TIGA WASIAT ROSULULLOH Oleh : Tini Hayatur Rohmah, S.Ag.
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji syukur selalu kita penjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla pencipta alam semesta. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rosululloh SAW, keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga yaumil kiamat. Pendengar RRI rahimakumullah, Sahabat Abu Dzar Al Ghifari dan Muadz bin Jabbal pernah mendapat wasiat dari Rosul yang tentu saja termasuk kita sebagai ummatnya. Sebagai wasiat yang dianggap sangat urgen (mendesak) dan sangat prinsipil untuk kita laksanakan. Karena dengan wasiat ini, kami yakin akan menjadi modal sehingga kita selamat dunia dan akhirat. Hadits Rosululloh SAW yang berbunyi :
“1) Bertaqwallah kepada Allah di mana dan kapan pun engkau berada 2) Iringilah egera kejahatan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu menghapusnya 3) Dan pergaulillah sesama manusia dengan budi pekerti yang baik.”(HR. At Tirmidzi dari Abu Dzar dan Muadz bin Jabbal). Ucapan Nabi Besar kita sebagai seorang Rosul yang dikaruniai Jawaa mi’ul Kaliim. Suatu ucapan yang singkat, padat tetapi sarat makna yang memuat nasihat berupa 3 wasiat kepada ummatnya. Bertaqwallah kepada Allah di mana dan kapan pun kita berada. Pokok ajaran Islam bertujuan mengantarkan manusia agar bertaqwa kepada Allah SWT. Menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mentauhidkan –Nya dan tidak menyekutukan-Nya. Manusia harus menyembah, memohon perlindungan, memohon rizqi hanya kepada Allah SWT bukan kepada selain Dia, mentaatinya bukan menghianati dan mendurhakai-Nya. Kita harus takut kepada Nya dalam situasi apapun dan di tempat manapun di saat sunyi dan ramai karena Allah selalu mengawasi kita lahir dan bethin. Tiada sesuatupun yang tersembunyi dari pengawasan Allah. Dalam QS Ali Imron ayat 5, Allah berfirman :
“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satu pun yang tersembunyi di bumi dan tidak pula di langit.” Dengan taqwa akan menumbuhkan berbagai macam akhlak mulia serta jauh dari segala akhlak tercela. Iringilah segalam kejahatan dengan kebaikan niscaya kebaikan itu menghapusnya. Seorang hamba Allah terkadang dalam menjalankan ibadah tergelincir meninggalkan sebagian perbuatan yang diperintahkan atau melakukan sebagian yang dilarang-Nya. Mengenai hal ini Rosul SAW bersabda :
“Setiap anak Adam pasti pernah berbuat kesalahan. Dan
sebaik-baik orang yang
berbuat kesalahan adalah orang yang bertaubat. (HR Ahmad , Tirmiudzi dan Ibnu Majah). Manusia diciptakan Allah tidak sempurna tidak ada yang suci kecuali Nabi dan Rosul-Nya. Karena itu tidak mustahil berbuat kesalahan, karena dorongan nafsunya lebih kuat daripada imannya. Namun allah dan rosul memberikan solusinya dengan cara bertaubah kemudian mengiringinya dengan berbuat kebajikan. Dalam QS Hud 114 Allah berfirman :
“Sesungguhnya kebaikan itu dapat menghapus keburukan.” Pergaulillah sesama manusia dengan budi pekerti yang baik Insya Allah kita diberikan perlindungan dan kebaikan dari Allah SWT. Manusia di sekitar kita akan membalas apa yang telah kita perbuat baik langsung maupun tidak langsung. Ketentraman lahir dan bathin akan tercapai dalam kehidupan kita dalam rangka menuju mardlotillah. Dan mudah-mudahan kita dapat mengamalkan 3 wasiat Rosulullah SAW dalam situasi dan kondisi apapun. Amin Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
AMALAN MANUSIA Oleh : Tini Hayatur Rohmah, S.Ag.
(Penyuluh Agama Islam Kandepag Banyumas)
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur selalu kita penjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla pencipta alam semesta. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rosululloh SAW pembawa risalah-Nya. Pendengar RRI Rahimakumullah, Manusia hidup di dunia tidaklah kekal adanya. Amal perbuatannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT di akhirat kelak. Mari kita pergunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk beramal dan mengharapkan keridhoanNya. Sebagai orang yang beriman, hendaknya senantiasa menjaga keseimbangan antara kepentingan duniawi dan ukhrowi, dunia dan akhirat. Hadits Nabi yang diriwayatkan Ibnu Asakir disebutkan :
“Beramallah untuk duniamu seolah-olah engkau hidup untuk selama-lamnya dan beramallah engkau untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok.”( HR. Ibnu Asakir). Setiap manusia wajib berusaha memenuhi kebutuhan hidup di dunia. Atau berbuat untuk kepentingan dunianya seperti melakukan persiapan dalam melakukan perjalanan hidupnya
tanpa berpikir akan berhenti. Manusia wajib beramal untuk kepentingan
akhiratnya karena kita harus mempunyai persiapan hidup di akhirat kelak. Pendengar RRI rahimakumullah, Nabi bersabda,”Tetaplah kamu beramal menurut kekuatannya. Demi Allah sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kamu k\sekalian yang bosan.”(At Tirmidzi). Dalam hadits lain Nabi bersabda,”Amal perbuatan baik yang lebih dicintai Allah ialah kekalnya, meskipun sedikit”(HR Mutafaq ‘alaih). Dengan demikian maka kita hendaknya jangan memaksakan diri untuk melakukan amal perbuatan yang sebenarnya belum mampu melaksanakannya. Di samping itu keseimbangan lahir dan bathin dalam menjalankan amal untuk kepentingan dunia dan akhirat haruslah tetap dijaga. Jangan sampai berat sebelah. Sebuah Hadits riwayat Ibnu Asakir yang artinya : “Tidak termasuk kebaikan, orang yang meninggalkan akan dunianya untuk kepentingan akhiratnya dan tidak meninggalkan ia kepentingan akhiratnya untuk dunianya, sehingga dijadikannuya daripada untuk sekalian, maka sesungguhnya dunia adalah jalan untuk menyampaikan
ke akhirat dan janganlah ada di antara kamu menjadi orang yang tak berguna asa manusia.”(HR Ibnu Asakir). Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalnya, dan seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang umurnya dan jahat amalnya. Kita hendaknya bersabar dalam beramal sholih dengan menggunakan waktu dalam kehidupan kita dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang beruntung. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
TAHUN BARU HIJRIYAH Oleh : Tini Hayatur Rohmah, S.Ag.
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji syukur selalu kita penjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla pencipta alam semesta. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rosululloh SAW, keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga yaumil kiamat. Pendengar RRI rahimakumullah, Hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan pun berganti bulan seolah tidak terasa kita telah menapak tahun baru Hijriyah. Tahun Islam ini mengandung makna yang dalam jika kita renungkan. Salah satu makna hijrah adalah sebagai momentum sebuah perubahan dalam kehidupan kita. Perubahan kepada hal-hal yang lebih baik dari situasi dan kondisi sebelumnya. Sebagai orang beriman
akan mendapatkan keberuntungan
apabila dalam hatinya mempunyai niat baik untuk memperbaiki kehidupannya, amal ibadahnya, akhlaknya, yang kemudian diikuti dengan amal perbuatan yang kongkret. Sesuai syariat Islam, orang yang demikian tadi akan dinaikkan derajatnya di sisi Allah SWT. Janji Allah dalam QS At Taubah ayat 20 yang berbunyi :
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah dan itulah orangorang yang mendapat kemenangan.” Kemenangan di dunia yaitu dengan berbagai kenikmatan sehat, lancar, keberhasilan, dan kenikmatan yang membuat kepuasan dalm hati kita. Sementara kemenangan di akhirat yaitu kebahagiaan abadi dengan memperoleh syurga yang disediakan oleh Allah SWT seperti disebutkan dalam QS Al Qashas ayat 23 :
“Negeri akhirat itu, kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan burbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.”( QS Al Qashas ayat 23). Marilah kita selalu meningkatkan kualitas diri kita dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNYa sehingga segala yang dijanjikan oleh Allah dapat kita gapai. Kemenangan dapat kita raih baik di dunia dan di akhirat kelak. Amin Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
SEBAB-SEBAB TIDAK DITERIMANYA DO’A Oleh : Tini Hayatur Rohmah, S.Ag.
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, segala puji dan syukur tak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla pencipta alam semesta. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rosululloh SAW, keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga yaumil kiamat. Muhrijunnaasi Minadhulumaati Ilannuur Pendengar RRI rahimakumullah, Orang-orang yang beriman selalu berdoa kepada Allah SWT. Setiap orang yang berdoa tentu disertai harapan doanya didengar oleh Allah SWT dan dikabulkan segala apa yang diinginkannya. Dalam hal ini Allah berfirman :
“Berdo’alah kamu kepada-Ku, pasti akan terkabul.” Begitulah janji Allah kepada hamba-hambanya. Tetapi kadang-kadang dalam kehidupan kita setiap do’a tidak tentu terkabul. Padahal do’a tersebut setiap saat diucapkan atau bahkan semakin jauh dari harapan. Beberapa sebab yang menjadikan do;a kita tidak didengar Allah SWT, antara lain : 1. Mengetahui akan hak Allah, tetapi orang tersebut tidak membayarkannya hak tersebut. Hak Allah adalah disembah bukan dipersekutukan dengan lainnya. Sehingga Allah tidak berkenan mengabulkan permohonan orang yang berbuat demikian. 2. Menyeru mencintai Rosululloh tetapi meninggalkan sunnahnya. 3. Membaca Al Qur’;an tetapi tidak mengamalkannya. Hanya sekedar membaca, perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan isi Al Qur’an. 4. Makan dari nikmat dan karunia Allah tetapi tidak mau mensyukurinya. Manusia seperti ini merasa bahwa segala yang dinikmatinya adalah hasil keringat sendiri tanpa campur tangan Yang Maha Pemberi Nikmat. 5. Mematuhi syeitan. Orang yang mengatakan bahwa syeitan adalah musuh bagi manusia, tetapi dalam perbuatannya ia tidak memusuhinya tetapi justeru menjadi pengikutnya. Hatinya telah dikuasai oleh tipu daya syeitan, walaupun setiap saat mulutnya mengatakan sebaliknya. 6. Menyatakan bahwa Syurga adalah Haq (benar adanya) tetapi tidak mau berupaya mencapainya. Ingin menjadi penghuni syurga tetapi tidak mau berbuat kebajikan, malah berbuat kemaksiatan dan dosa.
7. Menyatakan bahwa Neraka adalah Haq (benar adanya) tetapi tidak mau berupaya menjauhi darinya. Ingin terhindar dari neraka tetapi tidak mau menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan dosa. 8. Menyatakan bahwa kematian adalah Haq (benar adanya) tetapi tidak mau berupaya melakukan persiapan menghadapinya. Manusia yang menyadari akan datangnya kematian tetapi tidak mau beramal sholih untuk persiapan sama sekali. 9. Menjadikan hidupnya untuk senantiasa mencari aib orang lain dan lupa akan aibnya sendiri. Kejelekan diri yang banyak sama sekali tidak tampak, tetapi selalu mengungkap kejelakan orang lain. Semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak kelihatan. 10. Menyaksikan kematian, memandikan, mengkafani dan menyolati teta\pi tidak mau mengambil I’tibar dari peristiwa tersebut. Demikianlah beberapa sebab orang-orang yang berdoa tetapi Allah tidak mengabulkannya. Mudah-mudahan kita selalu dalam perlindungan Allah sehingga senantiasa dapat melakukan perbuatan apa yang kita yakini sebagai perintah Allah SWT dan menjauhi apa yang kita yakini sebagai larangan Allah SWT. Sehingga Allah akan mengabulkan do’a-do’a kita sekalian. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DUA SIFAT Oleh : Tini Hayatur Rohmah, S.Ag.
(Penyuluh Agama Islam Kandepag Banyumas)
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji syukur selalu kita penjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla pencipta alam semesta. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rosululloh SAW, keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga yaumil kiamat. Pendengar RRI rahimakumullah, Pada kesempatan yang berbahagia ini akan diketengahkan sebuah topik tentang dua sifat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Turmudzi dan Ibnu Umar Nabi bersabda :
“Ada dua sifat, barang siapa yang padanya terdapat kedua sifat itu, berarti dia dicatat Allah menjadi orang yang syukur dan sabar. Barang siapa yang padanya tidak terdapat kedua sifat tersebut, berarti dia tidak dicatat sebagai orang yang syukur dan sabar. Ialah orang yang dalam masalah agamanya dia melihat kepada orang yang lebih tinggi kemudian ia mengikutinya dan dalam masalah keduniawian ia melihat kepada orang yang lebih rendah kemudian ia memuji pada Allah atas anugerah
yang telah
dilimpahkan kepadanya, maka Allah mencatatnya ke dalam golongan orang-orang yang syukur dan sabar. Dan barang siapa dalam masalah agamanya dia melihat kepada orang yang dibawahnya, dalam masalah keduniawian melihat kepada orang yang diatasnya, kemudian ia mengeluh atas sesuatu yang dia tidak memilikinya, Allah tidak mencatatnya ke dalam golongan orang-orang yang syukur dan sabar. (HR Turmudxi dan Ibu Umar).
Kebanyakan manusia sulit mensyukuri nikmat Allah. Sebaliknya mereka selalu mengeluh atas sesuatu yang menimpanya. Bahkan ketika mendapatkan anugerah atau rizqi malah mengeluh karena merasa kurang. Apalagi ketika mendapatkan ujian dan cobaan, mungkin kata-kata umpatan kepada Allah SWT sempat terucap atau terbersit dalam pikiran. Kata syukur sangat mudah diucapkan tetapi sulit untuk menjalankanna dengan tulus dan ihlas. Oleh sebab itu kita hendaknya senantiasa bersyukur terhadap apa yang kita terima dengan penuh kesabaran. Sebab dengan syukur dan sabar, maka hidup kita akan bahagia. Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur dan sabar. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.