5/15/2012
TATA SALURAN TIK : Mahasiswa akan dapat memahami Sistem Tata Saluran dgn Kolam Pasang, dan dapat mendimensi saluran
Novitasari, ST.,MT.
PENGATURAN TATA AIR LAHAN PASUT REKLAMASI LAHAN PASUT UNTUK BUDIDAYA PERTANIAN BERTUJUAN AGAR TANAH MEMPUNYAI KESUBURAN YG SESUAI DG JENIS TANAMAN YANG DIRENCANAKAN SERTA BAGAIMANA SISTEM TATA AIRNYA. PENGATURAN TATA AIR PADA LAHAN PASUT BERTUJUAN UNTUK MENDUKUNG UPAYA REKLAMASI LAHAN DAN MEMENUHI KEBUTUHAN AIR TANAMAN DAMPAK REKLAMASI LAHAN RAWA PASUT PERUBAHAN LINGK.YG SERINGKALI BERSIFAT TDK MAMPU BALIK (IRREVERSIBLE), MAKA : PEMBANGUNAN SISTEM TATA AIR HRS DILAKUKAN DG CERMAT & BERTAHAP
1
5/15/2012
ASPEK- ASPEK DALAM PENGATURAN TATA AIR DI LAHAN RAWA PASUT 1. KONDISI BATAS HIDRAULIK 2. HIDROTOPOGRAFI DAN PENGELOLAAN AIR 3. PENGELOLAAN TANAMAN DAN AIR DI LAHAN SAWAH (TATA AIR MIKRO) 4. PENGELOLAAN AIR DISISTEM UTAMA (TATA AIR MAKRO)
Masalah Utama Reklamasi Rawa : Genangan air Solusi Awal : - Tanggul keliling (mencegah air dr luar masuk ke areal reklamasi) - Sistem drainasi (cara gravitasi dgn Pintu Air). Maksud drainasi : Membuang kelebihan air Menawarkan tanah dr air asin Meningkatkan struktur tanah Solusi lanjutan
:
Pengelolaan Air
2
5/15/2012
Pengelolaan Air Fungsi Pengelolaan Air adalah u/ : Memanfaatkan air pasang untuk pengairan Menahan & menyimpan air sbg pasokan air segar (terutama MK) Memperlancar proses pencucian racun dr tanah Membuang kelebihan air Mengatur tinggi genangan sawah Mengalirkan air permukaan & mengatur tinggi m.a.t. (mencegah oksidasi)
LANJUTAN FUNGSI …..
Mencegah racun pd tanah & air Menghilangkan racun pd tanah & mengeluarkannya dr saluran Menyediakan air bg kebutuhan RT Mencegah intrusi salinitas & akumulasi garam di daerah perakaran Mempertahankan kedalaman navigasi Mencegah penurunan tanah yg terlalu cepat
3
5/15/2012
Kendala / Kerugian Reklamasi Rawa Pasut : Dari segi alamnya lahan ini tdk cocok/bagus utk pertanian dibandingkan dataran tinggi shg perlu investasi besar Sebagian besar lahan rawa belum direklamasi krn sulitnya akses & faktor lingkungan yg kurang menguntungkan Perlindungan alami pantai terhadap gelombang laut berkurang Perubahan kondisi lingkungan/ekologi dataran rawa & hutan bakau Timbulnya problem tanah (gambut, pirit)
Reklamasi (pertanian pertanian)) memerlukan : Pengaturan air sesuai dgn jenis & pola
tanam Perbaikan & pematangan tanah (pembersihan, pencucian, pengapuran) Permukiman Transmigran (pra-sarana & sarana) Budi daya pertanian (bibit, pupuk, obat, kredit, penyuluhan, dll)
4
5/15/2012
Tingkat Pengelolaan Air Pengelolaan air di lahan pasut terbagi atas 3 level/tingkatan, yaitu: 1. Tata Air Makro (sungai/saluran utama), Syarat batas hidrologi, tata air pd tingkat kawasan reklamasi, transportasi & kebutuhan air baku rumah tangga 1. Tata Air Meso (prasarana hidraulik), Sistem saluran, penghubung tata air mikro & makro, jg sbg sarana tranpotasi & pemasok air domestik 2. Tata Air Mikro (tingkat petak tersier), Tata air pd lahan usaha pertanian
-
PRA-SARANA HIDRAULIK Saluran, waduk/empang Bangunan Pengatur (pintu air & pompa) Bangunan penunjang (tanggul, gorong2, dll.) TIPIKAL RANCANG BANGUN TATA SALURAN DI INDONESIA SISTEM TRADISIONAL SISTEM SISIR - ITB (SUMATERA) SISTEM GARPU - UGM (KALIMANTAN) KOMBINASI (SUMATERA)
5
5/15/2012
S. M UR U
NG
UN TA IT LA RA N
UNIT SAKAGULUN
UNIT BALAWANG
UNIT BARAMBAI
MARABAHAN KUALA KAPUAS UA TI K
UNIT S. SALUANG
U JE NIT JA NG KIT
JIR AN T PA RA SE R JI AN
BELAWANG
R SA PA
SE IK
BARAMBAI
UNIT S. MUHUR
2
UNIT DANDA BESAR
UNIT JEJANGKIT 1
UNIT TERANTANG UNIT SEREPAT
UNIT HANDIL BAKTI
GALAMRABAH
ANJIR MUARA MANDASTANA UNIT BAHANDANG
S.
N BA AM RT
AL AL AK
JI AN
UNIT JELAPAT
NPAH SAN TA ANTA
TAMPAH UNIT ANJIR TAMBAN
S. MARTAPURA SEL LUL
BANJARMASIN
UT
SEL TABUK KERTAK HANYAR
PURWASARI
U
UNIT TABUNGANEN
P. KAGET
LA UT JAW A
SU NG AI
BA RITO
P. TEMPURUNG
KALIMANTAN SELATAN
KETERANGAN: ALUN-ALUN BESAR
SALURAN PRIMER SALURAN SEKUNDER SALURAN TERSIER SUNGAI SUMBER: P2DR KALIMANTAN SELATAN
6
5/15/2012
SUMATERA SELATAN
SISTEM TRADISIONAL
Sistem Tradisonal Saluran tersier langsung ke sungai
400 m
Pekarangan dekat ke sungai Lahan pertanian 2 – 4 km
A
7
5/15/2012
SISTEM SISIR - ITB (SUMATERA)
Sungai
4 km
Sumatera Saluran utama untuk berbagai kebutuhan Saluran sekunder/tersier terpisah 400 m Pekarangan di sepanjang saluran utama Saluran utama berjarak 4 – 15 km Pekarangan Lahan pertanian
B1
SISTEM SISIR - ITB (SUMATERA)
8 (4) km
Sungai
2,3 km
Sumatera : Telang, Saleh, Sugihan - Saluran utama untuk berbagai kebutuhan - Saluran sekunder terpisah 1150 m - Pekarangan di sepanjang saluran sekunder - Saluran tersier terpisah 460 m - Saluran utama berjarak 4 – 20 km Pekarangan Lahan pertanian
B2
8
5/15/2012
SISTEM SISIR - ITB (SUMATERA)
Sungai
4 km
Kalimantan - Saluran utama untuk berbagai kebutuhan - Saluran sekunder/tersier terpisah 400 m - Pekarangan di sepanjang saluran utama - Saluran utama berjarak 4 – 15 km Pekarangan Lahan pertanian
C1
SISTEM GARPU - UGM (KALIMANTAN)
3-10 km
4 km
Kalimantan - Saluran sekunder terpisah 4 km - Saluran tersier terpisah 200 – 400 m - Pekarangan terkonsentrasi pada saluran sekunder - Kolam u/ menampung air drainase berkualitas rendah - Saluran utama berjarak 4 – 12 km Pekarangan Lahan pertanian Kolam
Sungai
C2
9
5/15/2012
SISTEM KOMBINASI ITB - UGM
Sungai
4 km
Kalimantan - Saluran utama untuk berbagai kebutuhan - Saluran sekunder/tersier terpisah 400 m - Pekarangan di sepanjang saluran utama - Saluran utama berjarak 4 – 15 km
Pekarangan Lahan pertanian
Kolam C3
PRINCIPLE IDEA OF THE KOLAM SYSTEM RIVER
KOLAM MAIN CANAL
SISTEM KOLAM PASANG DI KALIMANTAN
H.T.
L.T.
AT EBB, POOR QUALITY WATER REMAINS IN CANAL. BOTTOM-LEVELS TERTIARY CANALS ABOVE WATER LEVEL
H.T.
WHEN FLOOD ENTERS, POOR QUALITY WATER IS PUSHED BACK. ONLY FRESH WATER ENTERS TERTIARY CANALS
H.T.
ACID WATER
FRESH WATER
BOTTOM LEVEL TERTIARY CANALS
10
5/15/2012
Kolam Pasang sungai APA PERLU KOLAM PASANG???
BOD COD KMnO4
Maka dititik-titik perlu diketahui didalam air < sungai, permukaan, tanah: Unsur-unsur: •BOD/COD dan KMnO4 •O2 •Fe •pH/DHL Sebelum dan sesudah ada unit
Kolam Pasang dalam Teori dan Praktek Teori : Kolam pasang diciptakan dengan tujuan a. mengintensifkan gerakan air dan dengan demikian, b. mengurangi endapan lumpur diselokan I dan selokan II, dan c. terutama ditempat yang banyak piritnya yaitu untuk melindinya (daerah tanah lempung). Praktek : Biaya pembuatan dan pemeliharaan banyak, mahal, sulit pelaksanaannya antara lain dalam hal pembuangan lumpur dan kapal keruk.
11
5/15/2012
Maka Diambil kebijaksanaan: I. Pada tingkat reklamasi dan II. Setelah kondisi membaik (meningkatkan Ameriorisasi) I. Tingkat Reklamasi 1.a. Tidak ada pirit: Tanpa Kolam Pasang (KP) sungai
1.b. Ada pirit banyak: Harus ada Kolam Pasang V1KP = V2S1 + V2S2 sungai
KP
KP
12
5/15/2012
1.c. Sedikit Pirit
Bisa tanpa kolam pasang V1/V2 ≥ Q/q sungai
II. Setelah Kondisi Baik (dulu banyak pirit) Dicek : V1/V2 ≥ Q/q II.a. Tahap pertama Kolam pasang dapat diperkecil sungai
KP
KP
13
5/15/2012
II.b. Tahap Kedua Kolam Pasang dapat dihilangkan sungai
Catatan : V 1KP = volume kolam pasang dibuat sama dengan V 2S1 + V 2s2 V 2S1 + V 2S2 = jumlah volume air surut di selokan I dan selokan II dengan harapan agar (V2) air berkualitas jelek tersebut tidak ikut meluap ke lahan melainkan semua terdorong masuk ke kolam pasang.
14
5/15/2012
Pada unit yang tanpa kolam pasang V2 tersebut bersama-sama dengan Vs (segar) sebagai Vp masuk ke Sm dan meluapi lahan, dianggap secara merata. Q dari sungai sebagai air pasang akan mengisi V1 – V2 V1 = V 1 prim + V 1 sec + ∑V s3 + V luapan V p = V 1 – (V 1 prim + V 1 sec) Vp=Vs+V2 Tingkat Pengenceran : V1/V2
15