TEORI, KONSEP, METODE DAN TEKNIK ANALISIS DASAR GEOGRAFI EKONOMI (1)
Ratna Saraswati
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN LOKASI 1. Faktor Endowment 2. Pasar dan Harga 3. Bahan baku dan Energi 4. Aglomerasi, keterkaitan antar industri dan penghematan ektern 5. Kebijakan pemerintah 6. Biaya angkut
Faktor Endowment Tersedianya faktor produksi : - tanah, tenaga dan modal – Tanah : topografi, struktur tanah, cuaca, harga tanah – Tenaga dan manajemen : fringe benefit, labour turn over, absenteeism, technostructure – Modal : industrial inertia, industrial nursery
Pasar dan Harga Luas pasar ditentukan oleh : jumlah penduduk, pendapatan perkapita dan distribusi pendapatan 1. Pasar mempengaruhi lokasi melalui : ciri pasar, biaya distribusi dan harga yang terdapat di pasar ybs 2. Harga : ditentukan oleh biaya produksi dan permintaan (elastisitas dan biaya angkut). 3. Cif (cost, insurance, freight) ; fob (free on board) dan basing point system
Kebijakan pemerintah Kebijakan pemerintah : - Kawasan industri - Kawasan berikat - Kawasan ekonomi khusus (KEK) - Kawasan perdagangan bebas (FTZ)
TEORI LOKASI • Bapak teori lokasi : Von Thunnen (17831850). Mengembangkan teori lokasi pada awal abad 19. Berdasarkan pengamatan di daerah tempat tinggalnya, berbagai komoditas pertanian diusahakan menurut pola tertentu. Dengan memerhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar, pola tsb memasukkan variabel keawetan, berat dan harga dari berbagai komoditas pertanian
TEORI VON THUNNEN •
Asumsi : – Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri dari daerah perkotaan dengan daerah pedalamannya yang merupakan satu-satunya daerah pemasok kebutuhan pokok komoditas pertanian – Daerah perkotaan itu merupakan daerah penjualan kelebihan produksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil pertanian dari daerah lain – Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke daerah lain kecuali ke daerah perkotaan tersebut – Daerah pedalaman merupakan daerah homogen dan cocok untuk tanaman dan peternakan dataran menengah – Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaikan hasil tanaman dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat di daerah perkotaan – Angkutan yang ada hanya angkutan darat berupa gerobag yang dihela kuda – Biaya angkut ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding dengan jarak yang ditempuh. Petani menjual hasil dalam bentuk segar.
Von Thunnen Dengan asumsi tersebut maka daerah lokasi berbagai jenis pertanian akan berkembang dalam bentuk lingkaran tidak beraturan yang mengelilingi daerah pertanian.
• • • • • • • • • • • • •
• •
Jenis pertanian yang dapat diusahakan ditentukan oleh : Harga penjualan Biaya produksi Biaya angkutan Setiap keuntungan yang ingin dicapai oleh petani dapat dirumuskan sbb: K = N – (P + A) K adalah keuntungan N adalah imbalan yang diterima petani dan dihitung atas dasar satuan tertentu misal hektar P adalah biaya produksi dihitung atas dasar sama dengan N A adalah biaya angkutan Dari rumus tersebut dapat dikatakan : Petani yang berdiam dekat dengan daerah perkotaan mempunyai alternative komoditas pertanian yang lebih banyak untuk diusahakan. Sedangkan petani yang jauh dari perkotaan mempunyai pilihan lebih terbatas. Jumlah pilihan yang menguntungkan menurun sejalan dengan jarak dari daerah perkotaan Teori Von Thunnen ini dapat dimodifikasi dengan memasukkan unsur yang mengalir melalui daerah perkotaan. Sungai ini memungkinkan pengangkutan dengan biaya yang lebih murah.
TEORI MELVIN GREENHUT • 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Greenhut berusaha menyatukan teori lokasi biaya minimum dengan teori ketergantungan lokasi. Teorinya mencakup unsur-unsur : Biaya lokasi yang meliputi biaya angkutan, tenaga dan pengelolaan Faktor lokasi yang berhubungan dengan permintaan, yaitu ketergantungan lokasi dan usaha untuk menguasai pasar Faktor yang menurunkan biaya Faktor yang meningkatkan pendapatan Faktor pribadi yang berpengaruh terhadap penurunan biaya dan peningkatan pendapatan Pertimbangan pribadi
• Sekalipun Greenhut banyak menekankan segi permintaan, namun perkembangan teori maupun praktek penentuan lokasi masih cenderung ke pertimbangan biaya. Segi permintaan baru mendapat perhatian, sejauh menyangkut biaya angkutan untuk memasok pasar yang bersangkutan. Greenhut menekankan segi permintaan, ini tidak hanya ditentukan oleh lokasi tetapi juga mempengaruhi lokasi, bahkan lebih menentukan dari lokasi.
Biaya lokasi yang meliputi biaya angkutan, tenaga dan pengelolaan • Greenhut berpendapat bahwa biaya angkutan dapat merupakan faktor yang penting dalam produksi. Bila berat bahan baku lebih berat dari hasil akhir atau bahan baku bersifat cepat rusak maka lokasi akan berorientasi ke bahan baku. Selain kasus itu akan mendorong lokasi perusahaan di daerah pasar
Faktor lokasi yang berhubungan dengan permintaan, yaitu ketergantungan lokasi dan usaha untuk menguasai pasar •
Bila elastisitas harga permintaan tak terhingga perusahaan cenderung berlokasi di tempat konsumen.Hal ini disebabkan karena kenaikan biaya angkutan akan menurunkan permintaan yang besar. Jadi makin elastis permintaan makin cenderung perusahaan mendekati konsumen, perusahaan makin tersebar. Biaya angkutan yang tinggi juga akan mendorong lokasi perusahaan tersebar dan mendekati konsumen. Greenhut membedakan antara oligopoli yang terorganisasi dan yang tidak. Oligopoli yang tidak terorganisasi cenderung menghindari persaingan dan mencari pasar yang aman dengan menjauhi satu sama lain sehingga lokasinya lebih tersebar. Oligopoli yang terorganisasi biasanya bekerjasama dalam berbagai kebijakan sehingga penyebaran tidak lagi merupakan masalah.
Faktor yang menurunkan biaya • Faktor yang menurunkan biaya mencakup external economies yang disebabkan agglomerasi. Gejala ini dapat terjadi di kawasan industri. Pada awalnya perusahaan yang berlokasi di kawasan dapat memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada sepereti saluran pembuangan limbah, gardu listrik, telfon dll. Pada perkembangan selanjutnya penghematan ini cenderung meningkat karena ada banyak perusahaan yang berlokasi di tempat itu seperti bank, restoran juga dari segi perizinan dll.
Faktor yang meningkatkan pendapatan • Kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang mempunyai penduduk yang banyak dan beragam, serta didukung oleh pendapatn perkapita yang lebih tinggi dari daerah lain. Hal ini mendorong timbulnya berbagai permintaan barang, sehingga merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Kesempatan ini tidak mungkin diberikan oleh kota kecil seperti Bangil, Ungaran dll. Gejala ini yang disebut unsur-unsur yang berkenaan dengan peningkatan pendapatan yang merupakan agglomeration economies dan berlaku umum bagi perusahaan manapun.
Faktor pribadi yang berpengaruh terhadap penurunan biaya dan peningkatan pendapatan • Hubungan pribadi memberikan peluang yang tidak kecil terhadap peningkatan pendapatan
Pertimbangan pribadi • Kadang pertimbangan pribadi tampak bertentangan dengan tingkah laku mengejar keuntungan. Misal lokasi pabrik kretek Gudang Garam di Kediri, di Kediri tidak terdapat tembakau, jadi lokasi tidak berorientasi kepada bahan baku. Tenaga pada waktu berdiri juga tidak lebih banyak dan lebih trampil dibandingkan dengan di Blitar, jadi tidak berorientasi ke tenaga. Begitu juga dengan pasar, tidak lebih dari 1% yang dikonsumsi di Kediri. Lokasi pabrik itu mempunyai arti tersendiri bagi pemiliknya; oleh karena itu pemiliknya bersedia membayar harga sebagai inputed cost. Gejala demikian tidak sedikit dijumpai dalam lokasi perusahaan atau industri. Bila perusahaan semacam ini berhasil maka dapat memberi kesempatan kerja kepada warga kota dan tetapi juga dari luar kota. Saat ini tenaga kerja di pabrik tersebut sebagian besar berasal dari luar Kediri. Saat ini pabrik tersebut telah labor oriented localized.