Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Dempiot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas linn.)
TEKNIK SElEKSI STEK UNTUK BIBIT JARAK YANG BAlK Dr. Ir. Theresia Perwitasari, M.S
Stek adalah perbanyakan bahan tanaman seeara vegetatif yang berasal dari batang atau eabang tanaman. Bahan tanaman berupa stek jarak pagar yang balk dan bermutu bisa didapatkan darl kebun induk. Apabila kebun induk belum ada, penyediaan stek dapat dilakukan dengan menyeleksi dari populasi tanaman yang tersedia, dengan persyaratan sebagai berikut: 1. Populasi tanaman berumur > 5 tahun dengan pertumbuhan yang seragam dari satu ekosistem 2. Populasi tanaman bebas dar! serangan hama dan penyakit 3. Produktivitasnya > 2 kg biji kering per tanaman per tahun atau setara > 5 ton biji kering per hektar per tahun. Namun masalah produktivitas untuk masing2 memiliki
wilayah
kriteria
penilaian
tersendiri
dengan
memperhatikan
kesesuaian iahan, iklim dan adaptasi tanaman.
A. Seleksi Pohon Induk Terpilih Bahan tanaman stek bisa didapatkan dad tanaman induk dengan kriteria sebagai berikut: 1. Berumur leblh dari 5 tahun atau tanaman berumur 1 tahun yang sudah berproduksi 2. Penampakan eabang lurus 3. Berasal dari tanaman induk yang sehat dan memiliki mater! genetis yang baik Produksi tinggi dengan jumlah biji 500-600 gram/pohon atau sekitar 1,5 ton/ha Berumur panjang Produksi lebih eepat dengan standar 11 bulan 4. Cabang-eabang berpueuk dan telah berkayu 5. Warna kulit batang hijau keabu-abuan 6. Stek segar, tidak kering dan keriput 7. Diameter batang 1,5-2,5 em
35
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas Unn.)
8. Panjang stek 40-50 em untuk pertanaman atau 60-100 em untuk pagar 9. Bagian bawah batang dipotong dengan sudut 45°C untuk memudahkan masuknya tanaman ke media 10. Tanaman sehat, bebas dari hama penyakit 11. Oapat tumbuh di berbagai jenis tanah
Kriteria bibit yang berasal dari stek : 1. Sumber benih berasal dari pohon induk 2. Umur bibit 1 - 1,5 bulan di dalam polybag 3. Tinggi bibit 20 - 40 em 4. Bibit dalam keadaan sehat dan segar 5. Bebas hama dan penyakit 6. Warna daun hijau tua 7. Jumlah daun >15 daun 8. Warna batang hijau
B. Teknik Perbanyakan Bibit dari Stek Penyetekan dilakukan pada bag ian tengah batang tua jarak pagar. Panjang batang tua yang akan distek sekitar 40 - 50 em diameter 1,5 - 2,5 em. Peneelupan dengan Rootone-F dilakukan untuk memaeu perakaran. Stek dapat langsung ditanam pad a media tanam yang telah disiapkan. Setelah stek berdaun 4 - 7 dauri, stek dapat ditanam di lapang. Adapun kendala yang dihadapi dar! perbanyakan bibit seeara konvensional ini antara lain pertumbuhan stek eepat namun dibatasi oleh tanaman induk. Tanaman ya;1g berasal dar! biji berproduksi lebih lambat dan pada tahun pertama produksinya eenderung lebih rendah daripada tanaman stek. Selain itu bibit tanaman yang berasaldari stek memiHki kelemahan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. T ana man jarak dari stek memiliki karakteristik sistem perakaran serabutldangkal. Hal ini menyebabkan persaingan dengan tanaman disekitarnya (gulma) dalam penyerapan air, minerai dan unsur hara lainnya semakin besar. Terutama untuk tanaman yang sudah tua akan menyebabkan penurunan produktivitas.
36
Workshop Pendirian Kebun BibitSumber, Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas linn.)
2. Sistem perakaran dangkal pad a stek menyebabkan umur tanaman tidak bisa bertahan lama (sekitar 15 tahun). Kondisi dengan sistem perakaran dangkal menyebabkan tanaman mudah roboh. 3. Tanaman dari bahan stek yang tidak diketahui produktivitasnya kemungkinan
akan
mandapatkan tanaman
dengan
pertumbuhan
vegetatif yang tinggi.
37
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Demplot dan Feasibility Study . untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas linn.)
RANCANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA JARAK PAGAR (Jatropha curcas L).
1. Ruang Ungkup standar ini menetapkan acuan normatif, istilah dan difinisi, syarat mutu, cara pemeriksaan lapangan. cara pengambilan contoh benih, cara ana lisa mutu, penandaan, pengemasan dan rekomendasi.
2. Istilah dan difinisi 2.1. benih. adalah tanaman atau bagiannya (biji, bibit, entres,
eksplan) yang
dipergunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman.
2.2. biji (seeds) bag ian tanaman hasH perbanyakan generatif dari pohon induk yang digunakan untuk bahan tanam.
2.3. bibit Bahan tanaman berasal dari biji yang ditumbuhkan (perbanyakan generatif) atau yang berasal dari perbanyakan vegetatif (asal stek, kultur ex vitro, kultur in vitro, grafting).
2.4. entres Bagian tanaman hasil perbanyakan vegetatif dari pohon induk yang digunakan untuk bahan tanam.
2.5. pohon induk. Tanaman yang diperoleh melalui proses seleksi dan telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang sebagai sumber benih.
2.6. eksplan Bagian tanaman hasH perbanyakan vegetatif dar! pohon induk yang digunakan sebagai bahan perbanyakan pada kultur in vitro.
38
Workshop Pendirian Kebun Bibil Sumber. Demplotdan Feasibility Study untuk Perkebul')an Jarak Pagar (Jatropha curcas Unn.)
2.7. stek Perbanyakan bahan tanaman secara vegetatif yang berasal dar! batang atau cabang tanaman
2.8. grafting Perbanyakan bahan tanaman secara vegetatif dengan cara disambung antara batang bawah dengan batang atas.
2.9 batang bawah Bahan
tanaman
yang
digunakan
sebagai
bagian
bawah
dalam
perbanyakan vegetatif dengan cara sambung
2.10. batang atas Bahan tanaman berupa pucuk (entres) dar! pohon induk terpilih yang digunakan sebagai bagian atas perbanyakan vegetatif dengan cara disambung.
2.11.okulasi Perbanyakan bahan tanaman secara vegetatif dengan cara menempel mata tunas pada batang bawah.
2.12. mata tunas. Bahan tanaman berupa titik tumbuh dari pohon induk terpilih yang digunakan sebagai bagian atas rerbanyakan vegetatif dengan cara ditempel.
2.13. kultur ex vitro (micro cutting) Perbanyakan bahan tanaman secara vegetatif yang berasal dar! eabang mini dengan eara ex vitro
2.14. In vitro Perbanyakan bahan tanaman seeara vegetatif yang berasal dari jaringan tanaman
39
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan JarakPagar{Jatropha curcas Linn.) .
2.15. piantlet
Bahan tanaman hasH perbanyakan vegetatif dengan cara in vitro
2.16. varietas/klon Bagian
dari
suatu
jenis
yang
ditandai
oleh
bentuk tanaman,
pertumbuhan, daun, tangkai daun, pucuk daun (flush), bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.
2.17. varietas lain atau tipe simpang tanaman yang menunjukkan karakter yang menyimpang atau berbeda dari deskripsi varietas .
2.18. mutu benih Gambaran karakteristik menyeluruh dari benih meliputi mutu fisik, genetis, fisiologis dan atau kesehatan benih.
2.19. standar mutu benih Spesifikasi teknis yang baku mencakup mutu fisik, genetis, fisioiogis dan atau kesehatan benih.
2.20. kebun induk Kebun yang dibangun sesuai dengan kaidah-kaidah pembenihan dengan tujuan untuk memproduksi benih.
2.21. sertifikasi Proses
pemberian
sertifikat
benih
tanaman
setelah
melalui
pemeriksaan, .pengujian dan pengawasan serta memenuhi semua persyaratan untuk diedarkan
2.22. isolasl pertanaman Jarak minimal yang harus dipenuhi antara suatu kebun benih dengan pertanaman sejenis di sekelilingnya pada musim tanaman yang sama.
40
Workshop Pend irian Kebun Sibit Sumber, Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.)
2.23. seleksi atau roguing Tindakan untuk mencabut atau menghilangkan tipe simpang dan memusnahkan tanaman sakit dalam kebun benih.
2.24. analisis mutu benih Kegiatan untuk menganalisis mutu benih yang meJiputi kadar air, daya berkecambah, dan kemurnian fisik dan kesehatan benih yang harus dilakukan terhadap setiap 'kelompok benih' yang akan diedarkan.
2.25. kadar air benih Kandungan air yang terdapat dalam benih; dinyatakan dalam persen terhadap be rat awal.
2.26. kemumian fisik Jumlah benih murni terhadap contoh benih uji, yang ditetapkan berdasarkan metoda baku; dinyatakan dalam persen.
2.27. daya berkecambah Kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah normal dalam kondisi pengujian optimum sesuai dengan metoda baku; dinyatakan dalam persen.
2.28. Kesehatan benih Kondisi benih yang secara visual maupun laboratoris menggambarkan bahwa benih tersebut terdapat atau tidak terdapat tanda-tanda serangan hama maupun penyakit di dalamnya.
41
Workshop Pendirian KeblJn Bibit $umber, Dempiot dan Feasibility Study . untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas linn.)
3. Syarat Mutu Benih
3.1. Persyaratan Mutu: sesuai Tabel1 berikut ini : 3.1.1. Kebun induk Tabel 1. Spesifikasi persyaratan kebun induk No
Tolok Ukur
1
Sumber
Persyaratan benih/material
genetik
Varietas/klon unggul yang sudah dilepas/diseleksi/teridentifikasi Minimal 1 tahun
2
Umur tanaman
3
Produksi benih
Minimal 2,5 ton Iha/th
4
Ketahananan terhadap hama
Minimal to(eran atau agak tahan
penyakit 5
Popu\asi tanaman
6
Ketinggian tempat
7
Kemurnian tanaman
2.500 -10.000/ha
<400 m 100%
Isolasi kebun
9m
3.1.2. Persyaratan mutu benih Tabel2. Spesifikasi persyaratan mutu benih di iaboratorium No
Persyaratan
Jenis Pemeriksaan
1.
Kemurnian fisik
2
Daya berkeeambah
3.
Kadar air
4
Kesehatan benih
99% >80% 12 -15 % Bebas hama dan penyakit
3.1.3. Persyaratan stek dan entres Tabel 3. Spesifikasi persyaratan stek No
42
Jenis Pemeriksaan
Persyaratan
1.
Sumber benih
Berasal dari pohon induk
2.
Panjang stek
20-25 em
3.
Diameter stek
1,5 - 2,0 em I berkayu
4.
Kesegaran stek
Segar/tidak kering dan keriput
Workshop PendirianKebun Bibit Sumber, Demplot
Tabel4. Spesifikasi persyaratan entres untuk ex vitro No
Jenis Pemeriksaan
Persyaratan
1.
Sumber benih
Berasal dari pohon induk
2.
Panjang stek
5 -10 em
3.
Diameter stek
0,5 -1,0 em
4.
Warna tunas
Hijau
5.
Kesegaran
Segar/tidak kering dan keriput
Tabel5. Spesifikasi Persyaratan entres untuk grafting No.
Jenis Pemeriksaan
1.
Sumber benih
2.
Panjang
3.
Kesegaran
Persyaratan
Berasal dari pohon induk 5-10 em Segar/tidak kering dan keriput
3.1.4. Bibit berasal dar! benih, stek, grafting, ex vitro dan in vitro
Tabel 7 Spesifikasi persyaratan mutu bibit dari biji (seed) No
Jenis pemeriksaan
Persyaratan
1.
Sumber benih
Kebunlnduk
2.
Umur bibit
1 -1,5 bulan
3.
Tinggi bibit
30-40 em
4.
Diameter batang
>15mm
5.
Kesehatan bibit
Sehat.
Tabel : 8 Spesifikasi persyaratan mutu bibit dar! stek, grafting, ex vitro dan in vitro No
Jenis pemeriksaan
Persyaratan
1.
Sumber benih
Pohonlnduk
2.
Umur bibit
1 -1,5 bulan
3.
Tinggi bibit
20-40 em
4.
Kesehatan bibit
Sehat.
43
Workshop Pendirian Kebuo Bibit Sumber, Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jan3k Pagar (Jatropha curcas linn.)
4.
Pemeriksaan lapangan 4.1. Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh institusi yang berwenang. Pemeriksaan lapangan terdiri dari pemeriksaan lahan/kebun induk dan pemeriksaan tanaman. 4.2. Pemeriksaan kebun ioduk dilakukan untuk kelayakan teknis metiputi sifat-sifat morfologi tanaman, produktivitas dan kesehatan tanaman yang berhubungan dengan deskripsi varietas/klon. 4.3. Pemeriksaan bibit hasil sambungan, dilakukan menjelang siap salur. 4.4. Jumlah contoh pemeriksaan seperti yang disajikan pad a Tabel9. Tabel 9.
Penetapan jumlah contoh pemeriksaan
untuk sertifikasi kebun
induk Luas Areal (ha)
Jumlah contoh
(@ 20 tanaman)
4.5.
$2
5
2-4
6
4-6
7
6-8
8
8-10
9
> 10
2% dari populasi
Standar kelulusan pemeriksaan lapangan harus memenuhi standar baku seperti pad a Tabel1.
5. Analisa Mutu Benih 5.1. Analisis mutu benih dilakukan di laboratorium penguji yang telah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). 5.2. Pengujian laboratorium bertujuan untuk menguji mutu benih meliputi kemurnian fisik benih, kadar air benih, daya berkecambah benih, dan kesehatan benih. 5.3. Benih yang diuji berasal dar! contoh benih yang diambil dari kelompok benih yang telah lulus pemeriksaan lapangan. 5.4. Benih yang digunakan untuk pengujian mutu benih disebut contoh kerja. Contoh kerja diambil dari contoh kirim yang dibagi secara merata I
44
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Demplot d~n Feasibility Study untuk Perkebtirian Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.)
homogen menggunakan seed divider (alat pembagi tepat) sesuai metoda baku. 5.5. Analisis kemurnian fisik dilakukan secara manual dengan memisahkan komponen benih mumi, komponen kotoran benih dan benih tanaman lain. 5.6. Analisis penetapan Kadar air benih dilakukan secara duplo dengan metoda oven atau dengan menggunakan alat 'Moisture Tester' elektronik yang telah dikalibrasi. 5.7. Analisis daya berkecambah benih dilakukan dengan mengecambahkan benih yang diambil dari komponen benih mumi (butir 5.5) sebanyak minimal 200 butir dengan 4 ulangan @ 50 butir, yang diambi! secara acak pada substrat kertas merang atau pasir selama 7 - 14 hari setelah tanam dengan kondisi tumbuh optimum.
6. Pengambilan contoh benih 6.1. Pengambilan contoh untuk pemeriksaan mutu benih dilakukan oleh petugas dari institusi yang berwenang. 6.2. Contoh benih diambil dari kelompok benih yang telah dinyatakan lulus pemeriksaan
lapangan
yang
dibuktikan
dengan
Sertifikat
hasH
pemeriksaan lapangan. 6.3. Contoh benih yang diambil dari suatu kelompok benih disebut contoh primer.
Jumlah contoh primer yang harus diambil dari suatu kelompok
benih sesuai dengan metoda baku. Selanjutnya contoh primer dicampur secara homogen menjadi contoh komposit. 6.4. Contoh benih diambil secara acak sesuai dengan metode baku disajikan pad a Tabel 10.
45
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber. Dempiot dan Feasibility Study untukPerkebunan JarakPagar (Jatropha curcas linn.)
Tabel10. Jumlah pengambilan contoh komposit benih jarak pagar untuk pengujian. Jumlah kantong per kelompok
Jumlah contoh
1-9
Tiap kantong
10-15
10
16-25
12
26-35
15
36-49
17
50-64
20
65-80
23
81-100
25
101-120
27
>120
30
6.5. Untuk memperoleh contoh kirim, contoh komposit dibagi secara merata menggunakan seed divider (alat pembagi tepat). Sebagian dari contoh komposit diambil sebagai contoh kirim. 6.6. Kebutuhan contoh kirim untuk benih jarak pagar disajikan pada Tabel11.
Tabel 11. Standar maksimum kelompok benih dan minimum contoh kiriman benih jarak pagar.
Serat minimum contoh kirim (gram)
Ukuran setiap kelompok benih
Uji
Uji
Uji daya
Total
maksimum (ton)
kadar air*
kemurnian
berkecambah
keseluruhan
1000
1500
fisik benih 20
100
400
Keterangan : * Contoh kirim dan contoh kerja untuk pengujian kadar air benih harus diwadahi terpisah dar! contoh kerja dan contoh kirim untuk pengujian lainnya untuk menjaga agar kadar air benih tidak berubah
46
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber. Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.)
6.7 Kebutuhan contoh kerja untuk analisis mutu benih jarak disajikan dalam Tabel12.
Tabef 12. Standar minimum contoh kerja untuk benih jarak pagar. Berat minimum contoh kerja untuk pengujian (gram) Kadar Air*
Kemurnian fisik, benih
20
Daya berkecambah.
100
..
240
..
Keterangan : * Contoh klrlm dan contoh kerja untuk penguJ!an kadar air benih harus diwadahi terpisah dari contoh kerja dan contoh kirim untuk pengujian lainnya untuk menjaga agar kadar air benih tidak berubah.
7. Uji Kemumian Fisik. 7.1. Prinsip Benih jarak pagar dipisahkan berdasarkan komponen benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih. 7.2. Bahan
Benih jarak pagar. 7.3. Peralatan
7.4.
"
Meja pengujian kemurnian.
"
Pinset.
"
Spatula.
"
Seed divider.
"
Kaca pembes8r.
..
Kantong plastik ukuran 4 em x 6 cm, sebanyak 4 lembar.
..
Timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 g.
"
Timbangan 300-500 g.
Prosedur 7.4.1. Contoh kerja diambil dari contoh kirim dengan cara pengurangan secara merata dan bertahap dengan bantuan alat seed divider. Untuk benih jarak pagar contoh kerja minimal adalah 360 g. 7.4.2. Contoh kerja dipisahkan dalam 3 kelompok, yaitu : a. Benih murni. b. Kotoran benih. c. Biji tanaman lain.
47
Workshop Pendiria.nKeb!J1J Bibit ~umRerJ Oe!1Jpiot dan Feasibility Study untuk Perkebunan JarCi.k Pagar (Jatropha curcas Linn.)
7.4.3. Ketiga komponen dalam butir 7.4.2. ditimbang dengan ketelitian 0.1 9 7.4.4. Masing-masing komponen dihitung persentasenya terhadap berat contoh kerja dalam satu (1) desimal, sehingga jumlah seluruhnya 100%. Komponen yang beratnya kurang dari 0,05% tetap dilaporkan dan ditulis 'kurang dari 0,05%'.
8. Uji Kadar Air. 8.1. Prinsip Pemanasan memungkinkan penguapan air sebanyak mungkin tetapi dapat menekan terjadinya oksidasi, dekomposisi, atau hilangnya zat-zat yang mudah menguap
8.2. Bahan Benih jarak pagar yang diperoleh dari contoh kirim untuk pengujian kadar air benih.
8.3. Peralatan .- Oven listrik sampai suhu 150°C - Timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001 g. - Eksikator atau desikator. - Wadah bertutup tahan panas untuk tempat benih yang akan diuji (cawan porselen). - Tang penjepit tahan panas atau sarung tangan tahan panas.
8.4. Prosedur, ana lis is kadar air dengan 4 ulangan 8.4.1. Wadah kosong dan tutupnya dipanaskan dalam oven bersuhu 1300 e selama satu jam, kemudian timbang beratnya, Wi. 8.4.2. Benih yang akan diukur kadar airnya ditimbang seberat ±5 g, kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disiapkan dan ditutup. Seianjutnya ditimbang bersama wadah (W2) dan dimasukkan ke dalam oven bersuhu i05°e selama 16 ± 1 jam dalam
keadaan
disampingnya.
48
tutup
terbuka;
tutup
wadah
diletakkan
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Demplot dan FeasibJlity Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatrophacurcas Unn.)
8.4.3. Pada saat akan mengeluarkan dari oven, wadah harus ditutup rapat dan didinginkan dalam desikator/eksikator selama 30 - 45 menit, dan selanjutnya wadah beserta eontoh benih yang diuji ditimbang ryv3). 8.4.4. Kadar Air benih dihitung dengan rumus :
W2-W3 Kadar air benih
=
x 100% W2-W1
Toleransi antar ulangan tidak lebih dari 0,2 %.
9. Uji Daya Berkeeambah.
9.1. Prinsip Daya
berkeeambah
benih
yaitu
kernampuan
benih
untuk
dapat
berkeeambah normal pad a kondisi lingkungan yang serba optimum dalam waktu tertentu, biasanya dinyatakan dengan persen.
Pengujian
dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan lingkungan yang serba optimum dengan menggunakan beberapa metoda pengujian.
9.2. Bahan dan peralatan -
Contoh kerja benih jarak seberat 360 9 (diambil dari komponen benih murni).
-
Air bersih dengan pH normal.
-
Bak pasir berukuran 40 x 30 x 20 em berisi pasir steril berukuran 0,05-
0,8 mm. 9.3. Prosedur 9.3.1. Pengujian daya berkeeambah dengan menggunakan substrat pasir Benih jarak dikeeambahkan pada media pasir lembab pada kondisi dan jangka waktu 14 hari, sehingga bisa dipilah antara kecambah normal dan abnormal. Pengujian dilakukan dengan 4 ulangan per eontoh benih. Pasir dimasukkan ke dalam bak setinggi 15 em, dan diberi air hingga kapasitas lapang.
49
Workshop Pemdirian Kebun Bibit Sumber. Dempiot dan Feasibility study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatro"pha curcas linn.)
dengan kerusakanringan, memiliki epikotil dan minimum satu daun kotiledon utuh. 9.4.2. Kecambah Abnormal adalah kecambah yang pertumbuhan akar primer dan sekundernya tidak sempurna biasanya tidak tumbuh atau lemah, memiliki hipokotil yang pendek dan melengkung dan mengalami kerusakan berupa luka-Iuka kedl sampai ke jaringan pengangkut atau luka besar bahkan busuk, tidak memiliki epikotil, dan kotiledon hanya satu tetapi tidah utuh atau tidak memifiki sam a sekali. 9.4.3. Benih mati:
Benih yang pada hari ke-14 tidak lagi keras atau
segar dan biasanya ditandai dengan adanya jamur dan tidak menunjukkan stuktur utama kecambah misalnya ujung akar.
10.Penandaan Penandaan SNI dicapai melalui proses sertifikasi dengan memberikan sertifikat pada kelompok benih yang telah memenuhi spesifikasi persyaratan lapangan dan laboratorium.
11. Kemasan benih diberi label yang ditulis dengan bahan yang aman, tidak (untur, dan data mudah dibaca dengan isi minimal sebagai berikut:
SNI No ........ . Varietas / klon lsi Kemasan (kg) Nama dan Alamat Produsen Benih
12. Pelabelan dilakukan sesuai sertifikat yang telah dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Label harus dilegalisasi oleh instansi tersebut ditempatkan dalam kemasan benih, dan berisi sebagai berikut : SNI No. Varietas Iklon Kelas benih Kadar air (%) Benih murni (%)
51
Workshop Penditian Kebun Bibit Sumber, Dempiot dan Feasibility Study . untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.)
Oaya berkecambah (%) Kotoran benih (%) Biji tanaman lain (%) Nomer kelompok Nomer seri label Masa berlaku label Nama dan ala mat produsen benih 13. Masa berlakunya label diberikan dalam kurun waktu: a. 6 (en am) bulan sejak selesainya analisa mutu benih di laboratorium; b. 3 (tiga) bulan setelah ana lisa ulang. 14.
Kemasan a. Kemasan dibuat dari bahan yang awet, kedap air dan udara, sehingga mutu
benih
yang dikemas tidak mudah rusak atau mengalaml
penurunan mutu. b. Kemasan harus menarik dan memiliki Giri khusus agar mudah dikenal serta mencantumkan nama dan alamat perusahaan atau produsen benih. c.
lsi kemasan disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
d. Kemasan harus dapat menjamin keutuhan lsi. e. Apabila benih diperlakukan dengan pestis Ida, harus dicantumkan dalam kemasan
untuk
menghindari
resiko
yang
tidak diinginkan
bag!
pengguna benlh. f.
Pengemasan entres atau stek menggunakan kardus yang diberi lubang untuk
ventilasi.
Sebelum
dikemas
entres-entres
atau
stek-stek
dibungkus dengan koran basab, sabut kelapa atau serbuk gergaji. g. Bibit hasi! sambungan Tidak diperlukan kemasan 15.
Penyimpanan a.
Tempat penyimpanan benih harus aman dari berbagai gangguan yang dapat merusak benih.
52
b.
Kondisi ruang penyimpanan minimal sebagai berikut :
c.
Tidak lembab, RH ruang tidak lebih dari 75%.
d.
Suhu ruang 25-28°C.
e.
Aerasi udara dalam ruangan balk.
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Demplot dan Feasibility Study untuk Peri<ebunan JarakPagar (Jatropha curcas Linn.)
BIBUOGRAFI
Association of Official Seed Analysts.
1983.
Seed Vigor Testing Handbook.
Contribution No. 32 to The Handbook on Seed testing. 88 pp. Association of Official Seed Analysts. 1984. Rules for Testing Seeds. Journal of Seed Technology p. 1-125. International Seed Testing Association.
1976.
International Rules for Seed
Testing: Rules 1976. Seed Science and Technology 4: 3-49. Keputusan
Mentan
no.
803/kpts/OT.210NII/97
tentang
Sertifikasi
dan
Pengawasan Mutu Benih Blna Nema, N.P.
1988.
Principles of Seed Certification and Testing.
Allied
Publishers Private Ltd. PP 44 tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman UU No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya T ana man UU No. 18 tahun 2004 tentang Perkebunan
53