TABLOID
Berita Kota
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
Berita Kota
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
Presiden Jokowi Resmikan Pasar Manis Ribuan masyarakat Purwokerto, Banyumas menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo, Rabu (4 Mei 2016). Kedatangan Jokowi ke Purwokerto dalam rangka peresmian Pasar Manis. Presiden Joko Widodo tiba di Banyumas, setelah terbang menggunakan helikopter Super Puma TNI AU dari Pangkalan TNI AU Adi Sutjipto, Yogyakarta dan tiba di helipad Sekolah Polisi Negara Banyumas, sekitar pukul 10.15 WIB. Disambut pejabat setempat, Presiden lalu menaiki mobil RI-1 dan meluncur menuju Pasar Manis. Begitu tiba di Pasar Manis Purwokerto, Presiden Jokowi lebih dulu menemui warga yang berkerumun di pinggir jalan, lalu masuk ke dalam pasar. Presiden tampak disambut Menteri Perdagangan Thomas Lembong. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa dia sudah mengunjungi NTB dan Papua pada minggu lalu, untuk meresmikan be-
berapa pasar. Begitu juga saat ini. Kepada para pedagang, Jokowi berpesan agar kebersihan pasar dijaga, lantaran pasar ini dipergunakan untuk kebutuhan masyarakat dengan waktu yang lama. Jokowi juga mengatakan akan mengecek lagi pasar beberapa waktu ke depan. Setelah selesai memberi sambutan Presiden secara simbolik memberikan celemek kepada ibu-ibu pedagang sebagai tanda dibukanya pasar, dilanjutkan dengan pemotongan pita. Presiden Jokowi selanjutnya meninjau suasana pasar yang dibangun kurang dari setahun tersebut. Presiden pada kesempatan itu berbincang ramah dengan para pedagang sambil menanyakan dagangan yang dijual. Usai mengunjungi pasar Presiden Jokowi dan rombongan pun meningga lkan Pasar Manis untuk meneruskan Kunjungan ke Kebumen.//ipung
Susunan Redaksi TABLOID
Ketua Yayasan : Sukarno Pimpinan Umum : Suparjo Pemimpin Redaksi: Ipung Sutrisno Redaktur Pelaksana: Widodo Mei Dwi Aryanto Staff Redaksi: Reporter Cilacap:Heru Purwanto Reporter Banjarnegara:Achmad Razuar , Reporter Purbalingga:Iwan Saefulloh Reporter Banyumas: War! m Fotografer : Antonius Sony
Alamat Redaksi: Jln. Yosodarmo No. 7 Purwokerto‐53151 Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Telp: 0281‐7502617 Penerbit: Yayasan PAMOR GARUDA NUSANTARA
WARTAWAN “TABLOID PAMOR” DIBEKALI DENGAN ID CARD YANG DISAHKAN OLEH PIMPINAN REDAKSI WARTAWAN TABLOID PAMOR TIDAK MENERIMA IMBALAN APAPUN DALAM SETIAP PELIPUTAN
3
Berita Kota
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
‘
Penanggulangan Kemiskinan Jadi Prioritas utama RPJMD Purbalingga
Purbalingga - Penanggulangan kemiskinan masih menjadi prioritas utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Purbalingga 2016-2021. Prioritas ini dikarenakan masih banyaknya penduduk miskin di Purbalingga. Dari data Sensus Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2014 di Purbalingga masih terdapat 19.75 persen kemiskinan. Dari data tahun 2010 angka kemiskinan sebesar 24,58 persen. Penurunan yang signifikan ini ternyata angka kemiskinannya masih menempati peringkat ke 5 se-Jawa Tengah. Bupati Purbalingga saat memaparkan RPJMD pada Rapat Paripurna Dewan, Senin (30 Mei 2016) lalu mengatakan, kompleksitas permasalahan kemiskinan menyebabkan upaya penanggulangan harus dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu dan berkelan-
jutan. Upaya penangulangan kemiskinaan harus mampu menyentuh akar penyebabnya. Pembangunan infrastruktur menjadi prioritas kedua dalam RPJMD 2016-2021. Ketersediaan infrastruktur secara langsung dan tidak langsung akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Jalan, jembatan, prasarana pemukiman, irigasi, serta sarana pelayanan sosial mutlak dibutuhkan. Moda transportasi massal yang cepat seperti tranportasi udara bisa menjadi solusi untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah di Purbalingga. Untuk itu Pemda Purbalingga terus mendukung terwujudnya pengembangan Lanud Wirasaba menjadi bandar udara komersil. Sedangkan yang menjadi prioritas ketiga tentang pembangunan ekonomi kerakyatan, yakni dengan peningkatan pemerataan pendapatan
perkapita masyarakatnya. Pendapatan perkapita tahun 2014 sebesar Rp 15,95 juta, masih tertinggal rata-rata pendapatan perkaipta Jawa Tengah sebesar Rp 27,61 juta dan Nasional sebesar Rp 41,82 juta. Sehingga kebijakan yang perlu diambil dengan peningkatan produktifitas dan daya saing
sektor ekonomi di segala bidang. Pengembangan investasi harus diarahkan pada pengembangan industri padat karya dan ramah lingkungan. Prioritas keempat yakni pembangunan manusia yang meliputi akses kesehatan, akses pendidikan, pagan, perumahan sehat dan layak serta fasilitasi
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
sanitasi dan air minum. Pembangunan manusia diharapkan dapat meningkatkan kualitas manusia yang bermartabat. Sementara pembangunan berwawasan lingkungan menjadi prioritas kelima dan tata kelola pemerintahan menjadi prioritas keenam dalam RPJMD 2016-2021.
Jalin Kekompakan, Gelar Outbond di Goa Lawa Purbalingga - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, menggelar outbond di obyek wisata Goa Lawa, Jum’at (20 Mei 2016) lalu. Sebelum kegiatan outbond, dilakukan pertemuan rutin DWP dan sekaligus ramah tamah dengan karyawan-karyawati Dinbudparpora. Pertemuan tersebut bukan saja pertemuan rutin biasa, namun lebih istimewa karena sekaligus pertemuan gabungan dengan para suami, serta karyawan dan karyawati Dinbudparpora. Ung4
kap Ketua DWP Dinbudparpora, Ny Harsini Subeno, S.Pd, M.Si. Usai pertemuan di aula obyek wisata berhawa sejuk di kaki Gunung Slamet itu, para anggota Dharma Wanita dan karyawati berbaur bersama mengikuti outbond yang dipandu oleh Aris Widianto dari Vertical Indonesia. Permainan outbond ini selain sebagai refreshing, juga sekaligus menjalin kekompakan sesama anggota Dharma Wanita. Sementara itu Aris Widianto dengan penuh semangat memberikan berbagai permainan yang menarik dan mampu memecahkan
suasana. Para peserta tampak lepas dan fokus untuk mengikuti berbagai permainan yang disajikan. Aris menambahkan, melalui outbond ini, anggota Dharma Wanita bisa melatih rasa percaya diri, membangun kerjasama dan kepercayaan satu sama lain, serta membangun pribadi yang pantang menyerah. Sementara Kepala Dinbudparpora Purbalingga, Drs Subeno, SE, M.Si mengatakan, pihaknya menyampaikan terima kasih dan kerjasama kepada anggota Dharma Wanita, khususnya dalam hal mendorong
kedisiplinan para suami dalam bertugas. Kedisipl i n a n p a r a karyawan menjadi sukses bersama dalam menjalankan tugas sehari-hari di dinas. “Apel kerja di dinas, rutin dan selalu diikuti penuh oleh para karyawan. Ketika sidak apel pagi oleh Wakil Bupati beberapa hari lalu, karyawan Dinbudparpora hadir 100 persen. Tanpa ada sidak-pun kami tetap berusaha disiplin. Apel ini menjadi kewajiban. Kedisiplinan ini tidak lepas dari peran ibu-ibu anggota Dharma Wanita dalam mendorong suaminya bekerja lebih baik,” kata Subeno.
Berita Kota
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
Pelaku Desa Wisata Temanggung Belajar ke Deswita Panusupan
Purbalingga – Sebanyak 50 orang pengelola desa wisata dan kepala desa di Kabupaten Temanggung, Selasa (24 Mei 2016) lalu berkunjung ke desa wisata (Deswita) Panusupan, Kecamatan Rembang. Mereka belajar tentang manajemen pengelolaan desa wisata dan sekaligus strategi marketingnya. Rombongan diterima di Umah Gede’ Desa Panusupan oleh Pengelola Pokdarwis Ardi Mandala Giri dan Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si. Ketua rombongan yang juga Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Kabupaten Temanggung, Supratmantoro mengatakan, pihaknya memilih lokasi studi banding ke Purbalingga karena perkembangan desa wisata di Purbalingga sangat pesat. Pemkab Purbalingga, kata Supratmanto, dinilai serius mengembangkan desa wisata sehingga mampu menggerakan perekonomian masyarakat di desa. Supratmanto juga mengatakan, kami mencermati pertumbuhan dan perkembangan desa wisata di Purbalingga, lumayan pesat dibanding di Temanggung. Oleh karenanya, kami datang ke Purbalingga, khususnya di Desa Panusupan, untuk belajar secara langsung manajemen pengelolaan desa wisata dan strategi pemasarannya. Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata
Dinbudparpora Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, pengembangan desa-desa wisata di Purbalingga terus dipacu dengan melibatkan berbagai pihak dan SKPD (Satuan kerja Perangkat Daerah) terkait. Dinbudparpora, tidak akan mampu berjalan sendiri tanpa dukungan SKPD lain seperti Bappeda yang menyiapkan anggaran, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) yang mendukung pembangunan infrastruktur menuju desa wisata, dan SKPD lain yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia serta pengembangan desa wisata. Kebijakan Pemkab Purbalingga dibawah kepemimpinan Bupati Tasdi dan Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, untuk mengembangkan desa wisata secara tegas tertuang dalam misi pembangunan kelima, yakni menggerakan perekonomian masyarakat yang berbasis pariwisata. Dengan political will yang tegas dibidang pariwisata ini, maka warga masyarakat yang ingin mengoptimalkan potensi desanya sebagai desa wisata merasa didukung dan termotivasi. Prayitno menambahkan, kepedulian Pemkab Purbalingga dalam mengembangkan desa-desa wisata yang saat ini ada 15 desa, antara lain dengan pemberian stimulan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) sebesar Rp 1 miliar untuk lima desa pada tahun 2015, dan Rp 800 juta pada tahun 2016 ini juga untuk lima desa.
Selain itu, juga penempatan tenaga fasilitator pendamping desa wisata di lima desa, serta sejumlah pelatihan untuk peningkatan sumberdaya manus i a d a n k u n j u n g a n studi komparatif ke desa wisata di luar Jateng yang dinilai lebih maju. Sementara Ketua Pokdarwis Ardi Mandala Giri Yanto Supardi mengatakan, pengembangan desa wisata di desanya tidak terlepas dari dukungan semua pihak, baik dari Dinbudparpora Purbalingga yang selalu melakukan pendampingan, dan dukungan penganggaran dari Bappeda, serta dukungan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Provinsi Jawa tengah. Sementara peran kepala desa lebih untuk menjembatani antara Pokdarwis (kelompok sadar wisata) dengan SKPD di Jajaran pemkab Purbalingga. Yanto menambahkan, deswita Panusupan saat ini mengelola enam daya tarik wisata, antara lain wisata religi Ardi Lawet, jembatan cinta, susur sungai, taman Srimbar Jaya, wahana outbound Wana Tirta dan curug Pesantren, serta sejumlah daya tarik seni budaya seperti seni Dayakan, lengger lanang, Rodat, kuda lumping dan kothekan lesung. Wisatawan yang datang bisa membeli paket kunjungan wisata dengan menginap di homestay, atau bisa juga mengunjungi daya tarik wisata baik wisata alam, dan religi. 5
Berita Kota
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
Dandim 0703 Cilacap Pimpin Upacara Penutupan Pelaksanaan TMMD Tahap 1 Tahun 2016 TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
Cilacap - TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap I tahun 2016 di wilayah Kabupaten Cilacap, secara resmi ditutup Komandan Kodim (Dandim) 0703/Cilacap, Letkol Inf Deni Gunawan SE, Senin (23 Mei 2016), di halaman SD Negeri Mandala, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah. Upacara penutupan kegiatan TMMD Sengkuyung Tahap 1 tahun 2016 yang bertajuk “Dengan Semangat Kemanunggalan serta Kerjasama Lintas Sektoral dan Lintas Komponen Bangsa, Kita Wujudkan Percepatan desa Membangun Indonesia Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat”, diikuti peserta dari berbagai unsur, seperti satgas, satuan dari TNI, Polri dan Pemda, serta unsur pendukung yakni Polhut, ormas, mahasiswa dan pelajar serta masyarakat Desa Mandala. Turut hadir dalam upacara penutupan tersebut, Wakil Bupati Cilacap, Akhmad Edi Susanto, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Cilacap, Pama Korem 071/WK, Kapten Kav Ajar Haribowo SH, Ketua DPRD Kabupaten Cilacap, Taufik Nurhidayat, pra kepala SKPD di lingkungan Pemkab Cilacap, BUMN/BUMD, Forkopimcam Jeruklegi, PKK Kabupaten Cilacap, Persit KCK Cabang XVIII Kodim 0703/Cilacap, Jalasenastri Lanal Cilacap, Bhayangkari, kades se-Kecamatan Jeruklegi, tokoh masyara6
kat, dan tokoh agama. Dalam laporannya, Pasiter Kodim 0703/Cilacap, Kapten Inf Tugirun memaparkan, kegiatan TMMD tahap pertama yang dilaksanakan selama 21 hari dengan sasaran fisik pembangunan pengerasan jalan dengan panjang 1.100 meter x lebar 3 meter. Lebih jauh Tugirun menjelaskan, selain pengerasan jalan, pelaksanaan TMMD juga membuat jalan makadam dengan panjang 400 meter x lebar 2,5 meter, jalan makadam dengan panjang 205 meter x lebar 2,5 meter, pembangunan turap dengan volume 15 meter kubik, plesterisasi 15 unit rumah tidak layak huni (RTLH),
dan saluran air dengan p a n j a n g 4 3 , 5 0 m e t e r. Sementara untuk sasaran kegiatan nonfisik yang telah dilaksanakan meliputi pengobatan gratis, pengobatan ternak, pelayanan KB kesehatan, pembuatan kartu kuning, akta kelahiran di bawah umur 1 tahun, penyuluhan bencana alam, bela negara, narkoba, dan penyuluhan PBB, pelatihan servis kendaraan sepeda motor ringan, pelatihan pembuatan pupuk, pengolahan industri kecil serta sosialisasi perda dan trantibummas. Tugirun berharap bantuan alat pertanian, alat olah raga, bantuan komputer, buku perpustakaan dan bantuan alat penge-
masan produk serta bantuan bibit ikan yang dibutuhkan oleh desa lokasi TMMD di wilayah Desa Mandala, Kecamatan Jeruklegi, bisa mendongkrak kesejahteraan masyarakat Desa Mandala. Dijelaskannya, TMMD tahap pertama menghabiskan anggaran sekitar Rp 340 juta yang bersumber dari anggaran APBD Provinsi sebesar Rp 180 juta dan APBD Kabupaten Cilacap sebesar Rp 160 juta. Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Dandim 0703/Cilacap, Letkol Inf Deni Gunawan SE, Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Jaswandi mengatakan, dengan telah berakhirnya kegiatan TMMD
ini, segala hasil pembangunan atau pengembangan sarana dan prasarana fisik yang telah dibangun, dapat dimanfaatkan secara maksimal serta dipelihara dengan baik oleh Pemda beserta segenap warga masyarakat di wilayah tersebut. Pangdam juga berharap hasil nonfisik berupa penyuluhan kesehatan, hukum, hak asasi manusia, pembekalan pengetahuan praktis, keagamaan, kejuangan, dan bela negara benar-benar dapat dipahami dan diterap k a n d a l a m kehidupan sehari-hari, sehingga mampu mendorong inovasi dan kreativitas masyarakat serta tumbuhnya r a s a c i n t a t a n a h a i r.
Berita Kota
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
Nyadran Nasi Penggel dan Filosofi Pete Purbalingga – Suara tembang kidung Panggel mulai menggema di pendapa balai desa Puspa Jaga, Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Kamis malam (19 Mei 2016) lalu. Dipandu salah seorang warga, Sumerji (49), prosesi Nyadran Bareng malam itu pun dimulai. Ratusan warga dan tamu undangan tampak khidmat memenuhi pendapa itu. Sementara di salah satu sudut pendapa, nasi penggel lengkap dengan lauk pauknya siap dibawa dan diarak menuju Mesjid Sayyid Kuning, sekitar 600 meter dari balai desa tersebut. Usai kidung Panggel dinyanyikan dengan iringan musik gamelan, kepala desa setempat Budi Triwibowo menyerahkan satu takir nasi Paggel lengkap dengan lauk pauknya kepada salah seorang
warga, Suryanto. Penyerahan nasi itu sebagai pertanda diimulai kirab nasi Panggel. Nasi penggel dibuat pulen dan dibuat seperti menggunung yang dilengkapi dengan lauk pauk. Simbol nasi Panggel sebagai ungkapan agar tetap ingat kepada Gusti Allah. Panggel memiliki arti pangeling-eling lebeting penggalih, pengingat didalam hati kita bahwa ada sang Pencipta Lauk pauk yang ada juga memiliki makna tersendiri. Srundeng dari kelapa misalnya, melambangkan bahwa manusia harus bisa memberi warna dalam komunitasnya. Srundeng akan membuat makanan menjadi enak, dan gurih. Seperti halnya manusia, agar bisa memberikan warna dalam kehidupan bermasyarakat yang baik. Kemudian, ada pete dan jengkol yang
dipotong-potong kecil. Makanan itu melambangkan sebagai kawula alit. Manusia hidup di dunia pada hakekatnya hanya manusia biasa, ibaratnya seperti kaum cepethe (tidak punya apa-apa). Semuanya tergantung kepada Gusti Allah. Semua yang melekat di dunia, akhirnya akan sirna. Jabatan dan kekuasaan juga akan tidak ada artinya, setelah manusia itu meninggal dunia. Satu pikul nasi Penggel itu kemudian diarak menuju mesjid Sayyid Kuning. Mesjid yang usianya lebih tua dari mesjid agung Demak, dan merupakan peninggalan Wali Songo. Arakarakan nasi penggel itu, diawali dengan obor yang dibawa anak-anak. Suasana desa tampak gelap. Semua lampu penerangan rumah warga dimatikan. Hanya penerangan obor yang menun-
tun langkah arak-arakan itu. Sesampainya di halaman mesjid Sayyid Kuning, nasi Penggel itu diletakan di pintu utama mesjid. Sejurus kemudian, sang kepala desa Budi Triwibowo menyerahkan simbol nasi Panggel dalam sebuah takir kepada imam masjid Sayyid Kuning, Sudi Maksudi. Imam mesjid itu kemudian mendoakan agar semua umat warga Desa Onje, dan tamu yang hadir diberikan keselamatan di dunia dan akhirat, serta diberikan rejeki yang secukupnya. Usai mendoakan kepada warga masyarakat, Maksudi mengajak kepala desa beserta perangkatnya serta tamu untuk mandi kungkum, di Jojok Pertelu, atau Kedung Pertelu. Kedung Pertelu merupakan pertemuan tiga Sungai yang menyatu di Desa Onje. Mandi berendam sebagai lambang agar manusia diberikan kebersihan jiwa maupun raganya. Prosesi mandi berendam itu di sungai yang berada tidak jauh dari mesjid Sayyid Kuning itu, dipandu oleh Maksudi. Ia awalnya menyiramkan air dalam satu gayung yang telah diberi bunga melati ke arah kepala. Setelah disiramkan, kemudian para perangkat desa dan tamu menuju air yang diyakini sudah bercampur dari tiga sungai. Usai prosesi mandi di sungai, para perangkat desa dan tamu kembali ke mesjid dan menikmati nasi penggel bersama secara kenduri. Nasi itu dimakan dengan daun jati sebagai alasnya. Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si yang diminta menyambut dalam acara itu mengungkapkan, tradisi Nyadran Bareng yang diawali mulai dari prosesi nasi panggel, hingga mandi di sungai serta makan kenduri bersama, merupakan kearifan tradisi lokal yang perlu terus dijaga. “Tradisi ini juga bisa dikemas sebagai daya tarik wisata, seperti halnya perayaan keagaman di pulau Bali,” katanya. 7
Berita Kota
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
Sapta Pesona Perkuat Daya Tarik Wisata Purbalingga - Gerakan sapta pesona sadar wisata tidak hanya dilakukan oleh pengelola sebuah daya tarik wisata, tetapi perlu dukungan semua pihak termasuk pelaku wisata dan masyarakat sekitarnya. hal tersebut diungkapkan Kepala Seksi Pengembangan Wisata Dinas kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Provinsi Jawa Tengah Ir Prambudi Traju Trisno, MM, M.Si pada acara gerakan sadar wisata melalui sapta pesona wisata di Obyek Wisata Air Bojongsari (Owabong), Purbalingga, Sabtu (14 Mei 2016) lalu. Aksi sapta pesona tersebut melibatkan lebih 300 orang yang terdiri dari pedagang kaki lima, pertugas parkir, karyawan, masyarakat sekitar Owabong, dan pelaku wisata dari desa-desa wisata, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), Saka Pariwisata, paguyubang Kakang Mbekayu Purbalingga (Kayulingga), dan kelompok masyarakat lain yang berkiatan dengan pariwisata. Kegiatan aksi itu dilakukan dengan kerja bakti massal di sekitar Owabong dan didalam kawasan Owabong. Acara dime8
riahkan dengan orgen tunggal dan thek-thek. Disebutkan Prambudi, destinasi wisata di Purbalingga semakin unik dan menarik untuk dikunjungi. Perkembangan pariwisata Purbalingga cukup menonjol di kancah Jateng. Apalagi, Purbalingga semakin membenahi desa-desa wisata sebagai daya tarik wisata baru, selain daya tarik wisata yang sudah ada. Sebagai destinasi wisata yang diperhitungkan di Jawa Tengah, lanjut Prambudi, Kabupaten Purbalingga perlu terus membangun mental masyarakat wisata melalui gerakan sadar wisata dengan mewujudkan sapta pesona wisata. Sapta Pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau wilayah. Dengan Sapta Pesona ini, masyarakat diharapkan menciptakan suasana indah mempesona dimana saja dan kapan saja, khususnya ditempat-tempat yang banyak dikunjungi wisatawan dan pada waktu melayani wisatawan. Dengan kondisi dan suasanan yang menarik dan nyaman, wisatawan akan betah tinggal lebih lama,
merasa puas atas kunjungannya dan memberikan kenangan yang indah dalam hidupnya. Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Drs Subeno, SE, M.Si mengatakan, Purbalingga memiliki cita-cita besar untuk menjadi destinawi wisata utama di Jateng. Purbalingga, ingin menjadi seperti di Bali, semua tempat menjadi tujuan wisata, tidak hanya lokasi daya tarik wisata saja. Subeno meminta, untuk menjadikan Purbalingga sebagai destinasi wisata utama, semua pihak yang terlibat di lokasi daya tarik wisata, baik pedagang, tukang parkir, petugas tiket, petugas kebersihan, penjual souvenir, masyarakat pelaku wisata harus tetap menyadari akan pentingnya sapta pesona wisata. Sementara itu juru kampanye aksi sapta pesona wisata, Supomo, S.Sos, M.Par terus meyakinkan pedagang, tukang parkir dan semua pihak agar s a d a r a k a n s a p t a p e s o n a w i s a t a .
Berita Kota
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
Jumlah Pendaki Gunung Slamet Naik Sepuluh Kali Lipat Purbalingga – Wisata minat khusus pendakian Gunung Slamet (3.428 m dpl), semakin diminati. Sekitar 4.100 pendaki dari berbagai kota di Jateng, Jabar, Jatim, Yogyakarta, dan Jakarta melakukan pendakian pada libur panjang akhir pekan lalu. Jumlah pendakian ini, naik sepuluh kali lipat dari hari biasa. Bahkan, diantaranya, ada pendaki dari India (2 orang), Romania (1) dan Australia (3 orang). . Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Drs Subeno, SE, M.Si mengungkapkan, dengan jumlah pendaki yang naik drastis ini menandakan jika wisata minat khusus pendakian ke Gunung Slamet, semakin diminati. Para peminat sebagian besar dari kalangan remaja hingga pemuda-pemudi. Mereka dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Jumlah pendaki ini juga melebihi pada saat pendakian saat HUT kemerdekaan RI dan pada pergantian tahun. Subeno disela-sela melakukan pemantauan di pos Bambangan, Desa Kutabawa, Karangreja, Senin (9 Mei 2016) lalu mengatakan, Jika dibanding hari biasa, pendakian pada akhir pekan lalu naik sepuluh kali lipat. Setidaknya, kami menyetorkan pendapatan dari tiket masuk sekitar Rp 4 juta. Tiket pendakian ke Gunung Slamet terbilang paling murah, setiap pendaki dikenai tiket Rp 5.000,- yang terbagi Rp 4.000 untuk kas daerah Pemkab, dan sisanya untuk Tim SAR. Meski libur akhir pekan hingga hari Minggu (8/5),
namun beberapa pendaki hingga Senin (9/5) masih terlihat di pondok pemuda yang menjadi pos pendakian awal di Bambangan. Sebelumnya, para pendaki mulai membanjiri pos pendakian di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, pada Kamis (5/5) pagi. Mereka kebanyakan datang secara berombongan. Dalam satu grup antara 5 – 10 orang bahkan ada yang 20 orang. Namun juga ada yang datang dua orang dalam satu kelompoknya. Disebutkan Subeno, berdasar data yang tercatat di pos Bambangan, para pen-
daki berasal dari Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Tasikmalaya, Semarang, Madiun, Surabaya dan sejumlah kota lainnya di Jateng, Jatim dan Jabar. Untuk mencegah terjadinya halhal yang tidak diinginkan, semua pendaki didata di pos Bambangan. Setiap ketua kelompok juga diwajibkan meninggalkan identitas berupa KTP atau SIM serta nomor kontak. Petugas di posko Bambangan yang dibantu dari SAR Purbalingga serta relawan Gunung Slamet juga membagikan lembaran informasi berupa jalur pendakian, serta tata cara dan larangan selama
melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet. Subeno, juga mengingatkan kepada para pendaki untuk tetap menjaga kesehatan serta kelestarian lingkungan selama di puncak dan jalur pendakian. Para pendaki dihimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan wajib membawa turun kembali sampah yang dihasilkannya. Semua pendaki sebelum ke puncak juga dibekali kantong plastik untuk tempat sampah. Kantong ini diserahkan kembali di pos Bambangan dan tentunya berisi sampah. Para pendaki juga tidak boleh menebang pohon serta
memetik bunga Edelwis. Sementara petugas SAR di pos Bambangan, Slamet Heriansyah menambahkan, dengan membludaknya jumlah pendaki, pihaknya sempat kesulitan mendapatkan air bersih. Di sekitar pos Bambangan, tidak ada sumber air. Untuk memenuhi kebutuhan air harus membeli dari penjual atau membeli ke PDAM. Meskipun kebutuhan air untuk MCK, sempat tersendat, n a m u n , a k h irnya bisa teratasi. Slamet menambahkan, hingga Senin kemarin semua pendaki yang naik antara hari Kamis – Jum’at sudah turun semuanya. Tidak ada kejadian atau musibah apapun, karena semua pendaki mematuhi petunjuk yang disampaikan oleh petugas di posko Bambangan.
9
Berita Kota
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
LBH Gakosh Minta Kasus Pembuangan Bayi di Cimanggu Ditangani secara Serius TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
Cilacap - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Gakosh atau Lembaga Kontrol Sosial dan Hukum Indonesia yang mewakili 24 warga Desa Cimanggu, Kecamatan Cimanggu, Senin, 9 Mei 2016, meminta pihak Polres Cilacap serius menangani kasus pembuangan bayi yang diduga dilakukan Rani binti Taryono (20) warga Cimanggu. Saat ditemui di Mapolres Cilacap, Ketua Biro LBH Gakosh, Muhammad Nur Bolotia SH menjelaskan, peristiwa pembuangan bayi terjadi Sabtu, 2 April 2016 lalu. Saat ditemukan bayi tersebut digeletakkan begitu saja didalam sebuah kantong plastik kresek dalam keadaan hidup lengkap dengan ari-arinya, di samping rumah Eni dan Desi warga Desa Cimanggu. Lebih jauh Bolotia mengatakan, kemudian oleh warga sekitar, bayi tersebut segera dilarikan ke puskesmas setempat untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan, namun ditengah jalan bayi tersebut meninggal dunia. “Diduga kuat pembuang bayi tersebut, ialah ibu kandungnya yakni Rani binti Taryono. Rani diduga nekat membuang bayi tersebut lantaran malu, hamil diluar nikah hasil hubungan 10
dengan seorang laki-laki bernama Egi,” ujarnya. Dikatakan Bolotia, karena pembuangan bayi tersebut dilakukan saat bayi dalam keadaan hidup dan dimasukkan ke tas kresek, maka Rani dan atau orang lain yang terlibat dapat disangkakan melakukan kejahatan pembunuhan bayi (Kinderdoodslag) dan dijerat Pasal 341 KUHP tentang pembunuhan berencana. Bolitia menilai kejahatan itu bukan delik aduan, sehingga tanpa laporan masyarakat pun seharusnya pihak kepolisian dapat melakukan penyidikan untuk selanjutnya diserahkan ke kejaksaan guna dilimpahkan ke pengadilan. Dengan adanya lapo-
ran masyarakat tersebut, menunjukkan kepedulian masyarakat atas rasa keadilan hukum, yang tentunya akan lebih mendorong pihak kepolisian untuk lebih tanggap dan segera melakukan penyidikan. “Ini sebetulnya sudah menjadi konsumsi masyarakat, dan kami beranggapan bahwa Polres maupun Polsek sudah tahu, tapi hingga hari ini belum ada tindak lanjut,” ujanya. Dijelaskan Bolitia, pihaknya sudah mengecek ke Humas maupun Satreskrim Polres Cilacap dan belum ada jawaban yang memuaskan. Ia mengungkapkan pihak Polres akan menjawab setelah mengumpulkan informasi
dari Polsek Cimanggu. “Kami berharap agar pihak kepolisian segera menuntaskan penyidikan terhadap kasus tersebut,” pungkasnya. Se me nta r a K a p o lr e s Cila c a p, AKBP U lu n g Sa mpur na J a y a SI K , MH me la lu i K a s u b b a g Huma s Polr e s Cila c a p , AKP R Binto r o Wasono SH men g a ta k a n ba hwa pihak n y a te la h me ne r ima b e rka s la por a n te r s e b u t da n se ge r a me la k uka n pe nyidik a n . “Kita tidak mau gegabah dalam menangani kasus ini. Kita masih terus mendalami kasus ini dengan mengumpulkan bukti-bukti dan saksi-saksi,” ucapnya.
Berita Kota
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
315 Panther Mania Padati Gua Lawa Purbalingga - Sebanyak 315 panther dari berbagai jenis memadati obyek wisata Goa Lawa di desa Siwarak Karangreja. Kegiatan Jambore Nasional 2 Panther Mania ini digelar 3 hari mulai dari 6 sampai dengan 8 Mei 2016. Acara ini diikuti sejumlah panther mania dari Jawa, Bali, dan Sumatra hadir memeriahkan acara. Acara jambore dibuka oleh Bupati Purbalingga Tasdi didampingi istri, Erny Ratnawati Tasdi, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Drs Subeno, SE, M.Si dan para Kepala Bagian di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Purbalingga, Sabtu (7 Mei 2016) lalu. Dalam sambutannya Bupati Tasdi mengatakan, dengan event jambore ini diharapkan akan semakin mengangkat pariwisata Purbalingga khususnya Goa Lawa agar semakin dikenal dan hal tersebut sangat
baik karena dengan semakin banyaknya jumlah kunjungan wisata ke Goa Lawa maka akan terasa manfaatnya bagi laju perekonomian masyarakat sekitar Goa Lawa . Sementara Ketua Umum Panther Mania Indonesia Joko Hartono mengatakan, jambore ini adalah event 4 (empat) tahunan dan di goa lawa merupakan jambore ke 2 (dua) setelah tahun 2012 diadakan di Dieng Banjarnegara. Kegiatan jambore diisi dengan berbagai kegiatan sosial diantaranya pemberian alat tulis kepada siswa TK di Desa Siwarak, bedah rumah dan penanaman pohon di sekitar Goa Lawa. Sejumlah 315 panther mania yang datang dari Sumatra yakni dari Palembang, Pekanbaru, Riau, kemudian dari Bali dan khususnya dari pulau Jawa mulai dari Jakarta sampai Madiun membawa sekitar 1600 orang memadati obyek wisata goa lawa.
Bandara Wirasaba akan Dongkrak Kunjungan Wisata Purbalingga – Bupati Purbalingga H Tasdi mengaku optimis jumlah wisatawan akan naik seiring dengan akan dioperasikannya pangkalan udara (Lanud) Wirasaba menjadi bandara komersial. Dengan dibukanya bandara Wirasaba, tahun depan, akses dari berbagai kota besar di Indonesia ke Purbalingga semakin mudah. Hal itu diucapkan Tasdi pada acara dialog dengan pelaku desa wisata di operation room Graha Adiguna, Kamis (12 Mei 2016) lalu. Acara dialog bertema Pemberdayaan Potensi Desa Wisata di Purbalingga dan kendalanya itu direkam oleh Programa 3 Radio Republik Indonesia (RRI) dan akan disiarkan pada 16 Mei 2016 mendatang. Ikut menjadi narasumber dalam dialog itu Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, Pj Sekda Ir Susilo Utomo, M.Si, dan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Drs Subeno, SE, M.Si. Menurut Tasdi, untuk mendukung pengembangan bandara Wirasaba, Pemkab tengah membebaskan lahan milik masyarakat seluas kurang
lebih 4,2 hektar. Pembebasan tanah ini untuk memperpanjang landasan pacu. Saat ini, landasan pacu Lanud Wirasaba hanya 850 meter, dan nantinya akan diperpanjang hingga 1.500 meter dan bisa dilalui pesawat besar. Ditargetkan, tahun 2017 bandara Wirasaba sudah bisa dioperasionalkan. Selain pembebasan lahan untuk perluasan landasan pacu dan areal bandara, Pemkab Purbalingga juga terus meningkatkan akses jalan dari berbagai arah menuju Wirasaba. Perluasan jalan itu seperti di wilayah Tidu Kecamatan Kemangkon, kemudian dari sisi Timur jembatan Linggamas di Desa Kedungbenda, Kemangkon menuju Panican. Tasdi juga menegaskan, pihaknya bersama wakil bupati mendukung penuh pengembangan desa-desa wisata di Purbalingga. Dukungan itu dalam berbagai hal, mulai dari pembenahan sarana prasarana jalan menuju desa wisata, peningkatan sumberdaya manusia, hingga promosi wisata. Sementara itu, Kepala Dinbudparpora Subeno mengatakan, pengembangan
desa wisata mampu mengurangi angka kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan baru di desa. Persoalan utama yang dihadapi saat ini adalah persoalan kemiskinan dan kurangnya lapangan pekerjaan. Dengan pengembangan desa-desa wisata yang saat ini sudah mencapai 15 desa, diyakin bisa membuka lapangan pekerjaan baru dan mengurangi kemiskinan. Sementara dalam hal kunjungan wisatawan, Subeno menambahkan, jumlah wisatawan pada tahun 2015 lalu mampu mencapai 1,579 juta. Jumlah ini belum termasuk wisatawan ke desa wisata. Sementara pengunjung ke desa wisata sebanayak 276 ribu orang. Melihat tren kunjungan ke desa wisata sejak awal Januari 2016 hingga saat ini, pihaknya optimis wisatawan ke desa wisata pada tahun ini bisa mencapai 1 juta orang. Artinya, pada tahun 2016, total wisatawan ke Purbalingga bisa mencapai 2,5 juta orang, dan Purbalingga opt imis menjadi destinasi wisata utama di Jateng.
11
Berita Kota
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
Saka Pariwisata Diminta Dukung Sapta Pesona Wisata
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
Purbalingga - Sebanyak 50 pelajar yang berasal dari berbagai SMA, SMK dan MAN di Purbalingga dilantik sebagai anggota Pramuka Saka Pariwisata di kompleks obyek wisata Goa Lawa, Minggu (1 Mei 2016) lalu. Para anggota Pramuka Saka Pariwisata yang sebelumnya menerima pembekalan tentang kepramukaan dan kepariwisataan sejak Sabtu (30/4) ini diminta ikut membantu promosi pariwisata di daerah. Saka Pariwisata juga diharapkan ikut mendukung kampanye Sapta Pesona Sadar Wisata khususnya di kalangan generasi muda dan anggota pramuka pada umumnya. 12
Kepala Dinbudparpora Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si mengatakan, dengan dilantikanya anggota pramuka Saka Pariwisata, bukan menjadi akhir kegiatan kemah pariwisata, tetapi justru menjadi awal untuk melangkah menyumbangkan tenaga dan pikiran demi pembangunan kepariwisataan. “Sebagai anggota pramuka Saka Pariwisata, tentunya patut berbangga diri karena bisa menjadi bagian dari generasi muda yang peduli dan berminat mengembangkan sektor pariwisata. Sektor pariwisata ini mampu menjadi pengungkit pembangunan sektor lainnya dan juga mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.” Kata Subeno yang juga wakil ketua Kwarcab Purbalingga. Anggota pramuka saka pariwisata, juga diminta memanfaatkan media sosial yang dimilikinya untuk membantu promosi wisata Purbalingga. Promosi melalui media sosial dinilai mampu menembus kalangan masyarakat banyak, khususnya generasi muda. Dibagian lain, Subeno juga meminta agar anggota saka pariwisata mengamalkan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka. Janji pramuka tidak hanya diucapkan, tetapi harus diamalkan. Jika diamalkan, maka pramuka akan
menjadi orang yang baik, dan tidak terlibat narkoba. Sementara itu Pimpinan Saka (Pinsaka) Pariwisata yang juga Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, Saka Pariwisata merupakan wadah pendidikan bagi anggota Pramuka agar mereka dapat membina dan mengembangkan ketrampilan di bidang pariwisata. Menurutnya, dalam Saka Pariwisata ada tiga krida yakni Krida Penyuluh Pariwisata, Krida Pemanduan Wisata, dan Krida Kuliner Wisata. Ketiga hal yang masuk dalam Saka
Pariwisata ini diharapkan dapat mendukung dan ikut mensukseskan program sadar wisata yang berprinsip pada Sapta Pesona Wisata yakni aman, tertib, bersih, ramah, sejuk, indah, dan kenangan terakhir. Dikatakan juga bahwa potensi generasi muda Indonesia sangat besar, program revitalisasi Gerakan Pramuka sejak sembilan tahun belakangan ini telah mengalami peningkatan cukup signifikan dengan makin bertambahnya anggota Pramuka. Sebagai sarana pendidikan non formal, Gerakan Pramuka sangat tepat untuk membentuk karakter pribadi generasi muda bangsa.
Berita Kota
TABLOID
PERTAHANKAN BUDAYA BANGSA
DPRD Dukung Pengembangan Desa Wisata Purbalingga – Komisi III DPRD Purbalingga mendukung pengembangan desa-desa wisata di Purbalingga. Pengembangan desa wisata selain mampu menggerakan perekonomian masyarakat desa, juga mampu mengangkat kembali adat istiadat, seni dan tradisi. Bentuk dukungan Komisi III DPRD ini dengan melakukan kunjungan ke desa wisata Kaliori, Kecamatan Karanganyar, Kamis (28 April 2016) lalu. Kunjungan ini sebagai upaya menyerap aspirasi atas usulan warga dan pemerintah desa setempat yang kini tengah bersemangat mengembangkan desanya sebagai desa wisata. Ketua Komisi III, Haryanto disela-sela acara kunjungan mengatakan, Komisi III mendukung pengembangan desa wisata karena mampu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di desa. Dukungan DPRD dalam pengembangan desa wisata tentunya melalui penganggaran, baik anggaran infrastruktur menuju desa wisata atau dukungan anggaran untuk peningkatan sumberdaya manusia pengelola desa wisata. Menurut Haryanto, pengembangan desa
wisata yang saat ini gencar di Purbalingga, semangatnya agar terus dijaga. Jangan hanya sekedar ikut-ikutan dengan desa wisata lain. Kepala desa dan warga masyarakat serta pengelola desa wisata harus saling bersinergi agar memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan. Haryanto menambahkan, para pengelola desa wisata juga harus terus mengembangkan SDM dibawah binaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora). Selain kemampuan memandu wisatawan, dan menerima tamu dengan ramah, pengelola desa wisata juga harus menguasai Teknologi Informasi untuk sarana promosi. Sementara itu Kepala Desa Kaliori, Ada Subarkah mengatakan, potensi desa Kaliori yang layak jual untuk wisatawan difokuskan disekitar kawasan Kedung Cucruk. Disekitar Kedung Cucruk, ada semacam pulau kecil mirip tanah lot di Pulau Bali. Pengelola desa wisata menyebutnya sebagai wisata tanah Lot-nya Purbalingga. Untuk mencapai tempat seperti pulau kecil itu, wisatawan akan diajak naik gethek bambu. Selain itu disekitar Kedung Cucruk, yang ingin berbasah-basah di sungai, juga
dikembangkan tubing untuk menyeberang. Disepanjang Kedung Cucruk, akan didirikan gasebo-gasebo sebagai tempat istirahat, yang dilengkapi warung Jimbrani (Jimbaran mini) yang menjual kuliner khas desa. Pengunjung bisa menikmati masakan ikan sungai, dengan sambal khas desa. Sambil makan, sembari menikmati pemandangan sekitar sungai. Sementara Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi DPRD khususnya Komisi III yang mampu menangkap peluang dan memberi ruang kepada masyarakat untuk mengembangkan desanya sebagai desa wisata. Disisi lain, Subeno juga menyambut baik inisiatif kepala Desa Kaliori dan warganya yang bersemangat untuk mengembangkan desanya sebagai desa wisata. Dengan semakin bermunculannya desa wisata, tentunya akan menambah daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Purbalingga. Dengan begitu Purbalingga akan menjadi daerah tujuan wisata yang diperhitungkan di tingkat Jawa Tengah. 13