XI.
TEKNIK SWITCHING DLM SISTEM TELEPON
XI.1 PENDAHULUAN Analisis permasalahan telepon dapat dibagi atas: 1. Switching Engineering / Teknik Switching Bidang ini meliputi segala hal yang menyangkut cara menghubungkan 1 (satu) pelanggan dengan pelanggan lainnya, yakni: a. Teknik switching: cara kerja komponen spt kontak, selektor, rele, dlm membentuk lintasan langsung antar 2 pelanggan. b. Persoalan jaringan: merupakan analisis tentang susunan dan bentuk jaringan telepon. c. Traffic & trunking: analisis kebutuhan perangkat serta jlh saluran telepon berdasar kepadatan trafik/lalulintas pembicaraan telepon. 2. Transmission Engineering / Teknik Transmisi Bidang ini menyangkut segala hal yang dialami sinyal saat merambat di sepanjang saluran transmisi, misal redaman (attenuation), waktu tunda (delay time), cacad (distortion) maupun gangguan ( disturbance).
XI.2 TEKNIK SWITCHING Teknik switching adalah cara pengaturan / pergerakan perangkat switching sedemikian rupa sehingga lintasan langsung dapat diperoleh antara satu pelanggan dgn pelanggan lainnya. Khusus dalam switching otomat pelaksanaan sambungan dibedakan atas: 1. Direct Controlled System / Pergerakan Pimpinan Langsung dimana Call Number (CN) yang berupa pulsa secara langsung mengerjakan perangkat switching yang ada di sentral 2. Indirect Controlled System / Pergerakan Pimpinan Tidak Langsung dimana Call Number (CN) yg berupa pulsa ditransformasikan dulu dlm bentuk kode sebelum mengerjakan perangkat switching di sentral. Sesuai fungsinya, dalam jaringan telepon terdapat 2 lintasan yang berbeda: 1. Lintasan pembicaraan: Lintasan yang menyalurkan sinyal pembicaraan antar pelanggan 2. Lintasan kontrol / signaling: Lintasan yang menyalurkan sinyal kontrol / pengendalian / signaling dari perangkat switching saat pembentukan maupun pembubaran lintasan pembicaraan
Tabel XI.1: Macam switching pada sentral telepon berdasar Perkembangan teknologinya No 1 2 3 4
Nama Sentral Crossbar Exchange Semi Electr.Exchange Full Electr.Exchange Digital Exchange
Lints bicara Rele Rele Transistorized Digital / IC
Lints kontrol Rele Transistorized Transistorized Digital / IC
KONSENTRATOR
Sebagai contoh diperlihatkan pada Gbr.XI.1 konsep yg sangat sederhana dari konfigurasi / susunan hubungan pelanggan pada suatu sentral digital. Berdasar konsep crosspoint ini terlihat bahwa setiap pelanggan akan dapat menghubungi pelanggan manapun secara bersamaan.
1 2 3 4 10 10
5
Gbr.XI-1: Konfigurasi sederhana sentral digital dimana: a. Jumlah pelanggan = 10 b. Connecting circuit (daya sambung) = 5 c. Empat pasang pelanggan sedang melakukan pembicaraan d. Masih ada 1 pasang pelanggan yang bebas Sebagaimana terlihat pada Gbr.XI-2, bila jumlah pelanggan jauh lebih banyak dari connecting circuit (daya sambung) , maka dibutuhkan : 1. Konsentrator: Mengkonsentrasikan saluran pelanggan (jln masuk=60, jln keluar=5) Menghubungkan saluran pemanggil dengan connecting circuit. 2. Interkoneksi : Menghubungkan connecting cirduit dgn saluran pelanggan tujuan.
60 KONSENTRATOR
1 2 3 4
INTERKONEKSI
60
5
INTERKONEKTOR
PELANGGAN
KE YG DIPANGGIL
KONSENTRATOR
DARI PEMANGGIL
Gbr.XI-2: Konfigurasi sentral digital yang dilengkapi dengan: a. Konsentrator ( jln masuk=60, jln keluar=5 ) b. Interkonektor (jln masuk=5, jln keluar=60) c. Dua pasang pelanggan sedang melakukan pembicaraan
XI.3
BAGIAN UTAMA PESAWAT TELEPON
Bagian utama dari suatu pesawat telepon adalah: 1. Bagian pengirim ( mikrofon) sudah dibahas 2. Bagian penerima ( loudspeaker ), sudah dibahas 3. Dual Tone Multi Frequency (DTMF) 4. Bel 5. Rangkaian Anti Side Tone / Anti Lokal
XI.4
DUAL TONE MULTI FREQUENCY
1
2
3
697
4
5
6
770
7
8
9
852
*
0
#
941
1209
1336
1477
1633 SENTRAL BPF
Gbr.XI-3: Pola frekuensi pada DTMF Catatan: 1. Setiap penekanan tombol, ada 2 frekuensi yang terkirim ke sentral. 2. Semua satuan pada Gbr.XI-3 adalah dalam Hz.
DTMF berfungsi untuk merobah setiap digit yang berasal dari tombol tekan (push button) menjadi sinyal kode berupa 2 (dua) frekuensi sebagaimana terlihat pada Gbr.XI-3. Kedua frekuensi inilah yang selanjutnya dikirim ke sentral.
XI.5 B E L
5 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Maknit permanen Kumparan Tangkai pemukul Pemukul Bel atas Bel bawah
4 6
3 U 2
S 1
dari Sentral
Gbr.XI-4: Bagan bel pada pesawat telepon
Bel berfungsi untuk memberi tahu pelanggan bahwa ada panggilan yang masuk, bagan sederhananya dapat dilihat pada Gbr.XI-4. 5 3
4
2
6 F(p) ki
F(p) ka
Gbr.XI-5: Gaya maknit pada kumparan saat bel istirahat
Prinsip kerja bel : 1. Saat istirahat (Gbr.XI-5): Dalam maknit permanen U terdapat fluks maknit. Pada kedua ujungnya arah fluks adalah dari kutub Utara ke kutub Selatan dgn kecenderungan melalui tangkai pemukul dan kumparan yg berada diantara kedua kutub. Karena kedua kumparan simetris maka besar fluks permanen yang melaluinya akan sama, demikianpun gaya maknit permanen F(p)ki dan F(p) ka yang dihasilkannya, juga akan sama. Gaya maknit permanen tsb akan menarik / mendorong bahan-bahan maknetis yang ada disekitarnya, termasuk tangkai pemukul, akan tetapi karena kedua gaya sama besarnya maka tangkai pemukul tetap pada posisi semula sebagaimana terlihat pada Gbr.XI-5. 5
5 3
4
2
6 F(s) ki F(p) ki a
F(p) ka F(s) ka
3 4 2 6 F(s) ki F(p) ki
F(p) ka F(s) ka
b
Gbr.XI-6 : Gaya maknit pada kumparan saat bel bekerja : a. Gaya maknit total kanan > Gaya maknit total kiri b. Gaya maknit total kiri > Gaya maknit total kanan 2. Saat bekerja : Saat ada panggilan, dari sentral mengalir arus bolak balik melalui kedua kumparan sehingga timbul fluks maknit sesaat yg membangkitkan gaya maknit sesaat F(s) ki dan F(s) ka yang besarnya sama. Pada ½ perioda yang positip (Gbr XI-6a): Sesuai dgn pengaturan polaritas kumparan yang dibuat berlawanan, meskipun besar kedua gaya sesaat F(s) ki dan F(s) ka sama, tetapi arahnya berlawanan, pada gambar terlihat bahwa arah F(s) ki keatas sedang arah F(s) ka kebawah. Dgn demikian gaya maknit total kanan > gaya maknit total kiri, sehingga pemukul mengenai bel 5 karena posisi tangkai kanannya yang tertarik miring kebawah. Pada ½ perioda yang negatip (Gbr XI-6b):
Fasa arus pada ½ periode negatip berikutnya akan meyebabkan fasa gaya sesaat F(s) ki dan F(s) ka juga berobah, sehingga sebagaimana terlihat pada gambar, arah F(s)ki kebawah sedang arah F(s) ka keatas. Dgn demikian gaya maknit total kiri > gaya maknit total kanan, sehingga pemukul mengenai bel 6 karena posisi tangkai kanannya yang tertarik miring kebawah 3. Kecepatan pergerakan memukul : Jika frekuensi arus bolak balik adalah 300 Hz, berarti dlm 1 detik masing-masing bel 5 dan 6 akan dipukul 300 kali secara bergantian, pukulan tsb terdengar sebagai deringan bel.
XI.6. RANGKAIAN ANTI SIDE TONE / RANGKAIAN ANTI LOKAL ISx
Speaker IOut
X IMx
Mikrofon
Speaker
ISy Y
Mikrofon
Gbr.XI-7: Arus IMx dari mikrofon X dengan tujuan Speaker Y terlihat sebahagian juga mengalir kearah Speaker X sendiri. ( IMX = arus dari mikrofon X , ISx = arus masuk speaker X, dan ISY = arus masuk speaker Y ) Rangkaian Anti Side Tone berfungsi untuk menjaga agar suara sipembicara tidak masuk kedalam speakernya sendiri, dalam hal ini berarti arus IMX dari mikrofon X hanya mengalir menuju Speaker Y, sehingga seharusnya ISx = 0 Speaker
I1‘
L3
Speaker
I2’
I1 ZBN
I3’ I2
L1 I
L2 Mikrofon
L3
I4’
I3 Sal.Transmisi Zo
I4 L1
L2
Mikrofon
I5 Pelanggan X
Pelanggan Y
ZBN
Gbr.IX-8 : Bagan sederhana dari Rangkaian Anti Side Tone saat pelanggganX berbicara dan pelanggan Y mendengar, dgn persyaratan: - Impedansi karakteristik saluran Zo= Impedansi balans ZBN - Impedansi kumparan Z(L1) = Z(L2) 1. Pada pihak pelanggan X (saat X berbicara) : Arus I yang berasal dari mikrofon X akan bercabang menjadi I1 dan I2 dimana I1 = I2 karena Z(L1) + ZBN = Z(L2) + Zo Oleh adanya I1 terjadi induksi arus I1’ dari kumparan L1 ke L3 . Oleh adanya I2 terjadi induksi arus I2’ dari kumparan L1 ke L3 . Karena kumparan L1=L2 dan arus I1=I2 maka arus I1’=I2‘ tetapi dengan arah yang berlawanan, sehingga arus total yang meliwati speaker = 0. Ini berarti suara yg berasal dr mikrofon X tdk akan masuk ke speaker X 2. Pada pihak pelanggan Y (saat Y mendengar) : Arus I3 (< I2 ) yang mencapai handset Y bercabang menjadi I4 (liwat L2 ) dan I5 (liwat mikrofon). Oleh adanya I3 terjadi induksi arus I3’ dari kumparan L1 ke L3 . Oleh adanya I4 terjadi induksi arus I4’ dari kumparan L1 ke L3 . Karena I4’ dan I5‘ searah, maka arus yg meliwati speaker Y adalah I4’+I5‘, berarti suara yg berasal dr mikrofon X akan masuk ke speaker Y Dengan perkataan lain, suara X dapat didengar oleh Y. Kesimpulan: Saat X berbicara, suara X hanya akan diteruskan ke speaker Y dan tidak akan dapat masuk ke speaker X sendiri