Peran Guru dalam … (Rizka Nurrahmawati) 963
PERAN GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR SPESIFIK KELAS III DI SEKOLAH DASAR NEGERI GADINGAN KULON PROGO THE ROLE OF TEACHER IN BAHASA INDONESIA LEARNING FOR STUDENT WITH LEARNING DISABILITIES OF GRADE III AT SEKOLAH DASAR NEGERI GADINGAN KULON PROGO Oleh: Rizka Nurrahmawati, Pendidikan Luar Biasa, 11103244029
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa berkesulitan belajar spesifik kelas III di SD Negeri Gadingan Kulon Progo. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, waktu, cara, dan member check. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan model analisis Milles & Huberman dengan cara reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (1) guru sebagai informator saat materi membaca, paragraf yang dibaca yaitu 10 paragraf dan tidak sesuai dengan kemampuan siswa, (2) guru sebagai administrator, tidak ada akomodasi kurikulum dalam aspek membaca dan menulis, (3) guru sebagai motivator dapat membangkitkan semangat siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan membaca dan menulis agar tidak lagi tinggal kelas, (4) guru sebagai inovator,menggunakan metode praktek saat materi menulis, penggunaan media pengeras suara saat materi membaca, dan penerapan peer tutor, (5) guru sebagai pengarah, membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan membaca dan menulis dengan mengikuti jalannya diskusi, (6) guru sebagai fasilitator, menyediakan kipas angin dan tempat hasil karya tulis siswa, (7) guru sebagai evaluator, menilai dari proses, sikap, dan hasil akhir siswa, dan (8) partisipasi siswa dalam menyampaikan pendapat lebih pasif atau diam. Kata kunci: peran guru, pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa berkesulitan belajar spesifik. Abstrac This study aimed to describe the role of the teacher in Bahasa Indonesia learning for students with learning disabilities of grade III at SD Negeri Gadingan Kulon Progo. Research approach was qualitative approach with descriptive research. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The validity test of the data using triangulation sources, when, how, and member check. Data were analyzed use analytical models Milles & Huberman by reduction of the data, data presentation, and draw conclusions. The results showed that the role of teachers in Bahasa Indonesia learning (1) teachers as informator current reading material, a paragraph which read that 10 paragraph and do not match the capabilities of students, (2) the teacher as an administrator, no accommodation curriculum in aspects of reading and writing, (3) the teacher as motivator can encourage students to further enhance the ability to read and write to no longer live class, (4) the teacher as an innovator, using the current practice of writing material, the use of media loudspeaker during reading materials, and application of peer tutor, (5) the teacher as a director, making the students more involved in reading and writing to follow the discussion, (6) the teacher as a facilitator, providing the fan and the written works of students, (7) teachers as evaluators, judging from the process, the attitude, and the final result of students, and (8) students participation in presented their opinions more passive or silent. Keywords: the role of the teacher, Bahasa Indonesia learning, students with learning disabilities.
964 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 9 Tahun 2016
dapat dikategorikan ke dalam kelompok
PENDAHULUAN Sekolah dalam berbagai jenis dan
individu berkesulitan belajar spesifik. Siswa
tingkatan memiliki beberapa anak didik yang
dengan
berkesulitan belajar. Gorman C dalam Majalah
mengalami keterlambatan dalam satu aspek
Time
2003
tertentu saja misalnya membaca, sedangkan
mengemukakan sekitar 10% - 20% anak usia
dalam aspek lain seperti berhitung dan
sekolah dasar mengalami kesulitan membaca
keterampilan tidak mengalami keterlambatan.
(Pujaningsih,
yang
Siswa berkesulitan belajar spesifik disebabkan
cenderung
oleh masalah yang dialami otak dalam
banyak terjadi di tingkat Sekolah Dasar (SD)
menerima, memproses, menganalisis, dan
seperti yang telah diungkapkan oleh Syaiful
menyimpan informasi.
tertanggal
31
2006:
mengalami
Agustus
85).
kesulitan
Siswa
belajar
kesulitan
belajar
spesifik
hanya
Bahri Djamarah (2008: 233). Berkesulitan
Pemahaman guru yang kurang dalam
belajar itu sendiri memiliki dua pemahaman
mengenal karakteristik siswa berkesulitan
yang berbeda, dapat berupa siswa dengan
belajar spesifik berpengaruh pada perannya
hambatan belajar atau biasa disebut dengan
sebagai guru dalam menyampaikan informasi,
siswa tunagrahita dan siswa berkesulitan
mengatur jalannya kegiatan pembelajaran,
belajar spesifik.
membuat administrasi, dan evaluasi. Guru
Siswa berkesulitan belajar spesifik disalahartikan sekolah
oleh
dasar
tunagrahita
guru
secara khusus sifat, bakat atau pembawaan,
sebagai
siswa
minat, kebutuhan, dan pribadi masing-masing
Kenyataannya
bahwa
sebagian
inklusi
ringan.
harus mengenal diri siswanya, mengetahui
besar
anak didiknya.
siswa berkesulitan belajar spesifik sangat jauh
Berdasarkan observasi yang dilakukan
berbeda dengan siswa tunagrahita. Siswa
oleh peneliti di kelas III SD Negeri Gadingan
tunagrahita memiliki IQ di bawah rata-rata
Kulon Progo, terdapat siswa yang mengalami
dan sebaliknya, siswa berkesulitan belajar
kesulitan belajar membaca dan menulis.
spesifik memiliki IQ rata-rata bahkan di atas
Karakteristik pada siswa kesulitan belajar
rata-rata seperti yang dikemukakan oleh
membaca
Martini Jamaris (2014: 10) bahwa individu
pengalihan kata seperti pada kata kearah
yang mengalami kesulitan belajar karena
menjadi kereng, sudah menjadi sungah dan
disebabkan
mental,
sedang, dan komentar menjadi komedan.
ketunarunguan, kebutaan, cacat fisik, dan
Siswa AH dengan kesulitan belajar menulis
kelainan emosi serta kelainan perilaku tidak
melakukan penghilangan konsonan rangkap
oleh
retardasi
yaitu,
siswa
AT
melakukan
Peran Guru dalam … (Rizka Nurrahmawati) 965
ng di akhir kata, dan menghilangkan vokal a
pembelajaran di kelas dan pendampingan oleh
di
guru pendamping khusus.
akhir
kata.
Melihat
masing-masing
karakteristik siswa yang berbeda di atas,
Berdasarkan permasalahan dari hasil
membuat peran guru dalam kegiatan membaca
pengamatan tersebut, peneliti tertarik untuk
dan menulis di kelas menjadi sangat penting.
melakukan penelitian mengenai peran guru
Siswa berkesulitan belajar spesifik
dalam kegiatan membaca dan menulis yang
masih banyak hambatan dalam kegiatan
memiliki siswa berkesulitan belajar spesifik
pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya
dalam kelas reguler. Penelitian ini dilakukan
dalam aspek membaca dan menulis. Hambatan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran-
dari dalam diri siswa yang terlihat di dalam
peran guru dalam kegiatan pembelajaran
kelas yakni kegiatan belajar siswa yang pasif,
Bahasa Indonesia aspek membaca dan menulis
sehingga siswa cenderung sibuk dengan
kelas III di SD Negeri Gadingan Kulon Progo.
kegiatannya sendiri tanpa memperhatikan
Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah
penjelasan dari guru kelas. Ketidakmampuan
untuk mendeskripsikan peran guru dalam
siswa dalam mengejar ketertinggalan dalam
kegiatan
kegiatan membaca dan menulis memberikan
aspek membaca dan menulis bagi siswa
dampak terhadap siswa itu sendiri yakni tidak
berkesulitan belajar spesifik kelas III di SD
adanya
Negeri Gadingan Kulon Progo.
semangat
belajar
baik
dalam
pembelajaran
Bahasa
Indonesia
memperhatikan penjelasan guru maupun saat mengerjakan tugas yang diberikan.
METODE PENELITIAN
Hambatan dari guru kelas menurut
Jenis Penelitian
wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu,
Pendekatan yang digunakan dalam
pemahaman guru kelas mengenai siswa
penelitian yakni pendekatan kualitatif dengan
berkesulitan belajar spesfik yang kurang. Hal
jenis penelitian deskriptif.
ini membuat guru kelas menyebut siswa berkesulitan belajar spesifik sama dengan siswa reguler lainnya. Guru menganggap siswa berkesulitan belajar spesifik hanya mengalami lamban belajar karena sempat tidak naik kelas dan tidak masuk dalam daftar anak
berkebutuhan
penanganan
spesial
khusus dalam
yang
perlu
kegiatan
Tempat dan SettingPenelitian Tempat
yang
digunakan
untuk
penelitian yaitu SD Negeri Gadigan Kulon Progo dan setting berada di ruang kelas III SD Negeri Gadingan Kulon Progo. Siswa tetap pada tempat duduk seperti pada kegiatan pembelajaran biasa.
966 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 9 Tahun 2016
Dalam penelitian ini observasi dilakukan
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan
untuk mengungkap, mengumpulkan data, dan
yakni bulan Januari 2016 dengan pengambilan
mendapatkan informasi mengenai peran guru
data dilakukan pada saat pembelajaran bahasa
dan partisipasi siswa berkesulitan belajar
Indonesia di kelas III serta dilakukan sebanyak
spesifik dalam kegiatan pembelajaran bahasa
8 kali pertemuan.
Indonesia pada siswa berkesulitan belajar spesifik kelas III SD Negeri Gadingan Kulon
Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan seorang
Progo. Teknik wawancara digunakan untuk
guru kelas III dan dua siswa berkesulitan belajar spesifik kelas III SD Negeri Gadingan
mencari data yang lebih akurat baik data yang diperoleh dari guru maupun siswa berkesulitan
Kulon Progo.
belajar spesifik. Teknik wawancara yang Teknik Pengumpulan Data
digunakan oleh peneliti yaitu wawancara
Teknik pengumpulan data menurut
terstruktur. Peneliti melakukan wawancara
Suharsimi Arikunto (2006: 225-231) terdiri
dengan terlebih dahulu menyiapkan instrumen
dari beberapa teknik, antara lain penggunaan
penelitian
tes,
angket,
tertulis sebagai pedoman yang alternatif
penggunaan metode interviu atau wawancara,
jawabannya pun telah disiapkan (Sugiyono,
penggunaan
dan
2014: 138). Wawancara dilakukan untuk
penggunaan metode dokumentasi. Penelitian
mengungkap data-data tentang pelaksanaan
ini
teknik
pembelajaran Bahasa Indonesia dan peran
lain
teknik
guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
wawancara,
dan
penggunaan
kuisioner
metode
menggunakan
pengumpulan observasi,
data, teknik
atau
observasi,
beberapa antara
dokumentasi.
Pada
berupa
penelitian
ini,
pertanyaan-pertanyaan
peneliti
melakukan
wawancara terhadap guru kelas III secara
Teknik observasi yang dipakai oleh
mendalam
sebagai
informan
dengan
peneliti yaitu observasi non-partisipan dengan
mengajukan pertanyaan lisan mengenai proses
tidak terlibat langsung dalam kegiatan subjek
pelaksanaan kegiatan pembelajaran Bahasa
di kelas, peneliti hanya mengamati, mencatat,
Indonesia pada siswa berkesulitan belajar
menganalisa,
spesifik.
dan
selanjutnya
membuat
kesimpulan tentang peran guru dan partisipasi
Selain
data
dari
observasi
dan
mencari
data
siswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa
wawancara,
Indonesia dalam aspek membaca dan menulis.
pendukung lain berupa dokumen yang relevan
peneliti
juga
Peran Guru dalam … (Rizka Nurrahmawati) 967
dengan
data
yang
dibutuhkan
peneliti.
b. Partisipasi
siswa
belajar
pembelajaran
Bahasa
Dokumen tersebut berupa foto kegiatan
spesifik
pembelajaran Bahasa Indonesia dan arsip-
Indonesia.
arsip hasil kerja siswa berkesulitan belajar
kemauan siswa untuk bertanya saat sesi
spesifik.
tanya jawab atau saat proses pembelajaran
Untuk
menjamin
keaslian
dari
dalam
berkesulitan
Partisipasi
dalam
bentuk
dokumentasi ini, peneliti juga berusaha untuk
sedang
berlangsung,
mengkomunikasikan dokumen yang telah
dalam
mengikuti
diperoleh dengan pihak-pihak terkait.
mengajar di kelas Bahasa Indonesia, dan
Menurut Sugiyono (2010: 222), dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen
peneliti
sendiri
yang
bertindak sebagai instrumen penelitian dalam penelitian
ini.
dikembangkan
Jenis dalam
instrumen
yang
penelitian
yakni
panduan observasi dan panduan wawancara. Panduan observasi digunakan untuk mencatat peristiwa dan semua hal yang berhubungan dengan fokus penelitian yakni peran guru kelas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III. Dalam penelitian ini, panduan
observasi
digunakan
untuk
besar. Panduan wawancara dalam penelitian
pembelajaran
Indonesia, meliputi; 1) Materi pembelajaran 2) Metode pembelajaran 3) Media pembelajaran
ini memuat garis besar masalah yang menjadi pegangan wawancara. Panduan wawancara dalam
penelitian
ini
pertanyaan-pertanyaan
berisi yang
tentang berkaitan
dengan: a. Pelaksanaan
pembelajaran
Bahasa
Indonesia, meliputi; 1) Tujuan pembelajaran 2) Materi pembelajaran 3) Metode pembelajaran 4) Media pembelajaran 5) Kegiatan pembelajaran
mengumpulkan data mengenai: a. Pelaksanaan
belajar
baik kelompok kecil maupun kelompok
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Dengan maka
kegiatan
siswa
partisipasi siswa saat kegiatan diskusi
Pengembangan Instrumen Penelitian
demikian,
perhatian
Bahasa
6) Evaluasi pembelajaran. b. Partisipasi spesifik
siswa dalam
berkesulitan
belajar
pembelajaran
Bahasa
Indonesia. Teknik Analisis Data
4) Kegiatan pembelajaran
Dalam proses analisis data, peneliti
5) Evaluasi pembelajaran.
menggunakan analisis data kualitatif model Milles dan Huberman. Adapun langkah-
968 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 9 Tahun 2016
langkah analisis data yang digunakan sebagai
memahami apa yang terjadi, merencanakan
berikut (Sugiyono, 2010: 244): (1) Reduction
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
(reduksi data), reduksi data dalam penelitian
dipahami.
ini memfokuskan pada peran guru dalam
(3)
Conclusion
drawing
pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa
verification
berkesulitan
Dalam
kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian ini
melakukan reduksi data, peneliti berpedoman
diambil dari hasil analisis data di lapangan,
pada tujuan utama dalam penelitian yakni
berusaha menggambarkan peran guru dalam
untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran
pembelajaran bahasa Indonesia kelas III SD
guru
Negeri
kelas
belajar
dalam
spesifik.
pembelajaran
bahasa
(kesimpulan),
atau
Gadingan
penarikan
Kulonprogo.
Indonesia bagi siswa berkesulitan belajar
merumuskan
spesifik.
memverifikasi hasil data yang diperoleh
Sehingga, peneliti merangkum semua
dilapangan.
kesimpulan
Peneliti
Kesimpulan
kemudian
diambil
setelah
kegiatan inti yang terjadi baik proses kegiatan
menyatukan dan merangkum semua data
pembelajaran maupun pernyataan-pernyataan
lapangan kemudian menyajikannya menjadi
yang didapatkan dari hasil wawancara oleh
data yang mudah dipahami.
guru yang bersangkutan agar memberikan gambaran yang jelas mengenai peran guru
HASIL PENELITIAN DAN
kelas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
PEMBAHASAN
bagi siswa berkesulitan belajar spesifik kelas III SD Negeri Gadingan Kulonprogo.
Penelitian ini mengungkapkan peran guru
(2) Display (penyajian data), penyajian
kelas
dalam
pembelajaran
Bahasa
Indonesia. Peran-peran guru kelas tersebut
data dapat dilakukan dalam bentuk tabel,
adalah
grafik, phie card, pictogram, dan sejenisnya.
organisator atau administrator, motivator,
Dalam penelitian ini penyajian data mengenai
inisiator atau inovator, pengarah atau direktor,
peran
fasilitator, dan evaluator.
guru
dalam
pembelajaran
bahasa
Indonesia bagi siswa berkesulitan belajar spesifik
disajikan
dalam
bentuk
peran
guru
sebagai
informator,
Peran guru sebagai informator, guru
naratif.
mencari cerita dari internet sebagai sumber
Peneliti menyusun, mengorganisasikan, dan
belajar untuk materi menulis isi cerita dengan
mengatur pola hubungan data yang diperoleh
kata-kata sendiri. Guru membacakan cerita
setelah melakukan reduksi data. Penyajian
tersebut, siswa diminta mendengarkan dan
data dilakukan agar memudahkan untuk
menyimak isi cerita tersebut. Selanjutnya,
Peran Guru dalam … (Rizka Nurrahmawati) 969
siswa menulis cerita dengan kata-kata sendiri
kurikulum dan RPP yang sama dengan siswa
sesuai dengan yang guru bacakan. Pada materi
reguler lainnya adalah karena siswa AH dan
menulis, siswa berkesulitan belajar tidak mau
AT tidak termasuk dalam daftar siswa
menulis tugas yang guru berikan. Hal ini
berkebutuhan khusus. Hal ini berbeda seperti
karena siswa tidak diberi salinan cerita yang
yang dikemukakan oleh Budiyanto (2009: 19)
juga berlaku untuk semua siswa reguler
yaitu menyusun program pembelajaran dengan
sebagai sumber belajar dalam menulis cerita.
kurikulum modifikasi bersama-sama dengan
Pada saat siswa sudah mulai menulis, siswa
guru pendamping khusus.
hanya menulis 2 kalimat dan selebihnya siswa hanya
bermain
dan
menolak
untuk
melanjutkan menulis cerita.
Peran guru sebagai motivator lebih banyak memberikan nasehat-nasehat pada siswa berkesulitan belajar spesifik untuk lebih
Mencermati pendapat Syaiful Bahri
giat belajar terlebih dalam membaca untuk
Djamarah (2005: 43) bahwa guru hendaknya
siswa AT dan menulis untuk siswa AH, serta
dapat memberikan informasi perkembangan
konsekuensi jika tidak rajin belajar di rumah
ilmu
selain
yakni tidak naik ke kelas IV. Guru kelas
sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata
menjelaskan pada siswa mengenai akibat yang
pelajaran yang telah diprogramkan dalam
akan didapat oleh siswa karena tidak rajin dan
kurikulum. Informator yang baik adalah guru
fokus dalam belajar baik di kelas maupun di
yang mengerti kebutuhan anak didik dan
rumah. Nasihat untuk siswa dengan kesulitan
mengabdi untuk anak didik. Dengan kata lain,
membaca dan menulis hampir sama, yaitu
meskipun guru belum memberikan materi
meminta kedua siswa untuk lebih rajin berlatih
yang disesuaikan dengan siswa berkesulitan
membaca dan menulis di rumah. Merujuk
belajar, guru memberikan informasi mengenai
pada pendapat yang dikemukakan oleh Oemar
materi pelajaran dengan penyampaian yang
Hamalik (2013: 54) bahwa guru sebagai
menarik semangat belajar siswa.
motivator
pengetahuan
dan
teknologi,
Peran guru sebagai organisator atau
adalah
untuk
meningkatkan
semangat dan gairah belajar yang tinggi.
administrator. Guru menggunakan Kurikulum
Peran guru sebagai inovator, guru
2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
berinovasi saat pembelajaran dengan materi
Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang
ciri-ciri watak dan fisik orang dengan metode
digunakan untuk siswa berkesulitan belajar
yang digunakan adalah praktek untuk menilai
spesifik sama dengan siswa reguler lainnya.
watak dan fisik salah satu teman yang dipilih
Dari wawancara yang dilakukan, penggunaan
dan dibaca di depan kelas. Bagi siswa AT
970 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 9 Tahun 2016
tidak ada masalah, karena siswa tinggal
mengenai jalannya kegiatan belajar mengajar
menulis
dapat
dilakukan saat siswa berkesulitan belajar
membaca tulisan sendiri di depan kelas
spesifik tidak memperhatikan materi yang
meskipun masih dieja. Berbeda halnya dengan
diberikan seperti bermain sendiri dengan alat
siswa AH yang tidak menulis sama sekali dan
tulis, berbicara dengan teman sebangku, dan
saat mendapat giliran untuk membacakan hasil
melamun.
ciri-ciri
siswa
lain
dan
pekerjaan, siswa menjawab belum menulis.
Peran
guru
sebagai
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Oemar
hendaknya
Hamalik (2013: 54) bahwa guru sebagai
memungkinkan kemudahan belajar anak didik,
inovator harus memiliki kemauan belajar yang
membuat
cukup tinggi untuk menambah pengetahuan
menyenangkan,
dan keterampilan sebagai guru sehingga dapat
kegiatan
menghasilkan
yang
menyenangkan bagi anak didik (Syaiful Bahri
mutu
Djamarah, 2005: 43). Nampak bahwa guru
bermanfaat
inovasi-inovasi untuk
meningkatkan
pembelajaran di kelas. Peran
menyediakan
fasilitator
lingkungan
yang
belajar
sehingga
belajar
fasilitas
yang
akan
tercipta
mengajar
yang
menyediakan fasilitas yang dapat digunakan
guru
pengarah
oleh seluruh siswa baik siswa reguler maupun
mengatur jalannya kegiatan belajar mengajar
siswa berkesulitan belajar spesifik. Fasilitas
secara penuh, baik dalam memilih materi,
tersebut yakni kipas angin dan tempat untuk
metode,
dan
meletakkan hasil karya siswa. Hasil karya
proses
yang dimaksud yaitu dalam kegiatan menulis
pembelajaran sesuai dengan beberapa hal yang
identitas diri dengan membuat media yang
perlu
berisi foto diri beserta deskripsi identitas.
media
melibatkan
yang
siswa
diperhatikan
kegiatan
sebagai
digunakan,
aktif
dalam
pembelajaran.
dalam
melaksanakan pada
Peran guru yang terakhir yaitu sebagai
pendapat Muhibbin Syah (2002: 253) bahwa
evaluator. Bentuk evaluasi yang diberikan
guru dengan rekan-rekan seprofesinya, namun
oleh guru adalah evaluasi harian. Bentuk soal,
tetap menyelesaikan tugasnya secara mandiri.
jumlah soal, cara pemberian nilai, dan nilai
Demokratis
rata-rata yang digunakan mengikuti siswa
disini
Merujuk
mengandung
makna
memperhatikan persamaan hak dan kewajiban
reguler.
semua
yang
intonasi, siswa diminta membaca dengan
diperlihatkan oleh guru kelas saat kegiatan
intonasi yang tepat secara satu persatu, apabila
pembelajaran agar pelajaran menjadi menarik.
intonasi belum tepat, siswa harus mengulang
Melibatkan siswa untuk berdiskusi membahas
sampai intonasi benar. Guru melakukan
orang.
Sikap
demokratis
Soal
materi
membaca
dengan
Peran Guru dalam … (Rizka Nurrahmawati) 971
perannya sebagai evaluator salah satunya
rata-rata memerlukan materi dan sumber
yakni memberikan penilaian disetiap akhir
belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan
materi. Pada materi membaca dengan intonasi,
dan kemampuannya.
siswa diminta membaca beberapa paragraf dengan intonasi dan pelafalan yang benar.
SIMPULAN DAN SARAN
Pada materi menulis, siswa diminta meringkas
Simpulan
dan menuliskan isi cerita dengan kata-kata
Berdasarkan
penelitian
dan
sendiri sesuai isi cerita. Hal ini seperti yang
pembahasan yang telah dilakukan mengenai
dikemukakan oleh Gagne yang dikutip dari
peran guru dalam kegiatan pembelajaran
Muhibbin Syah (2002: 250) bahwa fungsi
Bahasa Indonesia pada siswa berkesulitan
guru
siswa
belajar spesifik kelas III di Sekolah Dasar
menghendaki untuk senantiasa mengikuti
Negeri Gadingan Kulon Progo, diperoleh
perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar
kesimpulan
atau kinerja akademik siswa dalam kurun
informator saat materi menulis, guru tidak
waktu pembelajaran.
membagikan salinan cerita untuk siswa agar
penilaian
hasil
belajar
bahwa
peran
guru
sebagai
Partisipasi atau keikutsertaan kedua
dibaca kembali dan dapat menyalin isi cerita
siswa berkesulitan belajar spesifik dalam
tersebut. Peran guru sebagai organisator atau
kegiatan diskusi baik diskusi kelompok kecil
administrator yaitu tidak ada akomodasi dalam
maupun diskusi kelompok besar juga berbeda.
kurikulum bagi siswa berkesulitan belajar
Bagi
spesifik khususnya aspek membaca dan
siswa
AT,
partisipasi
dalam
menyampaikan pendapat lebih pasif atau diam.
Meskipun
demikian,
siswa
menulis.
AT
Peran guru sebagai motivator yaitu
terkadang berpendapat ketika diminta oleh
guru dapat membangkitkan semangat siswa
guru kelas. Berbeda hal dengan AT, siswa AH
untuk
aktif dalam kegiatan diskusi kelompok besar.
membaca dan menulis agar tidak lagi tinggal
Hal ini nampak saat kegiatan menilai watak
kelas. Peran guru sebagai inisiator yaitu
dan fisik teman, menulis dengan EYD yang
menggunakan metode praktek saat materi
benar di papan tulis, dan saat memahami isi
menulis
cerita yang guru bacakan di depan kelas.
penggunaan media pengeras suara saat materi
Melihat hasil penelitian di atas, Sari Rudiyati
membaca nyaring, dan penerapan peer tutor
(2016: 18) menjelaskan bahwa siswa dengan
saat kegiatan membaca dan menulis. Peran
kemampuan akademik yang jauh di bawah
guru sebagai pengarah yaitu membuat siswa
lebih
ciri
meningkatkan
fisik
dan
kemampuan
watak
teman,
972 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 9 Tahun 2016
lebih aktif dalam kegiatan membaca dan
kondisi peserta didik untuk meningkatkan
menulis dengan mengikuti jalannya diskusi.
kinerja guru dan mutu pembelajaran.
Peran
guru
sebagai
fasilitator
menyediakan fasilitas kipas angin agar kondisi
Daftar Pustaka
ruangan saat pembelajaran Bahasa Indonesia
Budiyono, dkk. (2009). Modul Pelatihan Pendidikan Inklusi. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
setelah jam istirahat tidak panas, dan tempat hasil karya siswa dalam materi menulis identitas diri. Peran guru sebagai evaluator tidak hanya menilai siswa dari hasil akhir, melainkan dari proses dan sikap siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Partisipasi siswa berkesulitan belajar membaca dan menulis dalam menyampaikan pendapat lebih pasif atau diam. Meskipun demikian, siswa terkadang berpendapat ketika diminta oleh guru kelas. Saran Guru hendaknya selalu berupaya untuk mengembangkan
potensi
dirinya
dengan
menambah pengetahuan mengenai peranperan guru dalam kegiatan pembelajaran, dan diharapkan
dapat
lebih
karakteristik,
kebutuhan
dan
memahami kemampuan
belajar setiap siswa berkesulitan belajar spesifik agar peran guru dapat berjalan dan kegiatan pembelajaran tepat sasaran. Pihak
kepala
sekolah
hendaknya
membuat pertemuan antara guru dengan para ahli
agar
menambah
wawasan
dan
pengetahuan mengenai siswa berkebutuhan khusus, sehingga dapat menentukan kegiatan pembelajaran
yang
disesuaikan
dengan
Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. (2013). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pujaningsih. (2006). Penanganan Anak Berkesulitan Belajar: Sebuah Pendekatan Kolaborasi dengan Orang Tua. Jurnal Pendidikan Khusus Vol.2, November 2006. UNY. Sari Rudiyati. (2016). Panduan Penerapan Akomodasi dan Modifikasi Pembelajaran pada Anak Learning Disabilities. Yogyakarta: PLB UNY Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatf dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.