TATA CARA DAN ATURAN PENENTUAN BATAS WILAYAH ADAT BERDASARKAN HUKUM ADAT: Studi Kasus Kasepuhan Ciptagelar
TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Oleh Eko Wahyu Wisudawanto NIM: 15103023
Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
Lembar Pengesahan Tugas Akhir Sarjana
TATA CARA DAN ATURAN PENENTUAN BATAS WILAYAH ADAT BERDASARKAN HUKUM ADAT: Studi Kasus Kasepuhan Ciptagelar Adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan sebelumnya baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya maupun orang lain, baik di ITB maupun institusi pendidikan lainnya.
Bandung, 11 Februari 2008 Penulis
Eko Wahyu Wisudawanto NIM 15103023 Bandung, 11 Februari 2008 Pembimbing I
Pembimbing II
Kurdinanto Sarah, Ir., MSP. NIP. 130 704 107
Rizqi Abdulharis, ST., M.Sc. NIP. AA. 134 406
Mengetahui: Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Ketua,
Dr. Ir. Wedyanto Kuntjoro, M.Sc. NIP. 131 690 328
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan sebesar-besarnya kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan izin-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini merupakan salah satu mata kuliah wajib program strata-1 (sarjana) yang harus diambil oleh setiap mahasiswa Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik. Tugas Akhir pada penelitian ini diberi judul “TATA CARA DAN ATURAN PENENTUAN BATAS WILAYAH ADAT BERDASARKAN HUKUM ADAT: Studi Kasus Kasepuhan Ciptagelar”. Penelitian ini mengkaji mengenai hukum adat di Kasepuhan Ciptagelar, terutama mengenai tata cara dan aturan dalam proses penentuan batas wilayah adat. Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada kedua orang tuaku, Ayahanda G.S.Laswijiyanto dan Ibunda Iis Yusnani, yang tiada henti-hentinya memberikan doa, bimbingan, nasehat, dukungannya baik materil dan spiritual serta selalu melimpahkan kasih sayangnya yang tulus dan ikhlas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan kedua adik-adikku (Dwi dan Rina), yang telah memberikan keceriaan kepada penulis. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya Tugas Akhir ini, semoga semua amal dan kebaikannya dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari dalam melakukan kajian dan penyusunan Tugas Akhir ini tidak luput dari kesalahan dan masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan bagi kemajuan di masa yang akan datang. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi kita semua pada umumnya. Terima kasih. Bandung, Februari 2008 Penulis
i
LEMBAR PENGHARGAAN
Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Banyak rintangan dan cobaan yang penulis hadapi ketika menyelesaikan tugas akhir ini, dan atas bantuan orang yang tertulis dibawah inilah semua rintangan tersebut dapat dihadapi. Penulis ucapkan terimakasih dan penghargaan kepada: 1. Bpk. Kurdinanto Sarah, Ir., MSP. selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi saran dan masukan yang berharga. 2. Bpk. Rizqi Abdulharis, ST., M.Sc. selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu, pikiran serta tenaga untuk membimbing, memberi saran dan masukan yang berharga. 3. Ibu S. Hendriatiningsih, Dr., Ir. MS., Bpk. Andri Hernandi, Ir., MT. dan Bpk Agung Budiharto yang telah menjadi penguji dalam sidang tugas akhir saya.
4. Para dosen dan karyawan Prodi T. Geodesi dan Geomatika, yang telah mentransfer ilmu yang sangat berharga untuk masa depan saya. 5. Ayahanda G.S. Laswijiyanto, Ibunda Iis Yusnani, Dwi dan Rina adikadikku, empat orang paling berharga dalam hidup ini. Serta seluruh keluarga yang telah membantu dan menyemangati penulis. 6. Dian Ayuningtyas, terimakasih atas kesabarannnya yang telah menjadikan hari-hari sulit ini menjadi sangat berarti dan begitu menyenangkan untuk dilalui. 7. Rekan-rekan Cadastre Research Division, Lab Surkad lantai 1, Ruly, Agus, Wisnu, Indra, Vaghwa dan Fita, yang telah menemani dan menyemangati penulis dalam penulisan tugas akhir ini. 8. Semua Rekan-rekan Kamerad 2003, Sanny, David, Aldien, Ijun, Ridho, Turi, dll. Terimakasih kawan, atas 4 tahun yang berkesan dalam hidup ini. Kita kompak pasti jaya!! 9. Anggota Laskar Pelangi yang memberi inspirasi berarti kepada penulis. 10. Semua orang dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, terimakasih atas bantuan dan semangatnya.
ii
ABSTRAK
Batas wilayah merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menentukan wilayah administrasi suatu daerah. Dengan jelasnya batas wilayah suatu daerah, maka dapat dijadikan acuan dalam menentukan pemanfaatan dari wilayah tersebut. Konflik seringkali muncul akibat ketidak-jelasan batas wilayah administrasi suatu daerah. Hal yang sama berlaku pada wilayah adat. Hukum adat masih diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagian masyarakat Indonesia.
Masyarakat adat memiliki aturan baku dalam menerapkan aturan
hukumnya. Dengan demikian, perlu dilakukan identifikasi konsep penentuan batas wilayah adat berdasarkan hukum adat yang berlaku di wilayah tersebut. Ciptagelar merupakan suatu daerah yang kaya akan budaya dan menggunakan hukum adat dalam mengatur kehidupan sehari-hari penduduknya. Sebagai daerah yang berpedoman kepada hukum adat, tentunya daerah ini memiliki aturan-aturan khusus dalam menentukan batas wilayah adatnya. Salah satu pengimplementasian dari aturan adat tersebut di Ciptagelar adalah pola hidup yang semi nomaden. Aturan adat tersebut memiliki nilai sosial, budaya dan hukum yang sangat mengutamakan nilai kearifan lingkungan. Dalam rangka mengidentifikasi konsep penentuan batas wilayah adat Kasepuhan Ciptagelar, diperlukan proses identifikasi dari hukum adat tersebut, terutama mengenai tata cara dan aturan penentuan batas wilayah adat di Kasepuhan
Ciptagelar.
Proses
identifikasi
tersebut
dilakukan
melalui
pengumpulan data yang mendukung terhadap proses identifikasi tersebut. Data tersebut selanjutnya dibandingkan dengan tata cara dan aturan penentuan batas wilayah yang berlaku di Indonesia. Dari hasil penelitian ini didapatkan beberapa faktor yang berpengaruh pada tata cara dan aturan penentuan batas wilayah adat Kasepuhan Ciptagelar, seperti pola perpindahan pusat pemerintahan Kasepuhan Ciptagelar serta pola penyebaran lokasi kampung-kampung yang termasuk dalam Kasepuhan Ciptagelar. Pemanfaatan tata cara dan aturan penentuan batas wilayah adat di Kasepuhan Ciptagelar ternyata sangat berwawasan lingkungan. Namun, di lain sisi, status hukum wilayah adat Kasepuhan Ciptagelar belum jelas akibat
iii
terjadinya tumpang tindih peraturan perundangan-undangan serta belum ada pengakuan atas batas wilayah adat Kasepuhan Ciptagelar secara nasional.
iv
ABSTRACT The land boundaries are important and sensitive thing in the people’s life process. It can be use as a reference in determining land use an area if the boundary is clear. Conflict often appears because the boundary of an area territory is not clear. Same thing happens in customary land. Customary law still applied in the daily life of most Indonesians. Customary people have a strong rule in implying their law. So, the identification of the land boundary had to be done based on the customary law prevail. Ciptagelar is an area which has rich culture and use customary law in manages their daily citizen life. As an area which holds to the customary law, this area has specific rules in determining their customary land boundaries. One of the implementation of the customary rule at Ciptagelar is the semi-nomad life pattern. Those customary rules have social, culture, and law values which makes the environment values as the primary thing. To identify the customary land boundaries concept of the Kasepuhan Ciptagelar, the identification of the customary law is needed especially about etiquette and rules of the determination of the customary land boundaries. That identification process been done by collecting the information which supporting the identification process. Then, the information is compare with the etiquette and rules of the determination of the Indonesian land boundaries. From this research several dominant factor can be available on etiquette and rule of determining customary land boundaries of Kasepuhan Ciptagelar, such as movement pattern of government center of Kasepuhan Ciptagelar and the spreading pattern of the villages’ location that included in Kasepuhan Ciptagelar. The use of etiquette and customary land boundaries rules of the Kasepuhan Ciptagelar has an environmental knowledge. But in the other side, Kasepuhan Ciptagelar’s customary laws haven’t cleared enough because of the overlaying of the laws and there is no validation in Kasepuhan Ciptagelar’s boundaries nationally.
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................
i
LEMBAR PENGHARGAAN ............................................................................
ii
ABSTRAK .........................................................................................................
iii
ABSTRACT .......................................................................................................
v
DAFTAR ISI ......................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ..................................................................
ix
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN ......................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................
1
1. 1 Latar Belakang ................................................................................
1
1. 2 Perumusan Masalah.........................................................................
2
1. 3 Tujuan dan Manfaat Penulisan.........................................................
2
1. 4 Ruang Lingkup Kajian.....................................................................
3
1. 5 Metodologi Penelitian .....................................................................
3
1. 6 Sistematika Penulisan ......................................................................
6
BAB II DASAR TEORI ....................................................................................
8
2. 1 Hukum Adat di Indonesia ........ ......................................................
8
2. 2 Konsep Hukum Pertanahan Adat .................................................... 11 2. 2. 1 Hak Ulayat ....................................................................... 12 2. 2. 2 Hak Individu Atas Tanah ................................................. 14 2. 3 Peraturan Perundang-Undangan Mengenai Hukum Pertanahan Adat ................................................................................................. 14 2. 3. 1 Hukum Pertanahan Adat Dalam UUPA .......................... 15 2. 3. 2 Hukum Pertanahan Adat Dalam Peraturan PerundangUndangan Lain ............................................................... 18 2. 4 Konsep batas ..................................................................................
23
2. 4. 1 Batas Daerah ................................................................... 25
vi
2. 4. 2 Batas Persil: Aspek Hukum Batas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya .......................................................... 27 BAB III PENENTUAN BATAS WILAYAH ADAT ...................................... 30 3. 1 Kasepuhan Ciptagelar ..................................................................... 30 3. 1. 1 Gambaran Umum Kasepuhan Ciptagelar ........................ 30 3.1.1.1 Masyarakat Kasepuhan ...................................... 30 3.1.1.2 Pola Hidup Masyarakat ...................................... 31 3.1.1.3 Pelestarian Lingkungan ...................................... 34 3.1.1.4 Struktur Pemerintahan Adat ............................... 35 3. 1. 2 Batas Wilayah Adat Ciptagelar Dalam Perspektif Adat.. 38 3.1.2.1 Penguasaan dan Pemanfaatan Tanah Adat ......... 38 3.1.2.2 Konsep Batas Adat Ciptagelar ............................ 43 3. 2 Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) ...................... 47 3. 2. 1 Sejarah Taman Nasional Gunung Halimun Salak ..........
48
3. 2. 2 Batas Wilayah Kasepuhan Ciptagelar Menurut TNGHS .......................................................................... 51 BAB IV ANALISIS ........................................................................................... 54 4. 1 Penentuan Batas Wilayah Adat ....................................................... 54 4. 1. 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Batas Wilayah Adat............................................................... 54 4. 1. 2 Batas Wilayah Kasepuhan Ciptagelar ............................
55
4. 1. 3 Tata Cara dan Aturan Penentuan Batas Wilayah Adat ...............................................................................
56
4. 1. 4 Identifikasi Wilayah Adat ..............................................
57
4. 2 Keuntungan dan Kerugian Tata Cara Adat Dalam Penentuan Batas Wilayah Adat................................................................................. 59 4. 3 Status Hukum Batas Wilayah Adat Berdasarkan Hukum Nasional.......................................................................................... 61 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................
63
5. 1 Kesimpulan ..................................................................................... 63
vii
5. 1. 1 Tata Cara dan Aturan Penentuan Batas Wilayah Adat Ciptagelar ....................................................................... 63 5. 1. 2 Keuntungan dan Kerugian Tata Cara Adat Dalam Penentuan Batas Wilayah Adat ...................................... 64 5. 1. 3 Status Batas Wilayah Ciptagelar Dalam Hukum Nasional .......................................................................... 64 5. 2 Saran ...............................................................................................
65
5. 2. 1 Penentuan Batas Wilayah Adat Berdasarkan Hukum Adat ................................................................................ 65 5. 2. 2 Batas Wilayah Adat Dalam Hukum Nasional ................. 66 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68 LAMPIRAN ....................................................................................................... 71 Lampiran 1 Kesimpulan Hasil Wawancara ............................................ 72 Lampiran 1.1 Kesimpulan Hasil Wawancara dengan Abah Anom (Mantan Ketua Adat Kasepuhan Ciptagelar) ..... 72 Lampiran 1.2 Kesimpulan Hasil Wawancara Dengan Pak Muhtar (Ketua RT di Kampung Nangerang) .................. 74 Lampiran 1.3 Kesimpulan Hasil Wawancara Dengan Pak Karma Haryono (Kepala Desa Sirnarasa) .......... 76 Lampiran 1.4 Kesimpulan Hasil Wawancara Dengan Ki Karma (Salah Satu Baris Kolot) .................................... 78 Lampiran 1.5 Kesimpulan Hasil Wawancara Dengan Ki Upat (Salah Satu Baris Kolot) ..................................... 80 Lampiran 2 Peta dan Citra Wilayah Ciptagelar dan TNGHS ................. 82
viii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1
Metodologi penelitian
5
Gambar 2.1
Topological boundary
24
Gambar 3.1
Perbandingan
pemanfaatan
lahan
pertanian
33
Ciptagelar Gambar 3.2
Struktur pemerintahan Kasepuhan Ciptagelar
37
Gambar 3.3
Leuit si Jimat
39
Gambar 3.4
Mushola Ciptagelar
39
Gambar 3.5
Imah Gede
39
Gambar 3.6
Bagan alir penguasaan tanah adat Kasepuhan
43
Ciptagelar Gambar 3.7
Batas antara hutan titipan dengan wilayah bukaan
44
Gambar 3.8
Batas antara hutan titipan dengan pemukiman
45
Gambar 3.9
Batas antara hutan dengan lahan garapan warga
46
Gambar 3.10
Pohon hanjuang sebagai batas pemukiman
47
Gambar 3.11
Pohon hanjuang sebagai batas wilayah garapan
47
Gambar 3.12
Patok batas wilayah TNGHS
50
Gambar 3.13
Kawasan lama dan baru TNGHS
51
Gambar 3.14
Rancangan zonasi wilayah TNGHS
52
Gambar 3.15
Wilayah
TNGHS
(batas
coklat)
dan
zona
53
Diagram alir tata cara penentuan batas wilayah
57
tradisional (batas merah muda) Gambar 4. 1
Kasepuhan Ciptagelar secara adat Gambar 4. 2
Overlay peta wilayah Ciptagelar & TNGHS dengan citra Landsat
ix
58
DAFTAR TABEL Tabel 4. 1
Keuntungan dan kerugian tata cara adat dalam penentuan batas wilayah adat
x
61
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Abah
: orang yang dianggap tua dan dituakan.
Ajeng
: tempat menyimpan alat musik dan alat kesenian tradisional.
Anom
: muda.
Balai PPA
: Balai Perlindungan dan Pelestarian Alam.
Baris Kolot
: penasehat ketua adat Kasepuhan Ciptagelar/orang yang dituakan dalam Kasepuhan Ciptagelar.
Bengkong
: dukun sunat.
Buhun
: tua.
Imah gede
: rumah adat yang berfungsi sebagai tempat penerima tamu.
Juru sawer
: petugas keamanan atau ronda.
JICA
: Japan International Corporation Agency
Kasepuhan
: sebuah komunitas adat yang berupa kesatuan adat dan memiliki sistem pemerintahan adat.
Kolot girang
: ketua adat.
Kolot lembur
: perwakilan kasepuhan di tiap kampung.
Lemah gunting
: pertemuan dua sungai kecil.
Lesung
: tempat menumbuk padi.
Leuit
: tempat menyimpan padi, lumbung padi.
Leuit si Jimat
: lumbung padi bersama milik adat.
Leuweung
: hutan.
Leuweung tutupan : wilayah hutan di Kasepuhan Ciptagelar yang sama sekali tidak boleh dimasuki dan diganggu oleh manusia. Leuweung titipan
: wilayah hutan di Kasepuhan Ciptagelar yang tidak boleh dimasuki oleh penduduk adat dan tidak boleh dipakai kayunya kecuali untuk keperluan adat.
Leuweung garapan : wilayah hutan di Kasepuhan Ciptagelar yang terbuka untuk aktivitas masyarakat dan keperluan adat serta boleh dimanfaatkan hasil hutannya untuk keperluan apapun.
xi
Mabeurang
: dukun bayi.
MoU
: Memorandum of Understanding
Pamali
: hal-hal yang dilarang/pantangan.
Pamatangan
: gundukan tanah atau jalan kecil yang biasanya terletak di tengah ladang/sawah.
Pancer pangawinan : sebutan
untuk
keturunan
masyarakat
Kasepuhan
Ciptagelar. Paninggaran
: petugas yang memagari lahan pertanian secara gaib dari serangan hama.
PPBD
: Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Daerah
Seren taun
: tradisi pesta panen tahunan dalam rangka ucapan syukur kepada Sang Maha Pencipta atas panen yang dihasilkan.
Sesepuh
: orang yang dituakan.
Sirah cai
: hulu dari sebuah mata air.
TNGHS
: Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
UUPA
: Undang-Undang Pokok Agraria
Wangsit
: bisikan atau imbauan gaib yang berasal dari leluhur atau nenek moyang.
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kesimpulan Hasil Wawancara
72
Lampiran 2
Peta Wilayah Kasepuhan Ciptagelar dan TNGHS
82
xiii