Tata Kelola TI dalam Pemanfaatan E-Learning di Level Universitas: Studi Kasus Universitas Indonesia Harry Budi Santoso1), Putu Wuri Handayani2), Zainal A. Hasibuan3) dan Budi Yuwono4) 1 dan 3)
Digital Library & Distance Learning Lab, Fakultas Ilmu Komputer UI Kampus Baru UI Depok – Jawa Barat, 16424 Telp. 021 – 7863419 ext. 3200 Fax. 021 - 7863415 E-mail : {harrybs, zhasibua}@cs.ui.ac.id U
2 dan 4)
U
IT Governance Lab, Fakultas Ilmu Komputer UI Kampus Baru UI Depok – Jawa Barat, 16424 Telp. 021 – 7863419 Fax. 021 - 7863415 E-mail : { putu.wuri, yuwono}@cs.ui.ac.id U
U
Abstrak Keberadaan Internet dalam dunia pendidikan memungkinkan proses belajar mengajar dilakukan kapan saja dan dimana saja. Kondisi ini mampu memfasilitasi peningkatan intensitas kegiatan pendidikan. Proses perkuliahan yang sebelumnya hanya dilakukan di dalam kelas, saat ini mengalami transisi. Prosentase perkuliahan tatap muka dalam kelas dikombinasikan dengan pembelajaran online (e-Learning). E-Learning kemudian disebut berperan sebagai combinational function atas kegiatan belajar mengajar konvensional dan bukan sebaliknya, e-Learning sebagai substitutional function yang menggantikan sepenuhnya porsi pembelajaran tatap muka. Penyelenggaraan e-Learning memerlukan manajemen yang tidak sederhana. Diperlukan sebuah perhatian melalui pengelolaan yang baik dengan melibatkan seluruh stakeholders terkait. Paper ini akan mengelaborasi peran tata kelola teknologi informasi (TI) dalam pemanfaatan sistem e-Learning dalam universitas. Studi kasus diambil berdasarkan pengalaman Universitas Indonesia dalam mengimplementasikan pembelajaran online beberapa tahun terakhir. Kata Kunci : E-learning, e-learning roadmap, pendidikan jarak jauh, tata kelola TI
PENDAHULUAN Latar Belakang Pemanfaatan E-Learning dan Penggunaan Tata Kelola TI Keberadaan Internet telah memungkinkan proses belajar mengajar dilakukan kapan saja dan dimana saja. Proses perkuliahan yang sebelumnya hanya dilakukan di dalam kelas, saat ini mengalami transisi. Prosentase perkuliahan tatap muka dalam kelas mulai dikombinasikan dengan pembelajaran online. Di Indonesia sendiri inisiatif dukungan pembelajaran online terhadap siswa dalam internal institusi sudah dilakukan berbagai institusi pendidikan seperti Institut Teknologi Bandung [9], Universitas Terbuka [20], Universitas Bina Nusantara [17], Universitas Tanjungpura [19], Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya [10], Universitas Gadjah Mada [18], Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) [7], dan institusi lainnya.
Perlahan tapi pasti, implementasi yang serius akan membuka peluang bagi upaya peningkatan akses terhadap pendidikan di negeri ini. Hal ini dapat dicapai melalui Distance Learning. Distance Learning merupakan terminologi spesifik dari eLearning dengan penekanan pada aspek keterpisahan antara siswa dan pengajar dari sisi geografis. Distance Learning merupakan sebuah model pendidikan dimana siswa belajar di rumah atau kantor dan berkomunikasi dengan pihak fakultas atau dengan siswa lain menggunakan email, forum elektronik, video conference dan bentuk lain dari komunikasi berbasis komputer [21]. Sedangkan The Masie Center memberikan definisi, yaitu kondisi belajar dimana instruktur (pengajar) dan siswa tidak berada pada tempat yang sama [16]. Implementasi Distance Learning sebenarnya salah satu bentuk jawaban terhadap permasalahan klasik pendidikan, yaitu kesempatan akses terhadap institusi pendidikan dan kendala geografis dalam belajar. Belum lagi ditambah dukungan Direktorat
Tata Kelola TI dalam Pemanfaatan E-Learning di level Universitas: Studi Kasus Universitas Indonesia Harry Budi Santoso, Putu Wuri Handayani, Zainal A. Hasibuan dan Budi Yuwono
575
Jenderal Pendidikan Tinggi dengan jaringan INHERENT (Indonesian Higher Education Network) yang secara bertahap akan menghubungkan seluruh perguruan tinggi di Indonesia [3]. Upaya ini diharapkan dapat membantu upaya peningkatan akses terhadap fasilitas pendidikan kita. Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DGHE) Republik Indonesia (2008) [2] menunjukkan bahwa saat ini subsektor pendidikan tinggi terdiri dari 151 perguruan tinggi negeri (PTN) dan lebih dari 2.766 perguruan tinggi swasta (PTS). PTN menampung sekitar 1 juta mahasiswa dan sisanya sejumlah 2,8 juta orang berada di PTS. Sebagain kecil dari populasi mahasiswa, sekitar 450.000 mahasiswa tambahan terdaftar di open universities & occupational educational institutions. Pada saat ini tingkat partisipasi pendidikan tinggi masih rendah (sekitar 17,2%) jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Selain fakta tersebut, untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki skill ternyata masih merupakan hal yang tidak mudah di Indonesia. Disamping itu kita juga mendapatkan bahwa PT memiliki tenaga pengajar berkualitas yang terbatas dari segi jumlah, keterbatasan alat-alat laboratorium, serta aktivitas-aktivitas riset [4]. Dalam rangka mewujudkan proses belajar mengajar yang semakin baik melalui penerapan eLearning, suatu institusi akan dihadapkan pada permasalahan pengembangan dan pengelolaan fasilitas yang dibutuhkan, baik berupa aplikasi maupun infrastrukturnya. Sebagaimana sistem-sistem berbasis teknologi informasi lainnya, proses pengembangan sistem e-Learning melalui berbagai tahapan yang meliputi pengembangan-pengembangan lanjut untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan baru, seperti peningkatan kapasitas, penambahan dan uji-coba fungsi/layanan baru, dsb. Untuk memastikan bahwa investasi pengembangan fasilitas e-Learning dapat optimal perlu diterapkan tata kelola TI (IT Governance). Berdasarkan penelitian Weil & Ross tahun 2004 [14], dapat disimpulkan bahwa organisasi yang memiliki tata kelola TI yang baik rata-rata memperoleh manfaat dari penerapan TI 20% lebih tinggi dari organisasi yang tidak memiliki tata kelola TI yang baik. Aspek tata kelola TI yang dinilai memiliki dampak besar dalam pengelolaan sistem eLearning adalah mekanisme pengambilan-pengambilan keputusan terkait permasalahan sistem, terutama karena banyaknya pihak yang terkait dalam pemanfaatan sistem tersebut. Pemanfaatan Indonesia
E-Learning
di
Universitas
Universitas Indonesia memiliki unit TI universitas yang disebut dengan PPSI (Pengem-
576
bangan dan Pelayanan Sistem Informasi). UI juga memiliki CLR (Center for Learning Resources) yang melayani pengembangan konten pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), e-Learning serta layanan video conference baik untuk kalangan internal maupun eksternal Universitas Indonesia. Pemanfaatan e-Learning di Universitas Indonesia sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Pada subbab ini, pemanfaatan eLearning akan dijelaskan dalam dua level, yaitu di tingkat fakultas dan universitas [24]. E-Learning di Tingkat Fakultas Pembahasan mengenai pemanfaatan e-Learning di tingkat fakultas mengambil studi kasus Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI). Fasilkom UI telah memiliki pengalaman dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis komputer. Pada awalnya, Fasilkom UI menggunakan repositori online materi kuliah. Walaupun repositori ini masih bersifat statis. Baru sekitar akhir tahun 2004, Fasilkom UI mengimplementasikan sistem e-Learning yang lebih dari sekadar memfasilitasi upload dan download materi kuliah. Repositori online materi kuliah ini bersifat statis. Penyematan sifat statis ini disebabkan karena pengguna sistem ini dalam hal ini mahasiswa hanya dapat mengunduh bahan-bahan belajar yang diperlukan. Sedangkan dari sisi pengajar atau admini-trator, mereka hanya dapat meng-upload file-file materi. Gambar 2 di bawah ini menunjukkan repositori generasi awal materi kuliah di Fasilkom UI [5].
Gambar 1. Repositori online generasi awal materi kuliah di Fasilkom UI Sejak akhir tahun 2004, Fasilkom UI mulai beralih dari penggunaan repositori online ke penggunaan Learning Management System (LMS) yang disebut Student Centered e-Learning Environment (SCeLE) [22]. LMS dapat didefinisikan
Tata Kelola TI dalam Pemanfaatan E-Learning di level Universitas: Studi Kasus Universitas Indonesia Harry Budi Santoso, Putu Wuri Handayani, Zainal A. Hasibuan dan Budi Yuwono
sebagai sistem yang mengatur bagaimana proses kegiatan belajar dilakukan dengan berbagai fasilitas yang dapat digunakan baik oleh siswa, pengajar, serta administrator sistem. SCeLE menggunakan Moodle [12] sebagai core engine dengan beberapa fitur tambahan yang dikembangkan sendiri, seperti integrasi Graf Matakuliah & Assessment, Learning Object Manager, dan perpustakaan digital LONTAR [6]. Saat ini Fasilkom juga sedang mengembangkan mini-SCeLE, yaitu SCeLE yang dapat dijalankan secara offline. Fasilitas yang ada pada SCeLE jauh lebih bervariasi dari apa yang ditawarkan sistem pertama yang sifatnya sekadar repositori. Pada sistem kedua ini, fasilitas seperti forum diskusi, chat, e-mail, alat bantu evaluasi pembelajaran, manajemen pengguna, serta manajemen materi digital sudah tersedia. Sehingga pengguna mampu belajar dalam lingkungan belajar yang tidak jauh berbeda dengan suasana kelas. Sistem kedua ini dapat digunakan untuk membantu proses transformasi paradigma pembelajaran dari teacher-centered menuju studentcentered. Bukan lagi pengajar yang aktif memberikan materi atau meminta mahasiswa bertanya mengenai sesuatu yang belum dipahami, tetapi disini mahasiswa dilatih untuk belajar secara kritis dan aktif. Sistem e-Learning yang dikembangkan dapat menggunakan pendekatan metode belajar kolaboratif (collaborative learning) maupun belajar dari proses memecahkan problem yang disodorkan (problembased learning).
Gambar 2. Student Centered e-Learning Environment [7] Untuk tingkat Fasilkom UI, saat ini sudah semua matakuliah diperkaya proses pembelajarannya dengan bantuan SCELE, sementara fakultas lain sudah muncul pioneers yang memanfaatkan SCELE. Data tersebut terangkum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Sebaran pemanfaatan SCELE di UI per April 2009 No
Fakultas
1 2 3
Fakultas Ekonomi Fakultas Teknik Fakultas Matematika dan IPA Fakultas Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Pascasarjana (Program Kajian) Fakultas Kedokteran Fakultas Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Budaya Fakultas Hukum Fakultas Psikologi Fakultas Kedokteran Gigi
4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah Matakuliah 90 90 76 26 22 19 8 8 7 7 3 3
E-Learning di Tingkat Universitas Pemanfaatan e-Learning di tingkat universitas tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan sosialisasi pemanfaatan e-Learning yang dilakukan Fasilkom UI. Titik tolak pemanfaatan e-Learning di UI terjadi ketika pihak manajemen universitas me-lalui unit Pelayanan & Pengembangan Sumberdaya Pembelajaran (PPSP) atau CLR mensosialisasikan dua sistem pembelajaran online, yaitu Computer Mediated Learning (CML) dan SCELE. CML adalah salah satu Learning Management System yang digunakan di UI dan dikembangkan untuk memediasi metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa khususnya metode Collaborative Learning (CL) dan Problem-based Learning (PBL). Sementara SCELE merupakan LMS yang dikembangkan Fasilkom UI. PPSP memegang peranan penting dalam menentukan sukses tidaknya disseminasi pemanfaatan sistem e-Learning tingkat universitas. Gambar 3 berikut ini menjelaskan mengenai hubungan PPSP dengan pengguna dan IT Training Center sebagai representasi Learning Labs. Dukungan pihak manajemen UI dalam pemanfaatan e-Learning sejalan dengan upaya merealisasikan Visi Universitas Indonesia menuju Universitas Riset Kelas Dunia, dan menempatkan diri di era perkembangan teknologi informasi modern. Perhatian tersebut secara eksplisit tertuang dalam Kebijakan Umum Arah Pengembangan UI periode 2007-2012 (Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia), yaitu dalam pernyataan “Mengintensifkan pembelajaran berbasis e-Learning”. Hal ini
Tata Kelola TI dalam Pemanfaatan E-Learning di level Universitas: Studi Kasus Universitas Indonesia Harry Budi Santoso, Putu Wuri Handayani, Zainal A. Hasibuan dan Budi Yuwono
577
mengindikasikan perlunya perubahan paradigma dalam metode pembelajaran dari teacher-centered menuju ke arah learner-centered dengan segala konsekuensinya ( http://www.clr.ui.ac.id/elearning/ ). U
U
Gambar 3. Center for Learning Resources UI Selain itu, Badan Penjaminan Mutu Akademik (BPMA), menyusun buku Pedoman Penjaminan Mutu Penyelenggaraan e-Learning, yang dapat dijadikan pegangan bagi para dosen dalam melaksanakan tugasnya. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi dalam penjaminan mutu akademik berkenaan dengan penyelenggaraan metode pembelajaran berbasis e-Learning, baik yang terkait dengan kode etik maupun aturan hukumnya. Hubungan e-Learning dan TI Sebagai sebuah aplikasi, e-Learning juga bukan dominasi satu bidang tertentu, tetapi melibatkan setidaknya 3 (tiga) bidang ilmu seperti ilmu psikologi, ilmu pendidikan, dan ilmu komputer. Mengamati hubungan antara e-Learning dan beberapa hal terkait dengan komputer, dalam hal ini TI tentu menarik untuk mengulas sekilas pengertian eLearning menurut JISC yang dinyatakan e-Learning can be defined as 'learning facilitated and supported through the use of information and communications technology’ [11]. Dari pengertian ini terlihat dengan jelas betapa kaitan antara TI dan e-Learning tak bisa dipisahkan. Ning Zhang dan Hong Bao dalam Elearning and Its Information Technology (2008) juga menyatakan bahwa Keberadaan TIK telah mengubah bagaimana proses belajar mengajar dilakukan. TIK juga telah mampu memperluas jangkauan bagaimana peserta ajar mengakses materi pembelajaran. Kesuksesan proses pembelajaran yang berbasis eLearning sangat bergantung pada ketersediaan insfrastruktur TIK itu sendiri, baik dari sisi sistem informasi (sistem pembelajaran online) maupun teknologi informasinya (media akses, Internet, dsb). Tentu saja semua ini membutuhkan pengelolaan yang baik untuk mendukung ketersediaan dan performa sistem dalam mendukung proses pembelajaran [23]. 578
Melihat tujuan dari implementasi e-Learning untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran, hal ini sejalan dengan tujuan implementasi sistem informasi (SI) yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan dalam suatu organisasi yang menggabungkan antara peranan teknologi dan perilaku manusia di dalamnya [1]. Sementara itu, teknologi yang berada dalam konteks pembahasan ini adalah TI. Kompleksitas TI dinyatakan oleh March dan Smith dimana komponen TI sendiri terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, kumpulan prosedur, data dan orang [23 JADI 15]. E-Learning sebagai salah satu bentuk SI memerlukan perhatian yang serius terhadap pengelolaan TI demi kesuksesan penyelenggarannya. Harapannya tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien dapat tercapai. Model Tata Kelola TI dalam Pemanfaat-an ELearning Definisi Tata Kelola TI Definisi tata kelola TI menurut Weill & Ross [14] adalah kerangka kerja yang spesifik terkait hak dan akuntabilitas pengambilan keputusan untuk men-dorong perilaku yang konsisten dengan prinsip dan strategi organisasi dalam penggunaan TI. Berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat bahwa tata kelola menekankan pada siapa-siapa yang terlibat dan berhak dalam pembuatan keputusan serta proses-proses yang menjamin agar penggunaan sumber daya TI optimal dan sesuai dengan apa yang diinginkan organisasi. Penelitian dari Sallé tahun 2004 menyebutkan bahwa sasaran dari tata kelola TI adalah penyelarasan dengan tujuan organisasi yang dijadikan sebagai input untuk mengarahkan sasaran, tujuan dan ukuran performa untuk mengelola TI secara efektif. Pengembangan model tata kelola harus mempertimbangkan kemungkinan untuk mengakomodasi kebijakan, prosedur dan struktur peran yang ada saat ini untuk mempermudah proses implementasinya [13]. COBIT (Control Objectives for Information and related Technology) merupakan salah satu kerangka kerja best practice dalam penerapan tata kelola TI yang telah digunakan secara luas [8]. COBIT dirancang sebagai alat bantu tata kelola TI bagi manajemen dalam memahami dan mengelola resiko dan manfaat yang berhubungan dengan informasi dan teknologi terkait. COBIT dikembangkan oleh organisasi non profit ISACA (Information System Audit and Control Association).
Tata Kelola TI dalam Pemanfaatan E-Learning di level Universitas: Studi Kasus Universitas Indonesia Harry Budi Santoso, Putu Wuri Handayani, Zainal A. Hasibuan dan Budi Yuwono
Model Tata Kelola TI dalam Pemanfaat-an ELearning di Level Universitas
Rekomendasi Learning
Universitas di tempat studi kasus belum memiliki suatu prosedur tata kelola yang mengatur kegiatan pengembangan aplikasi e-Learning di level universitas secara menyeluruh. Namun, pada universitas di tempat studi kasus telah terdapat SK Rektor dan pedoman penjaminan mutu penyelenggaraan e-Learning dimana dalam SK tersebut sudah terdapat himbauan untuk seluruh fakultas supaya menggunakan aplikasi e-Learning dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pedoman penjaminan mutu penyelenggaraan e-Learning. Kondisi yang ada saat ini, pengembangan aplikasi e-Learning di univeritas tempat studi kasus masih dilakukan oleh masing-masing fakultas yang dibantu oleh bagian CLR untuk pengembangan aplikasi dan PPSI untuk pengembangan infra-struktur. Hal tersebut memperlihatkan untuk setiap fakultas memiliki aplikasi e-Learning yang berbeda-beda sehingga menyulitkan dalam proses peme-liharaannya. Idealnya, fitur-fitur e-Learning yang akan diimplementasikan harus disepakati dahulu oleh seluruh fakultas sehingga satu aplikasi tersebut dapat digunakan oleh seluruh fakultas. Kondisi ini dapat mengoptimalkan investasi TI menjadi lebih efisien. Selain itu, apabila terdapat perubahan aplikasi e-Learning pada satu fakultas maka pihak TI fakultas atau staf akademik dapat langsung menghubungi CLR untuk menambah atau merubah fitur pada aplikasi e-Learning di fakultas tempat staf tersebut bekerja dimana kondisi idealnya seharusnya terdapat suatu komite TI di level universitas untuk menindaklanjuti masalah tersebut. Berdasarkan COBIT 4.1, komite TI merupakan suatu komite yang mencakup eksekutif bisnis dan manajemen TI, sehingga apabila dipetakan pada level universitas komite TI dapat terdiri dari rektor, perwakilan manajemen masing-masing fakultas dan perwakilan TI (pada studi kasus Universitas Indonesia perwakilan TI merupkan perwakilan dari CLR dan PPSI). Tanggung jawab komite TI meliputi: a. penentuan prioritas program investasi TI yang berkesesuaian dengan strategi dan prioritas bisnis organisasi b. pengecekan status proyek dan resolusi atas terjadinya konflik sumber daya TI c. monitoring service levels dan service improvements
Mengacu pada best practice yang sesuai dengan kondisi saat ini maka rekomendasi yang diusulkan dalam penyusunan road-map pengembangan aplikasi e-Learning di level universitas dapat dilihat pada Tabel 2.
Disamping perlunya pembentukan komite TI, hal lain yang perlu diperhatikan adalah penyusunan Rencana Strategis TI yang dapat dijadikan acuan dalam penentuan arsitektur dan pengembangan TI dan juga harus disusun kebijakan / prosedur / mekanisme terkait perencanaan strategis organisasi kedepan.
Roadmap
Pengembangan
E-
Tabel 2. Road-Map Pengembangan e-Learning Tahun ke1
2
3
4&5
Kegiatan yang Dilakukan • Pembentukan komite TI • Penyusunan perencanaan strategis TI • Pendefinisian kebijakan/prosedur/mekanisme terkait perencanaan strategis TI • Penyusunan standarisasi kebutuhan fungsional maupun non-fungsional untuk proses kegiatan belajar meng-ajar dengan menggunakan eLear-ning Pengembangan aplikasi repositori online yang sesuai dengan kebutuhan seluruh fakultas Penyempurnaan LMS yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan seluruh fakultas Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) pembelajaran (misal mengintegrasikan aplikasi e-Learning dengan aplikasi SIAK (Sistem Informasi Akademik), EDOM (Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa), dsb
PENUTUP Proses kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu proses yang memegang peranan sangat penting di level universitas. Apabila proses tersebut tidak didukung oleh suatu aplikasi e-Learning yang handal maka kegiatan proses belajar mengajar tidak akan berjalan secara efektif. Pengembangan aplikasi e-Learning tersebut akan memakan biaya yang tidak sedikit sehingga perlu terdapat tata kelola TI yang baik supaya investasi yang telah dikeluarkan tidak terbuang secara sia-sia. Tata kelola TI yang baik harus didukung dengan adanya suatu komite TI yang dapat menentukan prioritas program investasi TI yang berkesesuaian dengan strategi dan prioritas bisnis organisasi. Selain itu, untuk mencapai tata kelola TI yang baik diperlukan juga penyusunan perencanaan strategis TI, pendefinisian kebijakan/prosedur/mekanisme terkait rencana strategis TI yang telah disusun sebelumnya serta penyusunan
Tata Kelola TI dalam Pemanfaatan E-Learning di level Universitas: Studi Kasus Universitas Indonesia Harry Budi Santoso, Putu Wuri Handayani, Zainal A. Hasibuan dan Budi Yuwono
579
standarisasi kebutuhan fungsional maupun nonfungsional untuk proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan e-Learning.
[16]
DAFTAR PUSTAKA [1] A. S. Lee, “Irreducibly Sociological Dimensions in Research and Publishing”. MIS Quarterly, 24(4), v-vii, 2000 [2] B.Y. Moeliodihardjo et.al., “Higher Education Sector Assesment, Directorate General of Higher Education”, 2009. [3] Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi RI, “Indonesian Higher Education Network (INHERENT)”, http://www.inherent-dikti.net, akses 1 Maret 2007 [4] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, “Full Proposal Competition-based Grant Program – Program B (Promoting Nation’s Competitiveness)”, 2004 [5] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, “WebKuliah Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia”, http://telaga.cs.ui.ac.id/WebKuliah, akses 1 Maret 2007 [6] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, “LONTAR (Library Automation & Digital Archive)”, http://lontar.cs.ui.ac.id, akses 1 Maret 2007 [7] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, “Student Centered E-Learning Environment”, http://scele.cs.ui.ac.id, akses 1 Maret 2007 [8] Information Technology Governance Institute, Control Objectives for Information-related Technology, versi 4.1, 2007. [9] Institut Teknologi Bandung, http://kuliah.itb.ac.id, akses 1 Maret 2007 [10] Institut Teknologi Sepuluh November,”ELearning Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya”, http://www.its.ac.id/ akademik.elearning.php, akses 1 Maret 2007 [11] Joint Information Systems Committee (JISC), http://www.jisc.ac.uk/whatwedo/themes/elearni ng.aspx, diakses [14 Juli 2009] [12] M. Dougiamas, “Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment)”, http://www.moodle.org, akses 1 Maret 2007 [13] M. Sallé, “IT Service Management and IT Gov: Review, Comparative Analysis and their Impact on Utiliting Computing”, 2004, diakses dari www.CIOIndex.com [14] P. Weill & J. Ross, “IT Governance: How Top Performers Manage IT Decision Rights for Superior Results”, Harvard Business School Press, Boston, 2004. [15] S. T. March, & G. F. Smith, “Design and Natural Science Research on Information
580
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
Technology”. Decision Support Systems, 15, 251-266, 1995. The Masie Center, www.masie.com dalam Dr. Susanne Ornager (UNESCO Regional Adviser in Information and Informatics, Asia and the Pacific), “ICT Policy for Gender Equality Computer, Internet & applications: Elearning”, Asia-Pacific Regional Workshop on Equal Access of Women in ICT, Seoul, R.O.Korea, 22-26 October 2001. Universitas Bina Nusantara, ”BinusMaya BiNus Learning Management System”, http://binusmaya.binus.ac.id, akses 1 Maret 2007 Universitas Gadjah Mada, ”eLisa, Komunitas E-Learning Universitas Gadjah Mada”, http://elisa.ugm.ac.id, akses 1 Maret 2007 Universitas Tanjungpura, ”E-Learning Universitas Tanjungpura”, http://Elearning.untan.net, akses 1 Maret 2007 Universitas Terbuka, ”UT Online Learning Center”, http://student.ut.ac.id, akses 1 Maret 2007 Webopedia, “Online Computer Dictionary for Computer and Internet Terms and Definitions”, www.webopedia.com , tanggal akses 1 Maret 2007. Z.A. Hasibuan & H.B. Santoso, “The Use of ELearning towards New Learning Paradigm: Case Study Student Centered E-Learning Environment at Faculty of Computer ScienceUniversity of Indonesia”, ICALT, pp. 10261030, Fifth IEEE International Conference on Advanced Learning Technologies (ICALT’05), 2005. Ning Zhang and Hong Bao, "E-learning and Its Information Technology," csse, vol. 5, pp.396399, 2008 International Conference on Computer Science and Software Engineering, 2008. Z.A. Hasibuan, H.B. Santoso, & A.Nizar Hidayanto, “Penyelenggaraan e-Learning sebagai Layanan Internal dan Eksternal di Level Fakultas, Studi Kasus: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia”, e-Indonesia Initiative, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Bandung Institute of Technology (ITB) & The Indonesian ICT Institute, Jakarta, 25-26 April 2007
CV Penulis Harry B. Santoso, menempuh pendidikan Sarjana Ilmu Komputer di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia pada tahun 1999 – 2003. Pada tahun 2005-2007 mengambil pendidikan Magister Ilmu Komputer di fakultas yang sama. Sejak lulus
Tata Kelola TI dalam Pemanfaatan E-Learning di level Universitas: Studi Kasus Universitas Indonesia Harry Budi Santoso, Putu Wuri Handayani, Zainal A. Hasibuan dan Budi Yuwono
dari pendidikan S1 Harry B. Santoso bergabung dengan Lab Digital Library & Distance Learning Fasilkom UI sebagai tenaga Research Assistant di bidang E-Learning. Salah satu tugas yang diemban adalah menjadi administrator learning management system di Fasilkom UI dan membantu merealisasikan serta memantau pelaksanaan eLearning di tingkat UI. Mulai tahun 2007 diangkat sebagai staf akademik di fakultas tempat menimba ilmu. Putu Wuri Handayani, menempuh pendidikan Sarjana Ilmu Komputer di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia pada tahun 2000 – 2004. Pada tahun 2006-2008 mengambil pendidikan Master of Science in E-business di University of Science Fulda, Germany. Sejak lulus dari pendidikan S2, Putu Wuri Handayani bergabung dengan Lab IT Governance Fasilkom UI sebagai tenaga Research Assistant di bidang IT Governance. Selain itu, Putu Wuri Handayani bertugas sebagai Konsultan TI di Pusat Ilmu Komputer UI. Mulai tahun 2008 diangkat sebagai staf akademik di Fasilkom UI.
Zainal A. Hasibuan, adalah Konsultan, Peneliti, dan Staf Akademik di Fakultas Ilmu Komputer UI. Pendidikan Sarjananya ditempuh di Jurusan Statistik IPB dan memperoleh gelar MSc di bidang Information Science dari Indiana University, 1989. Sementara itu program Doktor (PhD) di bidang Information Storage and Retrieval System diperoleh di universitas yang sama (Indiana University) pada tahun 1995. Saat ini Zainal A. Hasibuan juga merupakan Kepala Lab Digital Library dan Distance Learning serta mendapatkan amanah sebagai Wakil Ketua Detiknas. Budi Yuwono, adalah Kepala Laboratorium IT Governance dan Staf Akademik di Fakultas Ilmu Komputer UI. Budi Yuwono mendapatkan gelar doktor (PhD) di bidang Ilmu Komputer dan Sistem Informasi dari the Ohio State University pada tahun 1997. Saat ini Budi Yuwono menjabat sebagai Wakil Direktur Pusat Ilmu Komputer UI, sebuah lembaga ventura di bawah Fakultas Ilmu Komputer UI yang mengelola berbagai kegiatan non akademis, termasuk penyediaan jasa konsultasi.
Tata Kelola TI dalam Pemanfaatan E-Learning di level Universitas: Studi Kasus Universitas Indonesia Harry Budi Santoso, Putu Wuri Handayani, Zainal A. Hasibuan dan Budi Yuwono
581
STEERING COMMITTEE Prof. H. Adhi Susanto, M.Sc., Ph.D (UGM) Prof. Drs. Suryo Guritno, M.Stat., Ph.D (UGM) Prof. Dr. Ir. Achmad Djunaedi, MUP (UGM) Prof. Dr. Ir. Prayoto., M.Sc (STMIK AKAKOM) Prof. Drs. Setiadji, S.U. (STMIK AKAKOM) Dr. Ir. Inggriani Liem (ITB) Dr. Ir. Titon Dutomo, M.Eng (PENS-ITS) Dr. Ir. Sasongko Pramono Hadi, DEA (Dir. ST Multimedia MMTC) Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D (UGM) Drs. Retantyo Wardoyo, M.Sc., Ph.D (UGM)
PELAKSANA Pelindung Ketua STMIK AKAKOM
Penanggung Jawab Kepala Puslitbang dan PPM
Tim Pengarah Drs. Berta Bednar, M.T. Ir. M. Guntara, M.T. Heru Agus Triyanto, S.E., M.M. Drs. Tri Prabawa, M.Kom.
Ketua 1 Ir. Totok Suprawoto, M.M., M.T.
Ketua 2 Dra. Syamsu Windarti, M.T. , Apt.
Bendahara Pulut Suryati, S.Kom. Dra. Torsinawati
Kesekretariatan/Komunikasi Deborah Kurniawati, S.Kom. Cosmas Haryawan, S.Tp., S.Kom. Sri Redjeki, S.Si., M.Kom. Sigit Anggoro, S.T., M.T. H. Sri Widodo F. Prihantini Nailus Sa’adah Rita Darundia Theo A. Richie Y.
Panitia
585
Materi/Acara L.N. Harnaningrum, S.Si., M.T. Enny Itje Sela, S.Si., M.Kom. Agung Budi Prasetyo, S.Kom., M.Kom. Aries Damayanti, S.Kom. Al. Agus Subagyo, S.E., M.Si. Thomas Edison Tarigan, S.Kom.
Perlengkapan\Dokumentasi\Dekorasi\Akomodasi\Konsumsi Indra Yatini Buryadi, S.Kom., M.Kom. Ir. Mashudi F.X. Henry Nugroho, S.T. Ary Adjidharma A.W., S.Kom., MMSI Dra. M. Titik Maryanti Dwi Suwarsono Teki Astuti Kuindra Iriyanto
586
Panitia