PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERAJINAN KULIT BERMOTIF WAYANG (tatah sungging) DI KABUPATEN BANTUL Ayu Kirana Sawitri Email :
[email protected] Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata di kawasan Asia Pasifik yang banyak diminati oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Hal ini terbukti dengan makin bertambahnya arus wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang datang ke Yogyakarta dari tahun ke tahunnya. Perkembangan ini ternyata membuka peluang bagi industri pariwisata untuk lebih berkembang dan menjadi produk andalan yang diharapkan mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja serta mampu mendatagkan devisa bagi Negara. Kunjungan wisatawan ke pulau Yogyakarta berdampak juga pada sektor-sektor yang lain, diantaranya adalah industri kerajinan kulit motif wayang yang merupakan produk andalan Yogyakarta dan sudah memiliki pasar sampai ke luar negeri. Agar kelanjutan pemasaran kerajinan kulit motif wayang dapat terus berjalan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan konsumen luar negeri, maka analisis faktor-faktor lingkungan dan marketing mix yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian wisatawan mancanegara terhadap produk kulit motif wayang merupakan salah satu cara untuk memenuhi keberhasilan pemasaranya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) faktor yang dipertimbangkan dalam keputusan pembelian produk kulit motif wayang di Kabupaten Bantul; (2) untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam keputusan pembelian produk kulit motif wayang di Kabupaten Bantul. Lokasi penelitian ditetapkan di wilayah Kabupaten Bantul pada sentra perkampungan industeri kerajinan kulit motif wayang di desa Panggungharjo Sewon, Bangunjiwo Kasihan, dan Wukisari Imogiri Kabupaten Bantul. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, alat analisa yang digunakan adalah regresi linear berganda dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukan, dengan analisis regresi linier berganda diketahui faktor budaya kelas sosial, produk, dan kondisi fisik bernilai positif dengan nilai berturut-turut 2.577, 0.215, 0.187 dan 0.275 sedangkan faktor harga, promosi, dan distribusi bernilai negatif dengan berturut-turut nilai -0.166, -0.190, dan -0.275, ini menandakan bahwa faktor budaya, kelas sosial, produk dan kondisi fisik memiliki pengaruh yang paling dominan diantara faktor lainya. Pada koefisien determinasi diketahui bahwa nilai RSquare adalah 0.265, ini menunjukan bahwa 26.50 % keputusan pembelian konsumen atas produk kulit motif wayang dipengaruhi oleh variabel lingkungan (budaya, kelas social) dan marketing mix (produk, harga, promosi, distribusi, dan kondisi fisik) sedangkan sisanya adalah 73.5% dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, keputusan pembelian konsumen pada produk kulit motif wayang tidak hanya ditentukan oleh variabel-variabel tersebut, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Kata Kunci : Marketing Mix, Keputusan Pembelian
The Influences of Environmental Factors and Marketing Mix to The Purchasing Decision on Products Leather Puppet Motif (tatah sungging) in Bantul District. ABSTRACT Yogyakarta is one of the tourists destination in Asia Pacific region in great demand by foreign and domestic people. This is cause by the evidenced that the increasing flow of foreign tourists and increasing the domestic tourists who come to Yogyakarta from year to year. This development was opened up the opportunities for the tourism industry to further develop and become a mainstay product, which is expected to provide employment and able to absorb labor and foreign exchange for country. Yogyakarta tourist visits to the island also have the impact to the other sectors, including industrial leather puppet motif which is a flagship product of Yogyakarta and already has reached the foreign market. To be continued marketing of leather puppet motif can run, especially to fulfill the needs of foreign consumers, then the analysis and the environmental factors that affect the marketing mix in the purchase decision of foreign tourists to the puppet motif leather products is one way to meet the succeed. This study aims to determine: (1) the factors that considered in product purchasing decisions leather puppet motif in Bantul district, (2) to determine the most dominant factor in product purchasing decisions leather puppet motif in Bantul district. Research locations specified in the district of Bantul, the township center of industry leather puppet motif in the village Panggungharjo Sewon, Bangunjiwo Poor, and Wukisari Imogiri Bantul regency. Determination of the sample in this study is using accidental sampling method that based on the coincidence of sampling techniques; analytical tools used were multiple linear regression and coefficient of determination The result of this study shows with multiple linear regression analysis of the factors known to social class culture, products, and physical condition that are positive with consecutive values 2577, 0215, 0187 and 0275 whereas the factor of price, promotion, and distribution of negative values with consecutive values - 0166, -0190, and -0275, that these all indicates that cultural factors, social class, physical condition of the product and have the most dominant effect among the other factors. On the coefficient of determination is known that the value of RSquare 0265, shows that 26.50% of consumer purchasing decisions on products leather puppet motif are influenced by the environmental variables (culture, social class) and the marketing mix (product, price, promotion, distribution, and physical condition) whereas the remaining 73.5% is influenced by other factors. In other words, consumers' purchasing decisions in the puppet motif leather products are not only determined by these variables, yet influenced by other factors. Keyword : Marketing mix, Purchasing Decision
PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini semakin meningkat sejalan dengan perkembangan teknologi dan kemajuan zaman. Keberadaan suatu bisnis di tengah – tengah masyarakat menjadi semakin penting, sehingga persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan – perusahaan pada saat ini semakin ketat. Pertumbuhan ekonomi yang semacam ini mengakibatkan banyak perusahan yang berdiri melakukan persaingan dengan menghasilkan barang yang berkualitas baik dan mempunyai suatu keunikan atau ciri khas tertentu untuk membedakan dengan para pesaingnya. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan karena memiliki beraneka ragam produk – produk kerajinan dengan ciri khas Jawa tersebut. Selain itu, daerah ini menjadi salah satu kawasan di Asia Pasifik yang banyak diminati oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Untuk menghadapi tuntutan pariwisata ini, pemerintah dan masyarakat Yogyakarta telah mengembangkan industri kecil dan menengah yang berasal dari kebudayaan dan adat istiadat daerah Yogyakarta. Salah satunya adalah industri Kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) yang merupakan produk ciri khas Pulau Jawa dan sudah memiliki pasar sampai ke luar negeri. Sehubungan dengan itu, maka banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor-faktor yang berasal dari lingkungan intern dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan ekstern. Menurut Swasth Basu dan Handoko Hani (2000 : 58) menyatakan bahwa faktor-faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu: Kebudayaan (cultur) dan kebudayaan khusus (sub culture), kelas social (social class), kelompok – kelompok sosial (social group) dan kelompok referensi (Reference Group) dan Keluarga (family). Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku sesorang karena budaya tumbuh dalam suatu masyarakat sejak kecil. Pengertian budaya itu sendiri adalah kumpulan nilai – nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya (Philip Kotler, 1997). Setiap masyarakat mempunyai budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku pembelian bervariasi amat besar, oleh karenanya pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan. Asumsi pokok yang mendasari konsep pemasaran adalah perusahaan harus menentukan kebutuhan dan keinginan berbagai target pasar tertentu dan memberikan kepuasan yang diinginkan lebih baik daripada pesaing (Schiffman dan Kanuk, 2007). Pemasaran biasanya dihadapkan kepada masalah produk, harga, distribusi, promosi yaitu berapa dan bagaimana bauran tersebut ditetapkan, hal ini supaya tujuan yang diinginkan dapat tercapai. disamping masalah tersebut biasanya masalah yang lain yaitu tentang keputusan pembelian konsumen. Menurut Buchari (2004) keputusan pembelian merupakan tindakan konsumen membeli suatu produk atau suatu barang yang disediakan oleh sebuah toko. Para pembeli dipengaruhi oleh informasi mengenai produk, harga, lokasi, dan promosi serta dengan mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal, kemudian konsumen mengelola segala informasi tersebut dan diambilah kesimpulan berupa respon untuk membeli. Agar kelanjutan pemasaran kerajinan wayang kulit ini dapat terus berjalan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan konsumen luar negeri, maka analisis perilaku
konsumen merupakan salah satu cara untuk memenuhi keberhasilan pemasarannya. Berdasarkan latar belakang diatas, motivasi utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan dan marketing mix terhadap keputusan pembelian kerajinan kulit bermotif wayang (tatah sungging) Di Kabupaten Bantul. Rumusan Masalah Berdasarkan motivasi penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka perumusan masalah yang dibahas yaitu : 1. Faktor lingkungan dan marketing mix apa saja yang dipertimbangkan wisatawan mancanegara di Kabupaten Bantul dalam pengambilan keputusan pembelian kerajinan kulit bermotif wayang (tatah sungging) ? 2. Faktor manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian produk kulit bermotif wayang (tatah sungging) pada toko kerajinan (art shop) wayang kulit di Kabupaten Bantul? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan dan marketing mix terhadap keputusan pembelian produk kulit motif wayang (tatah sungging) pada toko kerajinan (art shop) di Kabupaten Bantul. 2. Untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan terhadap keputusan pembelian produk kulit motif wayang (tatah sungging) pada toko kerajinan (art shop) di Kabupaten Bantul. Model Penelitian Di dalam melaksanakan kegiatan penelitian, untuk mempelajari, menganalisis dan memahami perilaku konsumen, diperlukan suatu kerangka pemikiran yang diharapkan dapat membantu dalam menyusun suatu strategi pemasaran yang aplikatif terhadap kondisi faktual di lapangan. Maka agar suatu strategi pemasaran dapat dikatakan berhasil maka dibuatlah kerangka pemikiran untuk penelitian kali ini seperti gambar 1.1 berikut ini :
Faktor lingkungan *Faktor Budaya (X1) : -Nilai Budaya (X1.2) *Faktor Kelas Sosial (X2) : -Pendapatan (X2.1)
Marketing Mix : *Faktor Produk (X 3) -Desain (X 3.1) - Kualitas (X 3.2) -Bahan (X3.3 ) -Keunikan (X3.4 ) -Ukuran (X3.5 ) *Faktor Harga (X4 ) : -Tingkat harga (X4.1 ) -Potongan Harga (X4.2 ) *Faktor Promosi (X5 ) -Pameran (X 5.1) -Personal Selling (X5.2 ) *Faktor Distribusi (X6 ) -Transportasi (X6.1) -Saluran Distribusi (6.2) *Faktor Kondisi Fisik (X7) -Desain Bangunan (X7.1 ) - Tempat Parkir (X7.2 ) - Tata Letak Produk (X7.3 ) -Sarana lainnya (X 7.4)
Keputusan Pembelian (Y)
Gambar 1.1 Model Penelitian
Hipotesis Penelitian H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7
: Ada hubungan antara Faktor Budaya (X1) dengan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) pada toko kerajinan (art shop) wayang kulit di Kabupaten Bantul. :Ada hubungan antara Faktor kelas Sosial (X2) dengan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) pada toko kerajinan (art shop) wayang kulit di Kabupaten Bantul. :Ada hubungan antara Faktor Produk (X3) dengan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) pada toko kerajinan (art shop) wayang kulit di Kabupaten Bantul. :Ada hubungan antara Faktor Harga (X4) dengan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) pada toko kerajinan (art shop) wayang kulit di Kabupaten Bantul. : Ada hubungan antara Faktor Promosi (X5) dengan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) pada toko kerajinan (art shop) wayang kulit di Kabupaten Bantul. :Ada hubungan antara Faktor Distribusi (X6) dengan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) pada toko kerajinan (art shop) wayang kulit di Kabupaten Bantul. :Ada hubungan antara Faktor Kondisi Fisik (X7)dengan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) pada toko kerajinan (art shop) wayang kulit di Kabupaten Bantul.
TINJAUAN PUSTAKA Produk Pengertian produk ( product ) menurut Kotler & Armstrong, (2001: 346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Pemasaran Assauri (1999) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat”. Perilaku Konsumen Definisi perilaku konsumen
Perilaku konsumen adalah studi yang terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002) mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”. Swastha dan Handoko (2000) mengatakan: Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu. Dengan demikian berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah kegiatan pembelian yang dilakukan secara langsung oleh konsumen berdasarkan pengetahuan yang didapat sehingga dapat menciptakan suatu keputusan pembelian Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
Menurut Assael (1987) ada tiga faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen yaitu: (1) faktor individual konsumen yang meliputi pendidikan dan penghasilan konsumen; (2) pengaruh lingkungan; (3) strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam usaha memberi informasi dan mempengaruhi konsumen. Variabel ini adalah produk, harga, distribusi dan promosi. Keputusan Pembelian
Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode riset dengan mengambil beberapa sampel yang mewakili suatu populasi Wisatawan mancanegara yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di Kabupaten Bantul yang berkunjung pada toko kerajinan (art shop) kulit bermotif wayang (tatah sunging). Obyek dan Subyek Penelitian
Obyek penelitian yang diteliti adalah sentra industri kerajinan kulit bermotif wayang (tatah sungging) Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Subyek dari penelitian ini adalah wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke sentra industri kerajinan kulit bermotif wayang (tatah sungging) dengan melihat faktor paling dominan yang berhubungan dengan keputusan pembelian kerajinan kulit motif wayang. Wilayah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bantul pada sentra perkampungan industri kerajinan (art shop) kulit motif wayang (tatah sunging) di Desa Panggungharjo Sewon, Bangunjiwo Kasihan, dan Wukirsari Imogiri, Kabupaten Bantul. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh wisatawan mancanegara yang berkunjung pada toko kerajinan (art shop) kulit motif wayang (tatah sunging) di Kabupaten Bantul. Metode Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode accidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kebetulan. Karena jumlah variabel yang diteliti sebanyak 7 variabel maka sampel yang ditetapkan sebanyak 300 responden dianggap sudah mewakili. Jenis dan Sumber Data a. Data primer meliputi tanggapan responden (wisatawan mancanegara) sehubungan dengan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang pada toko kerajinan (art shop) di Kabupaten Bantul. b. Data sekunder misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal dari instansi pemerintah, Biro Pusat Statistik, Departemen Perindustrian, Perdagangan dan koperasi, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul dan instansi terkait lainnya. Teknik Pengumpulan Data Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan dengan : (a) kuesioner (angket) dan (b) interview.
PEMBAHASAN 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas : Nilai validitas yang diperoleh dari tiap‐tiap butir pertanyaan pada tiap variabel dapat dilihat pada nilai corrected item correlation. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan uji validitas ditemukan bahwa variabel kelompok acuan dinyatakan tidak valid karena setiap butir‐butir pertanyaan pada variabel tersebut nilai corrected item correlationnya tidak lebih besar dari nilai r tabel sebesar 0,361. sedangkan variabel‐variabel bebas lainnya dapat dikatakan valid karena memiliki nilai corrected item correlation yang lebih besar dari pada nilai r tabel. Reliabilitas Hasil perhitungan reliabilitas instrumen penelitian menunjukkan bahwa Faktor budaya memiliki nilai alpha cronbach sebesar 0,8027, Faktor kelas sosial memiliki nilai alpha cronbach sebesar 0,6589, Faktor produk memiliki nilai alpha cronbach sebesar 0,8806, Faktor harga memiliki nilai alpha cronbach sebesar 0,7155, Faktor promosi memiliki nilai alpha cronbach sebesar 0,6321, Faktor ditribusi memiliki nilai alpha cronbach sebesar 0,7360, Faktor kondisi fisik memiliki nilai alpha cronbach sebesar 0,6883 dan keputusan pembelian memiliki nilai alpha cronbach sebesar 0,7909. Karena nilai alpha cronbach pada tiap‐tiap faktor tersebut lebih besar atau di antara 0,60 sampai dengan 0,81 maka faktor‐faktor tersebut adala reliabel. 2. Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda
Y = 6.708 + 2.577 XI + 0.215 X2 + 0.187 X3 +( - 0.166) X4 + ( - 0.190 X5 ) + ( - 0.209 X6 ) + 0.275 X7 Nilai konstanta sebesar 6.708 berarti jika lingkungan dan marketing mix tidak mengalami perubahan maka tingkat keputusan pembelian adalah sebesar 6.708. Dari tabel diatas diketahui pula bahwa kesalahan standar yang mungkin terjadi dari penaksiran nilai konstanta tersebut adalah sebesar 1.432. Tingkat koefisien X1 (Faktor Budaya) sebesar 2.577 artinya, jika variabel independen lainnya tetap dan faktor produk mengalami kenaikan 1%, maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 2.577. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara faktor budaya dengan keputusan pembelian, semakin naik faktor budaya maka semakin meningkat keputusan pembelian.
Tingkat koefisien X2 (Faktor Kelas Sosial) sebesar 0.215 artinya, jika jika variabel independen lain nilainya tetap dan faktor promosi mengalami kenaikan 1 %, maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.215 . Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara faktor kelas sosial dengan keputusan pembelian, semakin naik faktor kelas sosial maka semakin meningkat keputusan pembelian. Tingkat koefisien X3 (Faktor Produk) sebesar 0.187 artinya, jika jika variabel independen lain nilainya tetap dan faktor promosi mengalami kenaikan 1 %, maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.187 . Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara faktor produk dengan keputusan pembelian, semakin naik faktor produk maka semakin meningkat keputusan pembelian.. Tingkat koefisien X4 (Faktor Harga) sebesar -0.166 artinya, jika variabel independen lain nilainya tetap dan faktor distribusi mengalami kenaikan 1 %, maka harga saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0.166. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara faktor harga dengan keputusan pembelian, semakin naik faktor harga maka semakin turun keputusan pembelian. Tingkat koefisien X5 (Faktor Promosi) sebesar -0.190 artinya, jika jika variabel independen lain nilainya tetap dan faktor distribusi mengalami kenaikan 1 %, maka harga saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0.190. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara faktor promosi dengan keputusan pembelian, semakin naik faktor promosi maka semakin turun keputusan pembelian. Tingkat koefisien X6 (Faktor Distribusi) sebesar -0.209 artinya, jika jika variabel independen lain nilainya tetap dan faktor distribusi mengalami kenaikan 1 %, maka harga saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0.209. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara faktor distribusi dengan keputusan pembelian, semakin naik faktor distribusi maka semakin turun keputusan pembelian. Tingkat koefisien X7 (Faktor Kondisi Fisik) sebesar 0.275 artinya jika variabel independen lainnya tetap dan faktor kondisi fisik mengalami kenaikan 1%, maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.275. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara faktor kondisi fisik dengan keputusan pembelian, semakin naik faktor kondisi fisik maka semakin meningkat keputusan pembelian. 3. Uji F (Uji Simultan)
Dari tabel di atas didapatkan hasil F hitung sebesar 15.017 dengan tingkat signifikan 0.000, serta df penyebut 7 dan df pembilang sebesar 292. Berdasarkan tabel di atas, maka Hipotesis yang dikemukakan adalah :
Ho = Budaya, kelas social dan marketing mix (Faktor produk, harga, promosi, distribusi, dan kondisi fisik) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. H1 = Budaya, kelas sosial dan Marketing Mix (Faktor Produk, Harga, Promosi, Distribusi, Kondisi Fisik) berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap keputusan Pembelian Dari uji Anova diatas, Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a= 5%, df 1 (jumlah variabel ) = 5, dan df 2 (n-k-1) atau 300 - 6 - 1 = 293, hasil Ftabel adalah 2.13 dan Fhitung adalah 15.017. Karena Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan melihat probabilitasnya dimana nilai 0.000 < 0.05 sehingga H0 ditolak. Artinya, ada pengaruh secara signifikan antara Budaya, Kelas Sosial dan marketing mix (Produk, Harga, Promosi, Distribusi, Kondisi Fisik) secara bersama-sama terhadap Keputusan Pembelian.
4. Uji T (Uji Parsial) Hasil perhitungan Uji t Variabel beta Probabilitas Hipotesis Faktor Budaya 0.26 .645 Ho diterima Faktor Kelas Sosial 0.186 .001 Ho ditolak Faktor Produk 0.299 .000 H0 ditolak Faktor Harga -0.170 .002 H0 ditolak Faktor Promosi -0.185 .001 H0 ditolak Faktor Distribusi -0.195 .000 H0 ditolak Faktor Kondisi Fisik 0.236 .000 H0 ditolak Didapakan pada ttabel + 1.96 dengan nilai pada thitung sebesar 0.461 dengan nilai probabilitas sebesar 0.645 dengan α= 5%, karena ttabel < thitung maka H0 ditolak, menandakan Faktor budaya secara statistik berpengaruh nyata (signifikan) terhadap keputusan pembelian konsumen. maka didapatkan faktor produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Didapakan pada ttabel + 1.96 dengan nilai pada thitung sebesar 3.50 dengan nilai probabilitas sebesar 0.001 dengan α= 5%, karena ttabel < thitung maka H0 ditolak, menandakan Faktor Kelas Soaial secara statistik berpengaruh nyata (signifikan) terhadap keputusan pembelian konsumen.maka didapatkan faktor produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian Didapakan pada ttabel + 1.96 dengan nilai pada thitung sebesar 4.435 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000 dengan α= 5%, karena ttabel < thitung maka H0 ditolak, menandakan Faktor produk secara statistik berpengaruh nyata (signifikan) terhadap keputusan pembelian konsumen. maka didapatkan faktor produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Pada faktor harga didapatkan bahwa nilai dari ttabel sebesar + 1.96 dengan nilai dari thitung sebesar –3.182 dengan probabilitas 0.002. Oleh karena probababilitas 0.219 lebih besar dari α= 5%, karena ttabel > thitung maka H0 diterima, menandakan faktor harga secara statistik tidak berpengaruh nyata (signifikan) terhadap keputusan pembelian konsumen.
Pada faktor promosi didapatkan ttabel sebesar + 1.96 dengan nilai dari thitung sebesar -3.273 dengan nilai probabilitas 0.001. karena probabilitasnya lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak, artinya Faktor promosi secara statistik berpengaruh nyata (signifikan) terhadap keputusan pembelian konsumen. Pada faktor distribusi nilai ttabel sebesar + 1.96 dengan nilai thitung sebesar 3.570 dengan probabilitas 0.000 dan α= 5%, karena ttabel > thitung maka H0 diterima, artinya Faktor distribusi secara statistik tidak berpengaruh nyata (signifikan) terhadap keputusan pembelian konsumen. Pada faktor kondisi fisik didapakan ttabel + 1.96 dengan nilai thitung sebesar 4.409 dengan probabilitas 0.000, dan dari α= 5%, karena ttabel < thitung maka H0 ditolak, artinya Faktor kondisi fisik secara statistik berpengaruh nyata (signifikan) terhadap keputusan pembelian konsumen 5. Analisis Koefisien Determinasi
Dapat dilhat bahwa nilai R Square adalah 0.265. R Square disebut juga dengan koefisien determinasi sehingga dalam hal ini berarti 26.5% keputusan pembelian konsumen atas produk kulit motif wayang dipengaruhi oleh sosial Variabel lingkungan (faktor budaya, kelas social) dan variabel Marketing Mix (Faktor produk, harga, promosi, distribusi, kondisi fisik), sedangkan sisanya sebesar 73.5% dipengaruhi oleh faktor lain misalnya faktor lain misalnya faktor Pribadi, Faktor Kelompok acuan, dan sebagainya. Dengan kata lain, sebenarnya keputusan pembelian konsumen pada produk kulit motif wayang tidak hanya ditentukan oleh variabel – variabel tersebut, tetapi ditentukan juga oleh faktor- faktor lain.
PENUTUP Kesimpulan Hasil analisis pengujian secara simultan menunjukan bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas, artinya faktor kelas social dan Marketing Mix (Faktor produk, harga, promosi, distribusi dan kondisi fisik) berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen karena Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan melihat probabilitasnya dimana nilai 0.000 < 0.05 sehingga H0 ditolak. Artinya, ada pengaruh secara signifikan antara Kelas Sosial dan marketing mix (Produk, Harga, Promosi, Distribusi, Kondisi Fisik) secara bersama-sama terhadap Keputusan Pembelian. Secara statistik, hasil analisis dan pengujian hipotesis secara simultan menunjukan hasil yang signifikan, maka pengujian hipotesis secara parsial melalui uji t, untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Berdasarkan hasil analisis bahwa faktor kelas social (X2), Faktor produk (X3), harga (X4) promosi (X5), distribusi (X6) dan kondisi fisik (X7) lebih besar dari t tabel secara statistik berpengaruh nyata (signifikan) terhadap keputusan pembelian konsumen produk kulit motif wayang (Tatah Sungging). Hasil penelitian menunjukan, dengan analisis regresi linier berganda diketahui faktor budaya kelas sosial, produk, dan kondisi fisik bernilai positif sedangkan faktor harga, promosi, dan distribusi bernilai negatif. Ini menandakan bahwa faktor budaya, kelas sosial, produk dan kondisi fisik memiliki pengaruh yang paling dominan diantara faktor lainya
Saran 1. Bagi pemilik toko kerajinan: Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada wisatawan mancanegara yang berkunjung sehingga mereka dapat diharapkan untuk memperkenalkan dan mempengaruhi teman-teman mereka setelah kembali ke negaranya masing-masing. Mengadaptasi jenis atau fungsi dan produknya agar lebih variasi dan inovatif sesuai dengan latar belakang kebutuhan para wisatawan mancanegara tanpa merubah karakter wayang kulit sebagai ornamen utama. 2. Bagi pemerintah daerah yang terkait: Hendaknya lebih intensif melakukan pembinaan terhadap industri kecil terutama bagi pemilik art shop dan pengrajin berupa pendidikan/pelatihan dan pengembangan guna meningkatkan kualitas para pemilik art shop dan pengrajin. Memberikan pinjaman modal kerja yang disesuaikan dengan kemampuan para pemilik art shop dan pengrajin. Membantu peneliti terutama para mahasiswa dalam melakukan penelitian untuk peningkatan kepariwisataan daerah Kabupaten Bantul khususnya dan Indonesia pada umumnya. .
DAFTAR PUSTAKA Abubakar, Rusydi. 2005. Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Jamu Di Banda Aceh. repository.usu.ac.id. Diakses 16 April 2010. Arikunto, Suharsini. 1996. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta Dalima, 2004., Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan, Faktor Individu dan Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Membeli Jamu Produk PT Deltomed Wonogiri Di Wilayah Surakarta,Thesis,ProgramPascasarjanaUMS,Surakarta.lmurobbie.files.wordpress.com. Diakses 12 April 2010 Haryani. 2006. Pengaruh Harga, Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Deterjen “DAIA” Konsumen Ibu Rumah Tangga Di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. digilib.unnes.ac.id. Diakses 11 April 2010. Hutagaol, Vici K. 2005. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Minuman Kopi di POTLUCK ‘Coffee bar and library’ Bandung. dspace.widyatama.ac.id. Diakses 16 April 2010. Kenesei Zsofia and Todd Sarah. 2003. The Use of Price in the Purchase Decision. http://www.empgens.com. Diakses 12 Mei 2010. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1997, Dasar-dasar Pemasaran, edisi ketujuh, Prenhallindo, Jakarta. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: Erlangga Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manejemen Pemasran. Edisi. 12. Jilid 1. Jakarta: PT Indeks. Maholtra ,K.Naresh. 1996. Marketing Research an Applied Orientation. Prentice Hall : Second Edition Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk . 2007. Perilaku Konsumen. Edisi 7. Jakarta : PT Indeks. Siringoringo, Hotniar. 2004. Peran Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Pembelian Konsumen. digilib.umm.ac.id. Diakses 11 April 2010. Sudarmanto, R Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda Dengan Spss. Yogyakarta : Graha ilmu. Sujianto, Agus E. 2007. Spss Untuk Pemula. Jakarta : Prestasi pustaka
Sugiyono. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Swasta, Basu dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty. Tedjakusuma, Ritawat, et all. 2001. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Minum Mineral Di Kotamadya Surabaya. elmurobbie.files.wordpress.com. Diakses 11 April 2010. Tjiptono, Fandy. 2001. Startegi Pemasaran. Edisi Kedua. Yogyakarta : Andi Umar, Husein. 2001. Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Widiyawati, Ratih. 2009. Pengaruh Marketing Mix dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Di Carrefour Pabelan Kartasura. etd.eprints.ums.ac.id/4781/1/A210050085.pdf .Diakses 13 April 2010. Widjaja, Amin. 2005. Tanya Jawab : Prilaku Konsumen dan Pemasaran Strategi. Jakarta : Harvarindo