Adi Murtantiyo. F 29.1300. Hubungan Fluktuasi Muka Air Saluran dan Muka Air Tanah di Daerah Persawahan Pasang Surut, Saleh Agung, Sumatera Selatan. Dibawah bimbingan Ir. H Aris Priyanto, MAE.
RINGKASAN Ekstensifikasi pertanian Indonesia dewasa ini adalah memanfaatkan daerah rawa yang memiliki banyak keterbatasan. Daerah rawa dibedakan menjadi rawa pasang surut dan daerah rawa non-pasang surut (PU. 1981), dari dua tipe rawa tersebut memiliki kendala manajemen air. Rawa pasang surut dibedakan lagi menjadi 4 katagori, berdasarkan genangan aimya, yaitu tipe A, B, C, dan D, selalu tergenang baik pasang besar maupun pasang kecil, hanya tergenangi apabila terjadi pasang besar, tidak tergenangi dengan kedalaman muka air tanah kurang dari 50 cm, dan tipe D tidak tergenangi dengan muka air tanah lebih besar dari 50 cm. Selain keterbatasan pengelolaan air, daerah rawa memiliki sifat fisik dan kimia yang kurang menguntungkan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah mendapatkan hubungan antara fluktuasi muka air saluran dan fluktuasi muka air tanah pada daerah persawahan pasang surut dan pengelolaan airnya. Penelitian dilakukan di lokasi persawahan pasang surut Desa Saleh Agung, Kab. Musi Banyuasin, Surnatera Selatan, pada bulan Oktober 1996. Faktor-faktor yang diperhatikan untuk mencari hubungan fluktuasi rnuka air saluran dan muka air tanah adalah sifat fisik tanah di lahan persawahan, keadaan klimatologi, keadaan pasang surut saluran irigasi dan fluktuasi muka air tanahnya. Lahan di lokasi penelitian tergolong rawa pasang smut tipe C dengan kedalaman muka air tanah kurang dari 50 cm. Lokasi penelitian berada pada 1.3" LS dan 3" LU dengan garis bujur 103" BT, ketinggian daerah 1.75 m dpl sampai dengan 2.25 m dpl. Keadaan topografi ini mengakibatkan kelembaban rata-rata 73.5 % dengan suhu harian tertinggi 33O C dan terendah 26.5" C. Rata-rata curah hujan tahunan tinggi, sekitar 2400 mm, dengan bulan basah sepanjang 5 - 6 bulan dan bulan kering terjadi dari Juli sampai September. Lokasi penelitian memiliki kedalaman lapisan kedap sekitar 90 cm dari permukaan (1.10 m dpl). Jenis tanah daerah permukaan liat berdebu (silty clay), dengan diameter pori antara 61 pm sampai dengan 328 pm, sehingga termasuk dalarn katagori pori mikro, dimana air akan lambat dilepaskan pada keadaan kering. Total porositas tanah adalah 47.5 % dengan pori kapiler 44.8 % dan ruang pori non kapiler 2.7 %. Kemznpuan tanah menahan air adalah 8.1 %, nilai ini akan mempengaruhi kecepatan infiltrasi air. Dengan keadaan demikian, laju infiltrasi di lokasi dinotasikan f = 0.77917 t -0.5 - 0.07342 dan infiltrasi komulatif F = 1.55834 t 0.5 - 0.07342 t. Dengan notasi tersebut di atas kemampuan air naik karena pengaxuh kapiler tanah adalah 1 90 cm di atas muka air tanah, apabila mengacu pada dasar infiltrasi untuk
tanah tipe silty clay, kemampuan kapiler tanah lebih lebih kecil, yaitu kurang dari 60 cm. Kemampuan tanah menyimpan ketersed~aan air 12.2 mmJ30 cm daerah perakaran , memberi pengamh pada curah hujan yang benar-benar dimanfaatkan ole11 tanaman yaitu 64.6 mrnrbulan sampai dengan 183.3 mm/bulan. Curah hujan yang mempengaruhi kenaikkan muka air tanah sebesar 9.2 mm/hari, pada keadaan lengas tanah antara 46.3 % sampai dengan 49.2 %. Muka air tanah akan berkurang apabila terjadi hari kering panjang. Evapotranspirasi pada bulan kering dapat menurunkan muka air tanah 0.102 mm/hari, sehingga pada bulan kering penurunan muka air tanah sebesar 3.1 cm. Fluktuasi ambang luar Sungai Musi, mempengaruhi fluktuasi muka air saluran, pasang surut terjadi secara semi diurnal dengan periode ulang kurang lehih 24 jam. Pengaruh ambang l u x ke saluran tersier adalah 30 cm untuk arnplitudo fluktuasi maksimum. Fluktuasi tersebut akan mempengamhi tinggi muka air tanah apabila tinggi muka air saluran dipertahankan. Muka air tanah yang terpengaruh bervariasi tergantung selang waktu penahanan tinggi muka air saluran. Muka air saluran dipertahankan selama 1 hari mengakibatkan penambahan muka air tanah sejauh 50 cm dari saluran, berturut-turut 4 hari 100 cm, 7 hari 150 cm,14 hari 200 . Kecepatan aliran horisontal berpengaruh kecil terhadap fluktuasi muka air tanah, ha1 ini diketahui karena pada jarak 50 cm kecepatan alirannya 0.183 cm2/hari. Pengaruh yang kecil dari fluktuasi muka air saluran terhadap fluktuasi muka air tanah, dan terjadinya penurunan drastis muka air tanah karena tinggi muka air saluran berkurang, maka pengelolaan air di daerah pengamatan adalah mempertahankan tinggi muka air saluran. Penurunan drastis tinggi muka air tanah terjadi karena kandungan air di lapisan material hilang akibat tinggi muka air saluran lebih rendah dari 1.2 m dpl. Cepat lambatnya kehilangan air tergantung dari jenis bahan materialnya, semakin porus kehilangan air semakin cepat. Selain mempertahankan tinggi muka air tanah, fungsi dari pengelolaan jaringan irigasi daerah rawa pasang sumt adalah memperbaiki kualitas lahan, baik secara fisik maupun kimia. Tanah daerah rawa memiliki kualitas kurang baik, biasanya terdapat lapisan tanah sulfat masam yang tidak boleh terjadi oksidasi. Untuk mempercepat pencucian lallan sulfat masam dilakukan drainase dangkal di lahan persawahan dengan jarak 25 m, berdimensi 40 cm untuk lebar dasar, 55 cm untuk lebar atas dan kedalaman 30 cm. Pengelolaan air di tingkat petani harus didukung perawatan jaringan irigasi sepetti pintu, kebersihan jaringan, dan kondisi fisik jaringan
HUBUNGAN FLUKTUASI MUKA AIR SALURAN DAN MUKA AIR TANAH
DI DAERAH PERSAWAHAN PASANG SURUT DESA SALEH AGUNG, PETAK SEKUNDER P-8/3N DAERAH IRIGASI SALEH, SUMATERA SELATAN
Oleh: AD1 MURTAh'TIYO
I? 29.1300
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada JURUSAN MEKANISASI PERTANIAN Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
1997
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN HUBUNGAN FLUKTUASI MUKA AIR SALURAN DAN MUKA AIR TANAH DI DAERAH PERSAWAHAN PASANG SURUT DESA SALEH AGUNG, PETAK SEKUNDER P-813N DAERAH IRIGASI SALEH, SUMATERA SELATAN SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada JURUSAN MEKANISASI PERTANIAN Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh: AD1 MURTANTIYO
F 29.1300 Dilahirkan pada tanggal 19 Mei 1973 di Temanggung
Tanggal Lulus:
2/7AtO> 17731
KA'I'A YENGAN'I'AR Segala puji dan syukur senantiasa dipaniatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas berkat, rahtnat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan di Desa Saleh Agung, h4usi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang dimulai bulan Oktober 1996. Pada kesempatan ini, penulis rnengucapkan terima kasih kepada : I . Ir H Aris Priyanto, MAE, selaku dosen pembimbing, yang telah mengarahkan
penulis sebelum dan pada penyusunan tulisan ini. 2. lr Prastowo M.Eng, yang memberikan kesempatan dan saran dalam
penyusunan tulisan ini 3. Bp Sri Busowarno, staf Departemen PU, yang telah memberikan kemudahan
fasilitas selama penulis di Lapang 4. Kepala Desa Saleh Agung dan warga yang telah membantu penulis selama di
lapang. 5. Seno Adi Pnyono, yang sangat membantu penulis selama proses penyelsaian
tulisan. 6. Teman -teman satu jurusan, warga YYZ, kakak kelas MP yang tidak dapat
penulis sebut satu persatu, Terima kasih terbesar penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu yang sabar dan selalu mendoakan penulis untuk segera menyelesaikan tulisan ini, kakak, dan adik yang selalu mengingatkan penulis untuk tidak berlama-lama melamun. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan, harapan penulis semoga bermanfaat bagi pembaca. Bogor, Mei 1997 Penulis