No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017
NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU FEBRUARI 2017 SEBESAR 100,02, NAIK 0,45 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Februari 2017 adalah sebesar 100,02, atau naik sebesar 0,45 persen dibanding Januari 2017 yang tercatat sebesar 99,57. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,74 persen dan naiknya indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,29 persen.
NTP tertinggi pada Februari 2017 masih terjadi di subsektor tanaman hortikultura yang mencapai 112,72 sedangkan NTP terendah terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat yang masih tetap bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 91,25. Kenaikan NTP disumbangkan oleh naiknya NTP pada 2 (dua) subsektor, yakni tertinggi masih tetap pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,47 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,28 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan, subsektor peternakan dan subsektor perikanan mengalami penurunan NTP masing-masing sebesar 0,05 persen, 0,63 dan sebesar 1,33 persen.
NTP Provinsi Maluku tanpa Subsektor Perikanan Februari 2017 sebesar 99,53 atau naik sebesar 0,67 persen dibanding Januari 2017 yang tercatat sebesar 98,87. Pada Februari 2017, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,24 persen, disumbangkan oleh semua kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks atau inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok perumahan sebesar 1,06 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,50 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,19 persen, kelompok transportasi dan komunikasi 0,18 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,16 persen, kelompok sandang sebesar 0,14 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,13 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Februari 2017 tercatat sebesar 119,67, naik sebesar 0,62 persen dibanding Januari 2017 yang tercatat sebesar 118,94.
1. Nilai Tukar Petani (It) Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi
Berita Resmi Statistik No. 02/03/81 Th. IX, 1 Maret 2017
1
maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor Februari 2017 (2012 = 100) Bulan
Persentase
Subsektor
Januari 2017
Februari 2017
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
124.45 142.02 114.20 130.67 131.76 132.81 126.51 126.55 125.92
124.78 144.28 116.25 130.10 130.36 131.30 125.66 127.49 127.14
0.27 1.60 1.79 -0.44 -1.06 -1.14 -0.67 0.74 0.97
2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
128.26 127.61 127.00 126.13 124.89 125.37 122.51 127.09 127.36
128.67 128.00 127.39 126.37 125.23 125.72 122.79 127.46 127.73
0.32 0.31 0.31 0.19 0.27 0.28 0.23 0.29 0.30
3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
97.03 111.29 89.92 103.60 105.50 105.94 103.27 99.57 98.87
96.98 112.72 91.25 102.95 104.10 104.44 102.33 100.02 99.53
-0.05 1.28 1.47 -0.63 -1.33 -1.41 -0.90 0.45 0.67
100.91 100.81
100.33 100.20
-0.58 -0.60
NASIONAL NASIONAL tanpa Ikan
Berita Resmi Statistik No. 02/03/81 Th. IX, 1 Maret 2017
2
Berdasarkan hasil pemantauan harga – harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Februari 2017, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen dibanding Januari 2017, atau naik dari 99,57 pada Januari 2017 menjadi 100,02 pada Februari 2017. Kenaikan NTP pada Februari 2017 disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen, sedangkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian justru mengalami peningkatan sebesar 0,29 persen. Kenaikan NTP disumbangkan oleh naiknya NTP pada 2 (dua) subsektor, yakni tertinggi masih tetap pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,47 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,28 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan, sub sektor peternakan dan subsektor perikanan mengalami penurunan NTP masing-masing sebesar 0,05 persen, 0,63 persen dan 1,33 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan pada Februari 2017 seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1 juga mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen dibanding Januari 2017 atau dari 99,87 pada Januari 2017 menjadi 99,53 pada Februari 2017. Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Februari 2017, maka NTP di Maluku pada Februari 2017 masih berada di bawah level NTP Nasional yang tercatat sebesar 100,33.
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Februari 2017 sebesar 127,49. Kenaikan It disumbangkan oleh naiknya It pada 3 (tiga) subsektor, yakni tertinggi masih tetap pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,79 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,60 persen dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,27 persen. Sedangkan subsektor peternakan dan subsektor perikanan mengalami penurunan It masing-masing sebesar 0,44 persen, dan sebesar 1,06 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Pada Februari 2017, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 127,46, naik 0,29 persen dibanding Januari 2017 yang tercatat sebesar 127,09. Peningkatan ini disebabkan naiknya Ib pada semua subsektor, yakni pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,32 persen, diikuti subsektor tanaman Berita Resmi Statistik No. 02/03/81 Th. IX, 1 Maret 2017
3
hortikultura dan tanaman perkebunan rakyat yang masing-masing sebesar 0,31 persen, kemudian subsektor perikanan sebesar 0,27 persen, serta subsektor peternakan sebesar 0,19 persen. 4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada Februari 2017, NTP-P mengalami penurunan sebesar 0,05 persen, walaupun terjadi peningkatan It sebesar 0,27 persen, namun peningkatan Ib lebih tinggi dari peningkatan It yang tercatat sebesar 0,32 persen . Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok palawija sebesar 1,48 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,25 persen serta indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,09 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada Februari 2017, NTP-H mengalami penurunan sebesar 1,27 persen dibanding Januari 2017, karena terjadi penurunan It sebesar 1,09 persen sedangkan Ib justru naik sebesar 0,19 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya indeks pada semua kelompok yakni kelompok sayur sayuran sebesar 2,11 persen, kelompok tanaman obat sebesar 1,19 dan kelompok buah- buahan sebesar 0,20 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT dan indeks BPPBM masingmasing sebesar 0,21 persen dan sebesar 0,04 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Februari 2017, NTP-R mengalami kembali mengalami penurunan sebesar 1,44 persen dibanding Januari 2017, karena terjadi penurunan It sebesar 1,22 persen, sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,22 persen. Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,22 persen. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,25 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,04 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada Februari 2017, NTP-T mengalami penurunan sebesar 0,88 persen dibanding Januari 2017, karena terjadi penurunan It sebesar 0,69 persen sedangkan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen.
Berita Resmi Statistik No. 02/03/81 Th. IX, 1 Maret 2017
4
Penurunan It disebabkan turunnya It pada semua kelompok di subsektor ini, yakni tertinggi pada kelompok unggas sebesar 1,21 persen, diikuti kelompok ternak besar sebesar 1,11 persen, kelompok ternak kecil sebesar 0,25 persen dan kelompok hasil ternak sebesar 0,09 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,20 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,16 persen. e. Subsektor Perikanan (NTP-NP) Pada Februari 2017, NTP-NP kembali mengalami peningkatan sebesar 0,22 persen dibanding Januari 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,51 persen lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,30 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 0,69 persen sedangkan kelompok budidaya turun sebesar 0,38 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,34 persen dan sebesar 0,19 persen. e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Pada Februari 2017, NTN naik sebesar 0,38 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 0,69 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,31 persen. e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada Februari 2017, NTPi turun sebesar 0,59 persen, terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,38 persen dibanding Januari 2017, sedangkan Ib justru naik sebesar 0,21 persen. Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks pada kelompok budidaya laut sebesar 0,38 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 0,35 persen sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,10 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya Februari 2017 (2012=100) Kelompok dan Sub Kelompok (1)
1. Tanaman Pangan (NTPP)
Bulan
Persentase
Januari 2017
Februari 2017
Perubahan
(2)
(3)
(4)
97.03
96.98
a. Indeks Diterima Petani - Padi
124.45 113.76
124.78 113.15
- Palawija b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura (NTPH) a. IndeksDiterimaPetani - Sayur-sayuran
128.69 128.26 132.11 105.70 111.29 142.02 153.87
129.40 128.67 132.57 105.83 112.72 144.28 155.22
Berita Resmi Statistik No. 02/03/81 Th. IX, 1 Maret 2017
-0.05 0.27 -0.54 0.55 0.32 0.35 0.12 1.28 1.60 0.88
5
- Buah-buahan - Tanaman Obat b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. IndeksDibayarPetani - IndeksKonsumsiRumahTangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan (NTPT) a. Indeks Diterima Petani - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan (NTNP) a. Indeks Diterima Petani - Penangkapan - Budidaya b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) a. Indeks Harga yang Diterima Petani - Penangkapan Laut b. Indeks Harga yang Dibayar Petani -Indeks Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) a. Indeks Harga yang Diterima Petani - Budidaya Air Tawar - Budidaya Laut b. Indeks Harga yang Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM
133.35 127.33 127.61 131.69 105.61 89.92 114.20 114.20 127.00 131.54 105.39 103.60 130.67 128.56 134.17 124.99 131.00 126.13 135.68 107.21 105.50 131.76 132.81 126.51 124.89 132.52 111.35 105.94 132.81 132.81 125.37 132.55 112.92 103.27 126.51 98.80 126.69 122.51 132.35 103.54
136.43 125.42 128.00 132.12 105.80 91.25 116.25 116.25 127.39 132.02 105.40 102.95 130.10 128.81 132.56 125.16 131.77 126.37 135.89 107.50 104.10 130.36 131.30 125.66 125.23 132.96 111.51 104.44 131.30 131.30 125.72 133.00 113.11 102.33 125.66 98.80 125.83 122.79 132.79 103.54
2.31 -1.50 0.31 0.33 0.17 1.47 1.79 1.79 0.31 0.36 0.01 -0.63 -0.44 0.19 -1.20 0.13 0.59 0.19 0.16 0.26 -1.33 -1.06 -1.14 -0.67 0.27 0.34 0.14 -1.41 -1.14 -1.14 0.28 0.34 0.17 -0.90 -0.67 0.00 -0.68 0.23 0.33 0.00
BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik No. 02/03/81 Th. IX, 1 Maret 2017
6
5. Inflasi Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Hasil survei harga yang dilakukan di 20 Pasar Tradisonal yang tersebar di 20 Kecamatan di daerah perdesaan Provinsi Maluku pada Februari 2017 menunjukan terjadi peningkatan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,24 persen. Peningkatan IKRT disumbangkan oleh semua kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok perumahan sebesar 1,06 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,50 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,19 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,18 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,16 persen, kelompok sandang sebesar 0,14 persen, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,13 persen. Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih tinggi dari angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,04 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku Februari 2017 (2012=100)
K e l o m p ok
Perubahan (%)
(1)
(2)
Bahan Makanan
0.19
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
0.13
Perumahan
1.06
Sandang
0.14
Kesehatan
0.50
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
0.16
Transportasi & Komunikasi
0.18
Umum / Gabungan
0,24
Nasional
0,04
Berita Resmi Statistik No. 02/03/81 Th. IX, 1 Maret 2017
7
6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Februari 2017 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 148,25, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 125,27, selanjutnya kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 122,96, kelompok sandang sebesar 121,40, kelompok perumahan sebesar 120,51, kelompok kesehatan sebesar 115,55, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 109,45. Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 ) Uraian
Januari 2017
Februari 2017
Inflasi/ Deflasi
(1)
(2)
(3)
(4)
Bahan Makanan
147.97
148.25
0.19
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
125.12
125.27
0.13
Transportasi dan Komunikasi
122.73
122.96
0.18
Sandang
121.23
121.40
0.14
Perumahan
119.25
120.51
1.06
Kesehatan
114.97
115.55
0.50
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
109.27
109.45
0.16
7. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,12 persen dibanding Januari 2017. Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka ada 4(empat) kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan terhadap peningkatan indeks BPPBM yaitu, tertinggi pada kelompok bibit sebesar 0,42 persen diikuti kelompok transportasi sebesar 0,21 persen, kelompok obat-obatan dan pupuk sebesar 0,18 persen dan kelompok penambahan barang modal sebesar 0,04 persen. Berita Resmi Statistik No. 02/03/81 Th. IX, 1 Maret 2017
8
Sedangkan kelompok sewa lahan, pajak dan lainnya menurun sebesar 0,01 persen, sementara kelompok upah buruh tani tidak mengalami perubahan dibanding Januari 2017. Data dalam Tabel 5 juga menunjukan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 114,92 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 102,02. Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada Februari 2017 ( 2012 = 100 ) Kelompok
Januari 2017
Februari 2017
Inflasi/Deflasi
(1)
(2)
(3)
(4)
BPPBM
106.40
106.53
0.12
Bibit
104.50
104.94
0.42
Obat-Obatan dan Pupuk
102.69
102.88
0.18
Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya
104.56
104.55
-0.01
Transportasi
114.68
114.92
0.21
Penambahan Barang Modal
108.55
108.59
0.04
Upah Buruh Tani
102.02
102.02
0.00
8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Data dalam Tabel 6 menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Februari 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen dibanding Januari 2017, yaitu dari 118,94 menjadi 119,67. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen dan indeks BPPBM meningkat sebesar 0,12 persen dibanding Januari 2017. Kenaikan NTUP pada Februari 2017 disebabkan naiknya NTUP pada 3 (tiga) subsektor, tertinggi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,78 persen, diikuti subsektor tanaman Berita Resmi Statistik No. 02/03/81 Th. IX, 1 Maret 2017
9
hortikultura sebesar 1,42 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,14 persen. Sedangkan subsektor peternakan dan perikanan mengalami penurunan NTUP masing-masing sebesar 0,70 persen dan sebesar 1,20 persen. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada Februari 2017 ( 2012 = 100 ) Subsektor (1)
Bulan
Perubahan
Januari 2017
Februari 2017
(%)
(2)
(3)
(4)
a. Tanaman Pangan
117.75
117.91
0.14
b. Hortikultura
134.47
136.38
1.42
c. Tanaman Perkebunan Rakyat
108.36
110.29
1.78
d. Peternakan
121.88
121.03
-0.70
e. Perikanan
118.33
116.91
-1.20
e.1. Perikanan Tangkap
117.62
116.09
-1.30
e.2. Perikanan Budidaya
122.19
121.37
-0.67
f. Gabungan
118.94
119.67
0.62
g. Gabungan Tanpa Ikan
119.01
120.02
0.85
NASIONAL
110.24
109.62
-0.56
NASIONAL Tanpa Ikan
110.08
109.43
-0.59
Berita Resmi Statistik No. 02/03/81 Th. IX, 1 Maret 2017
10
BPS PROVINSI MALUKU Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Jessica Eliziana Pupella Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail :
[email protected] Telepon: 0911-361319, 361320
Berita Resmi Statistik No. 02/03/81 Th. IX, 1 Maret 2017
11