KAJIAN EFEK SINERGISTIK PROBIOTIK (Bakteri Asam Laktat) DAN PREBIOTIK (Maltodextrin 2%) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL SECARA in vitro DAN in vivo Agnes Sri Harti, Nony Puspawati ,Devina Arbitria Kinasih PENDAHULUAN Konsep sinergistik antara probiotik dan prebiotik dikenal sebagai synbiotik yang berfungsi sebagai penurun kadar kolesterol serum. Probiotik merupakan BAL (Bakteri Asam Laktat) yang menguntungkan di dalam saluran pencernaan manusia. Prebiotik suatu senyawa yang tidak dapat dicerna dan mempunyai pengaruh baik terhadap host dengan memicu pertumbuhan probiotik. TUJUAN PENELITIAN : Untuk mengetahui adanya efek sinergistik dari synbiotik antara probiotik dan prebiotik (maltodextrin 2%) terhadap penurunan kadar kolesterol secara in vitro dan in vivo. TINJAUAN PUSTAKA Probiotik merupakan suplemen microbial hidup yang memberi efek bermanfaat bagi inang dengan meningkatkan keseimbangan mikroba usus sebagai barier fisik dan khemis seperti sintesa asam dan bile dalam saluran cerna. Maltodextrin merupakan produk hasil hidrolisis pati yang tidak sempurna, terdiri dari campuran gula-gula dalam bentuk sederhana dan digolongkan prebiotik dikarenakan maltodextrin mengandung oligosakarida. Kolesterol salah satu jenis lemak, digunakan dalam tubuh untuk sintesa sel-sel tubuh terutama sintesa dinding sel dan precursor hormone. LDL (Low Density Lipoprotein) dikenal kolesterol jahat karena dapat melekat di dinding pembuluh darah dan menyebabkan penumpukan lemak sehingga dapat menyebabkan penyumbatan. HDL (High Density Lipoprotein) dikenal sebagai kolesterol baik karena mampu mengangkat kolesterol dari pembuluh darah yang kemudian dikeluarkan sebagai asam empedu. Trigliserida berperan dalam penyimpanan lemak dan berpengaruh dalam pembentukan lipoprotein kaya kolesterol tinggi serta meningkatkan pembentukan gumpalan darah. HIPOTESA Adanya efek sinergistik dari synbiotik antara probiotik dan prebiotik (maltodextrin 2%) terhadap penurunan kadar kolesterol secara in vitro dan in vivo. METODE PENELITIAN Bahan : 10 sampel isolat BAL (Bakteri Asam Laktat) hasil isolasi berbagai sampel minuman fermentasi, hewan uji mencit putih, media kultur, oxgal 0,3 %, PBS, NaCl fisiologis, prebiotik (maltodextrin 2%), pakan tikus, diet kolesterol tinggi, copha, reagent kolesterol dan reagent trigliserida. Alat : Inkubator, autoclave, centrifuge, oven, neraca analitis, pH meter, spektrofotometer UV-Vis Shimadzu, spektrofotometer stardust, mikro pipet, cawan petri, tabung reaksi, vortex, jarum syringe, alat bedah tikus, kandang hewan coba.
Kajian Efek Sinergistik Synbiotik Secara In Vitro Efek sinergistik synbiotik secara in vitro dilakukan menginokulasi isolat BAL (10 % v/v) pada 4 macam media yaitu BHI, BHI + prebiotik (Maltodextrin 2 %), BHI + oxgall 0,3%; BHI + kolesterol. Media diinkubasi suhu 37 0C selama 24 jam secara anaerobik,diukur absorbansinya pada λ = 620 nm. Parameter pengukuran berdasarkan toleransi keasaman dan garam empedu, pH media, kadar kolesterol menggunakan kolesterol kit diagnostic Kajian Efek Sinergistik Synbiotik Secara In Vivo Efek sinergistik synbiotik secara in vivo dilakukan dengan menginokulasikan probiotik secara oral pada hewan uji (tikus jantan Wistar) yang diberi diet pakan kolesterol tinggi. Model percobaan dibagi 4 grup dengan tiap grup diberikan perlakuan diet pakan berbeda. Setiap grup diberi diet yang mengandung 75 % (b/b) diet kolesterol tinggi dan 5 % (b/b) copha (hardened coconut oil 99% , soybean lecithin 1 %). Semua grup tikus diberi diet pakan per oral (water ad libitum) selama 4 minggu. Paramater pengukuran adalah penimbangan berat badan dan feed intake per minggu dicatat. Teknik sampling dan analisis kolesterol : setelah akhir perlakuan (4 minggu) dilakukan pengambilan darah tikus melalui retroorbital menggunakan microhematocrit. Sampel serum selanjutnya dianalisis total HDL (High-Density Lipoprotein), kolesterol, LDL (Low Density Lipoprotein) dan trigliseride menggunakan reagent kit komersial (diagnostic reagent for quantitative in vitro determination of cholesterol in serum or plasma on photometric systems, manifactured for DSI in Germany) Analisis mikrobial dilakukan dengan cara sampel feces dikumpulkan pada minggu I dan IV, lalu dilakukan perhitungan jumlah mikrob metode plate count menggunakan media sesuai yaitu perhitungan jumlah bakteri aerob total (medium Nutrien Agar), jumlah bakteri anaerob (medium tioglikolat agar), jumlah bakteri coliform (media BGLB cair), dan jumlah bakteri Lactobacillus (media MRS Agar). Semua media plate agar diinkubasi pada suhu 37 oC selama 48 jam, untuk bakteri anaerob diinkubasi secara anaerobik.
HASIL PENELITIAN 1. Kajian Efek Sinergistik Synbiotik Secara in vitro Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Efek Sinergistik Synbiotik Terhadap Asimilasi Kolesterol pada Masa Inkubasi 0 jam
Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Efek Sinergistik Synbiotik Terhadap Asimilasi Kolesterol pada Masa Inkubasi 20 jam
Efek Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Efek Sinergistik Synbiotik Asimilasi Kolesterol Setelah Sterilisasi
Terhadap
Hasil pengukuran pada saat 0 jam, 20 jam dan setelah sterilisasi menunjukkan kadar kolesterol yang bervariasi. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya berbagai faktor yang belum jelas mengenai asimilasi kolesterol dalam metabolisme sel mikrob. Asimilasi kolesterol berkaitan dengan metabolisme kolesterol untuk pertumbuhan sel. Mekanisme kolesterol yang lain bahwa diduga terjadi perpindahan kolesterol dari medium ke dalam membrane seluler selama pertumbuhan.
2. Kajian Efek Sinergistik Synbiotik Secara in vivo Hasil Pengukuran Efek Sinergistik Synbiotik Terhadap Kadar Kolesterol Total (mg/dl)
Hasil Pengukuran Efek Sinergistik Synbiotik Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dl)
PEMBAHASAN Beberapa strain BAL mampu melakukan metabolisme kolesterol dari makanan dalam usus halus sehingga tidak diserap tubuh dan mampu menurunkan kolesterol total dan kolesterol LDL (low-density lipoprotein). Beberapa strain BAL mampu mensekresikan “bile salt hydrolase” (cholylglycine hydrolase) yang mampu mengkatalisa hidrolisis glycine atau taurine garam empedu terkonjugasi menjadi residu asam amino dan garam empedu bebas (asam empedu. Garam empedu bebas bersifat kurang larut daripada garam empedu terkonjugasi sehingga atau berakibat absorpsinya lebih rendah di dalam lumen usus. Asam empedu dekonjugasi dapat mereduksi kadar kolesterol serum dengan peningkatan pembentukan asam empedu baru yang diperlukan sebelum masuk dalam sirkulasi enterohepatic. Mekanisme kolesterol yang lain bahwa diduga terjadi perpindahan kolesterol dari medium ke dalam membrane seluler selama pertumbuhan. Kolesterol terikat dalam atau melekat pada sel bakteri sehingga tidak ada yang tersedia untuk absorpsi dari usus ke dalam darah.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Adanya efek sinergistik dari synbiotik antara probiotik dan prebiotik (maltodextrin 2%) terhadap penurunan kadar kolesterol secara in vitro. 2. Adanya efek sinergistik dari synbiotik antara probiotik dan prebiotik (maltodextrin 2%) terhadap penurunan kadar kolesterol secara in vivo. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dibiayai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional dalam Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional Tahun I (2009) dengan Nomor Kontrak : 208/SP2H/PP/DP2M/V/2008 Tanggal 30 Mei 2009. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdri. Asri Lestari dan Denada R.W. serta pihak-pihak lain yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini DAFTAR PUSTAKA 1. Anderson, J. W., and S. E. Gilliland. 1999. J. Am. Coll. Nutr. 18 : 43–50 2. Djide, M.N., 2006. Jurnal Sains & Teknologi, April 2006, Volume 6 No. 1 : 13 – 18. ISSN 1411 – 4674 3. Harti, A.S. 2007. Kajian Efek Sinergistik Probiotik dengan Prebiotik terhadap Diaregenik Escherichia coli. Laporan Hasil Penelitian Dosen Muda. Dibiayai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Tahun 2007. 4. Ishibashi, N., and S. Yamazaki. 2001. Am. J. Clin. Nutr. 73 : 462S–470S. 5. Liong, M. T., and N. P. Shah. 2005a. J. Dairy Sci. 88 : 55–66. 6. Liong, M. T., and N. P. Shah. 2005b. Int. Dairy J. 15 : 391–398. 7. Liong, M. T., and N. P. Shah. 2005c. Appl. Environ. Microbiol. 71 : 1745–1753. 8. Liong, M. T., and N. P. Shah. 2005d. J. Food Sci. 70 : M113–M120. 9. Noh, D. O., S. H. Kim, and S. E. Gilliland. 1997. J. Dairy Sci. 80 : 3107–3113. 10. Pereira, D. I. A., and G. R. Gibson. 2002. Appl. Environ. Microbiol. 68 : 4689– 4693. 11. Sudarmadji, S, Haryono, B, dan Suhardi, 1994. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan Pertanian. Angkasa : Bandung.