MAKALAH
TEKNIK PENELITIAN OPERASIONAL
OLEH:
Nama
: Salvador Monteiro
Nim
: 12.07.03.0301
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Informatika
Semester
:V
UNIVERSITAS ORIENTAL TIMOR LOROSA’E (UNITAL) KELAS B BAUCAU
TAHUN AKADEMIK 2014
1
KATA PENGANTAR Sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang Maha Pintar sudah sepantasnya penyusun memanjatkan puji syukur kehadirat atas segala rahmatnya dan karunia yang telah dilimpahkan kepada penyusun sehingga penyusun makalah ini dapat menyelesaikan makalah ini, dengan berjudul “Teknik Penelitian Operasional”. Penyusun meyakini segala daya upaya manusia tidak sia-sia belaka Penyusun suatu karya ilmiah seperti ini pada prinsipnya mengembangkan dua misi pokok yaitu; misi akademik dam misi sosial. Pada misi akademik penulis makalah merupakan penganti tas akhir semester yang harus di selesaikan setiap mahasiswa/i dalam rangka penyelesaian studi di perguruan tinggi. Karya ilmiah yang di hasilkan akan di persembahkan pada almameter sebagai menara gading bagi kemajuan ilmu dan teknologi. sedangkan pada misi sosial; suatu karya ilmiah adalah proses mempelajari, mengamati, meneliti, dalam kaitan ini penyusun mengkorek hala-hal yang selama ini menjadi sebab akibat ketinggalan mahasiswa/i sekaligus membuka sakrawala pemikiran yang baru bagi peningkatan peran pelajar dalam peningkatan sumber daya manusia terutama mahasiswa/i UNITAL Kelas B Baucau.
Baucau, 07 Mei 2014 Penulis
(Salvador Monteiro) Nim: 12.07.03.0301
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2 1.3 Perumusan Masalah .................................................................................. 2 1.4 Batasang Masalah....................................................................................... 2 1.5 Manfaat ...................................................................................................... 2 1.6 Sistematika ................................................................................................. 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknik/Cara/Metode ................................................................................. 4 2.2 Penelitian .................................................................................................... 4 2.3 Operasi ....................................................................................................... 7 2.4 Metode Penelitian Operasional .................................................................. 8 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Teknik (Cara/Metode) .............................................................. 9 3.2 Penelitian .................................................................................................... 9 3.2.1 Langkah-Langkah Penelitian ........................................................... 10 3.2.2 Metode Penelitian............................................................................. 46 3.2.3 Penelitian Operasional ..................................................................... 53 3.3 Operasi ...................................................................................................... 56 3.4 Metode Penelitian Operasi ........................................................................ 57 3.4.1 Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif ................ 59 3.4.2 Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif .............................. 60 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ............................................................................................... 64 4.2 Saran.......................................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
ii
BAB I PENDAHULUHAN 1.1 LATAR BELAKANG Penelitian (Riset) operasi adalah ilmu yang mengkaji teknik-teknik pemecahan masalah dengan tujuan untuk mencapai solusi yang optimum, khususnya masalah yang berorentasikan sumber-sumber yang terbatas untuk mencapai hasil (outcomes) yang optimum. Riset operasi merupakan suatu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan dari studi operasional militer selama Perang Dunia II. Keberhasilan-keberhasilan penelitian dari kelompok-kelompok studi militer ini telah menarik kalangan industriawan untuk membantu memberikan berbagai solusi terhadap masalahmasalah manajerial yang rumit. Dewasa ini riset operasi telah medapat pengakuan sebagai mata ajaran yang penting di tingkat perguruan tinggi, sesuai perkembangan kurikulum pendidikan tinggi maka teknik-teknik pendekatan dalam mengidentifikasi masalah dan mengambil keputusan menjadi suatu kebutuhan penting bagi peserta didik. Selain itu kalangan professional, manajer, akademisi dapat memanfaatkan metode-metode riset operasi. Materi riset operasi yang disampaikan mencakup berbagai bidang pengetahuan seperti ekonomi, manajemen produksi, manejemen operasi, transportasi, teknik industri dan lain-lain. Riset operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan, pendidikan dan pertahanan. Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu model ilmiah dari sistem, menggabungkan ukuran-ukuran, faktor-faktor seperti kesempatan dan resiko. Pertumbuhan ukuran dan kompleksitas organisasi, Peningkatan pembagian kerja dan segmentasi dari tanggungjawab manajemen dalam organisasi, Peningkatan pembagian kerja dan segmentasi dari tanggungjawab manajemen dalam organisasi dari komponen organisasi untuk tumbuh secara otonom
1
dengan sasaran dan sistem nilainya sendiri kesulitan untuk mengalokasikan sumberdaya bagi berbagai aktivitas secara efektif bagi organisasi secara keseluruhan; Metode untuk Memecahkan masalah Penelitian Operasional (Operations Research).
1.2 TUJUAN Mengetahui Maksud Teknik Penelitian Operasional Mengetahui Tahapan Studi Teknik Penelitian Operasional Mengetahui Riset Operasional Mengetahui Langkah Teknik Penelitian Operasional
1.3 PERUMUSAN MASALAH Apa Yang Dimaksud Dengan Teknik? Apa Yang Dimaksud Dengan Penelitian? Apa Yang Dimaksud Dengan Operasional?
1.4 BATASAN MASALAH Dengan tiga permasalahan yang dipaparkan pada perumusan masalah maka di bagian batasan masalah ini hanya mengali secara rincian tentang Penelitian.
1.5 MANFAAT Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang diharapkan berguna bagi semua orang. Hal terutama yang diharapkan adalah : Manfaat bagi penulis: Memberikan wawasan yang lebih luas dari penerapan ilmuilmu yang sudah diperoleh dalam perkuliahan. Menyelesaikan Tes Akhir Semester di jurusan informatika, fakultas teknik pada UNITAL Kelas B Baucau. Manfaat bagi universitas :
2
Teknik Penelitian Operasional yang digunakan dapat lebih disempurnakan di masa yang akan datang untuk mencapai standar akademik yang lebih tinggi.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan makalah ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang teknik penelitian operasional yang dijalankan. Sistematika penulisan makalah ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Tujuan, Batasan Masalah, dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai konsep dasar dan teori-teori yang berhubungan dengan teknik penelitian operasi.
BAB III PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai teknik penelitian operasi.
BAB IV PENUTUP Berisi kumpulan kesimpulan dan saran-saran setelah dilakukan makalah tersebut.
3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEKNIK /METODE/CARA Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan; atau juga suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu. Terdapat beberapa pengertian teknik (Metode/Cara) atau riset operasi menurut para ahli, diantaranya adalah: a. Menurut para ahli Nandika, Dodi.dkk; Metode adalah gambaran ideal dari suatu situasi nyata sehingga sifatnya yang kompleks dapat disederhanakan. b. Menurut penulis pada posting http://salmonblogspot.wordpress.com ; Teknik (Metode) adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan.
2.2 PENELITIAN Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antara fenomena. Penelitian merupakan juga refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam. Terdapat beberapa definisi penelitian (riset) menurut penulis pada posting , diantaranya adalah: 1. Http://aname2013.blogspot.com, Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antara fenomena. 2. Http://9day-salmon.blogspot.com , Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam. Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli :
4
1. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. 2. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 3. Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yg teliti dan sistematik. 4. Metode penelitian adalah suatu cara memilih masalah dan penentuan judul penelitian. Beberapa pandangan metode penelitian secara khusus menurut para ahli: 1. Metode Penelitian Historis a. Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen (1990 : 411) dalam Yatim Riyanto (1996: 22), dalam Nurul Zuriah (2005: 51) “metode penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu” b. Menurut Donald Ary, dkk (1980) dalam Yatim Riyanto (1996: 22) dalam Nurul Zuriah (2005: 51) “metode penelitian sejarah adalah penelitian untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu”. 2. Metode Penelitian Survey a. Menurut Zikmund (1997) “metode penelitian survey adalah satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan”. b.
Menurut Gay & Diehl (1992) “metode penelitian survey merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara”.
c.
Sedangkan menurut Bailey (1982) “metode penelitian survey merupakan satu metode penelitian yang teknik pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
3. Metode Penelitian Kuantitatif
5
Menurut
Jonathan
Sarwonno
(2006)
“metode
penelitian
kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya”. 4. Metode Penelitian Eksperimen Menurut Arikunto (2006) “metode penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktorfaktor lain yang mengganggu”. 5.
Metode Penelitian Naturalistic Bogdan dan Tylor dalam Moleong (1993:3) “metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
6.
Metode Penelitian Kebijaksanaan (Deskriptif) Menurut Suharsimi Arikunto “metode penelitian kebijaksanaan adalah metode penelitiaan yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan”.
7.
Metode Penelitian Tindakan a. Menurut Kemmis (1988) “metode penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik social”. b. Sedangkan menurut Kemmis & Taggar (1988) dalam Zuriah (2003: 54) “metode penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan pratek pendidikan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktek dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek tersebut”.
6
2.3 OPERASI Operasional hanya berlaku pada area penelitian yang sedang dilakukan, Operasional bersifat spesifik, rinci, tegas dan pasti yang menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian dan hal-hal yang dianggap penting. Terdapat beberapa pengertian operasional atau riset operasi menurut para ahli, diantaranya adalah: Morsedan Kimball, Riset Operasi adalah suatu metode ilmiah yang memungklinkan para manajer mengambil keputusan mengenai kegiatan yang di tangani secara kuantitatif. Churchman, Arkoff dan Arneff, Riset operasi merupakan aplikasi metode-metode,
teknik-teknik
dan
peralatan
ilmiah
dalam
mengahadapi masalah-masalah yang timbul dalam operasi perusahaanperusahaan dengan tujuan menemukan pemecahan yang optimal. Miller dan M.K. Star, Riset Operasi adalah peralatan manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika, dan logika dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari sehingga dapat dipecahkan secara optimal. Selain defenisi para ahli, terdapat juga pengertian dari operasi riset menurut The Operations Research Society of Great Britain dan juga The Operations Research Society of America (ORSA). The Operations Research Society of Great Britain, Penelitian operasional merupakan penerapan metode ilmiah bagi permasalahan yang kompleks yang muncul dalam penmgelolaan sistem-sistem yang besar terdiri dari manusia, mesin,bahan, dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan dan pertahanan.pendekatannya adalah dengan mengembangkan model-model ilmiah dari sistem yang mencakup pengukuran atas faktor-faktor antara lain peluang dan resiko untuk memprediksikan dan membandingkan hasil-hasil dari berbagai alternatif dari keputusan, strategi, dan kontrol.Tujuannya adalah membantu manajemen untuk menentukan kebijakan dan tindakannya secara ilmiah.
7
The Operations Research Society of America (ORSA), Penelitian operasional berkaitan dengan penenyuan secara ilmiah bagaimana merancang dan mengoperasikan sistem manusia-mesin yang terbaik, yang biasanya dalam kondisi yang membutuhkan pengalokasian sumber daya yang terbatas.
2.4 METODE PENELITIAN OPERASIONAL Metode Penelitian Operasional adalah Hasil suatu riset disebut penemuan (findings) yang berbentuk kesimpulan dan rekomendasi. Hal ini berarti hasil tersebut akan berguna bagi berbagai pihak (Abisujak, 1981): 1. Bagi ilmu pengetahuan sendiri sesuai dengan tujuan pengembangan pengetahuan. 2. Bagi orang-orang yang berminat untuk menerapkan hasil-hasil yang telah
dirumuskan
untuk
maksud
pelayanan/operasional
atau
perencanaan suatu program. 3. Bagi orang-orang yang bermaksud mengadakan penelitian yang sama dengan populasi atau objek lain atau penelitian lanjutan. Menurut para ahli Dantzig, 1947 Kemajuan teknik-teknik dalam Penelitian Operasional adalah Metode Simpleks.
8
BAB III PEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN TEKNIK /METODE Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara lain : 1. Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi. 2. Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan. 3. Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu. 4. Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis).
3.2 PENELITIAN Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan. Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Pengertian penelitian menurut para penulis adalah : a. Penelitian adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain b. Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antara fenomena.
9
c. Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam. d. Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta. e. Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis. Penelitian atau riset sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas"
3.2.1. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Langkah penelitian merupakan awal dari proses pelaksanaan suatu penelitian yang hendak dilakukan, dengan demikian berarti masih terdapat kegiatan lain yang juga harus ditempuh. Di dalam melakukan penelitian ilmiah, kita harus melalui langkah-langkah tertentu dengan sistematis atau yang disebut dengan prosedur penelitian. Oleh karena itu pada dasarnya langkah-langkah penelitian yang dimaksud yaitu sebagai berikut ini: A. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian 1. Identifikasi masalah penelitian Sumber:
10
a. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian b. Seminar, diskusi, konferensi dan lain-lain pertemuan ilmiah c. Pernyataan pemegang otoritas d. Pengamatan selintas e. Pengalaman pribadi f. Perasaan intuitif
2. Pemilihan masalah penelitian Pertimbangan: a. Pertimbangan dari arah masalahnya b. Pertimbangan dari arah calon peneliti 3. Perumusan masalah penelitian 1) Perumusan hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya 2) Rumusan hendaklah padat dan jelas 3) Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan dat guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu B. Penelahan Kepustakaan 1. Penelahan sumber-sumber yang berupa buku 2. Pemilihan berdasarkan pada prinsip: a. Relevansi b. Kemutakhiran (kecuali studi sejarah) 3. Penelaahan sumber-sumber yang berupa laporan hasil penelitian Penilikan berdasarkan atas prinsip a. Relevansi b. Kemutakhiran c. Bobot C. Perumusan Hipotesis Hipotesis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yg dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dsb) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan.
11
Hipotesis berasal dari kata “hipo” berarti kurang atau lemah dan “tesis” atau “thesis” yang berarti teori yang disajikan sebagai bukti. Dalam pembicaraan ini hipo diartikan lemah dan tesis diartikan teori, proposisi atau pernyataan. Jadi hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah dan masih perlu
dibuktikan
kenyataannya.
Jika
suatu
hipotesis
telah
terbukti
kebenarannya, ia akan berubah namanya disebut tesis, jadi merupakan teori. Hipotesis dapat diterima tetapi juga dapat ditolak. Hipotesis akan diterima jika bahan-bahan penelitian membenarkan kenyataan dan juga akan ditolak apabila bahan-bahan penelitian menyangkal (menolak) kenyataan. jumlah hipotesis sangat banyak, dapat tidak terbatas, sebab apa saja yang diselidiki dapat dinyatakan dalam bentuk hipotesis, kecuali jika belum mempunyai pengetahuan apa-apa tentang gejala yang akan diselidiki. Hipotesis dapat bersumber dari pengalaman-pengalamn praktek; teori-teori; kesan-kesan hasil diskusi; pembahasan-pembahasan dalam kepustakaan dan sebagainya. Tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Sesudah peneliti mantap akan permasalahannya, maka ia mulai mengerjakan penelitiannya. Sebagai pedoman kerja, ia menerapkan sebuah hipotesis yang dijadikan arah dalam menetapkan variabel, mengumpulkan data, mengolah data dan mengambil kesimpulan. Pada dasarnya pekerjaan meneliti adalah usaha untuk membuktikan hipotesis. Ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja atau disebut juga hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) atau disebut juga hipotesis nihil. Hipotesis nihil (null hypothesis) adalah hipotesis yang menyatakan kesamaan atau tidak adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih tentang suatu
12
perkara yang dipersoalkan. Contoh: Laki-laki dan perempuan memiliki kecerdasan yang sama atau tidak ada perbedaan kecerdasan antara laki-laki dan perempuan. Jika suatu hipotesis tidak menyatakan kesamaan antara dua kelompok tentang suatu perkara yang dipersoalkan maka disebut hipotesis kerja atau hipotesis alternatif. Contoh: Laki-laki lebih cerdas dari wanita atau Kecerdasan Laki-laki lebih tinggi daripada kecerdasan wanita ataupun sebaliknya. Adanya dua bentuk hipotesis itu, yaitu hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif
(Ha)
menimbulkan
implikasi
yang
berbeda-beda
dalam
mengetesnya. Implikasi yang berbeda-beda dibicarakan secara mendalam dalam pelajaran statistik yang membahas cara-cara pengujian hipotesis. Jelas sekali bahwa hipotesis-hipotesis selalu menyatakan petunjuk jalan bagi kegiatan-kegiatan dalam perencanaan pola-pola researcnya (research design), di mana akan dikumpulkan data teknik analisis dan arah penyimpulannya. Misalnya saja hipotesis tentang pengaruh hadiah terhadap kegiatan belajar akan diselidiki
dengan metode
eksperimen, maka
penyeledikan harus menyediakan dua kelompok subjek, yang satu diperlakukan biasa (tanpa janji hadiah), sedangkan yang satunya diberi janji hadiah. Dengan melihat prestasi-prestasi dari subjek-subjek dalam masing0masing kelompok dapat dinilai apakah janji hadiah memang benar-benar menjadi faktor pendorong kegiatan belajar atau tidak. Bentuk bentuk hipotesis ada 3, yaitu: 1) Hipotesis deskriptif, yaitu hipotesis yang menunjukkan dugaan sementara tentang bagaimana benda, peristiwa, kenyataan, atau variabel itu terjadi. Contoh: Kemampuan siswa dalam memahami pelajaran Bahasa Arab itu rendah. 2) Hipotesis Komparatif, yaitu hipotesis yang menunjukkan dugaan sementara berkenaan atau berdasarkan perbandingan antara dua variabel. Contoh: tidak terdapat perbedaan kecerdasan antara siswa dari kota dan siswa dari desa atau Siswa dari kota lebih pandai dari desa.
13
3) Hipotesis Assosiatif, yaitu hipotesis yang menunjukkan dugaan sementara berkenaan atau berdasarkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Ujian Akhir Sekolah (UAS) dengan jumlah pensil yang terjual. Adapun sumber-sumber perumusan hipotesis dapat berasal dari: 1) Dari peneliti sendiri, yaitu dari sumber pengetahuan umum peneliti mengenai bidang yang akan diteliti. 2) Dari teori dan konsepsi, yaitu dari teori-teori dan konsep-konsep yang sudah ada lalu dikendalikan sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk suatu hipotesis penelitian. 3) Dari hasil penelitian terdahulu, yaitu hasil-hasil penelitian yang sudah ada disusun kembali menjadi hipotesis yang kemudian diuji kembali kebenarannya. Sumber-sumber yang dapat menyebabkan tidak terbuktinya hipotesis. Hipotesis dapat diterima tetapi juga dapat ditolak. Hipotesis akan diterima jika bahan-bahan penelitian membenarkan kenyataan dan juga akan ditolak apabila bahan-bahan penelitian menyangkal (menolak) kenyataan. Adapun Sumber-sumber yang dapat menyebabkan hipotesis tidak terbukti adalah: 1) Landasan teori. Bila landasan yang digunakan sudah kadaluarsa, kurang valid dan kurang relevan diterapkan maka hipotesisnya akan menjadi salah. 2) Kesalahan sampling. Keadaan ini terjadi bila sampel yang diambil tidak representatif baik karena terlalu kecil maupun kurang merata, sehingga tidak mencerminkan karakteristik dari populasi. 3) Kesalahan alat pengambil data. Jika alat pengambil datanya tidak valid atau tidak reliabel maka hal yang benar akan terlihat palsu, begitupun juga sebaliknya. 4) Kesalahan rancangan penelitian. Rancangan penelitian adalah semacam setrategi dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah penelitian guna menguji hipotesis.
14
5) Pengaruh variabel luaran. Bila pengaruh variabel luaran terdapat data yang sangat kuat, sehingga data yang dikumpulkan bukan data yang dimaksud, maka hipotesis akan tidak terbukti. Misal: kenakalan siswa. Penyebab utamanya bukan karena pengaruh teman, tetapi mungkin karena mencari perhatian gurunya. Perumusan hipotesis hendaklah mempertimbangkan: a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan. c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat d. Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data menguji kebenaran hipotesis itu Secara garis besar dapat dibedakan: 1) Hipotesis tentang hubungan: relasi antara 2/lebih subjek" yang bersifat positif. Dan mereka memiliki tujuan yang sama. 2) Hipotesis tentang perbedaan: berlainnya pandangan seseorang/kel dgn orng lain/kel. 3) Commkon sense: pikiran yang memiliki pandangan luas dan melihat sesuatu secara objektif. Dan didasarkan fakta" yang mendukung. 4) Ideal: sesuatu yang dilihat, dirasakan cocok dengan sesuatu lain. D. Identifikasi, Klasifikasi dan Pendefinisian Variabel 1. Mengidentifikasi variabel. Variabel merupakan suatu istilah yag berasal dari kata vary dan able yang berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu setiap variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah. Nilai itu berupa nilai kuantitatif maupun kualitatif. Ukuran kuantitatif maupun kualitatif suatu variabel adalah jumlah dan
15
derajat atributnya. Dilihat dari segi nilainya, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu. Variabel diskrit nilai kuantitatifnya selalu berupa bilangan bulat, Variabel kontinu nilai kuantitatifnya bisa berupa pecahan. Apabila diambil dua bilangan bulat yang wajar sebagai nilai variabel, terdapat tak hingga banyaknya angka-angka yang mungkin menjadi nilai dari variabel yang sedang diukur itu. Ini jika digambarkan akan memberi kesan bahwa nilai-nilai variabel itu bersambung atau kontinu. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel Adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita akan mmeperoleh lebih mudah memahami permasalahan.
Hal
ini
dikarenakan
kita
seolah-olah
seudah
mendapatkan jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal counting (menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian sains, variable adalah bagian penting yang tidak bisa dihilangkan. Variabel dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: kuantitatif dan kualitatif. Variabel kuantitaif adalah variabel yang didasarkan pada jumlah atau banyaknya, contoh: luas kota, jumlah mahasiswa, umur, dan sebagainya. Variabel kualitatif adalah variabel yang didasarkan pada mutu, contoh: kemakmuran, kepandaian, baik, awet, dan sebagainya. Lebih jauh lagi, variabel kuantitaif diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinum. 1.
Variabel diskrit disebut juga variabel nominal atau variabel kategorik karena hanya dapat dikategorikan atas dua kutub yang berlawanan, yakni: wanita-pria; hadir – tidak hadir; cantik – tampan: dan sebagainya. Sedangkan angka-angka (nominal) dalam
16
variabel diskrit digunakan untuk menghitung, yaitu banyaknya pria, banyaknya yang hadir, banyaknya yang cabtik, dan sebagainya. Maka angka-angka dinyatakan sebagai frekuensi. 2.
Variabel kontinum adalah variabel yang menunjukkan adanya hubuangan atau keterkaitan antara beberapa variabel. Variabel kontinum diklasifikasikan menjadi 4 variabel, yaitu: a. Variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkatan – tingkatan, misalnya: panjang - kurang panjang – Pendek. Variabel ini juga biasa disebut dengan variabel “lebih kurang” karena yang satu memiliki kelebihan dibandingkan yang lain. Contoh: Pak Karim terkaya, Pak Bambang, Pak Qohar tidak kaya. b. Variabel interval, yaitu variabel yang menunjukkan adanya jarak , jika dibandingkan dengan variabel yang lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. Misalnya: Jarak rumah Ajis – STAIH 10 km, jarak STAIH – rumah Sule 15 km. Maka selisih jarak rumah Sule dan rumah Ajis dengan STAIH adalah 5 km. c. Variabel
rasio,
yaitu
variabel
yang
menunjukkan
perbandingan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Variabel ini dalam hubungan antar sesamanya merupakan “sekian kali” atau “lipat kali”. Contoh: jumlah burung Pak Joko 16 ekor, jumlah burung Pak Anam 8 ekor. Maka jumlah burung Pak Joko dua kali lipat dari jumlah burung Pak Anam. d. Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan; variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan
17
Sekali lagi, variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu penelitian. Data yang diperoleh dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi. Dan data yang diperoleh dari variabel kontinum disebut data kontinum , berupa tingkatan, angka jarak atau ukuran. Pada dasarnya banyaknya variabel sangat bergantung sederhana atau runtutnya penelitian. Makin sederhana rancangan penelitian, variabelnya makin sedikit, dan sebaliknya. 2. Macam-Macam Variabel 1) Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya. 2) Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel independen 3) Variabel moderator merupakan variabel yang mempengaruhi variabel independen dan dependen 4) Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. 5) Variabel Kontrol Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. 6) Variabel Kuantitatif adalah variable yang menunjukan suatu intensitas yang diukur dengan angka atau nominal. contoh : harga saham
18
7) Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian. `3. Mengklarifikasi variabel Berdasarkan proses kauantifikasinya, variabel digolongkan menjadi: a.Variabel nominal b.Variabel ordinal c.Variabel interval d.Variabel rasio Berdasarkan atas fungsinya dalam penelitian variabel dibedakan menjadi: 1) Variabel bebas (independent variabel), yaitu variabel yang berfungsi memepengaruhi variabel yang lain, sehingga variabel ini biasa disebut juga dengan variabel pengaruh. misalnya: metode ceramah dan metode demonstrasi yang digunakan guru ketika mengajar IPA dapat mempengaruhi prestasi belajar IPA. Metode yang digunakan guru adalah contoh variabel bebas atau variabel pengaruh. 2) Variabel tergantung (dependent variabel). Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, sehingga variabel ini sering disebut juga disebut dengan variabel terpengaruh atau variabel terikat. misalnya: prestasi belajar IPA dipengaruhi oleh metode yang digunakan guru ketika mengajar. Prestasi belajar IPA adalah contoh variabel tergantung karena hasilnya dipengaruhi oleh variabel bebas. 3) Variabel
Intervening,
yaitu
variabel
yang
berfungsi
menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh. Contoh: hubungan antara prestasi dengan metode, hubungan antara susu dan berat badan orang, dan sebagainya.
19
4) Variabel
moderator,
yaitu variabel
yang fungsinya
ikut
mempengaruhi variabel tergantung serta memperjelas hubungan bebas dengan variabel bergantung. Contoh: siswa putra-putri. 5) Variabel Kendali, yaitu variabel yang membatasi variabel lain. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel yang lain, terutama berkaitan dengan variabel moderator. Contoh: Kelas II MA Hasanuddin Pare. 6) Variabel rambang, yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun variabel tergantung. Contoh: hubungan melunasi administrasi dengan prestasi belajar. Melunasi admistrasi adalah contoh variabel rambang, karena fungsinya dalam mempengaruhi prestasi belajar tidak pasti.
4. Merumuskan definisi operasional variabel-variabel Definisi operasional dirumuskan berdasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi) a. Yang berdasar atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar yang didefinisikan itu terjadi b. Yang berdasar atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknya (seringkali menunjuk kepada alat pengambil datanya) E. Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data Alat pengambil data harus memenuhi syarat-syarat: 1. Validitas validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006) 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian keperilakukan mempunyai keandalan
20
sebagai alat ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Harrison, dalam Zulganef, 2006).
Uji Validitas dan Uji Validitas Item adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji Reliabilitas item adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas: Uji Validitas Item atau butir dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS.[1] Untuk proses ini, akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud. Dalam hal ini masing-masing item yang ada di dalam variabel X dan Y akan diuji relasinya dengan skor total variabel tersebut. Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-masing variabel ≥ 0,25.[2] Item yang punya r hitung < 0,25 akan disingkirkan akibat mereka tidak melakukan pengukuran secara sama dengan yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak memiliki kontribusi dengan pengukuran seseorang jika bukan malah mengacaukan. Cara melakukan Uji Validitas dengan SPSS: 1. Buat skor total masing-masing variable. 2. Klik Analyze > Correlate > Bivariate 3. Masukkan seluruh item variable x ke Variables 4. Masukkan total skor variable x ke Variables 5. Ceklis Pearson ; Two Tailed ; Flag 6. Klik OK
21
7. Lihat kolom terakhir. Nilai >= 0,25. 8. Lakukan hal serupa untuk Variabel Y. 2. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut: Note: Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.[3] Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut: Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah[4] Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel: Segera identifikasi dengan prosedur analisis per item. Item Analysis adalah kelanjutan dari tes Aplha sebelumnya guna melihat item-item tertentu yang tidak reliabel. Lewat ItemAnalysis ini maka satu atau beberapa item yang tidak reliabel dapat dibuang sehingga Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya. Reliabilitas item diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan SPSS ver. 16.0 for Windows. Akan dilihat nilai Alpha-Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel. Agar lebih teliti, dengan menggunakan SPSS, juga akan dilihat kolom Corrected Item Total Correlation. Nilai tiap-tiap item sebaiknya ≥ 0.40 sehingga membuktikan bahwa item tersebut dapat dikatakan punya reliabilitas Konsistensi Internal.[5] Itemitem yang punya koefisien korelasi < 0.40 akan dibuang kemudian Uji Reliabilitas item diulang dengan tidak menyertakan item yang tidak reliabel tersebut. Demikian terus dilakukan hingga Koefisien Reliabilitas masing-masing item adalah ≥ 0.40.
22
Cara Uji Reliabilitas dengan SPSS: 1. Klik Analyze > Scale > Reliability Analysis 2. Masukkan seluruh item Variabel X ke Items 3. Pastikan pada Model terpilih Alpha 4. Klik OK Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.[6] Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut: Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah[7] F. Penyusunan rancangan penelitian Komponen yang umumnya terdapat dalam rancangan penelitian adalah: 1. Tujuan Penelitian 2. Jenis penelitian yang akan di gunakan 3. Unit analisis atau populasi analisis 4. Rentang waktu dan tempat penelitian dilakukan 5. Teknik pengambilan sampel 6. Teknik pengumpulan data 7. Operasi variable penelitian 8. Pengukuran 9. Teknik analisis data 10. Instrument pencarian data (misalnya: kuesioner) G. Penentuan sampel a. Teknik Pengambilan Sampel: Nonprobability Sampling Pengertian
Nonprobability
Sampling atau Definisi
Nonprobability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Sampling Nonprobality ini meliputi:
23
Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidental, Purposive Sampling, Sampling Jenuh, Snowball Sampling. 1. Sampling Sistematis Pengertian adalah teknik
Sampling
Sistematis atau Definisi
pengambilan
sampel
Sampling
berdasarkan
Sistematis
urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.Contoh Sampling Sistematis, anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua semua anggota populasi itu diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100. 2. Sampling Kuota Pengertian Sampling Kuota atau Definisi Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.Contoh Sampling Kuota, akan melakukan penelitian tentang Karies Gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, jika pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel. 3. Sampling Insidental Pengertian
Sampling
Insidental atau Definisi
Sampling
Insidental
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
24
4. Purposive Sampling Pengertian
Purposive
Sampling atau Definisi
Purposive
Sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Contoh Purposive Sampling, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk Penelitian Kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi. 5. Sampling Jenuh (Sensus) Pengertian Sampling Jenuh atau Definisi Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. 6. Snowball Sampling Pengertian
Snowball
Sampling atau Definisi
Snowball
Sampling
adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lamalama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball. Contohnya akan meneliti siapa provokasi kerusuhan, maka akan cocok menggunakan Purposive Sampling dan Snowball Sampling. b. Cara Pengambilan Sampel dengan Probabilitas Sampling Ada empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan sampel dengan probabilitas sampling. Keempat teknik tersebut, yaitu cara acak, stratifikasi, klaster, dan sistematis.
25
1. Sampling Acak Ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling ini. Nama tersebut termasuk di antaranya: random sampling atau teknik acak. Apa pun namanya teknik ini sangat populer dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoretis, semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi. Teknik memilih secara acak dapat dilakukan baik dengan manual atau tradisional maupun dengan menggunakan tabel random. a. Cara Tradisional Cara tradisional ini dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan. Teknik acak ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut: tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui; daftar semua anggota dalam populasi, masukkan dalam kotak yang telah diberi lubang penarikan; kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat; nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian; lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai. b. Menggunakan Tabel Acak Pada cara kedua ini, proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tabel yang dihasilkan oleh komputer dan telah diakui manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel tersebut umumnya terdiri dari kolom dan angka lima digit yang telah secara acak dihasilkan oleh komputer. Dengan menggunakan tabel tersebut, angka-angka yang ada digunakan untuk memilih sampel dengan langkah sebagai berikut: identifikasi jumlah total populasi; tentukan jumlah sampel yang diinginkan; daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi; berikan semua anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya: 000-299
26
untuk populasi yang berjumlah 300 orang, atau 00-99 untuk jumlah populasi 100 orang; pilih secara acak (misalnya tutup mata) dengan menggunakan penunjuk pada angka yang ada dalam tabel; pada angkaangka yang terpilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500 maka hanya 3 digit dari akhir saja. Jika populasi mempunyai anggota 90 maka hanya diperlukan dua digit dari akhir saja; jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam populasi menjadi individu dalam sampel. Sebagai contoh, jika populasinya berjumlah 500, maka angka terpilih 375 masuk sebagai individu sampel. Sebaliknya jika populasi hanya 300, maka angka terpilih 375 tidak termasuk sebagai individu sampel; gerakan penunjuk dalam kolom atau angka lain; ulangi langkah nomor 8 sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai. Ketika jumlah sampel yang diinginkan telah tercapai maka langkah selanjutnya adalah membagi dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain penelitian. Contoh Memilih Sampel dengan Sampling Acak: Seorang kepala sekolah ingin melakukan studi terhadap para siswa yang ada di sekolah. Populasi siswa SMK ternyata jumlahnya 600 orang. Sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dia ingin menggunakan teknik acak, untuk mencapai hal itu, dia menggunakan langkah-langkah untuk memilih sampel seperti berikut. Populasi yang jumlahnya 600 orang diidentifikasi. Sampel yang diinginkan 10% x 600 = 60 orang. Populasi didaftar dengan diberikan kode dari 000-599. Tabel acak yang berisi angka random digunakan untuk memilih data dengan menggerakkan data sepanjang kolom atau baris dari tabel. Misalnya diperoleh sederet angka seperti berikut: 058 710 859 942 634 278 708 899. Oleh karena jumlah populasi 600 orang maka dua angka terpilih menjadi sampel yaitu: 058 dan 278. Coba langkah d sampai diperoleh semua jumlah 60 responden.
27
2. Teknik Stratifikasi Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui kondisi populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual dengan karakteristik berbeda. Di sekolah, misalnya ada kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga. Mereka juga dapat dibedakan menurut jenis kelamin responden menjadi kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Di masyarakat, populasi dapat berupa kelompok masyarakat, misalnya petani, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, dan sebagainya. Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak terwakili; jika digunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih sebagai sampel, sebaliknya kelompok lain tidak terwakili karena tidak muncul dalam proses pemilihan. Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik sampling dengan cara stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada. Seperti halnya teknik memilih sampel secara acak, teknik stratifikasi juga mempunyai langkah-langkah untuk menentukan sampel yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat seperti berikut : Identifikasi jumlah total populasi. Tentukan jumlah sampel yang diinginkan. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi. Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki. Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik random di atas. Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada.
28
Sampai jumlah sampel dapat dicapai. Contoh menentukan sampel dengan teknik stratifikasi Seorang peneliti ingin melakukan studi dari suatu populasi guru SMK yang jumlahnya 900 orang, sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dalam anggota populasi ada tiga lapisan guru, mereka adalah yang mempunyai golongan dua, golongan tiga, dan golongan empat. Dia ingin memilih sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi. Terangkan langkah-langkah guna mengambil sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi tersebut. Jawabannya adalah sebagai berikut. Jumlah total populasi adalah 900 orang. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi dengan nomor 000899. Bagi populasi menjadi tiga lapis, dengan setiap lapis terdiri 300 orang. Undilah sampel yang diinginkan 30% x 900 = 270 orang. Setiap lapis mempunyai anggota 90 orang. untuk lapisan pertama gerakan penunjuk (pensil) dalam tabel acak. Dan pilih dari angka tersebut dan ambil yang memiliki nilai lebih kecil dari angka 899 sampai akhirnya diperoleh 90 subjek. Lakukan langkah 6 dan 7 untuk Iapis kedua dan ketiga sampai total sampel diperoleh jumlah 270 orang. 3. Teknik Klaster Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan prinsip probabilitas. Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan kedua teknik yang telah dibahas di atas. Teknik klaster atau Cluster Sam¬pling ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya mungkin luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini,
29
mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga dalam menemui responden yang menjadi subjek atau objek penelitian. Memilih sampel dengan menggunakan teknik klaster ini mempunyai beberapa langkah seperti berikut. Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi. b. Tentukan besar sampel yang diinginkan. Tentukan dasar logika untuk menentukan klaster. Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster. Daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara jurnlah sampel dengan jumlah klaster yang ada. Secara random, pilih jumlah angggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaster. Jumlah sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi per klaster. Contoh
terapan
pemilihan
sampel
dengan
menggunakan
teknik
klasterMisalkan seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 4.000 guru dalam 100 sekolah yang ada. `Sampel yang diinginkan adalah 400 orang. Cara yang digunakan adalah teknik sampel secara klaster dengan sekolah sebagai dasar penentuan logis klaster yang ada. Bagaimanakah langkah menentukan sampel tersebut? Jawabannya adalah sebagai berikut. Total populasi adalah 4.000 orang. Jumlah sampel yang diinginkan 400 orang. Dasar logis klaster adalah sekolah yang jumlahnya ada 100. Dalam populasi, setiap sekolah adalah 4.000/100 = 40 guru setiap sekolah. Jumlah klaster yang ada adalah 400/40 = 10. Oleh karena itu, 10 sekolah di antara 100 sekolah dipilih secara random. Jadi, semua guru yang ada dalam 10 sekolah sama dengan jumlah sampel yang diinginkan. 4. Teknik Secara Sistematis
30
Teknik memilih sampel yang keempat adalah teknik sistematis atau systematic sampling. Teknik pemilihan ini menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah dengan menentukan pilihan sampel pada setiap 1/k, di mana k adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10. Syarat yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah adanya daftar atau list semua anggota populasi. Untuk populasi yang didaftar atas dasar urutan abjad pemakaian metode menggunakan teknik sistematis juga dapat diterapkan. Walaupun mungkin saja terjadi bahwa suatu nama seperti nama yang berawalan su, sri dalam bahasa Indonesia akan terjadi pengumpulan nama dalam awalan tersebut. Sisternatis proporsional k dapat memilih dengan baik. Teknik observasi lapangan khusus untuk penelitian di lokasi tambang Pengumpulan Data penelitian Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan. Mengamati tidak hanya melihat, melainkan merekam, menghitung, mengukur,
dan
mencatat
kejadian
yang
ada
di
lapangan. Teknik ini ada dua macam, yaitu observasi langsung (observasi partisipasi) yaitu apabila pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejalagejala pada objek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian, dan observasi tidak langsung (observasi non-partisipasi) yaitu pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada objek tidak secara langsung di lapangan. Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut: 1)
Membuat
catatan anekdot
(anecdotal
record),
yaitu
catatan
informal yang digunakan pada waktu melakukan observasi. Catatan ini berisi fenomena atau peristiwa yang terjadi saat observasi. 2) Membuat daftar cek (checklist), yaitu daftar yang berisi catatan setiap faktor secara sistematis. Daftar cek ini biasanya dibuat sebelum observasi dan sesuai dengan tujuan observasi.
31
3)
Membuat
skala
penilaian
(rating
scale),
yaitu
skala
yang
digunakan untuk menetapkan penilaian secara bertingkat untuk mengamati kondisi data secara kualitiatif. 4)
Mencatat
dengan
yaitu pencatatan
yang
menggunakan dilakukan
alat
(mechanical
device),
melalui
pengamatan
dengan
menggunakan alat, misalnya slide, kamera, komputer, dan alat perekam suara. Observasi tersebut dapat terbentang mulai dari kegiatan pengumpulan data yang
formal
hingga
yang
tidak
formal. Bukti
observasi seringkali bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang topik yang akan diteliti. Observasi dapat menambah dimensidimensi baru untuk pemahaman konteks maupun fenomena yang akan diteliti. Observasi tersebut bisa begitu berharga sehingga peneliti bisa mengambil foto-foto pada situs studi kasus untuk menambah keabsahan penelitian (Dabbs, 1996: 113). langkah-langkah pengambilan sampel 1) Menentukan populasi dan Sampling frame 2) Memilih cara pengambilan sampel 3) Menentukan jenis sampel 4) Memilih elemen sampel 5) Melaksanakan pengumpulan data dilapangan H. Pengumpulan Data 1. Pengertian Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Langkah-langkah pengumpulan Data 1) Mendefinisikan sasaran yang ingin dicapai melalui program perubahan yang akan dilakukan
32
2) Mengidentifikasikan variabel-variabel sentral yang terdapat dalam situasi yang dihadapi seeperti perpindahan pegawai, kinerja yang kurang memuaskan dan lain sebagainya. 3) Memilih bagaimana metode pengumpulan data apa yang nantinya akan digunakan 4) Mengkondisikan klien, jenis dan mutu informasi yang diperlukan, penggunaan inrormasi yang terkumpul, berbagai instrumen lain yang dapat digunakan 5) Wawancara Metode pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara: a.WAWANCARA Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998). b.OBSERVASI
33
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsurunsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitasaktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. MACAM-MACAM OBSERVASI a. Observasi Partisipatif Peneliti
mengamati
apa
yang
dikerjakan
orang,
mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti. b. Observasi Terus Terang atau Tersamar Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian. c. Observasi tak Berstruktur Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas c. ANGKET ATAU KUESIONER (QUESTIONNAIRE) Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya
34
jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaanpertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam. Macam-macam kuisioner 11. Kuesioner tertutup Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai. 2. Kuesioner terbuka Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri. 3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka. 4. Kuesioner semi terbuka Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
35
d. DOKUMEN Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna. e. FOCUS GROUP DISCUSSION Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif. 2. Pengertian Data Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep. 3. Jenis Data Menurut cara memperolehnya: 1. Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri atau seorang atau suatu organisasi langsung dari obyeknya.
36
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain (biasanya sudah dipublikasikan) Menurut sumbernya: 1. Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam suatu organisasi 2. Data eksternal yaitu data yang menggambarkan suatu keadaan atau kegiatan di luar suatu organisasi. Menurut sifatnya: 1. Data kwaliitatif adalah data yang bukan dalam bentuk angka 2. Data kwantitatif adalah data dalam bentuk angka Menurut waktu pengumpulannya: 1. Cross section / insidentil adalah dikumpulkan pada suatu waktu tertentu 2. Data berkala / time series data adalah data yang dikumpulkan secara berkala K. Penyusunan/ Pembuatan laporan Laporan merupakan hal yang sangat penting sehingga pembuatan laporan haruslah tepat. 10 langkah membantu Anda dalam membuat laporan yang baik, yaitu: 1. Langkah 1: Pilih topik Ketika menentukan topik, pilihlah yang Anda memang tertarik untuk membahasnya dan bisa mengumpulkan informasi yang cukup. Jika topik terlalu luas, Anda akan mengalami kesulitan dalam mengerjakannya. 2. Langkah 2: Menempatkan informasi Gunakanlah informasi dari sejumlah referensi yang beragam dan berasal dari berbagai sumber. Sumbernya bisa dari ensiklopedia, almanak, jurnal-jurnal, buku, majalah, dan surat kabar. Bentuk informasinya bisa saja dalam bentuk berkas, atau pun data digital.
37
3. Langkah 3: Siapkan kartu bibliografi Menyiapkan kartu bibliografi untuk mendokumentasikan sumber informasi yang Anda gunakan ketika menulis laporan penelitian. 4. Langkah 4: Siapkan lembar catatan Gunakan lembar-lembar catatan untuk menuliskan segala hal dari sumber yang Anda tuliskan dalam penelitian. Berilah nomor pada kartu catatan untuk menyimpan setiap detil dari informasi tersebut. 5. Langkah 5: Siapkan outline Tuliskan outline dengan mengatur beragam catatan yang Anda punya dalam sejumlah bagian, seperti topik, sub topik, detil, dan sub detil dari informasi tersebut. 6. Langkah 6: Buat draf Gunakan segala catatan yang Anda punya dan telah dituliskan dalam bentuk outline untuk menyusun draf penelitian Anda. Dalam menuliskan draf, jangan lupa untuk menggunakan penomoran catatan kaki untuk mengetahui dari mana sumber yang Anda dapatkan. 7. Langkah 7: Periksa kembali draf Buatlah perubahan yang Anda butuhkan pada draf yang Anda buat, untuk memastikan bahwa ide telah diekspresikan secara jelas dan penulisan Anda telah akurat. 8. Langkah 8: Siapkan bibliografi yang digunakan Pada akhir penulisan, berilah daftar dari seluruh sumber yang Anda gunakan dalam penelitian. Kartu-kartu bibliografi yang sudah Anda siapkan sebelumnya, akan berguna dalam tahapan ini. Buatlah daftar bibliografi berdasarkan alfabet. 9. Langkah 9: Siapkan halaman judul dan tabel daftar isi Halaman judul adalah halaman pertama dari laporan penelitian. Halaman ini memuat judul laporan, nama Anda, dan tanggal dibuatnya laporan. Daftar isi berada di halaman kedua. Bagian ini
38
berisi topik utama, sub topik yang dinilai penting, dan halaman yang memperkenalkan penelitian Anda. 10. Langkah 10: Cek terakhir Sebelum "membungkus" laporan penelitian, yakinkan bahwa Anda menjawab "Ya" pada setiap pertanyaan berikut: * Apakah sudah terdapat halaman judul * Apakah sudah ada daftar isi? *Apakah seluruh penomoran halaman sudah benar? * Apakah sudah menyediakan catatan kaki untuk setiap kutipan dan sumber utama informasi yang digunakan? * Apakah sudah memasukkan bibliografi? * Apakah sudah menyiapkan berkas cadangan untuk setiap dokumen yang digunakan? Tata Cara Penyusunan Laporan, yaitu: Laporan merupakan bentuk komunikasi yang dapat dilakukan secara tertulis atau lisan mengenai sesuatu hal tertentu sesuai dengan tujuan penulisannya. Uraian berikut akan lebih ditekankan pada pembahasan hal-hal yang berkaitan dengan laporan tertulis. Laporan inilah yang secara
resmi
dijadikan
pertanggungjawaban,
dan
sebagai alat
sumber
pengambilan
informasi, keputusan
alat dalam
kehidupan organisasi. Sebelum laporan disajikan secara lisan, laporan terlebih dahulu disusun dalam bentuk tertulis secara sistematis sehingga mudah dipahami. Dari segi bentuk tertulis, laporan terbagi menjadi seperti berikut. 1. Laporan berbentuk formulir atau matriks, yaitu laporan yang tinggal mengisi pada blangko yang disediakan. 2. Laporan berbentuk memorandum atau nota, yaitu laporan yang diuraikan secara singkat. Laporan ini dibuat dalam rangka proses hubungan kerja antara atasan dan bawahan atau antar-unsur-unsur dalam suatu instansi.
39
3. Laporan berbentuk surat, yaitu laporan yang diuraikan lebih panjang dari memorandum sebagaimana uraian dalam bentuk surat biasa. Jenis laporan ini dapat dipergunakan untuk bermacam-macam topik. 4. Laporan berbentuk naskah, yaitu laporan yang panjang, biasanya disusun seperti makalah. Materi laporan dibagi menjadi beberapa topik dan subtopik. 5. Laporan berbentuk buku, yaitu laporan yang disusun dalam bentuk buku. Agar suatu laporan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, dalam proses penyusunan laporan, selain harus memperhatikan berbagai prinsip
dan
syarat
dalam
penyusunan
laporan,
juga
harus
memperhatikan tata caranya. Pada intinya, tata cara penyusunan laporan dimulai dari tahap persiapan yang mencakup penentuan kerangka permasalahan, tujuan penulisan laporan, dan proses pengumpulan data, kemudian membuat kerangka laporan, dan diakhiri dengan tahap penulisan laporan itu sendiri. Empat (4) tahap penulisan laporan, yaitu: 1) Tahap Persiapan Pada tahap awal ini harus terjawab beberapa pertanyaan penting seperti hal apa yang akan dilaporkan? Mengapa hal itu harus dilaporkan? Kapan laporan akan disampaiakan? Data apa yang penting, baik sebagai data utama maupun data pendukung? Dengan terjawabnya beberapa pertanyaan ini, maka akan dapat dirumuskan secara jelas latar belakang dan masalah laporan, tujuan laporan, target waktu laporan, data yang relevanuntuk disajikan, dan sumber-sumber data. 2) Pengumpulan dan Penyajian Data Setelah
itu,
langkah
berikutnya
adalah
merencanakan
pengumpulan dan penyajian data. Dalam proses pengumpulan harus selalu mengacu pada permasalahan dan tujuan yang telah
40
ditetapkan. Data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber
primer
maupun
sumber
sekunder.
Setelah
dikumpulkan, kemudian data itu dikelompokkan, data mana yang menjadi bahan utama dan data pendukung atau penunjang. dan penyajian data
3) Sistematika Laporan Tahap berikutnya adalah menentukan bagian-bagian utama laporan atau lazim disebut sistematika laporan, kemudian subsub bagian laporan yang nantinya akan dijabarkan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat. 4) Penulisan Laporan Pada tahap penulisan laporan harus mengacu pada sistematika yang telah ditetapkan sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut, mudah dipahami, dan enak dibaca. Cara laporan kegiatan, yaitu: Pertama kita harus tau dulu pengertian Laporan Kegiatan tsb. Laporan kegiatan adalah suatu ikhtisar tentang hal ikhwal pelaksana suatu kegiatan, yang harus disampaikan oleh pembina kepada pihak yang memberi tugas sebagai pertanggungjawaban. Pentingnya Laporan Kegiatan Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk: - Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan. - Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya. - Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan. - Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain. Macam Laporan Kegiatan - Ditinjau dari cara penyampaian, terdapat: 1) Laporan lisan, disampaikan secara lesan, biasanya dilakukan halhal yang perlu segera disampaikan laporan lisan dapat dengan tatap muka, lewat telepon , wawancara dan sebagainya.
41
2) Laporan tertulis, disampaikan secara lengkap dalam bentuk tulisan. - Ditinjau dari bahasa yang digunakan, terdapat: 1) Laporan yang ditulis secara populer, yang menggunakan kata-kata sederhana, kadang-kadang diselingi dengan kalimat humor / lucu. 2) Laporan yang ditulis secara ilmiah, sebagai hasil peneliti. Biasanya isinya singkat tetapi padat dan sistimatis serta logis. - Ditinjau dari isinya, dapat dibedakan: 1) Laporan kegiatan, misalnya pelaksanaan perkemahan, pelaksanaan ujian SKU, SKK, Pramuka Garuda. 2) Laporan perjalanan, misalnya laporan wisata, pengembaraan, penjelejahan dan sebagainya. 3) Laporan keuangan, menyangkut masalah penerimaan dan penggunaan uang. Sistimatika Laporan Hendaknya laporan lengkap, dapat menjawab semua pertanyaan mengenai: apa ( what ), mengapa ( why ), siapa ( Who ), dimana ( where ), kapan ( when ), bagaimana ( how ). Urutan isi laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dapat mudah memahami. Urutan isi laporan antara lain sebagai berikut : 1. Pendahuluan Pada pendahuluan disebutkan tentang : - Latar belakang kegiatan. b. Dasar hukum kegiatan. - Apa maksud dan tujuan kegiatan. - Ruang lingkup isi laporan. 2. Isi Laporan Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain : - Jenis kegiatan. - Tempat dan waktu kegiatan. - Petugas kegiatan. - Persiapan dan rencana kegiatan. - Peserta kegiatan.
42
- Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan, urutan fakta / datanya). - Kesulitan dan hambatan. - Hasil kegiatan. - Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
3. Penutup Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangankekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat. Hal-hal yang perlu diperhatikan Laporan diusahakan agar : - Singkat dan padat. - Runtut atau sistimatis. - Mudah dipahami isinya. - Isinya lengkap. - Menarik penyajiannya. - Berpegangan pada fakta, data dan persoalannya. dan yg terakhir - Tepat pada waktunya... Adapun ketepatan yang harus melalui prosedur-prosedur yang tepat pula di mana prosedur pembuatan laporan mencakup tujuh pokok langkah sebagai berikut: A. Pengumpulan data dan fakta Laporan yang tepat adalah laporan yang lengkap data yang dibutuhkan maupun memuat fakta yang akurat, misalnya data dan fakta mengenai : Jumlah surat keputusan yang telah dikeluarkan perusahaan dalam jangka waktu satu bulan. Bentuk dan struktur organisasi perusahaan. Jumlah tenaga kerja per bagian. Rencana pemakaian anggaran finansial dan sebagainya.
43
Agar data dan fakta tersebut nyata dan dapat dipercaya maka pengumpulannya harus melalui cara-cara sebagai berikut: 1. Melakukan
observasi
dan
pengamatan
sebelum
dilakukan
perencanaan penelitian yang mantap dan matang. 2. Mengadakan wawancara bagi data dan fakta yang memerlukan dukungan pendapat yang objective. 3. Melakukan penyebaran daftar pertanyaan baik dengan sistem sampel maupun dengan sistem yang lainnya. B. Pemindahan tabulating data dan fakta Setelah melakukan pengumpulan data secara acak atau kasar mengenai observasi atau penelitian yang dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemilihan data dan fakta tersebut. Pemilihan data tersebut bisa dilakukan dengan cara : Pemilihan data berdasarkan pembedaan cakupan yang diteliti yaitu data tersebut apakah menyangkut personal perusahaan, finansial maupun pelaksanaan rencana. Dibeda-bedakan menurut peristiwa dan dampaknya. Dibeda-bedakan menurut gambar, grafik maupun tabel. Melakukan tabulating yaitu mengumpulkan data dan fakta yang sesuai dengan cakupan bidang masing-masing menjadi suatu daftar atau tabel sehingga tidak terjadi pengulangan kata atau kalimat, sehingga bisa memberikan analisa yang rasional, objektif dan menunjukkan logika hubungan antara data, fakta peristiwa dan dampaknya. C. Membuat kerangka Laporan Pembuatan kerangka laporan sangat diperlukan karena dalam kerangka ini termasuk juga didalamnya pemaparan mengenai bab-bab laporan yang dibuat ataupun inti masalah yang dirangkum dalam suatu laporan. Pada dasarnya kerangka laporan mencakup 4 bagian pokok yaitu: 1. Pendahuluan Dengan melihat isi pendahuluan pembaca bisa mengetahui:
44
1.
Maksud dan tujuan pembuatan laporan.
2.
Maslah yang akan dibahas.
3.
Batasan masalah.
4.
Sistematika penulisan laporan.
5.
Pendekatan penyelesaian yang digunakan.
2. Tubuh Laporan Dalam tubuh laporan inilah yang merupakan pembahasan maupun penyelesaian masalah yang dikemukakan, karena: Di dalamnya terpapar segala data dan fakta yang telah dipisahpisahkan menurut kepentingan penyelesaian. Terdapat analisa si pelapor. Terdapat hasil penyelesaian masalah dan kemudian ditarik kesimpulan dan saran dari si pelapor. Biasanya bagian tubuh laporan ini yang merupakan bagian terpanjang dari keseluruhan laporan, oleh karenanya bagian ini biasanya terbagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian, misalnya terdiri dari: a. Permasalahan. b. Batasan masalah. c. Hipotesa. d. Latar belakang teori. e. Bagian (part). f. Bab-bab (chapters). g. Sub bab-sub bab (section) dan sebagainya. 3. Saran-saran Saran-saran disini sudah terangkum semua penyelesaian masalah secara tegas tanpa memberikan alternatif-alternatif pilihan lagi. Biasanya pada laporan survei, saran-saran tersebut dimasukkan ke dalam tiap akhir uraian pada tiap-tiap akhir bab atau bisa juga dapat sekaligus disatukan sebagai bab terakhir dari seluruh laporan. 4. Konklusi dan Penutup
45
Konklusi dan penutup sebagai logika dari hubungan korelasi antara data, fakta dan analisa. Adapun konklusi ini bisa juga dijadikan kedalam satu bab dengan bab saran-saran karena saran-saran tersebut merupakan pencerminan kesimpulan yang jelas tanpa pemberian alternatif lagi. Sedangkan pada penutup disamping tercermin penegasan logika juga berupa penegasan saran-saran atau harapan penyempurnaan kegiatan-kegiatan selanjutnya serta implementasi dan follow up dari semua ide-ide yang terpapar. 3.2.2 METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Cara berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri tertentu yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1. Rasional berarti kegiatan penelitian tersebut dilakukan dengan caracara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. 2. Empiris berarti cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lainpun dapat mengamatinya. 3. Sistematis berarti proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu bersifat logis Kriteria data empiris: valid (tepat) menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, Reliabelitas, objektifitas Tiga tujuan penelitian: 1. Penemuan, berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui 2. Pembuktian, membuktikan
berarti adanya
data
yang
diperoleh
keragu-raguan
terhadap
digunakan informasi
untuk atau
pengetahuan tertentu. 3. Pengembangan, berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang ada.
46
Fungsi (kegunaan hasil) penelitian: 1. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi fakta 2. Memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah. 3. Mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
Syarat-syarat latar belakang masalah: 1. Argumentasikan urgensi penelitian, sehingga orang percaya bahwa hal itu perlu diteliti 2. Bagaimana meyakinkan pada pembaca bahwa topic itu penting 3. Kemukakan fakta-fakta awal yang kongkrit 4. Kemukakan kesenjangan yang ada antara dassain (keadaan yang ada) dengan dassolen (keadaan yang diinginkan) 5. Perlu segera ditangani atau perlu diteliti 6. Kemukakan ide-ide awal Syarat-syarat rumusan masalah: 1. Berisi pertanyaan yang akan dijawab melalui pengumpulan data, pengolahan dan analisis data 2. Rumusan masalah sebaiknya terdiri dari 2 atau 3 3. Harus mempunyai rujukan (tinjauan pustaka) Tinjauan pustaka (bagaimana seorang peneliti menempatkan teori sebagai satu bangunan ilmiah atau mereview pendapat-pendapat orang lain) terbagi atas tiga:
Landasan teoritis: setiap teori mempunyai asumsi yang berkaitan dengan kondisi nyata dimasyarakat.
Landasan empiris: merekonstruksi hasil penelitian orang lain yang kemudian digunakan sebagai landasan dengan melengkapi banguna ilmiah yang telah ada sebelumnya.
Kerangka pikir merupaka ide (gagasan) yang bersumber dari peneliti itu sendiri dan melihat hubungan-hubungan setelah membaca referensi, kemudian memilih pendekatan-pendekatan apa yang digunakan
47
Jenis-jenis penelitian Penelitian menurut tujuan:
Penelitian murni merupakan penelitian yang dilakukan atau diarahkan sekedar untuk memahami masalah organisasi secara mendalam dan hasil penelitian tersebut untuk pengembangan ilmu administrsi atau manajemen.
Penelitian terapan mereupakan penelitian yang diarahkan untuk mendapakan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Penelitian menurut metode:
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetap 1 data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antara variable. Contoh: penelitian untuk mengungkapkan kecenderungan masyarakat dalam memilih pemimpin nasional dan daerah, kualitas SDM masyarakat Indonesia.
Penelitian Ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliyi peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui factor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
Contoh: penelitian untuk mengungkapakn sebab-sebab terjadinya kebakaran gedung di suatu lembaga pemerintah, penelitian untuk mengungkapakan sebab-sebab terjadinya kerusuhan di suatu daerah.
Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Tredapat empat bentuk metode eksperimen yaitu pre experimental, true experimental, factorial, dan quai experimental.
48
Contoh: penelitian penerapan metode kerja baru terhadap produktifitas kerja, penelitian pengaruh mobil berpenumpang tiga terhadap kemacetan lalu lintas.
Penelitian naturalistic sering juga disebut metode kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah. Contoh: penelitian untuk mengungkapakn makna upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu, penelitian untuk menemukan factorfaktor yang menyebabkan terjadinya korupsi.
Policy research (penelitian kebijaksanaan) adalah suatu proses penelitian yang dilakukaan pada, atau analisis terhadap masalahmasalah
social
yang
mendasar,
sehingga
temuannya
dapat
direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak dalam menyelesaikan masalah. Contoh: penelitian untuk membuat undang-undang atau peraturan tertentu, penelitian untuk pengembangan struktur organisasi.
Action
research
aadalah
penelitian
yang
bertujuan
untu
mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Contoh: penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam pelayanan masyarakat, penelitian mencari metode mengajar yang baik.
Penelitian evaluasi adalah penelitian yang berfungsi untuk menjelaska fenomena suatu kejadian, kegiatan dan product. Contoh: penelitian proses pelaksanaan suatu peraturan atau kebijakan, penelitian keluarga berencana.
Penelitian sejarah adalah penelitian yang berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu. Contih: penelitian untuk mengetahui kapan berdirinya kota tertentu yang dapat digunakan untuk menentukan hari ulang tahun, penelitian
49
untuk mengetahui perkembangan peradaban kelompok masyarakat tertentu. Penelitian menurut tingkat explanasinya:
Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara varibel yang satu dengan yang lain. Contoh: penelitian yang berusaha menjawab bagaimanakah profil presiden Indonesia, bagaimanakah etos kerja dan prestasi kerja para karyawan di departemen x.
Penelitian
komparatif
adalah
suatu
penelitian
yang
bersifat
membandingkan. Contoh: adakah perbedaan profil presiden Indonesia dari waktu ke waktu, adakah perbedaan kemampuan kerja antara lulusan SMK dengan SMU.
Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variable atau lebih. Contoh: adakah hubungan antara datangnya kupu-kupu dengan tamu, adakah pengaruh insentif terhadap prestasi kerja pegawai.
Penelitian menurut jenis data dan analisis
Penelitian kualitatif adalah peneltian yang menggunakan data kualitatif (data yang berbentuk data, kalimat, skema, dan gambar).
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data kuantitatif (data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan Penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Macam-macam data penelitian
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat sketsa dan gambar.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan.
50
Data diskrit (data nominal) adalah data yang hanya dapat digolonggolongkan secara trepisah, secara diskrit atau kategori.
Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukuran.
Ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.
Interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidam mempunyai nilai 0 (nol) mutlak.
Rasio adalah data yang jaraknya sama.
Variable adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.
Macam-macam istilah dalam penelitian: Variable independent adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable terikat (dependen). Variabel dependen adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas. Variable moderator adalah variable yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variable dependen dan variable independent. Variable
intervening
mempengaruhi
hub.
adalah Antara
variable variable
yang dependen
secara
teoritis
dan
variable
independent menjadi hub. Yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variable control adalah variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variable independent terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab dalam penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistic yang akan digunakan.
51
Bentuk-bentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif: Paradigma sederhana adalah paradigma penelitian yang terdiri dari satu variabel independent dan satu variable dependen. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sample untuk menentukan sample yang akan digunakan dalam penelitian Teknik sampling terdiri dari:
Probability sampling adalah teknik pengambilan sample dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample, yang terdiri dari :
Simple random sampling adalah pengambilan sample dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut.
Proportionate stratified random sampling adalah pengambilan sample dari populasi yang dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata secara proporsi dalam populasi tersebut.
Disproporsi stratified random sampling adalah pengambilan sample dari populasi yang dilakukan secara acak apabila dalam populasi berstrata tersebut kurang proporsional.
Cluster sampling adalah teknik pengambilan sample dari populasi yang dilakukan secara acak apabila dalam populasi tersebut terdiri dari populasi yang sangat luas.
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur dari populasi untuk dipilih menjadi sample, yang terdiri dari :
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota popuasi yang telah diberi nimor urut. Sampling kuota adalah teknik pengambilan sample dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Sampling incidental adalah tekhnik penentuan sample berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara incidental bertemu dengan
52
peneliti dapat digunakan sebagai sample, apabila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data
Sampling purporsive adalah tekhnik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu
Sample jenuh adalah tekhnik penentuan sample apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sample.
Snowball sampling adalah tekhnik penentuan sample yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar
3.2.3 PENELITIAN OPERASIONAL A. Pengertian Penelitian(Riset) Operasional Secara harfiah kata operation dapat didefenisikan sebagai tindakantindakan yang diterapkan pada beberapa masalah atau hipotesis. Sementara kata riset (research) adalah suata proses yang terorganisasi dalam mencari kebenaran akan masalah atau hipotesis tadi. Kenyataannya, sangat sulit untuk mendefenisikan Operation Research, terutama karena batas-batasnya tidak jelas. Operation Reseach memiliki bermacam-macam penjelasan, berikut ini beberapa kutipan defenisi operation research yang dikemukan oleh para ahli operation research dalam berbagai literature. Riset Operasi adalah suatu aplikasi dari berbagai metoda ilmiah untuk tujuan penguraian terhadap masala-masalah yang kompleks yang muncul dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem besar (manusia,
mesin-mesin,
bahan-bahan,
dan
uang)
dalam
bidang
perindustrian, bisnis, pemerintahan, dan pertahanan. Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu model ilmiah dari sistem, menggabungkan berbagai faktor seperti kesempatan dan resiko, untuk meramalkan dan membandingkan hasil-hasil dari beberapa keputusan, strategi, atau pengawasan. Tujuannya adalah membantu pengambil keputusan menentukan kebijaksanaan dan tindakannya secara ilmiah. (Operation Research Society of Great Britain). Riset Operasi berkaitan dengan menentukan pilihan secara ilmiah bagaimana merancang dan menjalankan sistem manusia-mesin secara
53
terbaik, biasanya membutuhkan alokasi sumber daya yang langka. (Dari buku Operation Reseach Principiles and Practice, karangan A.Ravindram dan Don T. Phillips dan James J. Solberg, dikutip dari Operation Reseach Society of America). Riset Operasional berkaitan dengan menentukan pilihan secara ilmiah bagaimana merancang dan menjalankan sistem manusia-mesin secara terbaik, biasanya membutuhkan alokasi sumber daya yang langka. Operations
research
adalah
pendekatan
dalam
pengambilan
keputusan yang ditandai dengan penggunaan pengetahuan ilmiah melalui usaha kelompok antar disiplin yang bertujuan menentukan penggunaan terbaik sumberdaya yang terbatas. (Churchman, Ackoff dan Arnoff, 1957). Operations research dijelaskan sebagai suatu metode, suatu pendekatan, seperangkat teknik, sekelompok kegiatan, suatu kombinasi beberapa
disiplin,
suatu
perluasan
dari
disipilin-disiplin
utama
(matematika, teknik, ekonomi), suatu disiplinbaru, suatu lapangan kerja, bahkan suatu agama. OR mungkin beberapa dari semua hal ini. (S.L. Cook dalam Little Chid, 1977) Berbagai defenisi diatas yang muncul dari berbagai ahli operation research karena begitu luasnya bidang dan kajian yang dapat dimasuki oleh disiplin ilmu operation reseach, berbagai defenisi diatas paling tidak ada rangkuman yang bisa diambil mengenai arti kata riset operasional, yaitu : Riset Operasional mencakup dua kata yaitu riset yang harus menggunakan metode ilmiah dan operasional yang berhubungan dengan proses atau berlangsungnya suatu kegiatan (proses produksi, proses pengiriman barang / militer / senjata, proses pemberian pelayanan melalui suatu antrian yang panjang). Definisi lain adalah : Riset Operasional adalah aplikasi metode ilmiah terhadap permasalahan yang kompleks dalam mengarahkan dan mengendalikan sistem yang luas mengenai kehidupan manusia,
54
mesin-mesin,
material
dan
uang
dalam
industri,
bisnis,
pemerintahan dan pertahanan. B. Penelitian Operasional Penelitian operasional (Operational Research atau OR) merupakan salah satu metoda pene-litian yang sifatnya dinamis, yaitu suatu proses penerapan metode analisis untuk memecahkan suatu masalah operasional, dengan meng-identifikasi penyebab keberhasilan dan kegagalan kegiatan melalui pendekatan operasional. Dalam pelaksanaannya perlu ada koordinasi antara peneliti dengan pengelola program di lapangan. Menurut Blomenfeld (1985), penelitian ope-rasional adalah suatu penerapan atau pe-manfaatan metode analitis untuk membantu pengambil kebijaksanaan memilih beberapa kemungkinan untuk mencapai tujuan. Drake dkk (1983) juga berpendapat bahwa penelitian ope-rasional adalah suatu reflection in action (RIA) atau sering disebut bebenah/ perbaikan sambil jalan. Action menunjukkan adanya kegiatan atau intervensi, perubahan atau perbaikan. Reflection menunjuk pada monitoring dan evaluasi. C. Topik-topik dalam Penelitian Operasional Teori Keputusan (Decision Theory) Teori Permainan (Game Theory) Rantai Markov (Markov Chains) Teori Antrian (Queuing Theory) Teori Persediaan (Inventory Theory) Keandalan (Reliability) Peramalan (Forecasting) Simulasi (Simulation) D. Ciri-ciri Penelitian Operasional: Menggunakan metode ilmiah kreatif Berorientasi pada manajemen praktis dari organisasi Menggunakan sudut pandang organisasi Mendapatkan solusi yang terbaik Menggunakan pendekatan tim
55
E. Langkah-langkah dalam studi Penelitian Operasional 1. Mendefinisikan masalah 2. Merumuskan model matematis 3. Mengumpukan data yang relevan 4. Mengembangkan prosedur untuk menentukan solusi 5. Menguji model 6. Menyiapkan penerapan 7. Mengimplementasikan 3.3 OPERASI Definisi operasional variabel merupakan proses mengubah kata yang digunakan dalam definisi nominal. Contoh judul penelitian; “pengaruh media flash dalam peningkatan hasil belajar IPA di kelas IX,” maka variabelnya adalah media flash dan hasil belajar. Dan sekaligus menjadi definisi nominal. Definisi operasionalnya bisa berupa penjelasan dari sisi makna atau mengungkapkan skla pengukuran untuk masing-masing variable. Definisi operasional tidak boleh mempunyai makna yang berbeda dengan definisi nominal. Oleh karena itu sebelum menyusun defenisi operasional, peneliti harus membuat definisi nominal terlebih dahulu atau mentukan variabel penelitiannya. Definisi nominal dari variabel penelitian seharusnya secara eksplisit telah dinyatakan dalam kerangka pemikiran. Definisi nominal dapat diangkat dari berbagai pendapat para akhli yang memang banyak membicarakan, menulis tentang variabel yang ditelitinya. Kalau variabelnya adalah “media flash, maka peneliti harus mempelajari konsep media flash yang dituangkan dalam definisi operasional. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat variabel yang diamati. Definisi operasional mencakup hal-hal penting dalam penelitian yang memerlukan penjelasan. Definisi operasional bersifat spesifik, rinci, tegas dan pasti yang menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian dan hal-hal yang dianggap penting. Definisi operasional tidak sama dengan tinjauan teoritis. Definisi operasional hanya berlaku pada area penelitian yang
56
sedang dilakukan, sedangkan definisi teoritis diambil dari buku-buku literatur dan berlaku umum yang terkait. Ada tiga pendekatan untuk menyusun definisi operasional, yaitu disebut: Tipe A, Tipe B dan Tipe C. 1) Definisi Operasional Tipe A, disusun berdasarkan pada operasi yang dilakukan, sehingga
menyebabkan gejala
atau keadaan yang
didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi. 2) Definisi Operasional Tipe B, disusun berdasarkan perumusan dalam bentuk deskripsi tentang bagaimana suatu objek (benda tertentu) beroperasi, yakni apa yang dilakukan atau terdiri dari apa ciri-ciri dinamis objek tersebut. 3) Definisi Operasional Tipe C, disusun berdasarkan pada penampakan seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya. Berikut contoh masing-masing dari definisi operasional tipe A, B, dan C dengan judul penelitian “pengaruh media flash dalam peningkatan hasil belajar IPA di kelas IX,”: Definisi Operasioanal Tipe A. “Media Flash adalah media yang dibuat dari ….. Dengan demikian, media flash…Definisi Operasioanal Tipe B. “Penggunaan media flash dalam pembelajaran dapat berupa…. Dan mekanismenya seperti… Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran. 3.4. TEKNIK/METODE PENELITIAN OPERASIONAL Pengertian teknik/metode penelitian operasional yaitu berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang optimal dalam menyusun model dari sistemsistem, baik deterministik maupun probabilistikyang berasal dari kehidupan nyata. Oleh karena itu suatu karya riset harus memenuhi kriteria berikut, yaitu: jelas, terbuka, jujur dan sistematik, atau dengan perkataan lain dapat dilaksanakan kembali oleh orang lain dengan cara-cara yang sama (reproducable), kecuali riset yang bersifat rahasia.
57
Landasan riset pada dasarnya ialah ilmu pengetahuan (science), dan ilmu pengetahuan itu sendiri dikembangkan melalui riset. Jadi, terdapat kaitan yang erat antara riset dan ilmu pengetahuan. Teknik/metode penelitian operasional meliputi metode kualitatif dan kuantitatif. Rancangan studi meliputi non-experimental hingga ex-perimental. Tidak ada satu set metode atau rancangan penelitian tertentu dalam penelitian operasional. Penerapan metode tertentu atau penggunaan satu desain terhadap sesuatu hal adalah yang membedakan operasional penelitian dengan jenis penelitian lainnya. Dalam analisis, operasional penelitian juga dapat menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif adalah metode yang lebih mengupas permasalahan secara mendalam. Studi kasus termasuk salah satu metode kualitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang mengupas permasalahan dengan mengolah data. Survey, analisa isi (kalo gak salah) termasuk metode kuantitatif. kalo mau lebih jelas, bisa cari tahu di buku MPS (metode penelitian sosial). 1. Metode kuantitatif umumnya memiliki sifat: Mengukur tingkat kejadian 2. Menghitung besaran/berapa banyak 3. Membuktikan sesuatu (apakah ada hubungan, ada pengaruh, berapa resikonya, mana faktor yang dominan) 4. Memprediksikan sesuatu variabel berdasarkan variabel lain 5. Tindakan atau eksperimen 6. Membuktikan suatu hipotesa Pada penelitian kuantitatif banyak menggunakan hitungan, tabel, statistik dengan kaidah-kaidah tertentu. tehnik pengumpulan data dengan quesioner Metode kualitatif secara umum sifatnya: 1. Menggali informasi secara mendalam 2. Menjawab pertanyaan mengapa 3. Mengetahui tentang motivasi, persepsi, perilaku, sikap dan kepercayaan 4. Memungkinkan untuk mendapatkan hal2 yang tersirat
58
5. Mendapatkan suatu hipotesa tehnik yang digunakan berupa wawancara mendalam, fokus group discussion dan observasi Menggunakan metode yang mana yang dipilih tergantung dari tujuan penelitiannya. Idealnya dipadukan antara kualitatif dan kuantitatif sehingga dapat saling melengkapi. 3.4.1. PENGERTIAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional dan metode baru; metode positivistic dan metode postpositivistic, metode scientific dan artistic, metode konfirmasi dan temuan. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistic, scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda hase kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive research. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/ empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, Karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik Karena berlandaskan pada filsafat post positifisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, Karena proses penelitian lebih bersifat seni(kurang terpola),dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan. Metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
59
data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan. Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); di sebut juga metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. 3.4.2. PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya. Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini: 1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikatorindikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para
60
informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan. 2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori. 3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi. 4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi. 5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti. 6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data.
61
Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data
mengalami
kejenuhan.
Pengumpulan
datanya
diawali
dari
mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi. 7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan. 8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden. 9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan emik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
62
10. (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi. 11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner. 12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
63
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dari beberapa pembahasan diatas dapat kami ambil kesimpulan sebagai berikut: Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan; atau juga suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu. Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antara fenomena. Metode Penelitian Operasional adalah Hasil suatu riset disebut penemuan (findings) yang berbentuk kesimpulan dan rekomendasi. Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabe dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi dua, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinum (ordinal, interval dan ratio). Pada dasarnya banyaknya variabel sangat bergantung sederhana atau runtutnya penelitian. Makin sederhana rancangan penelitian, variabelnya makin sedikit, dan sebaliknya. Menurut fungsinya variabel ada 6 macam, yaitu: variabel bebas, variabel tergantung, variabel intervening, variabel moderator, variabel kendali dan variabel rambang. Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. Jika suatu hipotesis telah terbukti kebenarannya, ia akan berubah namanya disebut tesis, jadi merupakan teori. Ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nihil (hipotesis nol) hipotesis kerja atau disebut juga hipotesis alternatif (Ha). Bentuk-bentuk hipotesis ada 3, yaitu: variabel deskriptif, variabel komparatif dan variabel asosiatif. Sumber-sumber yang dapat menyebabkan hipotesis tidak terbukti adalah: landasan teori yang tidak valid, Kesalahan sampling, kesalahan alat pengambil data, kesalahan perhitungan, kesalahan rancangan penelitian dan pengaruh variabel luaran.
64
B. SARAN Setelah membaca beberapa kesimpulan yang penulis singun di atas maka penulis memberikan beberapa saran atau upaya yang di perlukan untuk menganti berbagai masalah yang ada sehingga terhujudnya dalam memahami pentingnya teknik penelitian operasi dalam makalah ini. Dengan demikian uraian singkat dari pembahasan dan penulis makalah perorangan ini semoga dapat berguna dan memberi mamfaat yang sebaikbaiknya dalam rangka pembinaan mahasiswa/i di Universitas Oriental Timor Lorosae pada khususnya kelas B Baucau.
65
DAFTAR PUSTAKA
1. Http://meetabied.wordpress.com/ 2. Http://9day-salmon.blogspot.com/rekayasa/operasi/penelitian 3. Hamidi. 2004. Metode penelitian kualitatif: aplikasi praktis pembuatan proposal dan laporan penelitian. Malang: umm press. Hal 14-16 4. Http://id.wikipedia.org/wiki/penelitian_survei 5. Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta, diterbitkan oleh: Rineka Cipta. 6. Hadi, Amirul, & Haryono, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung, diterbitkan oleh: CV Pustaka Setia. 7. Narbuko, Cholid, & Achmadi, Abu, 2008, Metodologi Penelitian, Jakarta, diterbitkan oleh: PT Bumi Aksara.
66