perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TESIS
PENINGKATAN USIA IBU HAMIL BERPENGARUH PADA PENGETAHUAN IBU MENGENAI KEHAMILAN RISIKO TINGGI
RINI SOVIA, dr NIM S 5806004
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I BIDANG OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2010 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN USIA IBU HAMIL BERPENGARUH PADA PENGETAHUAN IBU MENGENAI KEHAMILAN RISIKO TINGGI
TESIS Karya Akhir
Program Pendidikan Dokter Spesialis I Bidang Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Tesis
Oleh Rini Sovia NIM S 5806004
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI Pada tanggal 18 Oktober 2010
Oleh :
Pembimbing I
Dr. H. Tri Budi Wiryanto, SpOG (K) NIP : 195104211980111002
Pembimbing II
Dr. Docang Tjiptosisworo, SpOG (K), MMR NIP : 140 051 690 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Telah diuji pada ujian proposal Tanggal 26 Agustus 2010 Oleh Tim Ujian Proposal Tesis Ketua Tim Ujian Tesis : 1. Dr. Hj. Sri Sulistyowati, dr. SpOG (K) Anggota Ujian Proposal Tesis : 1. H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K) 2. Docang Tjiptosisworo, dr. SpOG (K), MMR 3. Wuryatno, dr. SpOG 4. Dr. Supriyadi Hari Respati, dr. SpOG 5. Eriana Melinawati, dr. SpOG (K) 6. M. Arief TQ, dr. MS
Telah diuji pada ujian Tesis Tanggal 18 Oktober 2010 Oleh Tim Ujian Tesis Ketua Tim Ujian Tesis : 1. Dr. Hj. Sri Sulistyowati, dr. SpOG (K) Anggota Ujian Tesis : 1. H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K) 2. Docang Tjiptosisworo, dr. SpOG (K), MMR 3. Wuryatno, dr. SpOG 4. Dr. Supriyadi Hari Respati, dr. SpOG 5. Eriana Melinawati, dr. SpOG (K) 6. M. Arief TQ, dr. MS commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hai orang – orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang – orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali – kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qur’an : Al Maa-idah 9)
“ Wahai Allah , aku berlindung kepada-Mu dari resah dan gelisah, dari sedih dan derita, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pelit dan dan pengecut, dan dari lilitan hutang dan tekanan orang zalim.”
Raihlah ilmu, dan untuk meraih Ilmu belajarlah untuk tenang dan Sabar (Khalifah Umar)
Some people see things as they are and ask why .... Other dream things that never were and ask why not.... What your mind can conceive and believe , It Can Achieve... (Anonym)
Kupersembahkan untuk : Keluargaku tercinta keluarga besar H.BG.Rusdi Rustam yang selalu memberi Dukungan commit & to Cinta user Kasih iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelasaikan tesis ini. Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan rasa hormat yang setinggi – tingginya dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat: H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K) atas kesediaan beliau menjadi pembimbing I, yang ditengah kesibukan beliau yang begitu padat masih berkenan meluangkan waktu untuk membimbing, memberi petunjuk, dorongan serta membantu dalam rangka penelitian tesis ini. Docang Tjiptosisworo, dr. SpOG (K), MMR sebagai pembimbing II, yang ditengah kesibukannya berkenan meluangkan waktu untuk membaca tulisan sayadan memberi bimbingan dan arahan serta memecahkan masalah yang timbul dan ikut membantu penelitian ini. Dr.Hj. Sri Sulistyowatidr. SpOG (K) sebagai koordinator tesis yang ditengah kesibukan beliau yang begitu padat masih berkenan meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, nasihat ,dukungan dan kemudahan dalam menyelesaikan penulisan ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada yang terhormat H. Rustam Sunaryo, dr. SpOG selaku Kepala Bagian / SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret / RSUD Dr. Moewardi Surakarta atas bimbingan, arahan, nasihat, dorongan, dan dukungannya selama menempuh pendidikan. H.
Glondong
Suprapto,dr.SpOG selaku Ketua Program Studi commit to user Pendidikan Dokter Spesialis I Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Universitas Sebelas Maret Surakarta atas bimbingan, arahan, nasihat, dorongan, dan dukungannya selama menempuh pendidikan. Pada kesempatan ini perkenankan pula saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada yang terhormat seluruh staf pengajar Program Pendidikan Dokter Spesialis I Obstetri dan Ginekologi Universitas Sebelas Maret Surakarta : H.Loekmono Hadi, dr.SpOG (K), Prof. Dr. JB. Dalono, dr. SpOG (K), Prof. Dr. KRMT. Tedjo Danudjo Oepomo, dr. SpOG (K), Wuryatno, dr. SpOG, Dr.H. Abkar Raden,dr. SpOG (K), Dr.H.Soetrisno, dr. SpOG (K), Dr.Hj. Sri Sulistyowati,dr. SpOG (K), Hermawan Udiyanto, dr. SpOG, Dr.Supriyadi Hari Respati, dr. SpOG, Teguh Prakosa, dr. SpOG, Darto, dr. SpOG, Eriana Melinawati, dr. SpOG (K), Laqief, dr. SpOG (K), Heru Priyanto dr. SpOG (K), Wisnu Prabowo, dr. SpOG , dan H. Istar Yuliadi, dr. Atas segala bimbingan, nasihat, arahan, pengetahuan, dan ketrampilan yang telah diberikan kepada saya selama menempuh pendidikan dokter spesialis. Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada yang terhormat M. Arief TQ, dr, MS atas petunjuk dan bimbingannya dalam metode penelitian ini. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua guru – guru kami yang tidak dapat saya sebut satu persatu di RSU Sragen, RSU Wonogiri, RSUD Kebumen, RSUD Cepu dan RSUD Blora yang ditengah kesibukannya selalu berkenan membimbing kami sehingga kami dapat menimba ilmu pada rumah sakit jejaring tersebut. Kepada para bidan, paramedis serta teman sejawat residen, saya ucapkan terima kasih atas kerjasamanya selama masa pendidikan. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada para ibu yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berpatisipasi dalam penelitian ini dan semua pihak yang mendukung penelitian ini, atas segala bantuan dan kerjasamanya. commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hormat dan terimakasih saya yang tak terhingga untuk kedua orang tua saya H.BG.Rusdi Rustam dan Hj. Yusniar Syam SH yang telah membesarkan, mendidik, memberikan cinta dan senantiasa mendo’akan saya. Juga kepada kakak-kakak saya terkasih H.BG.Yudi Kesuma Jaya, Ir.Hj. Yuliana, Ir.Hj. Riana Elizabeth yang telah memberikan dukungan selama mengikuti pendidikan ini. Tanpa dukungan mereka, penelitian ini tidak pernah ada. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya. Semoga amal dan budi baik kita semua mendapat balasan dari Allah SWT. Wassalamu’alaikum Wr. WB
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN USIA IBU HAMIL BERPENGARUH PADA PENGETAHUAN IBU MENGENAI KEHAMILAN RISIKO TINGGI.
ABSTRAK Tujuan : Mengetahui apakah Ibu hamil dengan usia kurang 27 tahun mempunyai pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi yang lebih baik daripada yang berusia 27 tahun atau lebih. Bahan dan Cara : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah sampel minimal sebesar 73 dan menggunakan tehnik accidental sampling. Sampel diambil dari 6 Puskesmas di kotamadya Surakarta meliputi Puskesmas Manahan, Puskesmas Gajahan, Puskesmas Sibela, Puskesmas Gilingan, Puskesmas Nusukan, dan Puskesmas Banyuanyar, mulai 31 Agustus 2010 sampai dengan 19 September 2010. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diedarkan kepada responden kemudian diisi. Sebelum mengisi kuesioner, responden terlebih dahulu dikumpulkan dan diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penelitian ini dan juga diberikan penjelasan mengenai pertanyaan – pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden. Untuk menganalisis Ibu hamil dengan usia kurang dari 27 tahun mempunyai pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi yang lebih baik daripada yang berusia 27 tahun atau lebih (α = 0,05). Analisis data dibantu dengan perangkat lunak komputer menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) for Windows 10.0 version. Hasil : Dari 100 sampel, ibu hamil yang berusia kurang dari 27 tahun sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik mengenai kehamilan risiko tinggi, sedangkan ibu hamil yang berusia 27 tahun atau lebih sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang. Dari 56 ibu hamil yang berusia kurang dari 27 tahun, terdapat 43 orang yang memiliki pengetahuan baik dan 13 orang yang memiliki pengetahuan kurang. Dari 44 ibu hamil yang berusia 27 tahun atau lebih, terdapat 16 orang yang memiliki pengetahuan baik dan 28 orang yang memiliki pengetahuan kurang. Berdasarkan uji x2 didapatkan nilai p = 0.000. Kesimpulan : Ibu hamil dengan usia kurang 27 tahun mempunyai pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi yang lebih baik daripada yang berusia 27 tahun atau lebih Kata Kunci: usia ibu hamil, pengetahuan mengenai kehamilan risiko tinggi
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
INCREASED MATERNAL AGE EFFECT ON MATERNAL KNOWLEDGE OF HIGH RISK PREGNANCIES
ABSTRACT Objective : Knowing whether a pregnant woman with 27 years of age lack the knowledge about high risk pregnancy better than aged 27 years or more. Material and Method : This study is an observational analytic with a cross-sectional design. We acquire the number of sample minimal 73, in which we use accidental sampling method e to fullfill the number required. Samples were taken from 6 community health centres in the Surakarta area, including the Manahan community health centre, Gajahan community health centre, Sibela community health centre, Gilingan community health centre, Nusukan community health centre, and Banyuanyar community health centre from the August 31st to the September 19th 2010. Data were collected using a preprepared questionaire. Prior to this, the respondents were gathered, and were given a simple explanation regarding the purpose and objective of the study. Any questions regarding the content of the questionaire were addressed at this time. To analyze Pregnant women with 27 years of age lack the knowledge about high risk pregnancy better than aged 27 years or more we use the x2 test with an α value of 0.05. Analysis was performed using the Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) for Windows 10.0 version software. Result : Of 100 samples of pregnant women under the age of 27 years, most of them have a good knowledge of high-risk pregnancy, whereas the mother's age " and 27 years, most of them have less knowledge. From 56 to pregnant women under the age of 27 years, was 43 people who have a good knowledge and 13 people who have less knowledge. Of the 44 pregnant women aged 27 years or more , was 16 people who have a good knowledge and 28 people who have less knowledge. On the basis of tests x 2 value p = 0.000.
Conclussion : Pregnant women with 27 years of age lack the knowledge about high risk pregnancy better than aged 27 years or more
Keywords : pregnant women age, knowledge about high risk pregnancy
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul .........…………………………………............................................i Lembar Pengesahan.................................................................................................ii Daftar Isi...................................................................................................................x Daftar Gambar......................................................................................................xiii Daftar Tabel..........................................................................................................xiv Daftar Singkatan.....................................................................................................xv Daftar Lampiran....................................................................................................xvi BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................................1 A. Latar Belakang ......................................................................................... ..........1 B. Rumusan Masalah..................................................................................... ..........2 C. Tujuan Penelitian.......................................................................... ......................2 D. Manfaat Penelitian.................................................................................... ..........2 E. Keaslian Penelitian.................................................................................... ..........3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4 A. Landasan Teori.......................................................................................... ..........4 1. Usia ibu dan pengetahuan mengenai KRT...........................................................4 2. Pengetahuan dan Pengukurannya.......................................................................10 commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Faktor – faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan risiko tinggi.......................................................................................15 4. Kehamilan Yang Berisiko .................................................................................17 5. Asuhan Antenatal...............................................................................................18 6. Kegiatan di Puskesmas.......................................................................................23 B. Kerangka Konsep..............................................................................................25 C. Hipotesis.................................................................................................... ........27 BAB III. METODE PENELITIAN...................................................................28 A. Desain Penelitian...................................................................................... ........28 B. Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................................29 C. Subyek Penelitian..............................................................................................29 D. Besar Sampel.....................................................................................................30 E. Tehnik Sampling....................................................................................... ........30 F. Variabel Penelitian.............................................................................................31 G. Variabel Operasional.........................................................................................31 H. Instrumen Penelitian ................................................................................ ........31 I. Cara Pengumpulan Data....................................................................................32 J. Pengolahan Data................................................................................................32 BAB IV. HASIL PENELITIAN.........................................................................33 BAB V. PEMBAHASAN….........………………………………………….......37 commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN.......………………………………….40
DAFTAR PUSTAKA………………………….………………………..............41 LAMPIRAN…………………………………….……………………………….44
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Massa otak dalam hubungan terhadap usia..........................................5 Gambar 2.2 Tahap pemprosesan informasi pada manusia.......................................6 Gambar 2.3 The Mathematical Theory of Communication......................................7 Gambar 2.4. Teori kognitif...................................................................................... 8 Gambar 2.5 Penurunan performa fungsi kognitif terhadap usia ...........................9 Gambar 2.6 Hipotesis histon...................................................................................9 Gambar 2.7 Model tentang perilaku seseorang terhadap suatu objek ...................11 Gambar 2.8 Kerangka Konsep...............................................................................25 Gambar 3.1 Rancangan penelitian cross sectional untuk peningkatan usia ibu hamil berpengaruh pada pengetahuan ibu mengenai kehamilan risiko tinggi ......28
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik sampel berdasarkan usia.....................................................34 Tabel 2. Karakteristik sampel berdasarkan pendidikan formal.............................34 Tabel 3. Karakteristik sampel berdasarkan pengetahuan tentang kehamilan risiko Tinggi...............................................................................................................35 Tabel 4. Hasil Analisis peningkatan usia ibu hamil berpengaruh pada pengetahuan ibu mengenai kehamilan risiko tinggi berusia.......................................................36
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
ANC
: Antenatal Care
ASEAN
: Association of South East Asian Nations
ASI
: Air Susu Ibu
BCG
: Bacillus Calmette Guirin
Bumil
: Ibu hamil
Depkes
: Departemen Kesehatan
DPT
: Dipteri, Pertusis, Tetanus
MPS
: Making Pregnancy Saver
NKKBS
: Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
KB
: Keluarga Berencana
KIA
: Kesehatan Ibu dan Anak
KRT
: Kehamilan Risiko Tinggi
K1
: Kunjungan pertama kali
K4
: Kunjungan keempat
PUS
: Pasangan Usia Subur
Puskesmas
: Pusat Kesehatan Masyarakat
SDKI
: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
TT
: Tetanus Toxoid
WHO
: World Health Organization commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Lembar persetujuan mengikuti penelitian……….............................44 Lampiran 2. Kuesioner penelitian..........................................................................45 Lampiran 3. Lembar Izin Penelitian dari DINKES Kodia Surakarta ...................52 Lampiran 4. Lembar SPSS.....................................................................................53
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Angka kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35 per 1.000 kelahiran hidup. Oleh karena itu pemerintah menjalankan program dari World Health Organization (WHO) melalui Making Pregnancy Saver (MPS) yang memiliki visi ”Kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat.”, dengan kebijakan yang kita kenal sebagai 4 pilar safe motherhood yaitu pelayanan antenatal (ANC), keluarga berencana, persalinan yang aman dan pelayanan obstetri esensial Depkes RI (1991). Dalam ANC ditekankan betapa pentingnya pengetahuan ibu mengenai kehamilan risiko tinggi. Husin (1997) berpendapat bahwa pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan risiko tinggi dapat dicapai dengan baik bila melakukan kunjungan ANC sedikitnya 4 kali, akan tetapi terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal ini belum memenuhi harapan dan faktor tersebut adalah pendidikan, pekerjaan, dan usia dari ibu hamil yang menjalani ANC. Purwitaningrum ( 2007) mendapatkan bahwa primigravida yang menjalani ANC terbanyak
pada usia 20-35 tahun yaitu sebesar 74.5% , sedangkan
primigravida usia kurang dari 27 tahun yang menjalani ANC sebesar 42 % dan berusia 27 tahun atau lebih sebesar 58 %. Pengetahuan ibu hamil tentang ANC sangat penting karena akan dapat membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Menurut Wiryanto (2004) ANC merupakan salah satu bentuk dari komunikasi kelompok dimana untuk menangkap ilmu pengetahuan dengan efektif diperlukan keadaan yang sama (homofilik) baik secara fisik , sosial, pengetahuan, keyakinan dan usia, dimana apabila terdapat perbedaan akan timbul suatu ketidak serasian kognitif (cognitif dissonance), hal ini didukung pendapat Salthouse (2009) to user menemukan bahwa ruang commit visualisasi dan kecepatan otak mengalami 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penurunan di penghujung usia 20 tahun. Kekuatan otak mencapai puncaknya di usia 22 tahun dan mulai menurun pada usia 27 tahun . Pada wanita usia 27 tahun terdapat penurunan kemampuan otak (kecepatan otak, penalaran) sehingga didapatkan adanya penurunan daya tangkap. Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ibu hamil dengan usia kurang 27 tahun mempunyai pengetahuan mengenai kehamilan risiko tinggi yang lebih baik daripada yang berusia 27 tahun atau lebih sehingga nantinya petugas kesehatan bisa menetapkan suatu strategi pelayanan yang memadai saat kunjungan ANC bagi ibu hamil. Sejauh penelusuran kami belum ada penelitian yang mempelajari hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan pengetahuan mengenai kehamilan risiko tinggi. Penelitian yang mirip dengan penelitian ini adalah : ·
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai faktor risiko dan komplikasi kehamilan di puskesmas wirobrajan Yogyakarta (Hapisah, 2000). Hasil penelitian ini adalah didapatkannya
sejumlah
faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
pengetahuan ibu hamil antara lain umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, usia anak terkecil, dan umur kehamilan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah peningkatan usia ibu hamil berpengaruh pada pengetahuan ibu mengenai kehamilan risiko tinggi?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui apakah peningkatan usia ibu hamil berpengaruh pada pengetahuan ibu mengenai kehamilan risiko tinggi ? commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui data tentang usia ibu hamil. b. Mengetahui data pengetahuan mengenai kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil. c. Mengetahui ibu hamil dengan usia kurang 27 tahun mempunyai pengetahuan mengenai kehamilan risiko tinggi yang lebih baik daripada yang berusia 27 tahun atau lebih.
C. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis 1. Ibu hamil dengan usia kurang dari 27 tahun cenderung memiliki pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi yang lebih baik daripada yang berusia 27 tahun atau lebih.
Manfaat Praktis 1. Prioritas pemberian informasi mengenai kehamilan risiko tinggi sebaiknya lebih terarah dan terstruktur terutama kepada ibu hamil dengan usia 27 tahun atau lebih oleh karena mereka mempunyai penurunan pemahaman pengetahuan mengenai kehamilan risiko tinggi. 2. Sebagai sumbangan ilmiah dan informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya dan bagi peneliti merupakan pengalaman berharga dalam rangka menambah wawasan pengetahuan serta pengembangan diri, khususnya dalam bidang penelitian lapangan.
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Usia ibu dan pengetahuan mengenai kehamilan risiko tinggi Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Menjadi tua adalah suatu proses natural dan kadang-kadang tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada hampir semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan dan mengapa manusia menjadi tua pada usia yang berbeda-beda. Horn (1980) berpendapat bahwa beberapa kemampuan memang menurun, sementara
kemampuan
lainnya
tidak.
Horn
menyatakan
bahwa
kecerdasan yang mengkristal (crystallized intelligence = yaitu sekumpulan informasi dan kemampuan-kemampuan verbal yang dimiliki individu) meningkat, seiring dengan peningkatan usia. Sedangkan kecerdasan yang mengalir (fluid intelligence = yaitu kemampuan seseorang untuk berpikir abstrak) menurun secara pasti sejak masa dewasa madya. Perubahan Fisik Pada proses penuaan terdapat perubahan fisiologis yang mengenai sistem muskuloskeletal, saraf, kardio-vaskular-respirasi, dan indra. Disini akan dibahas lebih lanjut mengenai penuaan sistem saraf.
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sistem Saraf Perubahan sistem saraf pada penuaan a. Atrofi serebrum b. Peningkatan cairan serebrospinal c. Neuronal loss d. Kematian dendrit e. Peningkatan granula lipofusin f. Penurunan keefektifan sistem neurotransmiter g. Penurunan sirkulasi darah otot h. Penurunan gangguan glukosa i. Perubahan pada EEG j. Berkurangnya serabut saraf motorik k. Penurunan kecepatan konduksi saraf
Perubahan –perubahan tersebut mengakibatkan penurunan fungsi kognitif,
koordinasi
dan
keseimbangan,
kekuatan
otot,
refleks,
proprioseptif, perubahan postur dan penurunan waktu reaksi.
Gambar 2.1. Massa otakcommit dalamtohubungan terhadap usia (Dekaban& user Sadowslcy, 1978; Ho et al.) 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan Gambar: :♂ kulit putih, :♀ kulit putih,
: : ♂kulit hitam : ♀ kulit hitam
Dari penelitian autopsi massa otak (Dekaban& Sadowslcy, 1978; Ho et al.), massa otak meningkat selama masa kanak-kanak
sampai
dengan pertengahan usia dewasa lalu kemudian mengalami penurunan dan penurunan terjadi
lebih cepat pada usia tua. Puncak dari massa otak
sebesar 1.450 gram sebelum usia 25 tahun, kemudian mengalami penurunan secara perlahan dimulai pada usia 26 tahun sampai dengan 80 tahun, dengan rata-rata penurunan sebesar 2 gram / tahun dan penurunan yang terjadi setelah usia 80 tahun lebih besar lagi yaitu sekitar 5 gram / tahun. Menurut Salthouse (2009) kemerosotan fungsi mental termasuk ukuran pemikiran abstrak, kecepatan mental dan penyelesaian masalah mulai tumpul saat seseorang berusia 27 tahun dimana didapati bahwa aspek tertentu daya kognitif mulai menurun. Kognisi
didefinisikan
sebagai
suatu
proses
mendapatkan,
menyusun dan menggunakan pengetahuan intelektual, dimana seseorang melakukan pekerjaan mental dan menyimpan potongan informasi didalam daya ingat untuk didapatkan kembali disuatu waktu dikemudian. Sedangkan strategi kognitif adalah rencana mental yang digunakan oleh seseorang untuk mengerti dirinya dan lingkungan.
Attention
Input Stimulus
Enco
Comparis
ding
son
Response selection
Response execution
output response
Memory
Gambar 2.2 Tahap pemprosesan informasi pada manusia (Barber, 1988)
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada model tersebut dimasukkan proses attensi dan memori. Dari model tersebut, proses kognitif dapat digolongkan menjadi 3 tahap yaitu : 1. Informasi diterima oleh indera manusia (preceptual processor). 2. Informasi tersebut dipahami. 3. Informasi diproses dan disimpan di memori. Informasi adalah energi yang terpolakan yang mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan. Informasi merupakan hasil dari proses intelektual seseorang.
Proses intelektual didefinisikan sebagai
proses mengolah / memproses stimulus, yang masuk kedalam diri individu melalui panca indera, kemudian diteruskan ke otak / syaraf pusat untuk diolah atau diproses dengan pengetahuan, pengalaman, selera dan iman yang dimiliki seseorang. Setelah mengalami pemrosesan stimulus itu dapat dimengerti sebagai informasi. Informasi ini bisa diingat di otak, bila dikomunikasikan kepada individu atau khalayak, maka akan berubah menjadi pesan.
Information source
Massage
transmitter
receiver
signal
received signal
destination
Massage
Noise source
Gambar 2.3 The Mathematical Theory of Communication, Shannon and Weaver : University of Illinois press,1949) Shannon dan Weaver (1949) menekankan bahwa setiap informasi yang disajikan (massage) merupakan proses komunikasi. Informasi yang disampaikan memiliki tujuan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap, dan prilaku individu serta khalayak. Ketika individu menerima commit to useroleh sensori thalamus, disanalah informasi / stimuli kemudian direspon 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terjadi penentuan keputusan ini akan sangat ditentukan oleh karakter individu. Seseorang akan menganalisis data /mengolah informasi di prefrontal-cortex (merupakan pusat berpikir / kognitif /rasio) baru kemudian merespon. Menurut Wiryanto (2004) melalui ilmu komunikasi kelompok yang salah satu bentuknya adalah ANC untuk menangkap ilmu pengetahuan dengan efektif diperlukan keadaan yang homofilik dimana terdapat persamaan, adapun persamaan tersebut dapat secara fisik , sosial, pengetahuan, keyakinan dan usia, dimana apabila terdapat perbedaan akan timbul suatu ketidak serasian kognitif (cognitif dissonance) .
Gambar 2.4. Teori kognitif (Adaptasi Pranata, 2003)
Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan dalam memori jangka panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara hirarkis. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi. Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi oleh interpretasi terhadap stimulus. Gambar 4.
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.5 Penurunan performa fungsi kognitif terhadap usia (Erick Schonfeld, 2008)
Gambar 2.6 Hipotesis histon (Chris Bickel, Science Now,2010) Dari penelitian sebelumnya menemukan adanya kaitan antara usia terkait dengan perubahan ekspresi gen yang terjadi pada hippocampus dimana merupakan pusat memori yang sangat penting pada otak. Selain itu histon bagian kecil dari protein yang mengontrol ekspresi gen dengan mengikat atau tidak mengikat DNA dalam proses pembelajaran dan memori . André Fischer menyatakan bahwa proses penuaan dapat merubah fungsi histon yang menyebabkan terjadinya perubahan ekspresi gen yang commit to user menyebabkan terjadinya gangguan proses pembelajaran dan memori. 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari banyak penelitian (Baltes, Smith & Staudinger, in press; Dobson, dkk, 1993; Salthouse,1992, 1993, in press; Salthouse & Coon, 1993; Sternbern & McGrane, 1993), diterima secara luas bahwa kecepatan memproses informasi mengalami penurunan seiring dengan proses penuaan otak (brain aging). Peran teori dalam memahami penuaan adalah sebagai landasan dan sudut pandang untuk melihat fakta, menjawab pertanyaan filosofi, dan dasar memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Dengan adanya proses penuaan otak terdapat penurunan kemampuan kognitif dalam menyerap informasi sehingga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu. 2. Pengetahuan dan Pengukurannya 2.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek atau informasi tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo (2003).Selanjutnya menurut Bloom, untuk memperoleh pengetahuan dibutuhkan proses kognitif yang merupakan hal penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh sumber informasi yang didapat dalam pengalaman hidupnya. Dengan pengetahuan yang dimilikinya maka seseorang akan merubah sikap, niat, dan perilakunya dalam mencegah, menghindari atau mengatasi faktor risiko dalam kehamilan. commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
Adanya
digilib.uns.ac.id
informasi
juga
dapat
menambah
pengetahuan.
Pengetahuan dapat merubah sikap dan sikap seseorang dapat terlihat sebagai perilaku. Cara mengubah ketidaktahuan serta sikap dan perilaku itu antara lain melalui pendidikan (Suryaningrat ,2005) Dengan pengetahuan kesehatan maka diharapkan akan tercipta perilaku masyarakat yang
kondusif untuk kesehatan. Kesadaran
masyarakat diatas disebut tingkat kesadaran atau pengetahuan masyarakat tentang kesehatan (health literacy). Lebih dari itu, pengetahuan kesehatan pada akhirnya bukan hanya mencapai health literacy pada masyarakat saja, namun yang lebih penting adalah mencapai perilaku kesehatan (healthy behaviour). Kesehatan bukan hanya diketahui atau disadari (knowledge) dan disikapi (attitude), melainkan harus dikerjakan dalam kehidupan sehari – hari. Sesuai dengan teori Tingkah Laku Terencana (The Theory of Planned Behaviour) yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen, yang menggambarkan adanya hubungan antara pengetahuan (knowledge), keyakinan (beliefs), sikap (attitudes) dan perilaku (behaviour). Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan yang mengarah pada suatu sikap tertentu dan sikap mengarah pada suatu niat untuk mewujudkan perilaku sehingga seseorang akan berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut.
PENGETAHUAN
SIKAP
PENGARUH LAIN
PERILAKU
Gambar 2.7 Model tentang perilaku seseorang terhadap suatu objek commit to user (Dayakisni, 2003 ; Notoatmodjo, 2003). 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang termasuk pengaruh lain adalah agama, nilai – nilai yang dianut, pengalaman, lingkungan dan kondisi sosial Sikap terdiri dari komponen perasaan, pikiran, dan dilihat melalui tindakan. Sikap dapat bersifat positif atau juga negatif. Memberikan perhatian, menyenangi, dan mendekati adalah manifestasi dari sikap positif. Sedangkan kebalikan dari hal itu seperti menghindari, memberikan jarak dan membencinya adalah sikap yang negatif (Boulay ,1999) Menurut Notoatmodjo (2003 ), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu : 1. Tahu ( Know ) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk didalamnya adalah mengingat kembali ( recall ) terhadap suatu yang bersifat spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima oleh karena itu, “Tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami ( Comprehension ) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar
tentang
obyek
yang
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasi materi tersebut dengan benar. Orang telah paham terhadap suatu obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, meyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari. 3. Aplikasi ( Application ) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hukum-hukum, rumusan metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis ( Analysis ) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain. 5. Sintesis ( Synthesis ) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada. 6. Evaluasi ( Evalution ) Evalusi ini biasanya dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ada. 2.2 Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui disesuaikan dengan tingkat – tingkat dalam kawasan kognitif (Notoatmodjo , 2003). Skinner seperti dikutip oleh Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa bila seseorang dapat menjawab pertanyaan pertanyaan mengenai suatu bidang tertentu dengan baik secara lisan atau tulisan, maka dapat dikatakan ia mengetahui bidang itu. Sekumpulan jawaban commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
verbal yang diberikan orang tersebut dinamakan pengetahuan (knowledge). Berdasarkan pengertian pengetahuan yang dikemukakan oleh Bloom dan Skinner, maka pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang yang bersangkutan mengungkapkan apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti atau jawaban, baik lisan maupun tulisan. Pertanyaan dapat dipergunakan untuk mengukur pengetahuan dan dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu : a. Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay b. Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan berganda (multiple choice), benar salah, dan pertanyaan menjodohkan. Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya pilihan berganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat pengukuran karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat dinilai. Untuk mengetahui hasil pengukuran pengetahuan digunakan cara perhitungan dengan menggunakan rumus : X = Σ ƒx N Keterangan : X
= mean atau nilai rata – rata
Σ ƒx = jumlah total nilai N Baik
= besar sampel
: bila skor ≥ X
Kurang : bila skor < X commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Faktor – faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan bumil mengenai kehamilan risiko tinggi (Affandi , 2000) 3.1 Jumlah anak Pada ibu hamil bukan untuk yang pertama kali, maka ia akan lebih mempunyai
pengalaman atau lebih banyak mengetahui
mengenai kehamilan risiko tinggi daripada ibu yang hamil untuk pertama kali. 3.2 Jenis pekerjaan Lingkungan kerja dapat memberi pengaruh yang cukup besar bagi ibu hamil. Pada umumnya wanita yang mempunyai pekerjaan formal akan aktif dalam kegiatan – kegiatan sosial, misalnya seperti darma wanita, arisan, olah raga, dan aktifitas di luar rumah lainnya yang merupakan lingkungannya sehingga kelompok wanita tersebut akan mendapatkan informasi mengenai kesehatan lebih banyak (Rafigul, 1996 ; Suparman, 2004). 3.3 Tempat tinggal Penduduk yang tinggal di daerah perkotaan sering dihubungkan dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan juga lebih baiknya sarana untuk
mendapatkan
informasi
mengenai
kesehatan
sehingga
pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan risiko tinggi lebih tinggi pada penduduk yang tinggal di daerah perkotaan dibandingkan penduduk yang tinggal di pedesaan. 3.4 Keterpaparan informasi Suatu informasi dapat menambah pengetahuan, pengetahuan dapat merubah sikap, dan sikap seseorang dapat terlihat sebagai perilaku. Cara mengubah ketidaktahuan, sikap, dan perilaku antara lain commit to user melalui pendidikan (Suryaningrat , 2005). 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.5 Umur Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam satuan tahun. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan yang baru dan harapan baru, semakin bertambah umur semakin banyak seseorang menerima respon suatu objek. 3.6 Pendidikan Lewat pendidikan manusia akan dianggap memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya dengan lebih baik. Semakin tinggi pendidikan hidup manusia akan semakin berkualitas. Jika wanita berpendidikan, mereka akan membuat keputusan yang benar dalam memperhatikan kesehatannya. 3.7 Pengalaman Pengalaman sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informatif . (Notoatmojo , 2003).
3.8 Intelegensi Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi
baru.
Intelegensi
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi hasil dari proses belajar. 3.9 Lingkungan Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelahal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpme commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Kehamilan Yang Berisiko (Depkes RI ,1991) Kehamilan yang berisiko didefinisikan sebagai kehamilan dimana didapatkan adanya faktor yang berhubungan dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Kehamilan yang berisiko dibagi 3, yaitu risiko rendah, sedang dan tinggi. 1) Kehamilan risiko rendah = keadaan normal. 2) Kehamilan risiko sedang Kehamilan dimana didapatkan adanya faktor risiko yang tidak langsung menimbulkan kematian ibu atau bayi. Faktor risiko tersebut meliputi : a. Tinggi badan kurang dari 145 cm b. Pendidikan ibu rendah c. Tingkat sosial ekonomi rendah d. Hb kurang dari 8 g r % e. Tensi sistole 130–160 mmHg, diastole 85-100 mmHg f. Jarak usia anak kurang dari 2 tahun g.
Jumlah anak lebih dari 5
h. Primitua lebih dari 35 tahun Pada kehamilan risiko sedang diperlukan pengawasan dokter atau puskesmas.
3) Kehamilan risiko tinggi Kehamilan dimana didapatkan adanya faktor risiko yang dapat menyebabkan kematian ibu atau bayi. Faktor risiko tersebut meliputi : a. Perdarahan antepartum b. Tensi lebih dari 160 / 95 mmHg c. Preeklampsia berat commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Eklampsia e. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu f. Letak sungsang pada primigravida g. Berat badan janin lebih dari 4 kg h. Penyakit jantung i. Ketuban pecah dini j. Infeksi berat / sepsis k. Partus preterm l. Gemelli m. Riwayat obstetri buruk : perdarahan post partum sectio sesaria, dsb. Pada kehamilan risiko tinggi harus segera dirujuk ke rumah sakit. 5. Asuhan antenatal 5.1 Definisi The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mendefinisikan asuhan antenatal sebagai program asuhan antepartum
yang
komprehensif
yang
melibatkan
pendekatan
terkoordinir pelayanan medis dan dukungan psikososial yang optimalnya dimulai sebelum konsepsi dan berlangsung selama periode antepartum. Sedangkan yang dimaksud dengan pelayanan komprehensif adalah meliputi penilaian selama masa prakonsepsi, pemeriksaan awal adanya kehamilan, dan follow-up selama kunjungan asuhan antenatal. (Munjaja P., 1996) 5.2 Tujuan Asuhan Antenatal Kematian ibu tidak diragukan lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di negara berkembang. Pendekatan commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang dianjurkan adalah menganggap bahwa semua kehamilan itu adalah berisiko dan setiap ibu hamil agar mempunyai akses untuk mendapatkan pelayanan atau pertolongan persalinan yang aman. Dari seluruh kehamilan diperkirakan 15% akan terjadi komplikasi obstetri. Bukan hal yang mustahil untuk mengidentifikasi penyebab, tanda dini, dan faktor risiko untuk
menemukan beberapa penyebab utama
kematian maternal (Stamilo D, 1997). Tujuan utama dari asuhan antenatal secara garis besar adalah deteksi dini, konseling, dan peningkatan kesehatan (health promotion), persiapan persalinan, dan kesiapan apabila terjadi suatu komplikasi (Munjaja P., 1996). Asuhan antenatal yang dilakukan pada awal diketahuinya adanya kehamilan bertujuan untuk menentukan status kesehatan ibu dan janin, menentukan usia gestasi janin, dan untuk memulai rencana pelayanan obstetri selanjutnya (Munjaja P., 1996). Secara objektif asuhan antenatal dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Meningkatkan dan menjaga baik fisik, mental, kesehatan sosial ibu dan janin dengan memberikan pendidikan tentang nutrisi, kebersihan perorangan dan tentang proses kelahiran b. Mendeteksi dan menangani jika terdapat komplikasi selama kehamilan dengan memberikan pengobatan maupun tindakan c. Menyiapkan proses kelahiran dan membuat rencana tindakan apabila terdapat komplikasi. d. Membantu ibu menyiapkan proses menyusui, menghadapi masa nifas, dan merawat bayi. (Bernstein P., 2000).
commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.3 Praktek Asuhan Antenatal Asuhan antenatal harus dimulai segera setelah terdapat kemungkinan adanya kehamilan. Ini berarti dapat dilakukan beberapa hari setelah terlambat menstruasi (Dodd J., 2002). Dasar dari asuhan antenatal adalah penapisan ibu hamil yang meliputi deteksi dini tanda dan gejala penyakit serta penanganan yang tepat waktu. Program asuhan antenatal yang saat ini digunakan memiliki filosofi dasar yaitu kunjungan dilakukan semakin sering sejalan dengan meningkatnya usia kehamilan pada kondisi normal. Dimulai dengan sebulan sekali hingga mencapai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 36 minggu dan selanjutnya setiap minggu WHO (2002). Perkiraan terkini menunjukkan 71% wanita di negara berkembang telah melakukan paling tidak satu kali kunjungan asuhan antenatal pada tenaga kesehatan terlatih (dokter, perawat, atau bidan). Angka ini paling tinggi ditemukan di Asia timur, Pasifik, Amerika Latin, dan Karibia (87%) dan terendah di Asia Selatan (54%) UNICEF Statistic (2002). Di Eropa terdapat beberapa variasi frekuensi kunjungan asuhan antenatal. Belanda menerapkan 12 sampai 14 kali kunjungan sedangkan Luxemburg hanya menerapkan 5 kali kunjungan. Menurut NICE (National Institute for Clinical Exelence) Inggris menerapkan 10 kali kunjungan pada wanita nulipara dan 7 kali pada wanita yang pernah melahirkan sebelumnya. Survei terbaru di Skotlandia mengungkapkan bahwa rata – rata jumlah kunjungan asuhan antenatal wanita dengan risiko rendah adalah 14 kali. Menurut James D (1996) di Swedia jumlah commit 16 to user yang direkomendasikan kali dan di Finlandia 15 kali. Di 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan angka cakupan kunjungan ANC ibu hamil di Puskesmas, maka WHO menetapkan metode ANC dengan jumlah kunjungan hanya 4 kali. Diharapkan dengan jumlah kunjungan yang lebih sedikit, maka waktu dan biaya yang harus dikeluarkan oleh ibu hamil akan menjadi lebih sedikit
sehingga
ibu
hamil
dapat
tetap
memeriksakan
kehamilannya dengan lengkap. (Husin M , 1997). Angka kematian maternal dan morbiditas perinatal yang tinggi di negara – negara miskin, diharapkan dapat membaik dengan adanya perbaikan asuhan antenatal. Alasan utama wanita hamil tidak melakukan kunjungan asuhan antenatal adalah ketiadaan sumber daya (uang dan tenaga medis yang trampil) dan rendahnya kualitas pelayanan pihak pemberi jasa (Chamberlain G ,1990) Cakupan antenatal di Indonesia menurut SDKI 2002 – 2003 adalah sebesar 96%, sedangkan ibu hamil yang mendapatkan kunjungan antenatal yang diharapkan adalah 64% (Badan Pusat Statistik dan ORC Macro, 2003).
5.4 Asuhan antanatal Di negara berkembang, program asuhan antenatal yang secara rutin direkomendasikan jarang diimplementasikan dan kunjungan yang dilakukan dapat tidak teratur, dengan waktu yang menunggu yang lama dan feedback yang buruk. Tujuan dari asuhan antenatal yang terkini adalah membatasi jumlah kunjungan ke klinik, tes – tes yang dilakukan, prosedur klinik dan dan tindakan follow-up yang terbukti melalui penelitian dapat memperbaiki luaran untuk wanita dan bayinya (Villar J., 2001). commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Asuhan antenatal membedakan wanita hamil ke dalam 2 golongan yaitu mereka yang memenuhi syarat untuk menerima ANC rutin (yang disebut komponen dasar) dan mereka yang memerlukan perawatan khusus berdasarkan kondisi fisik kesehatan mereka atau adanya faktor risiko. Wanita yang digolongkan ke dalam komponen dasar dianggap tidak memerlukan penilaian lebih lanjut atau perawatan khusus pada kunjungan pertama, tanpa memperhatikan usia kehamilan saat memulai program. Sedangkan wanita dalam golongan yang lainnya diberikan perawatan sesuai dengan kondisi yang terdeteksi atau faktor risiko yang ditemukan. Wanita yang membutuhkan perawatan khusus rata – rata ditemukan pada hampir 25% dari seluruh wanita hamil pada kunjungan asuhan antenatal pertama (WHO , 2002). Tindakan yang dilakukan pada komponen dasar meliputi 3 hal (WHO , 2002) : a. Skrining mengenai kondisi kesehatan dan sosio – ekonomi yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya luaran yang buruk. b. Menyediakan intervensi terapetik yang dapat membantu c. Mendidik wanita hamil mengenai rencana persalinan aman, kegawatan selama kehamilan dan bagaimana menanganinya.
6. Kegiatan di Puskesmas (Depkes RI , 1991) Untuk mencapai tujuan program kesehatan ibu dan anak, yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk menuju NKKBS serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manusia seutuhnya, maka kegiatan di Puskesmas mencakup hal – hal sebagai berikut: a. Pemeliharaan kesehatan ibu yang sedang hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah. b. Pemberian nasihat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena kekurangan protein kalori dan lain – lain kekurangan, serta bila ada pemberian makanan tambahan, vitamin, dan mineral (tablet zat besi pada ibu hamil). c. Pemberian nasihat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya. d. Imunisasi TT 2 x, BCG, DPT, Polio 3x, dan Campak 1x. e. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA. f. Pelayanan KB kepada semua PUS dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali – kali dan golongan ibu berisiko tinggi. g. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam – macam penyakit ringan. h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan perhatian, memberi penerangan dan pendidikan tentang kesehatan dan untuk mengadakan pemantauan pada mereka yang lalai mengunjungi Puskesmas dan meminta agar mereka datang ke Puskesmas lagi. i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak – kanak dan dukun bayi. Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi adalah memberikan pemeliharaan dalam waktu commit to user hamil yang cukup baik dan dimulai sedini mungkin. Semua ibu hamil 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dianjurkan agar bila mereka hamil supaya memeriksakan diri di Puskesmas sedini mungkin.
commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Konsep Usia bumi
< 27 tahun
≥ 27 tahun
· ·
Pertumbuhan otak dan SSP maksimal
·
↓ massa otak Gangguan ekspresi gen di hipokampus Perubahan sistem saraf
· Frekuensi anc · Pekerjaaan · Jumlah anak · Tempat tinggal · Pendidikan · Keterpaparan informasi
Fungsi Kognitif kurang
Fungsi Kognitif baik
Penyuluhan tentang KRT Pengetahuan bumil tentang KRT baik
Pengetahuan bumil tentang KRT kurang
Keterangan : : Variabel luar yang diteliti : Variabel luar yang dikendalikan Gambar 2.8 Peningkatan usia ibu hamil berpengaruh pada pengetahuan ibu mengenai kehamilan risiko tinggi. commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Keterangan Kerangka Konsep Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam satuan tahun. Sehingga semakin bertambahnya usia, terjadi suatu proses brain aging yang dimulai pada usia 27 tahun atau lebih hal ini meliputi : penurunan massa otak, perubahan sistem saraf dan gangguan ekspresi gen di hipokampus sehingga terjadi suatu penurunan fungsi kognitif (Kecepatan otak, daya tangkap, penalaran). Selain itu faktor indifidual differences juga berperan seperti ilmu pengetahuan dan sistem informasi, lingkungan tempat tinggal, pekerjaan dan jumlah anak juga berperan dalam meningkatkan pengetahuan ibu mengenai kehamilan risiko tinggi. Informasi didapatkan melalui penginderaan oleh panca indera yang terjadi melalui keenam
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Adanya informasi yang didapat melalui pendidikan formal dapat menambah pengetahuan. Pengetahuan dapat merubah sikap dan sikap seseorang dapat terlihat sebagai perilaku. Cara mengubah ketidaktahuan serta sikap dan perilaku itu antara lain melalui pendidikan. Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh sumber informasi yang didapat dalam pengalaman hidupnya. Dengan pengetahuan yang dimilikinya maka seseorang akan merubah sikap, niat, dan perilakunya dalam mencegah, menghindari atau mengatasi faktor risiko dalam kehamilan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu. Pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan risiko tinggi dapat dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, jumlah anak , dan keterpaparan informasi yang merupakan variabel luar yang dapat dikendalikan. commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. HIPOTESIS Ibu hamil yang berusia kurang dari 27 tahun mempunyai pengetahuan kehamilan risiko tinggi yang lebih baik daripada yang berusia 27 tahun atau lebih.
commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional, dengan diagram sebagai berikut : (Arief, 2004 ; Sastroasmoro, 2002)
POPULASI
SAMPEL
UMUR < 27 TAHUN
UMUR ≥ 27 TAHUN
PENGETAHUAN TENTANG KRT
PENGETAHUAN TENTANG KRT
BAIK
KURANG
BAIK
Gambar 3.1 Rancangan penelitian Cross Sectional
KURANG
Peningkatan usia ibu
hamil berpengaruh pada pengetahuan ibu mengenai kehamilan risiko tinggi
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dimulai pada tanggal 31 Agustus 2010 sampai dengan 19 September 2010 dari Puskesmas di kotamadya Surakarta, meliputi : 1. Puskesmas Manahan 2. Puskesmas Gajahan 3. Puskesmas Sibela 4. Puskesmas Gilingan 5. Puskesmas Nusukan 6. Puskesmas Banyuanyar
B. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah semua ibu hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas Manahan, Puskesmas Gajahan, Puskesmas Sibela, Puskesmas Gilingan, Puskesmas Nusukan, Puskesmas Banyuanyar. 1. Kriteria inklusi a. Pendidikan : SLTP dan SLTA b. Primigravida c. Melakukan ANC ≥ 4x 2. Kriteria eksklusi a. Menolak mengisi kuesioner b. Ibu hamil yang tidak hadir di Puskesmas pada saat pengambilan data commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Besar Sampel Besar sampel pada jumlah populasi (N) yang tidak diketahui untuk rancangan penelitian cross sectional dihitung berdasarkan rumus (Arief, 2004) : n = Zα2p.q d2 n = besarnya sampel minimal yang diperlukan p = perkiraan prevalensi pada populasi (0,05) q =1-p = 1 – 0,05 = 0,95 Zα = suatu nilai pada distribusi normal standar untuk uji dua sisi pada tingkat kemaknaan α. Misalnya 1,96 untuk α = 0,05 d = Presisi absolut yang dikehendaki pada kedua sisi proporsi populasi, misalnya 5 % (0,05) Dengan perhitungan diatas, maka diperoleh sampel minimal sebesar 73
E. Tehnik Sampling Tehnik
sampling
dengan
menggunakan
incidental
sampling
( Arief, 2004 ; Sugiyono, 2006).
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Variabel Penelitian Variabel terikat adalah tingkat pengetahuan mengenai kehamilan risiko tinggi. Variabel bebas adalah usia ibu. Variabel luar yang terkendali meliputi primigravida, pekerjaan, tempat tinggal, pendidikan dan keterpaparan informasi sedangkan variabel luar yang tidak terkendali adalah sosial ekonomi.
G. Variabel Operasional 1. Usia ibu hamil Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam satuan tahun. Data diperoleh dengan cara menggunakan alat ukur berupa anamnesis tanggal kelahiran dan KTP Skala : Nominal dikotomik. 2. Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan risiko tinggi Pada penelitian ini pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan risiko tinggi diperoleh dengan cara menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil mengenai KRT. Dibagi menjadi 2 kategori, yaitu baik dan kurang. Dikatakan baik bila skor ≥ X dan kurang bila skor < X. Skala yang digunakan adalah skala nominal dikotomik.
H. Instrumen Penelitian Kuesioner untuk mengambil data tentang identitas subyek, tingkat usia ibu hamil dan pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan risiko tinggi. commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kuesioner ini sudah dibakukan yang bersumber dari Buku Pedoman Kerja PUSKESMAS jilid II, DEPKES RI 1991. I. Cara Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diedarkan kepada responden kemudian diisi. Sebelum mengisi kuesioner, responden terlebih dahulu dikumpulkan dan diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penelitian ini dan juga diberikan penjelasan mengenai pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden sebagai upaya untuk meningkatkan validitas data yang diperoleh.
J. Pengolahan Data Untuk menganalisis ibu hamil dengan usia kurang 27 tahun mempunyai pengetahuan mengenai kehamilan risiko tinggi yang lebih baik daripada yang berusia 27 tahun atau lebih menggunakan uji statistik x2 (α = 0,05). Analisis data dibantu dengan perangkat lunak komputer menggunakan statistical package for the social sciences (SPSS) for Windows 10.0 version.
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
Ibu hamil yang berkunjung mulai 30 Agustus 2010 sampai dengan 19 September 2010 di ke-6 Puskesmas di kotamadya Surakarta diambil sampelnya menggunakan tehnik accidental sampling sebanyak 100 populasi, yang memenuhi kriteria sampel yang telah dihomogenisasi sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil penelitian ini, subjek penelitian menurut usia terdistribusi menjadi 56% responden berusia kurang dari 27 tahun dan 44% responden berusia 27 tahun atau lebih. Kebutuhan sampel minimal sebanyak 73 ibu hamil, digenapkan menjadi 100 ibu hamil dengan demikian masing – masing sampel pendidikan secara proporsional menjadi responden berusia kurang dari 27 tahun ada sebanyak 56 orang sedangkan responden berusia 27 tahun atau lebih sebanyak 44 orang.
A. Karakteristik Sampel Dari pengumpulan data diperoleh data tiga variabel yaitu usia, pendidikan formal, dan nilai pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi. Berdasarkan usia, responden dikategorikan menjadi dua yaitu usia kurang dari 27 tahun dan usia 27 tahun atau lebih. Berdasarkan nilai pengetahuan, responden juga dikategorikan menjadi dua yaitu pengetahuan baik (apabila nilainya lebih besar dari rerata nilai keseluruhan) dan pengetahuan kurang (apabila nilainya lebih kecil sama dengan rerata nilai keseluruhan). Adapun berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rerata sebesar 74,58. Berikut adalah deskripsi responden berdasarkan ketiga variabel penelitian.
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1.
digilib.uns.ac.id
Karakteristik sampel berdasarkan Usia Usia
Frekuensi
Prosentase
< 27 tahun
56
56%
³ 27 tahun
44
44%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa responden yang berusia kurang dari 27 tahun lebih banyak dibandingkan responden yang berusia 27 tahun atau lebih. Responden berusia kurang dari 27 tahun ada sebanyak 56 orang (56%), sedangkan responden berusia 27 tahun atau lebih ada sebanyak 44 orang (44%).
Tabel 2.
Karakteristik sampel berdasarkan Pendidikan Formal
Pendidikan
Frekuensi
Prosentase
SLTP
40
40%
SLTA
60
60%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa responden yang berpendidikan SLTA lebih banyak dibandingkan responden yang berpendidikan SLTP. Responden yang berpendidikan SLTA ada sebanyak 60 orang (60%), sedangkan responden yang berpendidikan SLTP ada sebanyak 40 orang (40%). commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.
Karakteristik
digilib.uns.ac.id
sampel
berdasarkan
Pengetahuan
tentang
Kehamilan Risiko Tinggi Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase
Baik
59
59%
Kurang
41
41%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kehamilan risiko tinggi dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang. Responden yang memiliki pengetahuan baik ada sebanyak 59 orang (59%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang ada sebanyak 41 orang (41%)
B. Analisis Peningkatan usia ibu hamil berpengaruh pada pengetahuan ibu mengenai kehamilan risiko tinggi
Analisis hubungan antara kedua variabel didasarkan atas desain tabel silang 2 ´ 2 dan pengujian statistik dilakukan dengan angka Pearson’s Chi Square.
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.
digilib.uns.ac.id
Hasil Analisis Peningkatan usia ibu hamil berpengaruh pada
pengetahuan ibu mengenai kehamilan risiko tinggi
Pengetahuan Total Baik
Kurang
< 27 th
43
13
56
³ 27 th
16
28
44
59
41
100
c2
p
Usia
Total
16,643 0,000
Berdasarkan tabel 4 dapat diperoleh beberapa informasi sebagai berikut: 1. Secara deskriptif diketahui bahwa ibu hamil yang berusia < 27 tahun sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik mengenai kehamilan risiko tinggi, sedangkan ibu hamil yang berusia ³ 27 tahun sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang. Dari 56 ibu hamil yang berusia < 27 tahun, terdapat 43 orang yang memiliki pengetahuan baik dan 13 orang yang memiliki pengetahuan kurang. Dari 44 ibu hamil yang berusia ³ 27 tahun, terdapat 16 orang yang memiliki pengetahuan baik dan 28 orang yang memiliki pengetahuan kurang. 2. Prevalensi Ibu hamil berusia kurang dari 27 tahun yang memiliki pengetahuan lebih baik 5,788 kali lebih tinggi daripada usia 27 tahun atau lebih. ( p : 0,000 ; CI : 2,418 hingga 13,858)
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
Pada penelitian ini digunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional dengan alasan karena jenis penelitian epidemiologi observasional memerlukan jumlah sampel yang besar sehingga pemilihan metode penelitian ini ditujukan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Adapun untuk meningkatkan kualitas penelitian ditetapkan adanya kriteria inklusi dan eksklusi. Daya tangkap seseorang dipengaruhi oleh faktor usia. Dengan adanya proses penuaan otak terdapat penurunan kemampuan kognitif dalam menyerap informasi sehingga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu. Menurut Salthouse (2009) kemerosotan fungsi mental termasuk ukuran pemikiran abstrak, kecepatan mental dan penyelesaian masalah mulai tumpul saat seseorang berusia 27 tahun atau lebih dimana didapati bahwa aspek tertentu daya kognitif mulai menurun. Dari penelitian sebelumnya menemukan adanya kaitan antara usia terkait dengan perubahan ekspresi gen yang terjadi pada hippocampus dimana merupakan pusat memori yang sangat penting pada otak. Selain itu histon bagian kecil dari protein yang mengontrol ekspresi gen dengan mengikat atau tidak mengikat DNA dalam proses pembelajaran dan memori . André Fischer menyatakan bahwa proses penuaan dapat merubah fungsi histon yang menyebabkan terjadinya perubahan ekspresi gen yang menyebabkan terjadinya gangguan proses pembelajaran dan memori. Dari banyak penelitian (Baltes, Smith & Staudinger, in press; Dobson, dkk, 1993; Salthouse,1992, 1993, in press; Salthouse & Coon, 1993; Sternbern & McGrane, 1993), diterima secara luas bahwa kecepatan memproses informasi commit to user mengalami penurunan seiring dengan proses penuaan otak (brain aging). 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam satuan tahun. Sehingga semakin bertambahnya usia, terjadi suatu proses brain aging yang dimulai pada usia 27 tahun atau lebih hal ini meliputi : penurunan massa otak, perubahan sistem saraf dan gangguan ekspresi gen di hipokampus sehingga terjadi suatu penurunan fungsi kognitif (Kecepatan otak, daya tangkap, penalaran). Selain itu faktor indifidual differences juga berperan seperti ilmu pengetahuan dan sistem informasi, lingkungan tempat tinggal, pekerjaan dan jumlah anak juga berperan dalam meningkatkan pengetahuan ibu mengenai kehamilan risiko tinggi. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pada ibu usia kurang dari 27 tahun memiliki pengetahuan mengenai kehamilan risiko tinggi lebih baik yaitu sebesar 43%. Sedangkan pada ibu hamil dengan usia 27 tahun atau lebih memiliki pengetahuan mengenai kehamilan risiko tinggi juga lebih rendah yaitu sebesar 16%. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Salthouse, 2009). Pada ibu hamil dengan usia 27 tahun atau lebih kekuatan otak mulai menurun pada (kecepatan otak, penalaran) sehingga didapatkan adanya penurunan daya tangkap. Ibu hamil dengan usia 27 tahun atau lebih akan lebih sulit menerima informasi baru tentang suatu hal dan menganalisanya. Hal ini juga didukung oleh Wiryanto (2004) ANC merupakan salah
satu bentuk dari
komunikasi kelompok dimana untuk menangkap ilmu pengetahuan dengan efektif diperlukan keadaan yang sama (homofilik) baik secara fisik , sosial, pengetahuan, keyakinan dan usia, dimana apabila terdapat perbedaan akan timbul suatu ketidak serasian kognitif (cognitif dissonance). Frekuensi informasi mengenai ANC yang sering diterima dan berkesinambungan akan mempengaruhi daya ingat dan akan menimbulkan sikap terhadap informasi tersebut (Tirtarahardja U., 2005). Dalam memberikan penyuluhan melalui ANC, bidan atau petugas kesehatan sebaiknya memberikan informasi yang mencakup deteksi dini, konseling, peningkatan kesehatan (health promotion), persiapan persalinan, dan kesiapan apabila terjadi suatu komplikasi (Depkes RI , 1991) Prioritas pemberian commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
informasi mengenai kehamilan risiko tinggi sebaiknya lebih terarah dan terstruktur terutama kepada ibu hamil dengan usia 27 tahun atau lebih oleh karena mereka mempunyai penurunan pemahaman
pengetahuan mengenai
kehamilan risiko tinggi sehingga materi dapat dipahami dengan lebih baik dan mantap. Selain itu juga disampaikan agar ibu hamil dapat meningkatkan
dan
menjaga baik fisik, mental, kesehatan sosial ibu dan janin dengan memberikan pendidikan tentang nutrisi, kebersihan perorangan dan tentang proses kelahiran, mendeteksi dan menangani jika terdapat komplikasi selama kehamilan dengan memberikan pengobatan maupun tindakan, menyiapkan proses kelahiran dan membuat rencana tindakan apabila terdapat komplikasi, serta membantu ibu menyiapkan proses menyusui, menghadapi masa nifas, dan merawat bayi. (Bernstein P., Harrison E., Merkatz I., 2000). Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh sumber informasi yang didapat dalam pengalaman hidupnya. Dengan pengetahuan yang dimilikinya maka seseorang akan merubah sikap, niat, dan perilakunya dalam mencegah, menghindari atau mengatasi faktor – faktor risiko dalam kehamilan (Soekanto, 1992). Informasi yang disampaikan melalui ANC dapat menambah pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan risiko tinggi. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, maka akan dapat merubah sikap dan sikap seseorang dapat terlihat sebagai perilaku Suryaningrat (2005).
commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 2. Distribusi frekuensi subyek penelitian menurut usia adalah : 56% responden ibu hamil yang berusia kurang dari dari 27 tahun dan 44% responden berusia 27 tahun atau lebih. 3. Dari hasil penelitian ini didapatkan : ibu hamil dengan usia kurang dari 27 tahun dengan pengetahuan kurang sebesar 13% dan pengetahuan baik sebesar 43%, sedangkan ibu hamil dengan usia 27 tahun atau lebih dengan pengetahuan kurang sebesar 28% dan pengetahuan baik sebesar 16%. 4. Ibu hamil dengan usia kurang dari 27 tahun cenderung memiliki pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi yang lebih baik daripada yang berusia 27 tahun atau lebih.
B. Saran Prioritas pemberian informasi mengenai kehamilan risiko tinggi sebaiknya lebih terarah dan terstruktur terutama kepada ibu hamil dengan usia
27 tahun atau lebih oleh karena mereka mempunyai penurunan
pemahaman
pengetahuan mengenai kehamilan risiko tinggi sehingga
materi dapat dipahami dengan lebih baik dan mantap.
commit to user 40