Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Modul ke:
07 Fakultas
FIKOM Program Studi
Broadcasting
Andi Fachrudin, M.Si.
Menyusun Shooting List • Setelah sequence dan scene tersusun semua, salinlah di atas kertas dengan kolom-kolom yang sesuai dengan contentnya disebut shooting list, untuk disosialisasikan dengan kerabat kerja/kru lainnya agar dapat saling mengoreksi dan memahami alur cerita yang akan diproduksi. • Merencanakan sequence dan scene yang telah memiliki alur cerita yang hidup (sesuai keinginan) selanjutnya dipindahkan dalam shooting list (sasaran tembak kamera) dengan lebih jelas dan mudah agar dimengerti oleh juru kamera dan driver sebagai partner kerja.
Shooting List No
Sekuen dan Scene
1.
Sekuen Opening (ZO) BALAI KOTA BATAVIA dengan Bunga Lotus (GS) Pengunjung menyusuri Lapangan Fatahilah (LS) Penjaga Toko Sovenir dan Pembeli (MS) Penjaga Toko dan Pembeli (FS) Sekelompok remaja bercengkrama (MS) Pemilik Toko Minuman Segar (MCU) Turis Eropa (MCU) Turis Lokal (Pan) Bagunan Tua Peninggalan VOC (ZO) BEOS ke Lapangan Fatahilah
2.
CG (S.I) Menjaga Kelestarian KOTA TUA BATAVIA
3.
(video; lapangan Fatahillah) Sekuen Introduction Kota Tua (Overview Pan) Kota Tua (LA.CU) Museum Wayang (MCU) Beos (CU) Toko Pedagang Sovenir (FS) Kantor Pos Kota Tua (Bumper out) Foto Kota Tua 1930 (Bumper in) Foto Kota Tua 1930 Dst........
Keterangan
Menyusun Shooting Schedule • Setelah membuat shooting list, begitu banyak lokasi, angle, komposisi, janjian wawancara, suasana ramai, tenang, cuaca dan lain sebagainya yang harus dijadwal berdasarkan skala prioritas. Patokannya adalah berdasarkan gambar yang paling penting dengan pertimbangan waktu syuting, suasana yang mendukung dan perjanjian wawancara dengan karakter utama film kita. Contoh; suasana kepadatan lalu lintas sebagai symbol kota metropolitan diambil pagi hari lebih penting dari pada tempat berkumpul turis yang akan ramainya menjelang sore hingga malam hari.
Shooting Schedule No. 1.
2.
3.
Hari Pertama (Senin 6 Juni 2011) (LS) Pak Burhan Penjaga Museum Wayang keluar rumah (Pan) Pak Burhan berjalan menyusuri Jalan sempit (CU) Pak Burhan Membuka Kunci Museum (MCU) Pak Burhan masuk Museum (MCU) Pak Burhan Interview (GS) Pak Burhan berjalan menuju Pelabuhan Sunda Kelapa (LS) Jembatan Tarik Kota Intan (Pan) Pak Burhan Mengunjungi Menara Pengawas pelabuhan (LS) Kapal-kapal Barang di Pelabuhan (MCU) Turis Asing (Pan) 2 Turis lokal berjalan-jalan Menyusuri Lapangan Fatahillah (MCU) Turis Lokal (Pan) Bagunan Tua Peninggalan VOC (ZO)
BEOS ke Lapangan Fatahilah
Keterangan Pagi
Siang
Sore
Menulis Daftar Pertanyaan Wawancara narasumber dalam program dokumenter merupakan pencarian sumber informasi berdasarkan fakta dan realita. Wawancara harus disiapkan sebelum shooting, sehingga produser/reporter harus mengetahui data dan profesi dari karakter yang akan diwawancarai. Setelah mengetahui tentang identitasnya, disusunlah beberapa pertanyaan yang dibutuhkan untuk mendukung content program yang dibuat.
Menyusun Gambar & Menulis Narasi Stock gambar yang terekam dalam kaset belum menjadi film dokumenter, masih mentah. Seorang produser setelah shooting selesai harus segera melakukan penyusunan gambar yang dikenal dengan editing sebagai bagian dari pasca produksi. Harus diadakan diskusi atau pertemuan khusus dengan kru untuk menjelaskan kerangka film dokumenter yang akan diedit mulai dari ide, film statement, proposal, structure sampai urut-urutan gambar yang tersedia didalam kaset
Transkrip Wawancara & Daftar Gambar No.
Audio
Visual
1. 00:03:10:00 – 00:04:12:20 Transkrip Wawancara Pak Burhan Penjaga Museum
00:00:00:00 – 00:01:10:20 Kaset 4 (LA LS) Kontruksi Pembangunan Gedung Pencakar Langit (VLS) Jalan Layang
Eh,,,,iya Balai Kota Batavia dahulu dipakai kolonial Belanda untuk kantor
00:04:50:07 – 00:05:00:20 Kaset 6
Pemerintahan....... Disini dahulu menjadi pusat administrasi Ibukota Batavia yang
(LS)
Kesibukan Pelabuahan Priok 00:05:01:40 – 00:05:10:20
(FS) (MS)
Sekelompok remaja bercengkrama Pemilik Toko Minuman Segar
ramai dikunjungi warga. Kendaraan bermotor tidak sebanyak sekarang, tapi yang sibuk lalu lalang justru sepeda dan orang berjalan kaki, kalau angkutan umumnya Trem.....
Menyusun Gambar & Menulis Narasi Setelah memiliki data transkrip wawancara, dapat kita padukan dengan structure yang direncanakan semula serta daftar gambar setiap kaset yang dicatat selama shooting dilokasi. Ternyata hasil wawancara dan gambar yang telah dipadukan, belum bisa memberikan alur cerita sesuai yang diinginkan, karena informasi yang diberikan tidak utuh. Hal ini dibutuhkan narasi cerita yang berfungsi sebagai jembatan dari satu informasi ke informasi yang lainnya. Beberapa film dokumenter dapat mengantikan narasi dengan memanfaatkan penjelasan dari seorang subyek utama, atau atmosfir alami sebagai pendamping gambar yang biasanya sudah dramatis. Sehingga narasinya cukup singkat-singkat saja. Ada juga dokumenter yang memiliki narasi lebih dominan untuk membantu penjelasan atas alur cerita atau investigasi atas pendalaman informasi yang diberikan.
Menyusun Gambar & Menulis Narasi Shot No 1
Video 1. Opening (ZO) BALAI KOTA BATAVIA dengan Bunga Lotus
Cut Time 13”
Total Time
0’13”
Audio
Pada bagian sebelah utara kota Jakarta, ada suatu daerah penuh sejarah dan cerita akan kota Jakarta tempo dulu. Orang menyebutnya Kota Tua.
Suara keceriahan terdengar disepanjang taman fatahilah oleh para penjual sovenir,
(GS) Pengunjung menyusuri Lapangan Fatahilah 2
3”
0’16”
makanan tradisonal dan turis yang memenuhi taman.
Baru-baru ini, Wisata Kota Tua sangat populer dikalangan warga Jakarta dan sekitarnya, (LS) Penjaga Toko Sovenir dan Pembeli 3
yang mengakibatkan banyaknya pengunjung datang untuk mengetahui keunikan bangunan 3”
0’19”
peninggalan kolonial dan relaks berjalan-jalan di beberapa tempat unik Kota Tua.
5”
0’24”
3”
0’27”
I Like Small Shop.
3”
0’30”
Saya sangat menyukai suasana Kota Tua.
3”
0’33”
Kota ini sangat berbeda dengan daerah lain yang ada di Jakarta, banyak bangunan dan
(MS) Penjaga Toko dan Pembeli 4 (FS) Sekelompok remaja bercengkrama 5 (MS) Pemilik Toko Minuman Segar 6 (MCU) Turis Eropa 7 (MCU) Turis Lokal 8
lokasi yang pelihara kelestarian lingkungannya, yaitu bangunan Belanda dan gaya 3”
0’36”
9”
0’45”
(Pan) Bagunan Tua Peninggalan VOC 9
tradisional. Tetapi pembangunan kota metropolitan Jakarta, dikhawatirkan sebagian besar warga, dapat menganggu pelestarian areal Kota Tua yang sangat kental dengan peninggalan kolonial dan ke-asrian budaya tradisional yang terjaga disekitarnya.
(ZO) BEOS ke Lapangan Fatahilah 10
14”
0’56”
Terima Kasih Andi Fachrudin, MSi .