TESIS
PENGARUH KARAKTERISTIK AUDIT EKSTERNAL PADA PRICE TO EARNINGS RATIO PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
NYOMAN YUDHI HARTAWAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
TESIS
PENGARUH KARAKTERISTIK AUDIT EKSTERNAL PADA PRICE TO EARNINGS RATIO PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
NYOMAN YUDHI HARTAWAN NIM 1191661020
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
i
PENGARUH KARAKTERISTIK AUDIT EKSTERNAL PADA PRICE TO EARNINGS RATIO PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana
NYOMAN YUDHI HARTAWAN NIM 1191661020
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 4 NOPEMBER 2014
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., M.Si., Ak. NIP. 19570911 198610 1 001
Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si. NIP. 19650123 199303 1 002
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA, Ak. NIP. 19641224 199103 1 002
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP. 19590215 198510 2 001
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS
Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 4 Nopember 2014
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, Nomor: 4120/UN14.4/HK2014, Tanggal 29 Oktober 2014
Ketua
: Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., M.Si., Ak.
Anggota: 1. 2. 3. 4.
Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si. Dr. I Made Sadha Suardikha, S.E., M.Si., Ak. Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE., MSi., Ak. Dr. Dewa Gede Wirama, S.E., MSBA., Ak.
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nama
: Nyoman Yudhi Hartawan
NIM
: 1191661020
Program Studi
: Magister Akuntansi
Judul Tesis
: Pengaruh Karakteristik Audit Eksternal pada Price to Earnings Ratio Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas dari plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik Indonesia No.17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar,
Nopember 2014
Nyoman Yudhi Hartawan
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas Asung Kerta Wara Nugrahanya, sehingga tesis dengan judul “PENGARUH KARAKTERISTIK AUDIT EKSTERNAL PADA PRICE TO EARNINGS RATIO
PERUSAHAAN
YANG
TERDAFTAR
DI
BURSA
EFEK
INDONESIA” dapat terselesaikan. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata 2 (S2) di Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Udayana guna memperoleh gelar Magister Akuntansi konsentrasi Akuntansi Keungan dan Auditing. Sepenuhnya disadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan tesis ini tidak akan membuahkan hasil yang berarti. Pada kesempatan ini perkenankan pula penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., M.Si., Ak. sebagai Pembimbing I dan Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si. sebagai Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran membimbing dan memberikan dorongan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 2. Para penguji tesis yaitu Dr. I Made Sadha Suardikha, S.E., M.Si., Ak., Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE., MSi., Ak., dan Dr. Dewa Gede Wirama, S.E., MSBA., Ak. yang dengan penuh perhatian memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. vi
3. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister pada Universitas Udayana 4. Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K) sebagai direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. 5. Bapak Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA, Ak. selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi (MAKSI) Universitas Udayana, Bapak dan Ibu pengajar serta seluruh staf Program Magister Akuntansi Universitas Udayana yang telah mendidik dan membantu proses penyelesaian tesis ini. 6. Orang tua I Made Rina, S.E. dan Nyoman Artini, S.Pd., M.Si., Kakak Putu Agus Ardiana, S.E., M.M., M.Acc&Fin., Ak., CA. dan Made Heny Kusmawati, S.E. serta seluruh keluarga yang telah mendoakan
dan
memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini. 7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan VIII MAKSI Universitas Udayana atas kerjasamanya dalam perkuliahan maupun penyelesaian tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan anugrah-Nya kepada kita semua, serta pihak-pihak yang telah membantu penulis. Denpasar, Nopember 2014
Penulis
vii
ABSTRAK
Auditor merupakan profesi yang unik sekaligus menantang yang membedakannya dengan profesi lain. Audit tenure menjadi isu yang sangat penting terkait potensi ancaman independensi auditor. Audit tenure yang relatif lama cenderung mengancam independensi auditor karena hubungan profesional antara auditor dan klien dapat berubah menjadi hubungan kekerabatan yang menurunkan kualitas audit. Dua isu penting lainnya yaitu ukuran kantor akuntan publik dan opini audit juga sangat terkait dengan kualitas audit. Ukuran kantor akuntan publik yang besar cenderung memiliki kekuatan monitoring yang lebih tinggi karena memiliki sumber daya (manusia, keuangan, dan image) yang lebih baik sehingga menghasilkan audit yang lebih berkualitas. Opini audit wajar tanpa pengecualian merupakan kualitas opini audit yang paling tinggi. Pasar cenderung merespon secara positif terhadap kualitas audit yang lebih tinggi. Kualitas audit diduga lebih tinggi jika audit tenure relatif lebih singkat, ukuran kantor akuntan publik yang lebih besar, dan opini audit wajar tanpa pengecualian. Respon pasar yang positif akan tercermin dalam harga pasar saham yang meningkat. Dalam banyak kasus, investor, calon investor, dan pemegang saham sangat tertarik dengan informasi laba per lembar saham. Price to earnings ratio merupakan multiple yang menunjukkan ukuran relatif harga pasar saham perusahaan terhadap laba per lembar saham. Dengan asumsi laba per lembar saham konstan, respon pasar yang positif akan meningkatkan nilai price to earnings ratio. Penelitian ini bermaksud meneliti pengaruh karakteristik audit eksternal, yaitu audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit pada price to earnings ratio untuk perusahaan publik yang terdaftar secara konsisten di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012 dengan mengoperasikan dua variabel kontrol, yaitu ukuran perusahaan dan usia perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan kriteria yaitu perusahaan yang terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan yaitu 2008-2012 dan perusahaan memiliki data yang lengkap yang dibutuhkan oleh peneliti. Hipotesis diuji dengan analisis regresi linear berganda untuk pengujian sebelum dan setelah memasukkan variabel kontrol. Hasil pengujian menunjukkan bahwa audit tenure tidak berpengaruh pada price to earnings ratio, ukuran kantor akuntan publik berpengaruh positif pada price to earnings ratio, dan opini audit tidak berpengaruh pada price to earnings ratio. Kata kunci:
audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, opini audit, ukuran perusahaan, usia perusahaan, price to earnings ratio
viii
ABSTRACT
Auditor is a unique and challenging profession that distinguishes it from other professions. Audit tenure becomes a very important issue in regards with its potential threat to auditor independence. Long tenure audit tends to threaten auditor independence because professional relationship may turn into family-like relationship that degrades the quality of the audit. Two other important issues, namely the size of public accounting firm and audit opinion are also strongly associated with audit quality. Large public accounting firms tend to have higher monitoring strength because it has better resources (human, financial, and image) resulting in higher audit quality. Unqualified audit opinion is the highest quality level of audit opinion. Market tends to respond positively to higher audit quality. Higher audit quality is expected to be achieved if audit tenure is relatively short, audit is conducted by large audit firms, and auditor provides unqualified audit opinion. Company’s stock market price reflects positive market response. In many cases, investors, potential investors, and shareholders are very interested in earnings per share information. Price to earnings ratio is a multiple which shows a relative measure of company's stock market price per earnings per share. Assuming earnings per share is constant, positive market response will increase the price to earnings ratio. This study aims to examine the effect of external audit characteristics (audit tenure, public accounting firms size, and audit opinion) on price to earnings ratio of companies listed on the Indonesian Stock Exchange from 2008 to 2012 with two controlling variables (company or client size and age). The population in this study is companies that have been listed on the Indonesian Stock Exchange from 2008 to 2012 wehereas sample is selected by purposive sampling method under two underlying criteria: the companies have been consistently listed on the Indonesian Stock Exchange between 2008 and 2012 and companies provide all required data for this study purpose. The hypotheses are tested by multiple linear regression technique to test the model before and after including controlling variables. The test shows that audit tenure has no affects price to earnings ratio, public accountng firms size positively affects price to earnings ratio, and audit opinion has no affects price to earnings ratio. Keywords: audit tenure, public accounting firms size, audit opinion, company or client size, company or client age, price to earnings ratio
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DALAM .......................................................................... i PERSYARATAN GELAR .................................................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI .................................................................. iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .....................................................v UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. vi ABSTRAK ...................................................................................................... ix ABSTRACT ........................................................................................................x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................6 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................6 1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................................7 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................9 2.1 Landasan Teori ..........................................................................................9 2.1.1 Teori Keagenan ..............................................................................9 2.1.2 Audit Tenure .................................................................................10 2.1.3 Ukuran Kantor Akuntan Publik ..................................................11 2.1.4 Opini Audit .................................................................................13 2.1.5 Price to Earnings Ratio ...............................................................16 2.2 Penelitian Sebelumnya ............................................................................17 BAB
III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...........................................................................................25 3.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................25 3.2 Konsep Penelitian ....................................................................................27 3.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................29 3.3.1 Pengaruh Audit Tenure pada Price to Earnings Ratio ................29 3.3.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Price to Earnings Ratio ...............................................................30 3.3.3 Pengaruh Opini Audit pada Price to Earnings Ratio ..................30 x
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................31 4.1 Rancangan Penelitian ..............................................................................31 4.2 Lokasi Penelitian .....................................................................................33 4.3 Objek Penelitian ......................................................................................33 4.4 Identifikasi Variabel ................................................................................33 4.5 Definisi Operasional Variabel .................................................................34 4.6 Jenis dan Sumber Data ............................................................................36 4.6.1 Jenis Data .....................................................................................36 4.6.2 Sumber Data ................................................................................37 4.7 Populasi dan Metode Penentuan Sampel ................................................37 4.8 Teknik Analisis Data ...............................................................................38 BAB V HASIL PENELITIAN ...........................................................................44 5.1 Statistik Deskriptif ..................................................................................44 5.2 Uji Asumsi Klasik ...................................................................................49 5.3 Uji Hipotesis ...........................................................................................50 5.3.1 Pengaruh Audit Tenure pada PER Sebelum dan Setelah Mempertimbangkan Variabel Kontrol ............................51 5.3.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik pada PER Sebelum dan Setelah Mempertimbangkan Variabel Kontrol......................51 5.3.3 Pengaruh Opini Audit pada PER Sebelum dan Setelah Mempertimbangkan Variabel Kontrol ............................52 BAB VI PEMBAHASAN ....................................................................................53 BAB VII PENUTUP ............................................................................................57 7.1 Simpulan .................................................................................................57 7.2 Saran-Saran .............................................................................................58 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................60
xi
DAFTAR GAMBAR
No 3.1 3.2 4.1
Gambar
Halaman
Kerangka Berpikir .....................................................................................26 Konsep Penelitian ......................................................................................28 Rancangan Penelitian ................................................................................32
xii
DAFTAR TABEL
No 4.1 5.1 5.2
Tabel
Halaman
Proses Pemilihan Sampel ...........................................................................38 Statistik Deskriptif Keseluruhan Variabel Penelitian ................................48 Hasil Regresi Keseluruhan Variabel Bebas dan Variabel Kontrol pada Variabel Terikat ................................................................................50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Lampiran
1. 2. 3. 4.
Penelitian Sebelumnya ..............................................................................64 Daftar Emiten Sampel ................................................................................68 Statistik Deskriptif .....................................................................................72 Hasil Regresi Keseluruhan Variabel Bebas pada Variabel Terikat PER Sebelum Mempertimbangkan Variabel Kontrol ........................................73 Hasil Regresi Keseluruhan Variabel Bebas pada Variabel Terikat PER Setelah Mempertimbangkan Variabel Kontrol .........................................74 Uji Asumsi Klasik 1 Sampai 3 (Ramsey RESET Test) .............................75 Uji Asumsi Klasik 4 (Durbin-Watson Test)...............................................76 Uji Asumsi Klasik 4 (Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test) .......77 Uji Asumsi Klasik 4 (Correlogram of Residuals Test) ..............................78 Uji Asumsi Klasik 5 (White Heteroscedasticity Test) ...............................79 Uji Asumsi Klasik 6 (Variance Inflation Factor) .......................................80 Uji Asumsi Klasik 7 (Jarque-Bera Normality Test)...................................81
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Halaman
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Auditor merupakan profesi yang unik sekaligus menantang yang
membedakannya dengan profesi lain, misalnya pengacara. Jika pengacara harus membela atau memihak klien yang membayarnya, maka auditor justru dituntut tetap independen terhadap klien yang membayarnya. Profesi auditor eksternal semakin menjadi sorotan ketika independensinya dipertanyakan pascakasus yang menimpa Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen yang mengaudit Enron di Amerika Serikat. Sebagai salah satu KAP dalam kelompok the big five sebelum kasus Enron, stakeholders memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap kualitas audit, tetapi hubungan auditor-klien (audit tenure) antara Arthur Andersen dan Enron yang sangat lama diduga sebagai pemicu kegagalan Arthur Andersen dalam menjaga independensinya. Harga pasar saham Enron yang semula bergerak positif tiba-tiba terkoreksi tajam sebagai akibat munculnya sentimen negatif pasar terhadap financial fraud dan audit failure yang terjadi. Sebagai respon terhadap permasalahan ini, Sarbanes-Oxley Act 2001 merekomendasikan adanya rotasi auditor dan pelarangan penerimaan jasa nonaudit yang bersamaan dengan jasa audit. Chen et. al. (2008) mengungkapkan bahwa audit tenure yang relatif lama diduga berpengaruh negatif terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor eksternal karena bertendensi menimbulkan hubungan kekeluargaan (family-like 1
2
relationship) yang kuat antara auditor dan klien sehingga auditor gagal atau enggan mengungkapkan salah saji yang material. Fenomena ini memunculkan ide untuk
mengatur
rotasi
auditor
(Sarbanes
Oxley
Act,
2001;
PMK
No.17/PMK.01/2008), tetapi banyak pihak yang tidak setuju terhadap pemikiran rotasi auditor sebagai solusi mempertahankan independensi auditor sekaligus menjaga kualitas auditnya (Myers et al., 2003; Ernst and Young, 2012; Kwon et al., 2010). Revitalisasi peran auditor internal dan komunikasi efektif antara auditor internal dan eksternal diduga lebih berperan dalam isu independensi auditor dan kualitas audit. Selain tidak efektif dalam menjawab tantangan independensi auditor dan kualitas audit, rotasi auditor juga dipandang tidak efisien karena satu tahun pertama audit adalah waktu untuk memahami lingkungan bisnis klien sehingga pembatasan terhadap audit tenure menyebabkan auditor harus kembali memahami lingkungan bisnis klien yang baru. Penyesuaian diri auditor pada tahun pertama sering kali menghabiskan dana yang tidak sedikit (Kwon et al., 2010). Pasca pembubaran Arthur Andersen, jumlah KAP besar menjadi empat (the big four) yaitu Deloitte Touche Tohmatsu, Pricewaterhouse Coopers atau PwC, Ernst and Young, dan Klynveld Peat Marwick Goerdeler atau KPMG. Sejumlah peneliti mengungkapkan bahwa KAP besar memiliki kualitas audit yang lebih baik daripada KAP kecil karena memiliki kekuatan monitoring (monitoring strength) yang lebih tinggi yang menghasilkan kualitas dan kredibilitas informasi laporan keuangan (information quality and credibility) yang lebih tinggi (DeAngelo, 1981; Dopuch dan Simunic, 1982; Titman dan Trueman, 1986; dan
3
Beatty, 1986). Namun, Chang et al. (2010) menemukan bahwa investor justru memberikan respon positif terhadap keputusan pergantian KAP dari yang besar (big four) ke kecil (non-big four). Klien
berharap
dan
pengguna
laporan
keuangan
(stakeholders)
mengapresiasi laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) karena opini ini bermakna bahwa laporan keuangan yang disiapkan oleh klien (manajemen perusahaan yang diaudit oleh auditor eksternal) tidak mengandung salah saji material dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Opini audit wajar tanpa pengecualian diharapkan memberikan sinyal yang positif kepada pengguna laporan keuangan. Pasar (pengguna laporan keuangan di pasar modal) merespon positif penerbitan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion). Di pihak lain, pasar merespon negatif laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelas dan opini lainnya yang lebih buruk (Wang, 2005). Harga pasar saham terus berubah sampai pada titik keseimbangan (equilibrium) yang menunjukkan dinamika reaksi pasar. Setiap informasi baru yang diterima oleh pasar, maka harga pasar saham akan “mencari” titik keseimbangan yang baru. Dalam banyak literatur, multiples seperti price to earnings ratio (PER atau P/E), price to book value (PBV atau P/B), dan price to sales ratio (P/S) disebut sebagai alternatif pendekatan dalam penentuan nilai perusahaan (firm’s value) yang pengukurannya didasarkan pada harga pasar saham perusahaan. Brahmana dan Hooy (2011) mengungkapkan bahwa di antara
4
ketiga multiples tersebut, PER atau P/E ratio adalah proksi terbaik untuk nilai perusahaan. Brahmana dan Hooy (2011) mengungkapkan bahwa multiples seperti Price to Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Price to Sales (PS) dapat digunakan sebagai ukuran nilai perusahaan seperti halnya Tobin’s Q. Penelitian terdahulu menemukan bahwa faktor karakteristik perusahaan seperti ukuran perusahaan seperti ukuran perusahaan dan usia perusahaan berpengaruh terhadap Tobin’s Q. Boubaker et al. (2008) menemukan pengaruh positif ukuran perusahaan (logaritma total aset) pada nilai perusahaan (diproksikan oleh Tobin’s Q). Penelitian lainnya juga secara konsisten mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (diproksikan oleh sejumlah earnings multiples seperti PER, PBV, PS) (Sulistiono, 2010; Agnes, 2011; Febryana, 2013; dan Prasetyorini, 2013). Pengaruh usia perusahaan pada nilai perusahaan diteliti oleh Loderer dan Waelchli (2009) yang menemukan bahwa seiring dengan berlalunya waktu, usia perusahaan semakin bertambah dan menyebabkan menurunnya nilai perusahaan (Tobin’s Q). Sejumlah penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan dan usia perusahaan pada Tobin’s Q di atas dapat direplikasi menjadi penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan dan usia perusahaan pada price to earnings ratio mengingat Tobin’s Q dan price to earnings ratio dapat dioperasikan sebagai proksi nilai perusahaan (Brahmana dan Hooy, 2011).
5
Audit tenure merupakan isu yang sangat penting terkait potensi ancaman independensi auditor. Audit tenure yang relatif lama cenderung mengancam independensi auditor karena hubungan profesional antara auditor dan klien dapat berubah menjadi hubungan kekerabatan yang menurunkan kualitas audit. Dua isu penting lainnya yaitu ukuran kantor akuntan publik dan opini audit juga sangat terkait dengan kualitas audit. Ukuran kantor akuntan publik yang besar (kantor akuntan publik di Indonesia yang berafiliasi dengan the big four) cenderung memiliki monitoring strength yang lebih tinggi karena memiliki sumber daya (manusia, keuangan, dan image) yang lebih baik sehingga menghasilkan audit yang lebih berkualitas. Opini audit wajar tanpa pengecualian merupakan kualitas opini audit yang paling tinggi. Pasar cenderung merespon secara positif terhadap kualitas opini audit yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian sebelumnya, kualitas audit diduga lebih tinggi jika audit tenure relatif lebih singkat, ukuran kantor akuntan publik yang lebih besar, dan opini audit wajar tanpa pengecualian. Respon pasar yang positif akan tercermin dalam harga pasar saham yang meningkat. Dalam banyak kasus, investor, calon investor, dan pemegang saham sangat tertarik dengan informasi laba per lembar saham. Price to earnings ratio merupakan salah satu multiple yang menunjukkan ukuran relatif harga pasar saham perusahaan terhadap laba per lembar saham. Dengan asumsi laba per lembar saham konstan, respon pasar yang positif akan meningkatkan nilai price to earnings ratio. Dengan demikian, audit tenure yang relatif lama diduga menyebabkan price to earnings ratio yang lebih rendah, ukuran kantor akuntan
6
publik yang lebih besar dan opini audit wajar tanpa pengecualian cenderung menghasilkan price to earnings ratio yang lebih tinggi. Penelitian ini bermaksud meneliti pengaruh karakteristik audit eksternal, yaitu audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit pada price to earnings ratio untuk perusahaan publik yang terdaftar secara konsisten di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012. Penelitian ini mengoperasikan dua variabel kontrol, yaitu ukuran perusahaan dan usia perusahaan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah pengaruh audit tenure pada price to earnings ratio?
2.
Bagaimanakah pengaruh ukuran kantor akuntan publik pada price to earnings ratio?
3.
1.3
Bagaimanakah pengaruh opini audit pada price to earnings ratio?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah: 1.
Mengetahui pengaruh audit tenure pada price to earnings ratio.
2.
Mengetahui pengaruh ukuran kantor akuntan publik pada price to earnings ratio.
3.
Mengetahui pengaruh opini audit pada price to earnings ratio.
7
1.4
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut: 1.
Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan berkontribusi pada literatur auditing terutama tentang pengaruh audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit pada price to earnings ratio.
2.
Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada stakeholders perusahaan publik dalam membuat keputusan bisnis yang didasarkan atas laporan audit eksternal dengan beragam karakteristik terutama audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit. 1) Management perusahaan publik sangat menaruh perhatian pada respon pasar terhadap karakteristik audit eksternal, antara lain audit tenure (lamanya suatu kantor akuntan publik mengaudit perusahaan), ukuran kantor akuntan publik (kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan the big four atau tidak), dan opini audit (pendapat auditor eksternal tentang kewajaran laporan keuangan yang telah disiapkan oleh pihak manajemen perusahaan).
8
2) Stockholders dalam membuat keputusan menahan, melepas, atau menambah jumlah kepemilikan saham perusahaan publik seringkali mendasarkan keputusannya pada laporan audit eksternal. 3) Creditors dalam membuat keputusan menolak atau menerima permohonan kredit perusahaan publik seringkali mendasarkan keputusannya pada laporan audit eksternal.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara principal (pemegang saham) dan agent (manajemen). Setidaknya terdapat dua jenis masalah dalam hubungan keagenan tersebut, yaitu masalah kompensasi manajerial dan masalah asimetri informasi (Jensen dan Meckling, 1976). Masalah pertama muncul karena manajemen menginginkan kompensasi yang lebih tinggi dalam bentuk bonus atas peningkatan laba yang dilaporkan oleh perusahaan, sedangkan pemegang saham menginginkan pembagian dividen yang lebih tinggi atas peningkatan laba tersebut. Masalah keagenan yang kedua tentang asimetri informasi muncul karena manajemen adalah pihak yang berada di dalam perusahaan yang mengelola modal pemilik dan membuat laporan keuangan, sedangkan pemegang saham adalah pihak yang berada di luar perusahaan yang hanya mengetahui keadaan perusahaan dari laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Masalah keagenan yang pertama dapat dipecahkan melalui negosiasi tentang kompensasi manajerial dan program kepemilikan saham untuk manajemen. Sedangkan masalah keagenan yang kedua dapat dipecahkan melalui peran auditor independen yang memberikan jasa keyakinan (assurance services) kepada pemegang saham bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen 9
10
terbebas dari salah saji material dan sesuai dengan standar akuntasi yang berlaku. Karakteristik auditor eksternal yang mampu mempertahankan independensinya diharapkan mampu memberikan jasa keyakinan (assurance services) yang berkualitas (kualitas audit laporan keuangan yang baik). Kualitas audit yang baik ini akan menghasilkan informasi laporan keuangan yang handal (reliable). Pasar cenderung merespon positif terhadap informasi keuangan yang handal sehingga perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dengan kualitas informasi yang handal cenderung memiliki price to earnings ratio yang tinggi.
2.1.2 Audit Tenure Audit tenure merupakan istilah yang mengacu kepada lamanya auditor eksternal menyediakan jasa audit laporan keuangan kepada klien. Sejumlah akademisi maupun praktisi audit berpendapat bahwa semakin lama auditor eksternal menyediakan jasa audit kepada klien maka semakin tinggi kecenderungan auditor tersebut bersikap tidak independen terhadap pekerjaan auditnya. Namun pendapat lain menyebutkan bahwa audit tenure yang relatif lebih singkat membutuhkan dana yang lebih besar untuk melaksanakan prosedur audit dalam waktu yang relatif lebih singkat sehingga auditor menuntut audit fee yang relatif lebih tinggi. Chen et al. (2008) mengungkapkan bahwa regulator (pemerintah dan badan penyusun standar auditing) khawatir terhadap audit tenure yang lama karena auditor cenderung lebih berkompromi pada pilihan metode akuntansi dan pelaporannya karena auditor "terlalu akrab" dengan manajemen dan karena
11
auditor ingin mempertahankan klien untuk keberlangsungan usaha KAP-nya. Dalam literatur akuntansi, keadaan ini dikenal sebagai “familiarity threat atau ancaman keakraban”. Oleh karena itu, sejumlah pihak berpendapat bahwa audit tenure yang lama dapat mengurangi independensi auditor sehingga berdampak pada penurunan kualitas audit. Giri (2010) mengungkapkan bahwa audit tenure berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas audit. Jhonson et al. (2002) menemukan bahwa periode audit yang singkat (short audit tenure) cenderung menghasilkan kualitas laporan keuangan yang tidak lebih baik daripada periode audit yang lebih lama (long audit tenure). Sebaliknya, Myers et al. (2005) menemukan bahwa dalam hubungan antara auditor dan klien yang lama (long audit tenure), klien lebih cenderung melaporkan salah saji yang berdampak pada pelaporan laba yang meningkat atau lebih tinggi dari yang seharusnya. Tetapi, Myers et al. (2005) mengungkapkan bahwa audit tenure bukan merupakan faktor yang signifikan dalam keseluruhan reaksi pasar terhadap pengumuman penyajian kembali laporan keuangan (restatement).
2.1.3 Ukuran Kantor Akuntan Publik Sejumlah penelitian tentang kualitas audit dan reputasi auditor menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar memiliki kekuatan monitoring yang lebih tinggi yang menghasilkan kualitas dan kredibilitas informasi laporan keuangan yang lebih tinggi (DeAngelo, 1981; Dopuch dan Simunic, 1982; Titman dan Trueman, 1986; dan Beatty, 1986).
12
Namun, Chang et al. (2010) menemukan bahwa investor merespon positif terhadap keputusan pergantian KAP dari yang besar (big four) ke kecil (non-big four). Khurana dan Raman (2004) mengungkapkan bahwa kemampuan untuk mendeteksi kesalahan material dalam laporan keuangan adalah fungsi dari kompetensi
auditor
sedangkan
kecenderungan
untuk
memperbaiki
atau
mengungkapkan kesalahan material adalah fungsi dari independensi auditor. Tingkat kompetensi auditor cenderung berbeda untuk setiap KAP, karena beberapa KAP menghabiskan lebih banyak uang dan waktu untuk pelatihan, selain itu karyawan di KAP tersebut dapat mencapai tingkat pendidikan yang tinggi dan memiliki kapasitas yang lebih daripada KAP yang lain. Tingkat independensi KAP cenderung berbeda di mana KAP besar tidak terlalu bergantung pada klien. DeAngelo (1981) mendukung pandangan ini dan berpendapat bahwa KAP kecil memiliki insentif untuk tidak mengoreksi salah saji dalam rangka mempertahankan klien sedangkan KAP besar memiliki lebih sedikit insentif untuk melakukannya, karena reputasi adalah alasan terpentingnya. Becker et al. (1998) menguji hipotesis tentang reputasi KAP besar secara empiris. Becker et al. (1998) menguji apakah klien mantan KAP besar melakukan manajemen laba yang lebih sedikit daripada KAP kecil. Manajemen laba diukur dengan menggunakan cross-sectional Jones Model (1991). Hasil penelitian Becker et al. (1998) yang menggunakan sampel 10.379 KAP besar dan 2.179 KAP kecil di Amerika Serikat menemukan bahwa rata-rata akrual diskresioner (discretionary accruals) adalah lebih rendah 1,5 sampai 2,1 persen untuk klien
13
yang diaudit oleh KAP besar. Dengan kata lain, ada indikasi bahwa KAP besar lebih konservatif. Francis dan Krishnan (1999) mendukung temuan Becker et al. (1998) yang menyatakan bahwa peningkatan pendapatan akrual cenderung mengarah pada masalah hukum sehingga KAP besar cenderung mengaudit klien dengan pendapatan akrual yang rendah dalam rangka mencegah tuntutan hukum dan reputasi yang buruk.
2.1.4 Opini Audit Opini audit merupakan pernyataan pendapat auditor eksternal terhadap kewajaran laporan keuangan yang disiapkan oleh manajemen perusahaan. Menurut Halim (2008:75), terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor, yaitu sebagai berikut ini. 1.
Pendapat wajar tanpa pengecualian Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan.
2.
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. Kondisi atau keadaan yang
14
memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain, 2) Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI, 3) Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material, 4) Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern), dan 5) Auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip dan metode akuntansi. 3.
Pendapat wajar dengan pengecualian Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis pendapat ini diberikan apabila: 1) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan, 2) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.
15
4.
Pendapat tidak wajar Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alasan pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pendapat tidak wajar diberikan terhadap laporan keuangan.
5.
Pernyataan tidak memberikan pendapat Pernyataan auditor untuk tidak memberikan pendapat ini diberikan apabila: 1) Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu, dan 2) Auditor tidak independen terhadap klien. Opini audit wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) merupakan
opini yang paling diharapkan oleh klien maupun stakeholders lainnya karena opini ini mengkonfirmasi bahwa laporan keuangan yang diaudit tidak mengandung salah saji material dan sesuai dengan standar akuntasi keuangan yang berlaku. Sebaliknya, pendapat tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion) disampaikan oleh auditor eksternal ketika auditor eksternal merasa tidak independen atau terdapat konflik kepentingan dengan klien, terdapat pembatasan lingkup audit yang signifikan, terdapat ketidakpastian yang signifikan atau keraguan yang signifikan tentang keberlangsungan usaha klien. Wang (2005) menemukan bahwa pasar merespon secara negatif terhadap harga pasar emiten yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan dan opini buruk lainnya (opini tidak wajar sampai
16
opini tidak menyatakan pendapat). Sebaliknya respon positif diterima emiten yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. Czerney et al. (2013) menambahkan bahwa perusahaan yang menerima pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan lebih sering melakukan restatement (penyajian kembali laporan keuangan) pada periode pelaporan berikutnya.
2.1.5 Price to Earnings Ratio Price to earnings ratio merupakan hubungan antara pasar saham dengan earnings per share saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham (Garrison, 1998:788). Price to earnings ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Darmaji, 2001:139). Price to earnings ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga saham premium untuk perusahaan. Kegunaan price to earnings ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earnings per sharenya. Price to earnings ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan earnings per share. Semakin besar price to earnings ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang (Prastowo, 2002:96).
17
Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi cenderung mempunyai nilai price to earnings ratio yang tinggi pula, hal ini menunjukkan bahwa pasar berharap terjadi pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai nilai price to earnings ratio yang rendah. Semakin rendah price to earnings ratio suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. Price to earnings ratio menjadi rendah nilainya bisa terjadi karena harga saham cenderung semakin turun atau disebabkan meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi, semakin kecil nilai price to earnings ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar sahamnya dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. Rumus yang digunakan untuk mengukur price to earnings ratio adalah sebagai berikut (Arifin, 2002: 87): PER = Harga Saham EPS
2.2
Penelitian Sebelumnya Brahmana dan Hooy (2011) meneliti keakurasian tiga multiples (price to
earnings ratio, price to book value, dan price to sales) dalam memproksikan nilai perusahaan. Penelitian tersebut menemukan bahwa price to earnings ratio (PER) adalah proksi nilai perusahaan yang paling superior dengan menggunakan pooled data perusahaan publik di Malaysia. Meskipun PBV superior dalam mengukur nilai perusahaan di 17 kategori industri dan PER hanya superior di 10 kategori
18
industri, PBV tidak dapat digunakan di tiga kategori industri tetapi PER dapat digunakan di 17 kategori industri karena perbedaan keakurasiannya dengan PBV sangat tipis. Penelitian ini menggunakan PER tetapi tidak membandingkannya dengan P/B ataupun P/S. Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik audit eksternal (audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit) dan variabel kontrol (ukuran perusahaan dan usia perusahaan) pada price to earnings ratio. Myers et al. (2005) meneliti pengaruh lamanya hubungan antara auditor dan klien (audit tenure) pada penyajian kembali laporan keuangan. Penelitian tersebut menemukan bahwa dalam hubungan antara auditor dan klien yang lama (long audit tenure), klien lebih cenderung melaporkan salah saji yang berdampak pada pelaporan laba yang meningkat atau lebih tinggi dari yang seharusnya. Tetapi, Myers et al. (2005) mengungkapkan bahwa audit tenure bukan merupakan faktor yang signifikan dalam keseluruhan reaksi pasar terhadap pengumuman penyajian kembali laporan keuangan (restatement). Meskipun demikian, audit tenure merupakan faktor yang sangat berdampak pada audit turnover dan reaksi pasar (equivalen dengan nilai perusahaan) terhadap audit turnover tersebut. Penelitian ini juga menggunakan variabel audit tenure tetapi tidak meneliti pengaruhnya pada penyajian kembali laporan keuangan, melainkan pada price to earnings ratio. Jhonson et al. (2002) meneliti pengaruh audit tenure pada kualitas pelaporan keuangan. Penelitian tersebut menemukan bahwa periode audit yang singkat (short audit tenure) cenderung menghasilkan kualitas laporan keuangan
19
yang tidak lebih baik daripada periode audit yang lebih lama (long audit tenure). Secara spesifik, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa short audit tenure (dua sampai tiga tahun periode audit) dan medium audit tenure (empat sampai delapan tahun periode audit) menghasilkan kualitas pelaporan keuangan yang lebih buruk daripada long audit tenure (lebih dari sembilan tahun periode audit). Penelitian ini juga menggunakan variabel audit tenure tetapi tidak meneliti pengaruhnya pada kualitas pelaporan keuangan, melainkan pada price to earnings ratio. Chang et al. (2010) meneliti pengaruh pergantian auditor dari KAP besar ke KAP kecil (audit firm size switching) pada respon pasar. Penelitian tersebut menemukan bahwa investor merespon positif terhadap keputusan pergantian KAP dari yang besar (big four) ke kecil (non-big four). Penelitian ini juga menggunakan variabel ukuran kantor akuntan publik tetapi tidak memfokuskan pada pergantiannya, kemudian meneliti pengaruhnya pada price to earnings ratio (equivalen dengan respon pasar yang diteliti oleh Chang et al., 2010). Wang (2005) meneliti reaksi pasar terhadap opini audit yang diterima perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham Shanghai. Penelitian tersebut menemukan bahwa pasar merespon secara negatif terhadap harga pasar emiten yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan dan opini buruk lainnya (opini tidak wajar sampai opini tidak menyatakan pendapat). Sebaliknya respon positif diterima emiten yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. Penelitian ini juga menggunakan variabel opini audit tetapi tetapi tidak meneliti pengaruhnya pada respon pasar melainkan pada price to earnings ratio.
20
Boubaker et al. (2008) meneliti pengaruh ukuran perusahaan pada nilai perusahaan. Penelitian tersebut mengoperasikan dua variabel kontrol untuk profitability dan equity-used level yaitu net operating profit before exceptional items to total sales turnover dan shareholders’ equity changes to total assets. Penelitian ini juga menggunakan variabel ukuran perusahaan tetapi tidak meneliti pengaruhnya terhadap nilai perusahaan melainkan pada price to earnings ratio. Loderer et al. (2009) meneliti pengaruh usia perusahaan pada laba dan nilai perusahaan. Penelitian tersebut mengoperasikan sejumlah variabel kontrol, yaitu financial frictions, management age, management tenure, ownership concentration, risk, specialization, size, dan capital expenditures. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia perusahaan mengikuti pola yang sama dengan usia manusia, yaitu semakin tua usia perusahaan maka semakin menurun kinerjanya (laba dan nilai perusahaan). Penelitian ini juga menggunakan variabel usia perusahaan tetapi tidak meneliti pengaruhnya terhadap nilai perusahaan melainkan price to earnings ratio. Choi dan Jeter (1992) meneliti pengaruh opini audit wajar dengan pengecualian (qualified audit opinion) pada earnings response coefficients. Penelitian tersebut menggunakan variabel opini audit wajar dengan pengecualian sebagai variabel bebas dan earnings response coefficients sebagai variabel terikat dan menemukan bahwa laporan keuangan yang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian memiliki earnings response coefficients yang lebih kecil daripada laporan keuangan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified
21
audit opinion). Penelitian ini juga menggunakan variabel opini audit sebagai variabel bebas tetapi tidak memfokuskan pada opini wajar dengan pengecualian, tetapi menggunakan dummy variable yaitu bernilai 1 jika laporan keuangan memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan bernilai 0 jika memperoleh opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan bertujuan mengetahui pengaruh variabel opini audit ini pada price to earnings ratio. DeAngelo (1981) meneliti hubungan antara ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dan kualitas audit. Penelitian tersebut membedakan KAP menjadi dua, yaitu KAP besar dan KAP kecil, dan menentukan hubungannya dengaan kualitas audit. Penelitian tersebut menemukan bahwa KAP besar memiliki kualitas audit yang lebih baik karena memiliki monitoring strength yang lebih baik. Penelitian ini juga meneliti tentang ukuran KAP tetapi tidak menentukan pengaruhnya terhadap kualitas audit, melainkan menentukan pengaruhnya terhadap price to earnings ratio. Geiger dan Raghunandan (2002) meneliti pengaruh audit tenure dan auditor reporting failures. Penelitian tersebut menemukan bahwa periode audit yang pendek menghasilkan kegagalan auditor dalam audit laporan keuangan (laporan keuangan klien harus dilakukan penyajian kembali atau restatement akibat kegagalan tersebut). Penelitian ini juga meneliti tentang audit tenure tetapi tidak meneliti pengaruhnya terhadap auditor reporting failures, melainkan meneliti pengaruhnya terhadap price to earnings ratio.
22
Chow dan Rice (1982) meneliti pengaruh opini audit wajar dengan pengecualian pada pergantian auditor. Penelitian tersebut menggunakan variabel opini audit wajar dengan pengecualian sebagai variabel bebas dan auditor switching sebagai variabel terikat dan menemukan bahwa perusahaan yang memperoleh opini wajar dengan pengecualian cenderung mengganti auditor dengan harapan laporan keuangan pada periode berikutnya memperoleh opini yang lebih baik yaitu unqualified opinion. Penelitian ini juga menggunakan variabel opini audit sebagai variabel bebas tetapi tidak memfokuskan pada opini wajar dengan pengecualian, tetapi menggunakan dummy variable yaitu bernilai 1 jika laporan keuangan memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan bernilai 0 jika memperoleh opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan bertujuan mengetahui pengaruh variabel opini audit ini pada price to earnings ratio. Davidson dan Neu (1993) meneliti hubungan antara ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dan kualitas audit. Penelitian tersebut membedakan KAP menjadi dua, yaitu KAP besar dan KAP kecil, dan menentukan hubungannya dengaan kualitas audit. Penelitian tersebut menemukan bahwa KAP besar memiliki kualitas audit yang lebih baik karena secara empiris ditemukan bahwa KAP besar lebih mampu melaporkan keadaan ekonomi perusahaan klien secara lebih akurat dibandingkan dengan KAP kecil. Penelitian ini juga meneliti tentang ukuran KAP tetapi tidak menentukan pengaruhnya terhadap kualitas audit, melainkan menentukan pengaruhnya terhadap price to earnings ratio.
23
Francis (1984) meneliti pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap fee audit. Penelitian tersebut membedakan KAP menjadi dua, yaitu KAP besar dan KAP kecil, dan menentukan hubungannya dengaan fee audit. Penelitian tersebut menemukan bahwa KAP besar menerima fee audit yang lebih besar karena reputasi besar yang dimiliki dan secara empiris menerapkan prosedur audit yang lebih kompleks dibandingkan dengan KAP kecil. Penelitian ini juga meneliti tentang ukuran KAP tetapi tidak menentukan pengaruhnya terhadap fee audit, melainkan menentukan pengaruhnya terhadap price to earnings ratio. Palmrose (1986) meneliti pengaruh hubungan antara ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dan fee audit. Penelitian tersebut membedakan KAP menjadi dua, yaitu KAP besar dan KAP kecil, dan menentukan hubungannya dengaan fee audit. Penelitian tersebut menemukan bahwa KAP besar menerima fee audit yang lebih besar karena KAP besar cenderung menerima penugasan audit dari klien yang beraset besar dibandingkan dengan KAP kecil. KAP besar umumnya menetapkan fee audit berdasarkan persentase tertentu dari aset yang dimiliki oleh klien. Penelitian ini juga meneliti tentang ukuran KAP tetapi tidak menentukan pengaruhnya terhadap fee audit, melainkan menentukan pengaruhnya terhadap price to earnings ratio. Jang dan Lin (1993) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan pengaruhnya terhadap reaksi pasar yang diproksikan oleh volume perdagangan saham. Penelitian tersebut menggunakan variabel audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit serta menentukan pengaruhnya pada kualitas audit. Penelitian tersebut menemukan bahwa kualitas audit
24
tercermin dari periode audit yang relatif lebih lama, ukuran KAP yang lebih besar dan opini audit wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion). Lebih lanjut, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan publik yang memiliki laporan keuangan auditan yang berkualitas akan mendapatkan respon pasar yang lebih positif yang tercermin dari volume perdagangan yang lebih tinggi. Penelitian ini juga meneliti tentang audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit tetapi tidak menentukan pengaruhnya terhadap kualitas audit dan volume perdagangan, melainkan menentukan pengaruhnya terhadap price to earnings ratio.
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1
Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan hasil abstraksi dan sintesis teori dari kajian
pustaka yang dikaitkan dengan masalah penelitian yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan teori keagenan (agency theory) sebagai dasar penelitian. Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara principal (pemegang saham) dan agent (manajemen). Dua jenis masalah dalam hubungan keagenan tersebut, yaitu masalah kompensasi manajerial dan masalah asimetri informasi (Jensen dan Meckling, 1976). Masalah kompensasi manajerial dapat dipecahkan melalui negosiasi tentang kompensasi manajerial dan program kepemilikan saham untuk manajemen, sedangkan masalah asimetri informasi dapat dipecahkan melalui peran auditor independen yang memberikan jasa keyakinan (assurance services) kepada pemegang saham bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen terbebas dari salah saji material dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Dalam hubungan keagenan, principal membutuhkan auditor eksternal sebagai pihak yang dianggap independen dalam memberikan jasa keyakinan yang berkualitas (kualitas audit laporan keuangan yang baik). Meskipun auditor eksternal dibayar oleh klien, auditor tersebut harus menjaga independensinya kepada publik, bukan kepada klien. Itulah sebabnya auditor eksternal disebut juga akuntan publik. Audit yang berkualitas dari akuntan publik ini diharapkan akan 25
26
menghasilkan informasi laporan keuangan yang handal (reliable). Publik terutama pasar cenderung merespon positif terhadap informasi keuangan yang handal sehingga perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dengan kualitas informasi yang handal cenderung memiliki price to earnings ratio yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan yang akan diteliti, kemudian membangun hipotesis berdasarkan kajian teori dan penelitian sebelumnya. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak, peneliti melakukan analisis regresi linear berganda (multiple linear regression analysis) untuk pengujian sebelum dan setelah memasukkan variabel kontrol terhadap data-data yang telah dikumpulkan. Selanjutnya peneliti menarik simpulan dari hasil analisis yang dilakukan. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Kajian Teoritis:
Kajian Empiris:
1.
1.
Teori Keagenan
Rumusan Masalah
Hipotesis
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Uji Statistik
11. 12.
Hasil
13. 14. 15.
Kesimpulan dan Saran
Brahmana dan Hooy (2011) Myers et al. (2005) Jhonson et al. (2002) Chang et al. (2010) Wang (2005) Boubaker et al. (2008) Loderer et al. (2009) Choi dan Jeter (1992) DeAngelo (1981) Geiger dan Raghunandan (2002) Chow dan Rice (1982) Davidson dan Neu (1993) Francis (1984) Palmrose (1986) Jang dan Lin (1993)
27
3.2
Konsep Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir kemudian disusun konsep penelitian yang
merupakan hubungan logis dari landasan teori dan kajian empiris yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Penelitian ini meneliti pengaruh karakteristik audit eksternal yaitu audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit pada price to earnings ratio perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012 dengan mengoperasikan dua variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan klien dan usia perusahaan klien. Audit tenure diduga berpengaruh negatif pada price to earnings ratio karena semakin lama audit tenure maka potensi ancaman independensi akan semakin tinggi dan pasar cenderung merespon negatif sehingga price to earnings ratio cenderung rendah. Ukuran KAP diduga berpengaruh positif pada price to earnings ratio, dengan kata lain perusahaan yang laporan keuangannya diaudit oleh KAP besar cenderung memiliki price to earnings ratio yang lebih tinggi daripada perusahan yang laporan keuangannya diaudit oleh KAP kecil. Hal ini disebabkan oleh KAP besar cenderung memiliki dukungan sumber daya yang lebih besar daripada KAP kecil. Opini audit diduga berpengaruh positif pada price to earnings ratio, atau dengan kata lain perusahaan yang laporan keuangannya mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian cenderung memiliki price to earnings ratio yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena opini wajar tanpa pengecualian merupakan opini audit yang menunjukkan bahwa laporan keuangan yang disajikan telah terbebas dari salah saji yang material dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku,
28
sehingga pasar cenderung merespon positif diterbitkannya laporan keuangan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Konsep tersebut disajikan dalam Gambar 3.2 berikut ini.
Gambar 3.2. Konsep Penelitian
Karakteristik Audit Eksternal Audit Tenure Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) Opini Audit
Price to Earnings Ratio
Variabel Kontrol Ukuran Perusahaan Klien Usia Perusahaan Klien
29
3.3
Hipotesis Penelitian
3.3.1 Pengaruh Audit Tenure pada Price to Earnings Ratio Myers et al. (2005) menemukan bahwa dalam hubungan antara auditor dan klien yang lama (long audit tenure), klien lebih cenderung melaporkan salah saji yang berdampak pada pelaporan laba yang meningkat atau lebih tinggi dari yang seharusnya. Chen et al. (2008) mengungkapkan bahwa regulator (pemerintah dan badan penyusun standar auditing) khawatir terhadap audit tenure yang lama karena auditor cenderung lebih berkompromi pada pilihan metode akuntansi dan pelaporannya karena auditor "terlalu akrab" dengan manajemen dan karena auditor ingin mempertahankan klien untuk keberlangsungan usaha KAP-nya. Dalam literatur akuntansi, keadaan ini dikenal sebagai “familiarity threat atau ancaman keakraban”. Oleh karena itu, sejumlah pihak berpendapat bahwa audit tenure yang lama dapat mengurangi independensi auditor sehingga berdampak pada penurunan kualitas audit. Semakin lama auditor eksternal menyediakan jasa audit kepada klien maka semakin tinggi kecenderungan auditor tersebut bersikap tidak independen terhadap pekerjaan auditnya. Dengan demikian, hipotesis untuk pengaruh audit tenure pada price to earnings ratio adalah: H1:
Audit tenure berpengaruh negatif pada price to earnings ratio. Artinya, semakin lama auditor eksternal menyediakan jasa audit laporan keuangan kepada emiten klien, maka price to earnings ratio emiten klien semakin rendah.
30
3.3.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Price to Earnings Ratio Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar memiliki kekuatan monitoring yang lebih tinggi yang menghasilkan kualitas dan kredibilitas informasi laporan keuangan yang lebih tinggi (DeAngelo, 1981; Dopuch dan Simunic, 1982; Titman dan Trueman, 1986; dan Beatty, 1986). Dengan demikian, hipotesis untuk pengaruh ukuran kantor akuntan publik pada price to earnings ratio adalah: H2:
Ukuran kantor akuntan publik berpengaruh positif pada price to earnings ratio. Artinya, emiten klien yang diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan the big four memiliki price to earnings ratio yang lebih tinggi.
3.3.3 Pengaruh Opini Audit pada Price to Earnings Ratio Wang (2005) menemukan bahwa pasar merespon secara negatif terhadap harga pasar emiten yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan dan opini buruk lainnya (opini tidak wajar sampai opini tidak menyatakan pendapat). Sebaliknya respon positif diterima emiten yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. Czerney et al. (2013) menambahkan bahwa perusahaan yang menerima pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan lebih sering melakukan restatement (penyajian kembali laporan keuangan) pada periode pelaporan berikutnya. Dengan demikian, hipotesis
untuk pengaruh opini audit pada price to earnings ratio adalah: H3:
Opini audit berpengaruh positif pada price to earnings ratio. Artinya, emiten klien yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari suatu KAP memiliki price to earnings ratio yang lebih tinggi.
31
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang
mengarahkan proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien dan efektif (Jogiyanto, 2007:53). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik audit eksternal pada price to earnings ratio perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012. Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Hipotesis diuji dengan analisis regresi linear berganda (multiple linear regression analysis) untuk pengujian sebelum dan setelah memasukkan variabel kontrol dengan terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan setelah itu disimpulkan dan diberikan saran. Rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut.
31
32
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Latar Belakang
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Data Penelitian
Kajian Pustaka
Kuantitatif dan Kualitatif Data Sekunder BEI
Hipotesis Penelitian
Purposive Sampling
Rancangan Penelitian
Independen:
Variabel Penelitian
1. Audit Tenure 2. Ukuran Kantor 1. Akuntan Publik 2. 3. Opini Audit
Dependen: Price to Earnings Ratio
Kesimpulan Penelitian
Saran dan Implikasi
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Regresi Linear Berganda
Variabel Kontrol: 1. Ukuran Perusahaan 2. Usia Perusahaan
33
4.2
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Bursa Efek Indonesia yang ketersediaan datanya
dapat diakses melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
4.3
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengaruh audit tenure, ukuran kantor akuntan
publik, dan opini audit pada price to earnings ratio dengan ukuran perusahaan klien dan usia perusahaan klien sebagai variabel kontrol.
4.4
Identifikasi Variabel Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan dan dihipotesiskan
maka variabel-variabel yang akan dianalisis dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Dependent variabel atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah Price to Earnings Ratio (PER).
2.
Independent variabel atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1) Audit Tenure (TENURE) 2) Ukuran Kantor Akuntan Publik (AUDITORSIZE) 3) Opini Audit (OPINION)
3.
Control variable atau variabel kontrol dalam penelitian ini adalah: 1) Ukuran Perusahaan Klien (CLIENTSIZE) 2) Usia Perusahaan Klien (CLIENTAGE)
34
4.5
Definisi Operasional Variabel Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh karakteristik audit eksternal
yaitu audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit pada price to earnings ratio, sehingga ketiga variabel ini dioperasikan sebagai variabel penelitian (variabel bebas). Penelitian ini juga mengoperasikan dua variabel yang sering digunakan sebagai variabel bebas yang mempengaruhi reaksi pasar dan nilai perusahaan dalam penelitian sebelumnya. Dua variabel bebas tersebut (ukuran perusahaan klien dan usia perusahaan klien) tidak merupakan fokus dari penelitian ini, sehingga disebut sebagai variabel kontrol. 1.
Price to Earnings Ratio (PER) Price to earnings ratio adalah price to earnings ratio (PER) perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012. PER ditentukan dengan membagi harga pasar per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham (earnings per share atau EPS) perusahaan publik tersebut pada periode yang sama.
2.
Audit Tenure (TENURE) Audit tenure adalah lamanya suatu kantor akuntan publik melakukan pekerjaan audit terhadap klien perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012, yang diukur dalam satuan tahun.
3.
Ukuran Kantor Akuntan Publik (AUDITORSIZE) Ukuran kantor akuntan publik adalah dummy variable ukuran kantor akuntan publik yang melakukan pekerjaan audit terhadap klien perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012.
35
Nilai satu (AUDITORSIZE = 1) diberikan jika klien diaudit oleh kantor akuntan publik di Indonesia yang berafiliasi dengan the big four auditing firms, sedangkan nilai nol (AUDITORSIZE = 0) diberikan jika klien tidak diaudit oleh kantor akuntan publik di Indonesia yang berafiliasi dengan the big four auditing firms. Kantor akuntan publik di Indonesia yang berafiliasi dengan the big four auditing firms adalah Deloitte Touche Tohmatsu (KAP Osman Bing Satrio), Pricewaterhouse Coopers atau PwC (KAP Tanudiredja, Wibisana dan Rekan), Ernst and Young (KAP Purwantono, Suherman, dan Surja), dan Klynveld Peat Marwick Goerdeler atau KPMG (KAP Sidharta dan Widjaja) 4.
Opini Audit (OPINION) Opini audit adalah dummy variable pendapat auditor eksternal terhadap kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen klien perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012. Nilai satu (OPINION = 1) diberikan jika klien yang diaudit oleh suatu kantor akuntan publik di Indonesia memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), sedangkan nilai nol (OPINION = 0) diberikan jika klien menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
5.
Ukuran Perusahaan Klien (CLIENTSIZE) Ukuran perusahaan klien adalah logaritma natural total aset perusahaan klien (perusahaan publik) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012.
36
6.
Usia Perusahaan Klien (CLIENTAGE) Usia perusahaan klien adalah lamanya waktu sejak perusahaan klien didirikan
sampai
dengan
periode
pengamatan
(31
Desember
2008,
31 Desember 2009, 31 Desember 2010, 31 Desember 2011, dan 31 Desember 2012), yang dinyatakan dalam tahun (bilangan desimal sampai dengan dua angka di belakang koma).
4.6
Jenis dan Sumber Data
4.6.1
Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
kualitatif. 1.
Data Kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data tentang total aset perusahaan dan price to earnings ratio klien (perusahaan publik) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012.
2.
Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data tentang nama kantor akuntan publik yang mengaudit perusahaan klien, jenis opini yang disampaikan oleh audior eksternal, dan tanggal perusahaan klien didirikan. Selanjutnya, data kualitatif ini diangkakan sehingga menjadi data kuantitatif untuk dapat digunakan dalam analisis.
37
4.6.2
Sumber Data Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder berupa publikasi dari
Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses melalui internet.
4.7
Populasi dan Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012. Sugiyono (2013) mengungkapkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebu. Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode
purposive
sampling,
yaitu
teknik
pengambilan
pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria yang
sampel
dengan
dipertimbangkan dalam
pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Perusahaan yang terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan yaitu 2008-2012. 2. Perusahaan memiliki data yang lengkap yang dibutuhkan oleh peneliti, yaitu laporan auditor independen yang berisi data tentang total aset perusahaan, price to earnings ratio (PER), nama kantor akuntan publik yang mengaudit perusahaan klien, jenis opini yang disampaikan oleh auditor eksternal, dan tanggal perusahaan klien didirikan.
38
Proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dapat disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel Keterangan
2008 396
Jumlah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Jumlah 254 perusahaan yang tidak terdaftar secara berturutturut dan memiliki data yang tidak lengkap Jumlah 142 perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian Sumber: Bursa Efek Indonesia
4.8
2009 398
Tahun 2010 420
2011 440
2012 462
256
278
298
320
1.406
142
142
142
142
710 observasi
Total 2.116
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linear berganda (multiple linear regression analysis) untuk mengetahui pengaruh audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit pada price to earnings ratio sebelum dan setelah memasukkan variabel kontrol ukuran
39
perusahaan klien dan usia perusahaan klien. Persamaan regresi linear berganda untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga adalah sebagai berikut: = 0 + 1 TENUREi,t + 2 AUDITORSIZEi,t + 3 OPINIONi,t {+ 4
PERi,t
CLIENTSIZEi,t + 5 CLIENTAGEi,t } + i,t
Kriteria penerimaan hipotesis penelitian adalah jika p-value 1; 2; dan 3 lebih kecil dari significance level 0,05 maka H0 ditolak atau H1; H2; dan H3 diterima sehingga secara berturut-turut audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit berpengaruh pada price to earnings ratio. Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari masalah asumsi klasik. Menurut Studenmund (2006), suatu model regresi yang baik harus memenuhi 7 (tujuh) asumsi klasik (first order test) yaitu: 1.
The regression model is linear, is correctly specified, and has an additive error term.
2.
The error term has a zero population mean.
3.
All explanatory variables are uncorrelated with the error term
4.
Observations of the error term are uncorrelated with each other (no serial correlation).
5.
The error term has an constant variance (no heterokedasticity).
6.
No explanatory variable is aperfect linear function of any other explanatory variable(s) (no perfect multicollinearity).
7.
The error term is normally distributed.
40
Uji asumsi klasik dapat juga merupakan pengujian tahap kedua (second order test) setelah uji regresi terhadap model yang diusulkan. Sebagai second order test, model regresi yang diusulkan sering kali memiliki pelanggaran terhadap sejumlah asumsi klasik. Keadaan ini bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan karena sejumlah pelanggaran asumsi klasik dalam second order test terjadi karena perilaku data, misalkan data penelitian yang menggunakan urutan waktu cenderung bermasalah dengan autokorelasi. Pengujian asumsi klasik sebagai second order test terhadap variabel penelitian dalam model regresi cenderung bermasalah pada ommitted variable bias dan/atau redundance variable bias, dan koefisien determinasi (R2) sebagai goodness of fit of the model yang terlalu kecil. Teknik pengujian yang dilakukan untuk uji asumsi klasik menurut Studenmund (2006) adalah sebagai berikut: 1.
Asumsi pertama sampai asumsi ketiga yang berkaitan dengan correct specification, zero mean errors, uncorrelated errors dan regressors diuji dengan menggunakan Ramsey Reset Test pada program komputer EViews, dengan rumusan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) nya adalah: H0 : Model is not misspecified owing to wrong functional form H1 : Model is misspesified owing to wrong functional form Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis nol (H0) adalah: 1) Jika nilai p-value F-statistic lebih kecil dari taraf signifikan (α) 5 persen maka Ho (Model is not misspecified owing to wrong functional form) ditolak. Ini berarti terjadi misspecified model regresi.
41
2) Jika nilai p-value F-statistic lebih besar dari taraf signifikan (α) 5 persen maka Ho (Model is not misspecified owing to wrong functional form) diterima. Ini terjadi tidak terjadi misspecified model regresi. 2.
Asumsi yang keempat berkaitan dengan ada tidaknya autokorelasi residual model regresi diuji dengan menggunakan Durbin-Watson Test, BreuschGodfrey Serial Correlation LM Test dan Collelogram of residuals test pada program computer EViews. Rumusan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (H1) adalah: Ho : Autocorrelation (of some form) is not present H1 : Autocorrelation (of some form) is present Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis nol (H0) adalah sebagai berikut: Uji Durbin-Watson
42
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test 1) Jika p-value F-statistik dari breusch-godfrey serial correlation LM test lebih kecil dari taraf signifikan (α) 5 persen maka H0 ditolak. Hal ini berarti terjadi autokorelasi pada residual. 2) Jika p-value F-statistik dari breusch-godfrey serial correlation LM test lebih besar dari taraf signifikan (α) 5 persen maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak terjadi autokorelasi pada residual. Collelogram of residuals test 1) Jika p-value residual lebih banyak bernilai lebih besar dari taraf signifikan (α) 5 persen, maka tidak terjadi autokorelasi pada residual. 2) Jika p-value lebih banyak bernilai lebih kecil dari taraf signifikan (α) 5 persen, maka terjadi autokorelasi pada residual. 3.
Asumsi kelima berkaitan dengan heterokedastisitas yang diuji dengan menggunakan White Heterokedasticity Test, dengan rumusan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1) sebagai berikut. Ho : Errors are homokedastic H1 : Errors are heterokedastic Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis nol (Ho) adalah: 1) Jika p-value F-statistik lebih kecil dari taraf signifikan (α) 5 persen maka H0 ditolak, yang berarti terjadi heterokedastisitas. 2) Jika p-value F-statistik lebih besar dari taraf signifikan (α) 5 persen maka Ho diterima, yang berarti tidak terjadi heterokedastisitas.
43
4.
Asumsi keenam berkaitan dengan multikollinearitas yang diuji dengan menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factors), dengan kriteria sebagai berikut: 1) Jika nilai VIF lebih kecil dari 5 maka tidak terjadi multikollinearitas pada residual. 2) Jika nilai VIF lebih besar dari 5 maka terjadi multikollinearitas pada residual. 3) Jika R2 bernilai 1 sehingga VIF menjadi ∞ (tidak terhingga) maka terjadi perfect multivollinearity.
5.
Asumsi ketujuh berkaitan dengan normalitas yang diuji dengan menggunakan Jarque-Bera normality test (JBTS), dan rumusan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1) yaitu: Ho : Errors are normally distributed H1 : Errors are not normally distributed Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis nol (Ho) adalah: 1) Jika p-value lebih kecil dari taraf signifikan (α) 5 persen maka H0 ditolak. Hal ini berarti residual tidak terdistribusi normal. 2) Jika p-value lebih besar dari taraf signifikan (α) 5 persen maka H0 diterima. Hal ini berarti residual terdistribusi normal.
44
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif semua variabel yang dioperasikan dalam penelitian ini tersaji dalam Tabel 5.1. Dari 710 observasi, rata-rata price to earnings ratio sebagai variabel terikat adalah 17,80 kali. Hal ini bermakna bahwa secara rata-rata harga pasar saham per lembar saham 17,80 kali lebih tinggi dari laba bersih per lembar saham. Variabel price to earnings ratio memiliki deviasi standar sebesar 105,73 kali. Deviasi standar yang cukup besar ini mengonfirmasi perbedaan yang cukup besar antara nilai maksimum (2.132,72 kali) dan minimumnya (-482,37 kali). Mean (rata-rata aritmatika) variabel price to earnings ratio sebesar 17,80 lebih besar dari pada median (nilai tengah) sebesar 9,14 dan variabel price to earnings ratio memiliki kurtosis sebesar 232,76 yang lebih besar dari 3,0. Berdasarkan ukuran kecondongan dan keruncingan kurva distribusi normal, kurva distribusi normal variabel price to earnings ratio condong ke kanan (skewed to the right) dan leptokurtic yaitu bagian tengah distribusi data memiliki puncak yang lebih runcing (nilai keruncingan atau kurtosis lebih dari 3). Audit tenure sebagai salah satu variabel bebas memiliki rata-rata aritmetika sebesar 2,85 periode (dibulatkan menjadi 3 periode audit) dengan deviasi standar sebesar 1,5 periode (dibulatkan menjadi 2 periode audit). Periode audit terlama adalah 6 periode dan periode tersingkat adalah 1 periode. Mean (rata-rata
44
45
aritmatika) variabel audit tenure sebesar 2,85 lebih kecil dari pada median (nilai tengah) sebesar 3,0 dan variabel audit tenure memiliki kurtosis sebesar 2,21 yang lebih kecil dari 3,0. Berdasarkan ukuran kecondongan dan keruncingan kurva distribusi normal, kurva distribusi normal variabel audit tenure condong ke kiri (skewed to the left) dan platykurtic yaitu bagian tengah distribusi data memiliki puncak yang lebih datar (nilai keruncingan atau kurtosis kurang dari 3). Dua variabel bebas lainnya yaitu ukuran kantor akuntan publik dan opini audit berbentuk dummy variable. Jumlah observasi klien yang laporan keuangannya diaudit oleh KAP besar sebanyak 281 observasi dari 710 observasi, sedangkan jumlah observasi klien yang laporan keuangannya diaudit oleh KAP kecil sebanyak 429 observasi dari 710 observasi. Rata-rata aritmetika variabel ukuran kantor akuntan publik sebesar 0,40 artinya sekitar 40 persen observasi diaudit oleh KAP besar. Variabel ukuran kantor akuntan publik memiliki deviasi standar sebesar 0,49, artinya penyimpangan dari rata-ratanya yaitu sebesar 49 persen. Mean (rata-rata aritmatika) variabel ukuran kantor akuntan publik sebesar 0,40 lebih besar dari pada median (nilai tengah) sebesar 0,0 dan variabel ukuran kantor akuntan publik memiliki kurtosis sebesar 1,18 yang lebih kecil dari 3,0. Berdasarkan ukuran kecondongan dan keruncingan kurva distribusi normal, kurva distribusi normal variabel ukuran kantor akuntan publik condong ke kanan (skewed to the right) dan platykurtic yaitu bagian tengah distribusi data memiliki puncak yang lebih datar (nilai keruncingan atau kurtosis kurang dari 3).
46
Statistik deskriptif variabel opini audt menunjukkan bahwa dari 710 observasi, terdapat 503 observasi yang laporan keuangannya mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dan sisanya 207 observasi yang laporan keuangannya mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian. Rata-rata aritmetika variabel opini audit sebesar 0,71 artinya sekitar 71 persen observasi mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Variabel opini audit memiliki deviasi standar sebesar 0,45, artinya penyimpangan dari rata-ratanya yaitu sebesar 45 persen. Mean (ratarata aritmatika) variabel opini audit sebesar 0,71 lebih kecil dari pada median (nilai tengah) sebesar 1,0 dan variabel opini audit memiliki kurtosis sebesar 1,84 yang lebih kecil dari 3,0. Berdasarkan ukuran kecondongan dan keruncingan kurva distribusi normal, kurva distribusi normal variabel opini audit condong ke kiri (skewed to the left) dan platykurtic yaitu bagian tengah distribusi data memiliki puncak yang lebih datar (nilai keruncingan atau kurtosis kurang dari 3). Ukuran perusahaan klien dan usia perusahaan klien dioperasikan sebagai variabel kontrol. Ukuran perusahaan klien diukur dengan logaritma natural total aset perusahaan klien. Rata-rata aritmetika variabel ini adalah 12,03 yaitu sebesar Rp 167.711,41 juta (eksponensial dari 12,03). Dengan kata lain, secara rata-rata keseluruhan 710 observasi memiliki nilai aset sebesar Rp 167.711,41 juta. Variabel ukuran perusahaan klien memiliki deviasi standar sebesar 1,08 yaitu sebesar Rp 2,9 juta (eksponensial dari 1,08). Nilai maksimum dari variabel ukuran perusahaan klien adalah 14,80 yaitu sebesar Rp 2.676.445,06 juta (eksponensial dari 14,80) dan nilai minimumnya adalah 7,90 yaitu sebesar Rp 2.697,28 juta (eksponensial dari 7,90). Mean (rata-rata aritmatika) variabel ukuran perusahaan klien sebesar 12,03
47
lebih kecil dari pada median (nilai tengah) sebesar 12,09 dan variabel ukuran perusahaan klien memiliki kurtosis sebesar 4,89 yang lebih besar dari 3,0. Berdasarkan ukuran kecondongan dan keruncingan kurva distribusi normal, kurva distribusi normal variabel ukuran perusahaan klien condong ke kiri (skewed to the left) dan leptokurtic yaitu bagian tengah distribusi data memiliki puncak yang lebih runcing (nilai keruncingan lebih dari 3). Statistik deskriptif variabel usia perusahaan klien memiliki nilai rata-rata aritmetika sebesar 32,42 tahun, artinya secara rata-rata usia perusahaan dari 710 observasi yaitu sebesar 32,42 tahun. Variabel usia perusahaan klien memiliki deviasi standar sebesar 17,23 tahun, artinya penyimpangan dari rata-ratanya yaitu sebesar 17,23 tahun. Nilai maksimum dari variabel usia perusahaan klien adalah 107,99, artinya usia perusahaan yang paling tua dari 710 observasi yaitu berumur 107,99 tahun dan nilai minimumnya adalah 4,63, artinya usia perusahaan yang paling muda dari 710 observasi yaitu berumur 4,63 tahun. Mean (rata-rata aritmatika) variabel usia perusahaan klien sebesar 32,42 lebih besar dari pada median (nilai tengah) sebesar 29,74 dan variabel usia perusahaan klien memiliki kurtosis sebesar 8,66 yang lebih besar dari 3,0. Berdasarkan ukuran kecondongan dan keruncingan kurva distribusi normal, kurva distribusi normal variabel usia perusahaan klien condong ke kanan (skewed to the right) dan leptokurtic yaitu bagian tengah distribusi data memiliki puncak yang lebih runcing (nilai keruncingan atau kurtosis lebih dari 3).
48
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Keseluruhan Variabel Penelitian
UKURAN
TENUREb
Jumlah Observasi Jumlah Observasi D=1a Jumlah Observasi D=0a Rata-Rata Aritmetika Deviasi Standar
710
AUDITOR SIZEa 710
710
CLIENTS IZEc 710
-
281
503
-
-
429
207
-
2,85
0,40
0.71
12,03
OPINIONa
AGEd
PERe
710 -
710 -
-
-
32,42
17,80
1,51
0,49
0.45
1,08
17,23
105,73
Nilai Tengah
3,00
0,00
1,00
12,09
29,74
9,14
Nilai Maksimum Nilai Minimum Kurtosisf Skewnessg
6,00 1,00 2,21 0,50
1,00 0,00 1,18 0,43
1,00 0,00 1,84 -0,92
14,80 7,90 4,89 -0,83
107,99 4,63 8,66 1,99
2.132,72 -482,37 232,76 11,86
Sumber: Lampiran 3 (dengan pembulatan dua angka di belakang tanda koma) Keterangan: a) Untuk AUDITORSIZE, jumlah observasi D=1 artinya jumlah observasi yang laporan keuangannya diaudit oleh KAP besar sedangkan jumlah observasi D=0 artinya jumlah observasi yang laporan keuangannya diaudit oleh KAP kecil. Untuk OPINION, jumlah obeservasi D=1 artinya jumlah observasi yang laporan keuangannya mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian sedangkan jumlah observasi D=0 artinya jumlah observasi yang laporan keuangannya mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian. b) TENURE adalah periode audit laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP selama tahun pengamatan (tahun 2008 sampai tahun 2012). c) CLIENTSIZE adalah logaritma natural dari total aset setiap emiten atau client (dalam jutaan rupiah). d) AGE adalah usia perusahaan (dalam satuan tahun) sejak didirikan sampai akhir tahun pengamatan (31 Desember 2008, 31 Desember 2009, 31 Desember 2010, 31 Desember 2011, dan 31 Desember 2012). e) PER adalah price to earnings ratio emiten atau client pada tahun 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012. f) Kurtosis adalah derajat keruncingan suatu distribusi (diukur relatif terhadap distribusi normal). Leptokurtic yaitu bagian tengah distribusi data memiliki puncak yang lebih runcing (nilai keruncingan atau kurtosis lebih dari 3). Platykurtic yaitu bagian tengah distribusi data memiliki puncak yang lebih datar (nilai keruncingan atau kurtosis kurang dari 3). Mesokurtic yaitu bagian tengah distribusi data memiliki puncak diantara Leptokurtic dan Platykurtic (nilai keruncingan atau kurtosis sama dengan 3). g) Skewness adalah derajat ketidaksimetrisan suatu distribusi (ukuran kecondongan data). Skewed to the left jika nilai mean lebih kecil dari nilai median. Symetric jika nilai mean sama dengan nilai median. Skewed to the right jika nilai mean lebih besar dari nilai median.
49
5.2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan dengan output yang tersaji dari lampiran 6 sampai 12. Ramsey RESET test menunjukkan bahwa model regresi tidak memiliki masalah spesifikasi model. Hal ini ditunjukkan oleh nilai p-value dalam F-Statistic yang bernilai lebih dari 0,05 yang menyebabkan Ho diterima. Pengujian masalah autokorelasi dilakukan melalui tiga pengujian. Dua pengujian pertama, yaitu Durbin-Watson dan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test menyimpulkan bahwa model regresi bermasalah pada autokorelasi. Namun kedua pengujian autokorelasi ini hanya menguji residual model pada lag yang rendah. Pengujian autokorelasi yang lebih detail dilakukan oleh Correlogram of Residual Test. Pengujian ini menunjukkan bahwa model regresi memiliki masalah autokorelasi pada lag rendah tetapi masalah autokorelasi secara bertahap terkoreksi pada lag yang lebih tinggi. Dengan demikian masalah autokorelasi pada model regresi tidak terlalu serius. Pengujian masalah heteroskedastisitas menunjukkan bahwa model regresi terbebas dari masalah ini. Demikian pula untuk pengujian multikolinearitas. Model regresi tidak memiliki masalah multikolinearitas mengingat nilai VIF yang lebih kecil dari 5,0. Pengujian normalitas menunjukkan bahwa residual model regresi tidak terdistribusi normal. Model regresi memiliki 710 observasi dan jumlah ini melebihi jumlah minimum observasi (30 observasi) dalam central limit theorem sehingga residual mendekati distribusi normal (residuals are approximately normally distributed) (Studenmund, 2006).
50
5.3 Uji Hipotesis Tabel 5.2 di bawah menyajikan analisis multivariat yang melibatkan ketiga variabel bebas dan dua variabel kontrol. Dari ketiga variabel bebas, hanya ukuran kantor akuntan publik yang berpengaruh positif pada price to earnings ratio, baik sebelum maupun setelah mempertimbangkan variabel kontrol.
Tabel 5.2 Hasil Regresi Keseluruhan Variabel Bebas dan Variabel Kontrol pada Variabel Terikat
Variabel
Intercept TENURE AUDITORSIZE OPINION CLIENTSIZE AGE F-Statistic Prob(F-Statistic) R2 Adj R2 N
Variabel Terikat: PER Sebelum Variabel Kontrol Setelah Variabel Kontrol Coef Coef t-Stat Sig t-Stat Sig (S.E) (S.E) 13,09951 1,196253 0,2320 -82,12049 -1,764847 0,0780 (10,95045) (46,53122) -2,031034 -0,755798 0,4500 -2,627619 -0,974153 0,3303 (2,687272) (2,697337) 21,87882 2,642319 0,0084 18,35762 2,162761 0,0309 (8,280157) (8,488051) 2,570675 0,294236 0,7687 4,588315 0,522301 0,6016 (8,736778) (8,784804) 8,234688 2,152059 0,0317 (3,826424) -0,067351 -0,289905 0,7720 (0,232320) 2,352437 2,345662 0,071035 0,039811 0,009897 0,016387 0,005690 0,009401 710 710
Sumber: Lampiran 4 dan Lampiran 5 Keterangan: Angka dalam tanda kurung menunjukkan standard error koefisien regresi.
Dari dua variabel kontrol, hanya ukuran perusahaan klien (log total aset klien) yang berpengaruh positif pada price to earnings ratio. Variabel ukuran perusahaan klien memiliki koefisien regresi sebesar 8,234688 dan p-value sebesar 0,0317. Hal ini berarti semakin besar aset yang dikelola perusahaan, maka price to
51
earnings ratio juga semakin tinggi. Variabel usia memiliki tanda koefisien regresi negatif dan tidak berpengaruh signifikan pada tingkat keyakinan 95 persen pada price to earnings ratio (dengan koefisien regresi sebesar -0,067351 dan p-value sebesar 0,7720).
5.3.1
Pengaruh Audit Tenure pada Price to Earnings Ratio Sebelum dan Setelah Mempertimbangkan Variabel Kontrol Hipotesis penelitian yang pertama menghipotesiskan bahwa audit tenure
berpengaruh negatif pada price to earnings ratio. Koefisien regresi variabel audit tenure bertanda negatif sebesar -2,031034 sebelum memasukkan variabel kontrol dan -2,627619 setelah memasukkan variabel kontrol dengan p-value sebesar 0,4500 sebelum memasukkan variabel kontrol dan sebesar 0,3303 setelah memasukkan variabel kontrol. Nilai p-value yang lebih besar dari significance level 0,05 menunjukkan bahwa audit tenure tidak berpengaruh pada price to earnings ratio.
5.3.2
Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Price to Earnings Ratio Sebelum dan Setelah Mempertimbangkan Variabel Kontrol Hipotesis penelitian yang kedua menghipotesiskan bahwa ukuran kantor
akuntan publik berpengaruh positif pada price to earnings ratio. Ukuran kantor akuntan publik memiliki koefisien regresi sebesar 21,87882 sebelum memasukkan variabel kontrol dan sebesar 19,35762 setelah memasukkan variabel kontrol. Pvalue ukuran kantor akuntan publik adalah sebesar 0,0084 sebelum memasukkan variabel kontrol dan sebesar 0,0309 setelah memasukkan variabel kontrol pada tingkat keyakinan 95 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa kilen yang laporan
52
keuangannya diaudit oleh kantor akuntan publik yang besar (kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan the big four) memiliki price to earnings ratio yang lebih tinggi dan signifikan pada tingkat keyakinan 95 persen daripada yang diaudit oleh kantor akuntan publik yang tidak berafiliasi dengan the big four.
5.3.3
Pengaruh Opini Audit pada Price to Earnings Ratio Sebelum dan Setelah Mempertimbangkan Variabel Kontrol Hipotesis penelitian yang ketiga menghipotesiskan bahwa opini audit
berpengaruh positif pada price to earnings ratio. Variabel opini audit memiliki tanda koefisien regresi positif sebesar 2,570675 sebelum memasukkan variabel kontrol dan sebesar 4,588315 setelah memasukkan variabel kontrol dengan pvalue sebesar 0,7687 sebelum memasukkan variabel kontrol dan sebesar 0,6016 setelah memasukkan variabel kontrol. Nilai p-value yang lebih besar dari significance level 0,05 menunjukkan bahwa opini audit tidak berpengaruh pada price to earnings ratio.
53
BAB VI PEMBAHASAN
Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik audit eksternal pada price to earnings ratio sebelum dan sesudah memasukkan variabel kontrol ukuran perusahaan dan usia perusahaan. Jumlah observasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 710 observasi. Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan regresi linear berganda untuk pengujian multivariat sebelum dan sesudah memasukkan variabel kontrol. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa audit tenure tidak berpengaruh pada price to earnings ratio sebelum dan setelah memasukkan variabel kontrol. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Chen et. al. (2008) yang mengungkapkan bahwa audit tenure yang relatif lama diduga berpengaruh negatif terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor eksternal karena
bertendensi
menimbulkan
hubungan
kekeluargaan
(family-like
relationship) yang kuat antara auditor dan klien sehingga auditor gagal atau enggan mengungkapkan salah saji yang material. Kualitas audit yang lebih rendah sebagai akibat dari audit tenure yang relatif lama cenderung direspon negatif oleh pasar sehingga harga pasar saham perusahaan menurun. Harga pasar saham yang menurun dan relatif lebih rendah dari earnings per share mengindikasikan price to earnings ratio yang lebih rendah. Hasil yang berbeda dengan penelitian sebelumnya diduga dapat terjadi karena terdapat perbedaan dalam tipe atau karakteristik investor. Tipe investor pada penelitian ini diduga tidak terlalu memperhatikan lamanya suatu kantor akuntan publik melakukan jasa audit
53
54
laporan keuangan pada klien (audit tenure), sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit tenure tidak berpengaruh pada price to earnings ratio. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa ukuran kantor akuntan publik berpengaruh positif pada price to earnings ratio sebelum dan sesudah memasukkan variabel kontrol. Pengaruh positif ukuran kantor akuntan publik pada price to earnings ratio signifikan pada tingkat keyakinan 95 persen sebelum dan sesudah memasukkan variabel kontrol. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang kualitas audit dan reputasi auditor yang dilakukan oleh DeAngelo (1981), Dopuch dan Simunic (1982), Titman dan Trueman (1986), dan Beatty (1986) yang menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar memiliki kekuatan monitoring yang lebih tinggi yang menghasilkan kualitas dan kredibilitas informasi laporan keuangan yang lebih tinggi. Kualitas audit yang lebih tinggi yang dihasilkan oleh KAP yang besar cenderung direspon positif oleh pasar sehingga harga pasar saham perusahaan meningkat. Harga pasar saham yang meningkat dan relatif lebih tinggi dari earnings per share mengindikasikan price to earnings ratio yang lebih tinggi. Hal ini menegaskan bahwa ukuran kantor akuntan publik yang besar cenderung meningkatkan kualitas audit dan price to earnings ratio. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa opini audit tidak berpengaruh pada price to earnings ratio sebelum dan setelah memasukkan variabel kontrol. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang (2005) yang mengungkapkan bahwa klien berharap dan pengguna laporan keuangan (stakeholders) mengapresiasi laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) karena opini ini
55
bermakna bahwa laporan keuangan yang disiapkan oleh klien (manajemen perusahaan yang diaudit oleh auditor eksternal) tidak mengandung salah saji material dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Kualitas audit yang lebih tinggi yang dihasilkan oleh opini audit wajar tanpa pengecualian cenderung direspon positif oleh pasar sehingga harga pasar saham perusahaan meningkat. Harga pasar saham yang meningkat dan relatif lebih tinggi dari earnings per share mengindikasikan price to earnings ratio yang lebih tinggi. Hasil yang berbeda dengan penelitian sebelumnya diduga dapat terjadi karena penelitian ini menggunakan dummy variable yang hanya memisahkan opini audit ke dalam dua kelompok yaitu opini audit wajar tanpa pengecualian dan opini audit selain wajar tanpa pengecualian, sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tidak berpengaruh pada price to earnings ratio. Dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan klien dan usia perusahaan klien tidak merupakan fokus dari penelitian ini, sehingga disebut sebagai variabel kontrol. Variabel kontrol ini dapat dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Sebagai variabel kontrol, ukuran perusahaan klien berpengaruh positif pada price to earnings ratio. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran aset perusahaan maka semakin besar price to earnings ratio. Kondisi ini diduga terjadi karena perusahaan yang memiliki total aset yang besar cenderung memiliki kapabilitas dalam menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan. Variabel kontrol yang lain yaitu usia perusahaan klien tidak berpengaruh pada price to earnings ratio. Berdasarkan statistik deskriptif pada Tabel 5.1, variabel usia perusahaan klien
56
memiliki rata-rata aritmetika sebesar 31,42 tahun dan nilai maksimum lebih dari 100 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa usia perusahaan klien dalam penelitian ini terbilang relatif tua. Sejumlah penelitian psikologi menunjukkan hubungan parabolik antara usia dan produktivitas. Pada range usia tertentu, produktivitas meningkat seiring peningkatan usia, tetapi pada range tertentu produktivitas cenderung menurun ketika usia bertambah. Dugaan terkuat terkait temuan dalam penelitian ini adalah sampel perusahaan yang terobservasi lebih banyak yang berusia tua dengan price to earnings ratio yang relatif rendah.
57
BAB VII PENUTUP
7.1. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Audit tenure tidak berpengaruh pada price to earnings ratio. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang menunjukkan bahwa semakin lama auditor eksternal melakukan perikatan audit laporan keuangan terhadap klien, maka pasar akan merespon secara negatif sebagaimana ditunjukkan oleh price to earnings ratio yang lebih rendah. 2) Ukuran kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh positif pada PER. Hal ini mengindikasikan bahwa KAP yang berafiliasi dengan the big four memiliki respon pasar yang lebih positif karena perusahaan klien yang laporan keuangannya diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan the big four memiliki price to earnings ratio yang lebih tinggi. Hal ini diduga karena KAP yang berafiliasi dengan the big four memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih baik daripada KAP yang tidak berafiliasi dengan the big four. Kapasitas dan kapabilitas yang lebih baik ini meningkatkan nilai keinformatifan dan reliabilitas laporan keuangan sehingga meningkatkan respon pasar yang tercermin dalam price to earnings ratio.
57
58
3) Opini audit tidak berpengaruh pada price to earnings ratio. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang menunjukkan bahwa laporan keuangan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) memiliki price to earnings ratio yang lebih tinggi.
7.2. Saran-Saran Saran-saran yang dapat disampaikan yaitu sebagai berikut: 1) Meskipun secara statistik audit tenure tidak berpengaruh pada price to earnings ratio, namun bukan berarti bahwa auditor eksternal hanya diperkenankan menerima penugasan audit laporan keuangan hanya untuk satu periode audit. Peraturan Bapepam terkait hal ini telah secara tegas menyatakan bahwa KAP dapat melakukan audit laporan keuangan kepada satu klien maksimum selama 6 periode audit. Peraturan ini sebaiknya dipatuhi demi menjaga independensi auditor. 2) Meskipun secara satistik ditemukan bahwa perusahaan yang laporan keuangannya diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan the big four memiliki price to earnings ratio yang lebih tinggi, namun bukan berarti KAP yang tidak berafiliasi dengan the big four tidak handal (reliable). Hal ini merupakan tantangan bagi KAP non-big four, untuk itu KAP non-big four harus selalu berupaya untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya sehingga dapat bersaing dengan KAP yang berafiliasi dengan the big four.
59
3) Opini wajar tanpa pengecualian adalah opini terbaik yang layak diterima oleh klien dengan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Untuk mendapatkan respon pasar yang positif atas opini wajar tanpa pengecualian, klien harus selalu menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. 4) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit tenure dan opini audit tidak berpengaruh pada price to earnings ratio. Penelitian selanjutnya dapat menguji kembali pengaruh karakteristik audit eksternal yaitu audit tenure dan opini audit pada price to earnings ratio dengan menggunakan metode yang berbeda dengan penelitian ini.
60
DAFTAR PUSTAKA
Agnes. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Akuntansi. Vol: 1. No. 1. Arifin. 2002. Membaca Saham. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Andi. Beatty, R.P. 1986. The Initial Public Offerings Market for Auditing Services. Working Paper. University of Pennsylvania. Becker, C.L., DeFond, M.L., Jiambalvo, J., dan Subramanyam K.R. 1998. The Effect of Audit Quality on Earnings Management. Contemporary Accounting Research. Vol: 15. pp. 1-24. Boubaker, A., Mensi, W., dan Nguyen, D.K., 2008. More on Corporate Diversification, Firm Size and Value Creation. Economics Bulletin. Vol: 7. No. 3. pp. 1-7. Brahmana, R.K. dan Hooy, C.W. 2011. The Equity Valuation Accuracy among Multiple Screening Models: A Study from an Emerging Stock Market. International Business Management. Vol: 5. pp. 50-57. Chang, H., Cheng, A.C.S., dan Reichelt, K.J., 2010. Market Reaction to Auditor Switching from Big 4 to Thrid-Tier Small Accounting Firms. Auditing: A Journal of Practice and Theory. Vol: 29. pp. 83-114. Chen, C.Y., Lin, C.J., dan Lin, Y.C. 2008. Audit Partner Tenure, Audit Firm Tenure and Discretionary Accruals: Does Long Auditor Tenure Impair Earnings Quality?. Contemporary Accounting Research. Vol: 25. pp. 415445. Choi, S. dan Jeter, D. 1992. The Effects of Qualified Audit Opinions on Earnings Response Coefficients. Journal of Accounting and Economics. Vol: 15. No. 2. pp. 229-247. Chow, C. dan Rice, S. 1982. Qualified Audit Opinions and Auditor Switching. Accounting Review. Vol: 57. No. 2. pp. 326-336. Darmadji. 2001. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: PT.Salemba Empat Patria. Davidson, R. A. dan Neu, D. 1993. A Note on the Association between Audit Firm Size and Audit Quality. Contemporary Accounting Research. Vol: 9. pp. 479-488.
61
DeAngelo, L.E. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics. Vol: 3. pp. 183-199. Dopuch, N. dan Simunic, D. 1982. The Competition in Auditing: an Assessment. Fourth Symposium on Auditing Research. pp. 401-405. Ernst and Young, 2012. “Respondents to PCAOB overwhelmingly oppose mandatory audit firm rotation”. Technical Line PCAOB-Concept Release No. 2012-02. 5 January. Febryana, H. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia). Tesis. Padang: Universitas Negeri Padang. Francis, J.R. 1984. The Effect of Audit Firm Size on Audit Prices: A Study of the Australian Market. Journal of Accounting and Economics. Vol: 6. pp. 133151. Francis, J.R. dan Krishnan, J. 1999. Accounting Accruals and Auditor Reporting Conservatism. Contemporary Accounting Research. Vol: 16. pp. 135-165. Garrison. 1998. Akuntansi Manajemen Jilid Satu. Business Publikation Texas. Geiger, M. dan Raghunandan, K. 2002. Auditor Tenure and Auditor Reporting Failures. Auditing: A Journal of Practice and Theory. Vol: 21. No. 1. pp. 67-78. Giri, E.F. 2010. Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan) Jilid 1. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Jang, H.-Y.J. dan Lin, C.-J. 1993. Audit Quality and Trading Volume Reaction: A Study of Initial Public Offering of Stocks. Journal of Accounting and Public Policy. Vol: 12. pp. 263-287. Jensen, M.C. dan Meckling, W.H. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol: 3. pp. 305-360. Jogiyanto. 2007. Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman. Yogyakarta: BPFE.
62
Johnson, V.E., Khurana, I.K., dan Reynolds, J.K. 2002. Audit-Firm Tenure and The Quality of Financial Reports. Contemporary Accounting Research. Vol: 19. pp. 637-660. Khurana, I.K. dan Raman, K.K. 2004. Litigation Risk and The Financial Reporting Credibility of Big 4 Versus Non-Big 4 Audits: Evidence from Anglo-American Countries. The Accounting Review. Vol: 79. No. 2. pp. 473-495. Kwon, S.Y., Lim, Y.D., Simnett, R. 2010. “Mandatory audit firm rotation and audit quality: Evidence from the Korean audit market”. ANCAAR Audit Research Forum. Assessed 12 March 2012. Available at http://ancaar.fec.anu.edu.au/news/documents/Youngdeok.pdf. Lang, L.H.P., Stulz, R.M., dan Walkling, R.A. 1989. Managerial Performance, Tobin’s Q, and the Gains from Successful Tender Offers. Journal of Financial Economics. Vol: 24. pp. 137-154. Lindenberg, E.B. dan Ross, S.A. 1981. Tobin's Q Ratio and Industrial Organization. Journal of Business. Vol: 54. pp. 1-32. Loderer, C., Neusser, K., dan Waelchli, U. 2009. Firm Age and Survival. Working Paper. University of Bern, Switzerland. Myers, J.N., Myers, L.A., Palmrose, Z., dan Scholz, S. 2005. The Length of Auditor-Client Relationships and Financial Statement Restatements. Myers, J.N., Mayers, L.A., Palmrose, Z-V., and Scholz, S., 2003. “Mandatory auditor rotation: evidence from restatements”. Working Paper. University of Illinois, Urbana-Champaign. Palmrose, Z. 1986. Audit Fees and Auditor Size. Journal of Accounting Research. Vol: 24. No. 1. pp. 97-110. Prasetyorini, B.F. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earnings Ratio dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol: 1. No. 1. Prastowo. 2002. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Studenmund. 2006. Quantitative Methods. Sydney: Pearson Education Australia. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
63
Sulistiono. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2006-2008. Tesis. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Titman, S. dan Trueman, B. 1986. Information Quality and the Valuation of New Issues. Journal of Accounting and Economics. pp. 159-172. Tobin, J. dan Brainard, W. 1968. Pitffals in Financial Model Building. American Economic Review. Vol: 58. pp. 99-122. Tobin, J. 1969. A General Equilibrium Approach to Monetary Theory. Journal of Money, Credit, and Banking. Vol: 1. pp. 15-29. Wang, Y. 2005. Market Reaction to Audit Opinions of Companies Listed on the Shanghai Stock Exchange. Thesis. Australian School of Business, UNSW. www.idx.co.id (diakses 6 Januari 2014) Zen, S.D. dan Herman, M. 2007. Pengaruh Harga Saham, Umur Perusahaan, dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol: 2. No. 2. Hal. 57-71.
64
Lampiran 1 Penelitian Sebelumnya
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Brahmana dan Hooy (2011)
The Equity Valuation Accuracy among Multiple Screening Model: A Study from an Emerging Market
Price to earnings ratio, price to book value, dan price to sales
1. Di antara multiple screening methods (PER, PBV, dan PSR), pendekatan PER memiliki hasil yang paling akurat dalam pooled data. 2. Di antara multiple screening methods (PER, PBV, dan PSR), pendekatan PER memiliki hasil yang paling akurat dalam data klasifikasi industri.
2.
Myers et al. (2005)
The Length of Auditor-Client Relationships and Financial Statement Restatements
Audit tenure dan penyajian kembali laporan keuangan
Audit tenure berpengaruh positif tetapi tidak signifikan pada penyajian kembali laporan keuangan pada tingkat keyakinan 90, 95 dan 99 persen.
3.
Jhonson et al. (2002)
Audit Tenure and the Quality of Financial Reports
Audit tenure dan kualitas pelaporan keuangan
Audit tenure berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas pelaporan keuangan.
4.
Chang et al. (2010)
Market Reaction Audit firm size to Auditor switching dan Switching from respon pasar Big Four to Smaller Accounting Firms
Pergantian auditor dari KAP besar ke KAP kecil (audit firm size switchin) berpengaruh positif dan signifikan pada respon pasar.
65
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
5.
Wang (2005)
Market Reaction Opini to Audit dan Opinions of pasar Companies Listed on the Shanghai Stock Exchange
6.
Boubaker et al. (2008)
More on Corporate Diversification, Firm Size, and Value Creation
Ukuran Ukuran perusahaan berpengaruh perusahaan, net positif dan signifikan pada nilai operating profit perusahaan.
Firm Age and Performance
Usia Usia perusahaan berpengaruh perusahaan, negatif dan signifikan pada nilai financial perusahaan. frictions, management age, management tenure, ownership concentration, risk, specialization, size, dan capital expenditures, laba, dan nilai perusahaan
7.
Loderer et al. (2009)
audit Opini audit berpengaruh positif dan reaksi signifikan pada reaksi pasar.
before exceptional items to total sales turnover, shareholders’ equity changes to total assets, dan nilai perusahaan
66
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Opini audit Opini audit berpengaruh positif dan dan earnings signifikan pada earnings response response coefficients. coefficients
8.
Choi dan Jeter (1992)
The Effects of Qualified Audit Opinions on Earnings Response Coefficients
9.
DeAngelo (1981)
Auditor Size and Ukuran kantor Audit Quality akuntan publik dan kualitas audit
Geiger dan Auditor Tenure 10. Raghunan and Auditor dan (2002) Reporting Failures
11.
Chow dan Rice (1982)
Hasil Penelitian
Audit tenure dan auditor reporting failures
Ukuran kantor akuntan publik berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit.
Audit tenure berpengaruh negatif dan signifikan pada auditor reporting failures.
Qualified Audit Opinions and Auditor Switching
Opini audit wajar dengan pengecualian dan auditor switching
Perusahaan yang memperoleh opini wajar dengan pengecualian cenderung mengganti auditor dengan harapan laporan keuangan pada periode berikutnya memperoleh opini yang lebih baik yaitu unqualified opinion.
12. Davidson dan Neu (1993)
A Note on the Association between Audit Firm Size and Audit Quality
Ukuran kantor akuntan publik dan kualitas audit
Ukuran kantor akuntan publik berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit.
13. Francis (1984)
The Effect of Audit Firm Size on Audit Prices: A Study of the Australian Market
Ukuran kantor akuntan publik dan fee audit
Ukuran kantor akuntan publik berpengaruh positif dan signifikan pada fee audit.
67
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
14. Palmrose (1986)
Audit fees and auditor size
15. Jang dan Audit Quality Lin (1993) and Trading Volume Reaction: A Study of Initial Public Offering of Stocks
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Ukuran kantor akuntan publik dan fee audit
Ukuran kantor akuntan publik berpengaruh positif dan signifikan pada fee audit.
Audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, opini audit, kualitas audit, reaksi pasar yang diproksikan oleh volume perdagangan saham
1. Audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit. 2. Kualitas audit berpengaruh positif dan signifikan pada reaksi pasar yang diproksikan oleh volume perdagangan saham.
68
Lampiran 2 Daftar Emiten Sampel
Kode Emiten APOL ARGO ARNA ARTA ASBI ASDM ASGR ASIA ASII ASRM AUTO BABP BBCA BBKP BCIC BFIN BHIT BIPP BKDP BKSL BMRI BNBR BRNA BRPT BTEL CENT CFIN CKRA CMNP DEFI DEWA DILD DLTA DUTI ELTY FAST
Nama Emiten Arpeni Pratama Ocean Line Tbk Argo Pantes Tbk Arwana Citramulia Tbk Arthavest Tbk Asuransi Bintang Tbk Asuransi Dayin Mitra Tbk Astra Graphia Tbk Asia Natural Resources Tbk Astra International Tbk Asuransi Ramayana Tbk Astra Otoparts Tbk Bank ICB Bumiputera Indonesia Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Bukopin Tbk Bank Mutiara Tbk BFI Finance Indonesia Tbk Bhakti Investama Tbk Bhuwanatala Indah Permai Tbk Bukit Darmo Property Tbk Sentul City Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bakrie & Brothers Tbk Berlina Tbk Barito Pacific Tbk Bakrie Telecom Tbk Centrin Online Tbk Clipan Finance Indonesia Tbk Citra Kebun Raya Agri Tbk Citra Marga Nusaphala Persada Tbk Danasupra Erapacific Tbk Darma Henwa Tbk Intiland Development Tbk Delta Djakarta Tbk Duta Pertiwi Tbk Bakrieland Development Tbk Fast Food Indonesia Tbk
Sektor atau Industri Infrastructure, Utilities & Transportation Miscellaneous Industry Basic Industry And Chemicals Finance Finance Finance Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Miscellaneous Industry Finance Miscellaneous Industry Finance Finance Finance Finance Finance Trade, Services and Investment Property, Real Estate and Building Construction Property, Real Estate and Building Construction Property, Real Estate and Building Construction Finance Trade, Services and Investment Basic Industry and Chemicals Basic Industry and Chemicals Infrastructure, Utilities & Transportation Trade, Services and Investment Finance Agriculture Infrastructure, Utilities & Transportation Finance Infrastructure, Utilities & Transportation Infrastructure, Utilities & Transportation Consumer Goods Industry Consumer Goods Industry Consumer Goods Industry Trade, Services and Investment
69
FORU Kode Emiten GDYR GEMA GGRM GMCW HADE HERO HEXA HITS IATA ICON IIKP IKAI IKBI IMAS INAF INAI INCO INDF INDR INDS INRU INTA INTD ISAT ITTG JECC JKON JPFA JPRS JRPT JSMR JSPT JTPE KAEF LCGP LMAS LMPI LPCK LPPS LTLS
Fortune Indonesia Tbk Nama Emiten
Trade, Services and Investment Sektor atau Industri
Goodyear Indonesia Tbk Gema Grahasarana Tbk Gudang Garam Tbk Grahamas Citrawisata Tbk HD Capital Tbk Hero Supermarket Tbk Hexindo Adiperkasa Tbk Humpuss Intermoda Transportasi Tbk Indonesia Air Transport Tbk Island Concepts indonesia Tbk Inti Agri Resources Tbk Intikeramik Alamsari Industri Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indofarma (Persero) Tbk Indal Alumunium Industry Tbk Vale Indonesia Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indo-Rama Synthetics Tbk Indospring Tbk Toba Pulp Lestari Tbk Intraco Penta Tbk Inter Delta Tbk Indosat Tbk Leo Investments Tbk Jembo Cable Company Tbk Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Jaya Pari Steel Tbk Jaya Real Property Tbk Jasa Marga (Persero) Tbk Jakarta Setiabudi Internasional Tbk Jasuindo Tiga Perkasa Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Laguna Cipta Grya Tbk Limas Centric Indonesia Tbk Langgeng Makmur Industri Tbk Lippo Cikarang Tbk Lippo Securities Tbk Lautan Luas Tbk
Miscellaneous Industry Trade, Services and Investment Consumer Goods Industry Trade, Services and Investment Finance Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Infrastructure, Utilities & Transportation Infrastructure, Utilities & Transportation Trade, Services and Investment Agriculture Basic Industry and Chemicals Miscellaneous Industry Miscellaneous Industry Consumer Goods Industry Basic Industry and Chemicals Mining Consumer Goods Industry Miscellaneous Industry Miscellaneous Industry Basic Industry And Chemicals Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Infrastructure, Utilities & Transportation Trade, Services and Investment Miscellaneous Industry Miscellaneous Industry Basic Industry And Chemicals Basic Industry And Chemicals Basic Industry And Chemicals Infrastructure, Utilities & Transportation Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Consumer Goods Industry Consumer Goods Industry Trade, Services and Investment Consumer Goods Industry Consumer Goods Industry Finance Trade, Services and Investment
70
MAPI Kode Emiten MASA MAYA MCOR MDLN MDRN MEDC MEGA MERK META MLBI MLIA MLPL MNCN MPPA MRAT MREI MTDL MTFN MYOR MYRX NIPS NISP OKAS OMREE PANR PANS PBRX PEGE PGAS PJAA PNIN POOL PSDN PTBA PTSP PWON RELI SHID SRSN SSIA
Mitra Adiperkasa Tbk Nama Emiten
Trade, Services and Investment Sektor atau Industri
Multistrada Arah Sarana Tbk Bank Mayapada Internasional Tbk Bank Windu Kentjana International Tbk Modernland Realty Tbk Modern Internasional Tbk Medco Energi Internasional Tbk Bank Mega Tbk Merck Tbk Nusantara Infrastructure Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mulia Industrindo Tbk Multipolar Tbk Media Nusantara Citra Tbk Matahari Puta Prima Tbk Mustika Ratu Tbk Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Metrodata Electronics Tbk Capitalinc Investment Tbk Mayora Indah Tbk Hanson International Tbk Nipress Tbk Bank OCBC NISP Tbk Ancora Indonesia Resources Tbk Indonesia Prima Property Tbk Panorama Sentrawisata Tbk Panin Sekuritas Tbk Pan Brothers Tbk Panca Global Securities Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Pembangunan Jaya Ancol Tbk Panin Insurance Tbk Pool Advista Indonesia Tbk Prasidha Aneka Niaga Tbk Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Pioneerindo Gourmet International Tbk Pakuwon Jati Tbk Reliance Securities Tbk Hotel Sahid Jaya International Tbk Indo Acidatama Tbk Surya Semesta Internusa Tbk
Miscellaneous Industry Finance Finance Finance Trade, Services and Investment Mining Finance Consumer Goods Industry Infrastructure, Utilities & Transportation Consumer Goods Industry Basic Industry and Chemicals Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Consumer Goods Industry Finance Trade, Services and Investment Finance Consumer Goods Industry Miscellaneous Industry Miscellaneous Industry Finance Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Finance Miscellaneous Industry Trade, Services and Investment Infrastructure, Utilities & Transportation Trade, Services and Investment Finance Trade, Services and Investment Consumer Goods Industry Mining Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Finance Trade, Services and Investment Basic Industry and Chemicals Basic Industry and Chemicals
71
STTP Kode Emiten SULI TBLA TBMS TCID TMPO TOTL TOTO TRIM TRST TRUS TURI ULTJ UNIC UNIT UNSP UNTR UNTX WEHA WICO WIKA WOMF YULE ZBRA
Siantar Top Tbk Nama Emiten
Consumer Goods Industry Sektor atau Industri
Sumalindo Lestari Jaya Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Tembaga Mulia Semanan Tbk Mandom Indonesia Tbk Tempo Inti Media Tbk Total Bangun Persada Tbk Surya Toto indonesia Tbk Trimegah Securities Tbk Trias Sentosa Tbk Trust Finance Indonesia Tbk Tunas Ridean Tbk Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk Unggul Indah Cahaya Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Bakrie Sumatera Plantations Tbk United Tractors Tbk Unitex Tbk Panorama Transportasi Tbk Wicaksana Overseas International Tbk Wijaya Karya (Persero) Tbk Wahana Ottomitra Multiartha Tbk Yulie Sekurindo Tbk Zebra Nusantara Tbk
Basic Industry and Chemicals Agriculture Basic Industry and Chemicals Consumer Goods Industry Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Basic Industry and Chemicals Finance Basic Industry and Chemicals Finance Trade, Services and Investment Consumer Goods Industry Basic Industry and Chemicals Miscellaneous Industry Agriculture Trade, Services and Investment Miscellaneous Industry Infrastructure, Utilities & Transportation Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Finance Finance Infrastructure, Utilities & Transportation
72
Lampiran 3 Statistik Deskriptif
PER 17.79563 9.135000 2132.720 -482.3700 105.7330 11.85678 232.7604
TENURE 2.847887 3.000000 6.000000 1.000000 1.506718 0.499701 2.214090
AUDITORSIZE 0.395775 0.000000 1.000000 0.000000 0.489361 0.426265 1.181702
OPINION 0.708451 1.000000 1.000000 0.000000 0.454796 -0.917324 1.841483
CLIENTSIZE 12.03045 12.08629 14.80320 7.901280 1.080317 -0.833309 4.888026
AGE 32.42374 29.74384 107.9863 4.627397 17.22778 1.992050 8.656534
Jarque-Bera Probability
1578335. 0.000000
47.82027 0.000000
119.3100 0.000000
139.2811 0.000000
187.6251 0.000000
1416.137 0.000000
Observations
710
710
710
710
710
710
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
73
Lampiran 4 Hasil Regresi Keseluruhan Variabel Bebas pada Variabel Terikat PER Sebelum Mempertimbangkan Variabel Kontrol Dependent Variable: PER Method: Least Squares Date: 05/22/14 Time: 23:04 Sample: 1 710 Included observations: 710 Variable C TENURE AUDITORSIZE OPINION R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
Coefficient 13.09951 -2.031034 21.87882 2.570675 0.009897 0.005690 105.4318 7847798. -4312.666 0.286205
Std. Error t-Statistic 10.95045 1.196253 2.687272 -0.755798 8.280157 2.642319 8.736778 0.294236 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Prob. 0.2320 0.4500 0.0084 0.7687 17.79563 105.7330 12.15962 12.18534 2.352437 0.071035
74
Lampiran 5 Hasil Regresi Keseluruhan Variabel Bebas pada Variabel Terikat PER Setelah Mempertimbangkan Variabel Kontrol Dependent Variable: PER Method: Least Squares Date: 05/22/14 Time: 23:11 Sample: 1 710 Included observations: 710 Variable C TENURE AUDITORSIZE OPINION CLIENTSIZE AGE R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
Coefficient -82.12049 -2.627619 18.35762 4.588315 8.234688 -0.067351 0.016387 0.009401 105.2349 7796363. -4310.332 0.291888
Std. Error t-Statistic 46.53122 -1.764847 2.697337 -0.974153 8.488051 2.162761 8.784804 0.522301 3.826424 2.152059 0.232320 -0.289905 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Prob. 0.0780 0.3303 0.0309 0.6016 0.0317 0.7720 17.79563 105.7330 12.15868 12.19726 2.345662 0.039811
75
Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik 1 Sampai 3 (Ramsey RESET Test) A) Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION + Ramsey RESET Test: F-statistic Log likelihood ratio
6.409526 6.425817
Probability Probability
0.011567 0.011247
Test Equation: Dependent Variable: PER Method: Least Squares Date: 09/03/14 Time: 00:49 Sample: 1 710 Included observations: 710 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TENURE AUDITORSIZE OPINION FITTED^2
-19.61850 8.233556 -103.2681 -9.796457 0.144618
16.91191 4.858481 50.11540 9.980639 0.057123
-1.160041 1.694677 -2.060607 -0.981546 2.531704
0.2464 0.0906 0.0397 0.3267 0.0116
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.018818 0.013251 105.0302 7777093. -4309.453 0.292333
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
17.79563 105.7330 12.15339 12.18554 3.380228 0.009429
Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION + CONTROLS + Ramsey RESET Test: F-statistic Log likelihood ratio
0.292739 0.295592
Probability Probability
0.588642 0.586659
Test Equation: Dependent Variable: PER Method: Least Squares Date: 09/03/14 Time: 00:50 Sample: 1 710 Included observations: 710 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TENURE AUDITORSIZE OPINION CLIENTSIZE AGE FITTED^2
-51.59676 -1.544357 10.04996 3.077915 5.325967 -0.048575 0.010275
73.14386 3.360281 17.54661 9.221897 6.599845 0.235013 0.018991
-0.705415 -0.459592 0.572758 0.333762 0.806984 -0.206690 0.541054
0.4808 0.6460 0.5670 0.7387 0.4199 0.8363 0.5886
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.016796 0.008404 105.2878 7793118. -4310.184 0.290672
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
17.79563 105.7330 12.16108 12.20609 2.001545 0.063283
76
Lampiran 7 Uji Asumsi Klasik 4 (Durbin-Watson Test) A) Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION + Dependent Variable: PER Method: Least Squares Date: 09/03/14 Time: 01:07 Sample: 1 710 Included observations: 710 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TENURE AUDITORSIZE OPINION
13.09951 -2.031034 21.87882 2.570675
10.95045 2.687272 8.280157 8.736778
1.196253 -0.755798 2.642319 0.294236
0.2320 0.4500 0.0084 0.7687
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.009897 0.005690 105.4318 7847798. -4312.666 0.286205
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
17.79563 105.7330 12.15962 12.18534 2.352437 0.071035
Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION + CONTROLS + Dependent Variable: PER Method: Least Squares Date: 09/03/14 Time: 01:08 Sample: 1 710 Included observations: 710 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TENURE AUDITORSIZE OPINION CLIENTSIZE AGE
-82.12049 -2.627619 18.35762 4.588315 8.234688 -0.067351
46.53122 2.697337 8.488051 8.784804 3.826424 0.232320
-1.764847 -0.974153 2.162761 0.522301 2.152059 -0.289905
0.0780 0.3303 0.0309 0.6016 0.0317 0.7720
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.016387 0.009401 105.2349 7796363. -4310.332 0.291888
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
17.79563 105.7330 12.15868 12.19726 2.345662 0.039811
77
Lampiran 8 Uji Asumsi Klasik 4 (Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test) A) Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION + Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
219.9513 273.0397
Probability Probability
0.000000 0.000000
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 09/03/14 Time: 01:17 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TENURE AUDITORSIZE OPINION RESID(-1) RESID(-2)
-6.136319 -0.112145 -1.899258 9.209537 0.416959 0.299389
8.608301 2.111329 6.505838 6.877811 0.036211 0.036679
-0.712837 -0.053116 -0.291931 1.339022 11.51487 8.162477
0.4762 0.9577 0.7704 0.1810 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.384563 0.380192 82.82842 4829826. -4140.341 1.155497
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
-6.87E-14 105.2085 11.67983 11.71841 87.98052 0.000000
Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION + CONTROLS + Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
215.6391 270.1962
Probability Probability
0.000000 0.000000
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 09/03/14 Time: 01:18 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TENURE AUDITORSIZE OPINION CLIENTSIZE AGE RESID(-1) RESID(-2)
5.959303 0.109915 -1.188993 8.032595 -1.087291 0.028490 0.415566 0.296752
36.67780 2.126179 6.690339 6.934869 3.016404 0.183113 0.036289 0.036741
0.162477 0.051696 -0.177718 1.158291 -0.360459 0.155589 11.45171 8.076870
0.8710 0.9588 0.8590 0.2471 0.7186 0.8764 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.380558 0.374381 82.94262 4829394. -4140.309 1.157946
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
-1.03E-13 104.8632 11.68538 11.73682 61.61116 0.000000
78
Lampiran 9 Uji Asumsi Klasik 4 (Correlogram of Residuals Test) A) Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION +
Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION + CONTROLS +
79
Lampiran 10 Uji Asumsi Klasik 5 (White Heteroscedasticity Test) A) Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION + White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
1.423140 5.687015
Probability Probability
0.224543 0.223773
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 09/03/14 Time: 01:45 Sample: 1 710 Included observations: 710 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TENURE TENURE^2 AUDITORSIZE OPINION
46608.79 -26136.81 2966.116 22252.22 -1000.045
28011.36 18675.67 2817.861 13117.72 13847.27
1.663924 -1.399512 1.052613 1.696348 -0.072220
0.0966 0.1621 0.2929 0.0903 0.9424
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.008010 0.002382 166963.3 1.97E+13 -9543.063 0.815034
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
11053.24 167162.5 26.89595 26.92810 1.423140 0.224543
Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION + CONTROLS + White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
0.887273 7.117247
Probability Probability
0.526670 0.524037
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 09/03/14 Time: 01:46 Sample: 1 710 Included observations: 710 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TENURE TENURE^2 AUDITORSIZE OPINION CLIENTSIZE CLIENTSIZE^2 AGE AGE^2
-251647.9 -27698.43 3065.781 22576.17 -1714.236 46563.25 -1885.078 914.4876 -9.516632
427568.4 18690.53 2812.648 14131.26 14052.10 73896.83 3201.394 1187.065 11.31543
-0.588556 -1.481950 1.089998 1.597605 -0.121992 0.630112 -0.588830 0.770377 -0.841031
0.5563 0.1388 0.2761 0.1106 0.9029 0.5288 0.5562 0.4413 0.4006
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.010024 -0.001274 166206.6 1.94E+13 -9537.818 0.820196
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
10980.79 166100.9 26.89245 26.95032 0.887273 0.526670
80
Lampiran 11 Uji Asumsi Klasik 6 (Variance Inflation Factor) A) Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION + Dependent Variable: PER Method: Least Squares Date: 09/03/14 Time: 01:07 Sample: 1 710 Included observations: 710 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TENURE AUDITORSIZE OPINION
13.09951 -2.031034 21.87882 2.570675
10.95045 2.687272 8.280157 8.736778
1.196253 -0.755798 2.642319 0.294236
0.2320 0.4500 0.0084 0.7687
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.009897 0.005690 105.4318 7847798. -4312.666 0.286205
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
17.79563 105.7330 12.15962 12.18534 2.352437 0.071035
VIF = 1 / (1 – R2) = 1 / (1 – 0,009897) = 1,009996 Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION + CONTROLS + Dependent Variable: PER Method: Least Squares Date: 09/03/14 Time: 01:08 Sample: 1 710 Included observations: 710 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TENURE AUDITORSIZE OPINION CLIENTSIZE AGE
-82.12049 -2.627619 18.35762 4.588315 8.234688 -0.067351
46.53122 2.697337 8.488051 8.784804 3.826424 0.232320
-1.764847 -0.974153 2.162761 0.522301 2.152059 -0.289905
0.0780 0.3303 0.0309 0.6016 0.0317 0.7720
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.016387 0.009401 105.2349 7796363. -4310.332 0.291888
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
VIF = 1 / (1 – R2) = 1 / (1 – 0,016387) = 1,01666
17.79563 105.7330 12.15868 12.19726 2.345662 0.039811
81
Lampiran 12 Uji Asumsi Klasik 7 (Jarque-Bera Normality Test) A) Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION +
Model PER = + TENURE + AUDITORSIZE + OPINION + CONTROLS +