaan Rothschild untuk mencopot 12 dari 14 direksi Bumi Plc, Bakrie seperti berada di atas angin. Lembar pertama pertarungan memperebutkan suara pemegang saham yang akan menentukan nasib Bumi Plc sudah usai. Namun, ternyata masih ada lembar kedua yang dibuka. Pasca RUPSLB Bumi Plc pada 21 Februari silam, juru bicara Grup Bakrie Christopher Fong sempat sesumbar, pihaknya siap menuntaskan perceraian dengan Nat di induk usaha BUMI itu. âKami siap memenuhi persyaratan transaksi pemisahan Bakrie dari Bumi Plc dan siap mengatakan adios kepada Rothschild,â ujar Fong. Jika Anda masih ingat, sebelum RUPSLB, keluarga Bakrie dan Bumi Plc sudah menandatangani heads of terms agreement (HoT) dalam rangka mempersiapkan keluarnya Bakrie dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dari Bumi Plc. Ada tiga poin kesepakatan. 1. Kepemilikan tak langsung Bakrie atas 57.298.534 saham Bumi Plc (23,8%) dari total saham yang diterbitkan Bumi Plc dinyatakan batal. Sebagai penukarnya, saham Bumi Resources milik Bumi Plc sebanyak 2.316.967.115 lembar saham atau sekitar 10,3% dari total saham Bumi Resources. Bahasa orang bursa, kedua pihak sepakat swap saham. 2. Bumi Plc akan menjual sisa saham Bumi Resources sebanyak 3.924.732.522 (18,9%) kepada Bakrie senilai US$ 278 juta. 3. Keluarga Bakrie wajib menempatkan US$ 278 juta ke akun escrow, dengan menyetorkan US$ 50 juta deposit sebelum RUPSLB. Kelanjutan dari langkah pemisahan ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Bumi Plc pada April nanti. Praktis, perebutan kendali Bumi Plc nampaknya sudah selesai. Namun pekan lalu, ketenangan Bakrie mendadak terusik. Muncul berita bahwa BUMI diam-diam telah mengurangi kepemilikan sahamnya di anak usahanya, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Persoalan ini bermula dari laporan Biro Administrasi Efek Sinartama Gunita yang menyatakan, kepemilikan BUMI pada BRMS terus menurun sejak Agustus 2012. Per 16 Agustus 2012, kepemilikan BUMI pada BRMS susut menjadi 74,04% dan beberapa kali
berubah. Selain itu, Long Haul juga mengantongi saham BRMS sebesar 14,83%. Terakhir, per 22 Februari 2013, kepemilikan BUMI pada BRMS hanya 11,55 miliar lembar saham atau setara 45,19% saham BRMS. Sedangkan Long Haul memiliki 12,8% saham BRMS. Anehnya, laporan keuangan BRMS per 30 September 2012, masih menyatakan BUMI memiliki 87,09% saham BRMS. Laporan itu juga sama sekali tak mencatat nama Long Haul Indonesia sebagai pemegang saham BRMS.. Tentu saja BUMI membantah kabar ini, berargumen bahwa yang ia gunakan adalah laporan keuangan BRMS terakhir yaitu pada kuartal III 2012. Kabar ini segera sampai ke telinga Rothschild dan ia pun membuka suara. Rothschild mengungkapkan sudah tahu penyebab menyusutnya saham BUMi di BRMS. Menurutnya, ia memperoleh dokumen yang menyatakan BUMI menjual sahamnya di BRMS kepada Long Haul Indonesia, kendaraan investasi Bakrie. "Pengumuman di keterbukaan informasi BEI sudah menujukan bahwa mereka sudah menjual saham mereka. Mengapa otoritas keuangan di Indonesia membiarkan hal seperti ini terjadi? Otoritas keuangan Indonesia telah gagal menginvestigasi hal ini. Pasti ada korupsi di sini," tutur Rothschild kepada KONTAN pekan lalu (28/2). Ia juga menuduh Samin Tan, sebagai Direktur Utama BRMS kala itu, membiarkan keluarga Bakrie menggelapkan dana IPO BRMS sebesar US$ 110 juta serta dana pinjaman konstruksi. Padahal dana itu seharusnya digunakan untuk keperluan konstruksi tambang seng bawah tanah di wilayah Sumatra Utara dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Tak cukup, Rothschild menuturkan bahwa salah satu investor yang membeli saham Recapital di Bumi Plc menjelang RUPSLB, Avenue Luxemburg S.A.R.L, masih terkait dengan Grup Bakrie. Pasalnya, Avenue merupakan pemegang saham Bakrielend Development (ELTY). "Selain itu, Avenue pernah meminjamkan uang kepada Grup Bakrie sebesar US $ 200 juta untuk membeli Berau lewat Bukit Mutiara, dan Bakrie gagal membayar utang ini, jadi Avenue mendapatkan saham di Bumi Plc ketika Bukit Mutiara dan Recapital menjual saham mereka menjelang RUPS Luar Biasa." Rothschild juga ragu Bakrie punya uang untuk memboyong BUMI keluar dari Bumi Plc. "Bahkan mereka tidak punya uang untuk membayar deposit di escrow account senilai
US $ 50 juta . Jadi sangat prematur untuk mengatakan bahwa mereka bisa melanjutkan proposal pemisahan dari Bumi plc," tandasnya. Tudingan Rothschild ini seketika dibantah oleh Grup Bakrie. Juru Bicara Grup Bakrie, Christoper Fong (Chris Fong) semua tuduhan Nat Rothschild adalah tuduhan palsu yang didasarkan atas dokumen ilegal dan sudah dipalsukan. "Nat seharusnya menjawab dari mana ia mendapatkan dokumen-dokumen itu. Apalagi, kasus ini (pembobolan data) sudah dilaporkan ke aparat kepolisian Indonesia dan Inggris," ujar Chris Fong dalam pesan singkatnya ke KONTAN, Sabtu (2/3). Sekretaris Perusahan BUMI Dileep Srivastava enggan mengomentari tuduhan Nat Rothschild tersebut. "Kami tidak mengomentari rumor, khususnya yang berasal dari misi (Nat) untuk terus menerus menyebarkan rumor tak berdasar tentang perusahaan tetapi gagal mendapatkan dukungan,â tutur Dilleep. Menurut Dileep, laporan keuangan BUMI sangat terbuka dan bisa diakses investor publik. Data kepemilikan saham BUMI di BRMS juga sangat jelas, yakni sebagai pengendali dengan porsi 87% saham. "Posisi kami tidak berubah, jadi jangan berspekulasi," tegas Dileep. Chris menambahkan, Nat Rothschild berusaha melemahkan Grup Bakrie sehingga dia bisa mengendalikan aset-aset tambang di Indonesia. "Nat gagal di London dan berusaha membuat masalah di Indonesia. Bakrie tidak lemah, ini yang tidak disadari Nat dari awal," kata Chris. Dengan jawaban dari Bakrie ini, tampaknya lembar kedua perseteruan BakrieRothschild masih seru. Mari kita tunggu apa yang akan terjadi selanjutnya, termasuk apa yang akan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang selama ini tak banyak bicara soal kisruh ini. Sementara, untuk menyegarkan ingatan Anda, inilah perjalanan bisnis perusahaan tambang terbesar Indonesia itu. fokus.kontan.co.id/news/menyibak-lembar-kedua-sengketa-bakrierothschild
Pengamat: ada tujuan tertentu turunkan saham BUMI Selasa, 25 September 2012 21:49 WIB | 3.667 Views
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar modal Willy Sanjaya menengarai adanya tujuan-tujuan terselubung dibalik upaya menurunkan saham PT Bumi Resources (BUMI) dengan menghembuskan isu penyimpangan dana-dana. "Setiap perusahan Tbk itu kalau mau menggunakan dananya harus lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Karenanya kalau melihat dari kasus Bumi Plc yang `dihancurkan harganya dengan alasan tuduhan penyelewengan dana, itu tidak masuk akal," ujarnya kepada pers di Jakarta, Selasa. Willy melihat adanya upaya menurunkan saham BUMI dengan menghembuskan isu itu demi mendapatkan harga murah. Masalah seperti ini juga sudah sering terjadi di lantai bursa. Dia kemudian mencontohkan saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang harganya turun tapi kemudian naik karena isu yang dihembuskan tidak terbukti akhirnya PGAS pun rebound balik. Begitu juga dengan BUMI, menurut Willy, isu penyimpangan dana yang sengaja dihembuskan itu tidak akan mempengaruhi kinerja maupun produktivitas perusahaan. "masalah yang di-`blow up` sekarang ini adalah masalah tahun
berapa? Apakah kinerja PT Energi Mega Persada (ENRG), PT Bakrieland Development (ELTY), PT Bumi Resouces Mineral (BRMS), PT Borneo Lumbung Energi (BORN) dan PT Bakrie Sumatra Plantation (UNSP) juga harus ikut terpengaruh," ujarnya. Sebelumnya pada sesi pertama perdagangan Selasa (25/9), saham BUMI ditransaksikan melemah 10 poin (1,47 persen) ke angka Rp670 dengan intraday tertinggi Rp680 dan terendah Rp590. Lebih lanjut Willy Sanjaya menuturkan bahwa apabila perusahaan Tbk adalah terbuka, maka siapa pun bisa melakukan audit. "Jadi melihat dari kasus Bumi Plc mau mengaudit atau investigasi ke dalam silahkan saja selama perusahaan Tbk tersebut tidak masalah, katanya. Willy juga mempertanyakan andaikata memang ada kecurigaan penyimpangan mengapa para pemegang saham tidak meminta diadakan RUPS Luar Biasa (RUPSLB) dengan tujuan meminta pertanggungjawaban dan bukan berbicara di media massa. Tentang auditor, lanjut dia, tentunya mereka telah menelaah dengan kemampuan regulasi-nya. Vallar Plc, banker dan pengacara tentu telah melakukan "due dilligence" menyeluruh saat mau melakukan aksi korporasi "reverse take over" PT Bumi Resources Tbk. Sebelumnya, Direktur Bumi Plc Ari Hudaya mengundurkan diri dari jabatannya menyusul adanya tuduhan penyimpangan dana di PT Bumi Resources (BUMI). Ari sebelumnya pernah menjabat sebagai CEO Bumi Plc sampai Maret 2012 silam. "Ari Hudaya sudah mengundurkan diri dari jabatan direktur non eksekutifnya di Bumi Plc, efektif 24 September 2012," kata Direktur dan Sekretaris Korporasi BUMI, Dileep Srivastava. Menurut Dileep, Ari sengaja melepas jabatan tersebut agar lebih fokus dalam membangun bisnis di BUMI, perusahaan tambang grup Bakrie. Saat ini, Ari masih menjabat sebagai Presiden Direktur BUMI, perusahaan yang 29 persen sahamnya dikuasi Bumi Plc. (ANT) Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2012
Komputer Samin Tan Disusupi, Data Penting Disadap Arinto Tri WibowoSenin, 10 Desember 2012, 06:03 WIB
VIVAnews - Perusahaan jasa keamanan informasi berbasis di London, Inggris, Context, dalam sebuah laporan hasil penyelidikannya mengungkap upaya untuk "mengobrak-abrik" Bumi Plc. Dalam dokumen hasil penyelidikan berjudul "Project MASON" yang ditulis Stuart McKenzie bernomor referensi 20121126-CTX-MASON-Incident Response tertanggal 29 November 2012 itu diungkapkan bahwa komputer milik Chairman Bumi Plc, Samin Tan, telah disusupi pihak-pihak tertentu. Penyusupan itu diduga dilakukan untuk mengambil data-data penting terkait Samin Tan maupun Bumi Plc. Penyelidikan Context menemukan bahwa
komputer milik Samin Tan disusupi pihak tertentu, sehingga pihak lain bisa dengan leluasa mengambil data-data penting dari komputer maupun akun email milik Samin Tan. "Termasuk email sebelum Juli 2012 dan dokumen sensitif yang hanya tersimpan di laptop milik Samin Tan," kata Stuart McKenzie dalam laporan yang diterima VIVAnews, Minggu 9 Desember 2012. Penyelidikan teknis dilakukan pada 24 dan 25 November 2012 di Jakarta oleh Stuart McKenzie, sebagai konsultan Context. Selama Juli 2012 ditemukan bahwa akun email milik Samin Tan secara khusus menjadi target serangan canggih serta gigih untuk merusak sistem komputer dan mengambil informasi di dalamnya. "Detail registrasi dari website yang digunakan untuk serangan itu mengindikasikan bahwa serangan itu direncanakan sejak 1 Maret 2012," ujar McKenzie. Pada 5 Agustus 2012, penyerang mengambil langkah-langkah untuk menyamarkan asal serangan dengan menutup website dan langkah-langkah lainnya. Menurut McKenzie, upaya itu menunjukkan bahwa serangan ke komputer tersebut kemungkinan besar telah sukses. Melalui malware
Pemisahan Bumi dari Bumi Plc Ditargetkan Rampung Mei 2013 Context menyimpulkan bahwa penyusupan ke komputer milik Samin Tan itu dilakukan dengan cara mengirim email dari seseorang yang bernama Steve. Si pengirim berpura-pura menyatakan bahwaWikipedia bermaksud menerbitkan sebuah artikel tentang Samin Tan dan membutuhkan korespondensi untuk komentarnya. Dia menjelaskan, email itu sangat mencurigakan, karena Wikipedia tidak
pernah mengirim email kepada seseorang bila hendak menerbitkan artikel tertentu. "Perlu dicatat bahwa ini secara fundamental mencurigakan, sebab itu bukan standar kebijakan Wikipedia untuk mengkontak seseorang berkaitan dengan artikel," tutur McKenzie. Sesungguhnya, McKenzie melanjutkan, email tersebut merupakan malware. Sebab, di dalamnya terdapat link palsu yang seolah-olah mengarah ke artikel mengenai Samin Tan. Padahal, setelah link tersebut diklik, pengunjung dibawa ke sebuah laman yang telah offline. Ketika link tersebut diklik, dia menambahkan, komputer pengguna, milik Samin Tan, langsung terinfeksi perangkat lunak berbahaya yang bisa mengambil data-data yang ada dalam komputer dan email milik Samin Tan. "Itu terbukti karena beberapa waktu setelah komputer milik Samin Tan terinfeksi, muncul orang-orang yang mengaku menjadi whistleblower dan merilis informasi sensitif perusahaan. Informasi sensitif ini hanya ada di dalam komputer milik Samin Tan,” tegas McKenzie. Sementara itu, Samin Tan, dalam penjelasan tertulisnya mengatakan, sebuah perusahaan jasa keamanan informasi dan teknologi, G3 Context, baru-baru ini memang disewa untuk melakukan pemeriksaan teknis email dan sistem komputer miliknya. "Mereka telah menyimpulkan bahwa antara Maret dan Agustus, sistem komputer menjadi subyek serangan canggih yang berkelanjutan dan terarah," ujarnya. Untuk itu, dia serius mempertimbangkan tindakan hukum yang tepat untuk menangani serangan itu. Samin Tan juga membenarkan dirinya mengajukan pengunduran diri pada Oktober lalu menyikapi rapat dewan direksi Bumi Plc di Singapura. "Saya memang mengajukan pengunduran diri kepada direktur independen senior Bumi Plc., menyusul ancaman dan pernyataan yang dibuat Nat Rothschild selama masa rapat dewan direksi itu," ujarnya. Nat, kata Samin Tan, antara lain mengancam dapat menyebabkan dirinya dipenjara di London, dilarang untuk melakukan perjalanan ke Inggris, atau bertindak sebagai direktur di perusahaan Inggris. Selama kunjungan di Singapura, untuk rapat dewan direksi itu, menurut
Samin Tan, Nat menunjukkan sebundel emailnya kepada seorang bankir terkemuka di Singapura. "Saya memahami bahwa beberapa email itu dari dan tentang saya, serta sejumlah besar email lainnya dari dan tentang pihak lain, muncul dalam bahan Nat yang diserahkan kepada INEDs (non eksekutif direktur independen) Bumi Plc," ujarnya. Samin juga memahami bahwa dokumen-dokumen itu yang kemudian disebut sebagai dokumen dari "peniup peluit" atau whistleblower yang memicu investigasi independen atas berbagai persoalan di PT Bumi Resources Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk oleh Macfarlanes. Sebelumnya, Grup Bakrie juga menyatakan ada sekelompok orang yang mengakses tanpa izin dan menyadap jaringan telekomunikasi di kelompok usaha itu dengan tujuan mencuri data dan informasi guna memenangkan kompetisi secara tidak jujur dan ilegal. "Kami memperoleh fakta adanya perbuatan curang yang dilakukan secara melawan hukum oleh pihak-pihak tertentu dengan cara melakukan hacking terhadap email manajemen dalam lingkungan Grup Bakrie untuk mencuri data termasuk melakukan penyadapan telepon," kata Christopher Fong, Senior Vice President Bakrie Group, dalam keterangan tertulisnya, Kamis 11 Oktober 2012. Menurut Christopher, Grup Bakrie secara serius dan sungguh-sungguh menangani hal ini. Grup Bakrie juga telah melaporkan masalah ini kepada Kepolisian Republik Indonesia tentang adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan pihak-pihak tertentu dengan mencuri data perusahaan melalui hacking email maupun penyadapan telepon. "Beberapa nama yang kami curigai juga sudah kami serahkan kepada pihak kepolisian," tambah Christopher. http://m.news.viva.co.id/news/read/373629-komputer-samin-tan-disusupi-data-penting-disadap
Rothschild dan Murdoch, Duo Yahudi Tukang Sadap »
Skandal Penyadapan Kedua Dalam Kisruh Bumi Plc December 12, 2012 // 0 Sudah pernah menonton film Duplicity? Film yang dibintangi oleh Julia Robets dan Clive Owen ini menceritakan mengenai aktifitas mata-mata perusahaan untuk mendapatkan informasi dari sang rival perusahaan. Film ini berlatar belakang perusahaan kosmetik yang saling bersaing dengan berbagai cara, termasuk usaha penyadapan dan peretasan.
Perlu diketahui, ternyata aktifitas sadap menyadap serta meretas komputer tidak hanya terjadi di film saja. Ada beberapa kasus yang juga terjadi di dunia nyata. Bahkan kadang jika kita memperhatikan beberapa contoh kasus secara keseluruhan, kemungkinan kejadian di film, seperti kegiatan pengintanian dan sebagainya sama sekali tidak mustahil terjadi di dunia nyata. Skandal News of the World Koran mingguan terbesar di Inggris, News of the World telah resmi dinyatakan tutup. Hal ini menyangkut penyadapan telepon yang mereka lakukan untuk keperluan pemberitaan. Sang pemilik, Rupert Murdoch diyakini merestui praktek illegal yang dilakukan oleh News of the World. Pada akhirnya Rupert Murdoch diusir keluar dari Inggris. Muka pemerintah inggris tercoreng akan kasus ini. Untuk mencegah kasus serupa terulang kembali maka Pemerintah Inggris berencana menerbitkan Undang-Undang yang membatasi media menggunakan “sources” tanpa menyebutkan nama dan kapasitas sumber tersebut. Rupanya pemerintah Inggris tidak ingin kecolongan untuk kedua kalinya.
Rothschild Skandal Itu Terulang Kembali, Penyadapan Rothschild Terhadap Samin Tan
Sungguh sangat mengejutkan, ternyata muka Inggris kembali tercoreng sekali lagi dengan kasus penyadapan. Kali ini, dilaporkan bahwa keluarga Bakrie menjadi korban yang semua email dan servernya serta teleponnya disadap oleh hacker, maka sekarang giliran Samin Tan mengadukan ke otoritas Inggris bahwa email Samin Tan yang berisi data-data rahasia perusahaannya telah dibobol oleh hacker. Sebuah dokumen bernama “Project Mason” hasil penyelidikan Stuart McKenzie mengungkap upaya kotor untuk mengobrak-abrik Bumi Plc. Penyelidikan itu dilakukan oleh Context, sebuah perusahaan jasa keamanan informasi yang berbasis di London, Inggris, yang disewa Samin Tan untuk menyelidiki kasus penyadapan yang meninpa dirinya. Modus yang digunakan adalah dengan cara mengirim email dari seseorang yang bernama Steve. Si pengirim berpura-pura menyatakan bahwa Wikipedia bermaksud menerbitkan sebuah artikel tentang Samin Tan dan membutuhkan korespondensi untuk komentarnya. Email ini sangat mencurigakan karena Wikipedia tidak pernah mengirim email kepada seseorang bila hendak menerbitkan artikel tertentu. Email tersebut diduga berisi malware. Menurut pengakuan Samin Tan kepada Tempo.co, “Benar dibobol. Sudah barang tentu dokumendokumen sensitif,” ujar sang Chairman Bumi Plc tersebut. Data-data inilah yang diperkirakan oleh Samin Tan disalahgunakan oleh Nat Rothschild, yang dituduh sebagai dalang dari cyber crime ini, dengan cara mengeditnya sehingga menjadi data-data yang menyudutkan Keluarga Bakrie dan Samin Tan, lalu menyebarkannya dengan cara menyamar sebagai Whistleblower. Masih menurut McKenzie, detail registrasi dari website yang digunakan untuk serangan itu mengindikasikan bahwa serangan itu direncanakan sejak 1 Maret 2012. Jadi bisa dipastikan serangan ini merupakan serangan yang bersifat sistemis yang sangat terencana dan rapih. Melihat kedua hal ini sudah sepantasnya pemerintah Inggris segera mempercepat Undang-Undang yang membatasi media menggunakan “sources” tanpa menyebutkan nama dan kapasitas sumber tersebut. Dengan “kebobolan” dua kali, maka pemerintah Inggris tentu akan sangat khawatir dengan kredibilitas hukum di negara mereka. Pada tahun 2011 terjadi skandal yang dilakukan oleh Rupert Murdoch, maka pada tahun ini terjadi skandal dengan aktor utamanya sangat mengarah kepada tokoh pengusaha Yahudi yang berpengaruh di Inggris, Nat Rothschild.
Jika hukuman yang dijatuhkan kepada Rupert adalah pengusiran dari tanah Inggris, maka saya ragu pemerintah Inggris akan berani menindak tegas Nat Rothschild, mengingat nama besar dan jasa besar bapaknya, Sir Jacob Rothschild terhadap Inggris. Sekian.
/harcipto.wordpress.com/2012/12/12/skandal-penyadapan-kedua-dalamkisruh-bumi-plc/
Rothschild Dan Ancaman Privasi Di Era Digital
Kisruh Bumi, yang menjadi medan perang antara Rothschild dan Bakrie, dipastikan melibatkan para hacker yang membajak data dan akun elektronik perusahaan. Modus hacking itu dan berbagai fakta menarik tentang tersangka utamanya terbongkar oleh salah satu orang dalam. Semua itu bersumber dari pengakuan seorang hacker berkebangsaan Rusia yang salinan pengakuannya beredar melalui email di kalangan wartawan.
"Whistleblower itu adalah Nat Rothschild sendiri". Begitu yang tertulis dari sebagian judul email yang membongkar semua kebusukan sang pangeran Klan Yahudi berpengaruh di Eropa, Nat Rothschild. Hacker yang disebut dalam email itu sebagai ahli IT, tiba-tiba mengirim email blast ke media masa, investor, regulator, penegak hukum di seluruh dunia. Dijelaskan bahwa hacker tersebut selama ini bekerja untuk Nat Rothschild dalam beberapa project termasuk untuk mengawasi, menyadap, dan membajak data dari perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Hacker berkebangsaan Rusia itu mengaku mengenal dan pernah bekerja untuk Nat Rothschild, mengungkapkan bahwa ia melakukan pengakuan setelah merasa khawatir bahwa satu per satu aktivitas ilegal yang dilakukannya atas perintah Nat mulai diketahui otoritas di beberapa negara, dan juga media masa. Terutama ketika email palsu yang disebarkan atas perintah Nat berkaitan dengan isu BUMI bocor ke media masa, dan ketika Samin Tan dan Board Bumi Plc sepakat meminta Nat untuk mundur dari Board Bumi Plc, setelah tanpa sadar mengakui bahwa Nat telah menyadap email dan menyebarkan berbagai dokumen palsu (doctored documents). Disebutkan bahwa perselisihan hacker Rusia dengan bosnya, Nat Rtohschild, dipicu peristiwa ketika si hacker dipaksa untuk memalsukan dokumen dan email untuk menyerang anggota Board Bumi Plc supaya Nat tidak kehilangan muka. Karena dia menolak, Rothschild mengumumkan pengunduran dirinya dari Board Bumi Plc dengan alasan mereka tidak dapat dipercaya, seperti yang diberitakan media yang sudah dikondisikan. Padahal, sebenarnya Nat dipaksa untuk keluar dari Board, dan bukannya mengundurkan diri. Dalam email itu juga dilampirkan sebuah korespondensi email yang diduga dipalsukan, yang berasal dari
[email protected]. Email yang dikirim pada tanggal 16 Oktober 2012 tersebut berjudul, "How Tan ripped off Bumi's minority investors and helped save Bakries". Penerima email tersebut adalah beberapa orang media dan juga salah satunya adalah Samin Tan sendiri.
Rencana Pemabuk Untuk Menguasai Indonesia Dijelaskan juga bahwa, ahli IT atau hacker yang dibayar USD20 ribu perminggu tersebut, Nat yang disebutnya sebagai pecandu alkohol dan beberapa obat bius, pernah mengaku ketika mabuk, bahwa dia sudah sejak lama memperdaya orang lain dengan kharismanya, serta mencari kelemahan mereka melalui penyadapan email dan telepon. Bila tidak berhasil maka Nat akan menjebak mereka dengan uang, sex, atau obat bius, lalu mendiskreditkan mereka melalui propaganda media masa. Awalnya, ketertarikan Nat Rothschild terhadap aset indonesia disebabkan oleh sebuah artikel dari majalah New York Times di tahun 2009 yang berjudul “Indonesia’s Do-It-Yourself Campaign”. Menurut hacker Rusia, setelah membaca artikel itu Nat berpendapat bahwa Indonesia sebagai
negara yang begitu besar, kaya dengan tambang, dan demokratis tapi dipimpin oleh artis dan pelawak pelawak karena mereka yang punya uang untuk memenangkan pemilihan. Yang pintar menjadi gila karena uangnya kurang banyak untuk memenangkan pemilihan. Menurut hacker Rusia, setelah membaca artikel itu Nat berpendapat bahwa Indonesia sebagai negara yang begitu besar, kaya dengan tambang, dan demokratis tapi dipimpin oleh artis dan pelawak pelawak karena mereka yang punya uang untuk memenangkan pemilihan. Yang pintar menjadi gila karena uangnya kurang banyak untuk memenangkan pemilihan. Nat berpendapat, jika dia mensponsori dan dapat mengendalikan orang-orang yang pintar, maka dia bisa mengambil alih tambang Indonesia. Kemudian Nat memerintahkan anak buahnya untuk mengumpulkan data tentang Indonesia, agar dia dapat menentukan langkah-langkah yang terbaik untuk masuk ke Indonesia. Dan yang menarik ketika terdapat rekomendasi mengenai Grup bakrie yang profil perusahaannya sangat pas bagi Nat untuk masuk ke Indonesia. Menurut rekomendasi itu Grup Bakrie sangat kaya dengan aset tambang dan mineral tapi sedang mengalami krisis keuangan karena jatuhnya saham BUMI di bursa akibat suspensi. Rekomendasi tersebut menyebutkan bahwa Grup Bakrie sangat terpojok tapi tetap ambisius untuk mengakuisisi aset-aset baru, sampai mengambil pinjaman dengan bungan 19% per tahun dari CIC. Karena ketidaktahuan orang Indonesia kebanyakan termasuk analis dan juga wartawan tentang track record buruk Nat Rothschild, maka tak ada yang menghalangi langkahnya masuk Indonesia. Singkat cerita, Rothschild secepat mungkin memfinansialkan kerjasama dengan Grup Bakrie karena takut ada perusahaan lain yang menawarkan tararan lebih tinggi kepada Grup Bakrie. Setelah tanda tangan kesepakatan antara Nat Rothschild dan Grup Bakrie ditandatangani, Nat Rothschild segera memerintahkan si hacker Rusia untuk mulai memonitor semua dokumen dan komunikasi Grup Bakrie dan melaporkannya setiap minggu apapun yang menarik. Semua hal yang menarik itulah yang kemudian dikemas dalam bentuk laporan dari “whistleblower” dan disebarkan di media masa untuk mendiskreditkan orang-orang
Bakrie. Menurut pengakuan orang tersebut, pertentangan Nat dengan Bakrie cuma sekedar batu loncatan. Target utamanya adalah "commodity laundering" (istilah yang dipakai Nat) untuk menguasai negara eksportir komoditas terbesar di dunia (Indonesia) dengan cara menguasai kombinasi aset-aset tambang untuk mencari likuiditas di pasar modal. Asetaset tambang tersebut bisa dikuasai dengan mensponsori dan mengendalikan para politisi "amatir" yang akan bersaing di Pileg dan Pilpres 2014. Selain itu, seperti yang disebutkan salah satu media, terdapat hacker bernama Jimi yang terlibat dalam proyek Rothschild. Akan tetapi ketika ditanya oleh media tentang hal tersebut, Jimi yang mengaku saat ini sedang berada di London, juga mengaku tidak tahu menahu. Ia malah heran dan penasaran dengan siapa sumber dari Rusia tersebut. Quote:
Jimi menegaskan, ia tidak ada kepentingan dengan Bumi. "Kami bekerja profesional, tidak sembarangan, dan melakukan kerja berdasarkan kontrak," kata Jimi, Selasa (11/12). Jimi juga menegaskan, tidak mungkin perusahaannya melakukan sesuatu yang ilegal karena bisa merusak citra yang sudah dibangun. Menurut pemberitaan media, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar menegaskan pihaknya terus menyelidiki perkara pembajakan akun email perusahaan Bakrie Group. Penyelidikan dilakukan oleh penyidik cyber Polda Metro Jaya. Quote:
"Kami melengkapi saksi dalam tindak pidana kejahatan tersebut," kata Boy kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/12). Laporan polisi mengenai pembajakan email Bakrie Group itu terdaftar di Bareskrim Polri pada 11 Oktober 2012 bernomor No. Pol: TBL/405/X/2012/Bareskrim. Perkara yang dilaporkan adalah tindak pidana pencurian dan/atau perusakan dan/atau dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik milik orang lain dengan cara apapun dengan tujuan untuk memperoleh informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 362 KUHP dan/atau Pasal 406 KUHP dan/atau Pasal 30 Ayat (3) jo Pasal 46 Ayat (3) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. http://forum.detik.com/pengakuan-hacker-dan-rencana-rothschildmenguasai-indonesia-t585179.html