ISSN 2337-3776
THE CORRELATION FACTORS OF HEALTH SERVICE ACCORDING TO MOTHER SELECTION OF BIRTH ATTENDANT IN WEST TELUK BETUNG, BANDAR LAMPUNG Akbar H, Larasati TA, Sibero HT Medical Faculty of Lampung University
Abstract The maternal mortality rate ( MMR ) is one indicator for measuring the maternal health. The facts show more than about 350,000 mothers in the worldwide die every year, the complication resulting from pregnancy and childbirth. The high maternal mortality cases are identified as an indirectly result from three conditions; delayed to know the signs of emergency and late in taking the decisions at the family level, was late in reaching the health service, and was late in getting an adequate medical aid. Aid delivery by health services with obstetrics core competence in health facilities has been associated with health services policy program in an effort to decrease the maternal mortality rate. The purposes of this research is to know the relations factors of health service according to mother selection of birth attendant in West Teluk Betung, Bandar Lampung 2012. This research is observational with cross sectional methode and the number of samples are 170 people. The samples were taken from mother that delivered in health care provider and non-health care provider. The result analysis shows there are a correlation between selection the birth attendant with the health care provider (p=0,001, OR=5,57). Health care provider as the most dealing factor for selection the birth attendant. Key words: Health care provider, The selection of birth attendant.
71
ISSN 2337-3776
Pendahuluan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan perempuan.
Tingkat kematian ibu merupakan
masalah kesehatan yang menarik perhatian WHO. Fakta menunjukan lebih dari 350.000 di seluruh dunia meninggal setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Priyanto, 2009) . Sebagian besar kematian ibu terjadi selama melahirkan dan periode postpartum langsung, dengan penyebab utama akibat komplikasi obstetric seperti perdarahan, sepsis, partus lama dan gangguan pada saat melahirkan, gangguan hipertensi dan komplikasi aborsi (Chowdhury, 2009). Di Indonesia, sekitar 28 persen kematian ibu disebabkan karena perdarahan, 13 persen ekslampsi atau gangguan akibat tekanan darah tinggu saat kehamilan, 9 persen partus lama, 11 persen komplikasi abprsi dan 10 persen akibat infeksi (UNDP, 2005; Depkes, 2010). Tingginya kasus kematian ibu di identifikasikan pula sebagai akibat tidak langsung dari kondisi “tiga terlambat” yaitu ; terlambat dalam mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan di tingkat keluarga, terlambat mencapai tempat pelayanan, dan terlambat mendapatkan pertolongan medis yang memadai (Depkes, 2008; Dinkes, 2010). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan di fasilitas kesehatan telah dikaitkan dengan kebijakan program pelayanan kesehatan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu. Para ahli kesehtan ibu sepakat bahwa kehadiran tenaga kesehatan selama persalinan dan periode awal postpartum, merupakan kunci yang penting untuk mengurangi kematian ibu. Persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih terbukti mengurangi resiko kematian ibu (WHO, 2008). Kehadiran tenaga kesehatan dalam persalinan secara luas dianggap sebagai salah satu strategi intervensi yang paling penting dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu di Negara dengan sumberdaya rendah (Meda et al., 2008). Disamping itu baru 59,4 persen perempuan usia produktif memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk persalinan, bahkan di beberapa provinsi pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk persalinan masih rendah (Depkes, 2010). Mahalnya biaya transportasi untuk mencapai pelayanan seringkali dikaitkan dengan
72
ISSN 2337-3776
pemanfaatan pelayanan kesehatan (Elfemi, 2003 ; Sabardianto, 2008). Kemudahan akses ke sarana pelayanan kesehatan juga berhubungan dengan jarak tempat tinggal dan waktu tempuh ke sarana kesehatan (Rosmini, 2002; Yuswandi, 2006; Depkes, 2007).
Walaupun jarak tempuh dan kemudahan ke sarana
kesehatan tidak selalu dapat menerangkan kaitannya dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu secara bermakna (Eryando, 2006; Kristianti, 2008).
Metode Penelitian ini merupakan observasional dengan rancangan cross sectional, yaitu pengukuran variabel dilakukan hanya satu kali pengamatan pada waktu tertentu. Metode pengumpulan data secara kuantitatif menggunakan alat ukur penelitian dalam bentuk kuisioner. Penelitian dilakukan pada 29 November - 28 Desember 2013 di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung pada saat pelaksanaan posyandu bulan November dan Desember 2013. Sampel yang digunakan sebanyak 170 sampel. Sedangkan analisis dapat dilakukan dengan analisis bivariat. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Untuk membuktikan adanya tidaknya hubungan tersebut, dilakukan statistik uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% ( α =0,05).
73
ISSN 2337-3776
Hasil 1. Analisis bivariat
Pada penelitian ini digunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1. Tenaga kesehatan menurut ibu bersalin dengan pemilihan penolong persalinan
Tenaga Kesehatan
Pemilihan Penolong Persalinan
Total
menurut ibu bersalin
Nilai p
Nakes
Nonnakes
Memuaskan
92
24
116
Tidak memuaskan
22
32
54
Total
114
56
170
0,001
Pembahasan 1. Analisis Bivariat Hubungan tenaga kesehatan menurut ibu bersalin dengan pemilihan penolong persalinan Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan p=0,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara ketersediaan tenaga kesehatan dengan pemilihan penolong persalinan . Serta odds ratio 5,57 yang berarti responden dengan
kategori memuaskan terhadap tenaga kesehatan 5,57 lebih baik
mendapatkan pemilihan penolong persalinan dari pada responden dengan kategori tidak memuaskan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Melfayetty Arief (2010) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara tenaga kesehatan dengan pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan.
Menurut Supartini (2004)
diharapkan setiap ibu hamil memanfaatkan petugas kesehatan seperti dokter,
74
ISSN 2337-3776
bidan dan perawat dalam pertolongan persalinan. Dengan memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan, ibu akan mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan prinsip bebas kuman dan prosedur standar pelayanan. Jika ditemui adanya komplikasi dalam persalinan, ibu akan mendapatkan pertolongan yang tepat (Supartini, 2004).
Simpulan Terdapat hubungan antar tenaga kesehatan menurut ibu bersalin dengan pemilihan penolong persalinan dengan nilai p=0,001.
Daftar Pustaka Chowdhury. 2009. Causes of Maternal Mortality Declinein Matlab, Bangladesh. Journal of Health, Population and Nutrition,27(2),108. Depkes, RI. 2007. Laporan Nasional Riskesdes. ______, RI. 2008. KMK No 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota ______, RI., 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. ______,RI. 2010. Laporan Nasional Riskesdas Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Elfemi, N. 2003. Aspek social cultural dalam perawatan kesehatan studi kasus: penderita tuberkulosis di Cikoneng Kabupaten Ciamis.Universitas Indonesia, Depok. Retrieved from http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=73714 Eryando, T. 2006. Aksesibilitas Kesehatan Maternal di Kabupaten Tangerang, 2006. Makara Kesehatan,11,No2,76-83. Kotler, Philip. 1997. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta. Kristianti,P. 2008. Distribusi dan Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Ngawi: Kajian Data Potensi DesaTahun 2005: KMPK Universitas Gadjah Mada Khudhori. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan tempat persalinan pasien poliklinik kandungan dan kebidanan rumah sakit IMC Bintaro. Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta Meda,N.,at all. 2008. From evaluating a Skilled Care Initiative in rural Burkina Faso to policy implications for safe mother hood in Africa. Tropical Medicine &International Health,13,68-72.doi:10.1111/j.1365-3156.2008.02089.x Priyanto., dkk. 2009. Farmakologi dan Terminologi Medis. Jakarta: Leskonfi Rosmini,M. 2002. Determinan pemanfaatan pelayanan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.Tesis. Universitas Indonesia. Depok.
75
ISSN 2337-3776
Sabardianto,T.D. 2008. Analisis pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh pengguna jasa berdasarkanaksesbilitas pada puskesmas kecamatan di wilayah Jakarta pusat. Universitas Indonesia. Depok. Supartini. 2004. Pelayanan Kesehatan Bagi Ibu hamil. EGC. Jakarta UNDP. 2005. Tujuan 5 Meningkatkan Kesehatan Ibu Laporan Perkembangan Pencapaia Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia:UNDP. RetrievedFromhttp://www.undp.or.id. Yuswandi,A.2006. AnalisisFaktor Faktor yang Berhubungan dengan Akses Penduduk Sumatera Barat Ke Pelayanan Kesehatan.Tesis. Universitas Indonesia. Depok.
76