138 Tabel 4.121 Pengaturan Router Name Router Model CS_2620_2s_fe_slip2
2. Link Router←→Switch_1 Menggunakan kabel UTP dengan lebar pita yang digunakan sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.122 Pengaturan Router←→Switch_1 Name Router<->Switch_1 Model 100BaseT Transmitter a Router.eth_tx_0_0 Receiver a Router.eth_rx_0_0 Transmitter b Switch_1.eth_tx_17 Receiver b Switch_1.eth_rx_17
3. Link Switch_1←→ADSL_Modem Menggunakan
kabel
UTP
dengan
lebar
pita
sebesar
100
Mbps
(upload/download). Trafik yang dihasilkan aplikasi konferensi video tidak akan melewati link ini. Tabel 4.123 Pengaturan Link Switch_1←→ADSL_Modem Name Switch_1<-> ADSL_Modem Model 100BaseT Transmitter a Switch_1.eth_tx_16 Receiver a Switch_1.eth_rx_16 Transmitter b ADSL_Modem.eth_port_tx_0_0 Receiver b ADSL_Modem.eth_port_rx_0_0
4. ADSL_Modem Merupakan perwakilan penghubung jaringan internet yang disediakan oleh SPEEDY dengan jaringan di BPPT Surabaya. Disajikan hanya untuk
139 kelengkapan. Trafik yang dihasilkan aplikasi konferensi video tidak akan melewati perangkat ini. Tabel 4.124 Pengaturan ADSL_Modem Name ADSL_Modem Model xDSL_Modem
5. Link ADSL_Modem←→SPEEDY (Upstream dan Downstream) Menggunakan teknologi ADSL dimana lebar pita yang tersedia sebesar 512 Kbps. Upstream dan downstream pada teknologi ADSL tidaklah sama, dimana upstream lebih kecil dari pada downstream. Disajikan hanya untuk kelengkapan. Trafik yang dihasilkan aplikasi konferensi video tidak akan melewati perangkat ini. Tabel 4.125 Pengaturan Link ADSL_Modem←→SPEEDY (Upstream) Name ADSL_Modem<->SPEEDY Model ADSL_upstm Transmitter ADSL_Modem.pt_tx_1_0 Receiver SPEEDY.pr_00_0 Data Rate 384,000 Tabel 4.126 Pengaturan Link (Downstream) Name SPEEDY<->ADSL_Modem Model ADSL_dwstm Transmitter SPEEDY.pt_00_0 Receiver ADSL_Modem.pr_1_0 Data Rate 1,500,000
ADSL_Modem←→SPEEDY
6. SPEEDY Merupakan koneksi internet yang tersedia di BPPT Surabaya. Disajikan hanya untuk kelengkapan. Trafik yang dihasilkan aplikasi konferensi video tidak akan melewati perangkat ini.
140 Tabel 4.127 Pengaturan SPEEDY Name SPEEDY Model Ip32_cloud Packet Discard Ratio 0.5% Paket Latency None
7. Switch_1 Merupakan pembagi utama jaringan dan subnet pada BPPT Surabaya. Tabel 4.128 Pengaturan Switch_1 Name Switch_1 Model Eth_16_ethch_16_fddi16_tr_16_switch
8. Link Switch_1←→LAN_1 Menggunakan kabel UTP dengan lebar pita yang digunakan sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.129 Pengaturan Link Switch_1←→LAN_1 Name Switch_1<-> LAN_1 Model 100BaseT Transmitter a Switch_1.eth_tx_16 Receiver a Switch_1.eth_rx_16 Transmitter b LAN_1.tx_0_1 Receiver b LAN_1.rx_0_1
9. LAN_1 Perwakilan jaringan yang ada pada BPPT Surabaya. Merupakan jaringan yang tersusun dari 9 komputer yang dihubung dengan kabel UTP dan lebar pita sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.130 Pengaturan LAN_1 Name LAN_1 Model 100BaseT_LAN Aplication : Supported Profiles
141 Rows 1 Row 0 Profile Name Web Conference Number of Client 1 Number of Workstation
9
Application : Destination preference berfungsi untuk mengatur tujuan dari aplikasi Konferensi video pada node ini : 1. Klik kolom di sebelah Application : Destination Preferences, pilih menu edit maka akan muncul kotak dialog baru. 2. Isikan nilai rows dengan angka 1, klik baris yang baru terbentuk, pilih Rows, klik kolom (…) yang terbentuk maka akan muncul kotak dialog baru. 3. Klik nilai 0 pada rows, pilih edit lalu isikan nilainya dengan angka 10, pada baris-baris baru yang terbentuk isikan dengan nilai berikut : Tabel 4.131 Pengaturan Application : Destination Preference pada LAN_1 Top.BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Thamrin.Gedung_1.n 10 ode_1
Application : Support service berfungsi untuk menentukan servis-servis yang didukung oleh modul ini. 1. Klik kolom di sebelah application : Supported Service, pilih edit maka akan muncul kotak dialog baru. 2. Klik nilai 0 pada rows, pilih edit isikan nilainya dengan angka 1, pada baris baru isikan dengan nilai berikut :
142 Tabel 4.132 Pengaturan application : Supported Service pada LAN_1 Aplikasi Web Conference Suported
10. Link LAN_1←→Node_1 Menggunakan kabel UTP dengan lebar pita yang digunakan sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.133 Pengaturan LAN_1←→Node_1 Name LAN_1<->Node_1 Model 100BaseT Transmitter a LAN_1.tx_0_0 Receiver a LAN_1.rx_0_0 Transmitter b Node_1.hub_tx_0_0 Receiver b Node_1.hub_rx_0_0
11. Node_1 Mewakili komputer client BPPT Surabaya yang akan digunakan sebagai pihak yang dihubungi dari komputer-komputer yang terhubung dengan jaringan WAN. Tabel 4.134 Pengaturan Node_1 Name Model Aplication : Supported Profiles Rows Row 0
node_1 eternet_wkstn (…) 1 Profile Name Web Conference
Application: Support service berfungsi untuk melakukan servis-servis yang didukung oleh node ini. 1. Klik kolom di sebelah application: Supported Services, pilih edit maka akan muncul kotak dialog baru.
143 2. Klik nilai 0 pada rows, pilih edit lalu isikan nilainya dengan angka 1, pada baris baru isikan dengan nilai berikut: Tabel 4.135 Pengaturan Application: Supported Services untuk Node_1 Aplikasi Web Conference Suported
4.3.2.3.5 BPPT Denpasar Pada BPPT Denpasar ini sebenarnya tidak tersedianya jaringan lokal yang menghubungkan komputer satu dengan yang lainnya. Jadi pada simulasi ini jaringan lokal yang digambarkan pada BPPT Denapasar ini hanyalah gambaran sementara yang mewakili jaringan lokal yang sederhana.
Gambar 4.18 Jaringan BPPT Denpasar 1. Router Merupakan batas penghubung antara internet dengan jaringan lokal dan juga jaringan WAN. Tabel 4.136 Pengaturan Router Name Router Model CS_2620_2s_fe_slip2
144 2. Link Switch_1←→Router Menggunakan kabel UTP dengan lebar pita yang digunakan sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.137 Pengaturan Router←→Switch_1 Name Switch_1<->Router Model 100BaseT Transmitter a Switch_1.eth_tx_18 Receiver a Switch_1.eth_rx_18 Transmitter b Router.eth_tx_0_0 Receiver b Router.eth_rx_0_0
3. Switch_1 Merupakan pembagi utama jaringan dan subnet pada BPPT Denpasar. Tabel 4.138 Pengaturan Switch_1 Name Switch_1 Model Eth_16_ethch_16_fddi16_tr_16_switch
4. Link Switch_1←→LAN_1 Menggunakan kabel UTP dengan lebar pita yang digunakan sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.139 Pengaturan Link Switch_1←→LAN_1 Name Switch_1<-> LAN_1 Model 100BaseT Transmitter a Switch_1.eth_tx_17 Receiver a Switch_1.eth_rx_17 Transmitter b LAN_1.tx_0_0 Receiver b LAN_1.rx_0_0
145 5. LAN_1 Perwakilan jaringan yang ada pada BPPT Denpasar. Merupakan jaringan yang tersusun dari 12 komputer yang dihubung dengan kabel UTP dan lebar pita sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.140 Pengaturan LAN_1 Name LAN_1 Model 100BaseT_LAN Aplication : Supported Profiles Rows 1 Row 0 Profile Name Web Conference Number of Client 1 Number of Workstation 12
Application : Destination preference berfungsi untuk mengatur tujuan dari aplikasi konferensi video pada node ini : 1. Klik kolom di sebelah Application : Destination Preferences, pilih menu edit maka akan muncul kotak dialog baru. 2. Isikan nilai rows dengan angka 1, klik baris yang baru terbentuk, pilih rows, klik kolom (…) yang terbentuk maka akan muncul kotak dialog baru. 3. Klik nilai 0 pada rows, pilih edit lalu isikan nilainya dengan angka 10, pada baris-baris baru yang terbentuk isikan dengan nilai berikut : Tabel 4.141 Pengaturan Application : Destination Preference pada LAN_1 Top.BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Thamrin.Gedung_1.n 10 ode_1
146 Application : Support service berfungsi untuk menentukan servis-servis yang didukung oleh modul ini. 1. Klik kolom di sebelah application : Supported Service, pilih edit maka akan muncul kotak dialog baru. 2. Klik nilai 0 pada rows, pilih edit isikan nilainya dengan angka 1, pada baris baru isikan dengan nilai berikut : Tabel 4.142 Pengaturan application : Supported Service pada LAN_1 Aplikasi Web Conference Suported
6. Link LAN_1←→Node_1 Menggunakan kabel UTP dengan lebar pita yang digunakan sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.143 Pengaturan LAN_1←→Node_1 Name LAN_1<->Node_1 Model 100BaseT Transmitter a LAN_1.tx_0_1 Receiver a LAN_1.rx_0_1 Transmitter b Node_1.hub_tx_0_0 Receiver b Node_1.hub_rx_0_0
7. Node_1 Mewakili komputer client BPPT Denpasar yang akan digunakan sebagai pihak yang dihubungi dari komputer-komputer yang terhubung dengan jaringan WAN. Tabel 4.144 Pengaturan Node_1 Name Model Aplication : Supported Profiles Rows
node_1 eternet_wkstn (…) 1
147 Row 0 Profile Name Web Conference
Application: Support service berfungsi untuk melakukan servis-servis yang didukung oleh node ini. 1. Klik kolom di sebelah application: Supported Services, pilih edit maka akan muncul kotak dialog baru. 2. Klik nilai 0 pada rows, pilih edit lalu isikan nilainya dengan angka 1, pada baris baru isikan dengan nilai berikut: Tabel 4.145 Pengaturan Application: Supported Services untuk Node_1 Aplikasi Audio Nellymoser Suported
4.3.2.3.6 BPPT Lampung
Gambar 4.19 Jaringan BPPT Lampung
1. Router Merupakan batas penghubung antara internet dengan jaringan lokal dan juga jaringan WAN.
148 Tabel 4.146 Pengaturan Router Name Router Model CS_2620_2s_fe_slip2
2. Link Switch_1←→Router Menggunakan kabel UTP dengan lebar pita yang digunakan sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.147 Pengaturan Router←→Switch_1 Name Switch_1<->Router Model 100BaseT Transmitter a Switch_1.eth_tx_18 Receiver a Switch_1.eth_rx_18 Transmitter b Router.eth_tx_0_0 Receiver b Router.eth_rx_0_0
3. Switch_1 Merupakan pembagi utama jaringan dan subnet pada BPPT Lampung. Tabel 4.148 Pengaturan Switch_1 Name Switch_1 Model Eth_16_ethch_16_fddi16_tr_16_switch
4. Link Switch_1←→LAN_1 Menggunakan kabel UTP dengan lebar pita yang digunakan sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.149 Pengaturan Link Switch_1←→LAN_1 Name Switch_1<-> LAN_1 Model 100BaseT Transmitter a Switch_1.eth_tx_17 Receiver a Switch_1.eth_rx_17 Transmitter b LAN_1.tx_0_0 Receiver b LAN_1.rx_0_0
149 5. LAN_1 Perwakilan jaringan yang ada pada BPPT Lampung. Merupakan jaringan yang tersusun dari 12 komputer yang dihubung dengan kabel UTP dan lebar pita sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.150 Pengaturan LAN_1 Name LAN_1 Model 100BaseT_LAN Aplication : Supported Profiles Rows 1 Row 0 Profile Name Web Conference Number of Client 1 Number of Workstation
12
Application : Destination preference berfungsi untuk mengatur tujuan dari aplikasi konferensi video pada node ini : 1. Klik kolom di sebelah Application : Destination Preferences, pilih menu edit maka akan muncul kotak dialog baru. 2. Isikan nilai rows dengan angka 1, klik baris yang baru terbentuk, pilih Rows, klik kolom (…) yang terbentuk maka akan muncul kotak dialog baru. 3. Klik nilai 0 pada rows, pilih edit lalu isikan nilainya dengan angka 10, pada baris-baris baru yang terbentuk isikan dengan nilai berikut : Tabel 4.151 Pengaturan Application : Destination Preference pada LAN_1 Top.BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Thamrin.Gedung_1.n 10 ode_1
150 Application: Support service berfungsi untuk menentukan servis-servis yang didukung oleh modul ini. 1. Klik kolom di sebelah application : Supported Service, pilih edit maka akan muncul kotak dialog baru. 2. Klik nilai 0 pada rows, pilih edit isikan nilainya dengan angka 1, pada baris baru isikan dengan nilai berikut : Tabel 4.152 Pengaturan application : Supported Service pada LAN_1 Aplikasi Web Conference Suported
6. Link LAN_1←→Node_1 Menggunakan kabel UTP dengan lebar pita yang digunakan sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.153 Pengaturan LAN_1←→Node_1 Name LAN_1<->Node_1 Model 100BaseT Transmitter a LAN_1.tx_0_1 Receiver a LAN_1.rx_0_1 Transmitter b Node_1.hub_tx_0_0 Receiver b Node_1.hub_rx_0_0
7. Node_1 Mewakili komputer client BPPT Lampung yang akan digunakan sebagai pihak yang dihubungi dari komputer-komputer yang terhubung dengan jaringan WAN. Tabel 4.154 Pengaturan Node_1 Name Model Aplication : Supported Profiles Rows
node_1 eternet_wkstn (…) 1
151 Row 0 Profile Name Web Conference
Application: Support service berfungsi untuk melakukan servis-servis yang didukung oleh node ini. 1. Klik kolom di sebelah application: Supported Services, pilih edit maka akan muncul kotak dialog baru. 2. Klik nilai 0 pada rows, pilih edit lalu isikan nilainya dengan angka 1, pada baris baru isikan dengan nilai berikut: Tabel 4.155 Pengaturan Application: Supported Services untuk Node_1 Aplikasi Audio Nellymoser Suported
4.3.2.4
Desain Jaringan WAN Pada bagian ini akan diterangkan bagaimana desain jaringan WAN pada OPNET, yang akan digunakan untuk melakukan simulasi aplikasi konferensi video. Pada bagian ini pula disimulasikan 3 desain WAN yang akan digunakan yaitu : Leased Line, Frame Relay, dan MPLS yang sementara hanya difokuskan untuk menghubungkan jaringan lokal BPPT Thamrin dan Lab-lab BPPT Serpong. Hal ini dimaksudkan untuk dapat membandingkan dari ke-3 desain diujikan manakah yang mempunyai kualitas terbaik bagi aplikasi konferensi video ini.
4.3.2.4.1 Leased Line Pada jaringan leased line ini didesain dengan menghubungkan langsung router pada BPPT Thamrin dengan router yang terdapat pada BPTP Polimer
152 (Serpong no 460) sebagai pusat dari pada seluruh jaringan lab yang berada di BPPT Serpong.
Gambar 4.20 Desain Jaringan Leased Line Berikut adalah konfigurasi yang dilakukan dalam menghubungkan jaringan BPPT Thamrin dan BPPT Serpong dengan menggunakan desain leased line pada OPNET: 1. Link BPPT_Thamrin←→BPPT_Serpong Jenis koneksi yang digunakan adalah dengan mengunakan teknologi T3 yang mempunyai lebar pita hingga 45 Mbps. Tabel 4.156 Pengaturan Link top.BPPT_Thamrin.Router←→top. BPPT_Serpong. Serpong_460.Router Name BPPT_Thamrin<->BPPT_Serpong Model T3 Transmitter a BPPT_Thamrin.Router.ppp_tx_2_0 Receiver a BPPT_Thamrin.Router.ppp_rx_2_0 Transmitter b BPPT_Serpong.Serpong_460.Router.ppp_tx_1_0 Receiver b BPPT_Serpong.Serpong_460.Router.ppp_rx_1_0
153 4.3.2.4.2
Frame Relay Pada jaringan frame relay ini didesain dengan menghubungkan router pada BPPT Thamrin dengan frame relay cloud dan menghubungkannya lagi dengan router yang terdapat pada BPTP Polimer (Serpong no 460) sebagai pusat dari pada seluruh jaringan lab yang berada di BPPT Serpong.
Gambar 4.21 Desain Jaringan Frame Relay
Berikut adalah konfigurasi yang dilakukan dalam menghubungkan jaringan BPPT Thamrin dan BPPT Serpong dengan menggunakan desain frame relay pada OPNET: 1. FR_Config Merupakan node pengaturan trafik yang digunakan untuk frame relay. Tabel 4.157 Pengaturan FR_Config Name FR_Config Model FR PVC Config IP over FR Application Type PVC Default
154 Caharacteristic Definition PVC Configuration
(…) Source FRAD Destination FRAD
BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Serp ong.Serpong_460.Router BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Tha mrin.Router
2. Link top.BPPT_Thamrin.Router←→FR_Cloud Jenis koneksi yang digunakan adalah dengan mengunakan teknologi T3 yang mempunyai lebar pita hingga 45 Mbps. Tabel 4.158 Pengaturan Link BPPT_Thamrin←→FR_Cloud Name BPPT_Thamrin<->FR_Cloud Model FR_T3 Transmitter a BPPT_Thamrin.Router.pt_0_0 Receiver a BPPT_Thamrin.Router.pr_0_0 Transmitter b FR_Cloud.pt_00 Receiver b FR_Cloud.pr_00
3. FR_Cloud Merupakan perwakilan dari jaringan frame relay yang mempunyai banyak access point untuk mengtransferkan data dari satu point ke point lainnya, dalam hal ini mengtransferkan data dari router pada BPPT Thamrin ke router yang berada di BPPT Serpong pada lab Serpong no 460 sebagai pusat jaringan seluruh jaringan di lab serpong. Tabel 4.159 Pengaturan FR_Cloud Name FR_Cloud Model Fr32_cloud Packet Discard Ratio (…)
155 Normal Frame (CIR) 5% DE Frame (EIR) 10% Paket Latency (seconds) None
4. Link FR_Cloud←→BPPT_Serpong.Serpong_460.Router Jenis koneksi yang digunakan adalah dengan mengunakan teknologi T3 yang mempunyai lebar pita hingga 45 Mbps. Tabel 4.160 Pengaturan Link FR_Cloud←→BPPT_Serpong Name FR_Cloud<->BPPT_Serpong Model FR_T3 Transmitter a FR_Cloud.pt_01 Receiver a FR_Cloud.pr_01 Transmitter b BPPT_Serpong.Serpong_460.Router.pt_0_0 Receiver b BPPT_Serpong.Serpong_460.Router.pr_0_0
5. Setting Router Router yang berada baik di BPPT Thamrin dan BPPT Serpong juga harus dilakukan setting untuk dapat menggunakan fasilitas frame relay ini. Karena pada OPNET versi 8.1 ini hanya disediakan 1 buah router CISCO yang mendekati router yang sekarang digunakan BPPT maka yang mendukung frame relay, maka pada desain WAN frame relay ini kami mengganti router tersebut dengan router Cisco Seri 2514. Tabel 4.161 Pengaturan Router Name Router Model CS_2514_1s_e2_fr_sl Frame Relay Network (…) PVC Configuration (IF0 P0) Rows 2 Row 0 (…)
156 Source FRAD BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Thamr in.Router Destination FRAD BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Serpo ng.Serpong_460.Router Contact Parameter Zero CIR Characteristic Default Cloud Parameter Cloud Base Row 1 (…) Source FRAD BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Serpo ng.Serpong_460.Router Destination FRAD BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Thamr in.Router Contact Parameter Zero CIR Characteristic Default Cloud Parameter Cloud Base
4.3.2.4.3 MPLS Pada jaringan Multi-Protocol Label Switching (MPLS) ini didesain dengan menghubungkan router pada BPPT Thamrin dengan LSR awal dan menghubungkannya lagi LSR akhir dan akhirnya menghubungkan lagi dengan router yang terdapat pada BPTP Polimer (Serpong no 460) sebagai pusat dari pada seluruh jaringan lab yang berada di BPPT Serpong.
Gambar 4.22Desain Jaringan MPLS
157 Berikut adalah konfigurasi yang dilakukan dalam menghubungkan jaringan BPPT Thamrin dan BPPT Serpong dengan menggunakan desain MPLS pada OPNET : 1. LSR_1-2 LSR merupakan penghubung antara jaringan lokal yang satu dengan jaringan lokal lainnya yang digunakan MPLS untuk mengtransmisikan data, atau dapat disebut juga sebagai access point menuju jaringan lokal yang dituju. Tabel 4.162 Pengaturan LSR_1-2 Name LSR_1 Model ethernet8_slip2_lsr
2. Link BPPT_Thamrin←→LSR_1 Jenis koneksi yang digunakan adalah dengan mengunakan teknologi DS3 yang mempunyai lebar pita hingga 45 Mbps. Tabel 4.163 Pengaturan Link BPPT_Thamrin←→LSR_1 Name BPPT_Thamrin<->LSR_1 Model PPP_DS3 Transmitter a BPPT_Thamrin.Router.pt_3_0 Receiever a BPPT_Thamrin.Router.pr_3_0 Transmitter b LSR_1.pt_1_0 Receiever b LSR_1.pr_1_0
3. Link LSR_1←→LSR_2 Jenis koneksi yang digunakan adalah dengan mengunakan teknologi DS3 yang mempunyai lebar pita hingga 45 Mbps.
158 Tabel 4.164 Pengaturan Link LSR_1←→LSR_2 Name LSR_1<->LSR_2 Model PPP_DS3 Transmitter a LSR_1.pt_0_0 Receiever a LSR_1.pr_0_0 Transmitter b LSR_2.pt_0_0 Receiever b LSR_2.pr_0_0
4. Link LSR_2←→BPPT_Serpong Jenis koneksi yang digunakan adalah dengan mengunakan teknologi DS3 yang mempunyai lebar pita hingga 45 Mbps. Tabel 4.165 Pengaturan Link LSR_2←→BPPT_Serpong Name LSR_2<->BPPT_Serpong Model PPP_DS3 Transmitter a LSR_2.pt_1_0 Receiever a LSR_2.pr_1_0 Transmitter b BPPT_Serpong.Serpong_460.Router.pt_3_0 Receiever b BPPT_Serpong.Serpong_460.Router.pr_3_0
5. Assign IP Address Dengan menggunakan pilihan menu “Protocol” pilih menu “IP”, kemudian pilih menu “Auto-Assign IP Addresses”, maka dengan sendirinya tiap-tiap node yang ada di topologi akan diberikan ip address secara otomatis.
6. MPLS_E-LSP_STATIC Menghubungkan jaringan lokal yang satu dengan jaringan lokal lainnya yang digunakan dengan teknologi MPLS, dengan cara menghubungkan
159 firewall pada jaringan lokal BPPT Thamrin dengan router pada jaringan lokal BPPT Serpong. Tabel 4.166 Pengaturan MPLS_E-LSP_STATIC Name Firewall-Router Model MPLS_E-LSP_STATIC LSP Type E-LSP Path Details Default
Setelah itu pilih menu “Protocol” pilih menu “MPLS”, kemudian pilih menu “Update LSP Details” agar jaringan mengenal path MPLS yang telah kita ciptakan. Kemudian pilih menu “Traffic”, kemudian pilih menu “Confersation Pair Browser” maka akan muncul kotak dialog baru, tentukan jalur komunikasi dan klik kanan pilih menu “create traffic” isikan durasi yang dikehendaki untuk dilihat trafiknya beserta banyaknya paket dan bit per detik yang akan dilewatkan pada jaringan MPLS.
7. MPLS_Config Merupakan node pengaturan trafik yang digunakan untuk MPLS. Tabel 4.167 Pengaturan MPLS_Config Name MPLS_Config Model Mpls_config_object EXP<-->Drop Standart Mapping Predecent EXP<-->PHB Standart Mapping FEC Specification (…) FEC Name MPLS_FEC FEC Details (…) Destination Address 192.0.1.6 LSP Specification Not Used File Traffic Trunk Profile (…)
160 Trunk Name MPLS_Trunk Trunk Details Default
4.3.2.5
Menentukan Data-data Yang Diambil Klik kanan pada ruang kosong, pada menu yang muncul pilih : 1. Global Statistics a. Ethernet = Delay, berfungsi untuk mengetahui delay jaringan secara keseluruhan. b. Voice = Paket End-to-End Delay (Sec), berfungsi untuk mengetahui delay yang dihasilkan dihitung dari pihak-pihak yang paling ujung. Batas yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 200 ms 2. Link Statistics a. Point-to-point = Utilization →, dan Utilization ←, berfungsi untuk melihat utilisasi jaringan yang dihasilkan. b. Point-to-point = Queuing delay →, dan Queuing delay ←, berfungsi untuk mengetahui delay agar sebuah paket dapat ditransmisikan melalui perangkat jaringan.
4.3.2.6
Menjalankan Simulasi WAN 1. Pilih menu Scenarios → Manage Scenarios…, akan muncul kotak dialog baru. 2. Set kolom result menjadi
untuk setiap baris. 3. Set kolom Sim Duration menjadi 5 dan kolom Time Units menjadi minutes(s) untuk tiap baris.
161 4. Tekan tombol OK, maka OPNET akan menjalankan simulasi tersebut secara berantai.
4.4
Evaluasi Hasil Analisa Simulasi WAN Implementasi yang dilakukan semua dengan menggunakan 22 user yang menggunakan aplikasi konferensi video ini.
Gambar 4.23 Grafik Ethernet Delay secara global pada desain Leased Line
162
Gambar 4.24 Grafik Ethernet Delay secara global pada desain Frame Relay
Gambar 4.25 Grafik Ethernet Delay secara global pada desain MPLS
163 Berdasarkan grafik-grafik diatas, terlihat delay yang terjadi di seluruh jaringan tidak signifikan dan masih dibawah 280 ms. Delay semakin bertambah seiring berjalannya waktu dikarenakan semakin banyaknya pengguna aplikasi konferensi video yang terhubung, namun bila semua koneksi sudah terbentuk dan stabil maka delay yang ada menjadi hampir konstan. Namun diantara pilihan jaringan WAN yang ada, yang mempunyai delay jaringan terkecil secara global adalah dengan menggunakan jaringan WAN leased line, sehingga lebih efektif menggunakan teknologi leased line dalam menggunakan aplikasi konferensi video ini dibandingkan desain-desain jaringan WAN lainnya.
Gambar 4.26 Grafik Voice.Paket End-to-End Delay secara global pada desain Leased Line
164
Gambar 4.27 Grafik Voice.Paket End-to-End Delay secara global pada desain Frame Relay
Gambar 4.28 Grafik Voice.Paket End-to-End Delay secara global pada desain MPLS
165 Berdasarkan grafik-grafik diatas, terlihat delay antar paket pada masing-masing penggunaan secara global sangatlah kecil dan tidak terlalu terasa dalam pemakaian. Hal ini disebabkan oleh kecilnya link utilization jaringan internal di BPPT (rata-rata tidak lebih dari 5%). Peningkatan delay bertambah semakin besar seiring pertambahan waktu dikarenakan semakin banyaknya pengguna aplikasi konferensi video yang terhubung di dalam jaringan BPPT, namun bila sudah tidak mengalami penambahan pengguna aplikasi maka delay paket menjadi stabil. Namun diantara pilihan teknologi jaringan WAN yang mempunyai delay antar paket terkecil secara global adalah leased line. Hasil yang didapat dengan menggunakan teknologi jaringan MPLS hampir mendekati hasil teknologi jaringan leased line. Hal ini dikarenakan jalur MPLS yang digunakan dalam simulasi ini hampir mirip dengan desain jaringan leased line yang hanya menggunakan 1 jalur dengan menggunakan lebar pita yang sama, bila jalur yang digunakan dalam desain MPLS ditingkatkan maka akan meningkatkan faktor voice packet end-to-end delay yang telah ada, sehingga lebih efektif menggunakan teknologi leased line dalam menggunakan aplikasi konferensi video ini. Berikut ini adalah Grafik-grafik link utilization dan queuing delay untuk tiap desain jaringan WAN :
166
Gambar 4.29 Grafik Link Utilization pada desain Leased Line
Gambar 4.30 Grafik Link Utilization pada desain Frame Relay
167
Gambar 4.31 Grafik Link Utilization pada desain MPLS
Berdasarkan grafik-grafik diatas, dapat dilihat bagaimana aplikasi konferensi video ini memakan lebar pita pada desain jaringan WAN yang diuji. Dilihat dari link utilization yang dipakai, teknologi jaringan MPLS yang mempunyai link utilization yang paling rendah, dikarenakan pada MPLS mendukung teknologi TE (traffic engineering) dimana terdapat proses pemilihan saluran trafik data untuk menyeimbangkan beban trafik pada berbagai jalur dan titik dalam jaringan. Untuk itu MPLS lebih baik, karena semakin tinggi link utilization maka jaringan tersebut akan semakin buruk kondisinya untuk mengirim data. Hal ini juga disebabkan karena jalur MPLS yang digunakan dalam simulasi ini hampir mirip dengan desain jaringan leased line yang hanya menggunakan 1 jalur dengan menggunakan lebar pita yang sama.
168
Gambar 4.32 Grafik Link Queue Delay in pada desain Leased Line
Gambar 4.33 Grafik Link Queue Delay out pada desain Leased Line
169
Gambar 4.34 Grafik Link Queue Delay in pada desain Frame Relay
Gambar 4.35 Grafik Link Queue Delay out pada desain Frame Relay
170
Gambar 4.36 Grafik Link Queue Delay in pada desain MPLS
Gambar 4.37 Grafik Link Queue Delay out pada desain MPLS
171 Berdasarkan grafik-grafik diatas, dapat dilihat bagaimana tingkat delay dari data-data aplikasi konferensi video yang akan ditransmisikan melalui jaringan WAN. Delay tersebut akan semakin bertambah seiring bertambahnya waktu mengingat semakin banyaknya pengguna aplikasi konferensi video maka akan semakin banyak data yang akan ditransmisikan dan ini akan berpengaruh juga akan waktu dimana jaringan WAN mengtransmisikan datadata aplikasi konferensi video ini. Namun bila dibandingkan dari grafik-grafik diatas, maka dari semua desain jaringan WAN tingkat queuing delay yang terendah adalah dengan menggunakan jaringan MPLS, ini dikarenakan pada jaringan MPLS juga mengandung teknologi Frame Relay yang mampu memberikan banyak jalur untuk mentransmisikan data sehingga waktu tunggu pengiriman paket yang diperlukan untuk mengirimkan data akan lebih dipersingkat. Sedangkan pada jaringan leased line bila kondisi jaringan sedang penuh akan berpengaruh pada waktu pengantrian paket karena pada leased line hanya meyediakan 1 hubungan dari LAN yang satu ke LAN yang lainnya. Setelah dibandingkan ternyata didapatkan bahwa untuk menggunakan aplikasi konferensi video ini maka desain jaringan WAN yang paling baik adalah dengan menggunakan desain jaringan leased line, dikarenakan seperti yang disebutkan hal yang paling penting dalam sebuah aplikasi konferensi video adalah elemen delay. Dapat dilihat bahwa tingkat ethernet delay dan voice packet end-to-end delay lebih unggul dengan menggunakan teknologi leased line.
172 Berikut adalah pengaturan jaringan leased line BPPT secara nasional dalam OPNET dan juga hasil simulasi dari jarigan leased line BPPT secara nasional :
Gambar 4.38 Jaringan WAN BPPT Skala Nasional 1. Link BPPT_Lampung←→BPPT_Thamrin_&_Serpong Tabel 4.168 Pengaturan Link BPPT_Lampung←→BPPT_Thamrin_&_Serpong Name BPPT_Lampung<->BPPT_Thamrin_&_Serpong Model T3 Transmitter a BPPT_Lampung.Router.ppp_tx_1_0 Receiver a BPPT_Lampung.Router.ppp_rx_1_0 Transmitter b BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Thamrin.Router. ppp_tx_1_0 Receiver b BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Thamrin.Router. ppp_rx_1_0
2. Link BPPT_Thamrin_&_Serpong←→BPPT_Yogyakarta Tabel 4.169 Pengaturan Link BPPT_Thamrin_&_Serpong←→BPPT_Yogyakarta Name BPPT_Thamrin_&_Serpong<->BPPT_Yogyakarta Model T3 Transmitter a BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Serpong.Serpo ng_460.Router.ppp_tx_2_0
173 Receiver a Transmitter b Receiver b
BPPT_Thamrin_&_Serpong.BPPT_Serpong.Serpo ng_460.Router.ppp_rx_2_0 BPPT_Yogyakarta.Router.ppp_tx_1_0 BPPT_Yogyakarta.Router.ppp_rx_1_0
3. Link BPPT_Yogyakarta←→BPPT_Surabaya Tabel 4.170 Surabaya Name Model Transmitter a Receiver a Transmitter b Receiver b
Pengaturan
Link
BPPT_Yogyakarta←→BPPT_
BPPT_Yogyakarta<->BPPT_Surabaya T3 BPPT_Yogyakarta.Router.ppp_tx_2_0 BPPT_Yogyakarta.Router.ppp_rx_2_0 BPPT_Surabaya.Router.ppp_tx_1_0 BPPT_Surabaya.Router.ppp_rx_1_0
4. Link BPPT_Surabaya←→BPPT_Denpasar Tabel 4.171 Pengaturan Link BPPT_Surabaya←→BPPT_Denpasar Name BPPT_Surabaya<->BPPT_Denpasar Model T3 Transmitter a BPPT_Surabaya.Router.ppp_tx_2_0 Receiver a BPPT_Surabaya.Router.ppp_rx_2_0 Transmitter b BPPT_Denpasar.Router.ppp_tx_1_0 Receiver b BPPT_Denpasar.Router.ppp_rx_1_0
174
Gambar 4.39 Grafik Ethernet Delay secara global pada skala nasional
Gambar 4.40 Grafik Paket End-to-End Delay secara global pada skala nasional
175
Gambar 4.41 Grafik link utilization Yogyakarta←→Surabaya pada skala nasional
Gambar 4.42 Grafik link utilization Lampung←→Thamrin pada skala nasional
176
Gambar 4.43 Grafik link utilization Serpong←→Yogyakarta pada skala nasional
Gambar 4.44 Grafik link utilization Surabaya←→Denpasar pada skala nasional
177
Gambar 4.45 Grafik link utilization Thamrin←→Serpong pada skala nasional
Gambar 4.46 Grafik link Queue Delay in Lampung←→Thamrin pada skala nasional
178
Gambar 4.47 Grafik link Queue Delay Out Lampung←→Thamrin pada skala nasional
Gambar 4.48 Grafik link Queue Delay in Thamrin←→Serpong pada skala nasional
179
Gambar 4.49 Grafik link Queue Delay out Thamrin←→Serpong pada skala nasional
Gambar 4.50 Grafik link Queue Delay in Serpong←→Yogyakarta pada skala nasional
180
Gambar 4.51 Grafik link Queue Delay out Serpong←→Yogyakarta pada skala nasional
Gambar 4.52 Grafik link Queue Delay in Yogyakarta←→Surabaya pada skala nasional
181
Gambar 4.53 Grafik link Queue Delay out Yogyakarta←→Surabaya pada skala nasional
Gambar 4.54 Grafik link Queue Delay in Surabaya←→Denpasar pada skala nasional
182
Gambar 4.55 Grafik link Queue Delay out Surabaya←→Denpasar pada skala nasional
Secara teoritis, sebuah jaringan lokal dengan lebar pita 100Mbps full duplex dapat menangani hingga 100 pengguna secara bersamaan, dengan syarat lebar pita yang ada dipakai semua untuk aplikasi konferensi video dengan kebutuhan lebar pita sebesar 250 KB/s. perhitungannya adalah sebagai berikut : Jumlah pengguna maksimum =a
Lebar pita a Besar lebar pita yang terpakai
= a(100 Mbps * 1000)a (250KB/s * 8) = 50 User Namun bila melewati jaringan WAN tentunya banyaknya lebar pita yang ditawarkan untuk melewatkan aplikasi konferensi video ini akan lebih
183 kecil daripada jaringan LAN, oleh karena itu pada jaringan WAN yang menggunakan teknologi T3 ini yang meyediakan lebar pita sebesar 44,736 Mbps maka desain WAN ini hanya mampu untuk menampung sebanyak 22 pengguna secara bersamaan, dengan syarat lebar pita yang ada dipakai semua untuk aplikasi konferensi video dengan kebutuhan lebar pita sebesar 250 KB/s perhitungannya adalah sebagai berikut : Jumlah pengguna maksimum =a
Lebar pita a Besar lebar pita yang terpakai
= a(44,736 Mbps * 1000)a (250KB/s * 8) = 22,368 User = 22 User Pada kenyataannya, angka yang dicapai biasanya kurang dari yang semestinya dapat di-cover baik jaringan LAN, maupun jaringan WAN. Hal ini disebabkan adanya aplikasi lain yang menggunakan kapasitas jaringan dan kualitas dari jaringan itu sendiri.