PENGARUH KEPEMIMPINAN BIROKRASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN CIPUTAT TIMUR (Influence of Bureaucratic Leadership and Motivation toward Employee Performance in the Office of the Eastern District of Kecamatan Ciputat Timur) Teten Haryanto *)
ABSTRACT Study was to determine the influence of Bureaucratic Leadership on Employee Performance in the Office of the Eastern District of Kecamatan Ciputat Timur; magnitude of Motivation toward Employee Performance influence on East Chester District Office, and the influence of Bureaucratic Leadership and Motivation toward Employee Performance in Kecamatan Ciputat Timur District Office jointly affect Publishing Service Quality Permit Area. This study used quantitative research type correlation method to see how much influence the partial and multiple. The sampling technique using Slovin formula in to 85 samples and each respondent was given a question as much as 36 statements using a Likert scale. Based on the results of data processing can influence the results are positive and significant influence of Bureaucratic Leadership on Employee Performance in the Office of the Eastern District of Kecamatan Ciputat Timur; there is a positive and significant influence of Motivation on Employee Performance in the Office of the Eastern District of Kecamatan Ciputat Timur, and there is a positive and significant influence of Leadership and Bureaucracy motivation together on Employee Performance in the Office of the Eastern District of Kecamatan Ciputat Timur. Keywords: Bureaucratic Performance
Leadership,
Motivation,
and
Employee
Pelaksanaan kebijakan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah menimbulkan perubahan-perubahan mendasar dalam penyelenggaraan organisasi dan manajemen Pemerintahan Daerah. Pemerintah kini dituntut untuk lebih proaktif dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) serta cepat tanggap terhadap perubahan yang semakin cepat. Bahkan otonomi daerah sebagai bentuk pelaksanaan Undang1
undang tahun 2004 merupakan tuntutan pemerintah untuk beradaptasi dengan dinamika perubahan politik, ekonomi dan budaya yang semakin berkembang. Di Kecamatan Ciputat Timur, dimensi perubahan pelaksanaan kewenangan, tugas dan fungsi kecamatan yang menunjukkan kedudukan Kecamatan Ciputat Timur kini diposisikan sebagai salah satu satuan kerja perangkat daerah. Meskipun begitu, bukan berarti tuntutan terhadap kinerja Camat atau terhadap Kantor Kecamatan Ciputat Timur dalam pelaksanaan urusan administrasi pemerintahan, koordinasi kegiatan pembangunan dan pelayanan publik semakin berkurang. Untuk itu, kinerja Kantor Kecamatan Ciputat Timur, terutama kinerja pemerintahan di bidang pemerintahan, bidang kesejahteraan sosial, bidang perlu untuk terus ditingkatkan dalam melaksanakan seluruh program-program
pembangunan,
sehingga
misi
utama
pelayanan
masyarakat bisa tercapai. Namun, berdasarkan pengamatan awal memperlihatkan kondisi yang masih belum optimal, hal ini terlihat dari fenomena permasalahan kinerja pegawai di Kecamatan Ciputat: 1. Pelaksanaan tugas pegawai tidak mencapai target baik harian maupun bulanan antara lain dalam pekerjaan kebersihan atau penanganan sampah di enam Kelurahan yang berada di Kecamatan Ciputat Timur menghasilkan sampah rata-rata 178 ton /hari. 2. Dalam pelaksanaan kerja tidak efesien sehingga pekerjaan yang dapat dilaksanakan dalam waktu singkat (1 hari) bisa berlarut-larut penyelesaiannya. 3. Pelayanan publik ditingkat Kecamatan Ciputat Timur karena belum didukung oleh Standar Pelayanan Minimum (SPM), kualitas sumber daya manusia masih terbatas dan belum profesional, prasarana kantor belum sepenuhnya lengkap untuk mendukung pelayanan yang prima.
4. Pemberian izin yang tidak terkendali misalnya pemberian izin mini market yang menyebabkan kemacetan dan berdampak pada usaha masyarakat sekitarnya.
Dampak permasalahan ini, implikasinya pada kondisi kinerja para pegawai yang belum optimal tidak
hanya pada Kantor Camat Ciputat
Timur saja, sehingga kepentingan warga masyarakat di wilayah Ciputat Timur pun dapat terkena dampak dari belum optimalnya kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Ciputat Timur. Dampak yang dimaksud antara lain muncul dari lambannya proses pelayanan perizinan, tidak tercapainya terget penerimaan PBB, pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan kurang
terkoodinasinya
kegiatan
pembangunan
di
wilayah-wilayah
kelurahan. Berawal dari lemahnya kinerja perseorangan akan menyebabkan penurunan pada kinerja kelompok serta berimplikasi pada kinerja organisasi. Karena tugas-tugas di Kecamatan Ciputat Timur merupakan satu kesatuan yang terintegritas menjadi satu kesatuan kerja dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Situasi ini kurang dapat diarahkan oleh pimpinan untuk menggerakan pegawai dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Dari
fenomena
tersebut,
timbul
asumsi
bahwa
diduga
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja menjadi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan. Kepemimpinan juga akan memengaruhi kinerja birokrasi publik, Sebagaimana dikemukakan Pasolong (2010: 195), birokrasi
publik
memiliki
kemampuan
memengaruhi
pemimpin dan
dapat
memberikan motivasi kepada bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan
kinerja
birokrasi
pemerintahan.
Sedangkan,
Nawawi
(2011:359) mengemukakan bahwa motivasi merupakan pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu. Dalam konteks ini motivasi dapat menjadi pendorong bagi pegawai untuk melaksanakan
pekerjaan secara maksimal yang terlihat dari kinerja pegawai dalam menjalankan tugas. Asumsi ini merujuk pada premise major (alasan pokok) berikut: Kepemimpinan Birokrasi yang terjalin di antara Camat, Sekretaris Kecamatan dan Kepala-kepala Seksi dengan para staf Kecamatan merupakan proses interaksi sosial yang berlangsung dalam situasi kerja yang dinamis. Proses interaksi sosial yang demikian itu tentu berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab para pegawai inilah terungkap menjadi kinerja pegawai. Oleh sebab itu, Kepemimpinan Birokrasi dapat berpengaruh positif terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Ciputat Timur. Motivasi, sebagai suatu dorongan
kebutuhan atau keinginan
tertentu pegawai, merupakan faktor internal pegawai yang langsung dapat memengaruhi sikap dan perilaku kerja pegawai dalam memahami dan melaksanakan ketentuan, prosedur dan norma kerja yang berlaku. Dorongan kebutuhan dan keinginan tersebut muncul dalam kinerja pegawai. Kinerja pegawai adalah proses dan hasil kerja pegawai dalam pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan uraian di atas, untuk mendeskripsikan konsep gagasan dimaksud menjadi suatu konsep penelitian, maka dipilih judul penelitian sebagai berikut: “Pengaruh Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Ciputat Timur”
METODE PENELITIAN Jenis
penelitian
bersifat
kuantitatif
yaitu
untuk
mengetahui
pengaruh kepemimpinan birokrasi dan motivasi terhadap kinerja pegawai di Kecamatan Ciputat Timur
Dari Kerangka Pemikiran yang diajukan, maka disain penelitian sebagaimana gambar model konstelasi sebagai berikut :
ε
X1
ρY X1 ρY X1X2
X2
Y ρY X2
Gambar 1. Disain Penelitian
Operasionalisasi variabel penelitian pada kepemimpinan birokrasi motivasi dan kinerja pegawai terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 . Kisi-kisi Variabel Kepemimpinan Birokrasi VARIABEL Kepemimpinan Birokrasi X1
DIMENSI 1. Perintah
Harbani Pasolong (2010: 30-31)
INDIKATOR 1. Bimbingan pimpinan terhadap staf 2. Perintah pemimpin terhadap staf 3. Arahan pimpinan terhadap staf
2. Konsultatif
1. Kesatuan kerja 2. Pola kerja 3. Integritas kerja
3. Partisipatif
1. Kerjasama 2. Komunikasi kerja 3. Koordinasi kerja
4. Delegasi
1. Perintah kerja 2. Pelaksanaan kerja 3. Evaluasi kerja.
1. Motivasi Intrinstik
Motivasi X2 Nawawi (2011:359)
2. Motivasi Ekstrinstik
1. Dorongan tanggung jawab kerja 2. Dorongan untuk bekerja 3. Dorongan mencapai tujuan 4. Dorongan capaian 5. Dorongan berprestasi 6. Dorongan pengakuan. 1. Dorongan mendapatkan gaji 2. Dorongan mendapatkan penghargaan 3. Dorongan mendapatkan fasilitas kerja 4. Dorongan mendapatkan sarana kerja 5. Dorongan mendapatkan penghargaan 6. Dorongan mendapatkan kesejahteraan.
VARIABEL
Kinerja Pegawai Y
DIMENSI INDIKATOR 1. Proses dan Hasil 1. Produktivitas Kerja Kerja pegawai Perseorangan 2. Efektivitas Kerja pegawai 3. Efisiensi Kerja pegawai 4. Hasil Kerja pegawai 5. Manfaat Hasil Kerja pegawai 6. Dampak Hasil Kerja pegawai
Sujadi (1997:12) 2. Hasil Kelompok
Kerja
1. Hasil Kerja di Bidang Pemerintahan 2. Hasil Kerja di Bidang Pembangunan 3. Hasil Kerja di Bidang Pelayanan Umum 4. Hasil Kerja di bidang Pemberdayaan Masyarakat 5. Integritas kerja kelompok 6. Akuntabilitas kerja kelompok.
Sumber: Kisi-kisi Penelitian 2012 Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (1997:57) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya rincian masing-masing
populasi adalah
sebagai berikut : Tabel .2 Populasi Penelitian No Populasi 1 Pegawai Kecamatan Ciputat Timur 2 Pegawai Kelurahan se Kecamatan Ciputat Timur 3 Rukun Warga (RW) & Rukun Tetangga (RT) Total Sumber: Kantor Kecamatan Ciputat Timur
Jumlah 64 78 432 574
Sedangkan sampel, menurut Sugiyono (2007: 91) adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Suharsimi Arikunto (2009: 117) menyatakan “Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Teknik pengambilan sampel dalam penelitian mengunakan rumus Slovin n
N (n x d 2 ) 1
Dari rumus tersbut diperoleh besaran sampel 85, kemudian distribusi sampel terlihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 3 Distribusi Sampel No
Unit Populasi
Populasi
Sampel
1
Pegawai Kecamatan
64
9
2
Pegawai Kelurahan
78
12
3
Ketua RW/RT
432
64
Jumlah
574
85
Teknik Analisis Data Meliputi Uji Kualitas Data yaitu Uji Validitas Instrumen dan
Uji
Reliabilitas Instrumen. Teknik Analisis Statistik Deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Teknik statistik inferensial digunakan untuk melihat keeratan hubungan maupun untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara satu variabel terikat dengan satu variabel bebas. Skala yang melibatkan dalam perhitungan adalah minimal internal seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
r = 1,00 0,80 < r < 1,00 0,60 < r < 0,80 0,40 < r < 0,60 0,20 < r < 0,40 0,00 < r < 0,20 r=0
Hubungan sempurna Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah Tidak hubungan Sumber: Arikunto (1998: 264)
Pengujian hipotesis yang diajukan, menggunakan metode analisis Mulitvariat yaitu dilakukan dengan membandingkan hasil penghitungan nilai signifikan (sig) dengan α= 0,05 pada pengukuran pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, baik secara parsial maupun berganda.
HASIL PENELITIAN Uji Kualitas Data Fungsi pengujian validitas instrumen penelitian adalah untuk mengetahui validitas setiap item kuesioner penelitian. Pengertian valid adalah bahwa kuesioner digunakan sebagai alat pengumpul data mampu mengukur apa yang hendak diukur. Pengukuran validitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment. Untuk mengetahui koefisien
korelasi validitas pada setiap item
kuesioner penelitian dilakukan penghitungan dengan menggunakan program statistik SPSS Versi 20 for windows (lampiran 8,9,10) pada tabel Item-Total Statistic kolom
Corrected Item-Total Correlation. Kriterianya
jika r hitung lebih besar dari r tabel berarti valid, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel berarti tidak valid. Berdasarkan taraf kepercayaan (df) yang dipilih sebesar 95 persen dan alpha 5 persen dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 85 responden didapat r tabel sebesar 0,235 (lampiran 15) .Hasil pengujian validitas ádalah sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Validitas Instrumen Variabel Penelitian
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
r r hitung hitung r Krite N Variab Variab tabel ria o el el X1 X2 0,378 0,213 Valid 1 0,458 0,454 0,213 Valid 2 0,369 0,505 0,213 Valid 3 0,384 0,528 0,213 Valid 4 0,427 0,468 0,213 Valid 5 0,550 0,401 0,213 Valid 6 0,345 0,403 0,213 Valid 7 0,462 0,331 0,213 Valid 8 0,459 0,466 0,213 Valid 9 0,461 0,350 0,213 Valid 10 0,486 0,301 0,213 Valid 11 0,480 0,418 0,213 Valid 12 0,394 Sumber: Diolah dari hasil penelitian
r hitung N Variab o el Y 0,213 Valid 1 0,596 0,213 Valid 2 0,526 0,213 Valid 3 0,456 0,213 Valid 4 0,336 0,213 Valid 5 0,615 0,213 Valid 6 0,535 0,213 Valid 7 0,499 0,213 Valid 8 0,412 0,213 Valid 9 0,581 0,213 Valid 10 0,552 0,213 Valid 11 0,542 0,213 Valid 12 0,534 r Krite Tabe ria l
r Kriter tabel ia 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil pengujian koefisien korelasi validitas diketahui bahwa hasil penghitungan koefisien validitas seluruh item kuesioner penelitian variabel X1, variabel X2 dan variabel Y lebih besar dari r Tabel sebesar 0,213. Interpretasinya, hasil valid tersebut bermakna bahwa indikator-indikator penelitian dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengukur masing-masing variabelnya. Pengujian reliabilitas alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui nilai instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dari sampel penelitian reliabel atau tidak reliabel. Pengertian reliabel adalah bahwa alat ukur yang digunakan dapat diandalkan, karena dalam situasi yang berbeda kuesioner penelitian tidak menimbulkan persepsi
yang jauh
berbeda. Pengujian dengan kriteria jika r hitung < 0,60 berarti tidak reliabel dan jika r hitung > 0,60 berarti reliabel. Hasil pengujian adalah sebagai berikut : 1) Koefisien reliabilitas alpha untuk variabel Kepemimpinan Birokrasi (X1) yang diperoleh
sebesar 0,779 (lampiran 8)
Karena Koefisien
Reliabilitas atau 0,779 lebih besar dari angka penguji 0,60, maka hasil pengujian reliabilitas pada variabel Kepemimpinan Birokrasi dapat dinyatakan reliabel atau dapat diandalkan. 2) Koefisien reliabilitas alpha untuk variabel Motivasi (X2) yang diperoleh sebesar 0,796 (lampiran 9). Karena Koefisien Reliabilitas atau 0,796 lebih besar dari angka penguji 0,60, maka hasil pengujian reliabilitas pada variabel Motivasi dapat dinyatakan reliabel atau dapat diandalkan. 3) Koefisien reliabilitas alpha untuk variabel (Y) yang diperoleh sebesar 0,848 (lampiran 10). Karena Koefisien Reliabilitas atau 0,848 lebih besar dari angka penguji 0,60, maka hasil pengujian reliabilitas pada variabel Kinerja Pegawai dapat dinyatakan reliabel atau dapat diandalkan. Interpretasinya, hasil reliabel ini bermakna bahwa indikator-indikator penelitian yang dipergunakan sebagai alat pengumpul data dapat diandalkan untuk mengukur masing-masing variabelnya.
Hasil Analisis Data 1) Kepemimpinan Birokrasi Gambaran umum penilaian responden terhadap Kepemimpinan Birokrasi terlihat dari distribusi data variabel Kepemimpinan Birokrasi (X1) yang terdapat pada lampiran 5, terlebih dahulu dikelompokkan ke dalam interval kelas. Pengelompokkan ini diambil menurut nilai terendah sampai nilai tertinggi. Dengan demikian diperoleh rentang empiris antara 28 sampai 60 dengan rentang (range) 32. Kemudian dari hasil analisis data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 44,41, median 46,00, modus 47, standar deviasi 6,433 dan varians 41,388. Penyusunan distribusi frekuensi menurut aturan Sturges untuk data Kepemimpinan Birokrasi diperoleh 7 kelas interval dan panjang kelasnya 5, terlihat pada tabel berikut :
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Birokrasi (X1) Frekuensi Absolut (%) 1 28 - 32 4 4.71 2 33 - 37 12 14.12 3 38 - 42 10 11.76 4 43 - 47 29 34.12 5 48 - 52 25 29.41 6 53 - 57 3 3.53 7 58 - 62 2 2.35 Total 85 100 Sumber: Diolah dari hasil penelitian No.Kelas Interval Kelas
Frekuensi Kumulatif (%) 4 4.71 16 18.82 26 30.59 55 64.71 80 94.12 83 97.65 85 100.00
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa skor rata-rata sebanyak 29 responden, skor di bawah rata-rata sebanyak 26 responden dan skor di atas rata-rata sebanyak 30 responden. Untuk lebih memperjelas penyajian distribusi frekuensi variabel Kepemimpinan Birokrasi, maka data variabel Kepemimpinan Birokrasi juga disajikan dalam bentuk histogram seperti pada grafik berikut: 20
Frequency
15
10
5
Mean =44.41 Std. Dev. =6.433 N =85 0 20
40
60
Kepemimpinan Birokrasi
Sumber : Diolah dari hasil penelitian 2012 Grafik .1 Grafik Histogram Kepemimpinan Birokrasi (X1) Grafik histogram menunjukkan adanya garis melengkung simetris membentuk
sebuah
lonceng.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
data
Kepemimpinan Birokrasi berdistribusi normal. 2)
Motivasi Gambaran umum penilaian responden terhadap Motivasi terlihat
dari Distribusi Data Motivasi (X2), yang terdapat pada lampiran 6 terlebih
dahulu dikelompokkan ke dalam interval kelas. Pengelompokan ini diambil menurut nilai terendah sampai nilai tertinggi. Dari data tersebut, diperoleh rentang empiris antara 28 sampai 56 dengan rentang (range) 28. Kemudian dari hasil analisis data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 43,72, median 44,00,
modus 40, standar deviasi 6,568 dan varians
43,134. Penyusunan distribusi frekuensi menurut aturan Sturges untuk data variabel Motivasi diperoleh 7 kelas interval dan panjang kelasnya 4, terlihat pada tabel berikut: : Tabel 7. Distribusi Frekuensi Motivasi (X2) Frekuensi
Frekuensi
No.Kelas Interval Kelas Absolut
(%)
Kumulatif
(%)
1
28 - 31
4
4.71
4
4.71
2
32 - 35
8
9.41
12
14.12
3
36 - 39
8
9.41
20
23.53
4
40 - 43
18
21.18
38
44.71
5
44 - 47
20
23.53
58
68.24
6
48 - 51
17
20.00
75
88.24
7
52 - 56
10
11.76
85
100.00
85
100
Total
Sumber: Diolah dari hasil penelitian
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa skor rata-rata sebanyak 20 responden, skor di bawah rata-rata sebanyak 38 responden dan skor di atas rata-rata sebanyak 27 responden. Untuk lebih memperjelas penyajian distribusi frekuensi variabel Motivasi, maka data variabel Motivasi juga disajikan dalam bentuk histogram seperti pada grafik berikut:
14
12
Frequency
10
8
6
4
2
Mean =43.72 Std. Dev. =6.568 N =85 0 25
30
35
40
45
50
55
60
Motivasi
Sumber : Diolah dari hasil penelitian 2012 Grafik 2. Grafik Histogram Motivasi (X2) Grafik
histogram
4.2
tersebut
menunjukkan
adanya
garis
melengkung simetris membentuk sebuah lonceng. Hal ini menunjukkan bahwa data Motivasi berdistribusi normal.
3) Kinerja Pegawai Gambaran umum penilaian responden terhadap Kinerja Pegawai terlihat dari Distribusi Data Kinerja Pegawai (Y) pada lampiran 7, maka terlebih dahulu dikelompokkan ke dalam interval kelas. Pengelompokan ini diambil menurut nilai terendah sampai nilai tertinggi. Dari data Kinerja Pegawai, diperoleh rentang empiris antara 19 sampai 60 dengan rentang (range) 41. Kemudian dari hasil analisis data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 43,79, median 46,00, modus 48, standar deviasi 7,236 dan varians 52,359. Penyusunan distribusi frekuensi menurut aturan Sturges untuk data variabel Kinerja Pegawai diperoleh 7 kelas interval dan panjang kelasnya 6, yang distribusi frekuensinya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kinerja Pegawai (Y) Frekuensi
Frekuensi
No.Kelas Interval Kelas Absolut (%)
Kumulatif (%)
1
19 - 24
1
1.18
1
1.18
2
25 - 30
0
0.00
1
1.18
3
31 - 36
16
18.82
17
20.00
4
37 - 42
15
17.65
32
37.65
5
43 - 48
33
38.82
65
76.47
17
20.00
82
96.47
3
3.53
85
100.00
85
100
6
49 - 54
7
55 - 60 Total
Sumber: Diolah dari hasil penelitian Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa skor rata-rata sebanyak 33 responden, skor di bawah rata-rata sebanyak 32 responden dan skor di atas rata-rata sebanyak 20 responden. Untuk lebih memperjelas penyajian distribusi frekuensi variabel Kinerja Pegawai, maka data variabel Kinerja Pegawai juga disajikan dalam bentuk histogram seperti pada grafik berikut : 12
10
Frequency
8
6
4
2
Mean =62.82 Std. Dev. =6.91 N =71 0 40
60
80
Kualitas Pelayanan Pajak Daerah
Sumber : Diolah dari hasil penelitian 2012 Grafik .3 Grafik Histogram Kinerja Pegawai (Y)
Grafik histogram menunjukkan adanya garis melengkung simetris membentuk sebuah lonceng. Hal ini menunjukkan bahwa data Kinerja Pegawai berdistribusi normal.
Pengaruh Kepemimpinan Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai Berdasarkan pengolahan statistik dengan program SPSS Versi 20 for windows (lampiran 12) diperoleh hasil : Tabel 9. Hasil pengukuran koefisien korelasi dan koefisien determinasi Kepemimpinan Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai Model Summary Model 1
R ,813a
R Square ,660
Adjusted R Square ,656
St d. Error of the Estimate 4,243
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Birokrasi
Sumber : Diolah dari hasil penelitian. Hasil pengukuran koefisien korelasi menunjukkan bahwa hubungan yang terjalin di antara variabel Kepemimpinan Birokrasi dengan variabel Kinerja Pegawai mencapai 0,813. Koefisien korelasi ini terbilang positif dan sangat signifikan. Artinya, di antara variabel Kepemimpinan Birokrasi dengan variabel
Kinerja Pegawai terjalin suatu mekanisme hubungan
kausalitas. Hasil penghitungan statistik Koefisien Determinasi (r2) atau R square diketahui bahwa Koefisien Determinasi di antara variabel Kepemimpinan Birokrasi dengan variabel Kinerja Pegawai mencapai 0,660. Artinya, 66,0 % keragaman Kepemimpinan
Birokrasi,
dan
atau
dapat dijelaskan dari variabel besaran
Kepemimpinan Birokrasi terhadap variabel
kontribusi
variabel
Kinerja Pegawai mencapai
66%. Sisanya sebesar 34% merupakan kontribusi faktor-faktor lain terhadap variabel Kinerja Pegawai, namun tidak diteliti.
Tabel10. Hasil Pengukuran Koefisien Regresi Sederhana Kepemimpinan Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Kepemimpinan Birokrasi
Unstandardized Coef f icients B Std. Error 3,198 3,229 ,914 ,072
Standardized Coef f icients Beta ,813
t ,991 12,701
Sig. ,325 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Diolah dari hasil penelitian Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa persamaan
regresi
sederhana Ŷ = 3,198 + 0,914X1. Hasil pengukuran persamaan regresi sederhana menunjukkan
bahwa pengaruh variabel Kepemimpinan
Birokrasi terhadap variabel Kinerja Pegawai mencapai (b) = 0,914. Koefisien regresi ini terbilang positif, sangat kuat dan signifikan, serta bermakna: Apabila Kepemimpinan Birokrasi ditingkatkan atau meningkat, maka peningkatan Kepemimpinan Birokrasi tersebut akan diikuti dengan peningkatan Kinerja Pegawai.
Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Berdasarkan pengolahan statistik dengan program SPSS Versi 20 for windows diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 11. Hasil pengukuran koefisien korelasi dan koefisien determinasi Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Model Summary Model 1
R ,817a
R Square ,667
Adjusted R Square ,663
St d. Error of the Estimate 4,201
a. Predictors: (Constant), Motiv asi
Sumber : Diolah dari hasil penelitian
Hasil pengukuran koefisien korelasi menunjukkan bahwa hubungan yang terjalin di antara variabel Motivasi dengan variabel Kinerja Pegawai
mencapai 0,817. Koefisien korelasi ini terbilang positif, signifikan dan kuat. Artinya, di antara variabel Motivasi dengan variabel Kinerja Pegawai terjalin suatu mekanisme hubungan kausalitas. Dari hasil penghitungan statistik Koefisien Determinasi (r2) atau R square diketahui bahwa Koefisien Determinasi di antara variabel Motivasi dengan variabel Kinerja Pegawai mencapai keragaman
0,667. Artinya, 66,7%
dapat dijelaskan dari variabel Motivasi, dan atau besaran
kontribusi variabel Motivasi terhadap variabel Kinerja Pegawai mencapai 66,7 %. Sisanya 33,3% merupakan kontribusi faktor-faktor lain terhadap variabel Kinerja Pegawai, namun tidak diteliti. Tabel 12. Hasil Pengukuran Koefisien Regresi Sederhana Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) Motiv asi
Unstandardized Coef f icients B St d. Error 4,454 3,085 ,900 ,070
St andardized Coef f icients Beta ,817
t 1,444 12,890
Sig. ,153 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Diolah dari hasil penelitian
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa persamaan
regresi
sederhana Ŷ = 4,454 + 0,900X2. Hasil pengukuran persamaan regresi sederhana ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel Motivasi terhadap variabel Kinerja Pegawai mencapai
(b) = 0,900. Koefisien regresi ini
terbilang positif, sangat kuat dan signifikan, serta bermakna : Apabila Motivasi ditingkatkan atau meningkat, maka peningkatan tersebut akan diikuti dengan peningkatan Kinerja Pegawai.
Pengaruh Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi secara bersamasama terhadap Kinerja Pegawai Berdasarkan pengolahan statistik dengan program SPSS VERSI 20 for windows (lampiran 14) diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 13. Hasil Pengukuran Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi Ganda Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai Model Summaryb Model 1
R ,844a
R Square ,712
Adjusted R Square ,705
St d. Error of the Estimate 3,932
DurbinWat son 1,733
a. Predictors: (Constant), Motiv asi, Kepemimpinan Birokrasi b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Diolah dari hasil penelitian Hasil pengukuran koefisien korelasi ganda menunjukkan bahwa hubungan yang terjalin di antara variabel Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi secara bersama-sama dengan variabel Kinerja Pegawai mencapai 0,844. Koefisien korelasi ini terbilang positif, sangat kuat dan signifikan. Artinya, di antara variabel Kepemimpinan Birokrasi dan variabel Motivasi secara bersama-sama dengan variabel Kinerja Pegawai terjalin suatu mekanisme hubungan kausalitas. Dari hasil penghitungan statistik Koefisien Determinasi (r2) atau R square diketahui bahwa Koefisien Determinasi di antara variabel Kepemimpinan Birokrasi dan variabel Motivasi secara bersama-sama dengan variabel
Kinerja Pegawai mencapai
0,712. Artinya, 71,2%
keragaman dapat dijelaskan dari variabel Kepemimpinan Birokrasi dan variabel Motivasi, dan atau besaran kontribusi variabel pengaruh Kepemimpinan Birokrasi dan variabel Motivasi secara bersama-sama terhadap variabel Kinerja Pegawai mencapai 71,2%. Sisanya sebesar 28,8 % merupakan kontribusi faktor-faktor lain terhadap variabel Kinerja Pegawai namun tidak diteliti.
Tabel 14. Hasil Pengukuran Koefisien Regresi Ganda Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) Kepemimpinan Birokrasi Motiv asi
Unstandardized Coef f icients St d. B Error ,951 3,049 ,475 ,133 ,498 ,130
St andardized Coef f icients Beta ,422 ,452
Collinearity St at ist ics t ,312 3,574 3,828
Sig. ,756 ,001 ,000
Tolerance ,252 ,252
VI F 3,963 3,963
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Diolah dari hasil penelitian Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil persamaan regresi ganda Ŷ = 0,951 + 0,475 X1 + 0,498 X2. Hasil pengukuran persamaan regresi ganda menunjukkan bahwa pengaruh variabel Kepemimpinan Birokrasi terhadap variabel Kinerja Pegawai mencapai (b1) = 0,475 dan pengaruh variabel Motivasi terhadap variabel Kinerja Pegawai mencapai (b2) = 0,498. Hasil penghitungan persamaan regresi ganda itu diketahui bahwa kontribusi pengaruh variabel Motivasi lebih besar dari kontribusi pengaruh variabel Kepemimpinan Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai.
Uji Hipotesis 1. Uji Hipotesis Kepemimpinan Birokrasi Terhadap Kinerja Pegawai Uji Hipotesis Kepemimpinan Birokrasi Terhadap Kinerja Pegawai, dengan pernyataan: H01 : b01 = 0; tidak
ada
pengaruh
positif
dan
signifikan
Kepemimpinan Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai Ha1 : ba1 # 0; terdapat pengaruh pengaruh positif dan signifikan Kepemimpinan Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai Berdasarkan Nilai signifikan (sig) yang diperoleh dalam analisa data pengaruh Kepemimpinan Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai pada lampiran 12 tabel Coefficient adalah sebesar 0,000. Karena sig < α = 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian teruji sudah bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan Kepemimpinan Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai.
2. Uji Hipotesis Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Uji
Hipotesis
Motivasi
Terhadap
Kinerja
Pegawai,
dengan
pernyataan: H02 : b02 = 0; tidak ada pengaruh positif dan signifikan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Ha2 : ba2 # 0; terdapat pengaruh pengaruh positif dan signifikan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Berdasarkan Nilai signifikan (sig) yang diperoleh dalam analisa data pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada tabel Coefficient adalah sebesar 0,000. Karena sig < α = 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian teruji sudah bahwa Terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai. 3. Uji Hipotesis Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Uji Hipotesis Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai, dengan pernyataan: H03 : b1 = b2 = 0; tidak ada pengaruh positif dan signifikan Kepemimpinan
dan
Motivasi
secara
bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai Ha3 : salah satu atau kedua b ≠ 0; terdapat pengaruh positif dan signifikan Kepemimpinan dan Motivasi secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai
Berdasarkan Nilai signifikan (sig) yang diperoleh dalam analisa data pengaruh Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai diketahui dari tabel berikut.
Tabel 15. Anova ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 3130,553 1267,635 4398,188
df 2 82 84
Mean Square 1565,277 15,459
F 101,254
Sig. ,000a
a. Predictors: (Const ant), Motiv asi, Kepemimpinan Birokrasi b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Diolah dari hasil penelitian Berdasarkan penyajian tabel di atas signifikan
(sig)
yang
diperoleh
dalam
Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi
diketahui bahwa nilai
analisa
data
pengaruh
secara bersama-sama terhadap
Kinerja Pegawai sebesar 0,000. Karena sig < α = 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang
menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai dapat diterima.
PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian merujuk pada hasil analisis data kuantitatif yang meliputi hasil pengukuran dan pengujian tiga hipotesis. Pokok-pokok hasil pengukuran dan pengujian ketiga hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Hasil Pengaruh Kepemimpinan Birokrasi terhadap Pegawai pada Kantor Kecamatan Ciputat Timur
Kinerja
Berdasarkan perhitungan data statistik diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara Kepemimpinan Birokrasi dengan Kinerja Pegawai sebesar 0,813 dan kontribusi Kepemimpinan Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai sebesar 66% sisanya sebesar 34% merupakan kontribusi faktor-faktor lain terhadap variabel , namun tidak diteliti. Besarnya
pengaruh Kepemimpinan Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai sebesar 0,914 yang ditunjukkan oleh persamaan regresi sederhana Ŷ = 3,198 + 0,914X1. Kepemimpinan Birokrasi yang berlangsung dalam penyelenggaraan pemerintahan Kecamatan Ciputat Timur menunjukkan kegiatan-kegiatan pada pemberian arahan dan bimbingan sehingga pegawai kecamatan dapat digerakkan melalui perintah dan aturan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sesuai dengan pendapatnya Pasolong Kepemimpinan Birokrasi
menunjukkan
proses
memengaruhi
para
pegawai
yang
digerakkan melalui aturan untuk mewujudkan mekanisme perencanaan dan
program kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi,
yang
terungkap dari Perintah, Konsultatif, Partisipatif, dan Delegasi. Pada kepemimpinan birokrasi di Kecamatan Ciputat Timur kurang dapat mengintegrasikan pegawainya sehingga kurang terbentuknya framework yang mengakibatkan kinerja pegawai belum memahami lingkup pekerjaan
yang
dapat
dilaksanakan
secara
optimal.
Lemahnya
kepemimpinan birokrasi mengakibatkan strategi pembangunan, pelayanan belum berjalan dengan baik, ditambah lagi SOP pelayanan pada Kecamatan Ciputat Timur belum tersedia. Dengan demikian kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas terbatas hanya pada perintah dan kewajiban dalam menjalankan tugas sesuai dengan tugas pokok pegawai. Keterbatasan kepemimpinan birokrasi dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai berdampak pula pada pemanfaatan berbagai sumber daya, dan pengelolaan manajemen pemerintahan dalama menjalankan visi dan misi kecamatan secara terintegritas. Karena kepemimpinan birokrasi tidak hanya dibutuhkan dalam menjalakan tugas pokoknya saja, tetapi yang lebih terpenting dapat menciptakan pemerintahannya dapat berhasil guna dan berdaya guna bagi kepentingan pemerintah dan masyarakat. Pernyataan
ini
menunjukkan
kepemimpinan
birokrasi
yang
berlangsung di antara unsur-unsur pimpinan merupakan penyebab
lemahnya kinerja pegawai di Kecamatan Ciputat Timur, apabila nilai-nilai kepemimpinan meningkat atau ditingkatkan maka peningkatan tersebut akan meningkatkan kinerja pegawai. Hasil penelitian ini juga sejalan dan didukung review penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurjanah (2011) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bogor, dengan pernyataan kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Keterpengaruhan tersebut menunjukkan apabila kepemimpinan birokrasi meningkat atau ditingkatkan maka peningkatan tersebut secara simultan meningkatkan kinerja pegawai. 2. Hasil Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Ciputat Timur Berdasarkan perhitungan data statistik diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara Motivasi dengan Kinerja Pegawai sebesar 0,817 dan kontribusi Kepemimpinan Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai sebesar 66,7% sisanya sebesar 33,3% merupakan kontribusi faktor-faktor lain terhadap variabel Kinerja Pegawai, namun tidak diteliti. Besarnya pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai sebesar 0,900 yang ditunjukkan oleh persamaan regresi sederhana Ŷ = 4,454 + 0,900X 2. Dorongan kebutuhan, keinginan dan harapan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan pada lingkungan kerja yang dapat memengaruhi kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerja secara produktif baik itu kuantitas maupun kualitas. Sesuai dengan pendapatanya Nawawi yang mengemukakan adanya Motivasi Intrinstik dan Motivasi Ekstrinstik yang turut memengaruhi kinerja pegawai. Motivasi pegawai Kecamatan Ciputat Timur dalam bekerja masih terkendala
dengan
melaksanakan
adanya
pekerjaan
keterbatasan
sehingga
kemampuan
kemampuan
pegawai
dalam dalam
melakanakan misi kecamatan belum berlangsung optimal. Selain itu
sarana kerja belum tersedia dengan baik sehingga berdanpak pada kinerja pegawai dalam melakanakan berbagai aktivitas kerja khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Keinginan pegawai untuk melakukan suatu tindakan yang dihadapi masyarakat seringkali terkendala dengan kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi seperti penghargaan yang kurang diberikan bagi pegawai yang berprestasi justru akan menurunkan kinerja pegawai. Kondisi ini jelas akan memengaruhi sikap dan perilaku pegawai dalam bekerja. Hasil
penelitian
ini
mengartikan
faktor-faktor
yang
menjadi
pendorong pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi di kecamatan adalah motivasi. Dengan demikian diperoleh suatu konsep pemahaman bahwa apabila suatu dorongan kebutuhan, keinginan dan harapan pegawai kecamatan meningkat, akan memberikan kontrubusi yang positif bagi peningkatan kinerja pegawai kantor kecamatan. Hasil penelitian ini juga sejalan dan didukung review penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rosyidah (2011) dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Bojonggede, dengan pernyataan motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Keterpengaruhan tersebut menunjukkan apabila motivasi meningkat atau ditingkatkan maka peningkatan tersebut secara simultan meningkatkan kinerja pegawai. 3. Hasil Pengaruh Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Ciputat Timur Berdasarkan perhitungan data statistik diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan secara bersama-sama antara Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi secara bersama-sama dengan Kinerja Pegawai sebesar 0,844 dan kontribusi Kepemimpinan Birokrasi dan Motivasi secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai sebesar 71,2% sisanya sebesar 28,8% merupakan kontribusi faktor-faktor lain terhadap variabel Kinerja
Pegawai, namun tidak diteliti. Besarnya pengaruh Kepemimpinan Birokrasi terhadap
Kinerja Pegawai sebesar 0,475 dan besarnya pengaruh
Motivasi terhadap Kinerja Pegawai
sebesar 0,498, besaran pengaruh
tersebut ditunjukkan oleh persamaan regresi berganda Ŷ = 0,951 + 0,475 X1 + 0,498 X2.. Keberhasilan Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Ciputat Timur dipandang sebagai suatu proses dan hasil kerja perseorangan serta proses dan hasil kerja kelompok yang dicapai menurut wewenang dan tanggung
jawab
masing-masing
pegawai
dalam
melaksanakan
pekerjaannya. Pada kinerja pegawai didukung oleh Sujadi yang menjelaskan kinerja pegawai Kecamatan Ciputat Timur menunjukkan hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai sesuai dengan tugas berdasarkan pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi tujuan Kecamatan Ciputat Timur. Hasil penelitian ini mengartikan kinerja pegawai pada Kecamatan Ciputat Timur berkontribusi pada kekuataan dan keefektifan pola kepemimpinan dan dorongan motivasi yang berlangsung di Kantor Kecamatan Ciputat Timur. Pernyataan dari hasil penelitian ini memberikan arti
kinerja
dipengaruhi
oleh
kepemimpinan
dan
motivasi
untuk
memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi kepada pegawai dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Hasil penelitian ini juga sejalan dan didukung review penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Halim (2009) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Sukmajaya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan yang diperoleh dari pengaruh kepemimpinan birokrasi dan motivasi terhadap kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Ciputat Timur, adalah:
1. Hasil uji hipotesis diketahui terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan birokrasi terhadap kinerja pegawai maka secara kausalitas apabila
kepemimpinan birokrasi
meningkat maka akan
meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Ciputat Timur. 2. Hasil uji hipotesis diketahui terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi terhadap kinerja pegawai maka secara kausalitas apabila motivasi meningkat maka akan meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Ciputat Timur. 3. Hasil uji hipotesis diketahui terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan birokrasi dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai maka secara kausalitas apabila
kepemimpinan
birokrasi dan motivasi secara bersama-sama meningkat maka akan meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Ciputat Timur.
Saran Dari hasil penelitian, disarankan sebagai berikut : 1. Kepada Camat Ciputat Timur, a. Mengupayakan peningkatan kepemimpinan birokrasi dengan cara menetapkan tugas-tugas dan tanggung jawab pegawai secara jelas sehingga tidak menimbulkan beban kerja. b. Mengupayakan peningkatan motivasi dengan memberikan reward bagi pegawai yang berprestasi dan hasil guna yang dihasilkan memberikan manfaat bagi masyarakat. 2. Kepada Pegawai Kecamatan Ciputat Timur Kabupaten Bogor, disarankan: a. Mengupayakan peningkatan arahan dan bimbingan yang diberikan oleh
pimpinan
dapat
dilaksanakan
secara
terpadu
dan
terkoordinasi antar pegawai. b. Mengupayakan
peningkatan
motivasi
dalam
penerimaan pekerjaan dengan tepat waktu.
menyelesaikan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Eko Maulana. 2012. Kepemimpinan Transformasional dalam Birokrasi Pemerintahan. Jakarta: PT. Multicerdas Publishing. Admosudirdjo, Prajudi. 1990. Dasar-dasar Administrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta. As’ad M. 1995. Psikologi Industri, Yogyakarta : Liberty. Gordon, Judit R, 1993, A Diagnostic Approach to Organizational Behavior Boston: Allyn and Bacon. Kosasih, Taruna Sepandji. 2000. Manajemen Pemerintahan Daerah - Era Reformasi Menuju Pembangunan Otonomi Daerah. Bandung: Penerbit Universal. Latunreng. Wahyudin, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: IPPSDM-WIN. ……., Sofar, Silaen. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: IPPSDM-WIN. Nasir, Moh. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nawawi, Hadari, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia: Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Ndraha, Taliziduhu. 2000. Ilmu Pemerintahan Jilid I – IV. Jakarta: Institut Ilmu Pemerintahan. ......., 2004, Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru), Jilid 1, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Pasolong. Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: Alfabeta. Riduwan dan Akdon, 2006, Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika (Administrasi Pendidikan-Bisnis-Pemerintahan-Sosial-KebijakanEkonomi-Hukum-Manajemen-Kesehatan), cetakan Pertama, Bandung : Alfabeta.
Robbins, Stephen P, 2008. Perilaku Organisasi jilid 2, Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia. Sandjaja, Albertus Heryanto. 2011. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka. Santoso, Singgih. 2000, SPSS Mengolah Data Statistik Profesional, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Secara
Sanusi, Ahmad dan Sobry Sutikno. 2009.Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan. Bandung: Prospek. Schermerhorn, Jhon R., James G.Hunt, & Richard N. Osborn, 1991, Managing Organizational Behavior, New York: John Wiley & Sons Inc. Siagian, Sondang P. 2004. Filsafat Administrasi, Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara. Sianipar, JPG, 2000, Perencanaan Peningkatan Kinerja,Bahan Diklat Staf dan Pimpinan Tingkat Pertama, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Sinambela, Lijan Poltak. 2012. Kinerja Pegawai: Teori Pengukuran dan Implikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sinambela, Lijan Poltak dkk, 2007. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan Impelentasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sugandi, Yogi Suprayogi. 2011. Administrasi Publik: Konsep dan Pergkembangan Ilmu Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2004. Metodologi Penelitian, Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan kedelapan Bandung: CV. Alfabeta. Supranto, J. 1997. Statistik-Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta. Suradinata, Ermaya, 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia-Suatu Tinjauan Wawasan Masa Depan, Bandung : Ramadan. ......., 1998, Manajemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Bandung : CV. Ramadan.
Surjadi Prawirosentono. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Yogyakarta : BPFE. Tahjan, 2008. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI Tangkilisan, H. Nogi. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: Grassindo. Thoha, Miftah, 1996, Perilaku Organisasi-Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: PT. Raja Grafindo. ......., 2007, Birokrasi dan Politik di Indonesia, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada Timpe, A. Dale, 2002, seri Manajemen Sumber Daya Manusia Kepemimpinan ”Leadership”, alih bahasa Susanto Boedidharmo, cet. 5, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia Anggota IKAPI. Tjokroamidjojo, Bintoro. 1995. Pengantar Administrasi Pembangunan, Jakarta : LP3S. Umar Husein, 2005, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Wibawa, Samodra. 2005. Reformasi Administrasi, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Gava Media. Yaslis, Ilyas, 2002, Kinerja: Teori, Penilaian, Dan Penelitian. Depok: Penerbit : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI. Yukl, G.A., 1998. Leadership In Organizations. New jersey :Printicew-Hall. ......., 2005, kepemimpinan dalam organisasi; diterjemahkan oleh Budi Supriyanto, edisi kelima Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia. Dokumen : Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Ciputat Timur 2011-2016 Ida Rosyidah, MIA: 090 404 00 10, Tesis, 2011, judul: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Bojonggede, Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia Jakarta.
Muksit
Halim, MIA: 0701040021 Tesis, 2009, judul: Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Sukmajaya. Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia Jakarta.
Nurjanah, MIA: 090 404 00 15, Tesis, 2011, judul: Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bogor, Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia Jakarta. Internet : www.psioan.lan.go.id, diakses tanggal 18 Desember 2012