SUMMARY AND1 SYAH PUTRA. Spatial Analysis of Land Use Pattern, Population Distribution and Some Socio-Economic Indicators of Bekasi Region. (ERNAN RUSTIADI, R. SUNSUN SAEFULHAKIM and DYAII RETNO PANUJU as Advisors). The growth or urban level in the suburban are caused by the migration of urban inhabitants to suburban area to find more affordable and comfortable residential areas.
Suburbanization is characterized by growth of population in
suburban areas as well as socio-economic activities.
Bogor-Tangerang-Bekasi
(Botabek) as the Jakarta's buffer area is a potential and strategic areas for urban activities. Bekasi region as a part of Botabek Region is located between two big provinces: West Java and Jakarta Provinces. Due to its well access condition to reach Jakarta city, Bekasi region is characterized by commuting phenomena to Jakarta city. The objectives of this research is to analyze the spatial pattern of land use, population distribution and some regional socio-economic regional indicators. The focus of the study is analyzing three years data: 1990, 1993 and 1996. Some quantitative techniques are employed, first, a descriptive spatial statistics (spatial mean) for analyzing the spatial shifts of land-base activities and some regional socioeconomic indicators, and second some multivariate analysis techniques, namely Principal Component Analysis, Cluster Analysis and Discriminat Function Analysis for determining regional typologi. Bekasi region has been experiencing a rapid growth of industrial and residential areas. The expansion of urban area in the suburban brings impacts to the establishment of new centers of economic activities that require large areas on strategic locations. The result of the study shows that urbanization process is always followed by conversion of the productive agricultural lands, especially rice field areas to other uses. Land conversion from agriculture to industry, setlement and other activities was very fast as well as regional economic growth. A dynamic mixed land use within the region is a reflection of a dynamic structure of economic growth.
The study also show that during the period of 1990-1996, rice field area tends to decrease, vice versa urban uses increase. Spatial mean of rice field and urban areas have moved farther from Jakarta city. The patterns of urban land distribution in Bekasi are particularly influenced more by the Bekasi's external factor that is the growth of Jakarta City rather than the internal factor of Bekasi itself. The rapid growth of the residential and other urban areas of the suburb areas is the response to the population growth and out-migration from Jakarta city. The spatial distribution of farmer household has been moving to be farther from Jakarta, in the contrary industry and service sector households have been becoming more concentrated in the nearest area to Jakarta City or in some wellaccess enclaved areas. The increase in performance of some socio-economic indicators of Bekasi and Jakarta regions are followed by the movement of population spatial mean to be closer toward Jakarta. The growth of Bekasi population indicates the rise of the spatial interaction within the metropolitan especially between center of the Jabotabek metropolitan and its surrounding areas. The study also shows that desa (villages) within Bekasi region can be classified into three type of spatial groups. The first type is villages with high population density, good public facilities and good social indicators compared to others regions. Most of industrial activities and residential areas are located in this subregions. It also can be seen that in this regional types, there are two concentration first, areas near to Jakarta border and second in urban sprawl along the toll-road. The second regional type is subregion predominated by dry-land and other non-agricultural activities. These regions are typical of transitional regions from predominated agricultural activities particularly rice field to non rice field and then become non-agriculture activities. The third regional type is the region with high intensity of agricultural activities whereas rice field areas is still dominanted the regions.
RINGKASAN AND1 SYAH PUTRA. Analisis Spasial Pola Penggunaan Lahan, Sebaran Penduduk dan Beberapa Indikator Sosial Ekonomi Wilayah Bekasi. (Di bawah Bimbingan ERNAN RUSTLADI, R. SUNSUN SAEFULHAKIM dan DYAH RETNO
PANUJU). Perkembangan penduduk perkotaan (urban) di wilayah pinggiran perkotaan (suburban) antara lain disebabkan perpindahan penduduk kota ke wilayah pinggiran yang mencari .tempat bermukim yang lebih nyaman dan terjangkau. Suburbanisasi merupakan proses berkembangnya wilayah pinggiran kota yang disertai dengan perubahan dan peningkatan aktifitas perekonomian.
Bogor-Tangerang-Bekasi
(Botabek) sebagai wilayah penyangga Jakarta merupakan pusat kegiatan yang potensial dan strategis.
Wilayah Bekasi sebagai salah satu bagiannya dirasakan
sangat strategis, dimana wilayahnya merupakan perbatasan langsung dua propinsi besar yaitu Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Akses yang sangat mudah menuju wilayah Jakarta membawa konsekuensi logis berupa limpahan jumlah penduduk yang tidak tertampung di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan perubahan pola spasial penggunaan lahan, struklur mata pencahanan dan sebaran penduduk dengan beberapa indikator sosial dan ekonomi wilayah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data Potensi Desa (Podes) Bekasi tahun 1990, 1993 dan 1996 dan data spasial untuk periode yang sama. Teknik analisis yang digunakan adalah perhitungan Spuliul Mean untuk memahami pergeseran spasial aktifitas dan berbagai indikator sosial ekonomi, Prl-7cipul Co~nponentAnu/)sis untuk ekstraksi profil utarna penggunaan lahan di Bekasi, Cluster Analysis untuk penentuan tipologi dan Uiscrirninant firnetion Analysis untuk ~nenetapkanpeubah penciri setiap tipologi. Wilayah
Bekasi
mengalami
perkembangan
yang pesat
dalam
ha1
perkembangan kawasan-kawasan industri dan perurnahan baik skala kecil maupun dalam skala besar. Perluasan wilayah urban di wilayah pinggiran kota (suburban) membawa dampak pada terbentuknya pusat-pusat kegiatan baru yang mernbutuhkan
lahan yang luas dan lokasi-lokasi yang strategs. Hasil studi menunjukkan bahwa di dalam proses suburbanisasi umumnya disertai proses alih guna lahan-lahan pertanian yang umumnya produktif khususnya sawah menjadi lahan-lahan aktifitas urban. Alih guna lahan pertanian menjadi industri, tempat tinggal dan kegiatan lainnya terjadi dengan pesat seiring dengan pesatnya pertumbuhan perekonomian wilayah. Pola penggunaan lahan yang bervariasi antar wilayah dan antar waktu ini rnempakan refleksi dari perkembangan struktur perekonomian wilayah. Hasil studi menunjukkan dari tahun 1990 hingga tahun 1996 luas lahan sawah cenderung tems mengalami penumnan. Sebaliknya penggunaaan lahan urban tems meningkat. Spatial mean untuk masing-masing penggunaaan lahan tersebut mengalami pergeseran yang semakin menjauhi arah Jakarta. Artinya penggunaaan lahan sawah menurun sementara penggunaan lahan urban terjadi peningkatan. Penggunaan lahan di Bekasi temyata lebih dipengamhi oleh faktor ekstemal yaitu faktor kota Jakarta dibandingkan oleh faktor internal Bekasi sendiri. Kebutuhan pemukiman yang berkembang pesat merupakan respon terhadap pertumbuhan penduduk yang semakin tidak tertarnpung di Jakarta dan mempakan imbas yang terjadi akibat proses urbanisasi yang terjadi di Jakarta. Penyebaran spasial rumah tangga tani lebih ke arah yang menjauhi kota Jakarta dan sebaliknya mmah tangga industri cenderung mengumpul pada daerah yang mendekatiherbatasan dengan Jakarta. Adanya kebijakan pengembangan untuk aktifitas industri lebih dikembangkan di wilayah sekeliling Jakarta, sementara untuk Jakarta sendiri lebih terkonsentrasi pada aktitifitas jasa. Begitu juga rumah tangga yang bekerja pada sektor jasa masih terpusat pada wilayah-wilayah yang berdekatan dengan kota Jakarta, walaupun sedikit sudah bergerak ke arah ineningggalkan Jakarta. Sementara rumah tangga non pertanian sudah bergerak ke arah menjauhi kota Jakarta walaupun masih dalam besaran relatif kecil. Meningkatnya beberapa keragaan indikator sosial ekonomi Wilayah Bekasi dan Jakarta cenderung diiringi dengan pergeseran spatial mean penduduk menuju arah Jakarta. Se~nakin ineningkatnya jumlah
penduduk
wilayah Bekasi ~nengindikasikan semakin
meningkatnya intensitas interaksi yang terjadi terutama dari dan ke pusat kegiatan Metropolitan Jakarta. Hasil studi juga menunjukkan bahwa di wilayah Bekasi dapat dibagi menjadi tiga tipologi pengelompokan spasial wilayah. Tipologi wilayah yang pertama yaitu wilayah-wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, memiliki fasilitas sosial dan umum yang relatif lebih baik dibandingkan wilayah yang lainnya dan ini lnempakan kelompok wilayah urban yang lebih berkembang dibandingkan kedua kelompok laimya. Kegiatan industri dan permukiman banyak terdapat pada wilayah tersebut. Tipologi wilayah ini tersebar dalam dua pola penyebaran yang berbeda yakni dikawasan yang berdekatan dengan batas kota Jakarta dan kelompok lainnya tersebar di sepanjang jalan tol. Tipologi kelompok wilayah kedua dapat dikategorikan sebagai wilayah yang ineiniliki lahan kering dan kegiatan non pertanian lainnya serta merupakan wilayah peralihan dari aktifitas pertanian, khususnya sawah menjadi aktifitas nonsawah serta menjadi kegiatan non pertanian. Tipologi kelompok ketiga merupakan wilayahwilayah yang aktifitas pertaniannya masih tinggi dan penggunaan lahan sawahnya dominan.
ANALISIS SPASIAL POLA PENGGUNAAN LAHAN, SEBARAN PENDUDUK DAN BEBERAPA INDIKATOR SOSIAL EKONOMI WILAYAH BEKASI
Oleh : Andi Syah Putra A04495057
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUD1 ILMU TANAH S-1 JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000
Judul
Penelitian
:
ANALISIS SPASIAL POLA PENGGUNAAN LAHAN, SEBARAN PENDUDUK DAN BEBERAPA INDIKATOR SOSIAL EKONOMI WILAYAH BEKASI
Nama Mahasiswa
: Andi Syah Putra
Nomor Pokok
: A04495057
Menyetujui,
NIP. 131 879 339
Pembimbing I11
Pembimbing I1
\
-
Dr. Ir. H.R.Sunsun Saefulhakim. M.Apr. NIP. 131 622 690
Tanggal Lulus : 13 Desember 2000
Ir. Dyah Retno Panuiu NIP. 132 158 766
RIWAYAT NIDUP
Andi Syah Putra dilahirkan di Binjai, Sumatera Utara pada
tanggal 1 April 1976 dari keluarga Bapak I-I. D.iurni'in dan Ibu Hj. Rusinern. Pada tahun 1982 penulis memulai pendidikan dasar di SD Ahmad Yani Binjai dan selesai pada tahun 1988. Penulis tnemulai pendidikan rnenegah pertalna di SMP Negeri 2 Binjai dan lulus tahun 1991. Pada tahun 1994 penulis lulus dari SMA Negeri I Binjai. Barulah pada tahun 1995 penulis diterima ~nenjadimahasiswa IPB rnelalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Selama menjadi inahasiswa penulis terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan, diantaranya Badan Penyrus Pusat Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (BPP ISMPI) periode 1997-1999. Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah DasarDasar Perencanaan dan Pengembangangan Wilayah.