Andaikata aku boleh mimpi ttg Jogja yang kucinta Mari kita bermimpi ttg Jogja kita Orang bilang tak akan pernah tercipta apa-apa tanpa lebih dulu ada mimpi dalam diri kita. Rupanya ada banyak orang yang tak pernah purnya mimpi dalam hidupnya. Atau punya mimpi namun masih mimpi-mimpi pribadi. Tuilisan ini dimaksudkan untuk menawarkan sebuah kemungkinan untuk mimpi bersama. Mimpi tentang Jogja sebagai kota dan sebagai daerah istimewa. Keduanya berbeda namun tidak terpisah. Jogja sebagai daerah istimewa termasuk kota jogja sebagai pusat bangunan budaya nya orang jogja. Sebab di Jogja kita ketemukan sebuah pusat budaya Jawa yang istimewa. Budaya yang terbangun lewat tradisi budaya kerajaan besar Jawa, kerajaan Mataram. Bahkan bahasa Jawa seakan identik dengan bahasa Jogja. Bagaimana kita dapat bermimpi dan mengenai apa ktia bermimpi?
Tapi apa yang kini sedang terjadi di dan dengan Jogja? Dari Jogja pula wawasan nusantara ini cukup istimewa sebagai kota Kota Jawa: Orang Jogja : yang ramah, lemah lembut budi bahasanya, lagi murah hati Maka segala perilaku orang yang tinggal di Jogja harus dijauhkan dari semua yang berlawanan atau mengancam impian sebagai Kota Jawa. Kota budaya: Jogja ini kaya sekali akan budaya. Maka baik kalau dikembangkan kebudayaan jogja Ada gedung untuk pentas budaya, dan musium untuk peninggalan budaya.
Kota Pelajar: Ini sudah jelas. Kalau orang mau mencari ilmu, sebaiknya pergi ke kota Jogja. Ini berarti iklim untuk belajar sungguh didukung semaksimal mungkin. Orangtua yang melepas anaknya untuk belajar di Jogja ini merasa aman. Ancaman paling besar sebagai kota pelajar adakan napza. Maka Jogja harus keras terhadap napza!
1
Kota Wisata: Bali bisa hidup dan mensejahterakan penduduknya dengan pariwisata. Kalau kita punya mimpi pasti bisa. Wisata ini bisa dalam kota dan sekitar Jogja. Untuk itu sarana-sara pendukung harus dimulai dikembangkan. Pilihan prioritas harus dilakukan. Untuk ini yang berwenang mesti berani mengambil putusan, Asal visi dan missinya jelas akan didukung oleh banyak pihak, Kalau ada yang belum sevisi, pelan-pelan dijalani. Banyak orang hidup tanpa visi, sehingga sulit melihat visi. Tetapi kalau sudah mengalami biasanya dengan senang akan mengerti bahkan memuji. Pilihan itu mestinya jatuh pada: Malioboro: Jadikan Malioboro sebagai tujuan wisata. Untuk itu perlu disediakan apa apa saja yang mendukung pariwisata. Pertama dan utama rasa aman dan krasan berada di Malioboro sepanjang waktu: pagi siang, sore, malam. Maka segala bentuk preman formal maupun informal harus tidak dimungkinkan hidup di Malioboro. Kesatuan pada pengusaha dan PKL kiranya dapat diajak kerjasama agar tidak ada harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sehingga merugikan konsumen dan akhirnya merugikan penjual juga. Buat dan beri kenangan manis untuk dibawa pulang para pengunjung Jogja bukan dengan barang yang mereka beli, atau mereka lihat, tapi dengan pengalaman indah bahwa mereka merasa menjadi manusia karena perlakuan sopan, santun, ramah, murah senyum, sedia menolong. Untuk itu sebaiknya Malioboro hanya diperuntukkan bagi semua pejalan kaki. Semua kendraaan, bahkan tidak bermotor jangan lewat Maliorobo. Disediakan tempat parkir yang memadai Disediakan pangkalan becak dengan sopir yang berbudaya. Disediakan semua barang souveninr. Jajanan pasar, jajanan tarap lokal, nasional internasional., jalan Mailoboro jadi arena ekspresi untuk para seniman dan budayawan. Jalur lambat dapat dijadikan restoran/makanan non peremanen, sepanjang hari. Lampu penerangan cukup dan memadai, arena pertunjukan seni budaya ada di sekitar malioboro. Mulai seni ketoprak, sampai seni opera etc. Paket-paket budaya dapat digelar secara periodik.
2
Kraton: sebagai pusat kebudayaan Kraton dijadikan aset untuk selling point yang mendatangkan wisatawaan. Penghasilan dapat dimiliki oleh kraton atau penghasilan Jogja. Buat wadah para seniman dan budayawan; Jawa khususnya. Kesenian tradisional seperti jatihan, ledek, topeng monyet, digelar di sana. Untuk membantu kelestarian kraton, dipercayakan ke perusahaan tertentu untuk melestarikan misalnya gedung, apa yang mana, selama berapa lama.Dibuat aturan dan sistem, sponsor itu akan dituliskan di mana, berapa ukurannya dst.
Wisata Code: Mungkin perlu dibuat dam pendek tujuannya untuk memungkinkan orang bisa praon atau mancing di code. Orang dapat berwisata air antara GondolayuPasar Telo. Atau restoren pinggir code yang aman, nyaman. Kecuali Malioboro, di sepanjang Code adalah arena pejalan kaki, menikmati Jogja di waktu malam. Dan tetap ada akses kalau kali code banjir. Gimana caranya, ada banyak ahli dapat dimintai pendapat dan usulan untuk ini. Orang di pinggir code diajak untuk membuka toko kecil sesuai selera turis. Kedai-kedai kopi dan makanan khas jogja. Penerangan di sepanjang code mesti, tetapi yang lebih penting ialah keamanan turis yang berjalan di seputar cote di waktu malam. Di mana-mana, di buku brosur ditulis: jangan makan di mana tidak memasang daftar harga. Jangan naik taksi yang tidak sedia pakai argo. Brosur untuk turis mudah ditemukan di tempat-tempat informasi: misalnya tempat yang baik untuk dikunjungi, jadwal KA dan pesawat, taksi dan bis umum etc.Wisata code: Mungkin perlu dibuat dam pendek tujuannya untuk memungkinkan orang bisa praon atau mancing di code. Orang di pinggir code diajak untuk membuka toko kecil sesuai selera turis. Kedai-kedai kopi dan makanan khas jogja. Penerangan di sepanjang code mesti, tetapi yang lebih penting ialah keamanan turis yang berjalan di seputar cote di waktu malam. Di mana-mana, di buku brosur ditulis: jangan makan di mana tidak memasang daftar harga. Jangan naik taksi yang tidak sedia pakai argo. 3
Brosur untuk turis mudah ditemukan di tempat-tempat informasi: misalnya tempat yang baik untuk dikunjungi, jadwal KA dan pesawat, taksi dan bis umum etc. Jalan Wisata: Malioboro
Argo Taksi Salah satu yang mengganggu kenyamanan turis adalah transportasi umum . Untuk itu bisa menyangkut pemberlakuan argo taksi dan sebagian ongkos becak. Lebih baik wiasatawan merasa senang karena murahnya, lalu mereka akan memberi tips, daripada harus bayar mahal dan berhenti setelah sekali pakai.
Lesehan Malioboro Sudah terlalu sering dikritik, tetapi seakan tidak pernah dengar atau tidak mau dengar. Semua ini harus ditertibkan demi Jogja, maka misalnya yang tidak mau pasang tarif, silakan bayar pajak mahal. Mereka juga harus belajar fair, dan menghargai konsumen. Kendaraan bermotor Malioboro Kebersihan Kota: got dan riol Penduduk harus mulai dibiasakan untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat. Pemerintah atau tender swasta dapat ditawari untuk membangun got dan dibuang ke kali yang membelah kota jogja?.
Lampu Jalan Lampu di jalan diperlukan untuk penerangan tetapi lebih-lebih untuk membuat rasa aman yang tinggi di antara para warganya. Napza Sebaiknya yang berwenang tegas terhadap Napza. Jangan sampai para pelajar di Jogja jadi sasaran dan kurbannya.
4
Kekhasan Jogja: gudeg, batik, adat/pakai Jawa Jadikan wisata sebagai aset Jogja. Untuk itu harus berani menjual, mengiklankan. Tetapi bagaimana mengiklankan kalau tawaran yang kita punya terlalu mahal yang harus dibayar. Misalnya keamanan, penipuan, dll. Potensi Jogja sebagai kota pelajar dapat diberdayakan dengan mengembangkan seni menjadi guide. Bagaimana menjual jasa, lebih daripada menjual barang. Semakin maju sebuah negara ternyata yang terjadi bukan jual beli barang, tetapi jual beli jasa. Mari kita benrtuk dewan kota pariwisata. Semacam dewan swasta yang siap mendukung kinerja pemerintah. Mari kita garap bersama kota Jogja jangan hanya diserahkan kepada pemerintah. Terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan pemerintah, dan kadang belum siap mengikuti jaman. Di mana-mana orang sudah pakai komputer, masih banyak mengetik pun nunak-nunuk. Mari kita usahakan agar ada polisi, pemandu pariwisata yang bermental internasional.. Siap melayani para turis, dan bukan memanfaatkan para turis. Ada tour agency yang siap melayani dengan fair tanpa penipuan. Jangan semua ini dibebankan pada pemerintah. Ini adalah tanggung jawab kita semua. Sebab kita belum dapat mengandalkan para wakil rakyat yang sungguh mewakili rakyat. Kita belum bisa mengharapkan bahwa mereka memikirkan serius bagaimana mengembangkan kota, Mari kita buat transportasi murah meriah, dan terutama aman untuk siapa saja. Di banyak kota lain yang lebih kecil, ada kendaraan umum operasi di malam hari, malah di jogja belum atau tidak ada. Magelang,. Solo misalnya. Dan jogja??? Kalau transportasi umum berjalan lancar dan aman tidak perlu lagi budaya punya motor sendiri menjadi model. Ini membebani orangtua. Masalah polusi masalah parkir semua jadi masalah. Di negeri cina dan di Belanda ada nanyak orang naik sepeda. Murah, aman dari kecelekaan, anti polusi dan sehat.!
YR Widadaprayitna, SJ Jogja, 25 Maret 2001. 5