The effect of Video on Learning of Anamnesis Skill in Musculoskeletal System Block Syaefudin Ali Akhmad Erlina Marfianti Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Jl.Kaliurang km 14,5 Besi Ngaglik Sleman Correspondence:
[email protected] Abstract Competency-based Curriculum(CBC) using method of Problem Based Learning (PBL) has been implemented in the Faculty of Medicine, Islamic University of Indonesia since 2005,including one block of musculoskeletal system. To improve the quality of learning in FK UII especially in block musculoskeletal system needs to be done with the instructional media such as video. It has been done for making instructional videos through project grants PKPD (HPEQ) entitled Islamic Insert on Anamnesis of Musculoskelatal System. Video was made in three parts covering history taking in clinical settings (physician practices), the lege artis of anamnesis with Islamic insert and anamnesis in setting of OSCE exam. The purpose of this instructional video is to improve the quality of anamnesis skill, especially in block musculoskeletal system. This video is very useful as teaching media. It can be used in student self-directed learning to be independent so that it can enhance the point of anamnesis skills not only in numbers but also on Islamic values. When compared the result of anamnesis in the block of musculoskeletal system between academic year 2010/2011 and 2011/2012 before and after the video available have caused passing rates increased from 76% to 79% and the average point of the OSCE exam results have raised from 72.5 to 76.85. The results are statistically significant different between two groups after analyzed by using independent t-test analysis Numbers of student who have scored above 75 become 75%. Thus the instructional video was very helpful in learning skills related case of musculoskeletal block system.
Keywords; video, anamnesis, musculoskeletal system Intisari Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan metode Problem based learning (PBL) telah diterapkan di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia sejak tahun 2005 termasuk salah satunya blok sistem gerak. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di FK UII khususnya di blok sistem gerak perlu dilakukan dengan media ajar seperti video. Telah dilakukan pembuatan video ajar melalui proyek Hibah PKPD (HPEQ) dengan judul Islamic Insert dalam Anamnesis Sistem Gerak. Video dibuat dalam tiga bagian yang meliputi praktek anamnesis dalam setting
klinik (praktek dokter), anamnesis secara lege artis dengan islamc insert dan anamnesis dalam setting ujian OSCE. Tujuan dari video ajar ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anamnesis khususnya di blok sistem gerak. Manfaat video ini adalah bisa dipergunakan sebaai media ajar dan membantu mahasiswa dalam belajar mandiri sehingga bisa meningkatkan pencapaian nilai keterampilan anamnesis tidak hanya lulus secara angka tetapi bernuasa nilai islam. Apabila dibandingkan nilai anamnesis blok sistem gerak tahun akademik 2010/2011 sebelum tersedia video dengan blok sistem gerak tahun akademik 2011/2012 setelah tersedia video ajar tampak peningkatan angka kelulusan dari 76% menjadi 79% dan nilai rata-rata hasil ujian OSCE naik dari 72,5 menjadi 76,85. Perbedaan ini memiliki kemaknaan secara statistik sete;aj diuji dengan uji t-test tidak berpasangan. Jumlah mahasiswa yang mendapat nilai di atas 75 naik dari 59% menjadi 75%. Dengan demikian video ajar ini sangat membantu dalam pembelajaran keterampilan anamnesis kasus terkait blok sistem gerak. Keywords; video, anamnesis, sistem gerak
Pendahuluan Metode pembelajaran dengan Problem Based Learning (PBL) yang diterapkan di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia sejak tahun 2001 saat pertama kali FK UII berdiri. Metode PBL mengharuskan mahasiswa FK UII untuk berperan aktif dalam proses belajar. Metode ini membutuhkan fasilitas penunjang berupa sumber-sumber belajar yang mudah diakses oleh mahasiswa seperti buku ajar, jurnal, maupun compact disk (CD)interaktif pembelajaran, buku petunjuk praktikum, panduan keterampilan medik, video dan sebagainya yang tersedia di perpustakaan maupun melalui jaringan internet. Fasilitas belajar tersebut diperlukan untuk memudahkan mahasiswa dalam menguasai teori dan keterampilan (skill) klinis. Pada tahun 2005 FK UII sesuai dengan peraturan DIRJEN DIKTI harus menerapkan Competence-Based Curriculum (CBC). Salah satu hal yang ditekankan dalam CBC adalah pengalaman belajar diskusi dan keterampilan medik serta ketrampilan belajar. Salah satunya yang harus dikuasai oleh mahasiswa adalah keterampilan anamnesis di setiap blok yang sesuai dengan kasusnya. Secara praktis, keterampilan anamnesis ini diperlukan oleh seorang dokter untuk menggali informasi dari pasien berupa identitas, gejala penyakit, perjalanan penyakit dan faktor-faktor lain yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan keluhan yang dialaminya. Dari anamnesis tersebut seorang dokter akan mendapatkan data subyektif dari pasien yang mengarah kepada kemungkinan penyakit yang dialaminya (diagnosis). Di lapangan
pada saat praktek kedokteran sebenarnya sebagian besar penyakit (60%) dapat didiagnosis oleh dokter dengan anamnesis yang cermat.1 Praktek anamnesis untuk kasus blok sistem gerak selama ini hanya dilakukan selama kegiatan skill lab sehingga mahasiswa kurang latihan mandiri. Meskipun sudah tersedia buku panduan dan check list yang lengkap untuk anamnesis terkait blok seperti anamnesis untuk keluhan gangguan gerak, pemahaman mahasiswa perlu diperkuat dengan contoh simulasi anamnesis yang lebih sistematis dan efektif serta efisien. Anamnesis adalah seni untuk bertanya dan menggali dengan benar, wajar, yang bermanfaat untuk menjaga kepercayaan, menyambung rasa, dan membangun hubungan yang nyaman antara dokter dan pasien. Pembuatan video anamnesis ini didasarkan pada pemikiran perlunya mahasiswa diberikan contoh nyata cara anamnesis langkah demi langkah dan manfaat serta maksud semua jenis pertanyaan atau komunikasi tersebut. Cara bertanya dalam ananmnesis berbeda dengan cara bertanya polisi yang cenderung menginterogasi. Seni bertanya dalam anamnesis harus merupakan perpaduan antara nilai ilmiah, nilai etika/moral, nilai sosial, budaya, agama (islam) dan aspek kepraktisan yang mudah dipahami serta aspek psikologis/emosional yang bisa membuat nyaman sang pasien. Proses pembelajaran anamnesis selama ini khususnya di blok sistem gerak manghadapi kendala dengan tidak adanya pasien simulasi yang terlatih dan role play yang dilakukan kurang kontekstual karena tidak dipertemukan dengan penderita gangguan sistem gerak. Melalui pembuatan video ini diharapkan pembelajaran anamnesis khususnya di blok sistem gerak dapat lebih kontekstual dengan melibatkan pasien langsung atau pasien simulasi yang terlatih. Oleh karena itu anggaran yang besar diperlukan karena harus menggunkan pasien langsung dan atau pasien simulasi yang terlatih dari dalam negeri atau luar negeri. Dalam video ini juga akan ditampilkan beberapa praktek anamnesis yang salah dan sering dilakukan di praktek dokter dengan berbagai faktor penyebabnya. Pembahasan akan berbagai kesalahan itu akan dilakukan dari berbagai aspek meliputi aspek ilmu kedokteran, aspek ilmu komunikasi, aspek ilmu psikologi, aspek keislaman, aspek etika dan aspek utility serta kepraktisan. Pada akhir bagian video itu akan ditampilkan model dan contoh komunikasi yang benar dan baik sebagai pembanding sehingga mahasiswa bisa mempraktekan dalam latihan mandiri nantinya. Dengan adanya kekhususan dan muatan lokal di FK UII akan dicoba memasukan nilai-nilai islam dalam proses anamnesis tersebut. Muatan islam dalam anamnesis bisa dikaitkan dengan istilah ta’aruf (perkenalan), tafahhum (saling memahami), ta’awun (saling
menolong) dan takaful (saling menanggung).2 Selain itu dalam video ini juga akan ditampilkan contoh konkrit ujian OSCE anamnesis terkait blok sistem gerak sehingga bisa mengarahkan mahasiswa dalam menghadapi ujian OSCE anamnesis dengan lebih baik. Kemampuan anamnesis merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum. Dari hasil ujian skill practice terlihat bahwa rata-rata nilai untuk station anamnesis diatas 70 sesuai standar yang diterapkan. Prosentase kelulusan station anamnesis cukup tinggi akan tetapi kepahaman dan keterampilan anamnesis yang menyenangkan mahasiswa dan menyenangkan pasien masih pelu ditingkatkan tidak sekedar hanya terpenuhinya check list anamnesis tanpa memaknai dan menikmati proses anamnesisnya itu sendiri khususnya dalam blok sistem gerak. Penyusunan bahan ajar berupa video anamnesis mengenai filosofi anamnesis dari mulai artinya, maknanya, maksud tujuannya, kepentingannya, cara komunikasinya, cara bertanya, cara menggali isu yang sensitive, aplikasinya diblok sistem gerak, cara mengklarifikasi pemahaman pasien, berbagai dilemma yang muncul dan berbagai kesalahan yang sering terjadi dalam komunikasi anamnesis akan angat berguna untuk membantu mahasiswa menguasai topik pembelajaran ini. Dengan video diharapkan mahasiswa mendapatkan gambaran yang lebih konkrit (audiovisual), lebih mudah memahami dan bisa belajar secara mandiri meskipun tidak ada instruktur. Pada akhirnya pembuatan video ajar ini bisa meningkatkan prestasi belajar mahasiswa khususnya di blok sistem gerak dalam kegiatan keterampilan medik.
Metode Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu tahpa pertama pembuatan video anamnesis yang disisipi dengan nilai-nilai Islam dan tahap kedua adalah uji coba dan penggunaan video tersebut dalam blok sistem gerak pada angkatan 2010. Hasil uji coba tersebut selanjutnya dibandingkan dengan angkatan sebelumnya yang tidak menggunakan media pembelajaran video anamnesis blok sistem gerak pada angkatan 2009. Nilai ujian keterampilan anamnesis sistem gerak pada kedua angkatan dibandingkan dengan uji t- independen menggunakan program SPSS versi 17. Jumlah sample adalah jumlah mahasiswa angkatan 2010 dan 2009 yang mengambil blok sistem gerak dan mengikuti ujian ketrampilan anamnesis sistem gerak (musculoskeletal). Biaya pembuatan video dan penelitian ini berasal dari hibah video ajar HPEQ FK UII tahun 2011. Analisi statistid dilakukan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan dengan menggunakan alfa 0,05. Hasil dan Pembahasan
Pembuatan video anamnesis bekerja sama dengan ahli multimedia dari teknik informatika UII dalam perancangan formatnya. Secara substansial langkah-langkah pembuatan bahan ajar video adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi tujuan belajar blok sistem gerak 2. Pemilihan kasus yang representatif untuk pembelajaran anamnesis sesuai dengan penggolongan CINTAMU (Congenital, Inflamasi, Neoplasma, Trauma, Aging, Metabolisme, Unclassified) 3. Perumusan garis besar ketrampilan anamnesis secara sistematis dalam bentuk uraian narasi dan rencana potongan casting-gambar untuk pengambilan video 4. Pemilihan kasus dan pencarian pasien yang menderita penyakit gout artritis dan osteoartritis 5. Penjelasan untuk dokter dan pasien sebenarnya untuk praktek anamnesis yang riil 6. Penjelasan kepada dokter sebagai pemain dan pasien simulasi terstandar untuk praktek anamnesis yang benar 7. Penjelasan kepada dokter dan pasien simulasi terstandar untuk praktek anamnesis yang salah 8. Argumentasi dan komen dari ahli komunikasi setelah pengambilan gambar video 9. Editing dan lay out untuk hasil video yang dikoreksi oleh ahli komunikasi oleh ahli multimedia 10. Uji coba kepada para tutor dan revisi oleh tutor 11. Uji coba kepada mahasiswa dan revisi oleh mahasiswa 12. Hasil akhir video
Alur konten dari video anamnesis adalah sebagai berikut : Kompetensi blok sistem gerak
Tujuan belajar
Outcome belajar blok sistem gerak
Pilihan Kasus
Anamnesis kasus relevan blok
Pembuatan skenario/jalan cerita video
Penjelasan kepada para peraga
Pengambilan syoting
Analisis
Penanyangan
Revisi
Uji Coba
Efek
pada nilai ujian keterampilan anmnesis Diagram 1. Alur Penyusunan Video Anamnesis
Pembuatan skenario dilakukan bersama ahli penyakit dalam terkait dengan kasus yang dipilih sesuai dengan blok sistema gerak yaitu gangguan gerak akibat gout atritis dan osteoartritis serta disisipi dengan nilai islam yang relevan blok. Secara teori anamnesis bisa dilakukan secara langsung atau autoanamnesis dan tidak langsung kepada pihak keluarga yang disebut heteroanamnesis sperti pada kasus stroke karena pasien tidak sadar atau terdapat hambatan dalam berkomunikasi. Proses ananmnesis sebagaimana proses komunikasi lainnya yang bisa mengalami hambatan akibat dari berbagai faktor. Faktor-faktor yang bisa menghambat proses komunikasi adalah faktor sender (pengirim pesan), faktor receiver (faktor penerima pesan), faktor media, faktor bahasa, faktor suasana, faktor fisik dan faktor parateknik seperti agama, budaya, politik, kepentingan dan sosial lainya. Faktor sender terdiri dari pendidikan, umur, intonasi bicara, kejelasan dalam bicara, suku, sikap, dan penguasaan masalah yang sedang dihadapi.Faktor receiver terdiri dari pendidikan, status sosial, suku, umur, perasaan nyaman, kepribadian, dan intonasi bicara serta kelejelasan bicara. Faktor media berkaitan dengan metode atau alat/fasilitas yang dipergunakan dalam komunikasi seperti gambar, alat peraga dan video, film atau brosur.Faktor bahasa kadang menjadi hambatan jika menyangkut istilah-istilah teknis atau jika pasien nya berbeda suku atau kebangsaan.Faktor suasana berkaitan dengan konteks yang dialami oleh kedua belah pihak sehubungan dengan emosi atau perasaannya masing-masing.Faktor fisik kadang berpengaruh
terhadap kesan pertama sebelum anamnesis seperti penampilan (baju, perhiasaan dan parfum dll).Faktor parateknik sebenarnya tidak begitu besar pengaruhnya dalam anamnesis jika kedua pihak berasal dari satu background. Kesan pertama dan selanjutnya akan sangat mudah tampak dari bahasa non verbal seperti kontak mata, senyuman dan mimik wajah. Untuk memudahkan mahasiswa memahami berbagai kendala atau hambatan tersebut selama anamnesis perlu dicontohkan secara langsung dalam bentuk akting oleh peraga yang terlatih. Dokumentasi proses anamnesis yang fokus pada berbagai hambatan-hambatan komunikasi secara umum diperlukan supaya fenomena itu bisa dilacak dan ditampilkan kembali (retrieval) yang reliabel dan valid. Berbeda dengan latihan skills lab yang tidak terdokumentasi, video anamnesis memiliki keunggulan untuk menampilkan ekspresi non verval yang sangat krusial dalam kelancaran komunikasi yang kadang tidak disadari oleh tutor dan mahasiswa. Secara skematis proses komunikasi digambarkan sebagai berikut :3
Diagram 2. Model Proses Komunikasi Efektif Prinsip anamnesis adalah menyambung hati, mendengarkan dengan aktif, mengarahkan kepada DD yang paling mungkin, mengeluarkan penyakit yang tidak mungkin, dan penetapan 3 penyakit yang paling mungkin setelah cross check dan proses resume anamnesis. Selanjutnya
dari resume dibuat diagnosis kerja atau klinis dan dibuktikan dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mendapatkan bukti atau tanda yang patognomonis sehingga dokter mendapatkan keyakinan tentang problem pasien.4,5 Dalam keterampilan anamnesis perlu juga ditekankan akan pentingnya empati dokter kepada pasien. Menurut KKI kompetensi empati dokter dengan pasien terdiri dari beberapa level sebagai berikut :6 Level 0: Dokter menolak sudut pandang pasien Mengacuhkan pendapat pasien Membuat pernyataan yang tidak menyetujui pendapat pasien seperti “Kalau stress ya, mengapa datang ke sini?” Atau “Ya, lebih baik operasi saja sekarang.” Level 1: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu “A ha”, tapi dokter mengerjakan hal lain: menulis, membalikkan badan, menyiapkan alat, dan lain-lain Level 2: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisit Pasien, “Pusing saya ini membuat saya sulit bekerja” Dokter, “Ya...? Bagaimana bisnis Anda akhir-akhir ini? Level 3: Dokter menghargai pendapat pasien “Anda bilang Anda sangat stres datang ke sini? Apa Anda mau menceritakan lebih jauh apa yang membuat Anda stres?” Level 4: Dokter mengkonfirmasi kepada pasien “Anda sepertinya sangat sibuk, saya mengerti seberapa besar usaha Anda untuk menyempatkan berolah raga”
Level 5: Dokter berbagi perasaan dan pengalaman (sharing feelings and experience) dengan pasien. “Ya, saya mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan Anda berdua. Beberapa pasien pernah mengalami aborsi spontan, kemudian setelah kehamilan berikutnya mereka sangat, sangat, khawatir”
Empati pada level 3 sampai 5 merupakan pengenalan dokter terhadap sudut pandangpasien tentang penyakitnya, secara eksplisit. Setelah dibuat video ajar seperti pada gambar 3, selanjutnya dilakukan uji coba dan implementasi dalam kegiatan skill lab di tiap-tiap kelompok keterampilam medik. Dari hasil wawancara dengan dengan mahasiswa terhadap video ajar ini disimpulkan bahwa secara umum video sudah bagus dan sangat membantu dalam proses belajar anamnesis di blok sistem gerak. Mahasiswa merasakan lebih riil dalam melihat praktek anamnesis sehingga ada gambaran yang jelas mengenai cara-cara anamnesis yang baik dan yang tidak baik. Prinsip anamnesis harus jelas, sistematis, lengkap, terarah dan efektif serta penuh empati dengan nilai-nilai islam tampak lebih mudah dipahami setelah melihat langsung video tersebut. Menurut mahasiswa kekurangannya adalah mahasiswa belum boleh untuk meminjam video itu untuk dibawa pulang dan kasusnya kurang banyak atau kurang bervariasi untuk bisa menbentuk clinical reasoning mahasiswa.
Gambar 3. Video Ajar Anamnesis Blok Sistem Gerak Dampak dari video ini terhadap peningkatan jumlah kelulusan OSCE dan peningkatan nilai rata-rata ujian OSCE anamnesis dapat terleihat dari table berikut ini. Table 1. Prosensentase kelulusan OSCE dan rata-rata nilai OSCE
No. Angkatan Pengunaan Video 1
2009
(- )
Nilai ≥ Nilai < 75 Prosentase
Rata-rata
75
OSCE
59,1 %
kelulusan 127/310
171 (76%)
72,5
177 (79%)
76,85
nilai
(40,9%) 2
2010
(+)
75 %
66/224 (25%)
Dari tabel tersebut tampak bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai OSCE antara angkatan 2009 yang tidak menggunakan video anamnesis dengan angkatan 2010 yang menggunakan video anamnesis sebesar 4,35. Perbedaan ini cukup bermakna dengan uji t independen nilai p kurang dari 0,05 (α= 0,05) dan prosentase kelulusan berbeda 3 % lebih tinggi pada angkatan 2010 yang menggunakan video anamnesis. Jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 juga lebih kecil pada angkatan 2010 yang menggunakan video anamnesis. Selanjutnya video anamnesis tersebut akan dipergunakan dalam setiap kegiatan skill lab di blok sistem gerak untuk keterampilan anamnesis. Harapannya dengan adanya video anamnesis ini maka akan meningkatkan kegiatan mandiri dalam keterampilan ananmesis. Kegiatan mandiri setelah adanya video ini belum dapat dihitung karena video masih harus diperbaiki dan diedit untuk penyempurnaan. Kesimpulan dan Saran Dari pembuatan video ajar anamnesis ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Video ini telah berguna dalam membantu mahasiswa belajar keterampilan anamnesis menjadi lebih nyata dan memudahkan mahasiswa dalam mempraktekan keterampilan anamnesis 2. Video ini mampu meningkatkan pencapaian nilai rata-rata dan prosentase kelulusan ujian keterampilan anamnesis (ujian OSCE) kasus terkait blok sistem gerak
Dari hasil hibah ajar video anamnesis dapat diberikan saran untuk perbaikan sebagai berikut; 1. Sebaiknya setiap blok dibuat video ajar untuk memudahkan mahasiswa dalam belajar mandiri
2. Supaya lebih menarik sebaiknya aktor dalam peragaan anamnesis menggunakan orang yang terlatih dalm seni acting
DAFTAR PUSTAKA 1. Tim Blok Sistem Gerak, 2010. Panduan Blok Sistem Gerak. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta 2. Raydich, 5 Tingkatan Ukhuwah, http://rayditch.wordpress.com/2009/12/29/5tingkatan-ukhuwah/
3. Schermerhorn, Hunt & Osborn , 1994, Managing Organizational Behavior, 5th ed, John Wiley & Sons, Inc, Canada, pp 562 – 578 4. Gleadle, J, 2002. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik . Penerbit Erlangga. Jakarta 5. Bicley,L, 2003, Bate’s Guide to Physical Examination and History taking, Lippincot Williams & Wilkin,USA. 6. KKI, 2006, Komunikasi efektif Dokter-Pasien, Jakarta