TEKNIK PENELITIAN KUANTITATIF Prinsip rancangan penelitian yang efektif: • Kehematan (parsimoni, pisau cukur Occam). • Unobstrusiveness (tidak memaksakan). • Analisis data dan penulisan pada waktu yang bersamaan. • Triagulasi: pencarian konsistensi temuan dari berbagai cara pengamatan yang berbeda. • Tidak ada metode yg secara intriksik lebih unggul dari yang lain (>< “hukum palu”).
A. PROSES PENELITIAN Pra lapangan Masalah (observasi awal + studi pustaka) hipotesa variabel2 indikator2
Lapangan Pengumpulan Data: • Pengamatan • Wawancara • Kuisioner (verifikasi “konsep” sbg dasar generalisasi empiris)
poin2 pertanyaan try out
Analisis Data Analisis Data Statistik: • Koding • Skoring • Tabulasi • Perhitungan • Ho diterima/ditolak
Kerangka Teoretis
Penulisan laporan final
penyempurnaan pertanyaan panduan
Sindung Tj, MPSH Filsafat UGM- 04-Teknik Penelitian Kuantitatif-1
1
B. PENGUKURAN & PENYUSUNAN SKALA •
Pengukuran adalah suatu bentuk perbandingan yang digunakan untuk memberi arti (nilai) pada kenyataan sehari-hari. Pengukuran yang digambarkan dan dilaksanakan dengan baik akan mengurangi kekaburan “penggambaran realitas” (Chadwick, dkk, 1991: 52).
•
Variabel adalah hal menarik yang hendak diukur, yang pada dasarnya merupakan konsep yang memiliki variasi nilai (Efendi, 1985: 20-21).
•
Hipotesa adalah proposisi tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih (Efendi, 1985: 20-21).
•
Definisi operasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur (Efendi, 1985: 23-24). Definisi operasional harus jelas dan spesifik dan merupakan indikator yang baik atas konsep atau variabel yang hendak diteliti (Chadwick, dkk, 1991: 52). Contoh: “diskriminasi rasial” dapat dirumuskan atas dasar prinsip triagulasi: • Pengamatan (relatif sulit krn sikap rasial cenderung terselubung). • Catatan (berita, kepolisian, peradilan, dokumen historis, dlsb) • Lapor-diri (eksposisi baik dari korban maupun pelaku yang bangga dgn perbuatannya) •
Kombinasi
•
Indikator adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur konsep atau variabel. Misalnya, indikator untuk konsep “kepedulian sosial mahasiswa” adalah: ……….
•
Tingkat pengukuran
Ukuran nominal Ukuran ordinal Ukuran interval Ukuran rasio
Ukuran kategorial yang dipakai agar tidak terjadi tumpang tindih antara kategori yang satu dengan yang lainnya. Ukuran yang diperoleh dengan mengurutkan responden dari tingkatan yg paling “rendah” s/d yg paling “tinggi”. Ukuran yang mengurutkan objek berdasarkan suatu atribut dan memberikan informasi tentang jarak antara objek yg satu dgn yang lain. Ukuran yang diperoleh apabila perbedaan interval dimulai dengan titik nol. (Efendi, 1985: 70-72).
Sindung Tj, MPSH Filsafat UGM- 04-Teknik Penelitian Kuantitatif-1
2
•
Penyusunan Skala (Efendi, 1985: 79-86).
Indeks adalah akumulasi skor untuk setiap pertanyaan. Skor indeks tidak dapat menunjukkan kedudukan seorang responden pada jenjang sikap atau persepsi atau perilaku yang hendak diukur. Sedangkan skala adalah nilai yang didasarkan atas penunjukkan skor pada pola-pola atribut atau pun intensitas atribut-atribut yang hendak diukur. Skor skala selain menunjukkan interval antara responden satu dgn yg lain, juga memberikan informasi tambahan mengenai letak responden tersebut dalam jenjang sifat yang diukur. Cara yang paling sering digunakan untuk menentukan skor adalah dengan menggunakan SKALA LIKERT, yakni cara pengukuran sikap, persepsi, atau pun perilaku dengan menghadapkan seorang responden dengan pertanyaan dan diminta untuk memberi jawaban “sangat peduli”, “peduli”, “ragu-ragu”, “tidak peduli”, “sangat tidak peduli”, atau “sangat sering”, “sering”, “tidak tahu”, “jarang”, “sangat jarang”dan kemudian diberi skor 1- 5. (Efendi, 1985: 78). Skala dapat digunakan untuk mengurutkan responden ke dalam urutan ordinal dengan memperhatikan intensitas bobot setiap pertaanyaan. Metode Bogardus
Metode Thurstone Metode Guttman
Metode Perbedaan semantik
Pertanyaan diurutkan dari intensitas terendah s/d yang tertinggi. Apabila responden menjawab afirmatif terhadap pertanyaan dengan intensitas yang lebih tinggi, maka diperhitungkan bahwa responden akan juga afirmatif terhadap pertanyaan dengan intensitas yang lebih rendah. Mengurutkan responden berdasarkan kriteria tertentu dengan menggunakan panel para ahli. Sudah sangat jarang digunakan. Skalogram, bertujuan mempertahankan ketunggalan dimensi dengan hanya mengukur salah satu dimensi dari beberapa dimensi dari suatu variabel. Untuk menilai ketunggalan dimensi suatu skala, dilakukan analisa skalogram untuk mendapatkan koefisien reproduksibilitas dan koefisien skalabilitas. Metode penyusunan skala pengukur untuk mengukur arti objek atau konsep bagi responden dengan menghadapkan responden pada suatu skala yang mempunyai dua sifat yang bertentangan. Skala bipolar ini mengandung unsur evaluasi, potensi, dan aktivitas. Penentuan skala sifat yang bertentangan harus dilakukan secara empiris, tidak cukup hanya dijabarkan dari variabel yang diteliti.
Sindung Tj, MPSH Filsafat UGM- 04-Teknik Penelitian Kuantitatif-1
3
C. PENGUMPULAN DATA • Satuan sampling adalah orang atau unsur individual yang bila digabungkan dengan orang atau unsur lain membentuk keseluruhan populasi yang dikaji (Chadwick, dkk, 1991: 65). • Kerangka sampling adalah seperangkat satuan sampling yang digunakan sebagai dasar untuk menarik sampling. • Parameter adalah karakteristik suatu populasi (misal, 2 dari 3 lelaki di Jakarta selingkuh) • Statistik adalah karakteristik sampel yang digunakan untuk membuat estimasi terhadap parameter suatu populasi. Metode penarikan sampel (Chadwick, 1991: 62-80) Acak (random) Populasi besar
Tak terbatas Terbatas Sistematik
Segmen terwakili Bandingkan dgn sub kelompok/ strata
Bertingkat
Semesta populasi dibagi mjd kelompok Bila kerangka sampling tidak tersedia
Klaster (klaster ganda)
Bertingkat tak seimbang
Wilayah
Bila suatu satuan telah terpilih sbg sampel, maka satuan tsb dikembalikan ke dlm kerangka sampling. Satuan sampling dapat terpilih/ digunakan lebih dari satu kali. Bila suatu satuan telah terpilih sbg sampel, maka satuan tsb tidak dikembalikan ke dlm kerangka sampling Menarik sampel dengan didasarkan pada daftar tertulis yang telah tersedia untuk digunakan sebagai kerangka sampling. Kemudian satuan sampel diambil dari setiap urutan ke “n” dari daftar. Populasi dibagi menjadi sub kelompok atau strata, dan sampel bebas dipilih dari masing-masing strata. Strata diidentifikasi, kemudian sampel ditarik dari strata kecil yang menjadi pusat perhatian dengan prosentase yang lebih tinggi daripada prosentase populasi sisanya. Mis, prosentase sampel minoritas kulit hitam diambil lebih besar drpd prosentase sampel mayoritas kulit putih. Semesta populasi dikaji menjadi kelompokkelompok (individu, rumah tangga, keluarga, dlsb). Apabila klaster ganda, maka sampel ditarik dalam dua tahap. Pertama gunakan satuan geografis primer (peta) sebagai kerangka sampling, selanjutnya diperoleh klaster-klaster geografis untuk wilayah yang lebih kecil.
Sindung Tj, MPSH Filsafat UGM- 04-Teknik Penelitian Kuantitatif-1
4
Tidak Acak Satuan sampling tersedia dgn mudah bagi peneliti Populasi relatif memiliki karakter yang tetap Bila satuan sampling memiliki karakteristik tertentu. Bila populasi telah memiliki karakteristik pokok seperti jenis kelamin, usia
Konveniens Reaksi Purposif Berantai
Kuota
umum yang direkam melalui wawancaradi media massa. Menarik, namun mereka tidak mewakili populasi Peneliti menggunakan keahliannya untuk memilih subjek yang mewakili populasi yang dikajinya Peneliti meminta subjek penelitian menyebutkan/menunjuk subjek lain dengan karakteristik yang sama dengan yang mereka ketahui Karakteristik tersebut (mis perbandingan jenis kelamin atau usia) meski dipertimbangkan sebagai penentu kuota prosentase sampel yang terkait dengan jenis kelamin atau usia.
Metode pengumpulan data: 1. Pengamatan (Chadwick, 1991: 87-101) o Pengamatan ilmiah menaruh perhatian khusus pada kategori tindakan yang ditentukan oleh tujuan khusus peneliti. Perilaku lain diabaikan, atau hanya dapat perhatian sekedarnya. o Lebih tertarik untuk mengidentifikasi apa yang merupakan faktor penting yang berkaitan dengan tindakan tertentu, atau mencari tahu mengapa suatu perilaku terjadi. o Hampir selalu berniat merekam apa saja yang diamati dengan membuat tabulasi, menghitung tanggapan, mengelompokkan reaksi, dlsb. o Kelebihan: relatif “tidak mengganggu”. o Kelemahan: a. Keterbatasan indera dan kemampuan manusiawi (lelah, bosan, jijik). b. Persepsi selektif: cenderung lebih memperhatikan hal tertentu daripada hal lain. c. Pada kasus sebagai “insider”/partisipan, terdapat bahaya ketidaksadaran telah berganti peran (lupa bahwa ia seorang peneliti). d. Kungkungan pengalaman masa lampau: pengamatan diwarnai “tafsir”. e. Pengaruh pengamatan terhadap gejala yang diamati. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan ini, dapat digunakan alat bantu, pengembangan sistem kategori untuk mengkoding hasil pengamatan, dan prinsip triagulasi. Sindung Tj, MPSH Filsafat UGM- 04-Teknik Penelitian Kuantitatif-1
5
o Macam pengamatan: a. Tak terstruktur (biasanya partisipan) b. Terstruktur o Aspek-aspek perilaku yang hendak diamati sudah ditentukan terlebih dahulu, walau tetap terbuka pada perubahan-perubahan. o Metode rekaman pengamatan sudah ditentukan, misalnya menggunakan skala penilaian atau wahana pengamatan lain. o Untuk menghindari bias subjektivitas, biasanya disiapkan pula “pengamat pembanding” atau sejak awal dirancang bahwa pengamatan dilakukan oleh lebih dari satu pengamat.
Kualitas data sangat bergantung pada mutu pengamatan
2. Wawancara (Chadwick, 1991: 121-148) o o o o
Percakapan antara dua orang. Dimulai oleh pewawancara. Dengan tujuan khusus memperoleh keterangan sesuai penelitian. Berpusat pada isi (deskriptif, prediktif, dan eksplanasi sistematik)
o Langkah-langkah dalam wawancara: a. Menyusun jadwal wawancara. b. Melaksanakan wawancara. c. Mencatat tanggapan (dapat dengan alat bantu penelitian) d. Membuat sandi atau kode. e. Mengkoding tanggapan untuk diberi skor dan ditabulasikan. o Jenis-jenis wawancara: Terstruktur Pertanyaan tertutup Ketepatan pengukuran Yang mana dari pernyataan berikut ini yang paling tepat memberikan alasan mengapa anda tidak mengikuti upacara-upacara keagamaan? (pilih salah satu): o Ketika saya dewasa dan mulai dapat memutuskan sendiri masalah-masalah saya, saya berhenti pergi ke gereja. o Saya tidak memiliki waktu untuk pergi ke gereja. o Gereja tidak lagi menjadi tempat bertumpu dalam pencarian makna dan tujuan hidup o Tidak ada alasan khusus
Sindung Tj, MPSH Filsafat UGM- 04-Teknik Penelitian Kuantitatif-1
Tidak terstruktur Pertanyaan terbuka Kedalaman informasi Dapatkah anda menceritakan mengapa anda tidak mengikuti upacara-upacara keagamaan?
6
o Masalah-masalah dalam wawancara: a. Salah informasi yang disengaja (misal: bias-bias dari pejabat, pembaharu, penjaga moral masyarakat, rasionalisasi, aspekaspek subjektif, rumors, dlsb). b. Peran sementara responden (hubungan yang instan kurang menjamin reliabititas data) c. Psikologi responden (latar psiko-sosio-kultural). Cara atasi: penjelasan awal, contoh, dan dorong responden untuk menjawab. d. Kesalahan yang tidak disengaja (ketidak jelasan pertanyaan, lemahnya daya ingat, kecapaian, tiadanya orientasi, represi dari masa lampau). e. Sifat pribadi pewawancara, latar sosio-kultural pewawancara, dan efektivitas permainan peran pewawancara. o Masalah umum dalam perumusan pertanyaan: a. Pertanyaan laras ganda: meminta responden menanggapi dua hal dalam waktu yang sama. b. Pertanyaan rumit (seperti pertanyaan yang muncul dalam seminar: pengantar panjang, pertanyaan banyak dan saling terkait….). c. Urutan pertanyaan: dimulai dari yang menarik dan mudah dijawab. d. Menentukan secara jelas pada poin mana “pertanyaan penyidikan” ditempatkan. o Untuk terjaminnya perangkat pertanyaan yang dijadikan pedoman dalam wawancara, perlu dilakukan TRY OUT. Melalui try out segala aspek teknis dan non teknis pertanyaan dan pedoman wawancara dapat diuji terlebih dahulu “ketepatannya”. o Hal lain yang juga perlu dilakukan untuk kelancaran dan keberhasilan wawancara adalah: memilih pewawancara, melatih pewawancara, dan mendekati responden. o Bentuk wawancara yang lain: telpon Kelebihan o Lebih murah o o Lebih mudah membuat keo rangka samplingnya o o Kemudahan teknis o Variasi waktu lebih longgar o
Kekurangan Keterbatasan waktu Tidak tatap muka Hubungan tidak sekuat pertemuan langsung Resiko pemutusan sepihak
Sindung Tj, MPSH Filsafat UGM- 04-Teknik Penelitian Kuantitatif-1
7