BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ilmu praktek akuntansi merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis, tetapi dalam entitas nirlaba ilmu dan praktek akuntansi tidak begitu diperhatikan (Simanjuntak & Yeni, 2011). Entitas seperti badan amil zakat perlu menggunakan akuntansi, khususnya sistem informasi akuntansi (SIA) dalam operasionalnya. Hal ini karena badan amil zakat berperan sebagai pengumpul dan penyalur dana umat. Disamping itu, kemajuan teknologi membuat kebutuhan akan informasi semakin meningkat. Dalam pada itu, organisasi yang menggunakan kegiatan termasuk pengambilan keputusan secara terkoordinasi guna mencapai suatu tujuan tertentu (Widjajanto, 2001) Zakat sebagai salah satu rukun Islam, namun zakat tidaklah sama dengan donasi/sumbangan/shadaqah yang bersifat sukarela. Zakat merupakan suatu kewajiban muslim yang harus ditunaikan dan bukan merupakan hak, sehingga kita tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. (Nurhayati, 2014) Penelitian terdahulu oleh Widarti (2009) mengungkapkan bahwa sistem informasi akuntansi pada Badan Amil Zakat Kabupaten Malang belum diterapkan secara maksimal. Terbukti dari struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional pada fungsi penerimaan dan pencatatan dana masih belum terpisah secara jelas, karena masih ada tumpeng tindih wewenang dan fungsi. Sedangkan Setiaware (2013) menyatakan bahwa Dompet Dhuafa menggunakan
1
2
sistem akuntansi dana, yaitu memisahkan dana menurut sumber dan peruntukkannya. Kemudian membagi dana ziswaf sesuai dengan prinsip syari’ah. Dompet
Dhuafa
secara
berkala
membuat
laporan
keuangan
sebagai
pertanggungjawaban terhadap pengelolaan dana ziswaf dari masyarakat. Secara keseluruhan dari penerapan akuntansi yang dilakukan Dompet Dhuafa telah sesuai dengan PSAK 109 dari pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan. Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah lembaga resmi yang berkedudukan, fungsi, dan wewenang diatur secara gambling oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 14 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut, lembaga pengelolaan zakat terbagi menjadi dua kelompok. Pertama adalah Badan Amil Zakat (BAZ) yaitu lembaga yang melakukan pengelolaan zakat nasional, kedua Lembaga Amil Zakat (LAZ) yaitu lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Salah satu Lembaga Amil Zakat yang berada di Kabupaten Malang adalah Lembaga Amil Zakat Infaq Shodaqoh Muhammadiyah yang terletak di Jl. Raya Sengkaling 146 Dau Kabupaten Malang. Lembaga ini merupakan lembaga amil zakat milik pemerintah dan yang dipercaya oleh masyarakat Kota ataupun Kabupaten Malang untuk membayarkan kewajibannya sebagai umat Islam yaitu membayar zakat. Lembaga amil zakat merupakan entitas nirlaba yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No 38 tahun 1999. Aktifitasnya bergerak dalam bidang sosial
3
kemasyarakatan dan kegiatannya dilandaskan pada konsep amanah, konsep jamaah, etos menabung, dan konsultasi manajemen swadaya (Aslamiyah: 1998). Konsep amanah yang diterapkan pada badan amil zakat mengakibatkan badan harus mampu bertanggung jawab atas segala aktifitasnya kepada donator atau stakeholder. Aktifitas penerimaan dan penyaluran dana perlu disampaikan secara transparan dan akuntabel. Untuk menghasilkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana pada Badan amil zakat diperlukan serangkaian sistem pendukung fungsi akuntansi yang disebut dengan Sistem Informasi Akuntansi diharapkan dengan adanya sistem ini, lembaga zakat yang bersifat nirlaba memiliki kemampuan untuk: 1) menjaga harta milik organisasi, 2) memeriksa ketelitian dan kecermatan data akuntansi, 3) meningkatkan efisiensi, 4) mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi (Widjajanto, 2001). Dalam sistem informasi akuntansi mengandung prinsip akuntabilitas. Prinsip akuntabilitas menuntut dua hal yaitu 1) kemampuan
menjawab
(answerability),
2)
konsekuensi
(consequences).
Komponen pertama berhubungan dengan tuntutan bagi pihak manajemen untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana mereka menggunakan wewenang, kemana sumber daya telah dipergunakan, dan apa yang telah dicapai dengan menggunakan sumber daya tersebut. Fenomena lain yang terjadi adalah penelitian di bidang Sistem Informasi Akuntansi kurang memperhatikan pentingnya informasi untuk pengendalian menajemen dan bagian dari pengambilan keputusan (Granlund 2011). Penelitian ini juga sering menjadi penting dilakukan karena Sistem informasi Akuntansi
4
dapat digunakan ke semua jenis organisasi. Manfaat yang diberikan oleh sebuah sistem informasi tidak hanya berupa manfaar secara financial, tetapi juga nonfinancial, pengelola lembaga yang menggunakan sebuah sistem informasi dapat memperoleh manfaat financial berupa peningkatan efisiensi. Sedangkan manfaat non-financial yang diperoleh berupa peningkatan kinerja yang beraibat pada meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada pengurus masjid (Farhani, 2015). Begitu juga banyaknya kasus mengenai penyalahgunaan dana zakat oleh pimpinan badan amil zakat di beberapa kota di Indonesia salah satunya penyalahgunaan dana zakat yang dilakukan oleh Kepala Baitul Mal Aceh (www.kompasiana.com, 14 Januari 2014). Disisi lain kemsiskiskian adalah persolan yang sangat kompleks dan bersifat multidimensi tidak bisa diatasi hanya dengan pendekatan yang bersifat parsial melainkan harus menyeluruh dan komprehensif (www.pusat.baznas.go.id, 12 April 2015), tetapi sampai saat ini masih banyaknya orang-orang yang berhak menerima dana zakat namun mereka tidak merimananya dan juga masih banyaknya orang-orang miskin padahal seharusnya dengan adanya Badan Amil Zakat yang mengatur dana zakat para umat Islam dapat membantu perekonomian mereka. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena perlu adanya sebuah sistem informasi akuntansi yang dapat digunakan oleh lembaga amil zakat sebagai entitas keuangan non-laba. Hal tersebut merupakan langkah pencegahan atas potensi terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan dana masyarakat. Sehingga dengan adanya sistem informasi dan fungsi pengendalian yang efektif, kegiatan operasional lembaga dapat berjalan dengan
5
optimal. Maka dengan ini peneliti mengambil judul “EVALUASI PENERAPAN SISTEM
DAN
PENYALURAN
PROSEDUR DANA
ZAKAT
TERHADAP PADA
PENERIMAAN
LAZIS
DAN
MUHAMMADIYAH
KABUPATEN MALANG”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan sistem informasi penerimaan dan penyaluran dana zakat pada Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah Kabupaten Malang?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan diatas, maka tujuan dari penelitian ini untuk mendiskripsikan sistem informasi akuntansi penerimaan dan penyaluran dana zakat pada LAZISMU Kabupaten Malang.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau manfaat diantaranya : 1. Bagi Lembaga Amil Zakat a) Dapat dijadikan Bahan Pertimbangan bagi pengurus dalam menyusun kerangka sistem pengelolaan dan pencatatan zakat dimasa yang akan datang
6
b) Memberikan sumbangan pemikiran yang dapat bermanfaat bagi pengurus dalam mengatasi suatu permasalahan serta dapat memberikan sebuah keputusan yang bijkasana.. 2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan serta dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi para pembaca dan pihak-pihak yang memerlukannya. 3. Bagi penulis, untuk membandingkan antara teori yang diperolah selama kuliah dengan praktik yang terjadi dilapangan. Juga untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi mengenai fungsi penerimaan dan penyaluran dana zakat.