eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Tayangan Iklan Produk dalam Membangun Kesadaran Merek Ravid Eriko1, Agus Setiaman2, Pramono Benyamin3 Jurusan Ilmu Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Corresponding Author:
[email protected]
ABSTRACT
Oreo meluncurkan iklan untuk mengenalkan varian rasa baru ke tengah target consumer maupun customer-nya. Melalui tayangan iklan tersebut, perusahaan berusaha dalam pembentukan kesadaran merek yang mana diukur melalui intensitas iklan, isi pesan iklan, dan daya tarik iklan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan metode deskriptif. Hasil penelitian terdapat kegunaan yang besar dari tayangan iklan Oreo Ice Cream Orange versi ‘Afika’ dalam membangun kesadaran merek di pelajar kelas 4-6 SD Yayasan Beribu Bandung.
Kata kunci: iklan produk, kesadaran merek
1
Penulis Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping 2
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 1 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
masih ada dan tersedia di pasar. Peran lain
1.1 Pendahuluan Mengenalkan
sebuah
produk
hingga
dari
komunikasi
adalah
untuk
akhirnya konsumen mengenal, mencoba,
membedakan produk yang ditawarkan oleh
dan
satu
kembali
mencoba,
tentunya
perusahaan
dengan
merupakan pekerjaan yang tidak mudah
lainnya.
dan instan dilakukan oleh perusahaan. Hal
berkaitan erat dengan product positioning.
ini
Dalam diferensiasi produk, produk yang
dikarenakan,
perusahaan
harus
Upaya
perusahaan
differensiasi
pada
hakikatnya
produk
meletakkan dasar perencanaan komunikasi
ditawarkan
pemasaran yang matang, tidak hanya
secara fisik (walaupun pada kenyataannya
berpatok pada penggunaan atau pemilihan
memilki karakterisitk dan komposisi yang
media promosi yang pas, tapi juga
sama) maupun persepsi tertentu pada
berdasar atas faktor-faktor lain seperti
konsumen,
strategi komunikasi, segmentasi potensial,
ditawarkan memang berbeda dari produk
perencanaan media, kreatif pesan dan
lainnnya.
seolah-olah
berbeda
produk
yang
visual, biaya komunikasi dan belanja iklan,
Pada tingkatan yang lebih tinggi
riset komunikasi pemasaran, serta konsep
lagi, peran komunikasi tidak hanya pada
bisnis masa depan.
mendukung
Mengapa dibutuhkan komunikasi dalam
kegiatan
transaksi
menginformasikan,
dengan membujuk,
pemasaran?
Karena
mengingatkan dan membedakan produk,
dijadikan
sebagai
tetapi juga menawarkan sarana pertukaran
pengingat konsumen mengenai keberadaan
itu sendiri. Proses komunikasi yang terjadi
produk, yang pada masa lalu pernah
bukan
dilakukan
pada
menyampaikan pesan-pesan produk, tetapi
produk itu. Konsumen diingatkan bahwa
juga sebagai saran penghantaran nilai-nilai
produk yang dulu ada, sekarang juga
sosial di masyarakat. (Sutisna, 2001:267).
komunikasi
dapat
transaksi
pertukaran
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
hanya
sebagai
alat
untuk
Page 2 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Cara pemasar menyampaikan informasi
ditimbulkannya. Televisi menggunakan
seputar produk salah satunya melalui
warna,
iklan. Iklan (advertising) adalah salah satu
penayangan. Televisi adalah media yang
alat promosi yang berada dalam lingkup
mampu menjangkau wilayah luas, dapat
komunikasi pemasaran. Posisi iklan berada
dimanfaatkan oleh semua pengiklan untuk
pada deretan alat promosi lainnya, seperti:
tes pemasaran atau peluncuran suatu
promosi penjualan, penjualan personal,
produk baru.
Periklanan merupakan salah satu komunikasi
impersonal
yang
digunakan perusahaan barang atau jasa, dimana diharapkan dengan periklanan perusahaan mampu membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan produk atau
jasa
yang
ditawarkan,
untuk
menambah pengetahuan konsumen tentang produk atau jasa yang ditawarkan, untuk membujuk calon pelanggan dan untuk membedakan
di
perusahaan
pesaing
Salah satu ragam iklan yang sering dijumpai adalah tvc (tv commercial). Farbey
dengan
dan
waktu
Oreo
yang
mengenalkan varian rasa barunya, yakni rasa
Ice
Cream
Orange.
Untuk
memaksimalkan potensi penjualan, maka diperlukan
‘senjata’
awal
dimana
dibutuhkan sebuah tayangan iklan yang menarik memiliki
perhatian
audiens,
sehingga
besar
untuk
potensi
terbangunnya kesadaran merek konsumen. Atas dasar inilah yang menjadi latar belakang dari penelitian ini, dimana peneliti mengetengahkan
judul tentang
“tayangan iklan Oreo Ice Cream Orange
(Rambat, 2001:108).
Menurut
gerakan,
Begitupun
penjualan langsung, serta kehumasan.
bentuk
suara,
(1987),
televisi
merupakan media yang banyak disukai
versi ‘Afika’ dalam membangun kesadaran merek konsumen terhadap produk”. Lewat judul tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimanakah
sebuah
tayangan
iklan
kalangan pengiklan karena akibat yang Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 3 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
mampu membangun kesadaran merek
beberapa
konsumen terhadap produk.
dengan
Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian
deskriptif,
ini
yang
adalah
metode
tahapan
yang
disesuaikan
kesadaran
mereknya,
antara lain: top of mind, brand recall, brand recognition, dan unaware brand.
pada
Adapun populasi dalam penelitian
teori cognitive response.
ini adalah para siswa-siswi Sekolah Dasar
Teori ini digunakan untuk mengenali
Yayasan Beribu yang beralamat di Jalan
proses
iklan,
BKR No.1 Bandung. Teknik sampel yang
(kognisi),
digunakan dalam penelitian ini adalah
penggunaan
melalui
kognisi tahap
disandarkan
indikator
pada
tayangan
informasi
perubahan sikap terhadap merek (afeksi),
purposive
yang
pada
kriteria responden, seperti: (1) Responden
keputusan pembelian (konasi ). (Belch &
pernah menyaksikan tayangan iklan Oreo
Belch, 2001: 60). Dengan tayangan iklan
Ice
sebagai
minimal menyaksikan tayangan iklan Oreo
pada
akhirnya
variabel
menurunkannya
1 ke
menuju
(V1), dalam
peneliti tiga
sampling
Cream
dengan
Orange;
(2)
penetuan
Responden
sub
Ice Cream Orange sebanyak 3-5 kali
variabel, antara lain: intensitas iklan (V11),
dalam sehari; dan (3) Responden memiliki
isi pesan iklan (V12), dan daya tarik iklan
tingkat
(V13). (Liliweri, 1992:73).
mampu baca tulis dengan lancar. Dari
Pada ranah sikap (kognisi, afeksi, dan afeksi) yang menandai proses kognisi pada iklan, peneliti hanya membatasi pada ranah kognisi saja, di mana kesadaran
nalar
dalam
menjawab
serta
kriteria tersebut, terkumpulah 83 orang responden yang terdiri dari kelas IV sampai dengan kelas VI. Alasan dan pertimbangan peneliti
merek atau brand awareness, berada pada
mengambil
ranah
dkk
Yayasan Beribu Bandung, dikarenakan
merek memiliki
sekolah tersebut pernah beberapa kali
ini.
Menurut
(2001:55), kesadaran
Darmadi,
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
objek
penelitian
di
SD
Page 4 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
menjadi lokus dari sampling beberapa
Berdasarkan
rumusan
masalah
produk makanan dan minuman anak-anak,
yang telah dikemukakan di atas, masalah
dimana salah satunya adalah produk Kraft.
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
Dengan mengambil Oreo, sebagai salah
1. Bagaimana intensitas iklan Oreo
salah satu produk yang favorit di telinga
Ice Cream Orange versi ‘Afika’
anak-anak sebagai bahan yang diteliti
dalam
dalam penelitian ini, diharapkan siswa-
merek produk?
siswi dapat mengerti dan kooperatif dalam menjawab terdapat
pertanyaan-pertanyaan di
dalam
angket.
yang
Sehingga
memudahkan peneliti untuk mengolah data.
membangun
kesadaran
2. Bagaimana isi pesan iklan Oreo Ice Cream Orange versi ‘Afika’ dalam membangun
kesadaran
merek
produk? 3. Bagaimana daya tarik iklan Oreo Ice Cream Orange versi ‘Afika’
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang
dalam
membangun
kesadaran
merek produk?
telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: a“Bagaimana tayangan iklan Oreo
2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tayangan Iklan Televisi
Ice Cream Orange versi ‘Afika’ dalam
Televisi adalah media komunikasi
membangun kesadaran merek produk di
jarak jauh dengan penayangan gambar dan
kalangan pelajar SD Yayasan Beribu
pendengaran suara, baik melalui kawat
Bandung?”
maupun secara elektromagnetik tanpa kawat (berawal dari bahasa Yunani ‘tele’
1.3 Identifikasi Masalah
yang berarti jauh dan ’vision’ yang berarti penglihatan) (Effendy, 1989:361). Televisi
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 5 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
sudah merupakan barang umum yang
atau kreatif, maka masyarakat lebih
mudah dijumpai dimana saja. Karena itu
siap untuk memberikan perhatian.
potensinya sebagai wahana iklan sangat
Perhatian terhadap iklan televisi
besar, karena ia mampu menjangkau
akan semakin besar, jika materinya
begitu banyak masyarakat atau calon
dibuat dengan standar teknis yang
konsumen (Jefkins, 1997:108).
tinggi, dan
Liliweri (1992:73) menilai sebuah
tokoh-tokoh
tayangan iklan baik jika memenuhi unsur-
pemerannya.
unsur sebagai berikut: intensitas iklan yang
atau menggunakan ternama
sebagai
3. Repetisi/pengulangan.
Iklan
terukur, isi pesan iklan yang jelas, serta
televisi bisa ditayangkan hingga
daya tarik iklan yang tinggi.
beberapa kali dalam sehari sampai
Adapun kelebihan iklan di televisi
memungkinkan
menurut Jefkins adalah: 1. Kesan realistik. Karena sifatnya yang
visual,
dan
merupakan
kombinasi warna-warna, suara, dan gerakan, maka iklan-iklan televisi Nampak begitu hidup dan nyata. Dengan
kelebihan
ini,
para
pengiklan dapat menunjukkan dan memamerkan
dipandang cukup bermanfaat yang
kelebihan
atau
keunggulan produk secara lengkap. 2. Masyarakat lebih tanggap. Karena iklan di televisi disiarkan di rumahrumah dalam suasana serba santai Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
sejumlah
masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga
pengaruh
iklan
itu
bangkit. 4. Adanya pemilahan area siaran (zoning)
dan
jaringan
kerja
(networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Seorang pengiklan dapat menggunakan satu atau kombinasi banyak stasiun televisi sekaligus untuk memuat iklannya.
Page 6 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
5. Ideal bagi para pedagang eceran. Iklan televisi dapat menjangkau kalangan pedagang eceran sebaik
Sedangkan kekurangan iklan di televisi antara lain sebagai berikut: 1. Iklan
televisi
cenderung
ia menjangkau konsumen. Iklan
menjangkau pemirsa secara massal,
televisi merupakan sesuatu yang
sehingga
membuat dagangan mereka laku.
kepentingan pembidikan pangsa
Peredaran
pasar
barang
harus
berlangsung secara cepat, dan tidak ada
yang
mempercepat
pemilahan
tertentu)
(untuk
sering
sulit
dilakukan.
lebih
mampu
2. Jika yang diperlukan calon pembeli
peredaran
barang
adalah data-data lengkap mengenai
dagangan itu selain iklan televisi. 6. Terkait erat dengan media lain.
suatu
produk
atau
perusahaan
pembuatnya, maka iklan televisi
Tayangan iklan televisi mungkin
lagi-lagi
tidak
akan
saja terlupakan begitu cepat tetapi
menandingi media cetak.
bisa
kelemahan ini bisa diatasi dengan
3. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa
memadukan pada wahana iklan
dikerjakan banyak orang sambil
lain. Jika konsumen memerlukan
nonton
informasi lebih lanjut, atau mereka
mendengarkan
radio.
perlu dijabarkan lebih lanjut, iklan
Kemungkinan
“zipping”
televisi bisa dipadukan dengan
menambah
iklan
pemirsa iklan. Seorang pemirsa
mingguan,
di
majalah-majalah khususnya
majalah
yang
televisi,
sama
peluang
merasa
seperti
terpecah
terganggu
oleh
yang mengulas acara televisi.
adanya iklan akan mengeliminasi
(Jefkins, 1997:110-112).
iklan
atau
menghilangkan
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
setidaknya suaranya,
atau
Page 7 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
mengganti
saluran,
dengan
maka ia tidak cocok untuk iklan-
menggunakan remote control. Jika
iklan khusus atau bahkan yang
mereka memutar program-program
bersifat
rekaman, mereka dapat melewati
sesegera mungkin disiarkan.
iklan-iklan yang disiapkan dalam
darurat
yang
harus
6. Di negara-negara yang memiliki
acara yang hendak mereka nikmati
cukup
dengan teknik “zapping”, yaitu
dimana jumlah total pemirsanya
menggunakan tombol pemercepat
relatif
pada alat control tersebut sehingga
mungkin cukup kecil, sehingga
iklan-iklan televisi itu pun lewat
memungkinkan
begitu saja.
iklan yang panjang atau berulang-
4. Karena
pemirsanya
dipilah-pilah
itu,
yang maka
banyak
stasiun
sedikit,
biaya
televisi,
siaran
ditayangkannya
sulit
ulang. Iklan-iklan seperti ini justru
iklan
mudah membosankan pemirsanya.
televisi justru terbilang mahal.
7. Menggunakan penyaji atau model
Apalagi terdapat ribuan pengiklan
yang sama. Selain membosankan,
lainnya yang bersaing membujuk
hal
pasar sehingga pangsanya nampak
seperti
lebih kecil. Semuanya itu tidak
mengiklankan
memberikan alasan yang sah atau
orang/aktor
mahalnya iklan televisi, dan wajar
berlebihan, menjadikan pemerang
jika
yang bersangkutan terjebak dalam
para
pengiklan
kemudian
ini
juga
membingungkan,
pengiklan apa? yang
mau Pemakaian
sama
memilih media cetak untuk iklan
figur yang membosankan.
mereka.
(Jefkins, 1997:113-114)
5. Karena pembuatan iklan televisi butuh waktu yang cukup lama,
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Berdasarkan
secara
pertimbangan
kelebihan spesifik yang dimiliki televisi
Page 8 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
tidaklah berlebihan jika dikatakan televisi
menggambarkan tiga kategori dasar respon
masih dianggap sebagai media yang lebih
kognitif yang telah diidentifikasi peneliti –
baik
product / message, source oriented, dan ad
dalam
dibandingkan
mempersuasi media
konsumen
massa
lainnya
(Sumartono, 2002:15).
execution
thought
–
dan
bagaimana
ketiganya mungkin berhubungan dengan kesadaran, sikap dan minat.
2.2 Kesadaran Merek Kesadaran
merek
adalah
kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Rangkuti Freddy,
Gambar 2.1 Cognitive Response Theory Belch & Belch, 2001: 160
2002: 39). Sedangkan, menurut Aaker
Proses
(1991:61),
menjelaskan
kemampuan
brand
awareness
adalah
dari
seseorang
yang
kognitif
eksternal
bertujuan
bagaimana
diberi
untuk informasi
pemaknaan
menjadi
(potential
sebuah pemikiran dan penilaian. Sebuah
buyer) untuk mengenali (recognize) atau
pemikiran adalah sebagai hasil dari proses
menyebutkan kembali (recall) suatu merek
kognitif atau sebagai respons yang berasal
yang merupakan bagian dari suatu kategori
dari
produk.
membentuk penolakan atau penerimaan
merupakan
calon
pembeli
pengalaman
masa
lalu
dan
dari pesan yang diterima. Tayangan iklan televisi Oreo Ice Cream Orange versi
2.3 Cognitive Response Theory Response,
‘Afika’, terkait dengan informasi eksternal
dikemukakan oleh oleh George E.Blech &
dan pengalaman dari konsumen akan
Michael A. Belch (2003, 157-158), yang
membentuk sikap positif dan negatif
Teori
Coginitive
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 9 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
terhadap iklan serta terhadap merek. Sikap
kesukaan atau ketidaksukaan terhadap
konsumen yang positif atau negatif akan
iklan. Sebah iklan bisa dinilai efektif bila
mempengaruhi respons kognitif menjadi
iklan diterima atau disukai oleh konsumen.
tiga
Attitude
bagian,
yaitu,
product/message
toward
the
brand
(sikap
thought (pemikiran soal produk/pesan),
konsumen pada merek), menggambarkan
pemikiran ini berasal dari pesan iklan yang
sikap menerima atau menolak terhadap
diterima oleh konsumen. Pesan iklan yang
merek. Sikap terhadap merek ini, terkait
diterima konsumen belum tentu sesuai
dengan
dengan pesan yang ingin disampaikan
intangible yang disampaikan lewat iklan.
produsen.
(Belch & Belch, 2001: 272).
unsur-unsur
tangible
dan
thought
Dalam penelitian ini, akan diteliti
(pemikiran soal sumber) respons kognitif
kesadaran merek (brand awareness) Oreo
dari sumber informasi atau produsen, Oreo
varian Ice Cream Orange yang dibangun
Ice
Advertisement
melalui iklan televisi. Di mana peneliti
execution thought (pemikiran soal iklan),
ingin melihat bagaimana sebuah tayangan
konsep ini berkaitan dengan pemahaman
iklan
yang dirasakan individu setelah melihat
prospek
iklan. Ketiga proses kognitif ini, terkadang
dengan tingkat kognisi yang dimiliki oleh
melebur menjadi satu tidak terpisahkan
responden, dimana kesadaran (awareness)
bahkan seringkali tidak terlihat hubungan
merupakan tingkatan yang berada dalam
ketiganya ini. (Belch & Belch, 2001:272).
ranah kognisi (Hierarchy of effect model)
Source
Cream
Tiga
oriented
Orange.
proses
kognitif
akan
membangun terhadap
kesadaran produk,
merek
kaitannya
(Belch & Belch, 2001:148).
berkembang menjadi proses afeksi yaitu attitude toward the advertisement (sikap
3. Metode Penelitian
konsumen pada iklan), menggambarkan
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 10 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Dalam
penelitian
ini
penulis
mengukur
tanggapan
terhadap
setiap
menggunakan metode deskriptif, yaitu
variabel menggunakan tabulasi silang,
metode yang bertujuan melukiskan secara
untuk mengetahui kategori tinggi, sedang,
sistematis fakta atau karakter populasi atau
dan rendah.
bidang tertentu secara faktual dan cermat. Metode deskriptif tidak mencari atau
4. Hasil dan Pembahasan
menjelaskan hubungan, tidak menguji
4.1 Pembahasan Umum
hipotesis
atau
membuat
prediksi
(Rakhmat, 1998 : 24). Populasi adalah
pelajar
dalam SD
penelitian
Yayasan
ini
Beribu
Bandung kelas 4-6, berjenis kelamin lakilaki atau perempuan, dan tentu saja yang
Tabel 4.1 Tabulasi Silang Tayangan Iklan Oreo Ice Cream Orange terhadap Kesadaran Merek TOTAL Kesadaran Merek Konsumen Tayangan Tinggi Sedang Iklan f % f % f % Tinggi
52
62.65
12
14.46
64
77.11
Sedang
4
4.82
15
18.07
19
22.89
TOTAL
56
67.47
27
32.53
83
100.00
pernah menyaksikan iklan Oreo Ice Cream Orange versi ‘Afika’, yang berjumlah 83
Hasil penelitian, secara umum menunjukkan bahwa tayangan iklan Oreo
orang. Teknik menggunakan
pengumpulan kuesioner
data dengan
Ice Cream Orange versi ‘Afika’ mampu membangun
tingkat
kesadaran
merek
menggunakan skala likert, dan studi
responden yang tinggi terhadap produk.
kepustakaan digunakan untuk memperoleh
Dengan tingkat variabel tayangan iklan
rujukan teoretis yang menjelaskan gejala-
yang masuk pada kategori tinggi, serta
gejala
berbanding lurus dengan kesadaran merek
empiris
yang
didapatkan
di
lapangan.
yang tercipta yang juga masuk ke dalam
Data-data yang telah dikumpulkan
kategori tinggi. Kategori tinggi pada
dari kuesioner selanjutnya diolah. Untuk
variabel tayangan iklan, diikuti oleh sub
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 11 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
variabelnya, dimana terdapat: intensitas
berlangsung (saat iklan Oreo Ice
iklan, isi pesan, dan daya tarik iklan juga
Cream Orange tayang).
masing-masing
berada
pada
kategori
tinggi.
2. Faktor isi pesan, merupakan hal esensial dalam komunikasi produk
Berdasarkan
hasil
penelitian
tersebut peneliti berasumsi:
yang jelas, maka khalayak akan
1. Faktor intensitas iklan, dimana mayoritas
rensponden
kecenderungan
melalui iklan. Tanpa sebuah pesan
memiliki
yang
tinggi
rancu
memaknai
komunikasi dilakukan
apa
tujuan
pemasaran
yang
perusahaan
melalui
menyaksikan tayangan iklan Oreo
materi iklan yang disampaikan.
Ice Cream Orange versi Afika.
Pada iklan Oreo Ice Cream versi
Pada slot iklan tersebut rata-rata
‘Afika’, terdapat dua hal yang
tayang mayoritas
pada
situasi
dimana
disampaikan
kepada
responden
sedang
yakni kejelasan isi pesan dan
mengakses televisi. Misalnya, pada
kemudahan
saat sarapan sebelum berangkat ke
khalayak. Dua unsur ini memiliki
sekolah, saat jam pulang sekolah,
efektifitas
serap
istirahat sore, serta malam hari
mayoritas
responden.
setelah makan malam. Selain itu,
dimungkinkan
slot-slot
penyampaian pesan yang mudah
program
tersebut
berada
kesayangan
pada
mereka,
dicerna
pesan
responden,
oleh
dimengerti
tinggi Hal
dengan
para
bagi ini
stategi
responden,
sehingga mereka tidak memiliki
dimana komunikator mengemas
kecenderungan untuk mengganti
dialog per dialog sesuai dengan
program lain ketika jeda iklan
gaya
bahasa
keseharian
anak.
Faktor isi pesan inilah yang turut
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 12 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
membangun kesadaran merek yang
konsumen. Keempat unsur tersebut
tinggi sebagai satu kesatuan dalam
menjadi
tayangan iklan Oreo Ice Cream
pemilihan media yang tepat dalam
Orange versi ‘Afika’.
mengkomunikasikan
3. Faktor daya tarik iklan, menjadi
maksimal
dengan
pesan
(Wibowo, 2002:26).
unsur penunjang isi pesan yang
Penggunaan saluran media televisi
menarik untuk dilihat dan dicerna
dinilai menjadi aspek efektivitas dari
oleh khalayak. Sehingga sebuah
kegiatan kampanye produk. Hal ini karena
iklan diharap mampu membangun
kecepatan dan daya tarik televisilah yang
perhatian
menyebabkan media ini menjadi banyak
yang
tinggi
dari
khalayak, dimana khalayak mudah
pilihan
diarahkan pada tujuan komunikasi
mengkomunikasikan produknya. Ada tiga
pemasaran perusahaan. Unsur daya
kekuatan
tarik iklan, seperti: ide cerita,
menjadi pilihan dalam beriklan (Kasali,
model iklan, daya tarik audio, serta
1992: 57), yaitu:
daya tarik visual, mendapat respon
1. Dampak
yang
tinggi
responden.
dari
Dalam
mayoritas memancing
perusaaan
yang
dalam
menyebabkan
yang
kuat;
televisi
Dengan
tekanan pada sekaligus dua indera, penglihatan
dan
pendengaran,
mampu
menciptakan
calon konsumen, terdapat empat
televisi
cara yang dilakukan komunikator,
kelenturan
bagi
antara lain: penguatan unsur grafik,
pekerjaan
kreatif
pemilihan kata-kata, pembandingan
mengkombinasikan
dengan
kecantikan, suara, warna, drama,
produk
pesaing,
dan
menggunakan nilai-nilai serta gaya hidup
sebagai
daya
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
pekerjaandalam gerakan,
dan humor.
tarik
Page 13 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
2. Pengaruh
yang
kuat;
Televisi
masyarakat umum. Itu sebabnya desain
mempunyai pengaruh yang kuat
komunikasi persuasif yang dirancang,
untuk
sudah tentu harus matang (Trimarsanto,
mempengaruhi
audiens. pembeli
persepsi
Kebanyakan lebih
calon
percaya
2008:2).
pada
Adapun teori kognitif respons yang
perusahaan yang mengiklankan
menjadi landasan teori pada penelitian kali
produknya di televisi daripada
ini, kesimpulannya relevan dengan hasil
yang tidak sama sekali. Ini adalah
penelitian. Berkaca dari teori cognitive
cerminan bonafiditas perusahaan.
response (CR), dimana terdapat tiga
3. Efisiensi biaya; kemampuan untuk menjangkau
khalayak
sasaran
kategori dasar respon koginitif, yaitu: product/message, source oriented, dan ad
yang sangat luat merupakan salah
execution
satu
tidak
berhubungan dengan kesadaran, sikap, dan
lainnya.
minat audiens yang menjadi sasaran dari
keunggulan
dimiliki
oleh
yang
media
Jangkauan massal inilah yang
yang
ketiganya
tayangan iklan sebuah produk.
menimbulkan efisiensi biaya untuk
produk
thought,
Penggunaan teori tersebut menjadi
menjangkau setiap kepala.
salah satu metode yang paling banyak
Sebagai alat untuk menawarkan
digunakan
kepada
memeriksa
proses
iklan
kognitif konsumen tentang pesan iklan
diproduksi dalam sebuah proses yang
melalui tanggapan kognitif merek, yakni
panjang. Upaya menampilkan produk,
dengan pikiran yang terjadi pada audiens
menawarkan produk, mengemas produk –
ketika
dengan
mendengar pesan yang dikomunikasikan.
gambar
masyarakat,
untuk
yang
bagus,
membaca,
melihat,
dan
atau
mengupayakan bagaimana sebuah produk bisa akrab, dekat, dan dikonsumsi oleh
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 14 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
responden, dimana proses kognitif respons terjadi. Proses tersebut berada pada tiga kategori, masing-masing product/message thought, source-oriented thought, dan ad execution thought. Product/message thought terdiri Gambar 4.1Cognitive Response Theory Belch & Belch, 2001: 160 Ranah
yang
atau layanan dan / atau klain yang dibuat
mengacu pada sistematika penjabaran teori
dalam penyampaian pesan (komunikasi).
CR, hanya pada tahapan yang dilingkari
Banyak perhatian telah difokuskan pada
merah
dua
saja.
termasuk sikap
kesadaran
Untuk
pada
ranah
kategori
konsumen
merek
dari pikiran yang diarahkan pada produk
attitudes
pembentukan
terhadap
merek.
jenis
utama,
yaitu
counterarguments (argumen penolakan) dan
support
Sedangkan ranah purchase intent masuk
dukungan).
pada proses keputusan pembelian.
menyatakan
Exposure to advertisement yang
tanggapan
arguments Mayoritas
menerima
(argumen responden
argumen
dari
tayangan iklan Oreo Ice Cream Orange,
diterima mayoritas responden disertai
dimana
dengan ketiga unsur yang menjadi sub
mengkomunikasikan varian rasa baru dari
variabel pada penelitian ini (intensitas
Oreo yang harus dimakan dengan cara
iklan, isi pesan, serta daya tarik). Ketiga
mengenakan syal serta pakaian hangat,
unsur tersebut tidak hanya semata-mata
dikarenakan sensasi rasa dingin yang
ter-exposure
ditimbulkan
melalui
tayangan
yang
tayangan
ketika
tersebut
pertama
kali
disaksikan responden, namun ketiga faktor
menggigitnya. Argumen dukungan terlihat
tersebut juga berasal dari penilaian dan
melalui ide cerita yang menurut responden
situasi
menjadi sesuatu hal yang menarik dan
yang
terjadi
pada
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
mayoritas
Page 15 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
diterima
mereka.
untuk
keseharian anak-anak yang mudah dicerna,
mengimitasi gaya pakaian pada saat
membuat pesan komunikasi pemasaran
memakan
produk tersampaikan dengan maksimal.
Oreo
Namun
Ice
Cream
Orange,
mayoritas responden masih ragu-ragu dengan hal itu.
ketiga respon kognitif terdiri dari pikiran
Source-oriented thoughts, kategori kedua respon kognitif diarahkan pada sumber komunikasi. Salah satu tipe respon yang paling penting dalam
kategori ini
adalah source deregations, atau pikiran negatif tentang juru bicara atau perusahaan yang membuat klaim. Pikiran semacam itu umumnya
mengarah
pada
penurunan
penerimaan pesan. Sebaliknya, audiens yang
bereaksi
menghasilkan
positif pikiran
pada
sumber
menguntungkan,
atau source bolster.
Orange,
mayoritas
responden
memberikan pernyataan positif terhadap sosok Afika bersama temannya dalam memerankan tokoh di iklan tersebut. Sosoknya
yang
menggemaskan
serta
dialog dalam setiap scene-nya dengan menggunakan
individu tentang iklan itu sendiri. Banyak pikiran penerima ketika membaca atau melihat iklan tidak menyangkut produk atau
klaim
bahasa
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
pesan
secara
langsung.
Sebaliknya mereka bereaksi secara afektif mewakili perasaan konsumen terhadap iklan. Pikiran ini mungkin termasuk reaksi terhadap faktor eksekusi iklan seperti kreativitas iklan, kualitas efek visual, warna, dan nada suara. Pada iklan Oreo Ice Cream Orange kategori ketiga inilah yang berkaitan
Pada tayangan iklan Oreo Ice Cream
Ad execution thoughts. Kategori
merek.
dengan
tahapan
kesadaran
Kesadaran
merek
mayoritas
responden dibangun dengan pengenalan merek pada penonjolan tokoh Afika ke dalam iklan tersebut. Selain itu, unsur kreativitas iklan yang mengandung konten pengemasan isi pesan ke dalam dialog, alur cerita kualitas efek visual, warna, dan
percakapan
Page 16 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
nada suara mendapat perhatian yang besar oleh mayoritas responden. Daftar Pustaka Aaker, A David. 1991. Managing Brand 5. Kesimpulan
Equity,
Secara
global,
didapatkan
kesimpulan yakni terdapat tayangan iklan Oreo Ice Cream Orange versi ‘Afika’, mampu membangun tingkat kesadaran merek yang tinggi terhadap Oreo Ice Cream Orange. Dan terdapat tiga hal
Capitalizing
Communication”.
Marketing
Ohio:
5010
Madison Road. Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa. Bandung:
Simbiosa
Rekatama
Media. Arikunto,
Suharsimi.
1998.
Prosedur
khusus yang dapat disimpulkan, antara
Penelitian
lain:
Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
1. Intensitas tayangan iklan Oreo Ice Cream
Orange
mampu
versi
membangun
kesadaran
merek
‘Afika’ tingkat
yang
tinggi
Pendekatan
Azwar Saifuddin. 2005. Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Belch, George E & Michael A Belch. 2004. Advertising and Promotion: An
terhadap produk.
Suatu
Integrated
Marketing
Communications Perspective. 12th 2. Isi pesan tayangan iklan Oreo Ice Cream
Orange
versi
edition. McGraw Hill.
‘Afika’ Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan
mampu tingkat kesadaran merek
Peserta Didik. Bandung: Rosda.
yang tinggi terhadap produk. Duncan, Tom. 2005. Advertising & IMC. 3. Daya tarik tayangan iklan Oreo Ice Cream
Orange
versi
‘Afika’
mampu tingkat kesadaran merek
Mc Graw-Hill. Kasali,
Rhenald.
1993.
Manajemen
Periklanan. Penerbit: Grafiti.
yang tinggi terhadap produk. Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 17 of 18
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
____________.
1995.
Manajemen
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendy.
Periklanan: Konsep dan Aplikasinya
1989. Metode Penelitian Survai.
di Indonesia. Jakarta: Grafiti.
Jakarta: LP3S.
Keller, Kevin Lane. 2003. Strategic Brand Management: Building, Measuring,
Sudjana.
1997.
Statistika.
Bandung:
Metode
Penelitian
Tarsito.
and Managing Brand Equity. New Sugiyono,
Jersey: Pearson Education Inc.
2008.
Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Kotler, Philip dan Gary Amstrong 2002.
Cetakan Kelima. Bandung: Alfabeta.
Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 2, Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan
Jakarta: PT Indeks.
Komunikasi Pemasaran. Bandung: -----------------------. Pemasaran
2008. Edisi
Manajemen
Kedua
PT Remaja Rosdakarya.
Belas. Wibowo, Wahyu. 2002. Sihir Iklan.
Jakarta: PT Indeks.
Jakarta: Grasindo. Rakhmat,
Jalaluddin.
2005.
Metode
Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. --------------------------.
2001.
Psikologi
Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Shimp, Terence A. 2003. Advertising Promotion and Supplement Aspect of Integrated
Marketing
Communication 5th Edition. Alih Bahasa: Periklanan Promosi dan Aspek
Tambahan
Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Edisi Kelima. Terjemahan:
Reyvani
Syahrial.
Jakarta: Erlangga.
Ravid Eriko - Tayangan Iklan Produk dalam... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 18 of 18