The Knowledge of Primipara’s Mothers about Navel’s Treatment in Birth’s Room in Immanuel Hospital - Bandung. Saur Mian Sinaga Stikes Immanuel Bandung Abstract Based on Indonesia’s Health Demography Survey in 2007, the number of children’s death was still high that is 34 out of 1000 life birth, some of it because of tetanus. Reducing the number will need a good , proper and effective health service of navel. Primipara’s are who just women who just gave birth of their first child, having difficulties in caring the navel because lock of knowledge and information about it. This phenomenon lead of the reseach. The purpose is to get description about those women’s knowledge in caring the navel which consist of caring concepts, equipment preparation, process and evaluation. This reseach using quantitatif description method with Purpose Sampling technique for about 37 participants. They filled the questionary consist of 20 questions. The results are some of their having good knowledge ( 166.22 % ), most having average knowledge ( 16.16 % ) and the rest are lock of it ( 21.62 % ). Based on the result, the hospital suggested to give more information and training about the best way in open navel’s treament without alkohol 70 % to primipara’s mothers who are going home with their baby’s. Keyword
A.
: Primipara Mothers, Knowledge, Navel’s Treatment.
PENDAHULUAN Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) memperkirakan, terdapat 289.000 kasus tetanus neonatorum per tahun di dunia dan menyebabkan kematian pada 215.000 bayi yang sebagian besar kasus ini terjadi di negara-negara tropis Asia dan Afrika. ( Nani Dharmasetiawani, 2009 ). Penyebab tingginya AKB yang berusia kurang dari satu tahun di Indonesia secara langsung di sebabkan oleh empat macam penyakit yaitu ; Difteri, Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B, penyakit ini harus di hindari oleh balita ( Lia D., Gloria Cyber Ministries, 2004 ). Kematian anak di bawah usia satu tahun di Indonesia sangat tinggi, menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI, 2007 ) angka kematian bayi sebesar 34/1000 kelahiran hidup, angka kematian ini tertinggi di negara-negara Asean, target mendatang turun 17/1000 kelahiran tahun 2015. Sepanjang tahun 2008, sebanyak 59.847 bayi yang lahir di Bandung, dari jumlah tersebut 37 bayi meninggal dunia yang penyebabnya antara lain akibat menderita Tetanus. ( Suhardiman, 2009). Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Immanuel – Bandung dalam kurun waktu tiga tahun terakhir hanya ada satu pasien bayi yang datang ke Rumah Sakit Immanuel - Bandung di rawat dengan menderita Tetanus Neonatorum. ( Data Peristi, 2009 ).Harapan Menteri Kesehatan bagi semua jajaran Kota dan Kabupaten dapat meningkatkan perhatian terhadap status kesehatan terutama dalam usaha penurunan angka kematian ibu dan anak, sesuai tema Hari Kesehatan Nasional yang ke 44 tahun 2008 yaitu, " Rakyat Sehat Kualitas Bangsa Meningkat ".
Jurnal Kesehatan Kartika
54
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan (morbilitas) dan angka kematian (mortalita ) adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang efektif pada bayi baru lahir salah satunya dengan memberikan perawatan tali pusat yang baik dan benar. Ibu primipara yang datang ke Rumah Sakit Immanuel - Bandung terdiri dari berbagai kalangan dengan pendidikan beraneka ragam, SD, SMP, SMA, AKADEMI dan Perguruan Tinggi dari hasil studi pendahuluan di peroleh jumlah kunjungan ibu primipara ke ruang bersalin periode bulan Juli 2009 sampai dengan bulan Oktober 2009, yaitu 232 ibu primipara, dengan rata-rata perbulan 58 ibu primipara ( laporan rekapan tahun 2010 ) Hasil wawancara dari 10 responden ibu primipara dengan latar belakang pendidikan lulusan SMA, yang sedang di rawat di ruang bersalin Rumah Sakit Immanuel - Bandung, saat hamil melakukan pemeriksaan rutin di bidan dan dokter, mereka katakan belum tahu cara merawat tali pusat dan belum pernah mendapatkan informasi tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar dari petugas kesehatan, buku kesehatan, majalah ataupun dari internet/media elektronik, mereka hanya mengetahui dari pengalaman orang tua dan saudara yang pernah melahirkan dan merawat tali pusat dengan metode lama, tali pusat di balut oleh kassa alkohol dan di ganti setiap hari. B.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu merupakan suatu penelitian yang di maksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan ( Arikunto, 2006 ), sebagaimana yang telah di kemukakan dalam tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi pengetahuan ibu primipara tentang perawatan tali pusat dan alasan untuk mengetahui fenomena apa yang terjadi pada ibu primipara tentang perawatan tali pusat, apakah sudah mengetahui cara merawat tali pusat yang tepat dan benar, meliputi ; persiapan alat, pelaksanaan dan evaluasi tentang perawatan tali pusat.
C.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pengetahuan ibu primipara tentang perawatan tali pusat di ruang bersalin RS Immanuel - Bandung. Pengetahuan ibu primipara dalam penelitian ini meliputi ; konsep perawatan tali pusat, persiapan alat perawatan tali pusat, pelaksanaan perawatan tali pusat dan evaluasi perawatan tali pusat. Gambaran hasil penelitian secara keseluruhan pengetahuan ibu primipara dari ke empat aspek tersebut tentang perawatan tali pusat adalah : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Perawatan Tali Pusat. Pengetahuan Responden Frekuensi Presentase ( % ) Baik 6 16,22 Cukup 23 62,16 Kurang 8 21,62 Jumlah 37 100
Jurnal Kesehatan Kartika
55
Pada Tabel 1 menunjukkan gambaran secara keseluruhan pengetahuan responden tentang perawatan tali pusat dimana sebagian kecil ibu primipara yang berpengetahuan Baik (16,22 %), sebagian besar yang berpengetahuan Cukup ( 62,16 % ) sedang yang berpengetahuan Kurang (21,62 %), seimbang dengan yang pengetahuan berkategori Baik. Setelah dilakukan penelitian pada 37 ibu primipara di ruang bersalin Rumah Sakit Immanuel - Bandung di dapatkan secara umum pengetahuan ibu primipara tentang perawatan tali pusat, sedikit dari responden (16,21 %.) memiliki tingkat pengetahuan Baik, sebanding dengan responden ( 21,62 %) memiliki tingkat pengetahuan Kurang dan sebagian besar ( 62,16 %) memiliki tingkat pengetahuan Cukup tentang Pengetahuan Perawatan Tali Pusat. Tingkat pengetahuan yang di ukur dalam penelitian ini meliputi ; mengetahui, memahami dan mengaplikasikannya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu ; indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ( Notoatmodjo, 2005 ). Tingkat pengetahuan yang bervariasi dari baik, cukup dan kurang ini sangat di pengaruhi oleh pengalaman, baik langsung atau tidak langsung, juga dari segi pendidikan, keyakinan, fasilitas dan sosial-budaya. Pengetahuan dapat di peroleh melalui pendidikan formal pada tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi termasuk di dalamnya intra-kulikuler dan ekstra-kulikuler, pengetahuan juga di dapat dari orang lain lewat panca indranya baik langsung maupun tidak langsung, melalui alat-alat media cetak atau elektronik. Pengalaman yang di peroleh dari pengalaman sendiri maupun dari orang lain dapat memperluas pengetahuan seseorang, untuk ibu primipara yang waktu hamil memeriksakan kehamilannya di klinik kehamilan atau sarana kesehatan lainnya mereka seharusnya mendapatkan pengetahuan tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar. Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum orang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan, wawasan dan daya nalar yang lebih luas jika dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Hal ini dapat dilihat pada ibu primipara yang datang ke ruang bersalin Rumah Sakit Immanuel - Bandung, sebagian besar berpendidikan tingkat SMA dan hanya beberapa lulusan SD, SMP dan Sarjana, sehingga penyuluhan atau informasi maupun saran-saran yang diberikan tentang arti dan cara perawatan tali pusat, cara penerimaannyapun berbeda-beda ; untuk lulusan SMA dan Sarjana akan lebih mudah dalam memahami dan mengerti suatu informasi yang diterimanya. 2. Tingkat Pengetahuan ibu primipara tentang perawatan tali pusat di ruang bersalin RS Immanuel Tabel 2. Proporsi Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Konsep Perawatan Tali Pusat Kategori Jumlah Responden ( orang ) Presentase( % ) Baik 18 48,7 Cukup 17 45,9 Kurang 2 5,4 Jumlah 37 100
Jurnal Kesehatan Kartika
56
Dari Tabel 2 di atas didapatkan 48,70 % ibu primipara memiliki tingkat pengetahuan Baik, sebesar 45,90 % ibu primipara memiliki pengetahuan yang Cukup dan 5,40 % adalah ibu primipara yang memiliki pengetahuan Kurang tentang Konsep Perawatan Tali Pusat. Konsep Perawatan Tali Pusat meliputi, maksud dari perawatan tali pusat yaitu memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir, tujuannya untuk mencegah terjadinya infeksi dengan mempertahankan tali pusat selalu bersih dan kering sehingga kondisi tali pusat membaik yaitu mengkerut dan menghitam, kemudian terlepas dengan sendirinya secara spontan. Pengetahuan responden tentang konsep perawatan tali pusat dengan kategori Baik presentasenya cukup besar bahkan sebanding dengan kategori Cukup, kondisi ini karena di dukung oleh beberapa faktor sosial budaya antara lain, hubungan keluarga, keaktifan dalam organisasi dan lingkungan, tetapi pengaruh terbesar pada tingkat pendidikan, sebagian besar responden adalah lulusan SMA dan beberapa Sarjana yang tentunya mempunyai wawasan cukup serta mudah untuk memahami dan mengerti apa bila mendapatkan/diberikan penjelasan ataupun informasi tentang maksud dan tujuan dari perawatan tali pusat. Untuk kategori Cukup presentasenya sebanding dengan kategori Baik, pada kategori ini tingkat pendidikan sebagian besar adalah lulusan SMA dan beberapa Sarjana, tetapi kurang mendapatkan informasi tentang cara merawat tali pusat yang benar, hanya mendapat pengalaman dari orang lain yaitu orang tua dan saudara ataupun dari teman yang sudah pernah melahirkan dan mempunyai pengalaman dalam merawat bayi.Pada kategori Kurang presentasenya cukup kecil, kondisi ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rendah serta kurangnya keingin tahuan tentang cara merawat bayi secara umum. Tabel 3. Proporsi Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Persiapan Alat Perawatan Tali Pusat Jumlah Responden ( orang ) Presentase (%) Kategori Baik 10 27,0 Cukup 22 59,5 Kurang 5 13,5 Jumlah 37 100 Dari Tabel 3. di atas di dapatkan 27,0 % ibu primipara memiliki tingkat pengetahuan yang Baik dan 59,5 % ibu primipara memiliki tingkat pengetahuan yang Cukup dalam pemahaman Persiapan Alat Perawatan Tali Pusat, sedang 13,5 % ibu primipara yang memiliki tingkat pengetahuan yang Kurang. Persiapan Alat Perawatan Tali Pusat yang terdiri dari, waslap, kassa kering steril, kain kering dan bersih, air matang hangat ( DTT ) dan sabun, perlengkapan pakaian bayi serta meja atau tempat tidur khusus untuk bayi.
Jurnal Kesehatan Kartika
57
Pengetahuan responden tentang persiapan alat perawatan tali pusat dengan kategori Baik hanya mencapai sepertiga dari jumlah responden, jika dibandingkan dengan kategori Cukup yang mencapai lebih dari setengah jumlah responden, pada tingkat ini pemikiran pengetahuan para responden tentang persiapan alat perawatan tali pusat mudah dipahaminya karena cara dan persiapan alat perawatan ini tidak jauh berbeda dengan persiapan peralatan perawatan lainnya ( tidak hanya perawatan tali pusat ), juga ditunjang dengan tingkat pendidikan yang cukup ( lulusan SMA dan beberapa Sarjana ) dan sebagian mendapat informasi tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar. Untuk kategori Kurang jumlahnya kecil karena beberapa dari responden dengan tingkat pendidikan yang minim serta kurang dalam menganalisa suatu informasi ataupun kurang/tidak mendapatkan informasi tentang alat-alat yang harus di pakai untuk merawat tali pusat, mereka hanya mendapat pengalaman dari orang lain yaitu dari orang tua atau saudaranya yang masih menggunakan cara lama yaitu memakai kassa alkohol dan sebagian besar responden belum mengetahui larutan yang di pakai untuk mencuci tali pusat itu air matang hangat ( DTT ) dan sabun demikian juga dalam penggunaan popok yang harusnya di lipat dibawah pusat, masih di lipat di atas pusat. Tabel 4. Proporsi Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Pelaksanaan Perawatan Tali Pusat Kategori Jumlah Responden (orang) Presentase (%) Baik 5 13,5 Cukup 22 59,5 Kurang 10 27,0 Jumlah 37 100 Dari Tabel 4. di atas di dapatkan 13,5 % ibu primipara yang memiliki tingkat pengetahuan yang Baik dan 59,5 % ibu primipara memiliki tingkat pengetahuan yang Cukup dalam memahami Pelaksanaan Perawatan Tali Pusat sedang 27,0 % ibu primipara yang memiliki tingkat pengetahuan yang Kurang. Cara merawat tali pusat yaitu sebelum dan sesudah merawat tali pusat cuci tangan yang bersih pakai sabun dengan air mengalir, jika puntung tali pusat kotor cuci secara hati-hati dengan air matang (DTT) dan sabun. Keringkan secara seksama dengan kain bersih. Jangan membungkus tali pusat ataupun mengoleskan bahan ramuan apapun ke puntung tali pusat. (Departeman Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2005 Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. ). Tingkat pengetahuan responden tentang pelaksanaan perawatan tali pusat dengan kategori Cukup adalah yang terbanyak dalam tingkat pemikiran ini. Segi pendidikan responden yang sebagian besar adalah lulusan SMA dan beberapa Sarjana, mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam konteks ini karena diperlukan wawasan yang cukup, informasi atau pengalaman dari orang lain tentang cara merawat tali pusat yang baik dan benar dapat diterapkan dalam
Jurnal Kesehatan Kartika
58
melaksanakan perawatan tali pusat, pada kategori Baik hanya sebagian kecil yang memahami pemikiran pelaksanaan perawatan tasli pusat Untuk kategori Kurang yang meskipun tingkat pendidikannya sebagian besar lulusan SMA dan beberapa Sarjana tetapi pengalaman merawat bayi khususnya merawat tali pusat, karena pertama kali melahirkan dan kurang mendapatkan informasi tentang cara merawat tali pusat yang benar, hanya mendapat pengalaman dari orang lain yaitu orang tua dan saudara yang punya pengalaman yang masih menggunakan cara lama yaitu dengan memakai oles bethadin dan balut kassa alkohol, apalagi sebagian besar responden belum mengetahui bila puntung tali pusat kotor harus di cuci secara hati-hati dengan air matang (DTT) dan sabun kemudian keringkan secara seksama dengan kain bersih lalu biarkan tali pusat tanpa di bungkus, ada beberapa ibu primipara yang merasa ngeri melihat talipusat dan bingung untuk merawatnya, pada saat mengisi angket ibu juga mengatakan akan mengisi menurut pemikiran dan pengalaman yang di lihat dan di berikan oleh orang lain. Tabel 5. Proporsi Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Evaluasi Perawatan Tali Pusat. Kategori Jumlah Responden (orang) Presentase (%) Baik 15 40,5 Cukup 20 54,1 Kurang 2 5,4 Jumlah 37 100 Dari Tabel 5 di atas di dapatkan 40,5 % ibu primipara memiliki tingkat pengetahuan yang Baik dan 54,1 % ibu primipara memiliki tingkat pengetahuan yang Cukup untuk mengevaluasiperawatan tali pusat sedang 5,4 % ibu primipara yang memiliki tingkat pengetahuan yang Kurang tentang Evaluasi Perawatan Tali Pusat. Evaluasi setelah di lakukan perawatan tali pusat meliputi : Apakah alat-alat ganti balut sudah di bereskan dan ibu sudah mencuci tangan yang bersih memakai sabun dengan air yang mengalir, apakah ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat seperti pada pangkal tali pusat merah,tali pusat basah,bernanah dan bau , bagaimana kondisi bayi bila terkena infeksi tali pusat dan kapan tali pusat harus di rawat kembali,yang harus perhatikan apakah tali pusat sudah puput atau belum. Pengetahuan responden tentang evaluasi setelah perawatan tali pusat dengan kategori Cukup lebih dari setengah dari jumlah responden tetapi untuk kategori Baik hanya dibawah setengah jumlah responden, untuk kriteria ini tingkat pendidikan kurang berperan karena hal utama adalah faktor pengalaman dan sosial budaya dimana kebiasaan dan kedisiplinan memegang peran penting pada sub-variabel pengetahuan ini, sebagian besar mereka tidak tahu jika kapan harus di lakukan perawatan tali pusat yang mereka jawab kebanyakan tiap
Jurnal Kesehatan Kartika
59
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Pengetahuan ibu primipara tentang perawatan tali pusat sebagian kecil di kategorikan Baik (16,21 %), sebagian besar di kategorikan Cukup (62,16. %) dan sebagian di kategorikan Kurang (21,62 %), hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman, baik langsung atau tidak langsung, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas dan sosial budaya b. Kesimpulan hasil penelitian pada 37 orang ibu primipara mengenai pengetahuan ibu primipara tentang perawatan tali pusat untuk masing-masing sub variabel sebagai berikut c. Sub-variabel pengetahuan ibu primipara tentang perawatan tali pusat di ruang bersalin Rumah Sakit Immanuel - Bandung. ( Konsep Perawatan Tali Pusat ), sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan Baik, sebagian kecil Cukup dan sedikit memiliki pengetahuan Kurang. Kategori Baik cukup besar karena di dukung oleh beberapa faktor sosial budaya dan lingkungan, tingkat pendidikan, mempunyai wawasan cukup serta mudah untuk memahami dan mengerti apabila mendapatkan/diberikan penjelasan ataupun informasi tentang maksud dan tujuan dari perawatan tali pusat, kategori Cukup responden kurang mendapatkan informasi tentang cara merawat tali pusat yang benar,. kategori Kurang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rendah serta kurangnya keingin-tahuan tentang cara merawat bayi secara umum. d. Sub-variabel pengetahuan ibu primipara tentang perawatan tali pusat di ruang bersalin Rumah Sakit Immanuel - Bandung. ( Persiapan Alat Perawatan Tali Pusat ), sebagian kecil memiliki tingkat pengetahuan Baik, sebagian besar Cukup dan sedikit memiliki pengetahuan Kurang. Kategori Baik jumlahnya sedikit karena di pengaruhi tingkat pendidikan yang cukup ( lulusan SMA dan beberapa Sarjana ) mampu dalam menganalisa sesuatu juga dapat mengolah informasi tentang perawatan tali pusat secara baik dan benar, tetapi sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan yang cukup dan dalam menganalisa sesuatu informasi lebih mengutamakan pengalaman dan insting ataupun kurang/tidak mendapatkan informasi tentang alat-alat yang harus di pakai untuk merawat tali pusat. e. Sub-variabel pengetahuan ibu primipara tentang perawatan tali pusat ruang bersalin Rumah Sakit Immanuel - Bandung. ( Pelaksanaan Perawatan Tali Pusat ), sedikit responden memiliki tingkat pengetahuan Baik, sebagian besar Cukup dan sebagian kecil Kurang. f. Kondisi ini di pengaruhi oleh pendidikan responden yang sebagian besar adalah lulusan SMA dan beberapa Sarjana, lebih condong pada kebiasaan/sosial budaya dan sebagian responden kurang mendapatkan informasi tentang cara merawat tali pusat yang benar, seperti cara perawatan tali pusat, menurut SOP. Rumah Sakit Immanuel, yang mengacu kepada Asuhan Persalinan Normal Depkes RI. g. Sub-variabel pengetahuan ibu primipara tentang perawatan tali pusat di ruang bersalin Rumah Sakit Immanuel - Bandung. ( Evaluasi Perawatan Tali Pusat ), sebagian kecil respoden mempunyai tingkat pengetahuan Baik, sebagian besar Cukup dan sedikit berpengetahuan Kurang, karena sebagian besar lulusan SMA dan beberapa Sarjana tetapi belum berpengalaman dalam merawat tali pusat dan kurang mendapat informasi tentang apa saja
Jurnal Kesehatan Kartika
60
yang harus di perhatikan pada saat perawatan tali pusat serta minimnya rasa keingin-tahuan pada masalah kesehatan. 2. Saran a. Bagi Rumah Sakit Immanuel Bandung. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh tim kesehatan Rumah Sakit Immanuel - Bandung untuk menentukan strategi penyuluhan, yang pada saat ini masih kurang berfokus pada perawatan tali pusat, mereka lebih banyak melakukan penyuluhan tentang kesehatan yang lain, sehingga ibu primipara kurang mendapatkan informasi tentang perawatan tali pusat yang tepat dan benar, baik saat pemeriksaan kehamilan maupun dalam perawatan setelah melahirkan, dengan ini di harapkan perawat maternitas atau bidan ataupun dokter dapat memberikan penyuluhan dan melatih ibu primipara tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar sesuai dengan Standar Prosedur Oprasional Rumah Sakit Immanuel yang mengacu ke Asuhan Persalinan Normal Depkes-RI., meliputi ; cara menyiapkan alat, pelaksanaan dan mengevaluasi tentang perawatan tali pusat, sebelum ibu primipara dan bayinya pulang, sehingga mereka dapat mengaplikasikan di rumah masing-masing. b. Bagi Keperawatan. Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi Keperawatan, khususnya perawat maternitas/bidan sebagai bahan program kerja dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan klien primipara tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar dengan mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, serta kemampuan tenaga asuhan keperawatan melalui pelatihan-pelatihan tentang perawatan anak yang berfokus pada perawatan tali pusat yang baik dan benar dan bukan hanya mengerti secara teori saja tetapi juga dapat mempraktekkannya. c. Bagi Peneliti Selanjutnya. Hasil penelitian ini sebagai data awal bagi peneliti selanjutnya dengan hasil penelitian pengetahuan responden yang sebagian besar berkategori Cukup pada ibu primipara tentang perawatan tali pusat, di sarankan untuk melakukan penelitian lebih luas lagi yang terkait dengan pengetahuan ibu primipara tentang perawatan tali pusat di ruang bersalin Rumah Sakit Immanuel - Bandung, misalkan dengan melakukan penelitian tentang sikap dan prilaku ibu primipara tentang perawatan tali pusat.
Jurnal Kesehatan Kartika
61
DAFTAR PUSTAKA Alimul, A. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. _______ (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Arikunto, S. ( 2006 ). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta : PT. Rineka Cipta Bagirul Hegar, (2009). http://www.ykai.net., di kutip tanggal 13 November 2009. Bobak, I. M. ( 2005 ). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC. Cunningham, F.Gery, et.al. ( 2006 ). Obstetri Williams. Ed. 21 .vol 1. Edisi 21 Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Departeman Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2004. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Dhesiana,(2009).http://dhesiana.wordpress.com, Domain Pendidikan Menurut Benyamin Bloom.,di akses tanggal 13 November 2009. Lia, D. ( 2004 ). Penatalaksanaan Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat di Ruang Bersalin RS. Ujung Berung. Bandung : Skripsi Unpad. Notoatmodjo, S. ( 2007 ). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineka Cipta. _____________ ( 2005 ). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta. _____________ ( 2005 ). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Nursalam, ( 2003 ). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakatra : Salemba Medika. Salmah, Dkk., ( 2006 ). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC. Satyanegara, S. ( 2004 ). Panduan Lengkap Perawatan Untuk Bayi dan Balita. Jakarta : EGC. Sodikin, ( 2009 ). Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta : EGC.
Jurnal Kesehatan Kartika
62
Sugiono, ( 2004 ). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : PT. Alfabeta. Suhardiman, (2009). , http://www.klik.galamedia.com., di akses tanggal 13 November 2009 Varney, Helen. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi IV. Jakarta : EGC. Verals, S. (2003). Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medika. WHO, ( 2007 ). Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan Untuk Dokter , Perawat dan Bidan. Jakarta : EGC.
Jurnal Kesehatan Kartika
63