Terima Kasih Tim GigiGeligi.Com ingin mengucapkan terima kasih kepada para sponsor atas kontribusi dan dukungannya dalam pembuatan media GigiGeligi.Com versi majalah. Kami percaya Majalah GigiGeligi adalah majalah kedokteran gigi terbaik di komunitasnya. Majalah GigiGeligi akan selalu menyajikan informasi terbaru kedokteran gigi dan Teknologi terbaik yang di dukung oleh para sponsor terbaik.
Sponsor Platinum
Sponsor Emas
Sponsor Perak Voco
Halo GigiGeligi
H
alo para anggota komunitas kedokteran gigi Indonesia. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, majalah GigiGeligi edisi yang kedua kembali hadir ke hadapan Anda semua. Setelah majalah GigiGeligi edisi pertama telah sukses disebarkan ke seluruh Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia, kami terus berusaha meningkatkan kualitas informasi yang akan kami sajikan. Pada edisi kedua ini, kami memperbanyak jumlah eksemplar agar dapat menjangkau lebih banyak dokter gigi yang sudah berada di luar fakultas. Kami berharap para pembaca dapat menikmati sekaligus memberikan masukan baik itu kritik maupun saran, sehingga GigiGeligi dapat terus berkembang menjadi majalah yang lebih baik. Kritik dan saran dapat dikirimkan ke customer.care@gigigeligi. com
Selamat menikmati!
Tim GigiGeligi.com Marketing : 0856.123.0072 | 0815.1645.202
04
www.GigiGeligi.com
E-mail :
[email protected]
Website : www.GigiGeligi.Com
Kilas Halaman Oktober 2013, Edisi 2
Selalu Hadir 07
12
Pojok PDGI Tata Cara Pembuatan STR
09 Teknologi
Canary System
12
BAHAS TOPIK
Resin Komposit
19
Tanya Jawab Implant Untuk Pemula
27
20 Jalan-jalan
Nuansa Damai di Kawah Putih
22
Tips & Trik
Direct Labial Veneering
25
Senggang Santai Cafe Batavia
26
Dibalik Kata
07
Caries
27
Artikel Kita Penatalaksanaan Soket Pasca Pen cabutan
Oleh : drg Thian-Sioe Oei
20
Advertorial 11
15
Vista Cam Digital Imaging Product Guide
Bio Gaia Key Treatments
Juliette Reeves reports on EuroPerio
in Vienna
26
TATA CARA PEMBUATAN STR
H
alo para lulusan dokter gigi baru. Sekarang waktunya memulai ‘hidup baru’ sebagai seorang dokter gigi yang mengabdikan profesinya bagi masyarakat. Tapi sebelumnya jangan lupa meregistrasikan diri Anda dalam daftar dokter gigi di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan registrasi di KKI, salah satunya adalah telah memiliki Sertifikat Kompetensi, yaitu sertifikat yang diberikan setelah seorang dokter gigi dinyatakan lulus Uji Kompetensi Dokter Gigi Indonesia (UKDGI) yang diselenggarakan oleh Kolegium Dokter Gigi Indonesia (KDGI). Bagaimana caranya untuk mengikuti ujian ini? Untuk mengikuti UKDGI, calon peserta dapat mendaftar secara online di www.kdgi-online. org. Kemudian secepatnya datang ke Panitia Lokal UKDGI terdekat sebelum masa pendaftaran ditutup dengan membawa:
• Fotokopi ijazah dokter gigi yang dilegalisir atau Surat Keterangan Lulus asli. • Khusus bagi yang mendaftar bukan di FKG/PSKG tempatnya menempuh pendidikan wajib memperlihatkan ijazah asli • Bukti Sumpah (bisa menyusul). • Pas foto berwarna latar belakang merah, 3 X 4 sebanyak 3 buah dan 4 X 6 sebanyak 2 buah. • Biaya UKDGI sebesar Rp.1.000.000,00.
Berikut ini adalah daftar Panitia Lokal UKDGI: 1. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Sumatera Utara 2. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Baiturrahmah 3. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Indonesia 4. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Trisakti 5. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) 6. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Padjadjaran 7. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Gadjah Mada 8. Panitia Lokal UKDGI PSKG Universitas Muhamaddiyah Yogyakarta 9. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Airlangga 10. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Hang Tuah 11. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Jember 12. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Mahasaraswati 13. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Hasanuddin 14. Panitia Lokal UKDGI FKG Universitas Sriwijaya
Setelah mendapatkan Sertifikat Kompetensi, Anda dapat memulai proses registrasi di KKI dan permohonan Surat Tanda Registrasi (STR). Persyaratan yang perlu dipenuhi dalam melakukan permohonan Surat Tanda Registrasi adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Mengisi dan menandatangani Form 1a dan Form 1b. Fotocopy ijazah yang dilegalisir asli oleh Dekan FKG atau Wakil Dekan I FKG. Fotocopy Sertifikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh KDGI dan dilegalisir asli. Pas foto terbaru dan berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 4 lembar dan ukuran 2x3 cm sebanyak 2 lembar. 5. Surat keterangan fisik dan mental yang dibuat oleh dokter yang memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) dengan mencantumkan nomor SIP dokter pemeriksa. 6. Surat pernyataan bahwa telah mengucapkan sumpah atau janji dokter gigi atau fotocopy surat bukti sumpah dokter gigi. 7. Bukti asli pembayaran biaya registrasi STR ditransfer ke KKI di nomor rekening 93.20.5556 BNI cabang Melawai Raya Kebayoran Baru Jakarta Selatan sebesar Rp. 300.000,00 sesuai Surat Edaran Nomor TU.02.03/4/KKI/V/1518/2013 tentang jenis dan tarif atas jenis PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yang berlaku pada Kementerian Kesehatan
Selanjutnya Surat Tanda Registrasi dapat digunakan sebagai salah satu persyaratan pembuatan SIP dan
pendaftaran Pegawai Tidak Tetap (PTT) Pusat. Selamat datang warga baru Konsil Kedokteran Indonesia! Diharapkan bagi dokter gigi / dokter gigi spesialis untuk memperpanjang Surat Tanda Registrasi (STR) setidaknya 6 bulan sebelum masa berlaku STR habis. Formulir untuk pembuatan STR dapat diunduh dari website GigiGeligi.Com : http://www.gigigeligi.com/dental-article/dental-news/item/1332-informasi-proses-pengurusan-registrasi-ulang-str.html Contact Person Sekretariat Pengurus Besar PDGI Jl. Utan Kayu Raya No.46 Jakarta Timur 13120 Tlp: 021 8590 - 6355 Fax: 021 8590 - 6332 Sumber : Dokumen PB-PDGI
The Canary System Detect, Diagnose, & Monitor
P
erkembangan dunia kedokteran gigi saat ini sudah sangat maju dan sangat mempermudah pekerjaan dokter gigi. Salah satu penemuan yang sangat berguna dalam proses pendiagnosaan saat ini adalah Canary System. Sistem ini telah dikembangkan sejak 12 tahun yang lalu oleh penemunya. Canary System adalah sebuah sistem pendeteksi karies yang menggunakan laser yang dapat mendeteksi karies sampai dengan kedalaman mencapai 5 mm dari permukaan gigi, baik itu di permukaan halus gigi ataupun dari permukaan tambalan yang dideteksi dari adanya perubahan struktur prismatik gigi. Alat ini telah diuji dan dapat mendeteksi karies sampai 5 mm di bawah permukaan email, karies di permukaan oklusal atau pit dan fissure, karies di permukaan halus, lesi akibat erosi asam, karies akar, lesi karies di area interproksimal, karies di bawah fissure sealant, deteksi karies sekunder di sekeliling tepi tambalan, karies di bawah permukaan tambalan resin komposit, dan juga dapat mendeteksi demineralisasi dan remineralisasi dari lesi
karies awal sampai dengan 50 mikron. Canary sytem ini telah disertifikasi oleh organisasi kedokteran gigi Canada dan Amerika, dan telah diuji coba pada tahun 2009 dan 2010 dengan 50 sampel pasien. Alat ini sekarang baru dipasarkan hanya di Amerika dan Canada. Dengan adanya penemuan hebat semacam ini, dunia kedokteran gigi diharapkan dapat terus berkembang demi kebaikan pasien dan praktisi, supaya dapat menciptakan proses diagnosa yang lebih tepat dan penentuan rencana perawatan yang terbaik bagi pasien. Quantum Dental Technologies
Bahas Topik Resin Komposit
Secara klinis, penggunaan material restorasi estetik, meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan estetik oleh pasien, dan menurunnya popularitas amalgam sebagai material restorasi, yang ternyata kemudian ditemukan bahwa adanya potensi toksik dari kandungan merkuri di dalamnya. Composite Resin atau dalam bahasa Indonesia disebut Resin Komposit, adalah campuran fisik dari metal, keramik, dan/atau polimer. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan keunggulan dari masing masing bagiannya. Ionomer Kaca dan Resin Komposit membentuk suatu rangkaian kesatuan sebagai direct restorative Flowable Composite material. Ionomer kaca terdiri dari basic glasses dan ko-polimer yang bersifat asam dan mengeras melalui reaksi asam/basa. Pada dasarnya, resin komposit terdiri dari ceramic yang diisi oleh polimer dan mengeras melalui polimerisasi. Keuntungan dari ionomer kaca adalah ikatan kimianya dengan struktur gigi melalui mekanisme pertukaran ion, melepaskan fluoride dan bioaktivitas yang tinggi. Kualitas resin komposit meliputi estetik yang baik dan sifat fisik yang mudah diterima, tetapi membutuhkan teknik penumpatan yang rumit. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dental composite adalah suatu campuran, yang komponennya terdiri dari partikel kaca silikat dengan suatu monomer
2
Resin Komposit akrilik yang mengalami polimerisasi selama aplikasinya. Dalam usaha untuk menggabungkan sifat-sifat yang baik dari ionomer kaca dan resin komposit, maka terbentuklah beberapa material hibrid, yaitu : resin-modified glass ionomers merupakan material hibrid yang menggunakan reaksi asam / basa sebagai bagian penting dari proses pengerasannya, sama seperti bioaktivitas dan adhesi pertukaran ion pada ionomer kaca. Compomers
Filler pada kompomer adalah ionomer kaca dan beberapa asam poliakrilik terdehidrasi yang dimasukkan ke dalam matriks resin.
Giomers Merupakan kategori terbaru dari material hibrid, yaitu material yang berdasarkan penggabungan teknologi ionomer kaca yang belum bereaksi. Pabrik yang membuatnya, menyatakan giomer mampu melepaskan dan memasukkan fluoride, biokompatibel, secara klinis terbukti stabil, estetik yang baik, dan permukaan yang halus. KOMPOSISI Komponen utama dari resin komposit adalah : 1. Bahan Organik (resin) : oligomer aromatik (bis-phenol A) dan dimetakrilat (glycidyl metakrilat), disingkat Bis-GMA. Bis-GMA ini sangat kental, meningkkatkan kekakuan pada rantai polimerisasi, mengalami
penyusutan setelah polimerisasi dan menyerap air. Secara umum, ditambahkan pencair akrilat, tri-ethylene glycol dimetakrilat (TEGDMA), untuk mengurangi kekentalan. TEGDMA sedikit meningkatkan penyusutan akibat penyinaran (curing). 2. Bahan Inorganik (filler): biasanya kaca yang mengandung aluminium, barium, strontium, zinc, zirconium, atau kuarsa dengan ukuran yang berikisar antara 0.1-10 μm. Alternatif filler dapat berupa silika dengan ukuran partikel bervariasi antara 0.04 - 0.2 μm. Filler bersifat keras, kuat, tetapi rapuh (brittle). Filler mengurangi penyusutan ketika penyinaran dan menurunkan suhu ekspansi. Barium glasses digunakan untuk radioopasitas. Resin komposit untuk gigi posterior memiliki filler lebih dari 60% volume. sedangkan untuk gigi anterior kurang dari 60%. Semakin kecil ukuran partikel filler, maka semakin baik dan mudah dipoles. 3. Bahan Interfasial (coupling agent) : berfungsi sebagai pengikat filler ke matriks dan
berfungsi sebagai penyerap tekanan, dan memungkinkan tekanan pada resin disebarkan diantara partikel-partikel filler melalui matriks yang lebih lemah. 4. Bahan lainnya : akselerator dan inisiator. Secara kimiawi, resin komposit cured mengandung benzoyl peroxide sebagai inisiator, dikombinasi dengan tertiary aromatic amine accelerator untuk menghasilkan radikal bebas pada polimerisasi. Resin komposit yang light activated, mengandung camphorquinone dan tertiary amine sebagai fotoinisiator, pigmen, dan penyerap UV. Pigmen ditambahkan untuk menghasilkan berbagai macam shades dan penyerap UV menstabilkan kemungkinan perubahan warna. Setting Reactions Setting Reactions resin komposit terjadi karena pembentukan rantai polimer. Reaksi dapat diperoleh dengan cara : 1. 2 pasta (basis dan katalis sistem): reaksi antara tertiary amine dan peroxide, digantikan oleh light curing, kadang-kadang digunakan untuk material core.
Setting time yang dibutuhkan biasanya berkisar antara 3-6 menit dari pertama kali dicampurkan. 2. Visible light cure : mengunakan reaksi cahaya dengan 1,2-diketone (contoh, camphorquinone) dan tertiary amine yang luas digunakan. Sangat baik menggunakan cahaya pada panjang gelombang 470nm. Resin Komposit yang menggunakan light cure untuk polimerisasinya, biasanya membutuhkan waktu untuk mengeras, sekitar 3- 40 detik, bergantung pada tipe dan intensitas cahayanya, bayangan, dan ketebalan materialnya. Intensitas cahaya yang disarankan adalah 400mW/cm2. Penggunaan intensitas cahaya yang lebih tinggi akan mengurangi waktu curing dan meningkatkan polimerisasi, tetapi akan meningkatkan pula penyusutan dan microleakage. Selain itu, disarankan pula untuk penempatan resin komposit ke dalam kavitas, sebaiknya tidak lebih dari 2 mm (secara inkremental) supaya resin komposit dapat mengeras dengan merata, karena daya tembus cahayanya hanya 3-4 mm saja. KLASIFIKASI Sistem klasifikasi resin komposit sering kali berdasarkan ukuran partikel dan ukuran distribusi serta persentase filler yang terdapat di dalam resin. Berikut klasifikasi yang
diperkenalkan oleh Lutz dan Phillips pada tahun 1983 (lihat tabel di atas). Beberapa tahun terakhir, diperkenalkan kategori material yang baru, yang dikaitkan dengan kandungan fillernya.
Packable Composite
Kategori tersebut adalah : Flowables Flowables dikembangkan untuk meningkatkan karakter handling. Ukuran partikel filler berkisar antara 0.04 – 1 μm dan terdapat pengurangan jumlah filler menjadi 44-54%, sehingga mengurangi viskositas materialnya dan lebih mudah mengalir pada daerah yang sulit diakses. Sifat-sifatnya : Sifat mekanis yang kurang dibandingkan komposit tradisional. Sebagai lapisan intermediate, diantara lapisan adhesive dan resin diatasnya untuk mengurangi tekanan kontraksi dan meningkatkan seal restorasi.
Packables / Condensables Dahulu, komposit jenis ini diperkenalkan sebagai bahan restorasi untuk gigi posterior dengan kekuatan menyerupai amalgam. Kandungan fillernya antara 48-65% dan ukuran partikel fillernya berkisar antara 0,7-20 μm. Partikel fillernya meliputi partikel agglomerate yang digabungkan, fibrosa atau partikel filler yang telah diimprovisasi. Kandungan ini diakui memiliki sifat fisik dan mekanik yang lebih baik, sehingga dapat digunakan pada pemakaian dengan beban yang cukup berat. Secara klinis, material ini tidak terlalu lengket, tetapi lebih kental, sehingga lebih mudah menghasilkan kontak proksimal. Keuntungan lainnya meliputi kemudahan penempatan di kavitas dan mengurangi penyusutan ketika polimerisasi.
• • • • •
Mudah menyusut Microleakage Tahan terhadap kerusakan akibat pemakaian Material light cured memiliki kedalaman yang terbatas untuk disinari Penumpatan membutuhkan waktu dua kali lipat lebih lama daripada amalgam
KONTRA-INDIKASI Pada pasien dengan riwayat bruxism dan pemakaian yang berlebihan (excessive wear).
Indirect Composites Indikasi : Kavitas kelas I dan II, composite veneers dengan hybrid resin. Penggunaan komposit ini membutuhkan dual-cured luting cement. Inlay dikeraskan dengan cahaya (photocure) lalu dioven menggunakan hydropneumatic heat polymerization (1200C, 6 bar pressure, selama 6 menit). Keuntungannya adalah Estetiknya baik. Sedangkan, kerugiannya adalah :
SIFAT-SIFAT RESIN KOMPOSIT • • • • • • • •
Penyusutan selama polimerisasi cukup tinggi. Mudah menyerap air. Koefisien thermal ekspansinya mirip dengan struktur gigi. Resistensi terhadap fraktur tinggi. Resistensi pemakaian tinggi. Radiopacity. Kekuatan ikatan (bond strength) tinggi pada enamel dan dentin. Resin Komposit dengan volume filler yang lebih banyak, memiliki sifat mekanikal yang baik. • Warnanya cocok dengan struktur gigi. • Mudah dalam manipulasi. • Mudah dalam finishing dan polishing. INDIKASI Direct Composites • • •
Microfine : kavitas kelas III dan V, kavitas kelas I yang kecil Hybrid : kavitas kelas IV dan kelas I yang lebih besar, kavitas kelas II, dan core build up. Flowable : memperbaiki defek marginal, liner, sebagai lapisan inkremental awal pada bagian bawah box approximal (meningkatkan adaptasi), sebagai restorasi yang tidak berkaitan dengan tekanan tinggi, contohnya restorasi di servikal.
Keuntungannya adalah sifat mekanikal yang baik. Sedangkan, kerugiannya adalah :
• • • • •
Microleakage Membutuhkan 2 kali kunjungan Tidak terlalu kuat pada pasien dengan masalah beban oklusi yang tinggi Lebih mahal Terdapat kebocoran di sekitar inlay karena perbedaan pemakaian luting cement yang lebih lembut.
Referensi : • Graham J. Mount, W.R. Hume. Preservation and Restoration of Tooth Structure 2nd Edition. Queensland : Knowledge Books and Software. 2005 • Ivor G. Chestnutt, John Gibson. Clinical Dentistry 3rd edition. Philadelphia : Churchill livingstone. 2007 • Anusavice. Philip’s Science and Dental Materials, 11th edition. USA : Elsevier Science. 2003. • Robert G. Craig. Restorative Dental Materials 11th edition. Missouri :
Key Treatments
Juliette Reeves reports on EuroPerio in Vienna
T
he key to treating periodontal disease successfully lies in promoting the resolution of chronic inflammation. This arrests the progression of the disease and prevents further tissue destruction. This is also true in the treatment and prevention of the peri-implant diseases. Both these areas received much attention and discussion at the 7th conference of the European Federation of Periodontology in Vienna with new information and up to the minute research being presented.
Probiotics The role of probiotics in oral health was high on the agenda with a presentation from Prof Teughels from Belgium who presented the clinical and microbiological efficacy of Lactobacillus reuteri as an adjunct to periodontal therapy. Probiotics have been extensively studied for their health-promoting effects. The main field of research has always been the gastrointestinal tract and the positive therapeutic effects have been well established over the last 100 years. Due to fact that they can compete with other pathogenic bacteria in the colonisation of plaque biofim, probiotic prevention of oral diseases such as dental caries and periodontal disease has been under investigation. Prof Teughels was able to show the results of a recent double blind placebo controlled trial using the probiotic L. reuteri prodentis. He was able to show that the combination of probiotics and
SRP was also significantly better than SRP alone in reducing both probing depths and attachment levels. Prof Teughels suggested that restoring the mouth with beneficial bacteria via the use of probiotics, provides active competition with bacterial pathogens and may be of considerable interest in the treatment and long-term success of plaque related oral diseases.
Probiotic prevention of oral diseases such as dental caries and periodontal disease has been under investigation. Essential fats One of the first sessions to open the scientific program was a presentation from Prof Thomas van Dyke discussing new research relative to the resolution of chronic infammation. The resolution of chronic infammation has always been considered as a passive natural progression in the healing process that helps infammation to simply dissipate or ‘burn out’ with time. More recently however, research has shown that the resolution of chronic infammation is an active process triggered by a
group of essential fatty acids in the cell membrane. This new family of fatty acids, named resolvins, trigger pathways that enable infamed tissues return to normal. These newly discovered mediators are produced from essential omega-3 fatty acids in the diet. Prof van Dyke explained that further research in this area is underway. He also suggested that, as a profession we are in a key position to advise our patients about the value of including essential fatty acids in the diet relevant to chronic infammation and periodontal disease.
Peri-implant diseases One of the key sessions regarding current understandings of peri- implant diseases took place on the Friday afternoon program with presentations from Prof Mariano Sanz and Prof Stefan Renvert. They each looked at risk factors and treatments associated with peri- implant diseases. Prof Mariano Sanz highlighted the many factors that affect the long term success of an implant. These included implant design, surgical technique, loading and occlusion. The main risk factors identified in
ous from probing depths alone. The key to implant success is infection control, removal of biofilm and/ or calculus from the implant surface and disinfection of the surrounding tissues. When probing and using hand instruments it is important to bear in mind the lack of fibrous attachment surrounding the implant structure itself, as the fibre arrangement in the tissues do not engage with the implant surface but are simply in close contact. He showed therefore, that it is important to adopt a mechanical technique that strikes the correct balance between the removal of microbial accretions with minimal disturbance of the tissues.
Conclusion
implant survival rates included: immunity, healing rate and adverse medical history, genetic factors, previous history of periodontal disease, smoking, nutrition, oral hygiene, patient compliance and implant maintenance techniques. He explained that the risks for the implant tissues lie in the fact that there is less resistance to bacterial colonisation. This is due to the lack of protection afforded by the periodontal ligament and crevicular fuid. The peri-implant environment therefore is more conducive to destruction of the tissues with less resistance to microbial challenge. The presence of plaque and bleeding on probing increases the risk of peri-implant diseases by 30 per cent and poor access for plaque control around the supra structure also decreases the odds of survival.
Prof Sanz concluded his presentation by summarising the basis of prevention, namely control of risk factors both local and systemic, effective maintenance and regular monitoring of the implant and surrounding tissues. Prof Renvert from Sweden, pointed out the importance of early diagnosis and treatment of infection around implants. Infection control and the avoidance of re-infection is a necessary part of therapy if it is going to be successful. He highlighted the differences between periodontitis and peri-implantitis and defined peri-mucositis as having clinical signs of infammation, bleeding on probing and/or exudate, however the supporting bone remains intact. Conversely peri-implantitis involves bone loss, which is not always obvi-
It is clear that in the treatment and prevention of periodontal disease and the peri-implant diseases specific management techniques and protocols are important. Understanding and identifying the signs and symptoms of peri-implant infection combined with early intervention and treatment can maximise the long-term success of implant placement and function. In addition the importance of underlying Infection control and the avoidance of re-infection is a necessary part of therapy if it is going to be successful factors such as nutrition in the management of chronic infammation is also becoming more significant.
Tanya Jawab Pertanyaan diberikan oleh drg. Jason:
Kasus implan seperti apa yang cocok dikerjakan oleh dokter gigi pemula?
Halo dokter Jason, Saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang Anda ajukan. Sebelum memulai melakukan perawatan implan gigi pada pasien, seorang dokter gigi wajib untuk menjalani suatu proses pembelajaran dan pelatihan yang membekalinya dengan pengetahuan dan keahlian dasar di bidang implantologi gigi. Setelah seorang dokter gigi memiliki bekal ilmu dan ketrampilan dasar bidang implantologi gigi, saya menyarankan untuk memulai dengan kasus-kasus yang sederhana terlebih dahulu.
memilih kasus dimana ketebalan dan tinggi tulang yang tersedia cukup untuk menutupi permukaan implan yang akan dipasang. Tersedianya mukosa tidak bergerak di sekeliling restorasi implan juga penting bagi kelangsungan jangka panjang perawatan. Mukosa tidak bergerak yang berada 3600 di sekeliling restorasi implan memungkinkan terciptanya epithelial seal yang memudahkan pemeliharaan kebersihan dan kesehatan jaringan di sekitar restorasi implan. Setelah gigi terlepas dari soket, terjadi proses resorbsi tulang rahang dan pengurangan luas mukosa tidak bergerak dalam derajat yang berbeda-beda. Penting bagi dokter gigi pemula untuk memilih kasus yang masih menyediakan lingkungan ideal (tidak membutuhkan prosedur manipulasi jaringan lunak dan keras). Yang ketiga, sebaiknya dokter gigi pemula tidak melakukan pemasangan implan segera setelah pencabutan gigi (immediate implant placement after extraction). Dua faktor yang menyulitkan (dan meningkatkan resiko kegagalan) pada prosedur pemasangan implan pada soket di tulang adalah: 1. faktor infeksi peninggalan dari gigi yang telah dicabut, dan 2. faktor primary stability dari implan yang lebih sulit dicapai
Beberapa kriteria kasus yang dapat digolongkan sebagai “sederhana” untuk pemasangan implan gigi adalah sebagai berikut : Yang pertama, kasus kehilangan gigi posterior (bukan zona estetik). Mencapai keberhasilan perawatan di area posterior relatif lebih mudah daripada di area anterior. Di area anterior (zona estetik), restorasi berbasis implan selain harus berfungsi baik, juga dituntut untuk menampilkan estetika yang optimal. Untuk mencapai estetika yang optimal Demikian jawaban singkat dari saya, semoga bisa tersebut tentunya lebih banyak faktor dan tuntutan yang membantu memperjelas hal-hal yang sebelumnya harus diperhatikan dan dipenuhi, sehingga kasus-kasus di belum jelas ya … regio anterior tidaklah dianjurkan bagi dokter gigi yang baru akan memulai perawatan dengan implan gigi pada pasiennya. Rekan Sejawat, Yang kedua, kasus yang memiliki volume tulang dan luas permukaan muPertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh rekan sejawat, sangat kosa tidak bergerak (attached mucosa) bermanfaat bagi perkembangan ilmu kedokteran gigi. Jika pertanyaan yang cukup. Untuk dapat berfungsi berkaitan dengan kedokteran gigi, anda dapat mengirimkan pertanyaan dengan baik dalam jangka waktu lama, via e-mail ke
[email protected] seluruh permukaan badan implan seyogyanya tertanam di dalam tulang; karena itu bagi pemula disarankan
Ferdinand Dino, drg. FISID (Fellow of Indonesian Society of Implant Dentistry)
Education and Training: “New Concept on Tissue Integration of Oral Implants” by Prof.Niklaus Lang (2011) “Interdisciplinary Challenges and Treatment Options in the Aesthetic Zone” – Dr.Newton Cardoso & Dr.Michael Sonick; New York University College of Dentistry in Indonesia (2012) Lecturing activity in various scientific and general occasions: The 14th Scientific meeting and Refresher Course in Dentistry and The 17th South East Asia Association for Dental Education meeting (Jakarta, 2006) Academic Activities Instructor and Trainer at Hendra Hidayat Dental Training Center (2011 - now)
Nuansa Damai di
Kawah Putih
1837 oleh seorang ahli botani asing berkewarganegaraan Jerman bernama Dr. Franz W. Junghuhn. Beliau berusaha untuk membuktikan cerita rakyat sekitar yang mengatakan bahwa daerah Kawah Putih angker dan tidak boleh didekati. Kadar belerang dari Kawah Putih tentu mematikan bagi makhluk hidup di sekitarnya dan dianggap sebagai daerah keramat. Daerah Kawah Putih sempat
Jalan-Jalan
Indonesia merupakan negara yang dilalui oleh lintasan gunung api, menjadikan alamnya begitu kaya dan subur. Setiap letusan gunung api tidak hanya membawa kehancuran, melainkan sebuah proses penciptaan kembali. Begitu juga halnya dengan kawah yang dikenal dengan nama Kawah Putih di daerah Ciwidey, Bandung. Kawah unik ini tidak
biasa karena berwarna putih. Kawah Putih telah menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang cukup digemari, baik dari kota terdekat, Bandung, hingga kota lain di pulau Jawa. Keunikan dan keindahannya telah menjadi daya tarik tersendiri sejak daerah wisata ini dibuka pada tahun 1987. Kawah Putih merupakan kawah dengan belerang yang masih aktif hingga sekarang. Terletak di daerah Ciwidey, arah Selatan Bandung. Keunikannya terletak pada warna
dipergunakan oleh tentara Belanda sebagai tempat penambangan dengan nama Zwavel Ontgining Kawah Putih saat pendudukan Jepang. Kepemilikan berganti saat Jepang mendudukinya saat Perang Dunia kedua, dan berganti nama menjadi Kawah Putih Kenzanka Yokoya Ciwidey. Bukti yang paling jelas adalah adanya sejumlah lubang penambangan di sekitar kawah dan bekas pos
kawah yang seringkali berwarna putih, terlebih ketika kabut turun, tempat tersebut akan diselimuti oleh warna putih. Memberikan suatu nuansa yang misterius dan tenang. Sesuai dengan kontur kota Bandung sebagai lembah yang diapit oleh gunung-gunung, menjadikan udara di Kawah Putih relatif sejuk. Suhu udara di tempat ini sekitar 10 derajat celcius dan dapat lebih dingin sewaktu-waktu. Sejarahnya, Kawah Putih pertama kali ditemukan pada tahun
di tengah Kawah Putih. Barulah pada tahun 1991, Kawah Putih dikembangkan di bawah Kementerian Kehutanan yang merupakan lembaga pemerintah. Faktanya, kandungan belerang yang ada di Kawah Putih menimbulkan terjadinya gradasi warna yang lebih dari sekedar warna putih. Konsentrasi sulfur dapat membuat kawah berubah warna dari biru, hijau muda, hingga coklat. Sinar matahari juga semakin menegaskan cerahnya warna dari Kawah Putih sendiri. Keindahan warna kawah yang bervariasi semakin diperindah dengan warna pasir dan batu yang mengelilingi kawah. Walaupun sedang berada di kawah, Anda seakan berada di pantai dengan laut yang berwarna-warni.Pohon-pohon kering yang berada di sekitar area kawah juga semakin mempercantik kawasan Kawah Putih, sehingga sering menjadi lokasi foto narsis hingga pemotretan pre-wedding tentunya.
Akomodasi/ tiket: • Anda dapat naik menggunakan mobil pribadi, kendaraan wisata, motor, atau jalan kaki. • Tiket masuk: Rp 15.000 untuk wisatawan domestik, Rp 30.000 untuk wisatawan asing. • Angkutan w isata menuju Kawah Putih : Rp 13 .000/orang • Tiket parkir dekat Kawah Putih : motor Rp 5.000, mobil Rp 150.000 • Tiket parkir bawah : mobil Rp 6.000 • Jam Operasional: 07.00 WIB - 17.00 WIB
Artikel dan Foto oleh Johanes Randy www.around-indonesia.com
DIRECT LABIAL VENEERING
S
etiap hari, kita sebagai dokter gigi pasti menangani pasien gigi berlubang dan seringkali menggunakan jenis tambalan resin komposit untuk menanganinya. Saat ini, bahan tambalan yang sangat sering dipergunakan adalah resin komposit, karena hasilnya yang memuaskan (warna tambalan dapat disesuaikan dengan warna gigi pasien), mudah dimanipulasi, dan waktu yang dibutuhkan relatif singkat. Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai “Bagaimana cara menambal yang baik?”, sebaiknya kita perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai bonding system.
Sejarah Bonding System • Generasi ke-3 : 3 tahap bonding system, yaitu Enamel Etching
Dentin Priming
Bonding
Enamel ethching, dilakukan menggunakan bahan yang bersifat asam. Dentin Priming dilakukan dengan bahan mengandung aceton yang mudah menguap, maka sebaiknya jangan ditiup dengan angin. Bahan ini berfungsi untuk mengangkat gelembung dan menjadi pelumas bonding. Bonding membutuhkan waktu untuk meresap dengan bantuan primer, lalu tiuplah dengan keras untuk membuang gelembung. • Generasi ke-4 : Total Etch System Terdiri atas 2 tahap : Enamel Etching
Bonding
• Generasi ke-5 : Self-Etch System (dengan 3 komponen) Terdiri atas 2 tahap : Etching Priming
Bonding
• Generasi ke-6 : Self-Etch System (dengan 2 komponen) Terdiri atas 2 tahap :
Enamel Etching
Priming Bonding
Botol 1 : etsa Botol 2 : primer + bonding, Untuk bahan ini, harus dikocok terlebih dahulu karena bonding memiliki masa jenis lebih besar, sehingga cenderung mengendap. Jangan lupa menutup botol dan simpanlah ditempat yang dingin karena primer mudah menguap. • Generasi ke-7 : Self-Etch System (dengan 1 komponen) Terdiri atas 1 tahap : Etching-Priming-Bonding
Kelemahan generasi ke-7 ini adalah adanya smear layer, karena tidak ada tahap rinse. Jadi, bilaslah terlebih dahulu dgn NaOCl 3-5% Pilihan yang dapat kita ambil yaitu pilihlah bonding yang pengerjaannya sederhana, adhesinya kuat, cukup tipis, melepaskan fluoride, dan yang terpenting adalah BACA INSTRUKSI SETIAP PRODUK Setelah kita memahami bonding system, maka kita dapat membahas mengenai tambalan estetik, dalam edisi kali ini yang akan dibahas adalah direct labial veneer. Tahapan dalam melakukan Direct Labial Veneer:
Preparasi Dalam melakukan preparasi gigi, hal yang perlu diperhatikan adalah kedalaman minimal preparasi sebesar 0.6 mm untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan buatlah bevel tepi kavitas untuk menghindari white line karena pecahnya permukaan email.
Tips & Trik
Bonding Setelah melakukan preparasi, aplikasikan bonding yang adekuat dengan teknik yang tepat. Beberapa pilihan Bonding seperti yang telah dijelaskan diatas dapat kita pilih sesuai dengan bahan yang tersedia di klinik atau sesuai dengan kebiasaan yang kita pakai. Selalu ingat BACA DENGAN BAIK INSTRUKSINYA.
Filling (Penambalan) Untuk melakukan penambalan direct labial veneering, siapkanlah 2 jenis bahan resin komposit resin komposit flowable dan
packable. Flowable Resin Composit digunakan untuk dasar dari Packable Resin Composit. Kunci keberhasilan untuk mendapatkan warna gigi yang natural adalah menentukan Hue (A, B, C, D), Chroma / brightness (A1, A2, A3, A4), value/transparency (Opalescent / translucency), kemampuan resin komposit untuk memantulkan cahaya atau tidak, dan bentuk gigi itu sendiri.
glass ionomer cement bases (RMGIC), baru setelah itu dilapis lagi dengan resin komposit. Pada kesempatan kali ini, resin komposit yang digunakan adalah resin komposit dari Amaris. Kelebihan Amaris adalah sifatnya yang fluorosens, tidak tembus bayangan warna lain
sehingga bisa dijadikan piliDalam melakukan penambalan han yang baik untuk melakukan direct labial veneering. Direct Labial Veneer hal yang tidak boleh lupa dilakukan adalah melapisi dinding denArtikel & Foto : Istimewa gan sedikit resin komposit flowable atau resin modified
Cerita Cinta
di Klinik Pedodonti
K
Siti tidak pernah ada lagi ketika dijemput di sekolah. Joni sudah mulai panik karena Siti tidak pernah datang lagi, sedangkan waktu ujian sudah semakin dekat. Joni mulai kalang kabut, Siti tak kunjung datang setiap kali dijemput. Akhirnya Joni mencari Siti di rumahnya, tapi Siti selalu menolak setiap kali dijemput. Selalu ada saja alasannya, entah itu sakit, mau pergi, atau sedang tidur. Joni sudah mulai patah semangat.
Siti memiliki banyak sekali kasus di dalam rongga mulutnya, ada kasus tambalan amalgam kelas II, dua kasus tambalan GIC, dua kasus pulpotomi, bahkan tersedia dua kasus perawatan saluran akar. Jika sanggup menyelesaikan semua kasus dalam rongga mulut Siti, maka Joni bisa memenuhi hampir 70 persen requirement di klinik pedodonti. Jadi sangatlah jelas mengapa Joni berusaha menyenangkan hati Siti dan sangat menjaga perasaannya agar jangan sampai kesal atau “ngambek”.
Beberapa hari berselang. Suatu kali Joni pergi ke sekolah untuk berusaha menjemput Siti. Dengan perasaan sedih dan kesal dia menanti pasien yang seharusnya menjadi pasien terakhirnya itu, tapi Siti tak juga kunjung datang. Tiba-tiba datanglah salah seorang teman Siti yang bernama Tina dan berkata, “Kak Joni, Siti titip surat buat kak Joni,” sambil mengulurkan selembar kertas yang terlipat rapi. Joni kaget seraya berpikir bahwa surat itu pasti datangnya dari orang tua Siti dan isinya pasti tidak
Masa ke Masa
isah ini dimulai dari pengejaran waktu lulus yang sudah di depan mata. Seorang teman yang bernama Joni, sedang dikejar waktu untuk mengejar ujian lisan di klinik bagian Pedodonti. Salah satu pasiennya, sebut saja namanya Siti, adalah pasien yang cukup setia datang untuk merawat giginya. Tiap kali dijemput di sekolah oleh Joni, dia paling pertama siap dan teman-teman yang lain baru menyusul kemudian.
4 2
mengijinkan Siti untuk datang lagi. Sesampainya di klinik, Joni membuka surat yang diberikan oleh Tina. Bukan main kagetnya joni setelah membaca surat yang isinya berkata, “Kak Joni, aku sudah tidak mau dirawat lagi karena Kakak lebih suka sama Dayat, kita PUTUS. Siti.” Sontak saja teman-teman yang ikut membaca surat tersebut langsung tertawa terbahak bahak dan Joni hanya bisa berkata,
“Nasib, nasib.... rasanya kok lebih parah daripada diputusin pacar beneran..”
Dayat adalah seorang anak yang lucu, penurut, dan sangat menggemaskan sehingga banyak orang yang suka dengan Dayat, termasuk Joni. Pada saat makan siang tiba, seringkali Joni menggendong-gendong Dayat. Ternyata pada saat yang bersamaan Siti sangat memperhatikan perlakuan Joni kepada Dayat. Setelah beberapa kali kejadian Joni yang lebih memperhatikan Dayat,
Artikel : Istimewa Foto : Istimewa
Karena terdesak kebutuhan untuk mencari pasien baru supaya kuota klinik Pedodonti yang harus mencapai 100 persen bisa terpenuhi, Joni mengambil satu pasien anak lagi yang bernama Dayat. Kasus yang ada dalam rongga mulut Dayat sebenarnya tidak terlalu banyak, tapi Joni tetap membutuhkan kasus tersebut untuk menyelesaikan requirement-nya.
Cafe Batavia
Istilah jadul (jaman dulu) memang tidak selalu identik dengan kata kuno, melainkan juga elegan dan berkelas. Perumpamaan itu memang cocok, apabila Anda mendatangi Cafe Batavia yang terletak tepat di depan Museum Fatahillah, Jakarta Barat. Pada edisi kali ini, penulis bertolak ke Cafe Batavia di Jl. Pintu Besar Utara No.14. Letaknya persis di depan Museum Fatahillah, dan disamping Museum Wayang, masih terletak dalam satu area yang sama.
Cafe Batavia merupakan gedung dua lantai yang dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan barang. Barulah pada tahun 1993 dilakukan renovasi di sana-sini, jadilah Cafe Batavia yang sekarang ini dapat Anda lihat. Kesan ‘jadul’ sudah tentu tampak dari eksterior cafe yang tidak banyak berubah dari sebelum direstorasi, tapi masuklah ke dalam, sudah tentu Anda akan terkejut. Nuansa klasik, interior cafe yang didominasi oleh poster jadul, hingga pencahayaan yang akan membawa Anda kembali ke zaman para meneer dulu. Sekedar informasi tambahan, pada tahun 1994 dan tahun 1996, bar pada Cafe Batavia mendapat penghargaan sebagai “The World’s Best Bars” lho. Tempat ini sangat nyaman, dan sering dihampiri oleh para turis. Rasanya seperti berada di restoran di negara Eropa, dengan interior klasik, tamu yang kebanyakan turis asing, hingga pelayan yang cakap
memang sangat sesuai. Harga makanan tergolong menengah keatas, dari Rp 32 ribu hingga Rp 200 ribu ++, belum termasuk pajak 25%. Namun, harga mahal yang harus dibayar tentu sangat sepadan dengan apa yang Anda dapat di Cafe Batavia ini. Sangat recommended!
berbahasa Inggris. Jangan heran apabila mereka bertanya dalam bahasa Inggris kepada Anda. Mari kita tilik bagian yang paling penting, makanan dan minumannya. Cafe Batavia menyediakan makanan khas Eropa, chinese food, hingga makanan khas Indonesia seperti sate ayam dan nasi goreng. Rasanya sudah teruji, dengan tampilan sekelas hotel bintang lima. Sang koki sangat mengerti soal rasa dan estetika dalam penyajian makanan. Untuk minuman, Anda dapat menemui teh, bir, hingga minuman beralkohol, tinggal pilih sesuai selera. Jika tampilan glamor nan klasik dan nikmatnya sajian masih belum cukup, Cafe Batavia juga akan memanjakan Anda dengan live music. Di lantai satu, terdapat live music yang memainkan lagu swing, jazz, hingga bossanova pada malam hari. Cocok rasanya untuk makan malam romantis dengan pasangan Anda dan menghabiskan weekend, melepas lelah dari keseharian praktek. Dari segi harga, peribahasa “dimana ada rasa dan rupa, tentu ada harga”
Artikel & Foto : Johanes Randy www.around-indonesia.com
Alamat: Jl. Pintu Besar Utara No 14 Taman Fatahillah Stasiun Kota, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telp 1 : (021)691-5531 Telp 2 : (021)691-5534 Jam Operasional : Senin - Jumat (weekdays) : 08.00 – 01.00 WIB Sabtu - Minggu (weekend) : 08.00 – 02.00 WIB Kisaran harga: Makanan pembuka (Appetizer) Rp. 32.000 – Rp. 135.000 Makanan penutup (Dessert) Rp. 25.000 – Rp. 200.000
Di Balik Kata
CARIES Oleh : drg.Shiril Paskalis
Sinonim : Karies Berasal dari bahasa Latin : caries, yang artinya kebusukan.
Definisi
1. Dalam dunia kedokteran umum, berarti kebusukan atau kematian tulang yang kemudian akan melunak, berubah warna, dan porus, menimbulkan inflamasi di periosteum dan jaringan sekitarnya. 2. Dalam kedokteran gigi, disebut dental caries / karies dentis / karies gigi : suatu penyakit jaringan keras gigi yang diakibatkan oleh ulah mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat difer-
mentasikan sehingga terbentuk asam dan menurunkan pH di bawah pH kritis. Akibatnya, terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan terbentuklah kavitas. Tanda karies adalah terjadinya demineralisasi mineral email dan dentin diikuti oleh disintegrasi bagian organiknya. Terdapat empat faktor yang penting dalam terjadinya karies yaitu : • Adanya bakteri kariogenik (S. mutans). • Karbohidrat yang cocok. • Permukaan gigi yang rentan. • Waktu. Karies dapat terjadi hanya bila keempat faktor itu ada. Pada tahap dini, karies dapat terhenti karena adanya kemungkinan remineralisasi. Karies bukan penyakit yang tidak bisa dicegah.
26
Arrested caries : karies terhenti, lesi karies yang tidak berkembang. Biasanya terjadi karena kondisi oral yang telah berubah misalnya ada perbaikan diet, perbaikan oral hygiene, gigi mudah dibersihkan. Caries-free atau immune : bebas karies, dikatakan bagi seseorang yang tidak memiliki karies dentis. Caries prone : rawan karies; seseorang yang walaupun mempunyai oral hygiene yang baik tapi menunjukkan kecepatan karies dentis yang boleh dikatakan meningkat. Incipient caries : karies dini, suatu tahap karies yang sangat dini yang proses kariesnya baru saja dimulai. Radiation caries : karies radiasi; suatu kerusakan jaringan gigi yang menyerupai karies setelah terapi penyinaran. Keadaan ini dikaitkan dengan xerostomia.
karies rekuren, karies yang terjadi setelah lesi awal ditumpat. Karies sekunder bisa terdiri dari dua macam, yaitu : • Lesi permukaan. • Lesi dinding kavitas yang secara klinis dikenal sebagai celah mikro. Pendeteksian celah mikro secara klinis sering mengalami kesulitan, terlebih menentukan apakah lesi tersebut termasuk lesi aktif atau tidak. Pemeriksaan yang dapat digunakan untuk membantu mendeteksi celah mikro adalah pemeriksaan radiografik bite wing. Senile caries : karies dentis yang biasanya terdapat pada orang tua, terutama jika jaringan penyangganya telah mengalami resesi. Lesi terjadi pada sementum dan mungkin disebabkan oleh meningkatnya stagnasi debris akibat oral hygiene yang terabaikan dan menurunnya produksi saliva.
Rampant caries : karies rampan, lesi karies terjadi cepat dan mengenai beberapa gigi termasuk gigi yang biasanya bebas karies. Banyak terjadi pada gigi sulung anak dengan kebiasaan minum susu manis dari botol, atau pada anak belia yang sering mengudap makanan / minuman manis di antara makan utamanya, atau pada penderita xerostomia. Residual caries : karies dentis yang dibiarkan di lantai kavitas, yang umumnya untuk menghindari terbukanya pulpa saat pengambilan jaringan karies tersebut. Secondary caries : karies sekunder,
Referensi : 1. F.J. Harty, R. Ogston, terj. Narlan Sumawinata, drg. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1993. 2. Narlan Sumawinata, drg., Sp.KG. Senarai Istilah Kedokteran Gigi Inggris – Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002.
Penatalaksanaan soket pasca pencabutan Oei Thian Sioe DDS, MDS Prosthodontic Specialist
Collagen Plug
Untuk mencegah penyusutan alveolar ridge maka dokter gigi harus menjaga keutuhan alveolar ridge setelah melakukan ekstraksi gigi. Ada 3 hal yang harus dilakukan oleh dokter gigi, yaitu: 1. Ekstraksi yang non traumatik. 2. Pembentukan scaffold yang sempurna. 3. Menjaga bagian interproksimal jaringan alveolar ridge agar tidak berkurang ketinggiannya. Ini dapat dilakukan dengan cara membuat pontik yang kemudian dilekatkan dengan resin komposit pada kedua gigi tetangganya. Partial denture malah akan mempercepat resorpsi tulang.
Salah satu masalah yang umum timbul paska pencabutan gigi adalah menyusutnya tulang alveolar sampai kira-kira 2 mm dari tinggi sebelumnya dan 40% sampai 60% dari lebar bone ridge sebelum pencabutan, terutama bila pencabutan dilakukan pada regio anterior. Hal ini kemudian berdampak pada pembuatan protesanya, yang biasanya menyebabkan protesa yang dihasilkan (baik itu berupa pontik maupun partial denture) menjadi kurang estetis. Gigi tiruan menjadi lebih panjang dari ukuran aslinya. Posisinya juga tidak berada di atas gingiva, melainkan di luar gingiva. Fenomena ini sangat diketahui oleh dokter gigi dan menjadi suatu hal yang menyulitkan dalam bidang Implantologi dan Prosthodonti.
Collagen Plug dapat dibentuk Collagen cone structure, easy blood absorption and cell adherents
Bahan apa yang bisa dipakai untuk membentuk scaffold yang sempurna? Untuk memilih bahannya kita harus mengetahui terlebih daulu tentang komposisi dari tulang. Tulang terdiri dari sel-sel tulang (osteoblast, osteoklast, dan osteosit), matriks ekstraselular, 35% bahan organik (kolagen), 65% bahan anorganik (Calcium Hydroxyapatite). Scaffold yang paling ideal adalah autologous bone karena mengandung sel-sel tulang dan matriks ekstraselular dari pasien sendiri. Tapi pengambilan autologous bone juga lebih berat untuk dijalani oleh pasien. Blood clot mudah terinfiltrasi oleh bakteri dan juga menyusut, sehingga dinding-dinding alveolus tidak memiliki aliran darah lagi. Sering sekali sisa makanan tertinggal dalam alveolus dan menyebabkan infeksi atau dry socket.
K Pasca Pencabutan
Sedangkan, pada penggunaan inorganic allograft atau alloplast material, sering terjadi kegagalan, material yang digunakan mudah lepas, masa inflamasi menjadi lebih lama, dan juga memerlukan membran yang mahal. Pilihan lain yang patut dipertimbangkan adalah collagen cone plug atau immediate implantation. Keunggulan dari collagen cone adalah :
1. Struktur scaffold yang lebih stabil 2. Mengabsorbsi dan menstabilkan blood clot pada kavitas alveolar. 3. Mencegah pertumbuhan yang berlebihan pada alveolus dengan pembentukan jaringan ikat. 4. Terbentuknya perlekatan antar sel yang lebih baik. 5. Bersifat angioconductive, yaitu memiliki kemampuan revaskularisasi yang sangat cepat pada vestibular bone crest. 6. Bersifat osteoconductive, yaitu dapat merangsang penyembuhan tulang
6 Minggu Setelah Pencabutan Dengan Pengaplikasian Collagen Plug
dengan sempurna pada kavitas tulang alveolar. 7. Mempercepat penyembuhan luka. 8. Dapat menyatu dengan jaringan sekitar secara cepat karena kolagen itu sendiri merupakan bagian dari matriks tulang.
Pasca Pencabutan Tanpa Collagen Plug
Dengan melihat keuntungan-keuntungan yang dapat diberikan oleh collagen cone plug tersebut, maka material ini merupakan salah satu pilihan yang patut dipertimbangkan setelah pencabutan gigi. Dengan penggunaan collagen cone plug ini diharapkan jaringan tersebut akan siap untuk menerima protesa sebagai perawatan selanjutnya.
Terima kasih kepada drg Jongki Hadi, Dipl. ICOI, FISID, yang telah menyediakan foto foto klinis intraoral dari kasus yang berkaitan dengan artikel ini.
Oei Thian Sioe DDS, MDS Prosthodontic Specialist Postgraduate Training: 1. Master’s Course in GBR and Sinus Grafting Procedures. (University of Berne 2005) 2. Aesthetic Fillings in the front and posterior region (GC, Leuven 2005) 3. Planning and immediate guided implantation through the gingi va without reflecting the gingival by means of a surgical template. (Aalst 2004) 4. Zirconia Ceramic Technology (Alphandent, Antwerpen 2004) 5. Metal Ceramic Technology (Alphadent, Antwerpen 2003) 6. Preprosthetic surgery: Live and TV demonstrations of Operating procedures by Dr.Philippe Khayat (Paris 1999) 7. Attachments for prosthetic dentistry (Cendre & Metaux, Swiss 1998) 8. One day course Frialit 2, surgery and prosthetic design. (Germany 1997) 9. Overdentures with ball attachments (Bologna, Italy 1997) 10. Basic course on ITI Dental system (Overijse 1993) 11. Rehabilitation of edentulism by means of tissue integrated endo prostheses (KUL 1988) 12. IMZ Implants two day course (Groningen, the Netherlands 1987) 10. Clinical demonstration on rehabilitation of edentulism and relat ed oral defects by means of tissue integrated implants by Prof. Branemark (Leuven 1987) 11. Gestaltung funktioneller Kauflachen unter Verwendung des TMJ intrumentes. (Leuven 1981) 12. Die Zweiphasige Implantations Methode mit intramobilen Zylin der implantaten. (Filderstadt 1981 Germany) Given Lectures and Course : 13. The benefits of Prima Implants (Leuven March 2010 14. The benefits of Prima Implants ( Iceland January 2010 ) 15. Aesthetic and Functional Dental Reconstruction with Composite (October 2009 PDGI Nusa Tenggara congres Kupang) 16. Humanitarian missions in Flores in cooperation with BIMESA (October 2008/2009)
KATALOG ICHIROPRO
Manufacturer : Bien Air
Bora & Prestige
Manufacturer : Bien Air Benefits of the BLACKLINE product line: greater lightness and ease of handling - a LED light offering optimum visibility and a 10 times longer service life - a material resistant to wear, friction, torsion and impacts
This new device, controlled from an iPad and equipped with some of the best performing instruments on the market, paves the way for a new generation of medical appliances. Its innovative solutions make practitioners’ lives easier –that’s the Bien-Air promise
Distributor: Bintang Saudara Tlp : +6221.625.9777
Distributor: Bintang Saudara Tlp : +6221.625.9777
CollaCone Max
Manufacturer : Botiss collacone® is both a resorbable, native collagen wound dressing cone intended to assist the wound healing process, and a natural matrix providing the structure for new bone formation. The healing of an extraction socket following tooth removal is characterized by formation and maturation of a blood clot followed by infiltration of fibroblasts to replace the coagulum and finally establishment of a provisional matrix that allows new bone tissue formation in the extraction socket.(1) collacone® offers an easy, highly biocompatible and predictable socket preservation treatment concept
Distributor: Bintang Saudara Tlp : +6221.625.9777
Rooter
Manufacturer : FKG Swiss Endo Cordless, Rooter gives you freedom of movement, while its Lithium-Ion battery guarantees a stable rotation speed and allows you to treat some 30 patients before recharging. The motor offers a vast range of speeds, from 250 to 1200 rpm, and its torque can be set precisely to 9 settings from 0.5 to 3.5 Ncm.
Distributor: Bintang Saudara Tlp : +6221.625.9777
Planmeca ProFace
Manufacturer : Planmeca Planmeca ProFace is a unique option available for the whole Planmeca ProMax 3D family. The upgraded unit captures a realistic 3D face photo in addition to traditional maxillofacial 2D and 3D radiography. The 3D face photo is acquired in a radiation-free process. Combined with the patient’s CBVT image, the 3D photo is a valuable asset for both pre-operative planning and treatment follow-up. Planmeca ProFace is designed to complete the Planmeca ProMax platform which utilizes the acknowledged SCARA technology and delivers clear 3D imaging with a limited radiation dose.
Distributor: Bintang Saudara Tlp : +6221.625.9777
Planmeca ProMax 3D Mid Manufacturer : Planmeca
Planmeca ProMax #D Mid handles the most versatile diagnostic tasks without compromising best practices. It is providing digital panoramic, cephalometric and 3D imaging, as well as advanced imaging software tools. The unit is a Cone Beam Volumetric Tomography unit, supplying clear imaging with a limited radiation dose, and is based on the Planmeca ProMax platformutilising SCARA technology.
Distributor: Bintang Saudara Tlp : +6221.625.9777
K Advance Class B Autoclave
Manufacturer : Prestige Medical
maxresorb® inject Manufacturer : Botiss
maxresorb® inject is a unique and highly innovative, injectable bone graft paste with improved controlled resorption properties. The unique four-phasic homogenous composition of gel, active hydroxyapatite and granules of 60% HA / 40% ß-TCP forms four activity phases. maxresorb® inject supports the formation of new vital bone, maintains volume and mechanical graft stability and is gradually replaced by mature new bone. The highly viscous maxresorb® inject paste allows perfect shaping, molding, fitting and complete bone bonding to the surrounding bone surface of the defect. maxresorb® inject is a non hardening, synthetic bone paste
The Advance has a much bigger capacity than its main competitors and yet has one of the smallest footprints on the market. This means it can take 6 full size dental trays, 12 of our 10 instrument clip trays, 18 of our 5 instrument trays or 24 of our 3 instrument trays. This high capacity gives you a faster throughput of instruments and therefore improves efficiency and reduces costs, whilst taking up much less valuable space.
Distributor: Bintang Saudara Tlp : +6221.625.9777
maxgraft®
Manufacturer : Botiss maxgraft® is a sterile, high-safety allograft product, derived from human donor bone, processed by the Cells + Tissue Bank Austria. C+TBA, a high-quality bone bank, is regulated, audited and certified by the Austrian Ministry of Health and fulfills the highest EU safety standards. For experienced oral and maxillofacial surgeons, allograft bone blocks for block augmentation are the only real alternative to harvesting patients‘ autologous bone, preventing well known risks as donorsite morbidity, infection, postoperative pain and loss in bone stability. The high biologic regeneration capability of maxgraft® results in a predictable clinical outcome
Distributor: Bintang Saudara Tlp : +6221.625.9777
Distributor: Bintang Saudara Tlp : +6221.625.9777
Planmeca ProMax 3D Max Manufacturer : Planmeca maxresorb® Manufacturer : Botiss maxresorb® is an innovative, safe, reliable and fully synthetic bone graft substitute with improved controlled resorption properties and outstanding handling characteristics. The homogenous composition of 60% hydroxyapatite (HA) and 40% beta-tri-calcium phosphate (ß-TCP) results in two mineral phases of activity: it supports the formation of new vital bone and maintains the volume and mechanical stability over a long time period
Distributor: Bintang Saudara Tlp : +6221.625.9777
Planmeca ProMax 3D Max, a dedicated 3D imaging device, produces all the volume sizes required when diagnosing the maxillofacial region: a suitable volume size is available from the smallest special cases to whole-head images. The unit is a Cone Beam Volumetric Tomography unit supplying clear 3D imaging with a limited radiation dose, and is based on the Planmeca ProMax platform utilising SCARA technology.
Distributor: Bintang Saudara Tlp : +6221.625.9777
Planmeca ProMax
Manufacturer : Planmeca The revolutionary Planmeca ProMax X-ray unit provides a wide range of extraoral X-ray imaging modalities for the needs of modern dentistry: panoramic radiographs for imaging of the dental arch, jaw, the maxillary sinuses and the temporomandibular joints, as well as dental tomographic slices and cepha lometric studies. Planmeca ProMax also features open patient positioning, a graphical user interface, focal layer optimisation and a wide a variety of imaging programs – characteristic of all Planmeca imaging devices.
Distributor: Bintang Saudara Tlp : +6221.625.9777
KONTAK Daftar Dental Tekniker
Bali 911 Dental Laboratory - IVODENT Jl. Patimura No. 9 Denpasar – Bali T : +62361.237.777 F : +62361.226.834 Crown Dental Laboratory Jl. Kyai Maja Kav. 65 A no. 7 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan T : +6221.726.7563 F : +6221.727.9090.14
Daftar Dental Supplier Andini Sarana, PT. Jl. Rawa Sumur III Kav. III Blok DD 11 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta 13930 – Indonesia T : +6221.461.0515 F : +6221.460.3892 Antarmitra Sembada, PT. Jl. Pos Pengumben Raya No. 8 Kebon Jeruk – Jakarta 11560 T : +6221.531.0330 F : +6221.531.0445 Cobra Dental Group Jl. Magelang No. 5 Yogyakarta T : +62274.589.455 Daya Agung Mandiri, PT. Jl. Sultan Hasanudin No.23 Tambun, Bekasi 17510 – Indonesia T : +6221.8832.5816 F : +6221.8833.4222
Delident Chemical Industry, PT. Daan Mogot Km. 19 Jl. Yos Sudarso no. 150 Tangerang 15122 - Indonesia T : +6221.545.2584 F : +6221.619.7007
Irwan Dental Supplier Jl. Karet Pasar Baru Barat II No. 7A RT 008 RW 06, Karet Tengsin Jakarta Pusat 10220 – Indonesia T : +6221.574.6980 F : +6221.574.6980
Dentraco Dental and Medical Supplier Ruko Golden Boulevard Blok B no. 18 Jl. Pahlawan Seribu, BSD City Tangerang 15322 – Indonesia T : +6221.531.60661 F : +6221.531.60660
Global Dent Jl. Kyai Maja Kav. 65 No. 1-2 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130 Indonesia T :+6221.720.4163 F : +6221.727.909.59
Bintang Saudara Jayakarta, CV. Jl. Pangeran Jayakarta 129 Blok A no. 11-12 Jakarta Pusat 10730 – Indonesia T : +6221.625.9777 F : +6221.624.4872 Medan : +6261.735.7888 Surabaya : +6231.548.4666
[email protected] www.bintangsaudara.com
Kiang Dental Supply Jl. Raden Saleh Raya 3 Jakarta Pusat 10430 – Indonesia T : +6221.390.6753 F : +6221.310.1086 Labora Dental-Laboratory Supplier Komplek Duta Merlin, Blok A no. 35 Jl. Gajah Mada 3 – 5 JakPus 10130 T : +6221.634.5933 F : +6221.638.66154
Dentsply Indonesia South Wing, 3rd Floor Suite #305 Jl. MT. Haryono Kav. 33 Jakarta 12770 - Indonesia T : +6221.798.5870 F : +6221.798.6074
M3i Jl. Cisadane no. 9 Jakarta Pusat 10330 – Indonesia T : +6221.319.07201 F : +6221.314.1484
Ganda Pigunayasa Dental Supply Jl. Kyai Tapa No. 5 AA Grogol, Jakarta Barat 11440 T : +6221.560.4966 F : +6221.566.8646
Mandala Mitratama, PT. Roxy MasBlok C2 / 12 Jl. Jasyim Ashari 125 Jakarta Pusat 10150 – Indonesia T : +6221.633.2770
25-26 Oktober 2013 Pekan Ilmiah Tahunan (PITA) LADOKGI 49 “Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut yang Rasional,
Putra Galuh Mandiri Jl. Telaga Bodas 26 Bandung T : +6222.915.02011 F : +6222. 731.2420 Sani Tiara Prima, PT. Jl. Taman Canadianti No. B 11 Prapanca Blok P Kebayoran Baru Jakarta 12041 – Indonesia T : +6221.7179.1223 F : +6221.7179.1337 Smart Dent Dental Supply Ruko MTC Blok H-21 Jl. Soekarno Hatta No. 590 Bandung T : +6222.753.7492 Soka Kuning, PT. Komp. Sentra Niaga Bulevar Hijau C38 Harapan Indah, Bekasi 17132 T : +6221.8888.0053 F : +6221.8888.0052 Surya Mandala Dental Jl. Taman Ratu Indah Blok D9 / 11 Jakarta Barat 11510 – Indonesia T : +6221.564.0768 F : +6221.569.67510 Thomasong Dental Supply Jl. A.M. Sangaji no. 20A Jakarta Pusat 10130 – Indonesia T : +6221.638.55.888 F : +6221.632.5674
20-22 November 2013 Diagnostic Imaging Inna Grand Bali, Sanur - Oleh Ikargi
Berkualitas, dan Bermartabat”
Jala Puspita, Jakarta - Oleh TNI AL Ladokgi
15-17 November 2013 Indonesian Dental Exposition Alliance (IDEA) Balai Kartini, Jakarta - Oleh PT. Idea
16-17 November 2013 9th FDI-IDA JOINT MEETING Hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta - Oleh PDGI Pengwil DIY
29-30 November 2013 Seminar Ilmiah Nasional IKORTI Inna Grand Bali, Sanur - Oleh PP Ikorti
20-22 Februari 2014 D’TEAM 2014 Hotel Royal Orchids Garden, Malang Oleh PSKG Universitas Brawijaya
28-30 Mei 2014 KONGRES NASIONAL PDGI Hotel Aston Millenia, Pontianak - Oleh PDGI Cabang Pontianak
Keterangan lebih lanjut mengenai seminar-seminar tersebut, dapat dilihat di : http://www.gigigeligi. com/seminar-kedokteran-gigi