BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Umum Perkembangan teknologi, khususnya di Indonesia, cukup mengalami kemajuan yang signifikan dari waktu ke waktu. Meskipun begitu, Indonesia sebagai negara berkembang masih dinilai kalah dari negara-negara maju yang makin giat mengembangkan teknologinya. Produk-produk lokal pun belum mampu bersaing di pasar internasional karena mutunya yang dianggap belum layak. Tingkat pertumbuhan teknologi yang semakin pesat, ternyata mulai berdampak negatif terhadap bumi. Hal ini dikarenakan banyaknya teknologi yang dibuat tanpa memperhatikan
nilai-nilai
kebaikan
untuk
alam
yang
ditempatinya. Seharusnya pesatnya pertumbuhan teknologi yang ada berbanding lurus dengan keberlangsungan alam sekitar sehingga tidak merusak apapun. Penipisan cadangan minyak nasional akan menempatkan Indonesia sebagai negara pengimpor sumber daya energi ini dalam waktu dekat. Salah satu sektor penting yang sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahan bakar minyak adalah bangunan, umumnya mengonsumsi BBM dalam bentuk energi listrik sekitar 30-60% dari total konsumsi BBM di suatu negara. Untuk kawasan tropis, penggunaan energi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik umumnya lebih rendah dibandingkan dengan negara di kawasan sub- tropis yang dapat mencapai 60% dari total konsumsi energi. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan pemanas ruang di sebagian besar bangunan saat musim dingin. Sementara di kawasan tropis, pendingin ruang (AC) hanya digunakan sejumlah kecil bangunan. Meskipun demikian, penghematan energi di sektor bangunan di wilayah tropis semacam Indonesia 11
tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab ketidaknyamanan, seperti hujan, terik matahari, angin kencang, dan udara panas tropis, agar tidak masuk ke dalam bangunan. Udara luar yang panas dimodifikasi bangunan dengan bantuan AC menjadi udara dingin. Dalam hal ini dibutuhkan energi listrik untuk menggerakkan mesin AC. Demikian juga halnya bagi penerangan malam hari atau ketika langit mendung, diperlukan energi listrik untuk lampu penerang. 1.1.2. Latar Belakang Khusus Bangunan green techno research center merupakan sebuah fasilitas yang ditujukan untuk menunjang kegiatan green techno research dalam mengembangkan ide mengenai green techno. Oleh karena itu, dibutuhkan desain yang efisien dan nyaman bagi para penggunanya. Kelengkapan akan kebutuhan ruang dan prasarana lainnya serta kesesuaian dengan kondisi iklim harus selaras dengan desain bangunan yang akan dibuat. Pembangunan green techno research center tanpa memenuhi standar-standar tertentu dapat mencederai lingkungan sekitar, misalnya seperti pemborosan energi demi mencapai kenyamanan dalam bangunan. Faktor kenyamanan merupakan faktor krusial yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah bangunan. Akan tetapi demi mencapai kenyamanan ini tidak boleh mengabaikan faktor alam sekitar. Arsitektur hemat energi merupakan sebuah konsep dalam mendesain sebuah bangunan dengan menggabungkan prinsipprinsip arsitektur dan ekologi hemat energi. Konsep yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga mampu diwujudkan secara ekonomis. Hendaknya konsep arsitektur hemat energi ini akan mampu menggugah para pelaku research untuk semakin memperhatikan keselarasan bumi dan krisis energi yang tengah melanda dunia.
12
1.2.
Permasalahan 1.2.1. Permasalahan Umum Bagaimana menciptakan bangunan green techno research center yang mampu mewadahi kegiatan research tentang green technology di Yogyakarta dengan menyelesaikan berbagai permasalahan desain baik fungsi, estetika, dan fisiknya. 1.2.2. Permasalahan Khusus Bagaimana menampilkan bentukan arsitektural bangunan green techno research center yang dapat selaras dengan alam tidak hanya pelingkup bangunannya tetapi juga keruangannya yang efisien sesuai prinsip-prinsip arsitektur hemat energi pada pencahayaan dan penghawaan.
1.3.
Tujuan dan Sasaran 1.3.1. Tujuan Mendesain sebuah bangunan green techno research center yang mampu mewadahi kegiatan research tentang green technology di Yogyakarta dengan menggunakan prinsip-prinsip arsitektur hemat energi yang diterapkan pada pkulit bangunan, penghawaan, dan pencahayaan sehingga tidak merusak bumi dan mampu menjadi sebuah sustainable building. 1.3.2. Sasaran Yang menjadi sasaran adalah: Aspek fungsional, memenuhi dan memahami fungsi ruang yang mewadahi kegiatan yang ada dengan menentukan kebutuhan ruang, organisasi ruang, dimensi ruang, orientasi, dan sirkulasi. Aspek teknis, mengetahui standar-standar persyaratan teknis sebuah pusat penelitian sebagai fasilitas dimana seluruh kegiatannya dapat dilaksanakan di dalamnya secara aman dan nyaman. Aspek konsep arsitektur hemat energi, mengetahui dan memahami kaidah dari sebuah konsep arsitektur hemat energi 13
yang tersirat pada penampilan, tampak, fungsi, dan instalasi bangunan.
1.4.
Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan lebih difokuskan pada perancangan sebuah bangunan green techno research center dengan menerapkan prinsipprinsip arsitektur hemat energi seperti yang diterapkan pada kulit bangunan, pencahayaan, dan penghawaan.
1.5.
Metodologi Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: Browsing internet: menjelajah situs-situs tentang research center, green architecture, dan green technology. Studi literatur: mempelajari dari sumber-sumber media cetak seperti buku, karya tulis mahasiswa, majalah, dan lainnya. Observasi lapangan: melakukan observasi site dengan konsep pemikiran yang tepat. Wawancara dengan pihak-pihak terkait: mewawancarai berbagai narasumber terkait dengan tema seperti dosen pembimbing, dosendosen pengajar, staf UGM, dan lainnya. Analisis: membuat kesimpulan-kesimpulan dari berbagai sumber yang telah didapatkan di atas.
1.6.
Keaslian Penulisan Di bawah ini ditampilkan judul-judul Pra TA terdahulu yang sejenis, dengan penekanan masing-masing antara lain: Research Center pada Kawasan Sentra Peternakan Domba di Majalaya Bandung oleh Ita Rahmaningsih Isi: Membahas konsep perencanaan dan
perancangan
dalam
menciptakan pusat penelitian dan pengembangan peternakan kambing dengan memadukan antara pusat penelitian dengan kegiatan rekreasi. Water Treatment Research Center and Recreation oleh Willy Kurniawan 14
Isi: Membahas konsep perencanaan dan
perancangan
dalam
menciptakan pusat penelitian dan pengembangan water treatment dengan mengembangan DAS Code bangian selatan sebagai area penjernihan air dan wisata. Pusat Penelitian Kacang Tanah, Kulit Bangunan Sebagai Konsep Hemat Energi oleh Tamara Ismiyarti Palupi Isi: Membahas konsep perencanaan dan
perancangan
dalam
menciptakan pusat penelitian dan pengembangan kacang tanah yang dapat digunakan sebagai alternatif kulit bangunan yang hemat energi. Perpustakaan Umum Yogyakarta, Bangunan Hemat Energi pada Pencahayaan dan Penghawaan oleh Galih Tsasning Mulat Isi: Membahas konsep perencanaan dan
perancangan
dalam
menciptakan bangunan perpustakaan umum di Yogyakarta dengan penekanan konsep bangunan hemat energi pada pencahayaan dan penghawaan menggunakan strategi aktif dan pasif.
1.7.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan disusun dengan sistematika dan urutan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, permasalahan, tujuan, sasaran, lingkup pembasahan, metode pembahasan, keaslian penulisan, sistematika penulisan, dan kerangka berpikir. BAB II : PENDEKATAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI Berisi penjelasan mengenai kajian pustaka terhadap beberapa teori yang relevan tentang green architecture, sehingga dapat diterapkan dalam desain bangunan. BAB III : TINJAUAN GREEN TECHNO RESEARCH CENTER Berisi penjelasan tentang berbagai aspek dan informasi mengenai green techno research center, mulai dari teori hingga contoh-contoh bangunan di dalam dan luar negeri. BAB IV : TINJAUAN SITE
15