Teknologi penanaman jenis mangrove dan tumbuhan pantai pada tapak khusus
TEKNIK PENANAMAN MANGROVE PADA DELTA TERDEGRADASI DI SUMSEL
Teknik Penanaman Mangrove Pada Delta Terdegradasi di Sumsel
Teknik Penanaman Mangrove Pada Delta Terdegradasi
Page 103
Program Judul RPI Koordinator RPI Judul Kegiatan Sub Judul Kegiatan Pelaksana Kegiatan
: Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan : Laporan Hasil Penelitian Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekowisata Pantai : Ir. Endro Subandiono : Teknik Penanaman Mangrove Pada Delta Terdegradasi di Sumsel : Teknik Penanaman Mangrove Pada Delta Terdegradasi di Sumsel : Adi Kunarso, S. Hut, M.Sc Ir. Bastoni Purwanto, S. Hut
ABSTRAK Kondisi hutan mangrove di Sumatera Selatan saat ini telah mengalami banyak tekanan, terutama oleh penebangan liar dan konversi lahan. Hutan Lindung (HL) Air Telang di Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kawasan dengan potensi mangrove yang cukup tinggi, namun kini mengalami ancaman degradasi akibat pembangunan pelabuhan, perluasan pemukiman, pembangunan tambak dan penebangan liar. Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan dan untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan akibat perubahan fungsi kawasan maka diperlukan uji coba rehabilitasi guna meminimalisir laju degradasi hutan mangrove yang masih tersisa. Kegiatan yang sudah dilakukan pada tahun 2012 yaitu analisis citra landsat untuk mengetahui perubahan tutupan dan kondisi hutan mangrove saat ini, analisis komunitas tumbuhan untuk mengetahui komposisi jenis mangrove, serta pengumpulan benih dan pembuatan persemaian mangrove. Hasil analisis citra landsat tahun 2007 menunjukkan bahwa luas hutan mangrove primer di HL Air Telang ±7.234 ha (54% dari total area), namun telah terjadi penurunan luasan mencapai sekitar 8% dalam kurun waktu antara 2007 sampai 2011. Studi komposisi jenis mangrove dilakukan menggunakan metode garis berpetak (Indrawan, 2005). Jumlah plot sebanyak 10 buah dengan ukuran 20 m x 20 m dan dibuat dalam 2 jalur. Sebanyak 7 spesies mangrove berhasil diidentifikasi dan didominasi oleh jenis jangkang (Rhizophora sp.). Untuk persiapan kegiatan rehabilitasi tahun 2013 dilakukan pengumpulan benih dan pembuatan persemaian. Benih yang disemaikan terdiri dari jenis jangkang (Rhizhopora sp.), tumu (Bruguiera gymnorrhiza), dan api-api (Avecennia sp.), sejumlah lebih kurang 1600 bibit.
A.
Latar Belakang Luas hutan mangrove Indonesia diperkirakan mencapai 3,2 juta ha (Hartini, et. al., 2010). Hutan mangrove mempunyai peranan yang penting dalam ekosistem pantai dan mempunyai fungsi antara lain sebagai pelindung terhadap
Teknik Penanaman Mangrove Pada Delta Terdegradasi
Page 104
hempasan gelombang dan arus air laut, habitat bagi berbagai jenis satwa, tempat berkembang biak berbagai jenis biota laut, pencegah polusi air, dan pengendali sedimen. Mangrove dengan kondisi yang masih alami juga berpotensi sebagai sarana wisata dan pendidikan. Meskipun diketahui mempunyai nilai ekologi dan ekonomi yang tinggi, kondisi hutan mangrove di beberapa tempat Indonesia saat ini mengalami kerusakan yang disebabkan oleh konversi lahan untuk kepentingan lain seperti tambak, pemukiman dan industri. Selain itu pemanfaatan hutan mangrove yang tidak bertanggung jawab sebagai bahan bangunan, kayu bakar dan juga arang memberi kontribusi yang tidak sedikit terhadap kerusakan hutan mangrove. Hutan Lindung (HL) Air Telang merupakan salah satu kawasan dengan potensi mangrove yang cukup tinggi. Luas HL Air Telang tercatat lebih kurang 13.000 ha (Dinas Kehutanan Banyuasin, 2006) dan terletak di Delta Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Seperti halnya kawasan hutan mangrove lain di Indonesia, kondisi mangrove di HL Air Telang saat ini sebagian telah berubah fungsi untuk industri (pelabuhan), jalan, pemukiman, dan tambak. Reklamasi kawasan ini ditandai dengan disetujuinya alokasi lahan sekitar 600 ha untuk pelabuhan internasional oleh pemerintah pusat pada tahun 2007. Pada tahun 2008, kegiatan reklamasi dimulai dengan membuka sekitar 70 ha hutan mangrove untuk pelabuhan dan jalan (Rosianty, 2010). Terbukanya akses di kawasan HL Air Telang telah mendorong masyarakat dari daerah lain untuk bermukim di dalam dan di sekitar kawasan hutan lindung. Selain mencari udang dan kepiting sebagai sumber mata pencaharian, sebagian masyarakat juga menebang kayu mangrove (terutama jenis Rhizophora, sp. dan Bruguiera, sp.) untuk dijadikan kayu bakar dan kemudian menjualnya ke pengepul. Aktivitas inilah yang diperkirakan akan mempercepat laju degradasi hutan mangrove di Delta Telang apabila tidak ada upaya pencegahan. Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan kawasan HL Telang, maka perlu dilakukan uji coba rehabilitasi guna meminimalisir laju degradasi hutan mangrove yang masih tersisa. Kegiatan-kegiatan yang sudah dan akan dilakukan dalam penelitian ini antara lain meliputi studi potensi pengamatan karakteristik site dan kondisi hutan mangrove serta upaya uji coba teknik rehabilitasi mangrove yang akan dilaksanakan pada tahun 2013. Pengamatan kondisi hutan mangrove dilakukan melalui analisis citra landsat 7 ETM+ tahun 2007 dan 2011 untuk mengetahui perubahan tutupan dan kondisi hutan mangrove saat ini. Sementara itu analisis komunitas tumbuhan dilakukan untuk mengetahui komposisi jenis dan struktur komunitas mangrove. B. Tujuan dan Sasaran Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh paket teknologi penanaman mangrove pada tapak khusus (delta terdegradasi) di Sumatera Selatan. Sasaran
Teknik Penanaman Mangrove Pada Delta Terdegradasi
Page 105
penelitian ini adalah tersedianya paket teknologi penanaman mangrove pada tapak khusus (delta terdegradasi) di Sumatera Selatan. C. Luaran/Output Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah informasi karakteristik lahan dan hutan mangrove pada delta terdegradasi, teknik pembibitan mangrove dari sumber benih setempat. D. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup dari kegiatan ini adalah 1). Pengamatan karakteristik site dan kondisi hutan mangrove di HL Air Telang, 2). Pengumpulan buah dan biji mangrove, 3). Pembibitan mangrove, 4) Pengamatan pertumbuhan bibit mangrove. E. Hasil Pengamatan dan Pembahasan 1. Lokasi Penelitian Delta Telang terletak di wilayah pesisir utara Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan. Sebagain wilayah bagian utara delta ini ditetapkan sebagai hutan lindung Air Telang dengan potensi hutan mangrove diperkirakan mencapai ±7.000 ha (Gambar 1).
Gambar 1. Peta lokasi kegiatan penelitian
2. Perubahan Tutupan Lahan dan Kondisi Hutan Mangrove Saat Ini Untuk mengetahui perubahan tutupan hutan mangrove dilakukan dengan membandingkan citra Landsat 7 ETM+ tahun 2007 (tanggal 2 Oktober 2007) dan citra Landsat 7 ETM+ (tanggal 13 Oktober 2011), yang mewakili kondisi sebelum dan sesudah pembangunan pelabuhan. Interpretasi dilakukan dengan mengklasifikasikan menjadi 5 kelas tutupan Teknik Penanaman Mangrove Pada Delta Terdegradasi
Page 106
lahan. Hasil analisis citra landsat tahun 2007 menunjukkan bahwa luas hutan mangrove primer di HL Air Telang ±7.234 ha (54% dari total area), namun telah terjadi penurunan luasan mencapai sekitar 8% dalam kurun waktu antara 2007 sampai 2011(Gambar 2).
Bareland 497.25 (4%) Plantation 2,644.90 (19%)
Secondary mangrove/ Shrubland 2,329.21 (17%)
Area 2007 (ha)
Water body/ Fishpond 782.60 (6%)
Pristine mangrove 7,243.71 (54%)
Bareland 617.75 (5%) Plantation 2,841.40 (21%)
Area 2011 (ha)
Water body/ Fishpond 304.95 (2%)
Pristine mangrove 6,664.97 (49%)
Secondary mangrove/ Shrubland 3,062.76 (23%)
Gambar 2. Perubahan tutupan lahan dan kondisi mangrove saat ini 3. Studi Vegetasi Studi dilakukan dengan menggunakan metode garis berpetak (Indrawan, 2005), sebanyak 10 petak dan terbagi menjadi dua jalur. Luas masing-masing petak 20 m x 20 m. Dalam tiap petak dibuat petak kecil berukuran 5 m x 5 m untuk menghitung jumlah sapling dan 2 m x 2 m untuk tumbuhan bawah dan tumbuhan tingkat semai. Sebanyak tujuh species mangrove berhasil diidentifikasi (Tabel 1). Berdasarkan definisi Tomlinson (1986), 4 species diklasifikasikan dalam komponen utama mangrove (Species nomor 1-4 pada Tabel 1), sedangkan yang lain Teknik Penanaman Mangrove Pada Delta Terdegradasi
Page 107
merupakan komponen tambahan. Species tingkat pohon didominasi oleh jangkang (Rhizophora sp) dengan nilai kerapatan relatif, frekwensi relatif dan dominasi relatif masing-masing sebesar 80,55%, 53,57% dan 84,54%. Kelimpahan mangrove tingkat semai dan sapling merefleksikan tingkat regenerasi alaminya. Pada tahap pertumbuhan ini masih didominasi oleh jangkang. Sedangkan tumbuhan bawah didominasi oleh pakis laut (Acrostichum aureum L), dengan dominasi relatif 75,81%. Tabel 1. Daftar species mangrove yang ditemukan Species
Family
1
Rhizophora sp. Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lam Avicennia sp Nypa fruticans Wurmb Excoecaria agallocha L. Xylocarpus granatum Koen. Acrostichum aureum L
Rhizophoraceae
Jangkang
Rhizophoraceae
Tumu
+
+
Avicenniaceae Arecaceae Euphorbiaceae
Api api Nipah Buta buta
+ + +
+ + +
Meliaceae
Ngirih
+
+
Pteridaceae
Pakis laut
+
+
2 3 4 5 6 7
Nama lokal
Distribusi T1 T2 + +
No
Catatan: T1 = Jalur 1; T2 = Jalur 2; + = ditemukan 4.
Pengumpulan Benih dan Pembuatan Persemaian Pengumpulan benih dilakukan dengan cara mengumpulkan benih yang sudah jatuh disekitar pohon induk. Benih yang dikumpulkan terdiri dari jenis jangkang (Rhizhopora sp.), tumu (Bruguiera gymnorrhiza), dan apiapi (Avecennia sp.). Total benih yang dikumpulkan sejumlah lebih kurang 1700 buah. Tabel 2. Ukuran benih mangrove Jenis Rhizophora sp. B. gymnorrhiza Avicenia sp.
pangkal 0.81 0.75
Diameter (cm) tengah 1.04 1.45 2.31
ujung 0.41 0.75
Panjang (cm) 26.75 12.97 4.04
Berat (gr) 24.79 21.13 6.67
Benih selanjutnya ditanam di persemaian dengan media tanah lumpur dan sistem genangan. Hasil pengamatan bibit pada salah satu blok di persemaian 3 minggu setelah penanaman dan tanpa perlakuan, disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata tinggi, jumlah daun, dan persen tumbuh bibit mangrove umur 3 minggu Jenis
Tinggi (cm)
Jumlah Daun
Persen tumbuh
Rhizophora sp
2.71
2
97.50%
B. gymnorrizha
3.06
1
93.13%
Avicenia sp
16.94
3
85.63%
Teknik Penanaman Mangrove Pada Delta Terdegradasi
Page 108
Foto Kegiatan.
a
b
c
d
e
Keterangan Foto: a). Pembutan plot untuk studi komposisi jenis mangrove . b). Pengukuran diameter pohon. c). Seleksi benih. d). Pengisian polybag e). Persemaian mangrove f). Pengamatan pertumbuhan Teknik Penanaman Mangrove bibit Padamangrove Delta Terdegradasi
f
Page 109