Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak Djoko Wahono Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Indonesia
[email protected] ABSTRAK Terminal Petikemas pada Pelabuhan Dwikora Pontianak merupakan Terminal yang memiliki peranan dalam pendistribusian barangkeluar dan masuk dari dan menujuKota Pontianak, namun dikarenakan beberapa permasalahan diantaranya sempitnya lahan penumpukan, kurang tersedianya fasilitas umum bagi pekerja dan sering terjadinya cross circulation akanmenghambat kegiatan bongkar muat. Pantai Kijing di Kecamatan Sungai Kunyit merupakan salah satu alternatif lokasi pembangunan Pelabuhan Internasional sebagai pengembangan dari Pelabuhan Dwikora Pontianak yang dianggap paling layak berdasarkan studi kelayakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan tahun 2010. Metodologi perancangan ditempuh dengan mengumpulkan data melalui observasi dan dokumenter, proses analisis data dari berbagai aspek yaitu kondisi eksisting tapak, program ruang berdasarkan pelaku dan prosedur kegiatan, zonasi ruang secara makro dan mikro, bentuk kawasan dan bentuk bangunan yang mengangkat nilainilai kearifan lokal sebagai ciri khas kawasan.Konsep rancangan yang dihasilkan adalah pemisahan fasilitas utama dan penunjang berdasarkan pelayanan kapal domestik dan internasional dengan bentuk kawasan dari kombinasi type dermaga pier dan arah kedatangan kapal serta pemisahan sirkulasi kendaraan melalui konsep double circulation namun tetap memperhatikan jarak pencapaian ruang di dalam kawasan,dan menyediakanrest area bagi pekerja. Bentuk bangunan utama merupakanperpaduan fungsi kawasan dan penerapan nilai-nilai kearifan lokal yang dituang dalam desain bentuk atap dengan tujuan sebagaiciri khas. Kata kunci : Terminal Petikemas, Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
ABSTRACT Container Station at the Dwikora Port, Pontianak, is the main Station that has a role in incoming and outgoing goods distribution to and from Pontianak City, but due to several problems including narrowness of the buildup land, availability lack of worker facilities and occurrence frequent of cross circulation be loading and unloading interfere. Kijing Beach in Sungai Kunyit District is one of the alternative International Port locations as Port Dwikora development is considered based on feasibility study issued in 2010 by the Ministry of Transportation. Design methodology to collect data through observation and documentary, data analysis process from various aspects of existing condition, space program based on actors and activitiesprocedures, zoning macro and micro space, building shape and form area that raised the local wisdomvalues. Characteristic concept resulting design is the major facilities separation and supporting services based domestic and international ship with regional forms of dock pier type and arrival vessel direction combinationas well as vehicle circulation separation through the concept of double circulation but still consider achievement distance in the space area, and rest area for workers. Main building shape trought combination of area function and local wisdom values application that poured into roof shape design. Keywords : Container Station, Pantai Kijing International Port
1.
Pendahuluan
Kalimantan Barat merupakan salah satu pulau di Indonesia yang tingkat perekonomiannya didukung dari sektor kepelabuhan yang menjadi komponen penting dalam membuka jalur transportasi dan perdagangan ke daerah lain dalam jumlah yang besar. Menurut data dari PT. Pelabuhan Indonesia II Cab. Pontianak (2011), Kota Pontianak sebagai ibukota provinsi memiliki 1 Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 37
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura (satu) pelabuhan utama diantara 10 pelabuhan yang tersebar di seluruh Kalimantan Barat. Pelabuhan Dwikora Pontianak adalah pelabuhan utama di Provinsi Kalimantan Barat yang berfungsi mengangkut penumpang dan telah lama menjadi gerbang untuk keluar masuknya barang dari dan menuju ke Provinsi Kalimantan Barat, khususnya Pontianak dan hal ini menuntut akan kelengkapan pelayanan fasilitas pelabuhan yang memadai agar proses bongkar muat dan distribusi barang tidak terkendala. Lokasi Pelabuhan Dwikora yang terletak di muara Sungai Kapuas ternyata telah menimbulkan beberapa masalah yang dapat mengganggu alur pelayaran dari dan menuju ke pelabuhan.Hasil Studi Kelayakan yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan Ditjen. Perhubungan Laut tahun 2010 menemukan telah terjadi pendangkalan sedalam 1,5 - 3 meter pada dasar permukan air di muara sungai dan di beberapa titik lainnya dan harus dikeruk sebanyak 2 kali dalam 1 (satu) tahun yang mengakibatkan biaya operasional sangat tinggi dan keadaan ini menimbulkan resiko kapal kandas atau karam sangat mungkin terjadi. Kapal-kapal besar yang ingin bersandar ke pelabuhan terpaksa harus menunggu keadaan air pasang sehingga terjadi antrian kapal untuk menunggu giliran masuk, ditambah dengan keadaan kecilnya kapasitas dermaga dan semakin sempitnya lahan penumpukan petikemas yang menyebabkan ketidakteraturan pada pemisahan antara petikemas yang kosong, petikemas yang berisi dan petikemas yang akan dilakukan pemindahan moda transportasi. Penumpukan petikemas di Terminal Petikemas Pelabuhan Pontianak terlihat menjulang tinggi melebihi tinggi bangunan di sekitarnya, di khawatirkan akan mengancam keselamatan para pekerja di pelabuhan dan minimnya fasilitas umum atau rest area di dalam terminal memaksa para pekerja untuk mencari konsumsi atau area beristirahat diluar kawasan Terminal pada saat jam istirahat berlangsung, semua hal ini menjadi permasalahan besar bagi pihak pelabuhan Pontianak. Berdasarkan data PT. Pelindo II (2011), pergerakan jumlah penumpang, petikemas, kegiatan bongkar muat dan pergerakan arus barang di Pelabuhan Pontianak mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun tidak diikuti dengan pengembangan, perbaikan dan peningkatan fasilitas pelabuhan, menuntut pembangunan pelabuhan baru di lokasi strategis dengan skala fasilitas pelayanan yang lebih besar, yang dimaksudkan untuk mengimbangi pergerakan angka barang yang terus meningkat dan mempertimbangkan fakta menurut Mayona dan Salahudin (2012) bahwa wilayah perairan Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) yaitu Laut Cina Selatan yang melayani pelayaran dalam dan luar negeri. Berdasarkan data di atas, wilayah perairan Kalimantan Barat memiliki salah satu dari beberapa potensi dasar untuk pembangunan pelabuhan berskala internasional sebagai pengembangan dari Pelabuhan Dwikora Pontianak dan melalui keberadaan Pelabuhan Internasional ini nilai-nilai kearifan lokal daerah setempat dapat lebih terangkat di mata dunia melalui ciri khas desain atau bangunan yang terdapat di dalam kawasan pelabuhan ataupun terminal. Pantai Kijing di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak merupakan salah satu alternatif lokasi pembangunan Pelabuhan Internasional sebagai pengembangan dari Pelabuhan Dwikora Pontianak yang dianggap paling layak berdasarkan Studi Kelayakan tahun 2010 yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Lokasi ini dianggap paling layak dari 3 (tiga) alternatif lokasi dengan nilai tertinggi yaitu Pantai Kijing, Pantai Kura-kura, dan Pelabuhan Merabau dengan memperhatikan 10 aspek penilaian yaitu kedalaman pantai, arus dominan, pasang surut, gelombang, sedimentasi, alur pelayaran, aksesbilitas, ketersediaan lahan, kondisi lahan dan fasilitas pendukung. Sesuai dengan Konsep Zoning Kawasan di atas, fungsi dan peruntukan kawasan Terminal Petikemas terletak pada 3 (tiga) kawasan yang saling berhubungan yaitu Zona Kolam Pelabuhan, Zona Dermaga dan Zona Industri, Perdagangan dan Gudang. Zona ini terletak di Desa Bundung Laut dan wilayah perairan Pantai Kijing. Dilihat dari keadaan geografis dan administrasi Desa Bundung Laut memiliki beberapa potensi yang menjadikan kawasan ini layak sebagai Terminal Petikemas, yaitu sebagai berikut (Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat, 2012) : a) Lokasi berada pada jalur jalan raya Arteri Primer Potianak – Singkawang b) Berjarak 18 Km dari Kota Mempawah yang merupakan Ibukota Kabupaten Pontianak c) Areal Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR) darat cukup luas untuk dilakukan pengembangan d) Areal Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR) perairan cukup luas untuk olah gerak kapal. Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 38
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura e)
Memiliki kedalaman kolam pelabuhan >12 mdpl, telah memenuhi persyaratan Pelabuhan Internasional, memungkinkan kapal-kapal besar untuk bersandar f) Berjarak ±400 Mil dari jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) yang melayani jalur pelayaran dalam dan luar negeri. Dengan beberapa potensi yang telah disebutkan di atas, diharapkan mampu menjadikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang telah terjadi di Pelabuhan Dwikora Pontianak khususnya dalam sektor pelayanan petikemas. Di samping itu dengan keberadaan Terminal Petikemas ini akan membuka banyak lapangan pekerjaan bagi penduduk di sekitar dan menjadikan daerah tersebut lebih cepat berkembang dalam berbagai sektor mulai dari pembangunan, ekonomi, perdagangan, kependudukan dan lainnya. 2.
Kajian Literatur
Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 52 Tahun 1987 tentang Terminal Petikemas Pasal 1 menjelaskan bahwa Terminal Petikemas adalah tempat tertentu didaratan dengan batas-batas yang jelas, dilengkapi dengan prasarana dan sarana angkutan barang untuk tujuan ekspor dan impor dengan cara pengemasan khusus, sehingga dapat berfungsi sebagai pelabuhan dan di dalam pasal yang sama juga dijelaskan bahwa Petikemas (Cargo Container) adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan standar internasional (Internasional Standard Organization) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang. Lebih lanjut dijelaskan oleh Supriyono (2010) bahwa Terminal Petikemas merupakan pertemuan antara angkutan laut dan angkutan darat yang menganut sistem unitisasi (Unition of Cargo System), dan Petikemas (Container) sebagai wadah/gudang, alat angkut yang dilayani oleh Terminal/Pelabuhan Petikemas, fungsi inti dari Terminal Petikemas antara lain : a) Tempat pemuatan dan pembongkaran petikemas dari kapal-truk atau sebaliknya b) Pengepakan dan pembongkaran petikemas (CFS) c) Pengawasan dan penjagaan petikemas beserta muatannya d) Penerimaan armada kapal e) Pelayanan cargo handling Petikemas dan lapangan penumpukannya. Fasilitas Terminal Petikemas Menurut Triatmodjo (2009) fasilitas di terminal petikemas dapat berupa antara lain dermaga, apron, container yard, Container Freight Station (CFS), menara pengawas, bengkel pemeliharaan dan fasilitas lain seperti jalan masuk, gedung perkantoran, tempat parkir, dan lainnya. a) Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Bentuk dan dimensi dermaga tergantung pada jenis dan ukuran kapal yang bertambat pada dermaga tersebut. Dermaga dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tipe yaitu wharf, pier dan jetty. Struktur wharf dan pier pada umumnya berupa struktur tertutup atau terbuka, sementara jetty pada umumnya berupa struktur terbuka. Struktur tertutup bisa berupa dinding gravitas dan dinding turap, sedangkan struktur terbuka berupa dermaga yang didukung oleh tiang pancang. Dinding gravitas bisa berupa blok beton, kaison, sel turap baja atau dinding penahan tanah. b) Apron Apron terminal petikemas lebih lebar dibanding dengan apron untuk terminal lain, yang biasanya berukuran 20 m sampai 50 m. Pada apron ini ditempatkan peralatan bongkar muat petikemas seperti gantry crane, rel-rel kereta api dan jalan truk trailer, serta pengoperasian peralatan bongkar muat petikemas lainnya. Fasilitas-fasilitas tersebut memberikan beban yang sangat besar pada dermaga dan harus diperhitungkan dengan teliti di dalam perencanaan. c) Container Yard (CY/Lapangan penumpukan petikemas) Container Yard adalah lapangan untuk mengumpulkan, menyimpan dan menumpuk petikemas, di mana petikemas yang berisi muatan diserahkan ke penerima barang dan petikemas kosong diambil oleh pengirim barang. Pada terminal petikemas modern/besar container yard dibagi menjadi Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 39
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura beberapa bagian yaitu container yard untuk petikemas eksport, container yard untuk peti kema import, container yard untuk petikemas dengan pendingin (refrigerated container), dan container yard untuk petikemas kosong. d) Container Freight Station (CFS) Container freight station adalah gudang yang disediakan untuk barang-barang yang diangkut secara LCL.Di CFS pada pelabuhan pemuatan, barang-barang dari beberapa pengirim dimasukkan menjadi satu dalam petikemas.Di pelabuhan tujuan/pembongkaran, petikemas yang bermuatan LCL diangkut ke CFS dan kemudian muatan tersebut dikeluarkan dan ditimbun dalam gudang perusahaan pelayaran yang bersangkutan dan petikemasnya ditempatkan di container yarduntuk petikemas kosong (Empty container depot, ECD) untuk sewaktu-waktu digunakan lagi dalam kegiatan eksport. e) Menara Pengawas Menara pengawas digunakan untuk melakukan pengawasan di semua tempat dan mengatur serta mengarahkan semua kegiatan di terminal, seperti pengoperasian peralatan dan pemberitahuan arah penyimpanan dan penempatan petikemas. f) Bengkel Pemeliharaan Mekanisme kegiatan bongkar muat muatan di terminal petikemas menyebabkan dibutuhkannya perawatan dan reparasi peralatan yang digunakan dan juga untuk memperbaiki petikemas kososng yang akan digunakan lagi. Kegiatan tersebut dilakukan di bengkel perawatan.Sebelum petikemas kosong dimasukkan ke container yard untuk petikemas kososng, biasanya dilakukan pemeriksaan apakah ada kerusakan.Apabila ada kerusakan maka dilakukan perbaikan sehingga peti kema siap dipakai sewaktu-waktu.Bengkel pemeliharaan ini ditempatkan dekat dengan container yard untuk petikemas kosong. g) Fasilitas Lain Di dalam terminal petikemas diperlukan pula beberapa fasilitas umum lainnya seperti jalan masuk, bangunan perkantoran, tempat parkir, sumber tenaga listrik untuk petikemas khusus berpendingin, suplai bahan bakar, suplai air tawar, penerangan untuk pekerjaan pada malam hari dan keamanan, peralatan untuk membersihkan petikemas kosong dan peralatan bongkar muat, listrik dengan tegangan tinggi untuk mengoperasikan kran (Crane). Sistem Penanganan Petikemas di Container Yard Triatmodjo (2009) dalam Perencanaan Pelabuhan menjelaskan bahwa pemindahan petikemas dari kapal ke lapangan penumpukan peti kema atau container yard dan sebaliknya dari lapangan penumpukan ke kapal dilakukan dengan menggunakan berbagai peralatan.Tata letak perti kemas di lapangan penumpukan tergantung pada sistem penanganan petikemas yang digunakan.Selain itu, setiap alat memiliki ukuran yang berbeda sehingga memerlukan lebar jalur yang berbeda dalam beroperasi.Berdasarkan pada peralatan yang digunakan di container yard, sistem penanganan petikemas dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tipe berikut ini. a) Sistem Chasis Pada sistem ini peti kema ekspor diletakkan di atas Chasis dan ditempatkan di lapangan penumpukan (container yard). Petikemas dan chasis-nya ditarik oleh traktor menuju ke dermaga dan kemudian quai gantry crane mengangkat petikemas dari chasis dan memasukkannya ke dalam kapal. Selanjutnya quai gantry crane mengambil petikemas dari kapal dan menempatkannya di atas chasis yang masih berada di dermaga. Kemudian traktor membawanya kembali ke container yard. Sistem ini memungkinkan petikemas dapat diambil setiap saat karena petikemas tidak ditumpuk. Sistem chasis cocok untuk pengiriman door to door. Selain itu jumlah muatan yang rusak dapat dikurangi karena petikemas tidak sering diangkat. Tetapi sistem ini memiliki kekurangan yaitu diperlukan lapangan yang luas dan chasis dalam jumlah yang banyak. b) Sistem Fork Lift Truck Pada sistem ini petikemas dari lapangan penumpukan dimuat ke atas tractor-trailer dan dibawa ke dermaga, yang kemudian diangkat oleh quai gantry crane dari tractor-trailer dan dimasukkan ke dalam kapal.Selanjutnya quai gantry crane mengambil petikemas dari kapal dan menempatkannya di atas tractor-trailer yang masih berada di dermaga, dan membawanya ke container yard. Penanganan peti kema di container yard dapat dilakukan dengan menggunakan forklift truck, reach stacker Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 40
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura dan/atau side loader. Peralatan tersebut dapat menumpuk petikemas bermuatan penuh dengan ketinggian susun sampai 2 (dua) atau 3 (tiga) tumpukan.Petikemas kosong bisa disusun sampai 4 (empat) susun.Untuk dapat menahan beban petikemas dalam beberapa tumpukan, maka lapangan penumpukan perlu diperkeras untuk dapat menahan beban. Pada sistem ini terdapat gang cukup lebar untuk memungkinkan peralatan dapat bergerak dengan lancar. Lapangan penumpukan untuk petikemas ukuran 40 kaki diperlukan jalan dengan lebar 18 m, sedangkan untuk petikemas 20 kaki diperlukan jalan lebar 12 m. Penanganan petikemas dengan istem forklift dan reach stacker ini adalah yang paling ekonomis dan untuk terminal kecil. Forklift digunakan untuk terminal yang menangani sekitar 60.000-80.000 TEU’s per tahun, sedangkan reach stacker untuk penaganan petikemas pada terminal dengan kapasitas sekitar 200.000 TEU’s sampai 300.000 TEU’s. Biasanya 1 (satu) quai gantry crane dilayani oleh 3-5 tractor-trailer dan 2 (dua) reach stacker.Jumlah tractor-trailer tergantung pada jarak antara dermaga dan container yard dengan kapasitas penumpukan yang relatif rendah yaitu sekitar 500 TEU’s/Ha dengan penyusunan sekitar 4 (empat) tumpukan. c) Sistem Straddle Carrier Penanganan petikemas dengan sistem straddle carrier banyak digunakan pada lapangan penumpukan petikemas (container yard). Petikemas yang dibongkar dari kapal diletakkan di apron yang kemudian diangkut dengan menggunakan straddle carrier ke container yard untuk ditata dalam 2 (dua) atau 3 (tiga) tumpukan. Pada saat petikemas ekspor datang, petikemas tersebut diterima di container yard dan straddle carrier memindahkannya dari chasis-nya menuju ke tempat penyimpanan di atas tanah atau di atas petikemas lainnya jika penyimpanan dilakukan dalam tumpukan. Apabila petikemas akan dikapalkan, straddle carrier memindahkan petikemas pada chasis yang ditarik traktor dan membawanya ke dermaga untuk dinaikkan ke kapal oleh gantry crane. Apanila petikemas siap untuk dikirim ke penerima barangm straddle carrier menempatkannya pada truk trailer yang membawanya keluar pelabuhan. Kelebihan dari sistem straddle carrieri ini adalah dimungkinkan menyimpan petikemas dalam tumpukan sampai 3 (tiga) tumpukan sehingga dapat mengurangi luas lapangan penumpukan. Sedangkan kekurangannya adalah pada setiap pemindahan petikemas diperlukan kembali mengangkut petikemas ke truck trailer. Sistem straddle carrier digunakan pada terminal yang melayani petikemas sebanyak lebih dari 100.000 TEU’s per tahun. Biasanya 1 (satu) gantry crane dilayani oleh 3 (tiga) sampai 5 (lima) straddle carrier. Produktifitas straddle carrier adalah sekitar 10 gerakan (moves)/jam. d) Sistem Rubber Tyred Gantry Crane Pada sistem ini quai gantry crane menurunkan petikemas dari kapal dan dimuat di atas tractor trailer yang kemudian membawanya ke salah satu blok pada lapangan penumpukan petikemas. Selanjutnya rubber tyred gantry crane (RTGC) menyusun petikemas dalam 6 (enam) sampai 9 (sembilan) baris dan penumpukan sampai 5 (lima) atau 6 (enam) tingkat. Tidak diperlukan gang yang lebar, sehingga pemakaian lapangan dapat lebih efektif.Sistem ini digunakan pada terminal yang melayani lebih dari 200.000 TEU’s/tahun, 1 (satu) quai gantry crane dilayani oleh 2-3 trailer tractor dan 2 (dua) RTGC, yang tergantung pada jarak antara dermaga dan lapangan penumpukan. Kapasitas penumpukan tertingggi yaitu sekitar 800 TEU’s/Ha dengan penyusunan sekitar 4 (empat) tumpukan. Peralatan Penanganan Bongkar Muat Petikemas Menurut Triatmodjo (2009), proses penanganan petikemas dimulai sejak petikemas ada di dalam kapal sampai ke tempat penampungan petikemas (Container Yard) atau sampai keluar dari terminal. Proses penanganan petikemas di luar perairan dapat menggunakan lebih dari satu jenis alat penanganan. Alat-alat penanganan petikemas yaitu antara lain : a) Gantry Crane/ Quay Container Crane Gantry Crane/Quay Container Crane adalah jenis crane portal tinggi berkaki tegak yang mengangkat benda dengan hoist yang dipasang di sebuah troli hoist dan dapat bergerak secara hoizontal pada sepasang rel yang dipasang di bawah balok atau lantai kerja. Gantry crane digunakan untuk mengangkat dan memindahkan muatan berat dan banyak digunakan di pelabuhan untuk proses loading-unloadingcontainer.).Cara kerja Container Crane adalah pada saat crane tidak beroperasi, bagian portal yang menghadap laut diangkat agar tidak menghalangi manuver kapal Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 41
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura merapat ke Dermaga atau keluar dari Dermaga, jika hendak beroperasi, bagian tersebut diturunkan menjadi horizontal. b) Rubber Tyred Gantry Rubber Tyred Gantry merupakan alat pengatur tumpukan Petikemas yang juga dapat digunakan untuk memindahkan tempat tumpukan Petikemas dalam jurusan lurus ke arah depan dan ke belakang. Pelayanan yang dapat dikerjakan menggunakan alat ini antara lain adalah mengambil tumpukan paling bawah dengan cara terlebih dahulu memindahkan Petikemas yang menindihnya, memindahkan (shifting) Petikemas dari satu tumpukan ke tumpukan lainnya. c) Trailer Truck Trailer Truck disebut juga truk kontainer adalah kendaraan pengangkut petikemas terdiri dari kendaraan penarik (Tractor Head) dan kereta tempelan dimana petikemas ditempatkan. Petikemas yang dapat diangkut dengan truk petikemas adalah petikemas 20 kaki dengan konfigurasi sumbu trailer/kereta tempelan 1-2.2-2.2 dengan total 5 sumbu dan petikemas 40 kaki dengan konfigurasi sumbu 1-2.2-3.2 dengan total 6 sumbu. d) Straddle carrier Straddle Carrieradalah sebuah alat berat yang digunakan untuk memindahkan Petikemas ke tempat lain, berbentuk portal, untuk mengambil Petikemas dari tumpukannya guna dipindahkan ke tempat lain, straddle carrier melangkahi Petikemas (diantara keempat kakinya) dan setelah Petikemas dapat digantung pada spreader yang terpasang pada straddle carrier tersebut dan dihibob pada ketinggian yang cukup, selanjutnya straddle carrier berjalan menuju lokasi yang ditentukan. Triatmodjo (2009) dalam Perencanaan Pelabuhan menjelaskan bahwa Straddle carrier dapat menyusun petikemas maksimal hingga 4 (empat) tumpukan dengan kecepatan maksimal 30 Km/jam. e) Side Loader Side Loader adalah salah satu jenis alat angkut yang prinsip kerjanya menurunkan dan menaikan beban (petikemas) dari dan ke atas trailer atau chasis di mana untuk keperluan tersebut trailer atau chasis dibawa ke samping loader. Kegiatan memuat dan membongkar Petikemas menggunakan Side Loader memakan waktu agak lama karena sebelum mengangkat Petikemas, kaki penopang side loader (jack) harus dipasang dahulu supaya loader tidak terguling ketika mengangkat Petikemas. Beban maksimum (gross) yang dapat diangkut oleh side loader ± 10 ton. f) Top Loader / Container Forklift Truck garpu angkat yang khusus digunakan untuk mengangkat Petikemas ini (bukan mengangkat muatan dalam rangka stuffing) bentuknya tidak berbeda dari Forklift Truck lainnya tetapi daya angkatnya jauh lebih besar, lebih dari 20 ton dengan jangkauan lebih tinggi supaya dapat mengambil Petikemas dari (atau meletakkan pada) susunan 3 (tiga) atau 4 (empat) tier bahkan sampai 5 (lima) tier. Penggunaan forklift Petikemas cukup fleksibel karena dapat bergerak bebas ke mana saja sehingga dapat digunakan untuk memuat Petikemas ke atas trailer, menyediakan Petikemas untuk diangkat oleh Gantry, memadat Petikemas pada ruang yang sempit di Container Yard dan lainnya. g) Forklift Reach Stacker Forklift Reach Stacker merupakan peralatan kombinasi antara Forklift dengan Mobile Crane yang dilengkapi dengan Spreader (pengangkat petikemas), system pengangkat adalah gabungan dari 2 (dua) batang rail vertical sebagai penuntun disebut mast atau garpu. Forklift menggunakan mesin 4tak serta mampu mengangkat petikemas dengan beban makasimal 45 ton dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang fleksibel (lengan dapat memendek dan memanjang), maksimal tinggi pengangkatan 15 meter. Jenis-jenis Petikemas Secara definisi Kramadibrata (2002) menjelaskan bahwa Petikemas dapat diartikan menurut kata Peti dan Kemas, Peti adalah suatu kotak berbentuk geometrik yang terbuat dari bahan-bahan alam (kayu, besi, baja dan lainnya). Kemas merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pengepakan atau kemasan, jadi dapat disimpulkan Petikemas (Container) adalah suatu kotak besar berbentuk empat persegi panjang, terbuat dari bahan campuran baja dan tembaga atau bahan lainnya (aluminium, kayu/fiber glass) yang tahan terhadap cuaca. Digunakan untuk tempat pengangkutan Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 42
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura dan penyimpanan sejumlah barang yang dapat melindungi serta mengurangi terjadinya kehilangan dan kerusakan barang serta dapat dipisahkan dari sarana pengangkutnya dengan mudah tanpa harus mengeluarkan isinya.Petikemas dibuat kokoh dan dilengkapi dengan pintu yang dikunci dari luar.Semua bagian Petikemas termasuk pintunya tidak dapat dilepas atau dibuka dari luar. Adapun ukuran-ukuran Petikemas ditunjukan dalam Tabel 11 Tabel 1 : Ukuran Petikemas berdasarkan International Standard Organization (ISO)
Dimensi Luar Dimensi Dalam Pintu Volume Maximum Berat
Panjang Lebar Tinggi Panjang Lebar Tinggi Lebar Tinggi Gross Mass Kosong
20' Container British Metrik 20'0" 6.096 m
40' Container British Metrik 40'0" 12.192 m
45'High - Cube British Metrik 45'0" 13.716 m
8'0" 8'6" 18'10" 7'8" 7'9" 7'8" 7'5" 1.169 ft3 66.139 lb 4.850 lb
8'0" 8'6" 39'5" 7'8" 7'9" 7'8" 7'5" 2.385 ft3 66.139 lb 8.380 lb
8'0" 9'6" 44'4" 7'8" 8'9" 7'8" 8'5" 3.040 ft3 66.139 lb 55.559 lb
2.438 m 2.591 m 5.758 m 2.352 m 2.385 m 2.343 m 2.280 m 33.1 m3 30.400 Kg 2.200 Kg
2.438 m 2.591 m 12.032 m 2.352 m 2.385 m 2.343 m 2.280 m 67.5 m3 30.400 Kg 26.600Kg
2.438 m 2.896 m 13.556 m 2.352 m 2.698 m 2.343 m 2.585 m 86.1m3 30.400 Kg 25.600 Kg
Sumber :(en.wikipedis.org/wiki/containerization, 2008)
Untuk jenis-jenis General Cargo Container ditunjukan pada Tabel 22. Tabel 2 : Jenis-jenis General Cargo Container No.
Jenis Peti Kemas
Keterangan
DimensiDimensi Luar Luar (mm) Dimensi (mm) Luar No. Jenis Peti Kemas Keterangan Dimensi Luar General Purpose 1. General Digunakan untuk P=6.058 p 6.058 Purpose Digunakan untuk No. Jenis Peti Kemas Keterangan (mm) Dimensi (mm)Luar No. Jenis Peti Kemas Keterangan Container20' mengangkut muatan umum (mm) 1. General Purpose Digunakan untuk l p2.438 6.058 Container 20' mengangkut muatan L=2.438 Dimensi 1.No. General Purpose Digunakan Keterangan untuk p 6.058 Luar Jenis Peti Kemasmemiliki Dimensi yang pintu pada umum Container20' mengangkut muatan (mm)Luar 1.No. General Purpose Digunakan untuk 2.438 6.058 Jenisyang Peti Kemas Keterangan Container20' mengangkut muatan umumt llp2.591 umum memiliki T=2.591 2.438 (mm) yangsisinya. memiliki pintu pada salah satu mengangkut umum tl p2.591 1.Container20' General Purposeyang Digunakan untuk memilikimuatan pintu pada 2.438 6.058 General Purpose p 12.192 t salah satu sisinya. General Purpose pintu pada salahyang satu P=12.192 1. General Purpose Digunakan untuk p2.591 memiliki pintu pada 6.058 Container20' mengangkut muatan umum p satu sisinya. t l 12.192 General Purpose salah 2.591 2.438 Container40' General Purpose salah l p2.438 Container20' mengangkut muatan umum satu sisinya. l 12.192 2.438 yang memiliki pintu pada Container 40' sisinya L=2.438 Container40' General Purpose t l 2.438 2.591 p 12.192 Container40' yang memiliki pintu padat l2.591 2.438 salah satu sisinya. t 2.591 Container40' General Purpose salah satuT=2.591 tl p2.591 2.438 sisinya. 12.192 t 2.591 2. Open SideGeneral Bagian samping dapat Purpose p 6.058 p 12.192 Container40' 2. Open Side Bagian samping dapat t l 6.058 2.591 p 2.438 Open Side samping P=6.058 2.Bagian Open Side Bagian dapat Container40' Container20' dibukadapat untuksamping memasukkan p2.438 6.058 l 2.438 l Container20' dibuka samping untuk memasukkan 2. Container20' Open Side Bagian dapat lp t 2.438 6.058 2.591 dibuka untuk memasukkan danmemamengeluarkan barang l 2.438 Container 20' dibuka untuk L=2.438 t 2.591 dan mengeluarkan barang dibuka untuk memasukkan 2.Container20' Open Sideyang karena Bagian samping dapat t tl2.591 dan mengeluarkan barang 2.438 2.591 p2.591 6.058 ukuran/beratnya t yang karena ukuran/beratnya 2. Open Side Bagian samping dapat dan mengeluarkan barang p 12.192 p 6.058 sukan dan T=2.591 Open Side Container20' dibuka untuk memasukkan yang karena ukuran/beratnya Open Side mengelut l 12.192 2.591 2.438 p untuk lebih mudah untuk Open Side lebih mudah Container20' dibuka untuk memasukkan p 12.192 yang karena ukuran/beratnya l 2.438 dan mengeluarkan barang lebih mudah untuk Container 20' Container 20' Open Side 20' 2.438 Open Side arkan barang yang 12.192 t 2.438 2.591 2.438 dimasukkan atauP=12.192 dikeluarkan dimasukkan atau dikeluarkan Container dan mengeluarkan barangl llp lebih mudah untuk yang karena ukuran/beratnya dimasukkan atau dikeluarkan t 2.591 Container 20' Open ukuran/beratSide dari samping dari samping 2.438 2.591 yang karena ukuran/beratnya t ttl2.591 p2.591 12.192 dimasukkan atau dikeluarkan Container 40' Karena L=2.438 lebih mudah untuk dari samping Open Side p 12.192 Container lebih mudah untuk samping Open Top 20' dari Bagian atas dapat dibuka t6.058 2.591 l 6.058 2.438 6.058 Top atas dapat dibuka dimasukkan atau dikeluarkan 3. Open3.3. p pp Open Top Bagian atas T=2.591 dapat dibuka Container 20' Bagian nya l 2.438 dimasukkan atau dikeluarkan Container 20' untuk memasukkan dan Open Bagian atas dapat dari memasukkan samping Container 20'Top 20' untuk untuk memasukkan dandibuka 3. Container 6.058 t 2.438 2.591 lp2.438 dan l l 2.438 dari samping t 2.591 mengeluarkan barang yang Open Top Container Bagian dapat P=6.058 untuk memasukkan dan mengeluarkan barang yang Openatas Top20' Bagian atas dapat dibuka mengeluarkan barang yang 2.438 3.Container p2.591 6.058 tl2.591 t 2.591 t karena ukuran/beratnya lebih Top 20' karena Bagian atas dapat dibuka mengeluarkan barang yang 3. Open 6.058 Container untuk memasukkan dan ukuran/beratnya lebih t p karena ukuran/beratnya lebih 20' dibuka untuk memasL=2.438 Open Top 2.591 2.438 p l 12.192 12.192 mudah untuk dimasukkan Container 20' mudah untuk memasukkan dan Open Top karena ukuran/beratnya lebih p Open Top p 12.192 mengeluarkan barang yang l 2.438 untuk dimasukkan mudah untuk dimasukkan Container 40' Open 12.192 2.591 atau dikeluarkan dari atas atas mengeluarkan barang yang lp t 2.438 2.438 ukan &Top mengeluarkan T=2.591 Container 40' mudah untuk dimasukkan Container 40' karena ukuran/beratnya lebih atau dikeluarkan dari l t 2.591 atau dikeluarkan dari atas l 2.438 Container menggunakan crane karena ukuran/beratnya Open Top40' atau dikeluarkan dari atas lebihtl p2.591 2.438 12.192 mudah untuk dimasukkan menggunakan crane Open Top Container barang yang karena P=12.192 t p2.591 Open Top menggunakan crane 12.192 mudah untuk dimasukkan Container 40' menggunakan crane atau dikeluarkan dari atast t2.591 l 2.591 2.438 Container 40' atau dikeluarkan dari atas 40' ukuran/beratnya L=2.438 l 2.438 menggunakan crane t 2.591 menggunakan crane t 2.591 T=2.591 No. Jenis Peti Kemas
1.
2.
3.
Keterangan
Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
Sumber : (www.evergreen-marine.com/tei1/jsp/TEI1_containers.jsp, 2014)
Untuk jenis-jenis Thermal Container yang dilengkapi dengan pengatur temperatur suhu ditunjukan pada Tabel 3 2.
1 2
en.wikipedis.org/wiki/containerization.Containerization.Diakses 15-03-2014 www.evergreen-marine.com/tei1/jsp/TEI1_containers.jsp.Container Specifications.Diakses 15-03-2014
Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 43
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura Tabel 3 : Jenis-jenis Thermal Container No. 1.
Jenis Peti Kemas
Keterangan
Insulated Container 20'
Jenis container yang bagian dalamnya diberi isolasi agar udara dingin didalam container tidak merembes keluar Kontainer yang dilengkapi dengan mesin pendingin untuk mendinginkan muatan yang ada di dalam kontainer Kontainer yang dilengkapi dengan mesin pemanas agar udara yang ada di dalam container dapat diatur
Insolated Container 40' 2.
Refrigerated Container 20' Refrigerated Container 40'
3.
Heated Container 20' Heated Container 40'
Dimensi Luar (mm) P=6.058 L=2.438 T=2.591 P=12.192 L=2.438 T=2.591 P=6.058 L=2.438 T=2.591 P=12.192 L=2.438 T=2.591 P=6.058 L=2.438 T=2.591 P=12.192 L=2.438 T=2.591
Gambar
Sumber :(www.evergreen-marine.com/tei1/jsp/TEI1_containers.jsp, 2014)
Untuk jenis-jenis Platform Container yang biasa digunakan untuk mengangkut alat-alat dengan bobot yang sangat berat harus memiliki konstruksi bidang bawah yang kuat ditunjukan pada Tabel 42. Tabel 4 : Jenis-jenis Platform Container No. 1.
2.
Jenis Peti Kemas Flat Rack Container With Collapsible end 20’ Flat Rack Container With Collapsible end 40’ Platform Container 20'
Keterangan Kontainer yang terdiri dari lantai dasar dengan dinding pada masing-masing ujungnya yang dapat dibuka & dilipat Kontainer yang terdiri Dari lantai dasar saja
Platform Container 40' 3.
Flat Rack Container With 4 Freestanding Posts 20’ Flat Rack Container With 4 Freestanding Posts 40’
Kontainer yang terdiri Dari lantai dasar & 4 Tiang disetiap sudut Tanpa memiliki dinding
Dimensi Luar (mm) P=6.058 L=2.438 T=2.591 P=12.192 L=2.438 T=2.591 P=6.058 L=2.438 T=335 P=12.192 L=2.438 T=610 P=6.058 L=2.438 T=2.591 P=12.192 L=2.438 T=2.591
Gambar
Sumber :(www.evergreen-marine.com/tei1/jsp/TEI1_containers.jsp, 2014)
Untuk jenis-jenis petikemas lainnya seperti Tank Container, Dry Bulk Container dan Special Container ditunjukan pada Tabel 52.
2
www.evergreen-marine.com/tei1/jsp/TEI1_containers.jsp.Container Specifications.Diakses 15-03-2014
Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 44
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura Tabel 5 : Jenis-jenis Petikemas lainnya. No.
Jenis Peti Kemas
1.
Tank Container 20’
2.
Dry Bulk Container 20’
Dry Bulk Container 40’
3.
Special Container
Keterangan Jenis petikemas yang ditempatkan ke dalam kerangka container untuk mengangkut muatan berupa cairan Petikemas yang digunakan khusus untuk nengangkut muatan nurah yang dimasuknan dari lubang bagian atas kontainer Petikemas yang diranCang khusus untuk Mengangkut muatan Tertentu, ex.ternak Dengan menggunakan Cattle Container
Dimensi Luar (mm) P=6.058 L=2.438 T=2.591
Gambar
P=6.058 L=2.438 T=335 P=12.192 L=2.438 T=610 P=12.192 L=2.438 T=2.591
Lokasi Perancangan Lokasi perancangan Terminal Petikemas berada di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak sesuai dengan Studi Kelayakan tahun 2010 yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan telah disahkan dengan SK. Bupati Pontianak No.70 Tahun 2012 tentang Penetapan Lokasi Pelabuhan Utama (Pelabuhan Internasional) Di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak (BAPPEDA Kabupaten Pontianak, 2013) seperti yang terdapat dalam RTR Kawasan Pelabuhan Utama Sungai Kunyit pada Gambar 1 (Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat, 2012).
Rencana Lokasi
Sumber : (Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat, 2012)
Gambar 1 : Zoning Kawasan Pelabuhan Utama Pantai Kijing, Kec. Sungai Kunyit, Kab. Pontianak
Lebih rinci lokasi perancangan mengacu pada Gambar 2 (Penulis, 2014) dipilih melalui analisis posisi tapak yang dilakukan berdasarkan pada beberapa faktor berikut : a) Kedekatan site dengan akses jalan raya b) Kedekatan site dengan akses ke wilayah dermaga Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 45
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura c) d)
Lokasi untuk rencana pengembangan kawasan Kedekatan site dengan zona kawasan dan peruntukan lahan lainnya
Desa Sungai Bundung Laut
Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 2 : Lokasi Terminal Petikemas
Dari hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan lokasi tapak berada pada Lokasi I yaitu Desa Bundung Laut sesuai pada gambar berdasarkan analisis kedekatan akses jalan raya, kedekatan akses dermaga dan kedekatan dengan Zona kawasan lainnya. 3.
Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan merumuskan konsep perancangan terminal petikemas yang diklasifikasikan berdasarkan konsep fungsi, konsep internal dan konsep eksternal.
Konsep Fungsi
Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing Kec.Sungai Kunyit Kab.Pontianak ditetapkan pada zona kawasan dengan fungsi industri perdagangan dan gudang sesuai dengan keputusan Dinas Pekerjaan Umum Prov. Kalimantan Barat, adapun fungsi dari terminal peti kemas itu sendiri menurut Supriyono (2010) merupakan pertemuan antara angkutan laut dan angkutan darat yang menganut sistem unitisasi (Unition of Cargo System), dan Peti Kemas (Container) sebagai wadah/gudang, alat angkut yang dilayani oleh Terminal/Pelabuhan Peti Kemas, fungsi utama dari Terminal Peti Kemas antara adalah sebagai Transfer Area dengan jenis kegiatan sebagai berikut : a) Tempat pemuatan dan pembongkaran petikemas dari kapal-truk atau sebaliknya b) Pengepakan dan pembongkaran Peti Kemas (CFS) c) Pengawasan dan penjagaan Peti Kemas beserta muatannya d) Penerimaan armada kapal e) Pelayanan cargo handling Peti Kemas dan lapangan penumpukannya.
Konsep Internal
Konsep internal berkaitan dengan pelaku kegiatan, aktifitas, kebutuhan dan organisasi ruang. Adapun pelaku kegiatan yang terlibat dalam segala aktifitas fungsi kegiatan Terminal Petikemas dibagi menjadi 2 (dua) yaitu pengelola dan pengguna jasa, adapun pengelola yaitu badan perusahaan yang mengelola terminal petikemas. Dalam hal ini yang menjadi pengelola sesuai dengan lokasi terminal petikemas yang berada pada wilayah operasi Prov. Kalimantan Barat, maka berada di bawah
Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 46
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura tanggung jawab PT. Pelindo II. Adapun secara umum pelaku yang terlibat dalam fungsi pengelola mengacu pada struktur organisasi PT.BJTI3 adalah sebagi berikut :
a) Dir. Utama Terminal Petikemas (TPK) n) Asman. Perlengkapan Kesehatan & b) Dir. Operasi & Teknik Keselamatan Kerja (K3) c) Dir. Keuangan, SDM & Umum o) Asman. Pengembangan Usaha d) Manajer Operasi p) Manajer Penyedia Jasa Tenaga Kerja e) Asman. Forwarding q) Asman. Penyedaan Jasa Tenaga Kerja f) Asman. Operasi Kapal r) Asman. Administrasi Tenaga Kerja g) Asman. Operasi Lapangan s) Manajer Keuangan h) Manajer Teknik t) Asman. Treasury i) Asman. Infrastruktur u) Asman. Teknologi Informasi j) Asman. Peralatan v) Asman. Akuntansi k) Asman. Operasi Alat w) Manajer SDM & Umum l) Manajer Komersil x) Asman. Sumber Daya Manusia (SDM) m) Asman. Mutu y) Asman. Umum Pengguna jasa yaitu orang atau badan perusahaan yang menggunakan fasilitas di dalam terminal petikemas. Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 21 Tahun 2007 pengguna jasa terminal petikemas dibedakan menjadi beberapa jenis sebagi berikut : a) Perusahaan Angkutan Laut (Shipping Company), adalah perusahaan berbadan hukum Indonesia yang melakukan kegiatan angkutan laut di dalam wilayah perairan Indonesia dan atau dari dan ke pelabuhan di luar negeri. b) Perusahaan Jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) adalah perusahaan berbadan hukum Indonesia yang khusus didirikan untuk mengurus dokumen dan melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan penerimaan dan penyerahaan muatan yang diangkut melalui laut. Dalam hal ini kendaraan transportasi secara umum disiapkan oleh pengirim atau penerima barang, jenis angkutan yang digunakan adalah Truck Trailer. c) Perusahaan Bongkar Muat (PBM), Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah Badan Hukum Indonesia yang khusus didirikan untuk menyelenggarakan dan mengusahakan kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal. d) Owner adalah orang atau badan hukum yang mempunyai kuasa atas barang yang diterima/dikirim melalui laut dengan menggunakan kapal. Total besaran ruang untuk masing-masing bangunan di dalam kawasan Terminal Petikemas ini ditunjukan dalam Tabel 6 (Penulis, 2014). Tabel 6 : Besaran ruang untuk tiap fungsi bangunan
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nama Bangunan Kantor Terminal Petikemas In Gate Out Gate Gudang CFS Bengkel Perbaikan Fasilitas Umum Power House Pos Jaga
Jumlah 1 1 1 12 10 9 1 1
Kebutuhan Ruang 1080,792 m2 105,1 m2 105,1 m2 2068.8 m2 841 m2 605,7 m2 178,3 m2 14,55 m2
Total 1080,792m2 105,1 m2 105,1 m2 24.825,6 m2 8.410 m2 5451,3 m2 178,3 m2 14,55 m2
Sumber :(Penulis, 2014)
3
www.bjti.co.id/images/struktur_organisasi_bjti_.pdf.Diakses 15-03-2014
Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 47
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura Terdapat 2 (dua) organisasi ruang yang dihasilkan dari analisis ruang yaitu organisasi ruang secara makro (kawasan) dan organisasi ruang secara mikro (kantor Terminal Petikemas) seperti yang tertera pada Gambar 3 (Penulis, 2014)
Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 3 : Organisasi Ruang MakroTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
Untuk diagram alur kebutuhan ruang secara makro yang diperoleh dari analisis prosedur kegiatan pelayanan petikemas eskspor dan impor yang mengacu pada PT.Pelindo III Terminal Petikemas Semarang4 dapat dilihat pada Gambar 4 (penulis, 2014).
A
B
Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 4 : (A) Diagram alur prosedur receiving/ekspor, (B) Diagram alur prosedur delivery impor Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
Selanjutnya, untuk organisasi ruang pada bangunan utama yaitu Kantor Terminal Petikemas merujuk pada Gambar 5 (penulis, 2014) 4
www.tpks.co.id/about_us/sispro#read.Diakses 15-03-2014
Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 48
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
Man. Teknik Asman. Infrastruktur Asman. Peralatan
Asman. Op. Alat Km/Wc
Asman. K3
Asman. Mutu
Asman. Forwarding
Man. Komersil Asman. Pengembangan Usaha
Km/Wc Man. Operasi
Asman. Pelayanan Kapal
Asman. Op. Kapal
Asman. Op. Lapangan
Dir. Utama TPK Sekretaris
Rg. Tunggu
Divisi Operasi & Teknik
Rg. CCTV Pos Keamanan Parkir Pegawai General Gate
Enterance Parkir Umum
Loket Informasi
Unit Koperasi Pegawai
Mushola/ Masjid
Rg. Rapat
Dir. Operasi Dir. Keuangan, SDM & Umum & Teknik Rg. Tunggu
Lobby Bank ATM Center Food Area
Km/Wc Gudang
Divisi Keuangan, SDM & Umum
Rg. Tunggu
Asman. Penyediaan T.K
Asman. Treasury
Asman. Teknologi Informasi
Man. Penyediaan Jasa T.K
Man. Keuangan
Asman. Administrasi T.K
Asman. Akuntansi Km/Wc Asman. SDM Man. SDM & Umum Asman. Umum
Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 5 : Organisasi Ruang Mikro Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
Konsep Eksternal Konsep eksternal berkaitan dengan konsep gubahan bentuk kawasan dan bangunan, konsep perletakan, konsep sirkulasi dan konsep vegetasi. Konsep gubahan untuk menentukan bentuk kawasan berdasarkan pada analisis type dermaga yang sesuai. Menurut Triadmojo (2009), Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaikturunkan penumpang. Terdapat 3 (tiga) jenis tipe dermaga, dan masing-masing tipe memiliki kelemahan dan kelebihan yaitu dermaga tipe wharf, jetty dan pier. Dari ketiga tipe dermaga tersebut ditentukan tipe dermaga yang memiliki nilai lebih adalah tipe Pier. Kemudian mengkombinasikan antara tipe dermaga terpilih dengan sasaran pelayanan kapal maka diperolehlah bentuk kawasan TPK seperti pada Gambar 6 (Penulis, 2014).
Arah Kedatangan Kapal Internasional
Arah Kedatangan Kapal Domestik Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 6 : Gubahan Bentuk KawasanTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 49
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura Bentuk bangunan kantor pengelola merupakan kombinasi dari bentuk kawasan dengan bentuk dari ciri khas bangunan Rumah Adat Suku Dayak yang diterapkan pada bentuk atap kantor pengelola dan beberapa bangunan lainnya yang merujuk pada Gambar 7 (Penulis, 2014). Kantor Terminal Petikemas
In Gate & Out Gate Pos Jaga
Fasilitas Umum Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 7 : Gubahan bentuk atap pada bangunanTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
Tiap fungsi bangunan diletakkan berdasarkan dari alur prosedur yang menuntut untuk kedekatan jarak bangunan sehingga pergerakan petikemas lebih efisien dan tidak memakan waktu yang lama,beberapa fungsi tersebut seperti fungsi dermaga dan lapangan penumpukan yang diletak berdekatan, kemudian fungsi penunjang seperti bengkel perbaikan, stasiun pengisian bahan bakar, area parkir truk internal, menara air dan power house diletakkan secara berdekatan pula. Untuk fungsi Kantor Terminal Petikemas diletakkan pada posisi yang memungkinkan untuk dapat mengawasi keseluruhan area Terminal yaitu di tengah kawasan yang merujuk pada Gambar 8 (Penulis, 2014).
Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 8 : Zoning dan Perletakan Ruang Makro Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 50
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura Konsep sirkulasi menerapkan konsep double circulation untuk memaksimalkan efisiensi pergerakan kendaraan truk trailer maka ruang gerak truk trailler akan dibatasi dan sebagian diganti dengan penggunaan Straddle Carrier pada wilayah dermaga seperti pada Gambar 9 (Penulis, 2014)
Sirkulasi khusus Straddle Carrier pada area dermaga
Sirkulasi RTG pada Lap. Penumpukan
Sirkulasi khusus untuk Truk Trailer
Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 9 : Pembagian SirkulasiTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
Kemudian penerapan konsep sirkulasi dilihat secara keseluruhan pada lokasi perancangan ditunjukan pada Gambar 10 (Penulis, 2014).
Out Gate
Jalur Khusus Truk Trailer
Double Circulation In Gate Jalur Khusus Straddle Carrier
Sumber : Penulis (2014)
Gambar 10 : SirkulasiTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
Terdapat beberapa kriteria vegetasi tertentu yang dapat berfungsi sebagai peredam kebisingan, temperatur suhu yang tinggi serta polusi yang terdapat di kawasan Terminal Petikemas, beberapa jenis vegetasi tersebut antara lain Kiara payung, Tanjung, Angsana, Bambu, Palem dan Akasia. Adapun konsep vegetasi pada Kawasan Terminal Petikemas seperti yang tertera pada Gambar 11 (Penulis, 2014).
Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 51
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
Sisi kawasan yang mendapat paparan sinar matahari sore di tanami pohon tanjung sebagai peredam panas
Bangunan yang mengarah langsung ke arah barat tanpa terlindungai bangunan lainnya memerlukan vegetasi pengarah angin
Palem dan perdu digunakan sebagai pengarah jalan menuju ke Kantor Terminal Petikemas Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 11 : Konsep VegetasiTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
Hasil Perancangan Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing Berdasarkan dari beberapa hasil analisis maka rancangan kawasan Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing ditunjukan pada Gambar 12 (Penulis, 2014). 246.0
T
R
T
T
R
T
T
R
T
I
S S
R R
Q
O2
S P
Q
H
S
T T T
R
S
R R
S
R
Q
S
O2
Q
P
O1
G1
G2
F
F
G1
P
G2
O1
D
D C
N1
N1
N1
C
C
N2
D
N1
N1
N1
N1
N1
N1
N1
C
C
C
N1
N1
N1
N1
N1
D
D
N1
N1
F
N1
N1
N1
N1
N1
C
C B
B
C
C
N1
N1
N1
N1
N1
N1
N1
N1
N1
L
A
K
K
K
L
A
L
K
M
C B E1
L
A
O2 G2 G1 D E2 F
K K
U M
ah paw em
M
L M
K
K
L
E1 K
E2
E1 E2
K
Singkaw ang
L K
N2 N1
N1
540.00
N1
N1
E1 A
72.65
E
N2
N1
C
O1
D
C
640.00 540.00
N1
N1
1397.50
D D
O1 D
438.00
P
D E
F
± 0.00
40.00
I
40.00
40.00
P
J
640.00
40.00 46.00
J H
S R T
S
R
T
O2 Q
± 0.00
S S S
Q
O1
C B
S S S
R
T
T
O2
Permukaan Laut - 2.00 HWS
S
R
T T T
T
R
Q
R
R R
72.65
± 0.00
± 0.00
Jalur Straddle Carrier
R R
S
R
T T T
R
Q
S S
R
T
T T T
R
S S
R R
Jalur Straddle Carrier
± 0.00
438.00
Jalur Container Crane
982.00 S
T
Q
R R
T T
T
T
R
S S S
S
T
T
O2
R
S
S
R
T
T
R
S
J
S
S
O2
T
T
S
R
F
T
S S S
R
T
T
R
R R
T
T
F
S
R
T T
438.00
T
R R
R
T
T
S S S S
± 0.00
R
R
S
Q
R
T
S S S
S
T
T
R
R
R R
T
T T T T
O2 S
P
T
R
S
S
S
Q
R R
T T
O2
S S S
± 0.00
S
R
R R
T T
T
R R
S S
R R
Jalur Straddle Carrier
R
S
T
T T
Q
R
T T
Jalur Container Crane
R
S
S
O2
F
Permukaan Laut - 2.00 HWS
± 0.00
R
S
Jalur Straddle Carrier
T
1092.00 72.65
T
S
438.00
S
± 0.00
± 0.00
Jalur Straddle Carrier
Jalur Container Crane
268.00
S
R
404.00
R
F
R
± 0.00
± 0.00
R
T
P S
Jalur Container Crane
Jalur Straddle Carrier
T
T
O2
Q
P
G2 G1 D E2 F
T
S
± 0.00
S
R
R
Jalur Container Crane
R
R
T
72.65
S
R
T
T
72.65
R
R
T
T
268.00
R
S
T
T
46.00
S
S
T
± 0.00
R
± 0.00
R
S
S
Jalur Container Crane
R
S
± 0.00
± 0.00
R
S
R R
S S S
O2
T
T
R
S S
S
Q S
R
T
T
T T T
R
S
P
O2
Q
T
S
O2
N2
T
S
S R T
T
Jalur Straddle Carrier
R
± 0.00
R
S
± 0.00
R
S
Jalur Container Crane
R
S
Jalur Straddle Carrier
Jalur Container Crane
72.65
O2
T
S
404.00 982.00
R
O2
P
R R
Q
R R R R
S
R
T T
F
O2 S S S S S
Q
Q
Jalur Straddle Carrier
O2
Q
191.87
± 0.00
± 0.00
191.87
Jalur Straddle Carrier
Jalur Container Crane
± 0.00
Jalur Straddle Carrier
Jalur Container Crane
72.65
40.00 30.00
233.60
O2
234.00
R
T
664.20 20.00 20.00
233.60
S S S
Jalur Container Crane
T
30.00 40.00
± 0.00
R R R
46.0 26.0
Q
O2 T T T
± 0.00
Q
Jalur Straddle Carrier
40.0 30.0
Jalur Container Crane
709.0 20.0 20.0
246.0
72.65
30.0 40.0
A = IN GATE B = OUT GATE C = GUDANG CFS (CONTAINER FREIGHT STATION ) D = BENGKEL PERBAIKAN E = AREA PEMERIKSAAN F = FASILITAS UMUM G1 = POWER HOUSE G 2= MENARA AIR H = KANTOR TERMINA PETI KEMAS I = MASJID J = FASILITAS OLAHRAGA K = AREA STRIPPING / STUFING L = AREA PARKIR TRUK M = IN GATE TRUK N1 = LAP. PETI KEMAS KOSONG / RUSAK N2 = AREA PARKIR REACH STACKER O1 = AREA PARKIR TRUK TRAILER INTERNAL 02 = AREA PARKIR STRADLE CARRIER P = SPB (STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR) R = LAP. PENUMPUKAN PETI KEMAS S = AREA DROP PETI KEMAS (Stradle Carrier) T = AREA DROP PET KEMAS (Truk Trailler)
L K
M
Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 12 : SiteplanTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 52
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura Siteplan terbagi menjadi 2 (dua) area yaitu pelayanan untuk kapal domestik (dermaga kiri) dan pelayanan untuk kapal internasional (dermaga kanan). Pembagian tersebut bertujuan agar lebih mudah dalam pengawasan. Setiap area pelayanan akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang tersendiri. Kemudian untuk gubahan bentuk denah bangunan Kantor Terminal Petikemas merupakan perpaduan antara fungsi kawasan dan nilai-nilai kearifan lokal yang terletak pada bentuk atap, pada bagian tengah bangunan terdapat menara kontrol yang berfungsi untuk pengawasan seperti yang terlihat pada Gambar 13 (Penulis, 2014). 16.00 4.00
6.00
6.00 B
Km/Wc Km/Wc - 0.05 - 0.05
Gudang ± 0.00
6.00
Km/Wc Km/Wc - 0.05 - 0.05
6.00
Gudang ± 0.00
Asman. Treasury & Teknologi Informasi ± 0.00
4.00 16.00
16.00 4.00
Rg. Man. Keuangan ± 0.00 Rg. Staff Bank ± 0.00
A
A Cs4
Cs2
Cs5
Cs3
Cs6
4.00
4.00
Cs1
4.0 0
0 4.0
Asman. Admin & Penyediaan T.K ± 0.00 Rg. Man. T.K ± 0.00
Rg. Brankas ± 0.00
Rg. Tunggu ± 0.00
4.0 0
16.00
16.00
0 4.0
Kasir ± 0.00
ATM Center ± 0.00
Rg. Arsip Kehadiran ± 0.00
0 4.0
4.0 0
Unit Koperasi ± 0.00
Dapur
Nai k
Kasir
0 4.0
4.0 0
Loket Informasi
B Rg. Tunggu ± 0.00
Rg. CCTV ± 0.00
Kantin
Pos Keamanan ± 0.00
5.0 0
Tampak Depan
Tampak Belakang
Skala
Skala
1:200
1:200
0 5.0
Enterance ± 0.00
13.00 5.00
0 5.0 13.00 3.0 0
0 3.0
1.50
4.00
1.50
Denah Lt. Dasar Kantor Terminal Peti Kemas B
16.00 4.00
Skala
1:200
1.80 6.00
1.0 0
Rg. MEE + 13.00
1.0 0
Pantry + 9.00
6.00 16.00
16.00 6.00
6.00
1.80
1.80
6.00 B
1.80
6.00
3.0 0
0 3.0
Tm. Samping Kiri
4.00
4.00
2.50
Skala
1:200
1.0 0
0 2.0
1.0 0
Rg. Monitor
Automatic Stacking Crane
0 1.0
3.0 0
+ 5.00
2.50
0 3.0 3.0 0
Rg. Kontrol Panel + 17.00
1.0 0
4.0 0
0 4.0
Rg. Monitor + 5.00
1.80
1.80
Rg. Pengawasan + 17.00
Rg. DVR / Receiver + 5.00
Automatic Stacking Crane
1.80
4.0 18.00 0
18.00 4.00
1.80
0 4.0
4.0 0
0 4.0
4.0 0
A
Rg. DVR / Receiver + 5.00
2.0 0
3.0 0
0 3.0
2.50
A
0 3.0
3.0 0
2.50
0 3.0
0 5.0 5.0 0
0 5.0 16.00
0 3.0
5.0 0 3.0 0
16.00
Denah Lantai 1 Skala
1:200
2.50
B
Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 13 : Kantor Terminal PetikemasTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
Seluruh bangunan di dalam terminal petikemas ini memiliki kesamaan desain dari warna dan bentukan atap. Warna yang digunakan merupakan penerapan warna dari logo PT. Pelindo yaitu orange, biru dan putih sedangkan untuk bentukan atap merupakan perpaduan dari nilai-nilai kearifan lokal budaya setempat, adapaun pengaplikasiannya merujuk pada Gambar 14 dan Gambar 15 (Penulis, 2014)
B
A
C
Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 14 : Perspektif (A) Kantor Terminal Petikemas, (B) Pos Jaga, (C) In Gate & Out Gate Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 53
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
D
E
F
Sumber : (Penulis, 2014)
Gambar 15 : Perspektif (D) Fasilitas Umum, (E) Gudang CFS, (F) Bengkel PerbaikanTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
4.
Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari perancangan Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak ini adalah sebagai berikut : Terminal Petikemas dapat diartikan sebagai wilayah atau tempat tertentu di daratan dengan batas-batas yang jelas dan merupakan tempat pertemuan antara angkutan laut dan angkutan darat yang menganut sistem unitisasi (Unition of Cargo System), serta dilengkapi dengan prasarana dan sarana angkutan barang untuk tujuan ekspor dan impor dengan cara pengemasan khusus, sehingga dapat berfungsi sebagai pelabuhan. Kawasan Terminal Petikemas ini berlokasi di Desa Bundung Laut, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak sesuai dengan Studi Kelayakan tahun 2010 yang telah dikeluarkan oleh Kementrian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan telah disahkan dengan SK. Bupati Pontianak No.70 Tahun 2012 tentang Penetapan Lokasi Pelabuhan Utama (Pelabuhan Internasional) Di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak. Perancangan Terminal Petikemas terdiri dari beberapa masa bangunan yaitu, Kantor Terminal Petikemas, Gudang CFS, Bengkel Perbaikan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar, Fasilitas Umum, In Gate & Out Gate serta Pos Jaga, sedangkan untuk fungsi area pada kawasan terdiri dari Area Dermaga, Container Yard, Area Parkir Straddle Carrier, Area Parkir Truk Trailer, Area Stuffing/ Stripping dan Area Pemeriksaan. Seluruh bangunan didesain dengan 1 (satu) ciri khas yang serupa yaitu pada bentukan atap yang merupakan penerapan dari nilai-nilai kearifan lokal pada Rumah Adat Suku Dayak Kalimantan Barat. Tujuannya adalah untuk lebih mengangkat nilai adat dan budaya Kalimantan Barat di mata Internasional. Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 54
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
Ruang gerak untuk Truk Trailer terbatas hanya di Container Yard, dan di Area Dermaga pergerakan Truk Trailer digantikan dengan kendaraan Sraddle Carrier yang jauh lebih fleksibel dan memerlukan sedikit ruang gerak dengan tujuan agar dapat menekan tingkat efisiensi pelayanan petikemas serta dapat mengurangi tingkat polusi udara yang dihasilkan oleh Truk Trailer.
Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada almarhum Ayah dan Ibu tercinta, Bapak Tri Wibowo Caesariadi, ST.,MT dan Bapak Hamdil Khaliesh, S.T.,M.T selaku dosen pembimbing utama dan dosen pembimbing kedua yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga terwujudnya penyelesaian penulisan jurnal ini. Juga untuk rekan-rekan yang terlibat saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Referensi BAPPEDA Kabupaten Pontianak. 2013. Laporan Akhir Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak Tahun 2013. BAPPEDA Kabupaten Pontianak. Mempawah Pemerintah Kabupaten Pontianak. 2012. Keputusan Bupati Pontianak Nomor 70 Tahun 2012 tentang Penetapan Lokasi Pelabuhan Utama (Pelabuhan Internasional) di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak. Pemerintah Kabupaten Pontianak. Mempawah Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. 2012. Rencana Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Utama Sungai Kunyit. PT.Komla Consulting Enginers. Pontianak Kramadibrata, Soedjono. 2002. Perencanaan Pelabuhan.Institut Teknik Bandung. Bandung Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. 2010. Studi Kelayakan (FS) Lokasi Kawasan Pelabuhan Internasional Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Jakarta Mayona, E. L; Salahudin. 2012. Investigasi Tingkat Pelayanan Pelabuhan Pontianak. Institut Teknologi Nasional. Malang Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok. 2011. Peraturan Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok No. UK.112/2/10/OP.TPK.11 tentang Tata Cara Pelayanan Kapal dan Bongkar Muat Barang Di Pelabuhan Tanjung Priok. Kep. Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok. Jakarta PT. (Persero) Pelindo II Cab. Pontianak. 2011. Pergerakan Barang di Pelabuhan Pontianak. PT. (Persero) Pelindo II Cab. Pontianak. Pontianak Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 21 Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal, Barang dan Penumpang Pada Pelabuhan Laut yang Diselenggarakan Oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Pelabuhan. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Jakarta Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 1987. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 52 Tahun 1987 tentang Terminal Petikemas. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Jakarta Supriyono. 2010. Analisis Kinerja Terminal Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Universitas Diponegoro. Semarang Triatmodjo, Bambang. 2009. Perencanaan Pelabuhan. Beta Offset. Yogyakarta
Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015
Hal 55