THE IMPROVEMENT OF GROUPING SKILLS AND CONCEPT’S MASTERY WITH LEARNING CYCLE 3E Tarik Azis, Nina Kadaritna, Tasviri Efkar, Ratu Betta Rubidyani Pendidikan Kimia, Universitas Lampung
[email protected] Learning effectiveness is a measure related to the level of success of a learning process. Said effective learning and by contributing to student learning outcomes if the student learning outcomes showed statistically significant differences between the early understanding of the development of understanding after this learning. The research done to describe the effectiveness of LC 3E model in improving grouping skills and concept’ mastery. LC 3E model consists of 3 phases which exploration, explaination, and elaboration. Samples were students of Senior High School State 1 Pekalongan XI Sains 1 and XI Sains 4 class in odd semester of School Year 2012-2013 that have similar characteristics. This study uses a quasi-experimental method with Non Equivalent Control Group Design. Effectiveness of the LC 3E model was measured by an increase in N-significant gain. The results showed that the mean n-Gain of grouping skill control and experiment classes respectively 0.49 and 0.66, and the mean n-Gain concept’s mastery for grade control experiments respectively 0.53 and 0, 65. Based on the research results, it was concluded that the learning cycle instructional model 3E effective in improving grouping skills and concept’s mastery.
Keywords: Learning Cycle three phase model, grouping skill, and concept’s mstery
pendidikan berfungsi untuk mengem-
PENDAHULUAN
bangkan kemampuan dan membenPendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Fungsi pendidikan adalah untuk
tuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat
dalam
rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
membimbing anak ke arah tujuan yang dinilai tinggi, yaitu agar anak
Pembelajaran sains sebagai bagian
tersebut
pengetahuan,
dari pendidikan, umumnya memiliki
keterampilan serta memiliki sikap
peranan penting dalam peningkatan
yang benar.
Berdasarkan Undang-
mutu pendidikan, khususnya dalam
undang Nomor 20 Tahun 2003
menghasilkan peserta didik yang
tentang Sistem Pendidikan Nasional,
berkualitas
bertambah
yaitu
manusia
yang 1
mampu berpikir kritis, kreatif, logis
kan sebagai pengenalan sejumlah
dan berinisiatif dalam menanggapi
konsep-konsep dan peristilahan da-
isu di masyarakat yang diakibatkan
lam bidang sains saja.
oleh dampak perkembangan sains. Dari hasil observasi yang telah Penguasaan ilmu kimia melalui pem-
dilakukan di SMAN 1 Pekalongan,
belajaran secara teoritis sangat diten-
proses pembelajaran yang dilakukan
tukan oleh kemampuan dan kreatifi-
hanya melibatkan siswa sebagai pen-
tas siswa dalam menguasai keteram-
dengar dan pencatat karena pembe-
pilan proses sains. Ini berarti kete-
lajaran didominasi dengan ceramah
rampilan proses sains sama penting-
oleh guru dan latihan soal. Beberapa
nya dengan konsep kimia. Sehingga
hasil penelitian yang mengkaji pene-
pembelajaran kimia perlu menekan-
rapan model LC3E, yaitu Fitri (2010)
kan pada pemberian pengalaman be-
yang telah melakukan peneli-tian
lajar secara langsung dengan meng-
pada siswa SMA Budaya Bandar
embangkan keterampilan proses sa-
Lam-pung kelas X, menunjukkan
ins. Selain itu penggunaan dan peng-
bahwa pembelajaran dengan meng-
embangan keterampilan proses sains
gunakan penerapan model pembela-
dalam pembelajaran kimia ber-tujuan
jaran LC 3E mampu meningkatkan
agar mampu memahami konsep-
keterampilan berkomunikasi dan pe-
konsep dan mampu meme-cahkan
nguasaan konsep pada materi reaksi
masalah kimia dalam kehidupan
oksidasi reduksi.
sehari-hari.
Selanjutnya, hasil penelitian Rosilakimia
wati (2011) yang dilakukan pada
masih didominasi dengan penggu-
mahasiswa pendidikan kimia Univer-
naan metode ceramah dan kegiatan
sitas Lampung, menunjukkan bahwa
lebih berpusat pada guru. Cara
pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran seperti itu menyebab-
penerapan model pembelajaran LC
kan siswa pada umumnya hanya
3E mampu meningkatkan keteram-
mengenal banyak peristilahan sains
pilan berkomunikasi siswa pada ma-
secara hafalan tanpa makna. Dengan
teri Alkil Halida.
Dewasa
ini
pembelajaran
demikian belajar sains hanya diarti2
Berdasarkan fakta tersebut, guru
penelitian dengan judul “Efektivitas
perlu menerapkan model pembela-
Model Pembelajaran Learning Cycle
jaran yang mampu meningkatkan ke-
3E dalam Meningkatkan Keteram-
terlibatan siswa dalam proses pembe-
pilan Mengelompokkan dan Pengu-
lajaran, melatihkan KPS kepada sis-
asaan Konsep siswa
wa dan membantu siswa dalam me-
Asam-Basa ”.
nemukan konsep. Salah satu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi hal tersebut dan mampu menciptakan KPS siswa saat proses pembelajaran adalah dengan model pembelajaran konstruktivisme yaitu model Learning Cycle 3 E (LC 3E). Melalui pengamatan langsung yang dilakukan pada materi asam-basa misalnya, siswa dituntut agar mampu mencatat setiap hasil pengamatan; mencari perbedaan serta persamaan (membandingkan) data hasil pengamatan; mengontraskan ciri-ciri dari data-data yang didapat; serta mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan. Kemampuan-kemampuan ini merupakan indikator kete-
Penelitian
ini
Pada Materi
bertujuan
untuk
Mendeskripsikan efektivitas pembelajaran LC 3E dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan penguasaan konsep siswa. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu
ukuran
yang
berhubungan
dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Menurut Nuraeni (2010), model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pema-haman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (ditunjukkan dengan gain yang signifikan).
rampilan mengelompokkan (mengi-
Menurut Von Glasersfeld dalam Sar-
dentifikasi).
Hal ini menunjukkan
diman (2007) konstruktivisme adalah
bahwa secara tidak langsung pembe-
salah satu filsafat pengetahuan yang
lajaran ini mampu meningkatkan ke-
menekankan bahwa pengetahuan kita
terampilan mengelompokkan siswa.
adalah konstruksi (bentukan) kita
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dilakukan
sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan (realitas). Von Glasersfeld menegaskan bahwa 3
pengetahuan bukanlah suatu tiruan
dikelompokkan menjadi keterampi-
dari
Pengetahuan
lan proses dasar dan keterampilan
dari
proses terpadu
kenyataan.
bukanlah
gambaran
kenya-taan
yang
ada.
dunia Tetapi
pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang
Menurut
Dahar
(1998),
konsep
adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu kelas objek-objek, kejadiankejadian, kegiatan-kegiatan, hubung-
Menurut Karplus dan Their dalam
an-hubungan yang mempunyai atri-
Fajaroh dan Dasna (2007) meng-
but yang sama.Setiap konsep tidak
ungkapkan bahwa: Siklus Belajar
berdiri sendiri melainkan berhu-
(Learning Cycle) atau dalam penu-
bungan satu sama lain, oleh karena
lisan ini disingkat LC adalah suatu
itu siswa dituntut tidak hanya meng-
model pembelajaran yang berpusat
hafal konsep saja, tetapi hendaknya
pada
memperhatikan hubungan antara satu
siswa
(student
centered).
Learning Cycle merupakan rang-
konsep dengan konsep yang lainnya.
kaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai
METODOLOGI PENELITIAN
kompetensi-kompetensi yang harus
Populasi dalam penelitian ini adalah
dicapai dalam pembelajaran dengan
semua siswa kelas XI IPA SMA N 1
jalan berperanan aktif.
Pekalongan
Learning
tahun
pelajaran
Cycle 3 Phase (LC 3E) terdiri dari
2012/2013 yang berjumlah 124 sis-
fase-fase eksplorasi (exploration),
wa dan tersebar dalam 4 kelas yaitu
penjelasan konsep (concept intro-
XI IPA 1- XI IPA 4.
duction/ explaination), dan penerapan konsep (elaboration).
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel purposif, maka
Menurut Wetzel dalam Mahmudin (2010), keterampilan proses sains merupakan dasar dari pemecahan masalah dalam sains dan metode ilmiah.
Keterampilan proses sains
ditentukan kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 sebagai sampel. Kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang mengalami pembelajaran
LC 3E,
sedangkan kelas XI IPA 4 sebagai 4
kelas kontrol yang mengalami pem-
belajaran yang digunakan,
belajaran konvensional.
model pembelajaran LC 3E
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa data hasil tes sebelum pembelajaran
diterapkan
(pretest)
dan hasil tes setelah pembelajaran diterapkan (posttest).
yaitu dan
pembelajaran konvensional. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan mengelompokkan dan penguasaan konsep siswa pada materi asam-basa siswa SMA N 1 Pekalongan.
Sedangkan
Dalam pelaksanaannya kelas kontrol
sumber data adalah siswa kelas
dan kelas eksperimen diberikan soal
eksperimen dan siswa kelas kontrol.
yang sama. Soal pretest adalah ma-
Adapun data pendukung yang ber-
teri asam-basa yang terdiri dari 10
sifat kualitatif yang meli-puti lembar
soal pilihan jamak untuk mengukur
kinerja guru dan aktifitas lembar.
penguasaan konsep dan 2 soal uraian
Desain penelitian yang digunakan adalah non equivalent control group design (Craswell, 1997).
Pada
desain penelitian ini melihat perbedaan pretest maupun posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Tabel 3.1 desain penelitian
Kelas eksperimen Kelas kontrol
untuk mengukur keterampilan mengelompokan sebelum penerapan pembelajaran.
Sedangkan soal posttest
sama dengan soal pretest terdiri dari 10
soal
pilihan
jamak
untuk
mengukur keterampilan mengelompokan dan 2 soal uraian untuk mengukur ketrampilan mengelompokan setelah penerapan pembelajaran
Pretest
Perlakuan
Posttest
Tahap Prapenelitian :
O1
X
O2
a. Membuat surat izin pendahuluan
O1
-
O2
penelitian ke sekolah. b. Meminta
izin
kepada
kepala
sekolah SMA N 1 Pekalongan dan Metode penelitian yang digunakan
menyampaikan
adalah kuasi eksperimen.
penelitian yang telah dibuat.
Sebagai
surat
izin
variabel bebas adalah model pem5
c. Mengadakan observasi kesekolah untuk
mendapatkan
informasi
tentang keadaan sekolah, data siswa, data nilai, jadwal dan tata tertib
sekolah,
serta
sarana
a. Melakukan pretest dengan soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Melaksanakan pembelajaran pada materi asam-basa sesuai model pembelajaran
prasarana di sekolah. d. Menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian.
yang
ditetapkan
pada masing-masing kelas. c. Melakukan posttest dengan soal
e. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan selama
yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
proses pembelajaran di kelas. f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
sesuai
dengan materi pokok yang diteliti
g. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan materi pokok yang
pretest
suatu
kesimpulan
yang
berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan
dan Nilai pretest dan posttest dirumus-
posttest.
kan sebagai berikut:
Tahap Penelitian : Prosedur
na atau arti yang digunakan untuk
sebelumnya.
diteliti yaitu materi asam-basa. soal
lkan adalah untuk memberikan mak-
menarik
yaitu materi asam-basa.
h. Membuat
Tujuan analisis data yang dikumpu-
pelaksanaan
di
kelas
dikelompokkan menjadi dua yaitu pembelajaran LC3E dan pembelajaran konvensional.
Pada kelas XI
Nilai siswa=
Rumus
N-gain
menurut
Meltzer
sebagai berikut: N-gain =
IPA1 diterapkan model pembelajaran LC 3E dan kelas XI IPA4 diterapkan pembelajaran Prosedur berikut:
konvensional.
pelaksanaannya
sebagai
Hipotesis untuk uji normalitas : Ho = data penelitian berdistribusi normal H1 = data penelitian berdistribusi tidak normal 6
Untuk uji normalitas data digunakan
Perolehan
rerata
rumus sebagai berikut :
posttest, dan N-gain keterampilan mengelompokan
nilai
siswa
pretest,
di
kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Untuk menguji kesamaan dua varians dalam Sudjana (2005), digunakan rumus sebagai berikut:
Kelas
Pretest
Posttest
31,67
66,11
Eksperimen 28,33
76,67
Kontrol
Perolehan Selanjutnya
berdasarkan
Rerata
rerata
nilai
pretest,
jumlah
posttest, dan N-gain penguasaan
sampel masing-masing kelas yaitu n1
konsep siswa di kelas kontrol dan
= 30 dan n2 = 30, dengan n1 adalah
kelas eksperimen
kelas eksperimen dan n2 adalah kelas kontrol, serta data sampel berdis-
Kelas
Rerata Pretest
Posttest
tribusi normal dan memiliki varians
Kontrol
17,7
61,33
yang homogen, maka yang dipakai
Eksperimen
28,33
75,00
adalah uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji statistik t.
Untuk memudahkan dalam melihat
Rumus uji t yang mengacu pada
perbedaan rerata nilai pretest dan
Sudjana (2005) sebagai berikut:
posttest keterampilan mengelompokan, data disajikan berupa grafik
t=
dalam gambar 2. Sedangkan data rerata nilai penguasaan konsep diperlihatkan pada gambar 3.
dengan S2 =
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Hasil Penelitian 7
Gambar 2.
Rerata perolehan nilai
pretest dan posttest keterampilan mengelompokan
siswa
di
kelas
kontrol dan kelas eksperimen
Sama halnya pada gambar 2, pada
Pada gambar 2 tampak bahwa rerata nilai posttest keterampilan mengelompokan pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan
mengkelompokan
Gambar 3. Rerata perolehan nilai pretest dan posttest penguasaan konsep siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen
kelas
eksperimen lebih baik bila dibandingkan dengan kelas kontrol. Setelah pembelajaran diterapkan, terjadi peningkatan keterampilan mengelompokan yang cukup signifikan, baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pada kelas kontrol rerata perolehan nilai keterampilan mengelompokan meningkat sebesar 34,44 dari 31,67 menjadi 66,11,
gambar 3 terlihat bahwa rerata nilai posttest penguasaan konsep pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Pada kelas
kontrol rerata perolehan nilai penguasaan konsep meningkat sebesar 43,63 dari 17,70 menjadi 61,33, sedangkan pada kelas eksperimen rerata perolehan nilai penguasaan konsep meningkat sebesar 46,67 dari 28,33 menjadi 75,00. Perolehan nilai keterampilan mengelompokan dan penguasaan konsep selan-jutnya digunakan untuk mendapatkan
N-gain
seperti
yang
disajikan dalam bentuk grafik .
sedangkan pada kelas eksperimen rerata perolehan nilai keterampilan mengkomunikasikan meningkat sebesar 48,34 dari 28,33 menjadi 76,67.
Pada gambar 4 terlihat bahwa rerata N-gain dalam keterampilan mengelompokan kelas kontrol sebesar 0,49 lebih kecil dari pada kelas ekspe8
rimen yang memiliki rerata N-gain
nakan rumus statistik (3) yang
keterampilan mengelompokan sebe-
terdapat
sar 0,66. Begitupun dengan rerata N-
perhitungan uji normalitas terhadap
gain
N-gain keterampilan mengelompo-
penguasaan
konsep
kelas
kontrol yang lebih kecil dari pada
pada
Bab
III.
Hasil
kan dapat dilihat pada Tabel 7
kelas eksperimen. Pada kelas kontrol sebesar
0,53
sedangkan
kelas
Nilai
Chi-kuadrat
(
χ2)
untuk
distribusi N-gain keterampilan
eksperimen sebesar 0,65.
mengkelompokan Berdasarkan rerata N- gain tersebut
Kelas
Keterangan
terlihat bahwa keterampilan mengeKontrol
2,082
7,81
Normal
Eksperimen
0,8717
7,81
Normal
lompokan dan penguasaan konsep pada materi asam basa yang diterapkan dengan model pembelajaran LC 3E lebih efektif dari pada keterampilan
mengelompokan
dan
penguasaan konsep yang diterapkan dengan model pembelajaran konvensional. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berlaku untuk keselu-ruhan populasi, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t.
Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan terhadap perolehan nilai keteram-pilan mengelompokan pada
kelas
kontrol
(perhitungan
terdapat pada lampiran11) ,diperoleh χ2hitung sebesar 2,082. Karena χ2hitung lebih kecil dari pada χ2tabel (2,082 < 7,81), maka terima H0 dan tolak H1, artinya data penelitian berdistribusi
Sebelum dilakukan uji-t perlu dike-
normal. Untuk perolehan nilai kete-
tahui apakah data berdistribusi nor-
rampilan
mengkelompokan
pada 2
mal atau tidak serta apakah data
kelas eksperimen di-peroleh χ
memiliki varians yang homogen atau
sebesar 0,8717. Karena χ2hitung lebih
tidak.
Untuk mengetahui apakah
kecil dari pada χ2tabel (0,8717 < 7,81),
data berdistribusi normal atau tidak
maka terima H0 dan tolak H1, artinya
digunakan uji normalitas pada data
data penelitian berdistribusi normal.
hitung
keterampilan mengelompokan dan penguasaan konsep dengan menggu9
Selanjutnya untuk hasil perhitungan
diperoleh berdistribusi normal maka
uji
digunakan uji parametrik.
normalitas
terhadap
N-gain
penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 8.
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas dua varians pada data kete-
Nilai
Chi-kuadrat
2
(
χ)
untuk
distribusi N-gain penguasaan konsep Kelas
Keterangan
rampilan mengelompokan dan penguasaan konsep dengan menggunakan rumus (4) dengan krite-ria
Kontrol
0,8114
7,81
Normal
pengujian tolak H0 hanya jika F ≥
Eksperimen
6,5589
7,81
Normal
F½α(υ1
, υ2).
Hasil dari uji homoge-
nitas ini yang kemudian digunakan dalam Selanjutnya berdasarkan uji norma-
penentuan
rumusan
yang
dipakai untuk melaku-kan uji-t.
litas yang telah dilakukan terhadap perolehan nilai penguasaan konsep 2
pada kelas kontrol, diperoleh χ 2
sebesar 0,8114. Ka-rena χ
hitung
Berdasarkan uji homogenitas yang dilakukan
diperoleh harga F pada
lebih
keterampilan mengelompokan sebe-
kecil dari pada χ2tabel (0,8114 < 7,81),
sar 1,067174. Karena F hitung lebih
maka terima H0 dan tolak H1, artinya
kecil dari pada F tabel (1,067<1,84),
data penelitian berdistribusi normal.
maka
Kemudian untuk perolehan nilai
penelitian mempunyai variansi yang
penguasaan
homogen. Data penguasaan konsep
konsep
hitung
pada 2
eksperimen diperoleh χ
hitung
kelas sebesar
pun
terima
dilakukan
H0,
uji
artinya
yang
data
sama.
6,5589. Kare-na χ2hitung lebih kecil
Berdasarkan
dari pada χ2tabel (6,5589 < 7,81),
diperoleh harga F sebesar 1,6578.
maka terima H0 dan tolak H1, artinya
Oleh karena F hitung lebih kecil dari
data penelitian berdistribusi normal.
F
tabel
uji
homogenitas
(1,6578<1,78),
sehingga
terima Ho Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
Karena t hitung lebih besar dari t
bahwa data penelitian berdistribusi
tabel (3,444501>1,67), maka tolak
normal.
H0 dan terima H1.
Oleh karena data yang
Artinya rerata 10
keterampilan mengelompokan siswa
tahui pengetahuan awal siswa me-
pada
yang
ngenai konsep asam basa ditinjau da-
diterapkan dengan model pembe-
ri sifat-sifat larutan. ” kalian pernah
lajaran LC 3E lebih tinggi daripada
mempelajari
rerata keterampilan mengkelompo-
larutan, terbagi menjadi berapakah
kan
sifat-sifat larutan?”. Hal ini dilaku-
materi
siswa
asam
dengan
basa
pembelajaran
mengenai
sifat-sifat
pada
kan untuk menggali kemampuan
penguasaan konsep t hitung lebih
awal siswa me-ngenai materi asam
besar dari t tabel (3,325117>1,78),
basa, setelah mendengar berbagai
maka tolak H0 dan terima H1.
jawaban dari siswa, guru mulai men-
Artinya rata-rata penguasaan konsep
jelaskan secara garis besar materi
siswa pada materi asam basa yang
yang akan dibahas mengenai asam
diterapkan model pembelajaran LC
basa.
konvensional.
Begitu
juga
3E lebih tinggi dari-pada rata-rata penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran konvensional
Selama pembelajaran guru mengkondisikan siswa kedalam kelompok heterogen. Siswa dikondisikan duduk
Pembahasan
berdasarkan kelompoknya untuk me-
Dari perolehan data pada hasil
lakukan percobaan yaitu uji larutan
penelitian yang menunjukkan bahwa
asam basa menggunakan kertas lak-
keterampilan mengelompokan dan
mus . Larutan yang digunakan da-
penguasaan konsep pada materi asam
lam percobaan ini diantaranya air
basa yang dibelajarkan dengan model
jeruk, air sabun, dan air cuka, laruan-
pembelajaran LC 3E lebih tinggi bila
larutan tersebut erat kaitannya de-
dibandingkan dengan siswa yang
ngan kehidupan kita sehari-hari. Per-
dibelajarkan dengan pembelajaran
cobaan ini bertujuan memberi ke-
konvensional
sempatan siswa untuk memanfaatkan panca indera semaksimal mungkin,
Pada tahap exploration, Pada pertemuan pertama pada kelas eksperimen, guru menyampaikan indikator, tujuan pembelajaran dan memberikan pertanyaan untuk menge-
serta memacu munculnya pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi.
Pada awal proses pembe-
lajaran di kelas eksperimen terjadi 11
sedikit kegaduhan pada saat siswa
dan bagaimana.
Munculnya perta-
mulai berkelompok dan me-lakukan
nyaan tersebut merupakan indikator
praktikum, suara keributan terjadi
kesiapan siswa untuk menempuh fase
hampir pada semua kelompok. Be-
berikutnya.
berapa siswa juga terlihat bingung melihat LKS terstruktur dan baru pertama kalinya mendapatkan model pembelajaran ini. Namun pada pertemuan selanjutnya, siswa sudah lebih mengerti proses pembelajaran pada tahap ini, sehingga suasana kelas lebih kondusif
Pengelompokkan pada kelas eksperimen ternyata memberi pengaruh bagi perkembangan potensi siswa. Siswa bekerjasama dalam kelompoknya untuk melakukan percobaan sehingga siswa menjadi lebih aktif berbicara ketika mereka berada di lingkungan bersama temannya. Se-
Fakta yang terjadi pada kelas ekspe-
perti siswi dengan nomor urut 6 di
rimen sesuai dengan teori yang
kelas ekspe-rimen.
dikemukakan oleh Karplus dan Their
pembelajaran biasanya siswi ini cen-
dalam Fajaroh dan Dasna (2007)
derung pendiam, siswi ini aktif ber-
pada tahap exploration, guru mem-
bicara ketika berada dalam kelom-
bangkitkan minat dan keingintahuan
poknya. Bahkan teramati bahwa ke-
siswa tentang topik yang akan di-
mampuan berbicaranya menjadi le-
ajarkan, siswa diberi kesempatan
bih baik dari hari ke hari. Hal ini
untuk memanfaatkan panca indera-
sesuai dengan pernyataan Vygotsky
nya semaks-mal mungkin dalam ber-
(1896-1934) yang mendefinisikan
interaksi dengan lingkungannya me-
tingkat
lalui kegiatan praktikum. Siswa be-
sebagai tingkat yang dapat difung-
kerja sama dengan kelompok kecil
sikan atau dicapai oleh individu
tanpa pengajaran langsung dari guru
dengan bantuan orang lain, seperti
untuk melakukan pengamatan serta
teman sejawat yang kemampuannya
ide-ide melalui kegiatan praktikum,
lebih tinggi (Arends, 2008:47).
Berbeda dari
perkembangan
potensial
sehingga muncul pertanyaan yang mengarah pada perkembangan daya nalar tingkat tinggi yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa
Pada tahap explanation , Pelaksanaan pada kelas eksperimen, Siswa dilatihkan keterampilan mengelompokan 12
untuk
sangat mudah digunakan oleh orang
menentukan perbedaan, mengkon-
awam sekalipun, penggunaan indika-
traskan ciri-ciri, mencari kesamaan,
tor universal memang memerlukan
membandingkan dan menentukan da-
ketelitian dalam memandingkan pe-
sar penggolongan terhadap suatu
rubahan warna-warna yang ditunjuk-
obyek .
kan oleh indikator universal dengan
dimana
siswa
diarahkan
peta indikator pH yang ada pada Pada tahap ini siswa diarahkan untuk mengelompokkan
zat-zat
yang
mereka amati, yaitu dalam praktikum pertama tentang uji larutan asam basa dengan menggunakan kertas lakmus. Dalam hal ini siswa diarahkan untuk mengelompokkan la-rutan HCl, NaOH, H2SO4,air jeruk, air sabun, asam cuka, aquades dan air kapur berdasarkan perubahan warna kertas lakmus. Pada awalnya, hampir semua siswa pada masing-masing kelompok dapat mengamati perubahan kertas lakmus yang diujikan pada masing masing zat. Siswa juga dapat mengelompokan larutan yang diuji dengan melihat persamaan ciri-
kemasannya.
Disinilah peneliti di-
tuntut untuk membimbing siswa dalam membaca peta pH yang ditunjukkan
oleh
indikator
universal.
Namun yang harus ditekankan adalah disini peran guru hanya sebatas memberikan arahan dalam membaca peta pH bukan mengarahkan siswa untuk dapat mengelompokkan zat-zat berda-sarkan persamaan dan perbedaan warna yang diamati. Sehingga yang terjadi adalah beberapa siswa yang
memang
memiliki
tingkat
kognitif diatas rata-rata pada masingmasing kelompok sajalah yang dapat mengelompokkan
zat-zat
dengan
baik.
ciri yang terjadi. Pada tahap elaboration, Pelaksanaan Pada percobaan yang kedua hampir semua
siswa
pula
kebingungan
dalam membaca kisaran pH pada peta indikator universal. Hal ini dapat dimaklumi karena memang seperti yang diketahui bahwa berbeda dengan kertas lakmus yang
pada kelas eksperimen, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi pada LKS untuk mengelompokan larutan asam, basa atau netral dengan melihat tabel hasil pengamatan yang telah disediakan. Pada soal evaluasi ini terdapat soal-soal yang 13
dapat melatih keterampilan menge-
menga-rahkan siswa untuk menghu-
lompokan siswa.
Hasilnya siswa
bungkannya materi pelajaran dengan
dapat mengelompokan sifat larutan
hal-hal lain yang dapat ditemui di
berdasarkan perubahan warna kertas
sekitar mereka.
lakmus. kelas
Fakta yang terjadi pada
eksperimen
sesuai
dengan
pendapat Karplus dan Their dalam Fajaroh dan Dasna (2007) pada tahap elaboration, siswa diharapkan mampu menerapkan pemahaman konsep dan keterampilan yang telah diperolehnya. Pada tahap ini juga dilakukan evaluasi terhadap materi yang telah diperoleh. Penerapan konsep dapat
meningkatkan
Berdasarkan fakta dan teori-teori yang telah diungkapkan di atas, menjadi hal yang wajar jika kelas eksperimen memperoleh hasil yang lebih
tinggi
dibandingkan
kelas
kontrol baik dalam keterampilan mengelompokan maupun penguasaan konsepnya. SIMPULAN DAN SARAN
pemahaman
konsep dan motivasi belajar, karena siswa mengetahui penerapan dari
Simpulan Berdasarkan
hasil
analisis
data,
pengujian hipotesis, dan pembahasan
konsep yang mereka pelajari.
dalam pene-litian ini, maka dapat Berbeda dengan keadaan yang terjadi pada kelas kontrol.
Hanya siswa
yang aktif saja yang bertanya apabila ada konsep yang kurang dimengerti. Sedangkan siswa lain hanya diam dan mencatat, hal ini dikarenakan guru lebih mendominasi sebagai pusat informasi. Sehingga keterampilan mengelompokan siswa masih belum terlatih.
disimpulkan bahwa:
Pada tahap akhir
1. Model pembelajaran LC3E efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokan
siswa
pada
materi asam basa. 2. Model pembelajaran LC3E efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi asam basa.
pembelajaran di kelas kontrol, guru
Saran
hanya mengajak siswa untuk bersa-
Berdasarkan penelitian yang telah
ma-sama
dilakukan, disarankan bahwa:
menyimpulkan
tentang
materi yang telah dipelajari, tanpa 14
1. Pembelajaran LC 3E hendaknya diterapkan dalam pembelajaran kimia, terutama pada materi asam basa karena terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokan
dan
penguasaan
konsep. 2. Agar penerapan pembelajaran LC 3E
berjalan efektif, hendaknya
guru menguasai materi yang akan dibelajarkan dan langkah-langkah model pembelajaran LC 3E, serta guru harus memiliki kreativitas dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Agar penerapan pembelajaran LC 3E berjalan maksimal, hendak-nya guru lebih
memperhatikan
pengelolaan
waktu dalam proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA Arends, R.I. 2008. Learning To Teach. Edisi VII. Pustaka pelajar. Yogyakarta. Craswell, J.W. 1997. Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. Thousand Oaks-London-New. New Delhi. Sage Publications. Fajaroh dan Dasna. 2007. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle). Universitas Negeri malang. Malang. Nur, M. 1996. Proses Belajar Mengajar dengan Metode Pendekatan Keterampilan Proses. SIC. Surabaya Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung Wicaksono, A. 2008. Efektivitas Pembelajaran. Agung (ed). 5 April 2008. 2 Juli 2011
15