The Concept of Fit in Strategy Research: Toward Verbal and Statistical Correspondence N, VENKATRAMAN
Massachusetts Institute of Technology
Presented by :
M Anang Firmansyah
sebuah kerangka kerja konseptual dan mengidentifikasi enam perspektif : • • • • • •
Fit as Moderation Fit as Mediation Fit as Matching Fit as Gestalts Fit as Profile Deviation Fit as Covariation
Introduction •
•
•
•
artikel ini menyatakan adanya hubungan secara eksplisit antara proposisi teoritis dan tes operasional Konsep Fit merupakan sebuah an important building block untuk konstruksi teori di beberapa daerah penelitian (Aldrich, 1979; Fry & Smith, 1987; Thompson, 1967; Van de Yen & Drazin, 1985), termasuk manajemen strategis (Miles & Snow , 1978; Snow & Miles, 1983; Venkatraman & Camillus, 1984). untuk mendalilkan hubungan menggunakan frase dan kata-kata seperti cocok dengan, bergantung, konsisten dengan, Fit, harmoni, dan coalignment, adalah pedoman yang tepat untuk menerjemahkan pernyataan-pernyataan verbal untuk suatu analisis. peneliti memilih bentuk matematika yang tersedia dan melakukan tes statistik tanpa memeriksa validitas pilihan mereka (Drazin & Van de Ven, 1985; Schoonhoven, 1981,).
• Kurangnya korespondensi dan formulasi matematika dapat melemahkan hubungan antara membangun teori dan pengujian teori (Blalock, 1965), • Galbraith dan Nathanson (1979, p 266), menyatakan: "Meskipun konsep fit adalah sesuatu yang berguna, tapi tidak memiliki definisi yang tepat yang dibutuhkan untuk menguji dan mengetahui apakah suatu organisasi memiliki kinerja atau tidak”. • Van de Ven berpendapat bahwa konsep fit untuk menentukan bentuk yang sesuai dan bisa mengubah arti dari teori itu sendiri (Van de Ven, 1979; Van de Ven & Drazin, 1985).
• Makalah ini telah dikembangkan sebagai berikut: • (a) Fit adalah pusat untuk diskusi teoritis dan penelitian empiris dalam manajemen strategis, • (b) Fit dalam penelitian strategi dapat menunjukkan adanya hubungan yang sesuai antara konsep (verbalisasi yang berbasis hubungan) dan teori pengujian (pengujian statistik dari hubungan tersebut), • (c) operasionalisasi Fit dapat dibahas secara luas dalam suatu penelitian (Drazin & Van de Yen, 1985; Joyce, Slocum, & Von Glinow, 1982; Miller, 1982; Schoonhoven, 1981),
Alternative Perspectives of Fit in
Strategic Management • kebanyakan peneliti memutuskan untuk menggunakan konsep Fit tertentu, dimana mereka dihadapkan dengan dua keputusan mendasar : a. Yang pertama adalah memilih tingkat spesifisikasi teoritis suatu hubungan ,yang menunjukkan tingkat presisi dalam bentuk fungsional yang Fit. Gupta dan Govindarajan (1984) menyatakan, kesesuaian antara dua variabel penelitian untuk strategi terdapat suatu pengaruh manajerial interaktif, Miller dan Friesen (1984) mengeksplorasi pola yang berbeda dari konfigurasi antara variabel yang lebih besar yaitu kesuksesan dan keberhasilan dari kelompok perusahaan.
b. Yang kedua adalah suatu konsep Fit dari kriteria variabel tertentu (misalnya, efektivitas) yang berhubungan dengan kriteria variabel bebas. Dalam beberapa pengaturan, peneliti menentukan konsep Fit yang intrinsik yang terhubung dengan variabel kriteria tertentu, yang ada di rangkaian lain, dan terpengaruh dari kriteria variabel bebas, yang memiliki penerapan secara luas.
Fit as Moderation • Konseptualisasi, • Suatu strategi tidak ada yang unggul, terlepas dari konteks lingkungan atau organisasi, fit as moderation telah umum digunakan pada perspektif kontingensi (Harrigan, 1983; Hofer, 1976; Ginsberg & Venka-traman, 1985) yang dioperasionalkan dalam perspektif (interaksi) suatu moderasi. • Menurut perspektif moderasi, pengaruh variabel prediktor ada pada variabel tergantung pada tingkat variabel ketiga, yang disebut sebagai moderator. • perspektif ini menetapkan pada teori yang mendasari bahwa pengaruh dari prediktor (misalnya, strategi) bervariasi di berbagai tingkat moderator (misalnya, lingkungan).
• Dalam istilah yang lebih umum, moderator bisa dilihat dari beberapa kategori (jenis lingkungan, tahap siklus hidup produk, jenis organisasi) atau karakteristik (tingkat keterkaitan bisnis, tingkat intensitas kompetitif), yang akan mempengaruhi arah atau kekuatan hubungan antara variabel prediktor (misalnya, strategi) dan variabel tergantung (misalnya, kinerja). Isu analitis. Hubungan yang mendasari antara konseptualisasi dan pengujian, dapat dilihat sebagai isu yang menghubungkan konseptual dan statistik
• • • • •
empat isu Fit as Moderation adalah: (a) perbedaan antara bentuk dan kekuatan moderasi, (b) peran dan dampak multikolinieritas, (c) perbandingan efek utama dibandingkan interaksi, dan (d) persyaratan partialling keluar dari efek kuadrat untuk menguji efek moderat.
a. (Arnold, 1982) menyatakan, Perbedaan antara bentuk dan kekuatan moderasi dapat menggambarkan kedua isu teoritis dan analitis.
• seorang peneliti, menggunakan perspektif moderasi, dan berhipotesis bahwa kemampuan prediktif dari strategi tertentu akan berbeda pada lingkungan yang berbeda, hipotesis ini mencerminkan kekuatan moderasi dan dapat diuji dengan menggunakan analisis sub kelompok. • Sebaliknya, jika peneliti menetapkan bahwa hasil kinerja secara bersama-sama ditentukan oleh interaksi antara prediktor dan moderator, maka hipotesis ini mencerminkan bentuk moderasi dan dapat diuji dengan menggunakan analisis regresi moderator (Arnold, 1982; Sharma, Du-rand, & Gur-Arie, 1981).
b. yang berkenaan dengan peran dan pengaruh multikolinieritas, yaitu masalah statistik yang muncul ketika korelasi antara variabel independen yang sangat tinggi, sehingga menghasilkan kesalahan standar koefisien regresi yang besar dan tidak stabil. Beberapa peneliti secara eksplisit menggunakan multikolinieritas sebagai alasan untuk tidak menguji sesuai perspektif (lih. Dewar & Werbel, 1979; Drazin & Van de Yen, 1985).
c. Yang berkaitan dengan membandingkan efek utama dibandingkan interaksi dalam perspektif moderasi. Misalnya, seorang peneliti mungkin tertarik pengaruh dari strategi unit bisnis yang dipilih pada kinerja dan pengaruh dari kesesuaian antara strategi dan karakteristik administrasi, seperti struktur organisasi (Chandler, 1962), sistem (Lorange & Vancil, 1978) , atau sifat orang (Gupta, 1984).
d. Isu keempat berfokus pada partialling keluar dari pengaruh kuadrat variabel-variabel asli (X dan Z) dalam rangka membangun hubungan atau tidak adanya pengaruh hubungan dari moderation, Southwood (1978) juga berpendapat bahwa hubungan adalah suatu interaksi.
Keterbatasan. Perspektif Fit dari moderasi, terbatas dalam dua cara. a. ketidakmampuan untuk memisahkan keberadaan Fit dari efek Fit. menentukan Fit sebagai moderasi akan mengacu pada variabel kriteria, sulit terkait dengan variabel kinerja yang spesifik dan mungkin tidak digeneralisasikan untuk langkah-langkah kinerja lainnya. b. berkaitan dengan kesulitan yang timbul dalam arti teoritis untuk istilah interaksi, terutama pada beberapa set interaksi dan interaksi yang lebih tinggi. Jauch, Osborn, dan Glueck (1980), Yang meneliti implikasi kinerja keuangan sesuai dengan lingkungan dan strategi akan menggunakan hubungan perspektif moderasi.
• kesesuaian menggunakan perspektif ini untuk menguji teori yang mendasari , disini harus dipertanyakan karena pandangan moderasi yang Fit (dilihat dari segi strategi yang berhubungan dengan variabel individu dan variabel lingkungan) memiliki sedikit dasar teori, oleh karena itu tidak mengejutkan bahwa Jauch dan rekan-rekannya (1980) tidak menemukan efek hubungan yang signifikan. • Mengingat keterbatasan ini, penting untuk mengakui bahwa sebagai peneliti harus berusaha untuk menghindari ketidak tepatan dalam menghubungkan teoritis dan empiris, mereka harus menggunakan moderasi sebagai salah satu cara dari banyak skema untuk konsep Fit.
A schematic representation of fit as moderation.
Fit as Mediation • Konseptualisasi. • Perspektif Fit sebagai mediasi dapat menentukan adanya mekanisme intervensi yang signifikan (misalnya, struktur organisasi) antara variabel bebas (misalnya, strategi) dan variabel tergantung (misalnya, kinerja ). • sementara moderasi menentukan berbagai pengaruh variabel independen pada variabel dependen sebagai fungsi dari variabel moderating, maka perspektif ini (mediation) menentukan adanya pengaruh intervensi (tidak langsung) antara variabel bebas dan variabel tergantung. • Seperti moderasi, perspektif ini (mediation) adalah berpengaruh dengan variabel tertentu. Namun, bentuk fungsional Fit nya, dipandang hanya sebagai pengaruh tidak langsung,
• Hambrick, Mac Millan-, and Day(1982) menyatakan bahwa pangsa pasar relatif diperlakukan sebagai moderator ketika menganalisis efektivitas strategi di empat ruang dari matriks portofolio bisnis, analisis yang konsisten dengan teori portofolio matriks. • Prescott, Kohli, dan Venkatraman (1986) menyatakan bahwa pasar saham diperlakukan sebagai mediator dalam sistem hubungan antara keuntungan dan strategi di konteks lingkungan yang berbeda. • Kedua studi tersebut ditujukan adanya Fit bahwa pangsa pasar dan pasar saham berpengaruh pada kinerja, dengan menggunakan perspektif teoritis dan analitis yang berbeda.
• Perspektif mediasi menguraikan bahwa ada pengaruh tidak langsung pasar saham terhadap kinerja perusahaan. Sebaliknya, perspektif moderasi dari pangsa pasar berguna untuk mengevaluasi perbedaan dalam hubungan antara strategi dan kinerja di berbagai lingkungan (Prescott, 1986). • Isu analitis. • Fit test sebagai mediasi biasanya dilakukan dalam kerangka Pathanalitis (lih. Alwin & Hauser, 1972; Blalock, 1969; Duncan, 1972). • perbedaan antara mediasi yang lengkap dibandingkan parsial, memiliki implikasi teoritis yang penting untuk penelitian strategi yang terbaik dan dapat menggunakan koefisien dari model mediational
• kinerja perusahaan adalah fungsi dari faktor struktural dan pilihan strategis (Andrews, 1980; Bourgeois, 1980; Schendel & Hofer, 1979). • Perspektif Fit sebagai mediasi diposisikan berbeda dari perspektif moderasi dalam skema klasifikasi.
.
A schematic representation of fit as mediation.
Fit as Matching • Konseptualisasi. • Perspektif ini didefinisikan secara teoritis antara dua variabel yang berhubungan. • adalah titik utama dari dari dua perspektif sebelumnya karena Fit ditentukan tanpa referensi ke sebuah variabel kriteria dan pengaruhnya pada satu set variabel kriteria yang akan diteliti. • ukuran Fit antara dua variabel dikembangkan secara independen dari variabel kinerja
• contoh dari perspektif ini ditemukan dalam tesis klasik Chandler (1962) bahwa strategi diversifikasi membutuhkan struktur multidivisional, sedangkan strategi ekspansi geografis memerlukan unit penelitian lapangan, dan adanya hubungan antara struktur organisasi dan strategi yang akan menyebabkan inefisiensi administratif atau kinerja yang lemah. • Dengan demikian, ukuran dari strategi dan struktur organisasi yang fit dapat diturunkan berdasarkan pada teori yang mendasarinya tanpa mengacu pada kinerja. • (Grinyer, Yasai-Ardekani, dan Al-Bazzaz, 1980; Rumelt, 1974) menyatakan bahwa Proposisi teoritis yang paling tepat dapat dioperasionalkan dalam perspektif Fit as matching dan diuji dengan kriteria eksternal suatu kinerja.
• Chakravarthy (1987) menyatakan bahwa Fit as matching , dalam konteks sistem perencanaan, ada ketika sistem perencanaan tersebut sesuai (matching) dengan sistem ideal yang diperlukan, dan ia menggunakan definisi ini untuk menguji apakah suatu sistem perencanaan dapat meningkatkan sistem kinerja. • Isu analitis. • Perspektif matching telah didukung oleh tiga skema analitis terkait: analisis deviasi skor, analisis residu, dan analisis varians (ANOVA). • Analisis deviasi skor didasarkan pada premis bahwa perbedaan mutlak antara nilai standar dua variabel menunjukkan kurang Fit (Alexander & Randolph, 1985; Bourgeois, 1985).
•
•
•
Analisis Residu mencerminkan operasionalisasi matching (Dewar dan Werbel itu (1979). Dalam metode ini, residual dari regresi satu variabel (misalnya, X) pada variabel lain (misalnya, Z) digunakan untuk mencerminkan matching , yang kemudian dapat dikaitkan dengan variabel kriteria. analisis varians (ANOVA), biasanya digunakan untuk menguji pengaruh interaksi, tapi Joyce, Slocum, dan Von Glinow (1982) menggunakan untuk mengembangkan tes yang matching yang mencerminkan perspektif Fit as matching. Sebuah keuntungan yang spesifik dari skema analitis adalah bahwa mereka dapat menguji perspektif Fit as matching dalam kerangka analitis yang luas (Joyce et al, 1982).
Fit as Gestalts • •
•
•
Konseptualisasi. Ketika fit as gestalts dikonseptualisasikan dan ditentukan menggunakan dua variabel atau lebih, adalah mungkin bagi para peneliti untuk memakai perspektif fit as gestalts yang memiliki bentuk fungsional yang tepat, dan banyak variabel yang dapat digunakan, juga tingkat ketepatan harus diperhitungkan. Salah satu perspektif multivariat tersebut adalah fit as gestalts , yang didefinisikan sebagai tingkat koherensi internal antara beberapa variabel teoritis. Peran gestalts digambarkan oleh Miller (1981, hal 5) : "Daripada melihat beberapa variabel atau lebih di antara variabel-variabel tersebut, kita harus berusaha untuk menemukan kelompok yang sering menggunakan beberapa variabel atribut atau gestalts“.
• Isu analitis. • Ada dua isu analitis utama mengenai Fit as gestalts, yaitu : validitas deskriptif gestalts dan validitas prediktif gestalts • Validitas deskriptif mensyaratkan bahwa gestalts akan ditafsirkan dalam hal posisi teoritis dari Fit. Hal ini terutama penting karena skema analisis yang tersedia untuk mengembangkan gestalts (misalnya, analisis cluster, analisis faktor-q) adalah induktif. • Miller dan Friesen, 1984.) berpendapat bahwa gestalts adalah "hubungan yang relatif sedikit dan sangat berbeda satu sama lain, baik dari segi nilai antara beberapa variabel”
• Kriteria ini harus mencakup : • (a) pengujian jumlah gestalts menggunakan prosedur statistik formal seperti indeks Chi- (Milligan & Cooper, 1985), • (b) menunjukkan stabilitas cluster yang menggunakan hasil validasi silang dengan prinsip • (c) menjelaskan gestalts berdasarkan teori pemilihan variabel input untuk suatu analisis.
•
•
•
Validitas prediktif penting untuk membangun implikasi kinerja dar ivariabel-variabel gestalts dan untuk menunjukkan keberadaan jenis strategi umum atau konfigurasi dari beberapa strategi. Misalnya, Etzioni dan Son 1961, hal 14), berpendapat bahwa organisasi berkinerja tinggi memiliki konfigurasi struktur internal yang konsisten, yang ada dalam kinerja organisasi. Jika proposisi tersebut dapat langsung diuji dalam perspektif gestalt, tantangannya adalah untuk menggabungkan variabel kinerja ke dalam analisis. Salah satu pendekatan untuk menilai validitas prediktif adalah untuk mengikuti saran Hambrick dari mengidentifikasi sampel sub unit bisnis berkinerja tinggi untuk mengidentifikasi beberapa variabel gestalts dalam setiap sub-sampel. Pendekatan ini akan membantu peneliti untuk mengembangkan profil yang berbeda dari suatu kinerja, dan untuk menilai kemungkinan dalam menemukan pola yang sesuai dalam sub unit bisnis dan berkinerja tinggi.
Fit as Profile Deviation • Konseptualisasi. • Fit as profile deviation adalah tingkat kepatuhan profil eksternal yang ditentukan dalam penggunaan pola analisis., menurut Van de Yen dan Drazin (1985) • Jika profil strategi ideal (misalnya, tingkat penyebaran sumber daya) yang ditentukan untuk lingkungan tertentu, suatu unit bisnis seperti profil multidimensi akan berhubungan positif dengan kinerja jika terdapat environment-strategi coalignment yang tinggi. • Sebaliknya, penyimpangan dari profil ini akan berdampak kelemahan dalam environment-strategi coalignment , sehingga tejadi pengaruh negatif pada kinerja.
• Meskipun perspektif ini dapat diadopsi dalam berbagai situasi penelitian, hal ini sangat berguna untuk menguji pengaruh environment-strategi coalignment, karena penyimpangan dalam strategi dari profil lingkungan ideal harus berhubungan negatif dengan kinerja. (Andrews, 1980; Bourgeois, 1980; Miles & Snow, 1978) • Venkatraman dan Prescott berpendapat bahwa perspektif ini paling mencerminkan pengaruh dari proposisi teoritis kinerja tehadap - environment-strategi coalignment
• •
Isu analitis. Interaksi isu kritis yang penting dalam konseptualisasi Fit as profile deviation adalah : (a) mengembangkan profil yang ideal. (b) menambah bobot diferensial untuk beberapa dimensi. (c) menggunakan model dasar untuk menilai kekuatan Tes. Isu pertama berfokus pada pengembangan profil yang dapat berfungsi sebagai patokan untuk menyusun strategi bisnis dalam studi. Ada dua pilihan yang jelas. Pilihan pertama adalah teoritis, yaitu, menetapkan profil yang sesuai untuk lingkungan tertentu. Pilihan kedua adalah empiris, yaitu, mengembangkan profil ini dengan menggunakan sampelyang sesuai (Drazin & Van de Ven, 1985; Venkcrtraman & Prescott, di tekan) .
Isu kedua menyangkut mengembangkan profil multidimensi dengan menggunakan bobot yang sama untuk dimensi atau dengan bobot yang berbeda pada dimensi , yang berdasarkan kepentingan relatif. Drazin dan Van de Ven (1985 hal. 351). mengadopsi skema tertimbang tapi mencatat bahwa terdapat bobot yang sama dengan memperkenalkan kemungkinan pentingnya bobot diferensial dari penyimpangan ... dalam menentukan kinerja” Venkatraman dan Prescott berpendapat bahwa skema pembobotan dari bobot beta dari persamaan regresi menggunakan variabel susunan strategi kinerja untuk setiap lingkungan dalam sampel yang sesuai.
Isu ketiga yang berkenaan dengan kekuatan Tes, yang mengharuskan peneliti untuk menentukan model dasar untuk menunjukkan bahwa kekuatan prediksi dari ukuran coalignment (dihitung sebagai jarak tertimbang dengan menggunakan profil dari sampel yang sesuai) yang secara signifikan lebih baik daripada mengukur dan dihitung sebagai deviasi dari profil acak. Dalam Van de Ven dan Drazin (1985) analisis pola, adalah koefisien korelasi negatif dan signifikan antara ukuran coalignment dan kriteria yang menunjukkan pengaruh kinerja yang Fit.
A schematic representation of fit as profile deviation.
Fit as Covariation • •
•
•
Konseptualisasi. Fit as Covariation adalah pola covariation atau konsistensi internal di antara satu set variabel yang berhubungan secara teoritis, dan dapat menjadi yang terbaik dan dapat digambarkan melalui suatu ilustrasi. Jika strategi unit bisnis dalam konteks tertentu adalah yang terbaik yang direpresentasikan sebagai pola yang konsisten, maka alokasi sumber daya dan area pemasaran untuk bidang penelitian dan desain pengembangan manufaktur, tidak cukup hanya sebuah strategi yang efektif saja, tetapi memerlukan perhatian pada strategi semua bidang. Fit sebagai covariation mirip dengan megastrategy (Mintzberg, 1978) atau strategi sebagai pola untuk suatu keputusan besar (Grant & King, 1982; Miles & Snow, 1978).
• Meskipun perspektif ini mungkin tampak mirip dengan gestalts yang dipandang sebagai produk dari analisis cluster (pengelompokan pengamatan didasarkan pada seperangkat atribut atau variabel), namun pada covariation dimodelkan sebagai analisis faktor (pengelompokan atribut berdasarkan data dari serangkaian pengamatan). • (Hambrick, 1980, hal 571), menunjukkan tidak ada hubungan logis di antara berbagai variabel independen “.
• Isu analitis. Issu pertama, membedakan antara pendekatan eksplorasi dan konfirmasi, ini adalah ilmu kuno dalam penelitian sosial. Operasional Fit sebagai covariation didasarkan pada prinsipprinsip dasar analisis faktor, yaitu, menjelaskan covariation antara indikator dalam beberapa faktor yang lebih kecil dan menjelaskan covariation di antara faktor pertama dan faktor kedua. Fit sebagai covariation ditentukan sebagai faktor kedua, dan faktor pertama mewakili dimensi untuk coalignement (Venkatraman, 1986).
•
Covariation dapat dimodelkan dengan dua cara: sebagai Exploratory Factor Analysis (EFA) atau sebagai Confirmation Factor Analysis (CFA).
1. EFA menggunakan analisis faktor umum dengan rotasi miring dan korelasi antara faktor-faktor urutan pertama untuk memeriksa kemungkinan faktor kedua (. Cattell, 1978, Bab 9,). 2. CFA, menurut (loreskog & Sorbom, 1979) digunakan untuk menguji satu atau lebih faktor secara teoritis terhadap data yang diamati. •
( Bagozzi, 1980; loreskog & Sorbom, 1979), menyatakan bahwa Ketika manfaat relatif dari kedua jenis analisis faktor tertimbang maka pendekatan konfirmatori lebih disukai untuk model Fit as covariation.
• Bagian kiri menentukan model pengaruh langsung bahwa empat dimensi pada variabel tidak efektif memberikan pengaruh ke dalam pola covariation. • Sebaliknya, sisi kanan gambar secara eksplisit menentukan covariation antara empat dimensi yang mencerminkan suatu strategi bisnis internal yang konsisten, yang memiliki pengaruh pada variabel.
• Gambar berikut :
A schematic representation of fit as covariation Main effects model
Covariation model
Isu kedua, berkaitan dengan pengujian kinerja yang mempunyai pengaruh dan dimodelkan sebagai covariation dapat digambarkan dalam tiga uji statistik yang saling melengkapi: perbandingan koefisien determinasi, perhitungan dari koefisien sasaran T (Marsh & Hocevar, 1985) , dan signifikansi statistik dari faktor loadings urutan kedua (Venkatraman, 1986).
Comparing Alternate Perspectives of the Concept of Fit in Strategy Research
Table Continued